Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dharma Agung Wicaksono Wahyu Putra

NIM : 01716144990
Prodi : Matekstosi 2C
Makul : Ilmu Komunikasi

KOMUNIKASI KELOMPOK

A. Pengertian Kelompok

Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.
Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang
untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua
aspek kehidupan.

B. Tipe Kelompok

Ronald B. Adler dan Goerge Rodman dalam bukunya Understanding Human


Communication membagi kelompok dalam tiga tipe, yaitu kelompok belajar (learning
group), kelompok pertumbuhan (grown!) group), dan kelompok pemecahan masalah
(problem solving group). Masing-masing tipe kelompok memiliki karakteristik dan tujuan
yang berbeda, berikut adalah penjelasannya:

1. Kelompok Belajar (Learning Group)

Ketika kita mendengar kata “belajar” atau learning, perhatian dan pikiran kita hampir
selalu tertuju pada suatu lembaga pendidikan ataupun sekolah. Meskipun institusi
pendidikan tersebut termasuk dalam klasifikasi learning group, namun ia bukan satu-
satunya

2. Kelompok Petumbuhan (Growth Group)

Kelompok pertumbuhan lebih memusatkan perhatiannya kepada permasalah pribadi yang


dihadapi para anggoranya. Wujud nyata dari growth group ini misalnya, kelompok
bimbingan perkawinan, kelompok bimbingan psikologi, kelompok terapi, kelompok
pertumbuhan memusatkan aktivitasnya kepada penumbuhan keyakinan diri, yang biasa
disebut dengan consciousness raising group.

3. Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)

Orang-orang yang terlibat dalam kelompok pemecahan masalah, bekerja bersama-sama


untuk mengatasi persoalan bersama yang mereka hadapi. Dalam sebuah keluarga
misalnya, bagaimana seluruh anggota keluarga memecahkan persoalan tentang cara
pembagian kerja yang memungkinkan mereka terlibat dalam pekerjaan rumah tangga,
seperti tugas apa yang harus dilakukan seorang suami, apa yang menjadi tanggung jawab
istri, dan pekerjaan-pekerjaan apa yang dibebankan kepada anak-anaknyaProblem
solving gorup dalam operasionalisasinya, melibatkan dua aktivitas penting.

 Pengumpulan informasi (gathering information); bagaimana suatu kelompok sebelum


membuat suatu keputusan, berusaha mengumpulkan informasi yang penting dan
berguna untuk landasan pengambilan keputusan tersebut.

 Pembuatan keputusan atau kebijakan itu sendiri yang berdasar pada hasil
pengumpulan informasi.

John F. Cragan dan David W.Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua :
deskriptif dan peskriptif.

1. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses


pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi,
kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga:

a. Kelompok Tugas

Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau


merancang kampanye politik.

b. Kelompok Pertemuan

Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai
acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang
dirinya.

c. Kelompok Penyadar

Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok
penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.
Kelompok revolusioner radikal (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini
dengan cukup banyak.
2. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota
kelompok dalam mencapai tujuan kelompok Cragan dan Wright mengkategorikan enam
format kelompok preskriptif, yaitu diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum,
kolokium, dan prosedur parlementer.

C. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi

 Konformitas

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok


sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam
kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk
mengatakan dan melakukan hal yang sama.

 Fasilitasi Sosial

Fasilitasi (dari bahasa Perancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi
pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa
kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku
individu.

 Polarisasi

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi
kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum
diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka
akan menentang lebih keras.
D. Pengertian Komunikasi Kelompok

Anwar Arifin

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang


dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan
sebagainya. (Anwar Arifin, 1984)

Michael Burgoon

Komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih,
dengan tujuan yang telah diketahuifseperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggotaanggota yang lain secara tepat. (dalam Wiryanto, 2005)

Ronald Adler dan George Rodman

Kelompok atau group merupakan sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi,
biasanya tatap muka dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu

E. Elemen-elemen Komunikasi Kelompok

Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human


Communication, berpendapat bahwa ada empat elemen dalam komunikasi kelompok, yaitu:

1. Interaksi

Interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui
interaksi inilah, dapat dilihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut
dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam
aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang
hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut
sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai
mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.
2. Waktu

Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat
digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka
waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang
tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara

3. Ukuran/Jumlah Partisipan

Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang
memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 320 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah
anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan
setiap anggota kelompok untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota
kelompok lainnya. Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap
anggota mampu mengenal dan memberi reaksi pada anggota lain atau setiap anggota
mampu melihat dan mendengar anggota yang lain atau seperti yang dikemukakan dalam
definisi pertama.

4. Tujuan.

Tujuan mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan


membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu
atau lebih tujuannya.

F. Karakteristik Komunikasi Kelompok

1. Komunikasi yang berlangsung bersifat homogen.

2. Dalam komunikasi kelompok terjadi kesempatan dalam melakukan tindakan pada saat itu
juga.

3. Arus balik dalam komunikasi kelompok terjadi secara langsung karena komunikator
dapat mengetahui reaksi komunikan pada saat komunikasi sedang berlangsung.

4. Pesan yang diterima komunikan dapat bersifat rasional (terjadi pada komunikasi
kelompok kecil) dan bersifat emosional (terjadi pada komunikasi kelompok besar).
5. Komunikator masih dapat mengetahui dan mengenal komunikan meskipun hubungan
yang terjadi tidak erat seperti pada komunikasi interpersonal.

6. Komunikasi kelompok akan menimbulkan konsekuensi bersama untuk mencapai tujuan


yang diinginkan.

7. Jumlah lebih dari dua orang.


8. Informal.

9. Terdapat norma-norma yang disepakati bersama.

Berikut ini adalah karakteristik komunikasi kelompok menurut Jalaluddin Rakhmat: '

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam artinya
menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage
(perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas artinya sedikit sekali
kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder
komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder


nonpersonal.

3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi,
sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder


instrumental.

5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder


formal.

G. Fungsi Komunikasi Kelompok

Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi


yang akan dilaksanakannya. F ungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial,
pendidikan, persuasi. pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dan fungsi terapi.
Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk pembuatan kepentingan masyarakat, kelompok dan
para an ggota kelompok itu sendiri.
1. Fungsi hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan
memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya seperti bagaimana suatu
kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan
aktivitas yang informal, santai dan menghibur.

2. Fungsi pendidikan, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun
informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahun.

3. Fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya


supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

4. Fungsi pemecahan masalah (problem solving), hal ini berkaitan dengan penemuan
alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan
(decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi,
pemecahn masalah menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan.

5. Fungsi Penyadaran, kelompok tetapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya,


karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah
membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya.

Anda mungkin juga menyukai