Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH TEORI KOMUNIKASI

PENGGUNAAN TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI KELOMPOK

Disusun Oleh :
DEWI WULANDARI 44215120027
PUTRI CHAIRUNNISA 44215110178
SAMIADJIE 44215120012

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


JURUSAN HUBUNGAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2016
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak berkomunikasi.
Begitupun halnya saat kita berkelompok. Komunikasi seakan menjadi ruh dalam jasad
sebuah kelompok. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi sukses atau
gagalnya suatu kelompok bergantung pada komunikasinya. Seberapa intens dan efektif
suatu komunikasi dapat dibangun.
Dalam komunikasi kelompok sering kali ada kegiatan penting yang sangat menunjang
keberhasilan kelompok tersebut, diskusi contohnya. Namun saat ini, banyak permasalahan
yang terjadi di kalangan sebuah kelompok dan inti masalahnya adalah kurangnya
komunikasi. Permasalahan komunikasi yang terjadi pun tak hanya intern saja tapi juga
eksternalnya.
Berdasarkan permasalahan di atas, penting kiranya agar kita memahami arti Komunikasi
Kelompok. Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas hal-hal mengenai
komunikasi kelompok

1.2. Tujuan
Pembuatan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Nono
Sungkono selaku dosen Teori Komunikasi dengan materi Penggunaan Teori dan Model
Komunikasi Kelompok.

1.3. Manfaat
Adapaun manfaat dari tugas ini adalah untuk mengetahui penggunaan teori dan model
komunikasi kelompok.

1
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, berupa ide, gagasan, atau
pesan dari satu pihak ke pihak lain. Penyampaian informasi tersebut bisa secara lisan
(verbal) atau berupa tulisan. Atau bisa juga melalui gerak/bahasa tubuh (non verbal).

2.2. Pengertian Kelompok


Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah,
atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan
teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan
yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang
mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang
lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni
adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

2.3. Pengertian Komunikasi Kelompok


Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang
komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok
oarang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah oarang yang
dalam kelompok itu sedikit, berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut
komunikasi kelompok kecil, jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar
dinamakan komunikasi kelompok besar.
2.3.1. Bentuk Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok terdiri atas dua bentuk, yaitu :

2
3

a. Komunikasi Kelompok Deskriptif


Dalam komunikasi kelompok deskriptif, pengelompokkan sejumlah orang terdiri
atas kelompok tugas, kelompok pertemuan, dan kelompok penyadar.
b. Komunikasi Kelompok Perspektif
Dalam komunikasi kelompok perspektif akan dijelaskan bagaimana suatu
kelompok dapat menyelesaikan suatu persoalan, menyelesaikan tugas,
menyampaikan gagasan, dan hal-hal lain yang dapat dikomunikasikan antara
sejumlah orang yang terlibat dalam kelompok tersebut. Berikut ini adalah format
yang biasa dilakukan pada komunikasi kelompok perspektif, antara lain:
 Diskusi meja bundar adalah format berdiskusi dengan cara melingkar
dimana tidak ada seorang moderator yang ditunjuk secara khusus.
 Forum ceramah adalah format diskusi yang dilakukan terutama sekali
untuk saling berbagi informasi.
 Prosedur parlementer adalah format diskusi yang secara ketat mengatur
peserta diskusi yang besar pada periode waktu yang tertentu ketika
sejumlah keputusan harus dibuat.
 Seminar adalah seorang /kelompok ahli yang bertugas menjawab
pertanyaan-pertanyaan hadirin/pers.
2.3.2. Tipe Komunikasi Kelompok
1) Kelompok Belajar (Learning Group)
Ketika kita mendengar kata “belajar” atau learning, perhatian dan pikiran
kita hampir selalu tertuju pada suatu lembaga pendidikan ataupun sekolah.
Meskipun institusi pendidikan tersebut termasuk dalam klasifikasi learning
group, namun itu bukan satu-satunya. Kelompok yang memberi
keterampilan berenang ataupun kelompok yang mengkhususkan
kegiatannya pada digolongkan ke dalam kelompok belajar tersebut. Jadi,
apa pun bentuknya, tujuan dari learning group ini adalah meningkatkan
pengetahuan atau kemampuan para anggotanya. Satu ciri yang menonjol
dari learning group ini adalah adanya pertukaran informasi dua arah,
artinya setiap anggota dalam kelompok belajar adalah kontributor atau
penyumbang dan penerirna pengetahuan.
2) Kelompok Pertumbuhan (Growth Group)
Jika learning anggotanya group para anggotanya terlibat dalam persoalan-
persoalan eksternal sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka
4

kelompok pertumbuhan lebih memusatkan perhatiannya kepada


permasalahan pribadi yang dihadapi para anggotanya. Wujud nyata dari
growth group ini adalah kelompok bimbingan perkawinan, kelompok
bimbingan psikologi, kelompok terapi sebagaimana yang sudah diuraikan
pada Kegiatan Belajar 1, serta kelompok yang memusatkan aktivitasnya
kepada penumbuhan keyakinan diri, yang biasa disebut dengan
consciousness raising group. Karakteristik yang terlibat dalam tipe
kelompok growth group ini adalah tidak mempunyai tujuan kolektif yang
nyata, dalam arti bahwa seluruh tujuan kelompok diarahkan kepada usaha
untuk membantu para anggotanya mengidentifikasi dan mengarahkan
mereka untuk peduli dengan persoalan pribadi yang mereka hadapi.
3) Kelompok Pemecahan Masalah (Problem Solving Group)
Orang-orang yang terlibat dalam kelompok pemecahan masalah, bekerja
bersama-sama untuk mengatasi persoalan bersama yang mereka hadapi.
Dalam sebuah keluarga misalnya, bagaimana seluruh anggota keluarga
memecahkan persoalan tentang cara-cara pembagian kerja yang
memungkinkan mereka terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, seperti
tugas apa yang harus dilakukan seorang suami, apa yang menjadi
tanggung jawab istri, dan pekerjaan-pekerjaan apa yang dibebankan
kepada anak-anaknya. Atau dalam contoh lain, bagaimana para warga
yang tergabung dalam satu Rukun Tetangga (RT) berusaha
mengorganisasi diri mereka sendiri guna mencegah tindak pencurian
melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan atau lebih dikenal dengan
siskamling. Problem solving dalam operasionalnya, melibatkan da aktivitas
penting. Pertama, pengumpulan informasi (gathering information) :
bagaimana suatu kelompok sebelum membuat keputusan, berusaha
mengumpulkan informasi yang penting dan berguna untuk landasan
pengambilan keputusan tersebut. Dan kedua adalah pembuatan keputusan
atau kebijakan itu sendiri yang berdasar pada hasil pengumpulan informasi.

2.3.3. Tujuan Komunikasi Kelompok


1. Menanamkan Pengetahuan (To Import Knowledge)
Dengan adanya interaksi tatap muka interaksi tatap muka, jumlah partisipan
yang
5

terlibat dalam interaksi (minimal 3 orang, maksimal 20 orang), maksud atau


tujuan yang dikehendaki dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan
karakteristik pribadi anggota lainnya. Terlebih komunikasi kelompok sangat
menjunjung tinggi terminologi tatap muka (face to face). Karena hal tersebut
pastinya akan mestimulus pelaku komunikasi dang menghasilkan feedback
yang cepat dalam proses komunikasi.
2. Pemeliharaan Diri (Self Maintenance)
Biasanya memusatkan perhatiannya pada anggota kelompok atau struktur dari
kelompok itu sendiri. Tindak komunikasi yang dihasilkan adalah kepuasan
kebutuhan pribadi, kepuasan kebutuhan kolektif/kelompok bahkan
kelangsungan hidup dari kelompok itu sendiri.
3. Sarana Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Maka kelompok tersebut biasanya melibatkan beberapa tipe pembuatan
keputusan untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

2.3.4. Fungsi Komunikasi Kelompok


Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup
fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan dan fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk
pembuatan kepentingan masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu
sendiri.
Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti
bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan
sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin
memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang
informal, santai dan menghibur. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok,
dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja
untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahun.
Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya
mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok,
membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya.
6

Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk


memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan
masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang
tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making)
berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan
masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.
Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki
perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki
tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai
perubahan personalnhya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan
anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya
adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai
konsensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok konsultasi
perkawinan, kelompok penderita narkotika, dan sebagainya.

2.4. Teori Komunikasi Kelompok


a. Pengertian Teori
Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian social. Teori adalah
seperangkat konsep atau konstruk, definisi dan proposisi yang berusaha
menjelaskan hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci
hubungan sebab-akibat yang terjadi.
Teori juga merupakan hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia
membangun teori untuk menjelaskan, memprediksi, dan kontrol fenomena
tertentu (misalnya, benda mati, kejadian di alam, atau perilaku hewan). Seringkali,
teori dipandang sebagai model realitas (misalnya: jika seekor kucing mengeong
sarana untuk makanan). Sebuah teori membentuk generalisasi pada banyak
pengamatan dan terdiri dari kumpulan ide yang koheren dan saling terkait.
b. Teori Komunikasi Kelompok
 TEORI PERBANDINGAN SOSIAL ( Social Comparison Theory)
Teori atau pendekatan perbandingan sosial mengemukakan
bahwatindakan komunikasi dalam kelompok berlangsung karena adanya
kebutuhan-kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap,
pendapat dankemarnpuannya dengan individu-individu lainnya.Dalam
pandangan teori perbandingan sosial ini, tekanan seseorang
7

untukberkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami


peningkatan, jika muncul ketidaksetujuan yang berkaitan dengan suatu
kejadian atau peristiwakalau tingkat pentingnya peristiwa tersebut
peningkat dan apabila hubungan dalam kelompok (group cohesiveness )
juga menunjukkan peningkatan. Selain itu,setelah suatu keputusan
kelompok dibuat, para anggota kelompok akan salingberkomunikasi untuk
mendapatkan informasi yang mendukung atau membuatindividu-individu
dalam kelompok lebih merasa senang dengan keputusan yangdibuat
tersebut.Sebagai tambahan catatan, teori perbandingan sosial ini
diupayakan untukdapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari
para anggota kelompokmengalami peningkatan atau penurunan.
Contoh kasus: Adanya perbedaan pendapat dan adanya
perbedaan tujuan disebuah kantor ada sebuah perbedaan sosial yaitu
antara atasan dan bawahan, manajer dan karyawan dengan ini biasanya
sering terjadi konflik atau masalah dan juga kerjaan yang menumpuk ,
karyawan yang tidak disiplin dan adanya perbedaan gaji ini dapat menjadi
suatu konflik perbandingan sosial dan dimana ada juga sama-sama
karyawan tapi dibedakan gaji dan fasilitas ini juga salah satu perbandingan
sosial yang jelas akan menimbulkan suatu konflik.

 TEORI PENCAPAIAN KELOMPOK (Group Achievment Theory)


Teori pencapaian kelompok ini sangat berkaitan dengan
produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui
pemeriksaan masukandari anggota (member inputs ), variabel - variabel
perantara (mediating variables),dan keluaran dari kelompok (group
output).Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok
dapatdiidentifikasikan sebagai perilaku, interaksi dan harapan-harapan
(expectations ) yang bersifat individual. Sedangkan variabel-variabel
perantara merujuk padastruktur formal dan struktur peran dari kelompok
seperti status dan tujuan-tujuan kelompok. Dan yang dirnaksud dengan
keluaran atau output kelompokadalah pencapaian atau prestasi dari tugas
atau tujuan kelompok.Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan
melalui konsekuensiperilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui
struktur kelompok. Dengan katalain, perilaku, interaksi dan harapan-
8

harapan (input variables ) mengarah padastruktur formal dan struktur


peran (mediating variables ) yang sebaliknya variabelini mengarah pada
produktivitas, semangat dan keterpaduan (groupachievement)
Contoh kasus : ketika ada suatu kelompok suku budaya yaitu
budaya batak dan jawa yang membedakan antara bahsa dan konotasi
dalam pengucapan kalau jawa terkenal dengan kelembutannya akan
tetapi suku batak yang terkenal dengan suara keras dan lantang ini
terkadang menjadi suatu problem karna pada dasar nya orang-orang di
indonesia terlalu sensitif oleh karna itu dari kedua suku akan menimbulkan
konflik apabila ada suatu percakapan yang sebenernya biasa saja tapi
kalau ditanggapi dengan konotasi suara yang kencang akan menimbulkan
seperti suatu emosi dan dengan kelmbutan di anggap tidak keseriusan
dan ini dapat menjadi konflik antara suku-suku yang ada di indonesia.

 TEORI PERTUKARAN SOSIAL (SOCIAL EXCHANGE THEORY)


Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa
seseorangdapat mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari
kelompok denganmengkaji hubungan di antara dua orang (dyadic
relationship). Suatu kelompokdipertimbangkan untuk menjadi sebuah
kumpulan dari hubungan antara duapartisipan tersebut.Perumusan
tersebut mengasumsikan bahwa interaksi manusia melibatkanpertukaran
barang dan jasa, dan bahwa biaya (cost ) dan imbalan (reward ) dipahami
dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respons
dariindividu-individu selama interaksi sosial. Jika imbalan dirasakan tidak
cukup ataulebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri,
atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk
melindungi imbalanapa pun yang mereka cari.Pendekatan pertukaran
sosial ini penting karena berusaha menjelaskanfenomena kelompok
dalam lingkup konsep-konsep ekonomi dan perilakumengenai biayanya
dan imbalan.
Contoh Kasus : Hubungan suami istri melalui sebuah ikatan
pernikahan. Pola-pola perilaku dalam sebuah pernikahan, hanya akan
langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa
teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan
9

perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula


sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.
Banyak perceraian diantara pasangan suami istri terjadi karena salah satu
di antara mereka merasa tidak terjadi kecocokan dengan pasangannya
serta merasa dirugikan dengan ikatan pernikahan tersebut. Fenomena
perceraian sangat sering kita saksikan melalui layar televisi, perceraian
selebritis. Bahkan buntut dari perceraian tersebut adalah sebuah
pertikaian dimana antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Yang
awalnya mereka saling mengumbar kasih sayang tetapi setelah bercerai
malah saling melempar caci maki dan kebencian.Sebuah ikatan antara
suami istri dalam pernikahan harusnya dipandang sebagai sebuah ikatan
suci dan sakral. Sebelum membangun komitmen dalam sebuah ikatan
pernikahan seharusnya antara pria dan wanita harus saling mengenal satu
sama lain. Alangkah baiknya jika sebuah pernikahan dilandasi oleh
pemahaman agama yang baik. Dalam menjalani ikatan pernikahan
seharusnya suami istri selalu berkomunikasi secara intens dan terbuka
satu sama lain. Masing-masing pasangan juga harus saling memahami
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pasangannya. Ketika pasangan
tidak mampu dalam suatu hal maka alangkah bijaknya jika ia tidak
menuntut hal tersebut diluar kesanggupan pasangannya. Komitmen-
komitmen seperti inilah yang harus dikedepankan agar tidak terjadi
perselisihan yang akan berakibat pada perceraian.
2.5. Model Komunikasi Kelompok
Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau
gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal.
Perbedaan pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan,
sementara model hanya merupakan representasi. Yang dimaksud model komunikasi
adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan
kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
Struktur jaringan komunikasi kelompok merupakan suatu struktur saluran dimana
informasi melewatinya dari individu yang satu ke individu lainnya. Jaringan tersebut
mangandung alur informasi, dan ia mencerminkan interaksi formal antar anggota
kelompok.
Menurut Devito, ada 5 struktur jaringan komunikasi kelompok, diantaranya:
10

1. Jaringan Komunikasi Lingkaran

Pada jaringan komunikasi lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi


dengan dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam
model ini sebuah organisasi tidak memiliki pemimpin, semua anggota posisinya
sama, mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi
kelompok. Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota bisa terjadi
interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada
tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level, pada intinya setiap
anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.

2. Jaringan Komunikasi Roda

Dalam struktur roda, sebuah kelompok atau organisasi memiliki pemimpin


yang jelas, yaitu posisinya dipusat. Struktur ini memasukkan satu orang yang
berkomunikasi dengan masing-masing orang dari sejumlah orang lainnya, satu orang
tersebut adalah pemimpin. Orang (pemimpin) ini merupakan satu-satunya yang dapat
mengirim dan menerima pesan dari semua anggota.
11

Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain
maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada
ditengah (pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk
mempengaruhi anggotanya. Penyelesaian masalah dalam stuktur roda bisa dibilang
cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.

3. Jaringan Komunikasi Y

Struktur Y relatif kurang tersentralasasi dibanding karakteristik individu dan


perilaku komunikasi dalam struktur roda. Tetapi lebih tersentralasasi dibanding
dengan pola lainnya.
Jaringan Y memasukkan dua orag sentral yang menyampaikan informasi kepada
yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokan. Pada jaringan ini, seperti pada
jaringan rantai, sejumlah saluran terbuka dibatasi, dan komunikasi bersifat
disentralisasi atau dipusatkan. Orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi dengan
orang-orang tertentu saja.
Dalam struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas, tetapi semua aggota lain
berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirim dan menerima pesan
dari dua orang lainnya, sedangkan ketiga anggota lainnya terbatas hanya dengan
satu orang saja.

4. Jaringan Komunikasi Rantai


12

Dalam struktur rantai dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke
bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung
(komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.
Sistem komunikasi dalam struktur rantai sama dengan struktur lingkaran
kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan
satu orang saja. Keadaan terpusat juga terjadi disini. Orang yang berada ditengah
lebih berperan sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada diposisi lain. Dalam
struktur ini, Sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi
berkomunikasi degan orang-orang tertentu saja.

5. Jaringan Komunikasi Bintang

Struktur ini juga hampir sama dengan struktur limgkaran. Dalam arti semua
amggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama untuk
mempengaruhi anggota lainnya. Pada jaringan pinwheel seluruh saluran terbuka.
Setiap orang berkomunikasi sengan setiap orang lainnya. Jaringan pinwheel ini
memberikan contoh suatu struktur komunikasi yang desentralisasi.
Jaringan terpusat/sentralisasi dan desentralisasi memiliki kegunaan yang
berbeda. Sebagai contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan
masalah secara kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan informasi secara cepat.

Dari kelima struktur jaringan komunikasi tersebut, struktur jaringan manakah yang
paling baik atau paling buruk? Maka jawabannya adalah tidak ada, karena tidak ada
struktur jaringan komunikasi yang paling baik dan paling buruk, baik buruknya struktur
jaringan komunikasi tidak bisa dinilai dari segi definisinya, melainkan bagaimana
struktur jaringan tersebut digunakan dan dijalankan dalam sebuah kelompok atau
organisasi. Bila struktur jaringan komunikasi digunakan dalam sistem organisasi yang
13

baik dan sesuai dengan kinerja organisasi baik dalam kepemimpinan maupun aktifitas
anggota lainnya maka struktur jaringan komunikasi tersebut akan dinilai baik, begitu
pula sebaliknya.

2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi Kelompok


1. Faktor situasional karakteristik kelompok:
a. Ukuran kelompok.
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung
pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat
dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif,
masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi.
Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi
untuk menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada
kelompok tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan
tugas. Yakni, makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang
diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk
dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam
satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara
keseluruhan akan berkurang.
Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran
kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan
konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok
kecil supaya produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan
sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas memerlukan
kegiatan yang divergen (seperti memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif),
diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.
Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater (dalam Rakmat, 2004)
menunjukkan bahwa makin besar ukuran kelompok makin berkurang kepuasan
anggota-anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai batas optimal untuk
mengatasi masalah hubungan manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang
cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap menghambur-hamburkan
waktu oleh anggota-anggota kelompok.
14

b. Jaringan komunikasi.
Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai
berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi
kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.
Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota
kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan
kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam
bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota
secara interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan
fungsi kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan personal.
Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota kelompok,
makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam
kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi, sehingga
komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang
kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat dengan kelompoknya, maka
mereka makin mudah melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin
mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak
toleran pada anggota yang devian.
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi
kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor
yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya
kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danLippit (1960). Mereka
mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez
faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang
seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan demokratis menampilkan
pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk
membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez faire
memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan
individual dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal.
15

2. Faktor personal
a. Kebutuhan interpersonal
William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal
Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena
didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:
1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).
2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).
3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.
b. Tindak komunikasi
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota
berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun
nonverbal).
c. Peranan
Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok
dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional
yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak
jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam
Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok
terkategorikan sebagai berikut:

1. Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah


atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan
upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang
tercapainya tujuan kelompok.
2. Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan dengan
usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.
3. Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota kelompokuntuk
memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok.
16

2.7. Hambatan dan Solusi Komunikasi Kelompok


Terdapat hambatan dalam komunikasi kelompok yang mengakibatkan pesan atau
informasi yang disampaikan tidak diterima dengan baik oleh anggota. Hambatan-
hambatan tersebut ialah :
a) Masalah dalam Mengembangkan pesan
Sumber masalah dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam
memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan
seperti munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi
yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan emosional atau
kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan. Jika sesorang menglami
keraguan dalam menyampaikan suatu pesan maka ada keendrungan seseorang
akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan pesan lebih lanjut. Jika
seseorang gagal dalam mengembangkan pesan, proses komunikasi akan dimulai
dengan sesuatu yang salah, yang pada akhirnya akan membawa kegagalan yang
berkelanjutan.
b) Masalah dalam Menyampaikan Pesan
Masalah yang paling jelas disini adalah faktor fisik seperti kesalahan pada
sambungan kabel pada sound system, kualitas suara yang kurang baik, lampu
yang tiba-tiba padam, salinan surat yang tak terbaca dan lain-lain. Masalah lain
dalam menyampaikan suatu pesan adalah bila dua buah pesan yang disampaikan
mempunyai arti yang saling berlawanan atau bermakna ganda. Masalah serupa
juga akan muncul jika pesan disampaikan melalui saluran penghubung yang
cukup panjang.
c) Masalah dalam Menerima Pesan
Masalah yang muncul dalam menerima suatu pesan antara lain adanya
persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lamou
yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi
penerima. Masalah lain juga bisa muncul akibat kondisi kesehatan yang kurang
baik.
d) Masalah dalam Menafsirkan Pesan
Masalah yang muncul dalam menafsirkan isi pesan disebabkan oleh
beberapa hal yaitu :
 Perbedaan Latar Belakang
17

Bila pengalaman hidup penerima secara mendasar berbeda dengan


pengirim pesan, komunikasi menjadi semakin sulit. Perbedaan usia,
pendidikan, jenis kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar
belakang budaya, tempramen, kesehatan, popularitas ataupun agama
dapat mempersulit atau mengganggu proses komunikasi.
 Perbedaan Penafsiran Kata
Perbedaan penafsiran kata sering terjadi karena majemuknya latar
belakang budaya yang ada.
 Perbedaan Reaksi Emosional
Seseorang mungkin bereaksi secara berbeda terhadap kata yang
sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan yang jelas dapat
diterima di suatu kondisi akan dapat membingungkan dalam situasi
yang berbeda. Hal ini tergantung pada hubungan emosional antara
penerima dengan pengirim pesan. Setiap pesan paling tidak
mengandung dua hal yaitu dalam artian isi yang berkaitan dengan
subjek suatu pesan dan dalam artian hubungan yang memberikan sifat
suatu interaksi antara pengirim dan penerima pesan.
BAB. III

KESIMPULAN

Dari makalah yang kami buat, terdapat beberapa point yang dapat kami simpulkan, yaitu :

1. Komunikasi Kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara komunikator dengan


sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari 2 orang.
2. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan, sementara
model hanya merupakan representasi.
3. Teori Komunikasi Kelompok ada 3 yaitu Teori Perbandingan Sosial ( Social Comparison
Theory), Teori Pencapaian Kelompok (Group Achievment Theory) Dan Teori Pertukaran
Sosial (Social Exchange Theory)
4. Model Komunikasi kelompok memiliki 5 macam, yaitu model Roda, Rantai, Y, Lingkaran
dan Bintang

18
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico.

Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

http://www.academia.edu/7716498/Teori_Komunikasi_Kelompok_Teori_Komunikasi_Kelompok

http://www.geocities.ws/pr_pusing/teori-komunikasi-kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai