Anda di halaman 1dari 227

komunikasi kelompok

Dosen Pembimbing : Dwi Maharani, M.I.Kom.

Kelompok 3 :
1. Ade Surya Danar (161910032)
2. Akbar Ilham (191910037)
3. Elly Oktarina (191910054)
4. Ervin Juniasmar (191910010)
5. Felin Nuari Hadita (191910015)
6. M. Akbar Ghazali (191910033)

Fakultas Ilmu Komunikasi


Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Bina Darma Palembang
Tahun 2020
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini

tepat pada waktunya yangberjudul “Teori Komunikasi Kelompok”.

Terima kasih kepada ma’am Dwi Maharani,M.I.Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah

teori komunikasi atas bimbingan dan ilmu yang telah di berikan, Makalah ini berisikan

tentang informasi tentang Teori Komunikasi Kelompok. Diharapkan Makalah ini dapat

memberikan informasi kepada kita semua tentang Teori Komunikasi Kelompok. kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga bermanfaat bagi kita semua, semoga

Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kemudahan untuk segala usaha kita .

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 pengertian teori komunikasi kelompok

1.2 karakteristik dan sifat komunikasi kelompok

1.3 ciri ciri dan tujuan komunikasi kelompok

1.4 fungsi komunikasi kelompok

1.5 klasifikasi komunikasi kelompok

1.6 pengaruh komunikasi pada perilaku kelompok

1.7 faktor komunikasi kelompok

1.8 teori komunikasi kelompok

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian komunikasi kelompok

A. Menurut McLean (2005) yang dimaksud dengan komunikasi kelompok adalah

sebuah proses dinamis dimana sebagian kecil orang terlibat dalam sebuah

percakapan. Komunikasi kelompok secara umum didefinisikan sebagai pelibatan tiga

hingga delapan orang. Semakin besar sebuah kelompok maka akan semakin mudah

untuk memecahnya ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil.

B. Menurut Brilhart dan Galanes (1998), yang dimaksud dengan komunikasi

kelompok kecil adalah proses menggunakan pesan-pesan untuk menhasilkan makna

yang sama dalam sebuah kelompok kecil manusia. Komunikasi kelompok kecil

merupakan salah satu bagian dari komunikasi interpersonal (Pearson, 2011 : 20).

C. Menurut PhilVenditti (2012) yang komunikasi kelompok adalah pertukaran

informasi antara mereka yang memiliki kesamaan secara budaya, linguistik, dan/atau

geografi.

D. Anwar Arifin (1984) berpendapat bahwa komunikasi kelompok merupakan salah

satu jenis komunikasi yang terjadi dari beberapa individu dalam suatu kelompok

seperti kegiatan rapat, pertemuan, konferensi, dan kegiatan lainnya.

E. Burgoon dalam buku karya Wiryanto(2005) juga memberikan pendapatnya bahwa

komunikasi kelompok merupakan interaksi secara langsung dari beberapa individu

4
untuk berbagi informasi dan mendiskusikan suatu masalah, di mana antar individu

tersebut memliki keterikatan yang sama dalam interaksi tersebut. Keterikatan tersebut

adalah, tujuan, fungsi, visi, dan misi dalam suatu kelompok tersebut.

1.2 Karakteristik dan Sifat komunikasi kelompok

Karakteristik

Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.

Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang dalam suatu

kelompok berperilaku satu dengan yang lainnya. Kadang normaoleh para sosiolog

disebut juga dengan’HUKUM’ (LAW) Atau peraturan (RULE) Yaitu perilaku perilaku

yang apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada

tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial

mengatur hubungan diantara para anggota kelompok. Sedangkan norma prosedural

menguraikan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, dan norma tugas

memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan

Berikut norma norma dalam kelompok dengan tabel di bawah ini.Tabel tabek norma

yang diharapkan dalam suatu kelompok

5
Sosial Prosedural Tugas

Mendiskusikan persoalan Memperkenalkan para Mengkritik ide, bukan

yang tidak kontroversial anggota kelompok orang nya

Menceritakan gurauan yang Membuat agenda pertemuan Mendukung gagasan yang

lucu terbaik

Menceritakan kebenaran Duduk saling bertatap muka Memiliki kepedulian untuk

yang tidak dapat dibantah pemecahan persoalan

Jangan merokok (kalau di Memantaokan tujuan Berbagai beban pekerjaan

mungkinkan) kelompok

Jangan datang terlambat Jangan meninggalkan Jangan memaksakan

pertemuan tanpa sebab gagasan kita dalam

kelompok

Tidak hadir tanpa alasan Jangan memonopoli Jangan berkata kasar jika

yang jelas percakapan tidak setuju

Komunikasi kelompok memiliki beberapa karakteristik penting diantaranya adalah

sebagai berikut :

• Kelompok memiliki beragam tujuan untuk menjaga keberadaannya dan masing-

masing memiliki gaya tersendiri untuk menjalankannya.

• Interaksi dalam kelompok bersifat saling ketergantungan, ukuran, serta durasi waktu

yang membedakannya dengan kelompok individu pada umumnya.

• Tujuan kelompok serta tujuan anggota kelompok dinyatakan dan saling berinteraksi

dalam bentuk yang dapat berdampak pada kesuksesan.

6
• Perbedaan jenis kelompok dikarenakan adanya perbedaan dalam tujuan misalnya

sosial, belajar, perkembangan pribadi, dan pemecahan masalah.

• Atruran-aturan kelompok, norma-norma, peranan, pola interaksi, dan metode

pengambilan keputusan dapat membentuk cara anggota kelompok berinteraksi dan

berpengaruh pada produktivitas dan kepuasan.

• Faktor-faktor budaya berpengaruh terhadap berjalannya sebuah kelompok

Sifat

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;

3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

1.3 Ciri Ciri dan Tujuan Komunikasi Kelompok

Ciri Ciri Komunikasi Kelompok

1. Komunikasi berlangsung face to face komunikasi, dan timbal balik.

2. Terlaksananya komunikasi atas unsur prakarsa bersama.

3. Kajianya pada proses berlangsungnya komunikasi dalam kelompok, diskriptif dan

analisis.

4. Bentuknya terstruktur, permanen dan emosional.

5. Setiap aggota kelompok sadar akan peranan, sasaran, ukuran, serta identitas

kelompok.

6. Situasinya hiterogen, dari status sosial, pendidikan,usia, jenis kelamin dan sebagainya,

sehingga sering menimbulkan wabah mental yang menjalar dengan cepat.

7
Tujuan Komunikasi Kelompok

• Menjalin hubungan sosial antar individu

• Menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik

• Menjadi sarana atau alat terapi diri

• Sarana untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan

• Membuat sebuah keputusan

• Menghasilkan sebuah solusi

• Menjadi media penghubung antar pihak

• Menyusun rencana atau kegiatan kelompok

• Memecahkan masalah yang dihadapi

• Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar

1.4 fungsi komunikasi kelompok

fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu

kelompok mampu memelihara dan menetapkan hubungan sosial diantara para

anggotanya,seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan

kepada anggotanya untuk melakukan aktifitas yang informal, santai, dan menghibur.

Fungsi kedua adalah pendidikan dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara

formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.

Melalui fungsi ini, kebutuhan kebutuhan dari pada anggota kelompok, kelompok itu

sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi

8
Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota

kelompok lainnya supaya melakukan ataupun tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang

terlibat usaha usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak

diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha usaha persuasif tersebut terlalu

bertentangan dengan nilai nilai yang berlaku dalam kelompok, makaJustru orang yang

berusaha mempersuasi tsb akan menciptakan suatu konflik.

Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan kegiatannya untuk memecahkan

persoalan dan membuat keputusan keputusan. Pemecahan masalah (problem solfving)

berkaitan dengan pertemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya ;

sedangkan pembuatan keputusan (decisien making) berhubungan dengan pemilihan

antara dua atau lebih solusi.

Terapi adalah fungsi dari kelima. Kelompok terapi mrmliki perbedaan dengan

kelompok lainnya, karna kelompok terapi tidak memilik tujuan. Objek dari kelompok

terapi adalah memabantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya

individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan

manfaat, namun usaha utamanya adalah membatu dirinya sendiri, bukan membantu

kelompok mencapai konsensus.

1.5 Klasifikasi Komunikasi Kelompok

Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan

interaksi di antara anggota-anggotanya. Jadi, dengan perkataan lain, kelompok

mempunyai dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat

9
dengan kelompok ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang tidak bukan

anggota. Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil

setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain (Baron dan Byrne,

1979:558.

Para ahli psikologi juga ahli sosiologi telah mengembangkan berbagai cara untuk

mengklasifikasikan kelompok yaitu sebagai berikut.

1. Kelompok primer dan kelompok sekunder

kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya

berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja

sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-

anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati

kita.

No Kelompok Primer Kelompok Sekunder

1. Komunikasi bersifat mendalam Komunikasi bersifat dangkal dan terbatas

2. Lebih bersifat personal Bersifat non personal

3. Lebih menekankan pada aspek Lebih menekankan aspek isi ketimbang aspek

hubungan ketimbang aspek isi hubungan

4. Lebih ekspresif informal Cenderung instrumental

5. Bersifat informal Bersifat formal

10
2. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya

secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan

kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur

(standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

3. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat

proses pembentukannya secara alamiah. Kelompok preskriptif, mengacu pada

langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai

tujuan kelompok.

1.6 Pengaruh komunikasi pada perilaku kelompok

Perubahan perilaku individu terjadi karena apa yang lazim disebut dalam psikologi

sosial sebagai pengaruh sosial (social influence). “social influence occurs whenever our

behavior, feelings,or attitudes are altered by what other say or do” begitu definisi baron

dan byrne (1979:253). Disini kita akan mengulas tiga macam pengaruh kelompok :

konformitas, fasilitasi sosial, polarisasi.

11
1. Konformitas (conformity)/ kesesuaian atau kecocokan

Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada

kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Kisler dan

kiesler (1969), konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)

kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau yang di bayangkan.

Faktor –faktor yang mempengaruhi konformitas.

Seperti paradigma utama, konformitas adalah produk interaksi antara faktor-faktor

situasional dan faktor-faktor personal. Faktor situasional yang menentukan konformitas

adalah kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik

sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok.

2. fasilitasi sosial

Prestasi individu yang meningkat karena di saksikan kelompok disebut Allport

sebagai fasilitasi sosial. Fasilitasi dari kata prancis facile, artinya, mudah menunjukkan

kelancaran atau peningkatan kwalitas kerja karena di tonton kelompok. Kelompok

mempengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih, “mudah.”

Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan di keluarkanya respon dan

dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu

adalah respon yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah

espon yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon

dominan adalah respon yang benar: kerena itu, peneliti-peneliti terdahulu melihat

kelompok mempertinggi kwalitas kerja individu. Untuk menghafal pelajaran baru, respon

12
dominan adalah respon yang salah. Karena itu, kelompok dapat mengurangi kwalitas kerja

individu

3. polarisasi ( pertentangan atau perlawanan)

polarisasi menurut sebagian para ahli boleh jadi disebabkan pada proporsi

argumentasi yang menyokong sikap atau tindakan tertentu, bila proporsi terbesar

mendukung sikap konservatif, keputusan kelompok pun akan lebih konservatif dan begitu

sebaliknya (Ebbesen dan Bowers, 1974).

Polarisasi mengadung beberapa implikasi yang negatif. Pertama, kecenderungan ke

arah ekstremisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata;

karena itu, makin besar peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan. Dan produktivitas

kelompok tentu menurun. Kedua, polarisasi akan mendorong ekstremisme dalam

kelompok gerakan sosial atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-

anggotanya yang memiliki pandangan yang sama. Krtika mereka berdiskusi, pandangan

yang sama ini makin di pertegas sehingga mereka makin yakin akan kebenaranya.

Keyakinan ini di susul dengan merasa benar sendiri (self_righteousness) dan meyalahkan

kelompok lain. Proses yang sama terjadi pada kelompok saingan nya. Terjadilah polarisasi

yang menakutkan di antara berbagai kelompok dan di dalam masing-masing kelompok

(Myers dan Bishop, 1970).

1.7 Faktor Komunikasi Kelompok

Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat

dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:

1. Faktor situasional karakteristik kelompok:

13
a. Ukuran kelompok.

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung

pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat

dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-

masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas

interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk

menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas

koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin

banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang

dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang

dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah

mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang.

b. Jaringan komunikasi.

Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai

berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi

kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota

kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan

kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam

bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota secara

interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi

14
kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk

memuaskan kebutuhan personal.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi

kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor

yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok.

2. Faktor personal karakteristik kelompok:

a. Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental

Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok

karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:

1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).

2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).

3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.

b. Tindak komunikasi

Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota

berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun

nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis

tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process

Analysis (IPA).

15
c. Peranan

Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok

dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang

lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang

menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat,

2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan

sebagai berikut:

1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah

atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan

upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang

tercapainya tujuan kelompok.

2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan

dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

3) Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota kelompokuntuk

memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok.

1.8 Teori Komunikasi Kelompok Menurut Para Ahli

1. Teori Keseimbangan (Heider)

Teori ini dikemukakan oleh Heider yang menjelaskan bahwa sesuatu yang

tidak seimbang akan menimbulkan ketidakselarasan dan ketegangan sehingga

menimbulkan tekanan dalam hubungan. Keadaan seimbang akan muncul

bila hubungan antar ketiganya memiliki sifat positif dalam berbagai hal atau jika

16
terdapat dua sifat negatif dan satu positif. Semua kombinasi lain adalah tidak

seimbang.

Ruang lingkup teori keseimbangan (balance theory) dari Heider ialah

mengenai Hubungan-hubungan antara pribadi. Teori ini berusaha antara pribadi. Teori

ini berusaha menerangkan bagaimana individu-individu sebagai bagian dari stuktur

sosial, (misalnya sebagai suatu kelompok) cenderung untuk menjalin hubungan satu

dengan yang lain.

Tentunya, salah satu cara bagaimana suatu kelompok dapat berhubungan,

ialah dengan menjalin komunikasi secara terbuka. Anggota kelompok dapat

merumuskan dan menyampaikan pesan-pesan verbal yang akan dijawab oleh orang

lain dan mereka dapat menafsirkan arti pesan-pesan yang dirumuskan oleh anggota

kelompok yang lain.

Akan tetapi, teori Heider tidak mencangkup komunikasi terbuka semacam ini.

Teori Heider memusatkan perhatiannya pada hubungan intra-pribadi (intrapersonal)

yang berfungsi sebagai “daya tarik”. Dalam hal ini daya tarik menurut Heider adalah

semua kegiatan kognitif yang berhubungan dengan suka atau tidak suka -terhadap

individu- individu dan objek-objek lain.

Dengan demikian, teori Heider berkepentingan secara khusus dengan apa yang

diartikan sebagai komunikasi intra-pribadi yaitu sangat menaruh perhatian pada

keadaan–keadaan intra pribadi tertentu yang mungkin mempengaruhi pola-pola

hubungan dalam suatu kelompok. Di luar itu dari relevansi teori keseimbangan Heider

tidak begitu dirasakan secara langsung. Meskipun demikian, Heider memberikan

penjelasannya secara langsung tentang “keseimbangan” dalam suatu kelompok dalam

17
suatu kelompok,dan sudah dapat diduga bahwa ahli komunikasi kelompok ini akan

dapat menemukan adanya kaitan antara kesimbangan dengan tingkah laku komunikasi

terbuka dari anggota kelompok.

Teori keseimbangan dari Heider menggunakan simbol “L” untuk menandakan

hubungan skala. "L” (like) dapat bermacam perasaan positif yang dimiliki seorang

anggota terhadap orang lain atau terhadap suatu objek tertentu, seperti misalnya

perasaan suka, kepada anggota yang lain, sependapat dengan anggota yang lain

menyetujui suatu tindakan dan lain sebagainya.

Sedangkan simbol “L-(Lawan dari simbol “L”) menyatakan perasaan-perasaan

negatif seperti rasa benci,tidak suka atau tidak setuju. Simbol “U” berarti hubungan

pembentukan unit (forming reletionship) dan merupakan persamaaan arti dari

“berkaitan dengan” kepunyaan,” memiliki,” serta ungkapan-ungkapan lain yang

hampir serupa, kebalikan dari simbol “U” adalah “U–”.

Tiga simbol lain sangat penting dalam sistem Heider. ”p” yang menunjukkan

orang (person), ”o” yang berarti orang lain atau kelommpok lain dan “x” yang berarti

objek atau (benda).

Contoh:A tergabung dalam suatu kelompok kecil. A merasa bahwa ia

merupakan bagian dari kelompok tersebut, sehingga ia berusaha mencari beberapa

informasi dari angota lainnya,Atau A juga berusaha membagikan informasi agar

tercipta keseimbangan komunikasi dalam kelompok tersebut.

18
2. Teori A-B-X Newcomb

Pendekatan Theodoro Newcomb (1953) terhadap komunikasi adalah

pendekatan pakar seorang psikologi sosial berkaitan dengan interaksi manusia.

Model ini mengingatkan kepada diagram jaringan kelompok kerja yang dibuat para

psikologi sosial dan merupakan awal formulasi konsistensi kognitif. Dalam bentuk

paling sederhana dari kegiatan komunikasi, Seorang A menyampaikan informasi

kepada orang lain B mengenai sesuatu X. Model tersebut menyatakan bahwa orientasi

A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya

membentuk suatu sistem yang meliputi 4 orientasi.

Pada Model Newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif

dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya. Model

Newcomb ini merupakan perluasan dari karya psikologi (1946) berkenaan dengan

kecocokan dan ketidakcocokan yang timbul antara dua orang dalam hubungan dengan

orang ke tiga atau suatu objek. Teori ini menyangkut kasus dua orang yang

mempunyai sikap senang atau tidak senang terhadap masing-masing dan objek

eksternal, Maka akan timbul hubungan seimbang (jika dia saling menyenangi dan

juga menyenangi suatu objek)dan juga tidak seimbang (kalau dua orang saling

menyenangi, tetapi yang satu menyenangi objek dan yang lainnya tidak).selanjutnya

apabila terjadi keseimbangan setiap peserta akan menghadang perubahan.

Contoh penerapan Teori Model A-B-X Newcomb

Rani dan ira memiliki hubungan pertemanan mereka pun kuliah di tempat

yang sama. Pada suatu ketika Rani dan ira bertemu di sebuah mall, yang pada waktu

itu rani mencari sebuah handphone dari pertemuan itu mereka sedikit mengobrol

19
sambil makan-makan di KFC untuk melanjutkan obrolan mereka yang sempet

terputus tadi akhirnya ira pun bertanya “ngomong-ngomong rani mau beli apa ? tanya

ira . Rani pun menjawab iya neh bingung mau beli smartphone yang kayak gimana,

oh itu toh kamu beli blackberry aja kayak punya aku tawar ira. Kemudian ira pun

mulai menceritakan kegunaan dari smartphone secara detail mulai dari kekurangan

dan kelebihan blackberry, Supaya rani lebih tertarik lagi ira pun menceritakan sejak

kapan di mulai menggunakan blackberry” aku udah menggunakan blackberry ini udah

hampir 1 tahun loh, dan aku rasa blackberry adalah smartphone yang terbaik di dunia

katanya lebih meyakinkan lagi.

Merasa penasaran dengan cerita dari rani, ira pun berusaha mencari informasi

tentang gadget tersebut, setelah menanyakan bagaimana aplikasi blackberry yang

sebenarnya. Akhirnya ira pun tidak yakin kalo blackberry adalah smartphone yang

terbaik di dunia . Rani kembali menghubungi ira via telfon dan mengajak ira untuk

bertemu dengannya kembali. Alhasil pada suatu ketika mereka bertemu dikampus ,

Rani pun mengutarakan pendapatnya mengenai gadget itu, ira mencari informasi

tentang Blackberry dan A menyampaikan pada B bahwa Blackberry bukannya

smartphone terbaik di dunia, Kebanyakan pengguna Blackberry hanya memanfaatkan

aplikasi Blackberry Messengernya saja ,dan menurut rani smartphone terbaik adalah

iPhone. Lalu ira mengatakan tidak hanya aplikasi tersebut yang digunakan, ada pun

aplikasi untuk mengirim Email dengan cepat. Sehingga rani dan ira saling

mempengaruhi tentang persepsi mereka mengenai Blackberry dan mereka saling

meningkatkan keadaan simetris mereka.

20
A. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TEORI MODEL A-B-X

KEKURANGAN

a. Dalam konteks ini , ketegangan mungkin akan muncul , karena

dalam model ini dituntut untuk mencari keseimbangan dengan cara mengubah

suatu sikap terhadap satu pihak kepada pihak lainnya.

b. Dalam model teori ini masing-masing dari individu sama-sama

mempertahankan simetrinya maka kemungkinan besar dalam teori ini akan

menimbulkan konflik , saya rasa untuk mencari titik keseimbangan antara

berbeda orang itu sangat sulit sedangkan dalam teori ini menitikberatkan pada

keseimbangan. Persamaan simetri itu hanya akan terjadi apabila ada kesamaan

kesenangan terhadap sesuatu objek dan kalaupun ada itu prosesnya sangat sulit

karena setiap orang berbeda cara memahami objek itu sendiri.

KELEBIHAN

a. Memungkinkan orang-orang mengorientasikan diri terhadap

lingkungan mereka.

b. Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem apapun mungkin

ditandai oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa setiap

perubahan dalam bagian mana pun dari sistem tersebut akan menimbulkan

suatu ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, Karena

ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak

menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan

keseimbangan.

21
3. Teori Perbandingan Sosial

Teori ini dikemukakan oleh Leon Festinger yang membedakan antara fisik dengan

sosial yang ada. Jika pendapat, sikap, dan keyakinan dapat diukur secara fisik, maka

segala sesuatu tidak perlu adanya komunikasi. Namun, jika pendapat, sikap, dan

keyakinan dilandasi oleh suatu peristiwa yang mudah diukur dengan beberapa bukti,

maka segalanya memerlukan komunikasi.

Sehingga, hal ini dapat menyimpulkan bahwa komunikasi kelompok ada karena

terdapat kebutuhan beberapa individu dalam membandingkan pendapat, sikap,

keyakinan, dan kemampuan suatu individu dengan individu lain.

Dorongan untuk berkomunikasi tentang suatu kejadian dengan individu lain dalam

suatu kelompok akan meningkat ketika individu menyadari bahwa individu tersebut

tidak setuju dengan suatu kejadian tersebut, dan kejadian tersebut menjadi semakin

penting ketika sifat ketertarikan kelompok mulai meningkat.Dua hal yang

dibandingkan dalam teori ini yaitu pendapat (opinion) dan kemampuan (ablity).

Namun, perubahan pendapat akan lebih mudah terjadi dibandingkan dengan

perubahan kemampuan.

Dan tiga hal inilah yang akan terjadi pada teori perbandingan sosial, yaitu di

antaranya:

a. Dorongan untuk menilai pendapat dan kemampuan

Setiap individu akan memiliki dorongan untuk menilai pendapat dan

kemampuan sendiri dengan cara membandingkannya dengan pendapat dan

kemampuan individu lain, sehingga ia dapat mengetahui bahwa pendapatnya

22
benar atau salah dan dapat mengukur kemampuannya sendiri. Menilai

kemampuan pun ada dua macam cara yaitu:

• Kemampuan individu dinilai secara obyektif seperti contohnya, seseorang

dikur kemampuannya ketika menghitung perkalian.

• Kemampuan individu dinilai secara subyektif atau dengan opini seperti

contohnya, seseorang diukur kemampuannya ketika melukis.

b. Sumber penilaian

Pada umumnya, manusia akan menggunakan penilaian atau

ukuranobyektif dalam mengukur kemampuan.

c. Memilih individu lain untuk membandingkan

Dengan adanya perbandingan dengan individu lain, maka akan

menimbulkan banyak pilihan. Pada umumnya, manusia memilih individu lain

yang sebaya seperti kerabat atau teman sebagai obyek perbandingan.

Contoh: Postur tubuh individu dapat diukur secara obyektif, sedangkan

sikap individu hanya dapat diukur secara subyektif atau pendapat.

4. Teori Sosiometris (Moreno)

Teori ini adalah salah satu dari teori komunikasi kelompok yang dikemukakan

oleh Moreno dan dikembangkan oleh Jennings dan para ahli lainnya. Teori ini

berhubungan dengan daya tarik dan penolakan yang dirasakan pada suatu individu

23
terhadap individu lain dengan adanya implikasi perasaan dalam pembentukan dan

struktur suatu kelompok.

Ketika individu mulai tertarik dengan individu lain dan saling menempatkan

diri pada kedudukan yang paling tinggi, maka individu tersebut akan lebih

mendominasi untuk berkomunikasi dengan individu lain dalam suatu kelompok

hingga terbentuk kubu-kubu yang saling membenci.

Contoh:A dan B memiliki selera dan minat di bidang jurnalistik, sehingga C,

D, dan lainnya memutuskan untuk membentuk kelompok jurnalistik. Juga sebaliknya,

jika A dan B selera dan minatnya berbeda, maka mereka akan tidak saling setuju

dalam membentuk suatu perkumpulan atau kelompok.

5. Teori Percakapan Kelompok

Teori ini berkaitan dengan produktivitas kelompok juga upaya dalam

mencapainya melalui masukan anggota, variabel perantara, dan keluaran anggota.

Masukan anggota ini dapat dilihat dari segi perilaku, interaksi, dan harapan yang

bersifat individu dalam kelompok. Sedangkan variabel perantara lebih kepada struktur

keanggotaan, kebijakan, dan visi misi suatu kelompok. Untuk keluaran anggota ini

merupakan sesuatu yang dihasilkan pada suatu kelompok.

Asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana

dimuiai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini

akan terdapat umpan balik (feed-back). Berikut ini adalah penjabaran teori prestasi

yang terbagi atas beberapa faktor yang mempengaruhi suatu kelompok, yaitu :

24
a.Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber

input.

Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka.

Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan

anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk

dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan

reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan

(bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama,

berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan

(kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah

sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya

dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).

b.Variabelmedia

Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu

kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal

(struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas

individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya

sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan

otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak

berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).

c.Prestasikelompok

Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga

unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat

25
perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku

kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja

kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok

untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi

yang penuh tekanan (stress).

Teori pencapaian kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas

kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan dari

anggota (member inputs), variabel - variabel perantara (mediating variables), dan

keluaran dari kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota

kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interaksi dan harapan-harapan

(expectations) yang bersifat individual.

Contoh: Dalam suatu kelompok terdapat anggota yang berasal dari budaya

yang berbeda. Yang satu berasal dari Jawa, sedangkan yang satunya lagi berasal dari

Batak. Gaya berbicara orang Jawa cenderung kepada kelembutan sedangkan Batak

cenderung kekasaran. Sehingga timbul konflik dalam kelompok tersebut karena

kesalahpahaman antar individu.

6. Teori Kepribadian Kelompok

Teori Komunikasi Kelompok lainnya adalah teori kepribadian kelompok.

Teori ini menjelaskan bahwa setiap kelompok cenderung pada populasi manusia atau

individu yang ditinjau dari segi usia atau kemampuan. Sedangkan ciri-ciri dari

kepribadian pada individu akan memungkinkan kelompok bertindak sebagai

keseluruhan dan merujuk pada peran individu.

26
Dinamika kepribadian ini dapat diukur melalui sinergi individu. Sinergi ini

yaitu kedudukan setiap individu dalam menjalankan tugasnya pada suatu kelompok.

Walaupun pada umumunya, suatu kelompok lebih merujuk pada pemeliharaan

keterpaduan sinergi dalam kelompok sehingga setiap individu dituntut untuk memiliki

pendapat yang sama.

Cattell merumuskan teori kepribadian kelompok berdasarkan orientasi

statistika empiris. Menurut Cattell, dalam teori kepribadian kelompok terdapat dua hal

yang saling berkaitan yaitu dimensi kelompok dan dinamika kepribadian.

1. Dimensi kelompok

Dimensi kelompok terdiri dari sifat populasi, sifat sintalitas, dan karakteristik

struktur internal. Ketiga dimensi kelompok tersebut saling bergantung satu sama lain.

• Sifat populasi didefiniskan sebagai karakteristik individu yang dimiliki

anggota kelompok.

• Sintalitas atau perilaku kelompok terdiri dari kepribadian kelompok

atau berbagai macam efek yang membuat kelompok bersifat sebagai

sebuah totalitas.

• Sementara itu, struktur internal merujuk pada hubungan antara anggota

kelompok dan karakteristik struktur menggambarkan pola organisasi di

dalam kelompok.

2. Dinamika kepribadian

Sintalitas merepresentasikan berbagai atribut anggota kelompok dan memiliki

pengaruh penting terhadap cara fungsinya. Kepribadian kelompok hanya dipengaruhi

27
oleh sifat populasi dan struktur internal. Selain itu, kepribadian kelompok juga

dipengaruhi oleh variabel budaya.

Konsep utama dari teori kepribadian kelompok adalah sinergi. Sinergi adalah

jumlah total energi individu yang dibawa ke sebuah kelompok oleh anggotanya.

Menurut Cattel, terdapat dua macam kegiatan yang berdampak pada usaha sebuah

kelompok, yaitu maintenance synergy dan effective synergy.

• Maintenance synergy adalah kegiatan yang langsung diarahkan

pada upaya pemeliharaan kelompok untuk memastikan kohesi

kelompok dan harmoni kelompok.

• Effective synergy adalah kegiatan yang diarahkan langsung

pada tujuan kelompok.

3. Dimensi Sintalitas Kelompok

Studi awal terkait sintalitas kelompok kecil yang dilakukan oleh Cattel

menghasilkan beberapa deskripsi faktor yang diberi nama, contohnya adalah :

• Keterbukaan ekstrovert versus penarikan diri

• Sifat santai yang sadar dan realistik versus sifat agresif yang

keras dan tegar

• Kesadaran akan tujuan yang kuat dan pasti versus kekacauan

yang penuh kesadaran diri

• Ketidakberanian dalam komunikasi batin

28
Cattell menyimpulkan bahwa hubungan antara kepribadian individual para

anggota kelompok dan sintalitas kelompok ditentukan oleh berbagai variabel struktur

kelompok. Salah satu sub-perangkat dimensi sintalitas adalah dimensi sinergi yang

merupakan padanan bagi kelompok. Persamaan spesifikasi dapat dirumuskan untuk

sinergi kelompok berdasarkan minat para anggota kelompok (Hall, 1993 : 175).

7. Teori Pemikiran Kelompok

Teori ini telah dikemukakan oleh Irving L. Janis yang mentakan bahwa

terdapat adanya suatu kerangka atau model berpikir dalam suatu kelompok yang

bersifat kohesif atau saling terpadu. Hal ini disebabkan oleh adanya situasi

dimana suatu kelompok tersebut telah mengambil keputusan dalam kebijakan salah

yang disebabkan oleh suatu tekanan, maka akan mengakibatkan turunnya efisiensi

mental setiap individu dalam kelompok tersebut, sehingga terjadilah konflik dalam

suatu kelompok karena perbedaan pendapat.

Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) lahir dari penelitian panjang Irvin L

Janis. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan satu mode berpikir

sekelompok orang yang sifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang

dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat. Untuk mencapai

kebulatan suara klompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-

alternatif tindakan secara realistis. Grouptink dapat didefinisikan sebagai suatu

situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukkan timbulnya

kemerosotan efesiensi mental, pengujian realitas, dan penilaian moral yang

disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok (Mulyana, 1999).

29
West dan Turner (2008: 274) mendefinisikan bahwa pemikiran

kelompok (groupthink) sebagai suatu cara pertimbangan yang digunakan anggota

kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka

untuk menilai semua rencana tindakan yang ada. Jadi groupthink merupakan proses

pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana

anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga

kemampuan kritisnya tidak efektif lagi.

Contoh: Seorang yang bernama A merupakan ketua dari sebuah kelompok

yang berjumlah delapan orang. Kemudian Ia membuat suatu keputusan hanya dengan

5 orang dari jumlah 8 orang. Dan 3 orang tersebut mau tidak mau harus setuju, namun

tetap mengurangi efisiensi dari pekerjaan mereka.

8. Teori Psikodinamika dari fungsi kelompok (Bion)

Teori ini dikemukakan pada tahun 1948 – 1951 yang melakukan uji coba

melalui kelompok terapi. Teori ini menyimpulkan bahwa kelompok bukanlah sekadar

kumpulan individu, melainkan suatu satuan dengan cirri dinamika dan emosi

tersendiri yang berfungsi pada taraf berdasarkan kecemasan dan motivasi dalam

individu.

Sigmund Freud mengungkapkan bahwa teori ini terdapat tiga kepribadian

dalam suatu kelompok di antaranya:

1. Kebutuhan dan motif (ID),

2. Tujuan dan mekanisme (EGO), dan

3. Keterbatasam (SUPEREGO)

30
Bion juga menambahkan, bahwa dalam teori ini terdapat tiga asumsi dasar di

antara yaitu:

1. Ketergantungan,

2. Pasangan, dan

3. Melawan-lari.

Asumsi Ketergantungan

Dalam asumsi ini kelompok dianggap terbentuk karena adanya perasaan-

perasaan ketidakberdayaan dan frustasi di kalangan anggotanya. Dalam

keadaan merasa tidak berdaya dan frustasi ini, individu-individu anggota

kelompok itu mencari dan mengharapkan perlindungan serta perawatan dari

pemimpinannya. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan dan

kemampuan itu diharapkan dapat mengarahkan perilaku kelompok dan

interaksi antara anggota kelompok.

Ciri dari kelompok semacam ini adalah inefisiensi dalam komunikasi

antaranggota karena komunikasi langsung yang ada hanyalah komunikasi

antara anggota dan pemimpin.

Asumsi Pasangan

Dalam asumsi ini kelompok dianggap terbentuk karena adanya

dorongan pada anggota untuk saling berpasangan. Komunikasi mantap yang

terjadi antara dua orang dari jenis kelamin yang berbeda dianggap mempunyai

tujuan-tujuan seksual. Timbul harapan bahwa akan terjadi keturunan-

keturunan yang akan mempertahankan eksistensi (kekuatan) kelompok. Jadi,

selain perasaan tidak mau terasing satu sama lain, kelompok ini terbentuk juga

31
atas dasar emosi mengharap. Fungsi pemimpin adalah sebagai juru selamat

(Mesiah) yang bertugas menjaga kelestarian pasangan dan mempertahankan

keutuhan kelompok serta memperkecil kemungkinan pecahnya kelompok.

Asumsi Melawan – lari

Emosi yang mendasarkan asumsi ini adalah kemarahan, ketakutan,

kebencian, dan agresifitas. Cara satu-satunya yang diketahui oleh kelompok

untuk mempertahankan eksistensi (kekekalan) mereka adalah berkelahi

melawan sesuatu atau lari menghindari sesuatu. Tugas pemimpin adalah

memungkinkan anggota-anggota kelompoknya untuk melawan atau melarikan

diri.

Bion tidak menutup kemungkinan adanya asumsi-asumsi lain, tetapi ia

menyatakan bahwa dalam observasinya, ketiga asumsi inilah yang sering

terjadi. Suatu kelompok bisa saja berubah mekanisme kerjanya dari asumsi ke

asumsi yang lain, tetapi ketiga asumsi itu masing-masing berdiri sendiri. Pada

saat tertentu hanya satu asumsi yang berlaku, tidak bias atau tiga sekaligus.

9. Teori Fundamental Interpersonal Relations Orientation ( William C. Schultz)

Teori ini ditemukan pada tahun 1960 yang menjelaskan suatu hal yang

mendasar pada perilaku komunikasi dalam kelompok kecil.

Fundamental Interpersonal Relationship Orientation mengasumsikan bahwa

ada tiga kebutuhan penting yang menyebabkan (orientasi) adanya interaksi dalam

32
suatu kelompok. Ketiga aspek itu adalah keikutsertaan (inclusion), pengendali

(control) dan kasih sayang (affection).

• Inclusion: Keinginan individu untuk masuk ke dalam suatu kelompok.

Individu tersebut akan terus berpikir bagaimana mereka berinteraksi dalam

kelompok. Sehingga akan timbul dua kemungkinan yaitu sikap ia yang

mendominasi atau sikap ia yang terlalu minoritas.

• Control: Sikap individu yang berusaha mengendalikan atau mengatur

individu lain dalam kelompok sehingga akan timbul beberapa sikap di

antaranya otokrat atau sikap yang mendominasi dan sikap abdikrat atau

sikap yang lebih cenderung diam.

• Affection: Sikap individu yang menginginkan keakraban emosional dari

individu lain sehingga timbul sikap overpersonal atau sikap yang tidak

dapat mengerjakan sesuatu karena kurangnya perhatian dan sikap

unerpersonal atau sikap yang cuek dengan keadaan.

Pada dasarnya setiap kita memulai hidup dalam suatu lingkungan

tatanan tertentu kita pasti akan berkeinginan untuk bisa berhubungan interpersonal

dengan orang lain. Hal itu tidak lain karena memang kita ini adalah makhul sosial,

yang pastinya selalu membutuhkan orang lain dalam hidup. Hal itu guna tak lain juga

kebutuhan antarpribadi kita terpenuhi yaitu kebutuhan untuk berasosiasi, kebutuhan

mengontrol perilaku kita, kebutuhan untuk akrab atau hasrat mempunyai teman.

Contoh aplikasi dalam kasus. Ketika ada murid baru masuk ke kelas kita,

ketika kita masih di sekolah menengah, misalnya, dia sebagai anak baru tentu merasa

atau setidaknya berkeinginan mempunyai teman, ingin diakui oleh teman-teman, dan

juga ingin dihargai oleh mereka yang sudah lebih dahulu ada di kelas. Kebutuhan-

33
kebutuhan untuk semua itu merupakan aspek pokok yang pertama kali dirasakan oleh

anak baru tadi. Selanjutnya, setelah itu semua terpenuhi, maka segala kemungkinan

terjadinya proses komunikasi bisa berlangsung, bergantung kepada keinginan dari

anak tadi atau malahan adanya keinginan dari salah seorang murid di kelas itu untuk

mengajaknya bergabung dalam bidang tertentu.

10. Teori Iceberg

Dalam komunikasi jika dikaitkan dengan teori gunung es maka permasalahan

dan kesalahpahaman akan tidak nampak. Sebab yang tampak dari gunung es tidak lain

adalah hanya bagian puncaknya saja. Maka tentu saja yang akan nampak adalah

keadaan yang baik-baik saja. Padahal pada bagian dasarnya bisa jadi merupakan

sumber dari masalah.

Namun yang terlihat baik-baik dalam media komunikasi modern saja

nampaknya malah menyimpan berbagai permasalahan yang bisa timbul. Bahkan

kerjasama yang terlihat baik-baik saja masih akan sering memunculkan kerjasama

yanf tidak sinergy, proyek tidak tuntas, mengapa masalah selalu muncul ? mengapa

masalah yang sama terus berulang ? dan lain-lain.

Fenomena ini nampak seperti gunung es dimana jangan terkecoh dalam

keadaan yang nampaknya relatif baik-baik saja. Namun, bagian bawah yang tidak

terlihat bisa jadi menyimpan beragam masalah. Oleh karena itu jangan berpuas

diri dengan yang tampak saja. Jangan menganggap komunikasi pasti baik, dengan

melihat hubungan yang tampak harmonis, canda tawa, saling menghormati, dll.

34
Teori gunung es memperluhatkan bagaimana kita tidak menyepelekan keadaan

yang nampaknya baik-baik saja terutama dalam komunikasi kepemimpinan . Apalagi

dalam komunikasi, sapaan say hai, canda tawa dan haha hihi belum tentu tidak

menjadi pemicu timbulnya sebuah kesalahpahaman. Oleh sebab itu, konsep teori

gunung es ini bisa menjadi sebuah panduan dan patokan untuk senantiasa waspada

terhadap segala situasi dan kondisi yang nampaknya baik-baik saja.

35
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

1) Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa

orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi

dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).

2) Komunikasi kelompok memiliki beberapa karakteristik penting diantaranya

adalah sebagai berikut :

• Kelompok memiliki beragam tujuan untuk menjaga keberadaannya

dan masing-masing memiliki gaya tersendiri untuk menjalankannya.

• Interaksi dalam kelompok bersifat saling ketergantungan, ukuran, serta

durasi waktu yang membedakannya dengan kelompok individu pada

umumnya.

• Tujuan kelompok serta tujuan anggota kelompok dinyatakan dan saling

berinteraksi dalam bentuk yang dapat berdampak pada kesuksesan.

• Perbedaan jenis kelompok dikarenakan adanya perbedaan dalam tujuan

misalnya sosial, belajar, perkembangan pribadi, dan pemecahan

masalah.

• Atruran-aturan kelompok, norma-norma, peranan, pola interaksi, dan

metode pengambilan keputusan dapat membentuk cara anggota

36
kelompok berinteraksi dan berpengaruh pada produktivitas dan

kepuasan.

• Faktor-faktor budaya berpengaruh terhadap berjalannya sebuah

kelompok

3) Sifat komunikasi kelompok

• Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

• Kelompok memiliki sedikit partisipan;

• Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

• Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

• Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

4) Ciri Ciri Komunikasi Kelompok

• Komunikasi berlangsung face to face komunikasi, dan timbal balik.

• Terlaksananya komunikasi atas unsur prakarsa bersama.

• Kajianya pada proses berlangsungnya komunikasi dalam kelompok,

diskriptif dan analisis.

• Bentuknya terstruktur, permanen dan emosional.

• Setiap aggota kelompok sadar akan peranan, sasaran, ukuran, serta

identitas kelompok.

• Situasinya hiterogen, dari status sosial, pendidikan,usia, jenis kelamin

dan sebagainya, sehingga sering menimbulkan wabah mental yang

menjalar dengan cepat.

37
5) Tujuan Komunikasi Kelompok

• Menjalin hubungan sosial antar individu

• Menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik

• Menjadi sarana atau alat terapi diri

• Sarana untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan

• Membuat sebuah keputusan

• Menghasilkan sebuah solusi

• Menjadi media penghubung antar pihak

• Menyusun rencana atau kegiatan kelompok

• Memecahkan masalah yang dihadapi

• Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar

6) Fungsi Komunikasi Kelompok

• Fungsi hubungan sosial

• Fungsi pendidikan

• Fungsi persuasi

• Fungsi pemecahan masalah dan pembuat keputusan

• Fungsi terapi

7) Klasifikasi Komunikasi Kelompok

• Kelompok primer dan Kelompok sekunder

• Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan

• Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

8) Pengaruh komunikasi pada perilaku kelompok

• Konformitas

• Fasilitas Sosial

• Polarisasi

38
9) Faktor Komunikasi Kelompok

a. Faktor situasional karakteristik kelompok

• Ukuran kelompok

• Jaringan komunikasi

• Kohesi kelompok

• Kepemimpinan

b. Faktor personal karakteristik kelompok

• Kebutuhan interpersonal

• Tindak komunikasi

• Peranan

10) Teori komunikasi

a. Teori Keseimbangan (Heider)

b. Teori A-B-X Newcomb

c. Teori Perbandingan Sosial

d. Teori Sosiometris (Moreno)

e. Teori Percakapan Kelompok

f. Teori Kepribadian Kelompok

g. Teori Pemikiran Kelompok

h. Teori Psikodinamika dari fungsi kelompok (Bion)

i. Teori Fundamental Interpersonal Relations Orientation ( William C.

Schultz)

j. Teori Iceberg

39
Daftar Pustaka

• https://pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-kelompok

• Nurani Soyomukti Buku pengantar ilmu komunikasi

• http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-kelompok.html

• http://anis-permata.blogspot.com/2014/08/komunikasi-kelompok.html

• Dr. Redi Panuju, M.Si. Buku pengantar studi ilmu komunikasi

• Drs. Daryanto, Dr. Mulio Rahardjo, ST. M.Pd. Buku teori komunikasi

40
komunikasi kelompok
Dosen Pembimbing : Dwi Maharani, M.I.Kom.

Kelompok 3 :
1. Ade Surya Danar (161910032)
2. Akbar Ilham (191910037)
3. Elly Oktarina (191910054)
4. Ervin Juniasmar (191910010)
5. Felin Nuari Hadita (191910015)
6. M. Akbar Ghazali (191910033)

Fakultas Ilmu Komunikasi


Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Bina Darma Palembang
Tahun 2020
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini

tepat pada waktunya yangberjudul “Teori Komunikasi Kelompok”.

Terima kasih kepada ma’am Dwi Maharani,M.I.Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah

teori komunikasi atas bimbingan dan ilmu yang telah di berikan, Makalah ini berisikan

tentang informasi tentang Teori Komunikasi Kelompok. Diharapkan Makalah ini dapat

memberikan informasi kepada kita semua tentang Teori Komunikasi Kelompok. kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga bermanfaat bagi kita semua, semoga

Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kemudahan untuk segala usaha kita .

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 pengertian teori komunikasi kelompok

1.2 karakteristik dan sifat komunikasi kelompok

1.3 ciri ciri dan tujuan komunikasi kelompok

1.4 fungsi komunikasi kelompok

1.5 klasifikasi komunikasi kelompok

1.6 pengaruh komunikasi pada perilaku kelompok

1.7 faktor komunikasi kelompok

1.8 teori komunikasi kelompok

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian komunikasi kelompok

A. Menurut McLean (2005) yang dimaksud dengan komunikasi kelompok adalah

sebuah proses dinamis dimana sebagian kecil orang terlibat dalam sebuah

percakapan. Komunikasi kelompok secara umum didefinisikan sebagai pelibatan tiga

hingga delapan orang. Semakin besar sebuah kelompok maka akan semakin mudah

untuk memecahnya ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil.

B. Menurut Brilhart dan Galanes (1998), yang dimaksud dengan komunikasi

kelompok kecil adalah proses menggunakan pesan-pesan untuk menhasilkan makna

yang sama dalam sebuah kelompok kecil manusia. Komunikasi kelompok kecil

merupakan salah satu bagian dari komunikasi interpersonal (Pearson, 2011 : 20).

C. Menurut PhilVenditti (2012) yang komunikasi kelompok adalah pertukaran

informasi antara mereka yang memiliki kesamaan secara budaya, linguistik, dan/atau

geografi.

D. Anwar Arifin (1984) berpendapat bahwa komunikasi kelompok merupakan salah

satu jenis komunikasi yang terjadi dari beberapa individu dalam suatu kelompok

seperti kegiatan rapat, pertemuan, konferensi, dan kegiatan lainnya.

E. Burgoon dalam buku karya Wiryanto(2005) juga memberikan pendapatnya bahwa

komunikasi kelompok merupakan interaksi secara langsung dari beberapa individu

4
untuk berbagi informasi dan mendiskusikan suatu masalah, di mana antar individu

tersebut memliki keterikatan yang sama dalam interaksi tersebut. Keterikatan tersebut

adalah, tujuan, fungsi, visi, dan misi dalam suatu kelompok tersebut.

1.2 Karakteristik dan Sifat komunikasi kelompok

Karakteristik

Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.

Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang dalam suatu

kelompok berperilaku satu dengan yang lainnya. Kadang normaoleh para sosiolog

disebut juga dengan’HUKUM’ (LAW) Atau peraturan (RULE) Yaitu perilaku perilaku

yang apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada

tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial

mengatur hubungan diantara para anggota kelompok. Sedangkan norma prosedural

menguraikan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, dan norma tugas

memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan

Berikut norma norma dalam kelompok dengan tabel di bawah ini.Tabel tabek norma

yang diharapkan dalam suatu kelompok

5
Sosial Prosedural Tugas

Mendiskusikan persoalan Memperkenalkan para Mengkritik ide, bukan

yang tidak kontroversial anggota kelompok orang nya

Menceritakan gurauan yang Membuat agenda pertemuan Mendukung gagasan yang

lucu terbaik

Menceritakan kebenaran Duduk saling bertatap muka Memiliki kepedulian untuk

yang tidak dapat dibantah pemecahan persoalan

Jangan merokok (kalau di Memantaokan tujuan Berbagai beban pekerjaan

mungkinkan) kelompok

Jangan datang terlambat Jangan meninggalkan Jangan memaksakan

pertemuan tanpa sebab gagasan kita dalam

kelompok

Tidak hadir tanpa alasan Jangan memonopoli Jangan berkata kasar jika

yang jelas percakapan tidak setuju

Komunikasi kelompok memiliki beberapa karakteristik penting diantaranya adalah

sebagai berikut :

• Kelompok memiliki beragam tujuan untuk menjaga keberadaannya dan masing-

masing memiliki gaya tersendiri untuk menjalankannya.

• Interaksi dalam kelompok bersifat saling ketergantungan, ukuran, serta durasi waktu

yang membedakannya dengan kelompok individu pada umumnya.

• Tujuan kelompok serta tujuan anggota kelompok dinyatakan dan saling berinteraksi

dalam bentuk yang dapat berdampak pada kesuksesan.

6
• Perbedaan jenis kelompok dikarenakan adanya perbedaan dalam tujuan misalnya

sosial, belajar, perkembangan pribadi, dan pemecahan masalah.

• Atruran-aturan kelompok, norma-norma, peranan, pola interaksi, dan metode

pengambilan keputusan dapat membentuk cara anggota kelompok berinteraksi dan

berpengaruh pada produktivitas dan kepuasan.

• Faktor-faktor budaya berpengaruh terhadap berjalannya sebuah kelompok

Sifat

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;

3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

1.3 Ciri Ciri dan Tujuan Komunikasi Kelompok

Ciri Ciri Komunikasi Kelompok

1. Komunikasi berlangsung face to face komunikasi, dan timbal balik.

2. Terlaksananya komunikasi atas unsur prakarsa bersama.

3. Kajianya pada proses berlangsungnya komunikasi dalam kelompok, diskriptif dan

analisis.

4. Bentuknya terstruktur, permanen dan emosional.

5. Setiap aggota kelompok sadar akan peranan, sasaran, ukuran, serta identitas

kelompok.

6. Situasinya hiterogen, dari status sosial, pendidikan,usia, jenis kelamin dan sebagainya,

sehingga sering menimbulkan wabah mental yang menjalar dengan cepat.

7
Tujuan Komunikasi Kelompok

• Menjalin hubungan sosial antar individu

• Menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik

• Menjadi sarana atau alat terapi diri

• Sarana untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan

• Membuat sebuah keputusan

• Menghasilkan sebuah solusi

• Menjadi media penghubung antar pihak

• Menyusun rencana atau kegiatan kelompok

• Memecahkan masalah yang dihadapi

• Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar

1.4 fungsi komunikasi kelompok

fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu

kelompok mampu memelihara dan menetapkan hubungan sosial diantara para

anggotanya,seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan

kepada anggotanya untuk melakukan aktifitas yang informal, santai, dan menghibur.

Fungsi kedua adalah pendidikan dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara

formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.

Melalui fungsi ini, kebutuhan kebutuhan dari pada anggota kelompok, kelompok itu

sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi

8
Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota

kelompok lainnya supaya melakukan ataupun tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang

terlibat usaha usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak

diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha usaha persuasif tersebut terlalu

bertentangan dengan nilai nilai yang berlaku dalam kelompok, makaJustru orang yang

berusaha mempersuasi tsb akan menciptakan suatu konflik.

Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan kegiatannya untuk memecahkan

persoalan dan membuat keputusan keputusan. Pemecahan masalah (problem solfving)

berkaitan dengan pertemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya ;

sedangkan pembuatan keputusan (decisien making) berhubungan dengan pemilihan

antara dua atau lebih solusi.

Terapi adalah fungsi dari kelima. Kelompok terapi mrmliki perbedaan dengan

kelompok lainnya, karna kelompok terapi tidak memilik tujuan. Objek dari kelompok

terapi adalah memabantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya

individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan

manfaat, namun usaha utamanya adalah membatu dirinya sendiri, bukan membantu

kelompok mencapai konsensus.

1.5 Klasifikasi Komunikasi Kelompok

Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan

interaksi di antara anggota-anggotanya. Jadi, dengan perkataan lain, kelompok

mempunyai dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat

9
dengan kelompok ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang tidak bukan

anggota. Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil

setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain (Baron dan Byrne,

1979:558.

Para ahli psikologi juga ahli sosiologi telah mengembangkan berbagai cara untuk

mengklasifikasikan kelompok yaitu sebagai berikut.

1. Kelompok primer dan kelompok sekunder

kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya

berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja

sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-

anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati

kita.

No Kelompok Primer Kelompok Sekunder

1. Komunikasi bersifat mendalam Komunikasi bersifat dangkal dan terbatas

2. Lebih bersifat personal Bersifat non personal

3. Lebih menekankan pada aspek Lebih menekankan aspek isi ketimbang aspek

hubungan ketimbang aspek isi hubungan

4. Lebih ekspresif informal Cenderung instrumental

5. Bersifat informal Bersifat formal

10
2. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya

secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan

kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur

(standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

3. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat

proses pembentukannya secara alamiah. Kelompok preskriptif, mengacu pada

langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai

tujuan kelompok.

1.6 Pengaruh komunikasi pada perilaku kelompok

Perubahan perilaku individu terjadi karena apa yang lazim disebut dalam psikologi

sosial sebagai pengaruh sosial (social influence). “social influence occurs whenever our

behavior, feelings,or attitudes are altered by what other say or do” begitu definisi baron

dan byrne (1979:253). Disini kita akan mengulas tiga macam pengaruh kelompok :

konformitas, fasilitasi sosial, polarisasi.

11
1. Konformitas (conformity)/ kesesuaian atau kecocokan

Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada

kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Kisler dan

kiesler (1969), konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)

kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau yang di bayangkan.

Faktor –faktor yang mempengaruhi konformitas.

Seperti paradigma utama, konformitas adalah produk interaksi antara faktor-faktor

situasional dan faktor-faktor personal. Faktor situasional yang menentukan konformitas

adalah kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik

sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok.

2. fasilitasi sosial

Prestasi individu yang meningkat karena di saksikan kelompok disebut Allport

sebagai fasilitasi sosial. Fasilitasi dari kata prancis facile, artinya, mudah menunjukkan

kelancaran atau peningkatan kwalitas kerja karena di tonton kelompok. Kelompok

mempengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih, “mudah.”

Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan di keluarkanya respon dan

dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu

adalah respon yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah

espon yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon

dominan adalah respon yang benar: kerena itu, peneliti-peneliti terdahulu melihat

kelompok mempertinggi kwalitas kerja individu. Untuk menghafal pelajaran baru, respon

12
dominan adalah respon yang salah. Karena itu, kelompok dapat mengurangi kwalitas kerja

individu

3. polarisasi ( pertentangan atau perlawanan)

polarisasi menurut sebagian para ahli boleh jadi disebabkan pada proporsi

argumentasi yang menyokong sikap atau tindakan tertentu, bila proporsi terbesar

mendukung sikap konservatif, keputusan kelompok pun akan lebih konservatif dan begitu

sebaliknya (Ebbesen dan Bowers, 1974).

Polarisasi mengadung beberapa implikasi yang negatif. Pertama, kecenderungan ke

arah ekstremisme menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata;

karena itu, makin besar peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan. Dan produktivitas

kelompok tentu menurun. Kedua, polarisasi akan mendorong ekstremisme dalam

kelompok gerakan sosial atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-

anggotanya yang memiliki pandangan yang sama. Krtika mereka berdiskusi, pandangan

yang sama ini makin di pertegas sehingga mereka makin yakin akan kebenaranya.

Keyakinan ini di susul dengan merasa benar sendiri (self_righteousness) dan meyalahkan

kelompok lain. Proses yang sama terjadi pada kelompok saingan nya. Terjadilah polarisasi

yang menakutkan di antara berbagai kelompok dan di dalam masing-masing kelompok

(Myers dan Bishop, 1970).

1.7 Faktor Komunikasi Kelompok

Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat

dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:

1. Faktor situasional karakteristik kelompok:

13
a. Ukuran kelompok.

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung

pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat

dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-

masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas

interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk

menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas

koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin

banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang

dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang

dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah

mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang.

b. Jaringan komunikasi.

Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai

berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi

kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota

kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan

kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam

bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota secara

interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi

14
kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk

memuaskan kebutuhan personal.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi

kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor

yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok.

2. Faktor personal karakteristik kelompok:

a. Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental

Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok

karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:

1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).

2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).

3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.

b. Tindak komunikasi

Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota

berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun

nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis

tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process

Analysis (IPA).

15
c. Peranan

Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok

dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang

lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang

menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat,

2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan

sebagai berikut:

1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah

atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan

upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang

tercapainya tujuan kelompok.

2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan

dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

3) Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota kelompokuntuk

memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok.

1.8 Teori Komunikasi Kelompok Menurut Para Ahli

1. Teori Keseimbangan (Heider)

Teori ini dikemukakan oleh Heider yang menjelaskan bahwa sesuatu yang

tidak seimbang akan menimbulkan ketidakselarasan dan ketegangan sehingga

menimbulkan tekanan dalam hubungan. Keadaan seimbang akan muncul

bila hubungan antar ketiganya memiliki sifat positif dalam berbagai hal atau jika

16
terdapat dua sifat negatif dan satu positif. Semua kombinasi lain adalah tidak

seimbang.

Ruang lingkup teori keseimbangan (balance theory) dari Heider ialah

mengenai Hubungan-hubungan antara pribadi. Teori ini berusaha antara pribadi. Teori

ini berusaha menerangkan bagaimana individu-individu sebagai bagian dari stuktur

sosial, (misalnya sebagai suatu kelompok) cenderung untuk menjalin hubungan satu

dengan yang lain.

Tentunya, salah satu cara bagaimana suatu kelompok dapat berhubungan,

ialah dengan menjalin komunikasi secara terbuka. Anggota kelompok dapat

merumuskan dan menyampaikan pesan-pesan verbal yang akan dijawab oleh orang

lain dan mereka dapat menafsirkan arti pesan-pesan yang dirumuskan oleh anggota

kelompok yang lain.

Akan tetapi, teori Heider tidak mencangkup komunikasi terbuka semacam ini.

Teori Heider memusatkan perhatiannya pada hubungan intra-pribadi (intrapersonal)

yang berfungsi sebagai “daya tarik”. Dalam hal ini daya tarik menurut Heider adalah

semua kegiatan kognitif yang berhubungan dengan suka atau tidak suka -terhadap

individu- individu dan objek-objek lain.

Dengan demikian, teori Heider berkepentingan secara khusus dengan apa yang

diartikan sebagai komunikasi intra-pribadi yaitu sangat menaruh perhatian pada

keadaan–keadaan intra pribadi tertentu yang mungkin mempengaruhi pola-pola

hubungan dalam suatu kelompok. Di luar itu dari relevansi teori keseimbangan Heider

tidak begitu dirasakan secara langsung. Meskipun demikian, Heider memberikan

penjelasannya secara langsung tentang “keseimbangan” dalam suatu kelompok dalam

17
suatu kelompok,dan sudah dapat diduga bahwa ahli komunikasi kelompok ini akan

dapat menemukan adanya kaitan antara kesimbangan dengan tingkah laku komunikasi

terbuka dari anggota kelompok.

Teori keseimbangan dari Heider menggunakan simbol “L” untuk menandakan

hubungan skala. "L” (like) dapat bermacam perasaan positif yang dimiliki seorang

anggota terhadap orang lain atau terhadap suatu objek tertentu, seperti misalnya

perasaan suka, kepada anggota yang lain, sependapat dengan anggota yang lain

menyetujui suatu tindakan dan lain sebagainya.

Sedangkan simbol “L-(Lawan dari simbol “L”) menyatakan perasaan-perasaan

negatif seperti rasa benci,tidak suka atau tidak setuju. Simbol “U” berarti hubungan

pembentukan unit (forming reletionship) dan merupakan persamaaan arti dari

“berkaitan dengan” kepunyaan,” memiliki,” serta ungkapan-ungkapan lain yang

hampir serupa, kebalikan dari simbol “U” adalah “U–”.

Tiga simbol lain sangat penting dalam sistem Heider. ”p” yang menunjukkan

orang (person), ”o” yang berarti orang lain atau kelommpok lain dan “x” yang berarti

objek atau (benda).

Contoh:A tergabung dalam suatu kelompok kecil. A merasa bahwa ia

merupakan bagian dari kelompok tersebut, sehingga ia berusaha mencari beberapa

informasi dari angota lainnya,Atau A juga berusaha membagikan informasi agar

tercipta keseimbangan komunikasi dalam kelompok tersebut.

18
2. Teori A-B-X Newcomb

Pendekatan Theodoro Newcomb (1953) terhadap komunikasi adalah

pendekatan pakar seorang psikologi sosial berkaitan dengan interaksi manusia.

Model ini mengingatkan kepada diagram jaringan kelompok kerja yang dibuat para

psikologi sosial dan merupakan awal formulasi konsistensi kognitif. Dalam bentuk

paling sederhana dari kegiatan komunikasi, Seorang A menyampaikan informasi

kepada orang lain B mengenai sesuatu X. Model tersebut menyatakan bahwa orientasi

A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya

membentuk suatu sistem yang meliputi 4 orientasi.

Pada Model Newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif

dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya. Model

Newcomb ini merupakan perluasan dari karya psikologi (1946) berkenaan dengan

kecocokan dan ketidakcocokan yang timbul antara dua orang dalam hubungan dengan

orang ke tiga atau suatu objek. Teori ini menyangkut kasus dua orang yang

mempunyai sikap senang atau tidak senang terhadap masing-masing dan objek

eksternal, Maka akan timbul hubungan seimbang (jika dia saling menyenangi dan

juga menyenangi suatu objek)dan juga tidak seimbang (kalau dua orang saling

menyenangi, tetapi yang satu menyenangi objek dan yang lainnya tidak).selanjutnya

apabila terjadi keseimbangan setiap peserta akan menghadang perubahan.

Contoh penerapan Teori Model A-B-X Newcomb

Rani dan ira memiliki hubungan pertemanan mereka pun kuliah di tempat

yang sama. Pada suatu ketika Rani dan ira bertemu di sebuah mall, yang pada waktu

itu rani mencari sebuah handphone dari pertemuan itu mereka sedikit mengobrol

19
sambil makan-makan di KFC untuk melanjutkan obrolan mereka yang sempet

terputus tadi akhirnya ira pun bertanya “ngomong-ngomong rani mau beli apa ? tanya

ira . Rani pun menjawab iya neh bingung mau beli smartphone yang kayak gimana,

oh itu toh kamu beli blackberry aja kayak punya aku tawar ira. Kemudian ira pun

mulai menceritakan kegunaan dari smartphone secara detail mulai dari kekurangan

dan kelebihan blackberry, Supaya rani lebih tertarik lagi ira pun menceritakan sejak

kapan di mulai menggunakan blackberry” aku udah menggunakan blackberry ini udah

hampir 1 tahun loh, dan aku rasa blackberry adalah smartphone yang terbaik di dunia

katanya lebih meyakinkan lagi.

Merasa penasaran dengan cerita dari rani, ira pun berusaha mencari informasi

tentang gadget tersebut, setelah menanyakan bagaimana aplikasi blackberry yang

sebenarnya. Akhirnya ira pun tidak yakin kalo blackberry adalah smartphone yang

terbaik di dunia . Rani kembali menghubungi ira via telfon dan mengajak ira untuk

bertemu dengannya kembali. Alhasil pada suatu ketika mereka bertemu dikampus ,

Rani pun mengutarakan pendapatnya mengenai gadget itu, ira mencari informasi

tentang Blackberry dan A menyampaikan pada B bahwa Blackberry bukannya

smartphone terbaik di dunia, Kebanyakan pengguna Blackberry hanya memanfaatkan

aplikasi Blackberry Messengernya saja ,dan menurut rani smartphone terbaik adalah

iPhone. Lalu ira mengatakan tidak hanya aplikasi tersebut yang digunakan, ada pun

aplikasi untuk mengirim Email dengan cepat. Sehingga rani dan ira saling

mempengaruhi tentang persepsi mereka mengenai Blackberry dan mereka saling

meningkatkan keadaan simetris mereka.

20
A. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TEORI MODEL A-B-X

KEKURANGAN

a. Dalam konteks ini , ketegangan mungkin akan muncul , karena

dalam model ini dituntut untuk mencari keseimbangan dengan cara mengubah

suatu sikap terhadap satu pihak kepada pihak lainnya.

b. Dalam model teori ini masing-masing dari individu sama-sama

mempertahankan simetrinya maka kemungkinan besar dalam teori ini akan

menimbulkan konflik , saya rasa untuk mencari titik keseimbangan antara

berbeda orang itu sangat sulit sedangkan dalam teori ini menitikberatkan pada

keseimbangan. Persamaan simetri itu hanya akan terjadi apabila ada kesamaan

kesenangan terhadap sesuatu objek dan kalaupun ada itu prosesnya sangat sulit

karena setiap orang berbeda cara memahami objek itu sendiri.

KELEBIHAN

a. Memungkinkan orang-orang mengorientasikan diri terhadap

lingkungan mereka.

b. Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem apapun mungkin

ditandai oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa setiap

perubahan dalam bagian mana pun dari sistem tersebut akan menimbulkan

suatu ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, Karena

ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak

menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan

keseimbangan.

21
3. Teori Perbandingan Sosial

Teori ini dikemukakan oleh Leon Festinger yang membedakan antara fisik dengan

sosial yang ada. Jika pendapat, sikap, dan keyakinan dapat diukur secara fisik, maka

segala sesuatu tidak perlu adanya komunikasi. Namun, jika pendapat, sikap, dan

keyakinan dilandasi oleh suatu peristiwa yang mudah diukur dengan beberapa bukti,

maka segalanya memerlukan komunikasi.

Sehingga, hal ini dapat menyimpulkan bahwa komunikasi kelompok ada karena

terdapat kebutuhan beberapa individu dalam membandingkan pendapat, sikap,

keyakinan, dan kemampuan suatu individu dengan individu lain.

Dorongan untuk berkomunikasi tentang suatu kejadian dengan individu lain dalam

suatu kelompok akan meningkat ketika individu menyadari bahwa individu tersebut

tidak setuju dengan suatu kejadian tersebut, dan kejadian tersebut menjadi semakin

penting ketika sifat ketertarikan kelompok mulai meningkat.Dua hal yang

dibandingkan dalam teori ini yaitu pendapat (opinion) dan kemampuan (ablity).

Namun, perubahan pendapat akan lebih mudah terjadi dibandingkan dengan

perubahan kemampuan.

Dan tiga hal inilah yang akan terjadi pada teori perbandingan sosial, yaitu di

antaranya:

a. Dorongan untuk menilai pendapat dan kemampuan

Setiap individu akan memiliki dorongan untuk menilai pendapat dan

kemampuan sendiri dengan cara membandingkannya dengan pendapat dan

kemampuan individu lain, sehingga ia dapat mengetahui bahwa pendapatnya

22
benar atau salah dan dapat mengukur kemampuannya sendiri. Menilai

kemampuan pun ada dua macam cara yaitu:

• Kemampuan individu dinilai secara obyektif seperti contohnya, seseorang

dikur kemampuannya ketika menghitung perkalian.

• Kemampuan individu dinilai secara subyektif atau dengan opini seperti

contohnya, seseorang diukur kemampuannya ketika melukis.

b. Sumber penilaian

Pada umumnya, manusia akan menggunakan penilaian atau

ukuranobyektif dalam mengukur kemampuan.

c. Memilih individu lain untuk membandingkan

Dengan adanya perbandingan dengan individu lain, maka akan

menimbulkan banyak pilihan. Pada umumnya, manusia memilih individu lain

yang sebaya seperti kerabat atau teman sebagai obyek perbandingan.

Contoh: Postur tubuh individu dapat diukur secara obyektif, sedangkan

sikap individu hanya dapat diukur secara subyektif atau pendapat.

4. Teori Sosiometris (Moreno)

Teori ini adalah salah satu dari teori komunikasi kelompok yang dikemukakan

oleh Moreno dan dikembangkan oleh Jennings dan para ahli lainnya. Teori ini

berhubungan dengan daya tarik dan penolakan yang dirasakan pada suatu individu

23
terhadap individu lain dengan adanya implikasi perasaan dalam pembentukan dan

struktur suatu kelompok.

Ketika individu mulai tertarik dengan individu lain dan saling menempatkan

diri pada kedudukan yang paling tinggi, maka individu tersebut akan lebih

mendominasi untuk berkomunikasi dengan individu lain dalam suatu kelompok

hingga terbentuk kubu-kubu yang saling membenci.

Contoh:A dan B memiliki selera dan minat di bidang jurnalistik, sehingga C,

D, dan lainnya memutuskan untuk membentuk kelompok jurnalistik. Juga sebaliknya,

jika A dan B selera dan minatnya berbeda, maka mereka akan tidak saling setuju

dalam membentuk suatu perkumpulan atau kelompok.

5. Teori Percakapan Kelompok

Teori ini berkaitan dengan produktivitas kelompok juga upaya dalam

mencapainya melalui masukan anggota, variabel perantara, dan keluaran anggota.

Masukan anggota ini dapat dilihat dari segi perilaku, interaksi, dan harapan yang

bersifat individu dalam kelompok. Sedangkan variabel perantara lebih kepada struktur

keanggotaan, kebijakan, dan visi misi suatu kelompok. Untuk keluaran anggota ini

merupakan sesuatu yang dihasilkan pada suatu kelompok.

Asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana

dimuiai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini

akan terdapat umpan balik (feed-back). Berikut ini adalah penjabaran teori prestasi

yang terbagi atas beberapa faktor yang mempengaruhi suatu kelompok, yaitu :

24
a.Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber

input.

Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka.

Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan

anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk

dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan

reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan

(bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama,

berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan

(kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah

sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya

dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).

b.Variabelmedia

Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu

kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal

(struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas

individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya

sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan

otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak

berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).

c.Prestasikelompok

Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga

unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat

25
perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku

kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja

kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok

untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi

yang penuh tekanan (stress).

Teori pencapaian kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas

kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan dari

anggota (member inputs), variabel - variabel perantara (mediating variables), dan

keluaran dari kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota

kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interaksi dan harapan-harapan

(expectations) yang bersifat individual.

Contoh: Dalam suatu kelompok terdapat anggota yang berasal dari budaya

yang berbeda. Yang satu berasal dari Jawa, sedangkan yang satunya lagi berasal dari

Batak. Gaya berbicara orang Jawa cenderung kepada kelembutan sedangkan Batak

cenderung kekasaran. Sehingga timbul konflik dalam kelompok tersebut karena

kesalahpahaman antar individu.

6. Teori Kepribadian Kelompok

Teori Komunikasi Kelompok lainnya adalah teori kepribadian kelompok.

Teori ini menjelaskan bahwa setiap kelompok cenderung pada populasi manusia atau

individu yang ditinjau dari segi usia atau kemampuan. Sedangkan ciri-ciri dari

kepribadian pada individu akan memungkinkan kelompok bertindak sebagai

keseluruhan dan merujuk pada peran individu.

26
Dinamika kepribadian ini dapat diukur melalui sinergi individu. Sinergi ini

yaitu kedudukan setiap individu dalam menjalankan tugasnya pada suatu kelompok.

Walaupun pada umumunya, suatu kelompok lebih merujuk pada pemeliharaan

keterpaduan sinergi dalam kelompok sehingga setiap individu dituntut untuk memiliki

pendapat yang sama.

Cattell merumuskan teori kepribadian kelompok berdasarkan orientasi

statistika empiris. Menurut Cattell, dalam teori kepribadian kelompok terdapat dua hal

yang saling berkaitan yaitu dimensi kelompok dan dinamika kepribadian.

1. Dimensi kelompok

Dimensi kelompok terdiri dari sifat populasi, sifat sintalitas, dan karakteristik

struktur internal. Ketiga dimensi kelompok tersebut saling bergantung satu sama lain.

• Sifat populasi didefiniskan sebagai karakteristik individu yang dimiliki

anggota kelompok.

• Sintalitas atau perilaku kelompok terdiri dari kepribadian kelompok

atau berbagai macam efek yang membuat kelompok bersifat sebagai

sebuah totalitas.

• Sementara itu, struktur internal merujuk pada hubungan antara anggota

kelompok dan karakteristik struktur menggambarkan pola organisasi di

dalam kelompok.

2. Dinamika kepribadian

Sintalitas merepresentasikan berbagai atribut anggota kelompok dan memiliki

pengaruh penting terhadap cara fungsinya. Kepribadian kelompok hanya dipengaruhi

27
oleh sifat populasi dan struktur internal. Selain itu, kepribadian kelompok juga

dipengaruhi oleh variabel budaya.

Konsep utama dari teori kepribadian kelompok adalah sinergi. Sinergi adalah

jumlah total energi individu yang dibawa ke sebuah kelompok oleh anggotanya.

Menurut Cattel, terdapat dua macam kegiatan yang berdampak pada usaha sebuah

kelompok, yaitu maintenance synergy dan effective synergy.

• Maintenance synergy adalah kegiatan yang langsung diarahkan

pada upaya pemeliharaan kelompok untuk memastikan kohesi

kelompok dan harmoni kelompok.

• Effective synergy adalah kegiatan yang diarahkan langsung

pada tujuan kelompok.

3. Dimensi Sintalitas Kelompok

Studi awal terkait sintalitas kelompok kecil yang dilakukan oleh Cattel

menghasilkan beberapa deskripsi faktor yang diberi nama, contohnya adalah :

• Keterbukaan ekstrovert versus penarikan diri

• Sifat santai yang sadar dan realistik versus sifat agresif yang

keras dan tegar

• Kesadaran akan tujuan yang kuat dan pasti versus kekacauan

yang penuh kesadaran diri

• Ketidakberanian dalam komunikasi batin

28
Cattell menyimpulkan bahwa hubungan antara kepribadian individual para

anggota kelompok dan sintalitas kelompok ditentukan oleh berbagai variabel struktur

kelompok. Salah satu sub-perangkat dimensi sintalitas adalah dimensi sinergi yang

merupakan padanan bagi kelompok. Persamaan spesifikasi dapat dirumuskan untuk

sinergi kelompok berdasarkan minat para anggota kelompok (Hall, 1993 : 175).

7. Teori Pemikiran Kelompok

Teori ini telah dikemukakan oleh Irving L. Janis yang mentakan bahwa

terdapat adanya suatu kerangka atau model berpikir dalam suatu kelompok yang

bersifat kohesif atau saling terpadu. Hal ini disebabkan oleh adanya situasi

dimana suatu kelompok tersebut telah mengambil keputusan dalam kebijakan salah

yang disebabkan oleh suatu tekanan, maka akan mengakibatkan turunnya efisiensi

mental setiap individu dalam kelompok tersebut, sehingga terjadilah konflik dalam

suatu kelompok karena perbedaan pendapat.

Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) lahir dari penelitian panjang Irvin L

Janis. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan satu mode berpikir

sekelompok orang yang sifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang

dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat. Untuk mencapai

kebulatan suara klompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-

alternatif tindakan secara realistis. Grouptink dapat didefinisikan sebagai suatu

situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukkan timbulnya

kemerosotan efesiensi mental, pengujian realitas, dan penilaian moral yang

disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok (Mulyana, 1999).

29
West dan Turner (2008: 274) mendefinisikan bahwa pemikiran

kelompok (groupthink) sebagai suatu cara pertimbangan yang digunakan anggota

kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka

untuk menilai semua rencana tindakan yang ada. Jadi groupthink merupakan proses

pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana

anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga

kemampuan kritisnya tidak efektif lagi.

Contoh: Seorang yang bernama A merupakan ketua dari sebuah kelompok

yang berjumlah delapan orang. Kemudian Ia membuat suatu keputusan hanya dengan

5 orang dari jumlah 8 orang. Dan 3 orang tersebut mau tidak mau harus setuju, namun

tetap mengurangi efisiensi dari pekerjaan mereka.

8. Teori Psikodinamika dari fungsi kelompok (Bion)

Teori ini dikemukakan pada tahun 1948 – 1951 yang melakukan uji coba

melalui kelompok terapi. Teori ini menyimpulkan bahwa kelompok bukanlah sekadar

kumpulan individu, melainkan suatu satuan dengan cirri dinamika dan emosi

tersendiri yang berfungsi pada taraf berdasarkan kecemasan dan motivasi dalam

individu.

Sigmund Freud mengungkapkan bahwa teori ini terdapat tiga kepribadian

dalam suatu kelompok di antaranya:

1. Kebutuhan dan motif (ID),

2. Tujuan dan mekanisme (EGO), dan

3. Keterbatasam (SUPEREGO)

30
Bion juga menambahkan, bahwa dalam teori ini terdapat tiga asumsi dasar di

antara yaitu:

1. Ketergantungan,

2. Pasangan, dan

3. Melawan-lari.

Asumsi Ketergantungan

Dalam asumsi ini kelompok dianggap terbentuk karena adanya perasaan-

perasaan ketidakberdayaan dan frustasi di kalangan anggotanya. Dalam

keadaan merasa tidak berdaya dan frustasi ini, individu-individu anggota

kelompok itu mencari dan mengharapkan perlindungan serta perawatan dari

pemimpinannya. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan dan

kemampuan itu diharapkan dapat mengarahkan perilaku kelompok dan

interaksi antara anggota kelompok.

Ciri dari kelompok semacam ini adalah inefisiensi dalam komunikasi

antaranggota karena komunikasi langsung yang ada hanyalah komunikasi

antara anggota dan pemimpin.

Asumsi Pasangan

Dalam asumsi ini kelompok dianggap terbentuk karena adanya

dorongan pada anggota untuk saling berpasangan. Komunikasi mantap yang

terjadi antara dua orang dari jenis kelamin yang berbeda dianggap mempunyai

tujuan-tujuan seksual. Timbul harapan bahwa akan terjadi keturunan-

keturunan yang akan mempertahankan eksistensi (kekuatan) kelompok. Jadi,

selain perasaan tidak mau terasing satu sama lain, kelompok ini terbentuk juga

31
atas dasar emosi mengharap. Fungsi pemimpin adalah sebagai juru selamat

(Mesiah) yang bertugas menjaga kelestarian pasangan dan mempertahankan

keutuhan kelompok serta memperkecil kemungkinan pecahnya kelompok.

Asumsi Melawan – lari

Emosi yang mendasarkan asumsi ini adalah kemarahan, ketakutan,

kebencian, dan agresifitas. Cara satu-satunya yang diketahui oleh kelompok

untuk mempertahankan eksistensi (kekekalan) mereka adalah berkelahi

melawan sesuatu atau lari menghindari sesuatu. Tugas pemimpin adalah

memungkinkan anggota-anggota kelompoknya untuk melawan atau melarikan

diri.

Bion tidak menutup kemungkinan adanya asumsi-asumsi lain, tetapi ia

menyatakan bahwa dalam observasinya, ketiga asumsi inilah yang sering

terjadi. Suatu kelompok bisa saja berubah mekanisme kerjanya dari asumsi ke

asumsi yang lain, tetapi ketiga asumsi itu masing-masing berdiri sendiri. Pada

saat tertentu hanya satu asumsi yang berlaku, tidak bias atau tiga sekaligus.

9. Teori Fundamental Interpersonal Relations Orientation ( William C. Schultz)

Teori ini ditemukan pada tahun 1960 yang menjelaskan suatu hal yang

mendasar pada perilaku komunikasi dalam kelompok kecil.

Fundamental Interpersonal Relationship Orientation mengasumsikan bahwa

ada tiga kebutuhan penting yang menyebabkan (orientasi) adanya interaksi dalam

32
suatu kelompok. Ketiga aspek itu adalah keikutsertaan (inclusion), pengendali

(control) dan kasih sayang (affection).

• Inclusion: Keinginan individu untuk masuk ke dalam suatu kelompok.

Individu tersebut akan terus berpikir bagaimana mereka berinteraksi dalam

kelompok. Sehingga akan timbul dua kemungkinan yaitu sikap ia yang

mendominasi atau sikap ia yang terlalu minoritas.

• Control: Sikap individu yang berusaha mengendalikan atau mengatur

individu lain dalam kelompok sehingga akan timbul beberapa sikap di

antaranya otokrat atau sikap yang mendominasi dan sikap abdikrat atau

sikap yang lebih cenderung diam.

• Affection: Sikap individu yang menginginkan keakraban emosional dari

individu lain sehingga timbul sikap overpersonal atau sikap yang tidak

dapat mengerjakan sesuatu karena kurangnya perhatian dan sikap

unerpersonal atau sikap yang cuek dengan keadaan.

Pada dasarnya setiap kita memulai hidup dalam suatu lingkungan

tatanan tertentu kita pasti akan berkeinginan untuk bisa berhubungan interpersonal

dengan orang lain. Hal itu tidak lain karena memang kita ini adalah makhul sosial,

yang pastinya selalu membutuhkan orang lain dalam hidup. Hal itu guna tak lain juga

kebutuhan antarpribadi kita terpenuhi yaitu kebutuhan untuk berasosiasi, kebutuhan

mengontrol perilaku kita, kebutuhan untuk akrab atau hasrat mempunyai teman.

Contoh aplikasi dalam kasus. Ketika ada murid baru masuk ke kelas kita,

ketika kita masih di sekolah menengah, misalnya, dia sebagai anak baru tentu merasa

atau setidaknya berkeinginan mempunyai teman, ingin diakui oleh teman-teman, dan

juga ingin dihargai oleh mereka yang sudah lebih dahulu ada di kelas. Kebutuhan-

33
kebutuhan untuk semua itu merupakan aspek pokok yang pertama kali dirasakan oleh

anak baru tadi. Selanjutnya, setelah itu semua terpenuhi, maka segala kemungkinan

terjadinya proses komunikasi bisa berlangsung, bergantung kepada keinginan dari

anak tadi atau malahan adanya keinginan dari salah seorang murid di kelas itu untuk

mengajaknya bergabung dalam bidang tertentu.

10. Teori Iceberg

Dalam komunikasi jika dikaitkan dengan teori gunung es maka permasalahan

dan kesalahpahaman akan tidak nampak. Sebab yang tampak dari gunung es tidak lain

adalah hanya bagian puncaknya saja. Maka tentu saja yang akan nampak adalah

keadaan yang baik-baik saja. Padahal pada bagian dasarnya bisa jadi merupakan

sumber dari masalah.

Namun yang terlihat baik-baik dalam media komunikasi modern saja

nampaknya malah menyimpan berbagai permasalahan yang bisa timbul. Bahkan

kerjasama yang terlihat baik-baik saja masih akan sering memunculkan kerjasama

yanf tidak sinergy, proyek tidak tuntas, mengapa masalah selalu muncul ? mengapa

masalah yang sama terus berulang ? dan lain-lain.

Fenomena ini nampak seperti gunung es dimana jangan terkecoh dalam

keadaan yang nampaknya relatif baik-baik saja. Namun, bagian bawah yang tidak

terlihat bisa jadi menyimpan beragam masalah. Oleh karena itu jangan berpuas

diri dengan yang tampak saja. Jangan menganggap komunikasi pasti baik, dengan

melihat hubungan yang tampak harmonis, canda tawa, saling menghormati, dll.

34
Teori gunung es memperluhatkan bagaimana kita tidak menyepelekan keadaan

yang nampaknya baik-baik saja terutama dalam komunikasi kepemimpinan . Apalagi

dalam komunikasi, sapaan say hai, canda tawa dan haha hihi belum tentu tidak

menjadi pemicu timbulnya sebuah kesalahpahaman. Oleh sebab itu, konsep teori

gunung es ini bisa menjadi sebuah panduan dan patokan untuk senantiasa waspada

terhadap segala situasi dan kondisi yang nampaknya baik-baik saja.

35
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

1) Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa

orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi

dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).

2) Komunikasi kelompok memiliki beberapa karakteristik penting diantaranya

adalah sebagai berikut :

• Kelompok memiliki beragam tujuan untuk menjaga keberadaannya

dan masing-masing memiliki gaya tersendiri untuk menjalankannya.

• Interaksi dalam kelompok bersifat saling ketergantungan, ukuran, serta

durasi waktu yang membedakannya dengan kelompok individu pada

umumnya.

• Tujuan kelompok serta tujuan anggota kelompok dinyatakan dan saling

berinteraksi dalam bentuk yang dapat berdampak pada kesuksesan.

• Perbedaan jenis kelompok dikarenakan adanya perbedaan dalam tujuan

misalnya sosial, belajar, perkembangan pribadi, dan pemecahan

masalah.

• Atruran-aturan kelompok, norma-norma, peranan, pola interaksi, dan

metode pengambilan keputusan dapat membentuk cara anggota

36
kelompok berinteraksi dan berpengaruh pada produktivitas dan

kepuasan.

• Faktor-faktor budaya berpengaruh terhadap berjalannya sebuah

kelompok

3) Sifat komunikasi kelompok

• Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

• Kelompok memiliki sedikit partisipan;

• Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

• Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

• Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

4) Ciri Ciri Komunikasi Kelompok

• Komunikasi berlangsung face to face komunikasi, dan timbal balik.

• Terlaksananya komunikasi atas unsur prakarsa bersama.

• Kajianya pada proses berlangsungnya komunikasi dalam kelompok,

diskriptif dan analisis.

• Bentuknya terstruktur, permanen dan emosional.

• Setiap aggota kelompok sadar akan peranan, sasaran, ukuran, serta

identitas kelompok.

• Situasinya hiterogen, dari status sosial, pendidikan,usia, jenis kelamin

dan sebagainya, sehingga sering menimbulkan wabah mental yang

menjalar dengan cepat.

37
5) Tujuan Komunikasi Kelompok

• Menjalin hubungan sosial antar individu

• Menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik

• Menjadi sarana atau alat terapi diri

• Sarana untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan

• Membuat sebuah keputusan

• Menghasilkan sebuah solusi

• Menjadi media penghubung antar pihak

• Menyusun rencana atau kegiatan kelompok

• Memecahkan masalah yang dihadapi

• Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar

6) Fungsi Komunikasi Kelompok

• Fungsi hubungan sosial

• Fungsi pendidikan

• Fungsi persuasi

• Fungsi pemecahan masalah dan pembuat keputusan

• Fungsi terapi

7) Klasifikasi Komunikasi Kelompok

• Kelompok primer dan Kelompok sekunder

• Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan

• Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

8) Pengaruh komunikasi pada perilaku kelompok

• Konformitas

• Fasilitas Sosial

• Polarisasi

38
9) Faktor Komunikasi Kelompok

a. Faktor situasional karakteristik kelompok

• Ukuran kelompok

• Jaringan komunikasi

• Kohesi kelompok

• Kepemimpinan

b. Faktor personal karakteristik kelompok

• Kebutuhan interpersonal

• Tindak komunikasi

• Peranan

10) Teori komunikasi

a. Teori Keseimbangan (Heider)

b. Teori A-B-X Newcomb

c. Teori Perbandingan Sosial

d. Teori Sosiometris (Moreno)

e. Teori Percakapan Kelompok

f. Teori Kepribadian Kelompok

g. Teori Pemikiran Kelompok

h. Teori Psikodinamika dari fungsi kelompok (Bion)

i. Teori Fundamental Interpersonal Relations Orientation ( William C.

Schultz)

j. Teori Iceberg

39
Daftar Pustaka

• https://pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-kelompok

• Nurani Soyomukti Buku pengantar ilmu komunikasi

• http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-kelompok.html

• http://anis-permata.blogspot.com/2014/08/komunikasi-kelompok.html

• Dr. Redi Panuju, M.Si. Buku pengantar studi ilmu komunikasi

• Drs. Daryanto, Dr. Mulio Rahardjo, ST. M.Pd. Buku teori komunikasi

40
TUGAS

Silahkan di bahas materi
Komunikasi Antar Pribadi
yang telah di upload dan akan
direspon oleh anggota
kelompok 1!
Pertanyaan

 Orang-orang yang membangun relasi kemudian
melakukan komunikasi antarpribadi, dalam
hatinya mengalami tarikan konflik. Maksud dari
mengalami tarikan konflik disini apa?
Teori komunikasi massa

Teori adalah serangkaian definisi yang saling berhubungan satu sama lain. Secara umum

teori merupakan analisis hubungan anatara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada

sekumpulan fakta-fakta. Dalam ilmu pengetahuan,teori dalam ilmu pengetahuan berarti

model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial

tertentu.

Teori komunikasi massa adalah proses dimana seorang atau sekelompok orang atau

organisasi yang besar menyususn sebuah pesan dan mengirimkannya melalui beregam media

kepada khalayak luas yang anonim dan heterogen.misalnya seorang yang memiliki perangkat

komputer dan keterampilan mengoperasikan komputer dapat mempublikasikan majalah

sendiri.

Littlejhon dan foss dalam bukunya encyclopedia of communication theory (2009) membagi

teori komunikasi massa kedalam 3 kategori, yaitu teori-teori yang berkaitan dengan budaya

dan masyarakat,toeri-teori yang berkaitan dengan pengaruh dan persuasi media,dan teori-

teori yang berkaitan dengan penggunaan media.

Berikut adalah beberapa teori komunikasi massa serta penjelasannya :

1. Teori pengaturan agenda

Teori pengaturan agenda merupakan salah satu teori yang menjelaskan

efekumulatif media.terdapat dua asumsi dasar yang mendasari sebagian besar

penelitian mengenai pengaturan media yaitu bahwa pers dan media tidak

merefleksikan kenyataan yang sebenarnya setelah dilakukan penyaringan, dan

konsentrasi media terhadap beberapa isu dan subjek mengajak publik untuk menerima

isu tersebut lebih penting daripada isu lainnya.


Teori agenda setting merupakan teori penciptaan kesadaran publik dan pemilihan

isu - isu mana yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. Ada dua asumsi

yang mendasari teori agenda setting yaitu:

1. Media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya, melainkan mereka

membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut.

2. Media menyediakan sejumlah isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu

tersebut yang kemudian memberikan kesempatan kepada publik menentukan isu

mana yang lebih penting dibandingkan isu lainnya.

Merujuk pada teori agenda setting, kekuatan media dalam mempengaruhi khalayak

diuraikan dalam konsep need for orientation (McCombs, Maxwell & Reynolds,

2002).

Contoh kasus:

Berita Gaza pada sisi peperangan yang dianggap penting membuat masyarakat

berpikir akan kebenaran yang diberitakan media. Berbagai media memberitakan isu

Gaza dari sudut pandang berbeda yang membuat berita Gaza diterima oleh khalayak

dan khalayak akan terus mengikuti peristiwa tersebut. Masyarakat menerima

pemberitaan yang di agendakan, sehingga mempengaruhi pikiran khalayak tentang

apa yang terjadi di Gaza Palestina.

Realitas yang ada di Gaza Palestina menjadi booming karena media stasiun

televisi termasuk internet juga terus menerus memberitakan serangan Israel terhadap

Gaza. Media stasiun televisi maupun media online menganggap penting hal tersebut

sehingga media mengagendakan peristiwa serangan di Gaza menjadi penting.

Kemudian isu tersebut dinilai publik sebagai isu-isu yang penting dan diikuti terus

perkembangannya. Publik menganggap apa yang diberitakan media itu penting dan

membuat publik berpikir Gaza harus di support.


2. Teori sistem ketergantungan media

Teori ini menyatakan bahwa media bergantung pada konteks sosial dan pertama

kali dirumuskan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Mevin Defleur (1976). Mereka

memandang babwa bertemunya media dengan khalayak didasarkan atas 3

perspektif,yaitu perspektif perbedaan individual,perspektif kategori sosial dan

perspektif hubungan sosial yang memandang bahwa dependensi relatif khalayak

terhadap sumber media massa jika dibandingkan dengan sumber informasi lainnya

merupakan suatu variabel yang harus ditentukan secara empiris.Contohnya:

1. Bila anda menyukai gosip, anda akan membeli tabloid gosip dibandingkan

membeli koran Kompas, dimana porsi gosip tentang artis hanya disediakan pada

dua kolom di halaman belakang, tetapi orang yang tidak menyukai gosip mungkin

tidak tahu bahwa tabloid gosip kesukaan anda, katakanlah acara Cek dan ricek, itu

ada, ia pikir cek dan ricek itu hanya acara di televisi, dan orang ini kemungkinan

sama sekali tidak peduli berita tentang artis di dua kolom halaman belakang

Kompas.

2. Bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung atau percaya

pada koran untuk mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik antara pihak

keamanan dan pengunjuk rasa, sedangkan bila keadaan negara stabil,

ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan individu akan lebih

bergantung pada institusi-institusi negara atau masyarakat untuk informasi.

Sebagai contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki pengaruh

besar atas pendapat rakyatnya, pemberitaan media membosankan karena segala

sesuatu tidak bebas untuk digali, dibahas, atau dibesar-besarkan, sehingga

masyarakat lebih mempercayai pemerintah sebagai sumber informasi mereka.

3. Teori spiral keheningan


Teori yang diperkenalkan oleh Elisabeth Noelle-Neumann(1974)

menggambarkan hubungan efek media terhadap pembentukan opini publik dan pola

perilaku demokratis. Teori ini mengacu pada bagaimana orang-orang yang cenderung

untuk tetap diam ketika mereka merasa pandangannya merupakan minoritas.

Contoh Kasus:

Gerakan koin Prita menjadi salah satu contoh dimana masyarakat berhasil

menyuarakan pandangan dan pendapat mereka melawan pihak pemilik rumah sakit

(pengusaha). Pendapat masyarakat yang berangkat dari jejaring sosial di media baru

ini dengan dukungan peran media konvensional kemudian berkembang menjadi opini

publik yang berhasil meraih simpati dan menggalang dukungan masyarakat

luas.Dalam kasus ini berkembangnya opini publik diawali oleh rasa kedekatan publik

terhadap kasus yang menimpa individu yang dianggap mewakili masyarakat

perorangan tanpa kekuasan dan kekuatan. Disamping itu terdapat nilai atau moral

dengan kadar cukup sedang dalam peristiwa ini.

Namun pada kasus ini, ketidakbersediaan segelintir orang untuk mengungkapkan

opini yang berbeda lebih disebabkan oleh sekedar keengganan dianggap sebagai

orang yang tidak berpihak dan tidak berempati pada warga biasa dan bukan karena

rasa takut akan terisolasi dari lingkungannya.

4. Teori kesenjangan pengetahuan

Teori ini menyatakan bahwa bertambahnya jumlah informasi mengenai suatu

topik mengakibatkan bertambahnya pula kesenjangan pengetahuan anatara mereka

yang mengetahui lebih banyak dan mereka yang mengetahui lebih sedikit. Terdapat

lima alasan untuk menjustifikasikan terjadinya kesenjangan pengetahuan yaitu :

• Memiliki keterampilan komunikasi,pendidikan,kemampuan

membaca,kemampuan mengingat informasi yang lebih baik.


• Dapat menyimpan informasi secara lebih mudah atau mengingat topik

berdasarkan latar belakang pengetahuan.

• Memiliki konteks sosial yang lebih relevan.

• Lebih baik dalam melakukan terpaan selekti,penerimaan dan retensi.

• Lebih mudah menjangkau media massa.

5. Teori imperialisme budaya

Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (1987), teori ini berasal

dari teori sekaligus bukti awal mengenai peran media dalam pembangunan nasional.

Teori ini berpandangan bahwa media dapat membantu modernisasi dengan

memperkenalkan nilai-nilai barat dilakukan dengan mengorbankan nilai-nilai

tradisional dan hilangnya keaslian budaya lokal.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa nilai-nilai yang diperkenalkan itu

adalah nilai-nilai kapitalisme dan karenanya proses imperialistis serta dilakukan

secara sengaja, atau disadari dan sistematis, yang menempatkan Negara yang sedang

berkembang dan lebih kecil di bawah kepentingan kekuasaan kapitalis yang lebih

dominan. Contohnya: Dalam bentuk slogan-slogan menyesatkan, seperti sistim dunia

moderen dan globalisasi. Dengan alasan bahwa dalam iklim baru dunia saat ini, setiap

negara bergerak ke arah kesamaan dan globalisme, negara-negara Barat berusaha

menyamakan semua kebudayaan. Akan tetapi peleburan kebudayaan ini, tak lain

merupakan upaya untuk memusnahkan ajaran dan keyakinan agama serta identitas-

identitas nasional di negara-negara berkembang, dan untuk menegakkan kekuasaan

kebudayaan materialis Barat di seluruh dunia. Dengan kata lain, Barat tidak bisa

menerima variasi kebudayaan yang ada saat ini di dunia, dan berniat melemahkan,

atau memusnahkan kebudayaan-kebudayaan pribumi semua negara dengan berbagai


cara. Karena itu imperialime budaya ini perlu kita waspadai, serta harus dibangun

strategi perlawanan terhadap imperialism ini.

6. Teori Studi Kultural Kritis

Teori ini menitikberatkan pada peran sosial media massa dan bagaimana media

dapat digunakan untuk mendefinisikan hubungan kekuasaan diantara beragam

subkultur dan menjaga status quo. Para ahli meneliti bagaimana media berhubungan

dengan berbagai masalah seperti ideologi, ras, kelas sosial, dan gender.

Kemudian, media tidak hanya dilihat sebagai sebuah refleksi budaya tapi juga

sebagai produser budaya mereka sendiri. Penekanannya adalah pada bagaimana

struktur sosial dan politik mempengaruhi komunikasi bermedia dan bagaimana

dampak hubungan kekuasaan dalam menjaga atau mendukung kekuasaan tersebut

dalam masyarakat.

7. Teori Sosial Kognitif

Teori sosial kognitif dibangun pertama kali oleh seorang psikolog Albert

Bandura sekitar tahun 1960an.

Teori ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang-orang cenderung

untuk meniru apa yang dilihat melalui media. Ini adalah teori yang fokus pada

kapasitas kita untuk belajar dengan mengalaminya secara langsung.

Proses belajar melalui pengamatan ini bergantung pada sejumlah faktor, yaitu

kemampuan subyek untuk memahami dan mengingat apa yang ia lihat,

mengidentifikasi karakter bermedia, dan berbagai hal yang membimbing kepada


proses pemodelan perilaku. Teori sosial kognitif adalah salah satu teori yang paling

sering digunakan untuk meneliti media dan komunikasi massa. Contohnya:

1. ketika kita terpengaruh atau cenderung meniru kata-kata “ashiap”. Kata ini

dipopulerkan melalui media online yaitu youtube oleh Youtuber Atta Halilintar.

Banyak juga dari masyarakat yang menirukan gaya berbicara tersebut.

2. tentang pemilu presiden. Pasti kita melihat berita lebih cenderung ke youtube, dan

juga media online lainnya dari pada melihat kampanye capres dan cawapres secara

langsung. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa media berpengaruh secara luas

pada masyarakat umum khususnya juga orang-orang yang ada di Universitas

Darussalam, akibatnya trending yang tercipta adalah salam 2 jari dan juga

#2019gantipresiden. Itu adalah bukti bahwa kita lebih bisa mempercayai media

dari pada yang kita temukan langsung, dan juga media lebih bisa di akses dengan

mudah.

8. Teori Pengembangan

Teori pengembangan adalah suatu pendekatan yang dibangun oleh

Profesor George Gerbner. Ia memulai proyek penelitian mengenai indikator-

indikator budaya pada pertengahan tahun 1960an. Penelitian ini untuk mengkaji

apakah dan bagaimana menonton televisi dapat mempengaruhi ide atau gagasan

pemirsa mengenai dunia.

Berdasarkan pendapat para peneliti, televisi adalah pendongeng utama di dalam

masyarakat masa kini. Selain itu, televisi juga telah menjadi sumber utama sosialisasi

bagi masyarakat. Televisi juga menampilkan sebuah mainstream atau pandangan yang

seragam mengenai dunia saat ini.


Selain itu, terdapat beberapa tema yang secara konsisten diangkat ke layar televisi

yaitu kekerasaan, peran gender secara stereotype, dan berbagai macam program

virtual lainnya. Semakin sering seseorang menonton televisi maka akan ia akan

semakin percaya bahwa bahwa kenyataan yang ada dalam tayangan televisi sama

dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan nyata. Karenanya, pemirsa kelas berat

akan merasa bahwa dunia tempat ia tinggal adalah tempat yang paling berbahaya.

9. Teori Jarum Hipodermik

Teori jarum hipodermik disebut juga dengan Magic Bullet atau Stimulus

Response Theory. Menurut teori ini, media massa memiliki dampak yang sifatnya

langsung, segera serta kuat terhadap khalayak massa. Media massa pada kurun waktu

1940an hingga 1950an digambarkan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap

perubahan perilaku.

Teori ini mengasusmsikan bahwa media massa dapat mempengaruhi sebagian

besar kelompok orang-orang secara langsung dan seragam dengan cara

membombardir mereka dengan pesan-pesan yang sesuai yang dirancang untuk

memantik respon yang diinginkan. Contohnya adalah pada iklan air mineral yang

bermerek Aqua. Dimana pada saat produk air mineral ini dipublikasikan, secara

langsung bisa mempengaruhi asumsi khalayak bahwasanya air mineral itu adalah

aqua. Sehingga sampai saat ini aqua sudah terdoktrin di ingatan khalayak. Walaupun

sudah banyak merek-merek air mineral yang bermunculan akan tetapi masyarakat

akan hanya mengenal aqua sebagai air mineral . Dan juga banyak contoh merk atau

brand lain yang melekat pada masyarakat seperti tipe-x yaitu berupa cairan

menghapus tulisan dari balpoint yang bermerk tipe-x, sekarang walaupun banyak
produk serupa yang berbeda merk dan brand masyarakat hanya mengenal dengan

nama tipe-x

10. Teori Dua Tahap

Teori dua tahap diformulasikan oleh Paul F. Lazarfeld dan kawan-kawan

berdasarkan hasil survey terhadap pemilih. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa

hubungan sosial informal memegang peranan dalam memodifikasi perilaku yang

mana masing-masing individu memilah isi media kampanye.

Studi ini juga mengindikasikan bahwa berbagai ide atau gagasan seringkali

mengalir dari radio dan surat kabar kepada pemuka pendapat dan dari mereka

kemudian disampaikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, kelompok sosial informal

memiliki beberapa tingkatan dalam mempengaruhi orang-orang dan cara mereka

memilah isi media dan bertindak terhadapnya.

Contohnya Kita bisa mengambil dari kehidupan mahasiswa yang ada di

Universitas Bina Darma .Dimana di sebuah kelas terdapat banyak mahasiswa. Dan

diantara mahasiswa-mahasiswa tersebut ada yang ditugaskan sebagai ketua kelas.

Fungsi ketua kelas selain untuk mengatur ketertiban yang ada dikelas juga sebagai

penanggung jawab anggota kelasnya. Contohnya apabila ada informasi ataupun tugas

yang akan diberikan dari dosen kepada anggota kelas. Dosen bisa dengan

mengabarkan informasi atau tugas tersebut kepada ketua kelas melalui media sosial.

Baik via whatsapp ataupun email. Disinilah proses komunikasi dua tahap

berlangsung. Dimana berita yang disampaikan melalui media kemudian di terima oleh

pemuka pertama dan kemudian di informasikan kepada khalayak banyak.


Manfaat Mempelajari Teori Komunikasi Massa

Perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi baru telah

mengaburkan pengertian media dan komunikasi massa itu sendiri. Teori-teori baru, seperti

teori media baru, sedang dikembangkan oleh para peneliti untuk menjelaskan perubahan sifat

media.

Ulasan singkat mengenai teori komunikasi massa tersebut merupakan salah satu jalan untuk

dapat lebih memperkaya pemahaman kita mengenai media serta pengaruhnya dalam

kehidupan kita. Disamping itu, dengan memahami berbagai teori komunikasi massa dapat

memberikan landasan teoristis bagi siapapun yang berkecimpung dalam penelitian

komunikasi massa.

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik. Ciri-ciri komunikasi massa ini dapat

diibagi kedalam 4 tanda pokok komunikasi massa. Keempat tanda pokok karakteristik

komunikasi massa ini disampaikan oleh seorang ahli yaitu Suprapto. Ciri-ciri menurut

Suprapto, 2006 tentang keempat tanda pokok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi massa memiliki sifat komunikan

Hal ini karena sasaran komunikasi massa adalah masyarakat yang relatif besar serta memiliki

sifat yang heterogen dan anonim. Masyarakat ini tidak dapat diukur berapa banyak

jumlahnya, bagaimana latar belakang pendidikan, usia, agama, suku, jenis pekerjaan, dan lain

sebagainya. Hal yang dapat menjadikan semua perbedaan ini melebur adalah kesamaan minat

dan kepentingan yang sama.


2. Komunikasi massa memiliki sifat cepat dan serentak

Penyampaian pesan secara serempak ini dilakukan secara bersamaan oleh komunikator

kepada komunikan yang memiliki jumlah yang besar. Jika disampaikan secara serentak,

maka perhatian komunikan akan berfokus pada pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Sifat penyampaian pesan yang cepat akan memungkinkan pesan tersebut dapat tersampaikan

dalam waktu yang relatif singkat.

3. Komunikasi massa memiliki sifat publik

Sudah jelas bahwa pesan yang ingin disampaikan tersebut ditujukan kepada masyarakat luas,

bukan kepada golongan tertentu saja. Sehingga isi pesan yang disampaikan harus lebih

umum. Karena mencakup lingkungan yang umum dan universal.

4. Komunikator yang terkoordinir

Karena media massa merupakan sebuah lembaga organisasi, maka komunikasi massa pasti

memiliki komunikator yang telah terorganisasi dengan baik dan profesional seperti jurnalis,

sutradara, penyiar atau pembawa acara, dan lain sebagainya. Pesan yang akan disampaikan

tersebut merupakan hasil kerjasama tim, sehingga keberhasilan sebuah komunikasi massa

juga tergantung berdasarkan berbagai faktor di dalam organisasi media massa tersebut.

Selain keempat tanda pokok tersebut, komunikasi massa memiliki karakteristik komunikasi

massa konsep klasik. Konsep-konsep tersebut diantaranya adalah ditujukan kepada

masyakarat luas, yang heterogen, tersebar, serta tidak terbatas pada batas geografis dan

kultural. Karakteristik konsep klasik lainnya adalah bersifat umum, cara penyampaian pesan

yang cepat dan menjangkau banyak orang dalam waktu yang singkat, penyampaian pesan
bersifat satu arah, kegiatan komunikasi dilakukan dengan secara terencana dan terkonsep,

komunikasi dilakukan secara periodik atau berkala, serta pesan yang disampaikan melingkupi

seluruh aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya

Teori ini mengasumsikan keperkasaan media massa yang dapat melontarkan peluru kepada

khalayak (yang dianggap pasif). Namun teori ini dicabut pad atahun 1970-an, teori ini

dianggap tidak pernah ada.

Banyak ilmuan yang tidak mendukung teori peluru pada tahun 1960 dan muncul teori

limited effect model (model efek terbatas). Teori tersebut dilahirkan oleh Hovland.

Kesimpulannya ia berpendapat bahwa tidak semua khalayak dapat tertembus peluru dari

media massa. Khalayak tidak benar2 pasif dan dapat menagkis peluru komunikasi.

Teori lainnya adalah the multi stef flow (banyak tahap), teori ini percaya bahwa sebagian

orang menerima efek media dari tangan kedua (opinnion leaders). Tahap pengamatan

dilakukan kepada The News Republic, sebuah majalah politik. Thap kedua, para opinion

leaders berbagi opini pada lingkaran sosial mereka. Lingkaran sosial tersebut memiliki

kelompok sosial lainnya.

Terbukti bahwa mereka memiliki pengaruh sosial bagi orang-orang yang tidak pernah

membaca majalah The News Republic sekalipun. Karena metodenya lebih menitik beratkan

kepada komunikasi antarpersona, maka teori ini pun mendapat kritik.

Selanjutnya adalah teori proses selektif (selective processes theory). Teori ini menilai bahwa

orang-orang cenderung melakukan selective exposure (terpaan selektif). Mereka menolak

pesan yang berbeda dengan kepercayaan mereka. Pada 1960 Joseph Klapper menerbitkan

kajian penelitian efek media massa yang tergabung dalam penelitian pascaperang tentang

persuasi, pengaruh persona dan proses selektif. Kalapper menyimpulkan bahwa pengaruh

media itu lemah, presentase pengaruhnya kecil.


Lain halnya dengan teori pembelajaran sosial, berdasarkan hasil penelitian Albert Bandura,

teori ini menjelaskan bagaimana khalayak meniru apa yang dilihatnya dari media massa

(terutama Televisi). Suatu proses pembelajaran atau observasi dari khalayak. Contoh:

akibatnya akan muncul sikap toleran bagi perilaku perampokan dan kriminalitas,

mengandrungi kehidupan glamor seperti di Televisi.

Teori yang akhir-akhir ini dilakukan sebagai komunikasi pembangunan, adalah teori difusi

inovasi. Everett M. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi

dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota

suatu sistem sosial.

Everett M. Rogers dan Floyd G. Shoemaker mengemukakan bahwa teori difusi inovasi dalam

prosesnya ada 4: pengetahuan, persuasi, keputusan dan konfirmasi.

Teori yang terakhir adalah teori kultuvasi, menurut teori ini media khususnya televisi

merupakan sarana utama kita untuk belajar tentang masyarakat dan kultur kita. Melalui

televisi kita belajar tentang dunia.

Jadi para pecandu televisi memiliki citra realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan.

Contoh: pecandu televisi beranggapan bahwa kemungkinan seseorang menjadi korban

kejahatan adalah 1 berbanding 10 padahal, kenyataannya 1 berbanding 50. Pecandu juga

beranggapan 20% masyarakat dunia bertempat tinggal di Amerika, padahal hanya 6%.

Namun, tidak semua pecandu televisi terpengaruh oleh dunia televisi yang dibawa ke dunia

sebenarnya.
EFEK KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa memiliki beberapa efek yang dapat mempengaruhi individu, masyarakat,

dan bahkan kebudayaan. Efek menurut Steven A. Chafee adalah sebagai berikut:

1. Efek terhadap individu

Komunikasi massa dapat memberikan efek ekonomis pada setiap individu. Hal ini tercermin

dalam jasa lowongan pekerjaan yang disediakan oleh industri media massa. Efek kedua

adalah pengaruh terhadap kebiasaan sehari-hari. Setiap pagi orang akan memiliki kebiasaan

membaca berita terlebih dahulu sebelum memulai aktifitas. Efek ketiga adalah entertain,

media massa dapat menjadi sebuah sarana ‘pelarian’ dari rasa penat dan stress. Hal ini dapat

dilakukan melalui berbagai aplikasi online media sosial.

2. Efek terhadap masyarakat

Efek ini berkaitan erat dengan karakter yang dimiliki oleh seseorang. Masyarakat akan

menilai berdasarkan pembawaan, interaksi, serta cara berfikir seseorang sesuai dengan apa

yang ditunjukkan oleh media. Media massa secara tidak langsung akan ‘mengajak’

masyarakat untuk memberikan penilaian yang sama terhadap seseorang berdasarkan

penilaian dari media massa itu sendiri.

3. Efek terhadap kebudayaan

Kerap kali hal yang ditampilkan dalam media, baik media cetak, media elektronik, maupun

media digital akan berbeda bagi setiap kebudayaan yang dianut oleh masing-masing daerah.

Misalnya saja mengenai cara berbusana. Gaya berbusana di masing-masing negara tentu
berbeda, namun ketika media massa menayangkannya, hal tersebut akan mempengaruhi

selera fashion di daerah lain.

Selain Chafee, salah seorang tokoh bernama Effendi juga mengemukakan tentang efek

komunikasi massa. Efek menurut Onong Uchyana Effendi (2006) adalah :

1. Efek Kognitif

Efek ini bersifat informatif. Misalnya saja adalah bagaimana seseorang mendapat informasi

atau gambaran dari media tentang tempat yang belum pernah dikunjungi.

2. Efek Konatif

Efek ini berakibat pada tindakan yang dilakukan sehari-hari oleh seseorang setelah menerima

informasi dari media massa. Misalnya saja seorang ibu rumah tangga yang terinspirasi untuk

membuka usaha kerajinan tangan di rumah setelah melihat acara workshop crafting melalui

media.

3. Efek Afektif

Efek ini lebih melibatkan tentang perasaan atau faktor psikologis seseorang. Misalnya setelah

mendapatkan informasi melalui media massa, seseorang menjadi senang, marah, sedih, iba,

terharu, gembira, sebal, dan lain sebagainya sesuai dengan informasi yang diberitakan.
Pengertian teori komunikasi massa

Ada beberapa definisi dari para ahli yang tentu berbeda pandangan terhadap komunikasi

massa.

1. Definisi komunikasi massa menurut Bittner yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner(Rakhmat, seperti yang disitir Komala,dalam Karnilh, dkk. 1999), yakni:

komunikasi massa adalah pesan yang dikomuikasikan melalui media massa pada

sejumlah besar orang(massa communication is messeges communicated through a

mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui

bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun

komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di

lapangan yang dihadiri oleh ribuan, bahkan jutaan orang, jika tidak menggunakan

media massa, maka itu bukan komunikasi massa.

2. Definisi komunikasi massa menurut Gebner yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli

komunikasi yang lain, yaitu Gebner. Menurut Gebner (1967)”Mass communication is

the thecnologically and institutionally based production and distribution of the most

broadly shared continuous flow of messeges in industrial sociates”. (komunikasi

massa adalah prosdduksi dasn distribusi yang berlandaskan teknologilembaga dari

arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat Indonesia.

Dari definisi tersebut tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu

produk berupa pesan pesan komunikasi.


3. Definisi menurut Meletzke berikut ini memperlihatkan massa yang satu arah dan tidak

langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang

terbuka untuk semua orang. Komunikasi massa diartikan oleh Meletzke sebagai setiap

bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media

penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang

tersebar(menunjukkan pesan diberikan tidak pada satu tempat).

4. Menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan

bahwa komunikasi massa dialamatkjan kepada sejumlah populasi dari beberapa

individu atau sebagian khiusus populasi.

5. Menurut Weight “This new form can be distinguisehed from older types of the

following major characteristic: it is directed toword relative large, heterogeeous, and

annonymous audience.messeges aretransmitted publicly, often-times to reach most

audience member simultaneously, and are trainsent in character; the communicator

tends to be, or to operate whitin, a compex prganization that may involve great

expense.”

CIRI-CIRI KOMUNIKASI MASSA

Ciri komunikasi massa adalah komunikasi yang selalu menbggunakn media massa, baik

media audio visual maupun media cetak. Komunikasi massa selalu melibatkan lembaga, dan

komunikatornya bergerak dalam organisasi kompleks.

Berikut ciri-ciri komunikasi massa


a. Pesan bersifat Umum

Komunikasi massa berisfat terbuka, artimya komunikasi massa itu ditunjukkan

untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu, oleh

karena itu bersifat umum. Pesan dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini.

b. Komunikannya Anonim dan heterogen

Pada komunikasi antarpersonal, komunikatornya akan mengenal komunikannya

dan mengetahui identitasnya. Sedangkan pada komunikasi massa, komuikator

tidak mengenal komunikan(Anonim), karena komunikasinya tidak tatap muka

secara langsung. Selain itu komunikasi massa juga heterogen, karena terdiri dari

berbagai lapisan masyarakat berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan

banyak hal.

c. Media massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah

jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tak

terbatas, bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak

pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama.

Effendi (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan

kontrak dengan sejumlah besar penduduk dari jarak yang jauh dari komunikator,

dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan

terpisah(Erdianto,2007:9)
d. Komunikasi lebih mengutamakan isi daripada hubungan

Salah satu prinsip komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi

hubungan(Mulyana,2000:99). Dimensi ini menunjukkan muatan atau isi

komunikasi. Yaitu apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan, sedangkan

dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga

mengisyaratkan bagaimana hubungan para komunikan itu. Sementara Rahkmat

(2003) menyebutka sebagai proporsi unsur isi dan unsur hubungan.

e. Komunikasi massa yang bersifat satu arah

Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa, ada juga ciri

komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya

melalui media massa, yang bersifat satu arah, maka komunikator dan

komunikannya tidak dapat melakukan kontak secara langsung.

f. Stimulasi alat indra yang terbatas

Salah satu ciri yang juga dianggap sebagai kelemahannya, adalah stimulasi alat

indra yang terbatas. Dalam komunikasi mssa, stimulasi alat indra bergantung pada

jenis media massa.

g. Umpan balik yang tak langsung dan tertunda


FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Robet K

Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas memiliki dua aspek, yaitu :

a. Fungsi nyata(manifest function)adalah fungsi nyata yang diinginkan

b. Fungsi tidak nyata atau tersembunyi(latent function), yaitu fungsi tidak diinginkan

sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek

fungsional dan disfungsional.

PROSES KOMUNIKASI MASSA

A. PENGERTIAN PROSES KOMUNIKASI MASSA

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang

kepada orang lain. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa komunikasi melibatkan sejumlah

orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.

Onong Uchyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, mengatakan

komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh

komunikator kepada komunikan.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri

pada studi komunikasi antarmanusia(human communication) bahwa komunikasi adalah suatu


transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan

menghubungkan hubungan antar sesama manusia melalui pertukaran informasi, untuk

menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah

laku itu(Cangara, 2002:19).

Menurut Anderson (1959) komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami

dan dipahami oleh orang lain. Steiner(1964) mendefinisikan komunikasi sebagai

penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-

simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Miller (1996)

mengatakan bahwa komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian disengaja dari sumber

terhadap penerima denga ntujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima(Purba

dkk,2006:32-33).

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif dapat

dijelaskan dengan menjawab pertanyaan dari paradigma Lasswell yang dikemukakan oleh

Harold D. Lasswell, yaitu : who says what in which channel to whom with what effect?

Paradigma ini menunjukkan ada lima unsur dasar dalam komunikasi yaitu:

1. Who (siapa) : komunikator, orang yang menyampaikan pesan

2. Says what (mengatakan apa ): pernyataan yang didukung oleh lamban, dapat berupa

ide atau gagasan.

3. In which channel (saluran): media yang mendukung pesan bila komunikan jauh

tempatnya dan atau banyak jumlahnya

4. To whom (kepada siapa) : komunikan , orang yang menerima pesan


5. With what effect (dampak): efek sebagai pengaruh dari pesan atau dapat juga

diartikan sebagai hasil dari proses komunikasi.

KOMPONEN KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan bagi masyarakat luas, tentu saja

berbeda dengan komunikasi interpersonal yang hanya untuk satu orang, atau kelompok yang

hanya beberapa orang, bahkan juga berbeda dengan organisasi yang sudah mempunyai

keunikan-keuinikan tersendiri yang tidak dapat disamakan dengan bentuk komunikasi

lainnya.

Hierbert, Uguran, dan Bohn mengemukakan komponen-komponen komunikasi massa

meliputi : media, regulasi, filter, audience, dan timbal balik dapat kita lihat bahwa dari 8

komponen yang sedikit asing di telinga kita, karena komponen-komponen ini berbeda dengan

komponen komunikasi lainnya.

Komunikator

Komunikator adalah penyampai pesan, pemilik informasi, dan seorang yang menjadi awal

perilaku komunikasi.

Sifat Komunikator

a. Costliness

Yang berarti selalu ada biaya di dalam komunikasi


b. Complexity

Komunikatornya yang tidak hanya satu, bisa juga banyak .

c. Competitiveness

Syarat Komunikator

a. Codes&Content

Komponen kedua dalam komunikasi biasanya berbentuk message atau juga pesan, tetapi

dalam komunikasi massa message disebut juga Codes & Content/

b. Gatekeeper

Gatekeeper pada media massa menentukan penilaian apakah suatu informasi penting

atau tidak penting, ia menaikan berita yang penting dan menghapus informasi yang

tidak memiliki nilai berita. (Elvinaro, 2007:36).

Gate keeper adalah penjaga gerbang, dimana dia seperti penjaga, hanya informasi

yang baik dan penting yang boleh melewati gerbang informasi menuju audience. Ia

bertanggung jawab secara formal da informal terhadap seluruh pesan yang

disampaikan oleh media, seluruh informasi harus melalui gatekeeper sebelum diubah

menjadi pesan.
UMPAN BALIK KOMUNIKASI MASSA

Dalam proses komunikasi massa dikenal istilah feedback atau umpan balik, yaitu

reaksi(tanggapan) yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikasi kepada penyampai

pesan atau komunikator/sumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul

dari pesan kepada komunikator (Ardianto, 2004:45-47).

a. Internal feedback

Internal Feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan dari

komunikan, akan tetapi datang dari pesan pesan itu atau dari komunikator itu sendiri

b. Eksternal Feedback

Eksternal feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari

komunikan. External feedback ini sifatnya bisa langsung dan juga bisa tidak langsung.
MAKALAH TEORI KOMUNIKASI
TEORI KOMUNIKASI MASSA

MUCHAMMAD ARYA PERDANA


M. PRAJA ANANDA
NURSILA
OBI CHRISTIAN
PRATIWI
M. FAJRI ADE PRATAMA NASUTION

IK2B

DOSEN : DWI MAHARANI, M.I.Kom.


DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Ardianto, Elvinaro. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

Purba, Amir, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Perss.

Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin, 2003. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Onong uchjana Effendy. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

https://pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-massa

http://ciputrauceo.net/blog/2016/4/21/komunikasi-massa-dan-efek-komunikasi-massa

https://portal-ilmu.com/teori-komunikasi-massa/
MAKALAH
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Teori komunikasi
Dosen : Dwi Maharani

Oleh :

1. Andre Irawan 191910017


2. Eci Meiliana 191910025
3. Nadiyah Oktaviani 191910023
4. Nursilawati 191910047
5. Vonny Ayu Elintiya 191910041
6. Yolanda Tri Salsa 191910026

KELAS IK2B
KELOMPOK 4

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Komunikasi Antarpribadi ini tepat

pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen

pada Mata Kuliah Teori komunikasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang bagaimana cara berkomunikasi antarpribadi dengan baik bagi para

pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Maharani, selaku Dosen Mata Kuliah Teori

Komunikasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

PALEMBANG, 06 MARET 2020

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian komunikasi antarpribadi

2. Tujuan komunikasi antarpribadi

3. Ciri-ciri dari komunikasi antarpribadi yang efektif

4. Model komunikasi

5. Bentu-bentuk komunikasi antarpribadi

6. Peranan komunikasi antarpribadi

7. Sifat-sifat dari komunikasi antarpribadi

8. Keampuhan dari bentuk komunikasi antarpribadi

9. Fungsi komunikasi antarpribadi

10. Gaya kepemimpinan

11. Teori antarpribadi dan Contoh

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar di dunia ini.Berubah sesuai

perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.Perubahan-

perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu

sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Sama

halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.

Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena

yang terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar

terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi antar pribadi sangat penting untuk

dibahas dalam makalah yang kami susun karena dengan terciptanya komunikasi antar pribadi

maka akan terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator dengan komunikan sehingga

tujuan yang ingin dicapai bersama akan terwujud.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Pengertian komunikasi antarpribadi antarpribadi (komunikasi interpersonal) adalah

komunikasi yang berlagsung dalam situasi tatap muka antar dua orang atau lebih, baik secara

terorganisasi maupun pada kerumunan orang.

Jadi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal ini merupakan interaksi

antara orang ke orang, bersifat dua arah, baik secara verbal dan non verbal. Oleh karena itu,

dalam pengertian komunikasi antar pribadi akan terjadi saling berbagi informasi dan perasaan

antar individu dengan individu atau antara individu dengan kelompok kecil.

• Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi

tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada

kerumunan orang (Wiryanto, 2004).

• Komunikasi Interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua

arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara

individu dengan individu atau

antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).

• Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan

oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil

orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan

umpan balik segera. (Effendy,2003, p. 30).

• Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal

4
ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat,

dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)

• Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini

dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku

seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik

bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu

juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti

apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia

dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya

(Sunarto, 2003, p. 13).

2. Tujuan Komunikasi antar Pribadi

a) Mengenal diri sendiri dan orang lain

KAP memberikan kita kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri, belajar

bagaimana dan sejauhmana terbuka pd orang lain serta mengetahui nilai, sikap dan perilaku

orang lain shg kita dpt menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.

b) Mengetahui dunia luar

KAP memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita baik objek, kejadian dan

orang lain. Nilai, sikap keyakinan dan perilaku kita banyak dipengaruhi dari KAP.

c) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna

KAP yg kita lakukan banyak bertujuan untuk menciptakan dan

memelihara hubungan yg baik dg orang lain. Hubungan tsb membantu mengurangi kesepian

dan ketegangan serta membuat kita lebih positif ttg diri kita sendiri.

5
d) Mengubah sikap dan perilaku

Banyak waktu yg kita pergunakan untuk mengubah/ mempersuasi orang lain melalui

KAP.

e) Bermain dan mencari hiburan, kejadian lucu mrpk kegiatan untuk memperoleh hiburan.Hal

ini bisa memberi suasana yg lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan, dsb.

f) Membantu orang lain

3. Ciri-Ciri Dari Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif

Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph

A.Devito mengenai ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:

a) Keterbukaan (openness)

Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam

menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari

komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka

kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan

semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu

komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan

informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar.

Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap

stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya

merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang

komunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi

secara spontan terhadap orang lain.

Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui

bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab

atasnya.

6
b) Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami

orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang

lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang

berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap

mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat

mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal.

c) Dukungan (supportiveness)

Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan

interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu

memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan

strategik.

d) Rasa Positif (positiveness)

Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain

lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang

efektif.

e) Kesetaraan (equality)

Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada

pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan

mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk

memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. (Liliweri, 1991: 13)

Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang

yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini merupakan

suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan

psikologis antarmanusia yang memiliki suatu pribadi.

7
4. Model komunikasi

Model komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) dikemukan oleh Dean

c.Barnlund Modl ini pada dasarnya kelanjutan dari komunikasi intrapribadi(interpersonal

communication ). Unsur tambahan didalam proses komunikasi antarpribadi adalaah pesan

dan isyarat perilaku verbal. Pola dan bentuk omunikasi yang berlangsung antara dua orang

atau lebih sangat dipengaruhi leh hasil komunikasi intapribadi masing-masing pelaku

komunikasi .

Komunikasi antarpribadi merupakan pertemuan dua,tiga,mungkin empat orang yang terjadi

secara spontan. Agar lebih jelas, berikut ini model komunikasi antarpribadi dalam gambar

8
KomunikasI antarpribadi pada hakikatnya adalah suatu proses atau transaksi dan

interaksi. Transaksi mengenai gagasan ide, pesan,symbol,informasi atau messege. Sedangkan

istilah interaksi mengesankan adanya suatu tinakan yang berbalaskan.

5. Bentuk Komunikasi Antarpribadi

Ada beberapa bentuk komunikasi antarpribadi yang bisa dilakukan dalam melakukan proses

komuikasi antarpribadi Diantaranya :

1. Dialog

Dialog berasal dari kata yunani yaitu dia yang artinya antara bersama. Sedangkan

legein artinya berbicara, menukar percakapan yang memiliki maksud untuk saling

mengerti, memahami, dan mampu menetapkan kedamaian dalam bekerjasama untuk

memenuhi kebutuhannya.

Dialog yang dlakukan dengan baik akan membuahkan hasil yang banyak, baik pada

tingkat pribadi , yang dapat meningkatkan sikap saling memahami dan menerima

serta mengembangkan kebersamaan dan hidup yang damai serta seling menghormati

2. Sharing

Sharing merupakan bertukar pendapat, berbagi pengalaman, merupakan pembicaraan

antara dua orang ataulebih, dimana pelaku komunikasi saling menyampaikan apa

ysng peernah dialaminya dan hal itu menjadi bahan pembicaraanya. Dan berakibat

saling tukar pengalaman .

Dengan bentuk sharing dalam komunikasi antarpribadi dapat memanfaatkan ntuk

memperkaya pengalaman diri dengan berbagai masukan yang bisa diambil.

3. Wawancara

9
Dalam komunikasi wawancara merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan

mencapai sesuatu. Pihak yang mengikuti komunikasi dalam bentuk wawancara ini

saling berperan aktif dalam penukaran informasi. Dalam wawancara berlansung baik

yang mewawancarai atau yang diwawancarai, keduanta terlibat dalam proses

komunikasi dengan saling berbicara, mendengar dan menjawab

4. Konseling

Bentuk komunikasi antarpribadi yang satu ini lebih banyak di pergunakan diduni

pendidikan, perusahan untuk masyarakat. Bentuk ini biasanya digunakan digunakan

untuk menjernihkan masalah orang yang meminta bantuan (counselee) dengan

mendampinginya dalam mlihat masalahmemutuskan masalah, menemukan cara-cara

memecahkan masalah yang tepa untuk pelaksanaan keputusan tersebut.

5. Peranan Komunikasi Antar Pribadi

Johnson menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi

antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, yakni:Komunikasi

antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Perkembangan kita

sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan

kita pada orang lain. Diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif

dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu menjadi

semakin luas dengan bertambahnya usia kita. Bersamaan proses itu, perkembangan

intelektual dan sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi kita dengan orang

lain.

Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang

lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita

mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan

oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain itu

10
tentang diri kita. Berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain kita dapat

menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri kita sebenarnya.

Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran

kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu

membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain dan realitas yang

sama. Tentu saja pembandingan sosial semacam itu hanya dapat kita lakukan lewat

komunikasi dengan orang lain.

Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi

atau hubungan kita dengan orang lain, terlebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh

signifikan (significant figures) dalam hidup kita. Bila hubungan kita dengan orang lain

diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita, merasa sedih, cemas, frustrasi.

Bila kemudian kita menarik diri dan menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan

terasing yang mungkin kita alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya

penderitaan emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik.(Supratiknya,

2003: 9-10)

6. Sifat-Sifat Dari Komunikasi Antar Pribadi

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang

merupakan komunikasi antarpribadi. Sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu adalah:

• Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal

• Komunikasi antarpribadi melibatkan pernyataan atau ungkapan yang spontan

• Komunikasi antarpribadi tidaklah statis melainkan dinamis

• Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan

koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya)

• Komunikasi antarpribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan

ekstrinsik

11
• Komunikasi antarpribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan

• Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya bidang persuasif

7. Keampuhan Dari Komunikasi Antar Pribadi

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi

antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini,

dan perilaku komunikan. Alasannya adalah komunikasi antarpribadi umumnya

berlangsung secara tatap muka (face-to-face). Oleh karena itu individu (komunikator)

dengan individu (komunikan) saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi

(personal contact); pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika

komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate

feedback); komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan,

ekspresi wajah, dan gaya bicara komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya

tanggapan komunikan menyenangkan komunikator, sehingga komunikator

mempertahankan gaya komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif,

komunikator harus mengubah gaya komunikasinya sampai berhasil. Oleh karena

keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan itulah

maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali dipergunakan untuk melancarkan

komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara

psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan.

(Effendy, 2003:61)

8. Fungsi Dari Komunikasi Antar Pribadi

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan

insan (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi

ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

12
Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat berusaha membina hubungan yang baik

dengan individu lainnya, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik

di antara individu-individu tersebut. (Cangara, 2005:56)

Berikut ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yang efektif:

1. Harus diingat bahwa komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi adalah sebuah

proses karena merupakan kegiatan yang terus-menerus dalam sebuah proses. Jadi

dalam proses tersebut ada yang mempengaruhi dan ada pula yang dipengaruhi.

2. Komunikasi adalah sebuah sistem. Bahwa komunikasi merupakan sebuah sistem

terdiri dari beberapa sub sistem. Ada komunikator dan ada komunikan dan ada

saluran, ada media komunikasi. Manakala satu sub sistem terganggu akan yang lain

juga terganggu.

3. Bahwa komunikasi bersifat transaksi dan komunikasi. Yang dimaksud dengan

interaksi adalah saling bertukar pesan. Seseorang berbicara dan yang mendengar

pembicaraan itu memberikan reaksi atau komentar atas pesan yang disampaikan.

Komunikasi itu sering berubah atau berlanjut menjadi transaksi yaitu melakukan

perjanjian.

9. Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang

pemimpin mempengaruhi,mengarahkan,memotivasi dan mengendalikan bawahan dengan

cara tertentu sehingga dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien

(gaya) kepemimpinan mempengaruhi sikap dan perilakubawahanya kepemimpinan terjadi

karena ada nteraksi manajer,bawahan,lingkungan/situasi

13
Teori x dan y douglas mc gregor : didasarkan pada asumsi tentang para

karyawan dan bagaimana memotivasi.

Empat gaya kepemimpinan ludlow dan paton:

1. Pengarahan

2. Pembekalan

3. Dukungan

4. Pendelegasian

Gaya kepemimpinan situasional

Dalam prakteknya gaya kepemimpinan yg diterapkan seorang manajer dapat saja

berubah seiring dengan perubahan dinamika yg berkembang dalam diri para karyawan.

Harsey dan blancard ada 3 kemampuan atau ketrampilan dlm penerapan

kepemimpinan situasional:

1. ketrampilan analitik

2. ketrampilan fleksibilitas

3. ketrampilan komunikasi

Kepemimpinan inti

Dalam suatu lingkungan kerja gaya kepemimpinan tidak sama seorang manajer harus

dapat memahami dengan baik dan tepat lingkungan kerja yang ada termasuk memahami

karakter bawahan.

Hellriegel dan slocum : Seorang manajer yg baik harus memiliki 5 kemampuan yg

disebut keahlian kepemimpinan inti:

1. Pemberdayaan.

2. Intuisi

3. Pemahaman diri

14
4. Visi

5. Kesesuaian nilai

Kelebihan dan Kelemahan Komunikasi Interpersonal

Dapat kita daftar beberapa kelebihan komunikasi antar pribadi dibandingkan dengan bentuk

komunikasi lainnya, terutama dalam halefektivitasnya dalam mengubah perilaku ,sikap,opini,

dan prilaku komunikan. Antara lain komunikasi berlanngsung secara tatap muka, terjadi

kontak pribadi (personal contact)

Pesan Pribadi diketahui dan melihat langsung melalui kesatuan, antara suara dan cara

menyampaikannya, dari pandangan matanya, gaya bicaranya, dan lain- lain dengan bertatap

mata, kita juga mengetahui bagaimana reaksi lawan bicara kita, dengan segera kita akan

mengubah gaya komunikasi kita jika reaksinya jelek .

Komunikasi ini lebih efektif untuk melancarkan ajakan (komunikasi persuasif).

Bandingkan tindakan mengajak orang lain untuk membeli melalui iklan dengan mendatangi

langsung ke rumahnya seperti di lakukan oleh para selesman yang mendatangi dari rumah ke

rumah untuk menjajakan dagangannya.

Kekuatan komunikasi interpersonal terkait dengan apa yang di sebut oleh Littlejhon

sebagai “jalinan hubungan” (relationship) konsep ini di definisikan sebagai seperangkat

harapan yang ada pada partisipan yang dengan itu mereka menunjukan perilaku tertentu di

dalam berkomunikasi. (jalinan hubungan” anatarindividu hampir selalu melatar belkangi pola

pola interaksi di antara partisipan dalam komunikasi antarpribadi.

Sejumlah asumsi lain mengenai “jalinan hubungan” menurut Littlejohn, antara lain.

• Jalinan hubungan senantiasa terkait dengan komunkasi dan tidak mungkin dapat di

pisahkan

15
• Sifat jalinan hubungan di tentukan oleh komunikasi yang berlangsung di antara imdividu

partisipan

• Jalinan hubungan biasanya di definisikan secara lebih implisit (tidak atau kurang

eksplisit) dan

• Jalinan hubungan bersifat dinamis

TEORI ANTARPRIBADI & CONTOH

1. Teori Kebutuhan Hubungan Interpersonal

William Schutz (1958) mengatakan bahwa setiap manusia memiliki tiga kebutuhan

antarpribadi yang disebut dengan inklusif kontrol dan afeksi. Dasar teori ini adalah bahwa

manusia pasti membutuhkan orang lain sebagai makhluk sosial.

Teori ini menjelaskan tentang adanya hubungan yang terjadi antar individu yang

harus menghadirkan sesuatu dalam kondisi tertentu agar dapat menghasilkan sesuatu yang

menyenangkan. Kebutuhan hubungan interpersonal pun terdapat tiga macam di antaranya:

A. Kebutuhan untuk Iklusi

Kebutuhan ini untuk mengadakan atau mempertahankan komunikasi yang

memuaskan. Kebutuhan ini berupa kepuasan dalam individu ketika berkomunikasi. Dalam

kebutuhan ini pun terdapat beberapa tipe di antaranya

• Tipe sosial yang puas secara ideal.

• Tipe undersosial yang selalu menghindari dari suatu keramaian.

• Tipe Oversosial yang selalu ingin bergabung dengan suatu kelompok.

16
B. Kebutuhan untuk Kontrol

Dalam kebutuhan ini terdapat suatu penguasaan dalam berkomunikasi seperti

mempengaruhi, mendominasi, memimpin dan mengatur. Itu adalah kontrol positif.

Sedangkan kontrol negatif adalah untuk memberontak, mengikut, dan menurut saja. Ada

beberapa tipe dalam kebutuhan kontrol di antaranya:

• Abdicrat yang cenderung merendahkan diri individu lain.

• Authocrat yang cenderung mendominasi komunikasi orang lain.

• Democrat yang mampu memberikan perintah dan diperintah.

• Patologis yang tidak mampu menerima kontrol dari orang lain.

C. Kebutuhan untuk Afeksi

Kebutuhan ini berhubungan dengan cinta dan kasih sayang yang melibatkan emosi

dan perasaan. Dalam afeksi positif adalah cinta, intim, persahabatan sedangkan afeksi negatif

adalah kebencian, dingin, dan jarak emosional. Beberapa tipe afeksi di antaranya:

• Ideal yang memenuhi kebutuhan.

• Underpersonal yang selalu menghindar dari individu lain.

• Overpersonal yang terlalu erat dalam berhubungan.

• Patologis yang sukar untuk berhubungan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

2. Teori Inokulasi

17
Teori inokulasi adalah salah satu pendekatan dalam persuasi yang bertujuan agar orang-

orang resisten terhadap argumen persuasif yang dilakukan oleh orang lain. Teori inokulasi

pertama kali dikembangkan oleh William J. McGuire di awal tahun 1960an berdasarkan

temuan kelompok Yale mengenai pesan persuasi yang menghadirkan dua sisi argumen ketika

menyangkal sisi yang berlawanan. Teori ini merupakan model untuk membangun resistensi

terhadap persuasi dengan cara menerpa orang-orang dengan argumen yang melawan

keyakinan mereka dan memberikan mereka argumen untuk menangkal serangan. Teori

inokulasi merupakan sebuah strategi untuk melindungi sikap agar tidak terjadi perubahan.

Atau dengan kata lain untuk memberikan perlawanan terhadap pengaruh sikap, apakah

pengaruh tersebut berupa serangan langsung atau tekanan yang berkelanjutan. Menurut teori

inokulasi, kemampuan untuk menolak persuasi ditentukan oleh keterampilan individu untuk

membantah argumen yang berlawanan dengan keyakinannya. Keterampilan ini diasumsikan

bergantung pada dua faktor, yaitu motivasi dan praktik.

Sejarah

Gagasan atau ide mengenai inokulasi sejatinya berasal dari berbagai penelitian

persuasi sebelumnya yang dilakukan selama tahun 1950an. Penelitian tersebut sebagian besar

mempelajari sisi pesan persuasi yaitu pesan persuasi satu sisi dan pesan persuasi dua sisi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menyediakan dua sisi dari sebuah isu atau

permasalahan terlihat menciptakan resistensi yang lebih besar terhadap argumen terakhir.

Sepuluh tahun kemudian, William McGuire dan kawan-kawan mencoba untuk menjelaskan

fenomena tersebut dengan mulai menggali berbagai macam cara dimana pesan-pesan persuasi

mungkin menginokulasi penerima pesan untuk melawan serangan terhadap keyakinan

penerima pesan.

18
Tahun 1964, McGuire mengenalkan teori inokulasi yang menyatakan bahwa penerima

pesan persuasif menjadi resisten terhadap serangan sikap dengan cara yang sama seperti

tubuh yang diimunisasi dari serangan virus. Dosis virus yang lemah akan mengaktifkan

sistem kekebalan tubuh. Demikian pula, tantangan terhadap sikap, kepercayaan, dan perilaku

membuat mereka lebih resisten terhadap perubahan jika paparan terhadap taksiran diberikan

dalam bentuk lemah dan kecil. Teori ini relevan karena keyakinan yang tak tertandingi dapat

diombang-ambingkan jika pemegangnya tidak terbiasa mempertahankannya. Dosis yang

lemah dari sebuah argumen balasan akan menyebabkan kepercayaan menjadi lebih resisten.

Di bidang medis, pendekatan ini lebih efektif daripada pengobatan suportif dalam

menghasilkan resistensi. Di bidang persuasi, menyajikan argumen yang mendukung

kepercayaan kurang efektif dibandingkan membiarkan si penerima pesan mendapat serangan

lemah terhadap kepercayaan.

Konsep dan Analogi

Agar dapat memahami konsep teori inokulasi, McGuire menggunakan analogi konsep

suntikan atau vaksinasi. Menurut McGuire, dalam vaksinasi yang normal, virus yang telah

dilemahkan kemudian disuntikkan kepada individu dalam rangka untuk membangun

resistensi terhadap penyakit. Mekanisme yang sama dapat digunakan untuk menginokulasi

individu dari serangan terhadap keyakinan yang dimliki.

Berdasarkan teori inokulasi, argumen berlawanan dengan dosis yang lebih kecil atau

argumen yang lebih lemah disebut dengan pesan inokulasi yang diberikan kepada setiap

individu. Masing-masing individu yang telah terpapar oleh argumen yang lebih lemah

kemudian membangun sistem pertahanan yang membantu mereka mempertahankan

keyakinannya dan tidak mengubah sikap mereka ketika mereka dikonfrontir dengan argumen

yang jauh lebih kuat.

19
Elemen

Penelitian yang dilakukan oleh McGuire di tahun 1960an membuktikan keberhasilan

inokulasi dengan sangat meyakinkan. Penelitian terkait indikasi keberhasilan inokulasi juga

dilakukan oleh Michael W. Pfau. Menurut Michael Pfau, teori inokulasi terdiri dari dua

elemen dasar, yaitu threat dan refutational preemption.

• Threat

Threat dalam teori inokulasi mengacu pada peringatan akan kemungkinan serangan

terhadap sikap dan kepercayaan seseorang. Orang tersebut sadar akan kerentanannya

terhadap serangan persuasif. Persepsi bahwa ada ancaman yang akan terjadi secara psikologis

memotivasi seseorang untuk mempertahankan keyakinan dan sikapnya.

• Refutational preemption

Target potensial untuk serangan persuasi seharusnya tidak hanya diperingatkan tapi

pesan inokulasi juga harus mendahului tindakan balasan yang mungkin terjadi. Sambil

meyiapkan pesan inokulasi, argumen yang akan diajukan pihak lain harus diantisipasi dan

cara melawannya juga harus dipersiapkan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-inokulasi

3.Teori Social Exchange

Teori ini merupakan salah satu teori dalam bidang komunikasi yang biasanya disebut

sebagai pertukaran sosial. Monge dan Contractor (2003) mengemukakan bahwa orang

20
menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya

dari penghargaan yang diterima.

Teori ini dikembangkan oleh ahli psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959),

dan beberapa orang sosiolog yang bernama George Homans (1961), Richard

Emerson (1962), dan Peter Blau (1964).

Teori ini memiliki hubungan dengan pertukaran orang lain yang dapat menghasilkan

sesuatu. Komunikasi akan terjadi ketika adanya lingkungan dan sikap individu yang saling

berhubungan. Di lingkungan masyarakat, pastinya kita akan menemui berbagai orang dengan

sikap yang berbeda-beda yang saling terkait dan berhubungan. Koneksi ini terdapat unsur

imbalan, pengorbanan seperti biaya, dan keuntungan yaitu profit.

Imbalan akan didapatkan melalui pengorbanan, dan keuntungan merupakan hasil dari

pengorbanan dikurangi imbalan. Seperti halnya contoh rumus berikut:

C=A–B

Keterangan:

A = Pengorbanan

B = Imbalan

C = Keuntungan

Sehingga, dapat dikatakan bahwa komunikasi dengan teori social exchange ini

memerlukan setidaknya minimal dua individu yang memperhitungkan keuntungan dan

kerugian. Jika keuntungan bernilai minus, maka dianggap rugi.

21
Hal ini dapat terjadi di kalangan seperti tempat kerja, percintaan, persahabatan jika

mereka memiliki waktu yang lama dalam hal tersebut, maka dianggap untung dalam

komunikasinya. Sehingga, sikap individu akan muncul dan berubah ketika menggunakan

teori ini.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

4.Teori Penetrasi Sosial

Teori ini juga disebut sebagai social penetration theory. Salah satu teori komunikasi

antar pribadi ini termasuk salah satu teori pengembangan hubungan atau relationship

development theory. Irwin Altman dan Damas Taylor adalah pengembang teori ini. Altman

dan Taylor mengungkapkan secara rinci terkait peran dari pengungkapan diri, keakraban, dan

komunikasi dalam pengembangan hubungan antarpribadi.

Kemudian, teori ini cenderung fokus pada pengembangan hubungan, terutama

berkaitan dengan perilaku antarpribadi saat terjadinya interaksi sosial dan beberapa proses

kognitif internal mulai dari mendahului, menyertai, dan mengikuti pembentukan hubungan.

Proses penetrasi sosial terjadi secara bertahap dan teratur dari sifatnya di permukaan ke

tingkat yang akrab mengenai pertukaran. Hal ini berfungsi efektif untuk mengetahui hasil

yang akurat.

Menurut teori penetrasi sosial, prinsip utama bagi komunikasi pada pertemuan

pertama adalah norma resiprositas. Norma ini menilai bahwa individu memiliki kewajiban

untuk mengembalikan pengungkapan pihak lain yang diterima. Kemudian, menurut teori ini

22
juga, Secara langsung akan mengenali diri orang lain dengan cara “masuk ke dalam”

(penetrating) diri orang yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

beberapa informasi terkait diri orang lain.

Altman dan Taylor mengajukan empat tahap perkembangan hubungan antar individu yaitu:

1.Tahap orientasi : Komunikasi yang terjadi pada tahap ini bersifat tidak pribadi. Keduanya

sudah merasa cukup mendapat pesan balik, kemudian mereka akan melanjutkan ke tahap

selanjutnya.

2.Tahap pertukaran efek eksploratif: Tahap munculnya keterbukaan yang lebih dalam karena

telah timbul rasa percaya dan merasa cocok satu sama lain.

3.Tahap pertukaran efek: Perasaan kritis dan evaluatif mulai muncul pada tingkat yang

lebih tinggi dan dalam.

4.Tahap pertukaran stabil: Adanya keintiman, masing-masing individu merasa memiliki

komunikasi yang efektif dengan sangat baik satu sama lain.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

5. Teori Saling Melengkapi (Complementary)

Theodore Reik, berpendapat bahwa kita jatuh cinta kepada orang yang memiliki

karakteristik yang tidak kita miliki dan bahwa sebenarnya kita merasa iri. Orang tertarik

kepada orang lain yang tidak serupa hanya dalam situasi-situasi tertentu., Sebagai contoh,

mahasiswa yang patuh dapat sangat cocok dengan seorang dosen yang agresif, tetapi

mahasiswa ini tidak bias hidup cocok dengan istri atau suami yang agresif. Istri yang

23
dominant mungkin cocok dengan suami yang penurut tetapi mungkin tidak cocok untuk

beraul dengan teman yang penurut.

Teori ini meramalkan bahwa orang akan tertarik kepada mereka yang tidak serupa dengannya

(artinya, tidak dogmatis).

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

6.Teori Dialektika Relasional

Teori Dialektika Relasional adalah salah satu teori komunikasi antar pribadi yang

memiliki sifat berbeda dibanding teori lainnya. Dalam teori ini, Orang-orang yang

membangun relasi kemudian melakukan komunikasi antarpribadi, dalam hatinya mengalami

tarikan konflik.

Kemudian, tarikan konflik itulah yang menjadi penyebab dari relasi menjadi selalu

ada dalam kondisi cair. Kondisi ini kemudian dikenal sebagai ketegangan dialektis. Orang

yang melakukan interaksi merasa terombang – ambing di antara dua kutub relasi. Dua kutub

tersebut adalah diantara harmonis dan konflik ataupun juga antara keakraban dan

bermusuhan.

Selain itu, teori ini menilai hubungan komunikasi sebagai kemajuan dengan

pergerakan yang melaju konstan. Komunikator yang terlibat dalam komunikasi akan

24
merasakan selalu ada dorongan dan tarikan dari rasa ingin dari masing-masing individu yang

bertolak belakang.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

7. Teori Process View.

Agak berbeda dengan teori sebelumnya, Steve Duck (1985) menganggap bahwa

kualitas dan sifat hubungan dapat diperkirakan hanya dengan mengetahui atribut masing-

masing sebagai individu dan kombinasi antara atribut-atribut tadi. Sebagai contoh, seorang

ibu yang langsung menanggapi anaknya yang menangis akan membentuk hubungan ibu-anak

yang berbeda dengan ibu lain yang menunggu sekian lama sebelum menanggapi anaknya

yang menangis. Meskipun demikian mengetahui atribut masing-masing hanyalah salah satu

aspek yang mempengaruhi hubungan. Untuk mengenali tahap (kualitas hubungan) yang

terjadi kita dapat melihatnya dari bagaimana saling menanggapi. Lebih jauh Duck

mengungkapkan bahwa hubungan tidak selalu berkembang dalam bentuk linear dan berjalan

mulus, dan bahwa orang tidak selalu aktif mencari informasi mengenai partnernya, baisanya

malahan informasi tersebut didapat secara kebetulan dan bukan sengaja dicari. Bagi Duck

tidak semua hubungan akrab, tidak semua hubungan berkembang, dan hubungan dapat

sekaligus stabil dan memuaskan.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

8. Teori self disclosure

Disclosure dan understanding merupakan tema penting dalam teori komunikasi pada

tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagian besar sebagai konsekuensi aliran humanistik dalam psikologi,

sebuah ideologi “honest communication” muncul, dan beberapa dari pemikiran kita tentang

25
apa yang membuat komunikasi interpersonal itu baik dipengaruhi oleh gerakan ini. Didorong

oleh karya Carl Rogers, disebut Third Force begitu dalam psikologi menyatakan bahwa

tujuan komunikasi adalah meneliti pemahaman diri dan orang lain dan bahwa pengertian

hanya dapat terjadi dengan komunikasi yang benar.

Menurut psikologi humanistik, pemahaman interpersonal terjadi melalui self-

disclosure, feedback, dan sensitivitas untuk mengenal / mengetahui orang lain.

Misunderstanding dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh ketidakjujuran,

kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaannya, miskin feedback, serta

self disclosure yang ditahan.

Banyak riset pengenalan diri muncul dari gerakan humanistik ini. Seorang teoritisi yang

menggali proses self-disclosure ini adalah Sidney Jourard. Uraiannya bagi kemanusiaan

sifatnya terbuka dan transparan. Transparansi berarti membiarkan dunia untuk mengenal

dirinya secara bebas dan pengenalan diri seseorang pada orang lain. Hubungan interpersonal

yang ideal menyuruh orang agar membiarkan orang lain mengalami mereka sepenuhnya dan

membuka untuk mengalami orang lain sepenuhnya.

Jourard mengembangkan gagasan ini setelah mengamati bahwa sakit mental

cenderung tertutup bagi dunia. Dia menemukan bahwa mereka menjadi sehat ketika mereka

bersedia mengenalkan dirinya pada ahli terapi. Kemudian, Jourard menyamakan kesakitan

(sickness) dengan ketertutupan dan kesehatan dengan

transparansi. Jourard melihat pertumbuhan – pergerakan orang menuju cara

berperilaku yang baru- sebagai hasil langsung dari keterbukaan pada dunia. Orang yang sakit

sifatnya tetap dan stagnan; pertumbuhan orang akan sampai pada posisi hidup baru.

Selanjutnya, perubahan merupakan esensi dari pertumbuhan personal.

26
Personal growth melekat pada komunikasi interpersonal sebab dunia merupakan

sosial yang sangat luas. Untuk menerima perubahan seseorang itu sendiri meminta kita untuk

menetapkan bahwa kita juga diterima oleh orang lain. Pertumbuhan akan sulit jika orang-

orang di sekitar kita tidak membuka untuk penerimaan kita sendiri.

Sekarang kita mengerti self-disclosure sebagai proses yang lebih kompleks daripada yang

dilakukan pada tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagai contoh pemikiran terbaru atas subyek ini,

Sandra Petronio meletakkan secara bersamaan serangkaian ide mengenai kompleksitas self-

disclosure dalam relationship. Teori ini berdasar pada risetnya sendiri dan survey pada

sejumlah banyak kajian lain dengan topik pengembangan hubungan dan disclosure. Dia

menerapkan teori ini pada pasangan yang menikah khususnya, selain juga dapat diterapkan

pada bermacam-macam; hubungan.

Menurut Petronio, individu terlibat dalam hubungan secara konstan menjadi bagian

dalam proses pengaturan yang membatasi antara publik dan privat, antara perasaan dan

pikiran yang mereka mau berbagi dengan sang patner dengan perasaan dan pikiran yang tidak

mau mereka bagi. Permainan diantara kebutuhan untuk berbagi dan kebutuhan untuk

melindungi diri ini sifatnya konstan dan mendorong pasangan untuk membicarakan dan

mengkoordinasi batasan mereka. Kapan kita diketahui dan kapan tidak ? dan ketika pasangan

memberitahukan informasi personal, bagaimana kita merespon ?

Ketika orang memberi tahu sesuatu, dia sedang membuat permintaan pada orang lain

untuk meresponnya dengan sesuai. Demand / permintaan dan respond perlu dikoordinasi.

Ketika kita memberi tahu sesuatu pada patner kita, dia dapat merespon dalam cara yang

membantu kualitas hubungan dan kebahagiaan atau dalam cara yang tidak begitu.

Selanjutnya, pengaturan batasan memerlukan pertimbangan dan pikiran. Orang membuat

keputusan mengenai bagaimana dan kapan untuk memberi tahu, dan mereka memutuskan

27
mengenai bagaimana merespon permintaan orang lain. Bermacam-macam strategi langsung

dan tidak langsung dapat diusahakan, dan problem yang berulang bagi pasangan yaitu

mengkoordinasi jenis-jenis disclosure dan respon yang mereka gunakan. Contoh, ketika kita

membuat disclosure yang langsung dan jelas, kita biasanya menginginkan respon yang juga

langsung dan jelas, dan ketika kita membuat disclosure yang samar dan implisit, kita

mungkin ingin diberi lebih banyak waktu untuk mendalami situasi, mungkin secara coba-

coba, dengan patner kita.

Sejauh ini, semua teori yang dibahas menunjukkan bagaimana pentingnya informasi dalam

penguatan hubungan. Kita kadang-kadang memantau informasi yang disediakan oleh orang

lain dan memberi informasi mengenai diri kita sendiri.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

9. Teori disonansi kognitif

Teori Leon Festinger mengenai dissonansi kognitif merupakan salah satu teori yang

paling penting dalam sejarah psikologi sosial. Selama bertahun-tahun teori ini menghasilkan

sejumlah riset dan mengisi aliran kritik, interpretasi, dan extrapolasi.

Festinger mengajarkan bahwa dua elemen kognitif termasuk sikap, persepsi, pengetahuan,

dan perilaku. Tahap pertama yaitu posisi nol, atau irrelevant, kedua yaitu konsisten, atau

consonant dan ketiga yaitu inkonsisten, atau dissonant. Dissonansi terjadi ketika satu elemen

tidak diharapkan mengikuti yang lain. Jika kita pikir merokok itu berbahaya bagi kes ehatan,

mereka tidak berharap kita merokok. Apa yang konsonan dan dissonan bagi seseorang tidak

28
bisa berlaku b agi orang lain. Jadi kita harus selalu menanyakan apa yang konsisten dan yang

tidak konsisten dalam sistem psik ologis orang itu sendiri.

Dua premis yang menolak aturan teori dissonansi. Pertama yaitu bahwa dissonansi

menghasilkan ketegangan atau penekanan yang menekan individu agar berubah sehingga

dissonansi terkurangi. Kedua, ketika dissonansi hadir, individu tidak hanya berusaha

menguranginya, melainkan juga akan menghindari situasi dimana dissonansi tambahan bisa

dihasilkan.

Semakin besar dissonansi, semakin besar kebutuhan untuk menguranginya. Contoh,

semakin perokok tidak konsisten dengan pengetahuannya mengenai efek negatif merokok,

semakin besar dorongan untuk berhenti merokok. Dissonansi itu sendiri merupakan hasil dari

dua variabel lain, kepentingan elemen kognitif dan sejumlah elemen yang terlibat dalam

hubungan yang dissonan. Dengan kata lain, jika kita mempunyai beberapa hal yang tidak

konsisten dan jika itu penting untuk kita, kita akan mengalami dissonansi yang lebih besar.

Jika kesehatan tidak penting, pengetahuan bahwa merokok itu buruk bagi kesehatan

kemungkinan tidak mempengaruhi perilaku perokok secara aktual.

Kebanyakan teori dan riset mengenai dissonansi kognitif disekitar situasi yang

bervariasi dimana dissonansi sebenarnya dihasilkan. Ini memasukkan situasi seperti

pembuatan keputusan, persetujuan yang terpaksa, inisiatif, dukungan sosial, dan usaha yang

sungguh-sungguh.

Jumlah dissonansi sebuah pengalaman sebagai hasil keputusan bergantung pada empat

variabel, pertama dan yang terpenting yaitu keputusan. Keputusan tertentu, yaitu seperti

ketinggalan sarapan, mungkin tidak dan menghasilkan sedikit dissonansi, tetapi membeli

mobil dapat menghasilkan banyak dissonansi.

29
Variabel kedua adalah sifat menarik alternatif yang dipilih. Hal lain yang mirip,

bahwa semakin kurang atraktif alternatif pilihan, semakin besar dissonansi. Kita

kemungkinan akan menderita lebih banyak dissonansi dari membeli mobil butut daripada

mobil yang masih mulus.

Ketiga, semakin besar sifat atraktif yang diketahui dari alternatif yang dipilih, semakin terasa

dissonansi. Jika kita berharap kita dapat menabung untuk pergi ke Eropa disamping membeli

mobil, kita akan menderita dissonansi.

Keempat, semakin tinggi tingkat similaritas atau tumpang tindih diantara alternatif,

semakin kurang dissonansi. Jika kita berdebat diantara dua mobil yang sama, membuat

keputusan dengan bertujuan pada salah satu tidak akan menghasilkan banyak dissonansi,

tetapi jika kita memutuskan antara membeli mobil dan pergike Eropa, kita akan memiliki

banyak dissonansi.

Teori dissonansi juga membuat beberapa prediksi lain. Teori itu meramalkan, misalnya,

bahwa semakin sulit inisiatif seseorang terhadap kelompok, semakin besar komitmen orang

itu untuk berkembang. Semakin banyak dukungan sosial yang seseorang terima dari teman

terhadap ide atau tindakan, semakin besar tekanan untuk percaya pada ide atau tindakan itu.

Semakin besar jumlah usaha yang diterapkan dalam tugas, semakin orang akan

merasionalisasi nilai tugas tersebut.

Sebenarnya teori disonansi kofnitif merupakan teori yang bersinggungan dengan

psikologi. Namun, jika dikaitkan ke bidang komunikasi, disonansi kognitif ini merupakan

suatu komunikasi yang berhubungan dengan perasaan ketidaknyamanan karena sikap,

pemikiran, dan perilaku yang tidak baik atau tidak sesuai.

30
Istilah disonansi kognitif ini pertama kali dipopulerkan oleh seorang psikolog yang

bernama Leon Festinger pada tahun 1950-an. Beberapa asumsi teori disonansi kognitif ini di

antaranya:

1. Teori ini menekankan pada sifat dasar pada konsistensi dan stabilitas seseorang.

2. Adanya disonansi kognitif karena adanya ketidakkonsistensinya seseorang terhadap segi

biologisnya.

3. Disonansi ini merupakan perasaan tidak suka yang menimbulkan tindakan kurang wajar.

4. Teori ini akan memberikan rangsangan disonansi untuk memotivasi seseorang keluar dari

inkonsistensinya.

Contohnya seperti ada dua orang yang bernama Budi dan Anton. Ketika Budi hendak

ngobrol dengan Anton, terlihat wajah Anton yang kecut alias tidak enak dipandang.

Sepertinya Anton sedang malas bicara, sehingga Budi tidak jadi berbicara dengan Anton

akibat dari disonansi Anton.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

10.Teori Penilaian Sosial

Teori ini fokus terhadap penilaian dari pesan yang diterima. Si penerima pesan dapat

melakukan dua hal:

31
Mengkontraskan, kontras adalah distorsi perseptual. Kontras yang membawa

menuju polarisasi ide. Contohnya adalah : “mengontraskan antara pandangan kopi itu

bermanfaat bagi kesehatan dan kopi itu merugikan kesehatan.”

Mengasimilasikan, asimilasi memiliki bertujuan untuk menunjukan kekeliruan penilaian

yang berlawanan.

Ada dua hal yang menjadi cakupan dalam teori Penilaian Sosial. Cakupan tersebut

dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh dari komunikasi antarpribadi. Kedua hal

tersebut adalah:

1. Pembicaraan yang memiliki kredibilitas tinggi. Tipe pembicaraan ini mampu

menyampaikan pesan yang langsung masuk ke dalam wilayah penerimaan dari

pendengarnya.

2. Ambiguitas seringkali terjadi lebih baik apabila dibandingkan dengan kejelasan. Banyak

ambiguitas komunikasi yang dipakai dalam dunia periklanan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

BAB III

PENUTUP

32
Kesimpulan

Komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta,

tumbuh dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu

lain (sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain

(komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan

dari sumber (komunikator). Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran dan hubungan yang akrab

dari masing-masing pihak maka komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga dicapai

persepsi dan tujuan bersama. Dalam hal ini komunikasi antar pribadi lebih menekankan

hubungan antar pribadi sehingga komunikasi antar pribadi yang terjadi menjadi lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://mozaikbimbingankonselingii.blogspot.co.id/2013/04/komunikasi-antar-pribadi-

makalah.html

https://dhionthabode.blogspot.com/2016/03/definisi-komunikasi-antar-pribadi.html

Sari, A. Anditha april 2017, komunikasi antarpribadi, yogyakarta: deepublish

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

https://pakarkomunikasi.com/teori-inokulasi

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

33
Nama : Resti Agustina

Nim :17191002P

Kelas : IK2A

Kelompok :2

Saya ingin bertanya kepada kelompok 1 yaitu Kelompok Komunikasi Antarpribadi

Soal

1. Jelaskan keterampilan apa saja menurut anda yang harus dimiliki seseorang dalam

kehidupan sehari-hari lalu apa hubunggannya dengan komunikasi antar pribadi?


MAKALAH
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Teori komunikasi
Dosen : Dwi Maharani

Oleh :

1. Andre Irawan 191910017


2. Eci Meiliana 191910025
3. Nadiyah Oktaviani 191910023
4. Nursilawati 191910047
5. Vonny Ayu Elintiya 191910041
6. Yolanda Tri Salsa 191910026

KELAS IK2B
KELOMPOK 4

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Komunikasi Antarpribadi ini tepat

pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen

pada Mata Kuliah Teori komunikasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang bagaimana cara berkomunikasi antarpribadi dengan baik bagi para

pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Maharani, selaku Dosen Mata Kuliah Teori

Komunikasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

PALEMBANG, 06 MARET 2020

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian komunikasi antarpribadi

2. Tujuan komunikasi antarpribadi

3. Ciri-ciri dari komunikasi antarpribadi yang efektif

4. Model komunikasi

5. Bentu-bentuk komunikasi antarpribadi

6. Peranan komunikasi antarpribadi

7. Sifat-sifat dari komunikasi antarpribadi

8. Keampuhan dari bentuk komunikasi antarpribadi

9. Fungsi komunikasi antarpribadi

10. Gaya kepemimpinan

11. Teori antarpribadi dan Contoh

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar di dunia ini.Berubah sesuai

perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.Perubahan-

perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu

sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Sama

halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.

Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena

yang terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar

terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi antar pribadi sangat penting untuk

dibahas dalam makalah yang kami susun karena dengan terciptanya komunikasi antar pribadi

maka akan terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator dengan komunikan sehingga

tujuan yang ingin dicapai bersama akan terwujud.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Pengertian komunikasi antarpribadi antarpribadi (komunikasi interpersonal) adalah

komunikasi yang berlagsung dalam situasi tatap muka antar dua orang atau lebih, baik secara

terorganisasi maupun pada kerumunan orang.

Jadi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal ini merupakan interaksi

antara orang ke orang, bersifat dua arah, baik secara verbal dan non verbal. Oleh karena itu,

dalam pengertian komunikasi antar pribadi akan terjadi saling berbagi informasi dan perasaan

antar individu dengan individu atau antara individu dengan kelompok kecil.

• Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi

tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada

kerumunan orang (Wiryanto, 2004).

• Komunikasi Interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua

arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara

individu dengan individu atau

antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).

• Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan

oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil

orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan

umpan balik segera. (Effendy,2003, p. 30).

• Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal

4
ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat,

dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)

• Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini

dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku

seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik

bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu

juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti

apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia

dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya

(Sunarto, 2003, p. 13).

2. Tujuan Komunikasi antar Pribadi

a) Mengenal diri sendiri dan orang lain

KAP memberikan kita kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri, belajar

bagaimana dan sejauhmana terbuka pd orang lain serta mengetahui nilai, sikap dan perilaku

orang lain shg kita dpt menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.

b) Mengetahui dunia luar

KAP memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita baik objek, kejadian dan

orang lain. Nilai, sikap keyakinan dan perilaku kita banyak dipengaruhi dari KAP.

c) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna

KAP yg kita lakukan banyak bertujuan untuk menciptakan dan

memelihara hubungan yg baik dg orang lain. Hubungan tsb membantu mengurangi kesepian

dan ketegangan serta membuat kita lebih positif ttg diri kita sendiri.

5
d) Mengubah sikap dan perilaku

Banyak waktu yg kita pergunakan untuk mengubah/ mempersuasi orang lain melalui

KAP.

e) Bermain dan mencari hiburan, kejadian lucu mrpk kegiatan untuk memperoleh hiburan.Hal

ini bisa memberi suasana yg lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan, dsb.

f) Membantu orang lain

3. Ciri-Ciri Dari Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif

Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph

A.Devito mengenai ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:

a) Keterbukaan (openness)

Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam

menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari

komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka

kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan

semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu

komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan

informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar.

Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap

stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya

merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang

komunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi

secara spontan terhadap orang lain.

Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui

bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab

atasnya.

6
b) Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami

orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang

lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang

berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap

mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat

mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal.

c) Dukungan (supportiveness)

Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan

interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu

memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan

strategik.

d) Rasa Positif (positiveness)

Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain

lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang

efektif.

e) Kesetaraan (equality)

Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada

pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan

mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk

memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. (Liliweri, 1991: 13)

Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang

yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini merupakan

suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan

psikologis antarmanusia yang memiliki suatu pribadi.

7
4. Model komunikasi

Model komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) dikemukan oleh Dean

c.Barnlund Modl ini pada dasarnya kelanjutan dari komunikasi intrapribadi(interpersonal

communication ). Unsur tambahan didalam proses komunikasi antarpribadi adalaah pesan

dan isyarat perilaku verbal. Pola dan bentuk omunikasi yang berlangsung antara dua orang

atau lebih sangat dipengaruhi leh hasil komunikasi intapribadi masing-masing pelaku

komunikasi .

Komunikasi antarpribadi merupakan pertemuan dua,tiga,mungkin empat orang yang terjadi

secara spontan. Agar lebih jelas, berikut ini model komunikasi antarpribadi dalam gambar

8
KomunikasI antarpribadi pada hakikatnya adalah suatu proses atau transaksi dan

interaksi. Transaksi mengenai gagasan ide, pesan,symbol,informasi atau messege. Sedangkan

istilah interaksi mengesankan adanya suatu tinakan yang berbalaskan.

5. Bentuk Komunikasi Antarpribadi

Ada beberapa bentuk komunikasi antarpribadi yang bisa dilakukan dalam melakukan proses

komuikasi antarpribadi Diantaranya :

1. Dialog

Dialog berasal dari kata yunani yaitu dia yang artinya antara bersama. Sedangkan

legein artinya berbicara, menukar percakapan yang memiliki maksud untuk saling

mengerti, memahami, dan mampu menetapkan kedamaian dalam bekerjasama untuk

memenuhi kebutuhannya.

Dialog yang dlakukan dengan baik akan membuahkan hasil yang banyak, baik pada

tingkat pribadi , yang dapat meningkatkan sikap saling memahami dan menerima

serta mengembangkan kebersamaan dan hidup yang damai serta seling menghormati

2. Sharing

Sharing merupakan bertukar pendapat, berbagi pengalaman, merupakan pembicaraan

antara dua orang ataulebih, dimana pelaku komunikasi saling menyampaikan apa

ysng peernah dialaminya dan hal itu menjadi bahan pembicaraanya. Dan berakibat

saling tukar pengalaman .

Dengan bentuk sharing dalam komunikasi antarpribadi dapat memanfaatkan ntuk

memperkaya pengalaman diri dengan berbagai masukan yang bisa diambil.

3. Wawancara

9
Dalam komunikasi wawancara merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan

mencapai sesuatu. Pihak yang mengikuti komunikasi dalam bentuk wawancara ini

saling berperan aktif dalam penukaran informasi. Dalam wawancara berlansung baik

yang mewawancarai atau yang diwawancarai, keduanta terlibat dalam proses

komunikasi dengan saling berbicara, mendengar dan menjawab

4. Konseling

Bentuk komunikasi antarpribadi yang satu ini lebih banyak di pergunakan diduni

pendidikan, perusahan untuk masyarakat. Bentuk ini biasanya digunakan digunakan

untuk menjernihkan masalah orang yang meminta bantuan (counselee) dengan

mendampinginya dalam mlihat masalahmemutuskan masalah, menemukan cara-cara

memecahkan masalah yang tepa untuk pelaksanaan keputusan tersebut.

5. Peranan Komunikasi Antar Pribadi

Johnson menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi

antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, yakni:Komunikasi

antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Perkembangan kita

sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan

kita pada orang lain. Diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif

dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu menjadi

semakin luas dengan bertambahnya usia kita. Bersamaan proses itu, perkembangan

intelektual dan sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi kita dengan orang

lain.

Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang

lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita

mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan

oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain itu

10
tentang diri kita. Berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain kita dapat

menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri kita sebenarnya.

Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran

kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu

membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain dan realitas yang

sama. Tentu saja pembandingan sosial semacam itu hanya dapat kita lakukan lewat

komunikasi dengan orang lain.

Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi

atau hubungan kita dengan orang lain, terlebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh

signifikan (significant figures) dalam hidup kita. Bila hubungan kita dengan orang lain

diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita, merasa sedih, cemas, frustrasi.

Bila kemudian kita menarik diri dan menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan

terasing yang mungkin kita alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya

penderitaan emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik.(Supratiknya,

2003: 9-10)

6. Sifat-Sifat Dari Komunikasi Antar Pribadi

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang

merupakan komunikasi antarpribadi. Sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu adalah:

• Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal

• Komunikasi antarpribadi melibatkan pernyataan atau ungkapan yang spontan

• Komunikasi antarpribadi tidaklah statis melainkan dinamis

• Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan

koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya)

• Komunikasi antarpribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan

ekstrinsik

11
• Komunikasi antarpribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan

• Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya bidang persuasif

7. Keampuhan Dari Komunikasi Antar Pribadi

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi

antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini,

dan perilaku komunikan. Alasannya adalah komunikasi antarpribadi umumnya

berlangsung secara tatap muka (face-to-face). Oleh karena itu individu (komunikator)

dengan individu (komunikan) saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi

(personal contact); pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika

komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate

feedback); komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan,

ekspresi wajah, dan gaya bicara komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya

tanggapan komunikan menyenangkan komunikator, sehingga komunikator

mempertahankan gaya komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif,

komunikator harus mengubah gaya komunikasinya sampai berhasil. Oleh karena

keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan itulah

maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali dipergunakan untuk melancarkan

komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara

psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan.

(Effendy, 2003:61)

8. Fungsi Dari Komunikasi Antar Pribadi

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan

insan (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi

ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

12
Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat berusaha membina hubungan yang baik

dengan individu lainnya, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik

di antara individu-individu tersebut. (Cangara, 2005:56)

Berikut ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yang efektif:

1. Harus diingat bahwa komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi adalah sebuah

proses karena merupakan kegiatan yang terus-menerus dalam sebuah proses. Jadi

dalam proses tersebut ada yang mempengaruhi dan ada pula yang dipengaruhi.

2. Komunikasi adalah sebuah sistem. Bahwa komunikasi merupakan sebuah sistem

terdiri dari beberapa sub sistem. Ada komunikator dan ada komunikan dan ada

saluran, ada media komunikasi. Manakala satu sub sistem terganggu akan yang lain

juga terganggu.

3. Bahwa komunikasi bersifat transaksi dan komunikasi. Yang dimaksud dengan

interaksi adalah saling bertukar pesan. Seseorang berbicara dan yang mendengar

pembicaraan itu memberikan reaksi atau komentar atas pesan yang disampaikan.

Komunikasi itu sering berubah atau berlanjut menjadi transaksi yaitu melakukan

perjanjian.

9. Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang

pemimpin mempengaruhi,mengarahkan,memotivasi dan mengendalikan bawahan dengan

cara tertentu sehingga dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien

(gaya) kepemimpinan mempengaruhi sikap dan perilakubawahanya kepemimpinan terjadi

karena ada nteraksi manajer,bawahan,lingkungan/situasi

13
Teori x dan y douglas mc gregor : didasarkan pada asumsi tentang para

karyawan dan bagaimana memotivasi.

Empat gaya kepemimpinan ludlow dan paton:

1. Pengarahan

2. Pembekalan

3. Dukungan

4. Pendelegasian

Gaya kepemimpinan situasional

Dalam prakteknya gaya kepemimpinan yg diterapkan seorang manajer dapat saja

berubah seiring dengan perubahan dinamika yg berkembang dalam diri para karyawan.

Harsey dan blancard ada 3 kemampuan atau ketrampilan dlm penerapan

kepemimpinan situasional:

1. ketrampilan analitik

2. ketrampilan fleksibilitas

3. ketrampilan komunikasi

Kepemimpinan inti

Dalam suatu lingkungan kerja gaya kepemimpinan tidak sama seorang manajer harus

dapat memahami dengan baik dan tepat lingkungan kerja yang ada termasuk memahami

karakter bawahan.

Hellriegel dan slocum : Seorang manajer yg baik harus memiliki 5 kemampuan yg

disebut keahlian kepemimpinan inti:

1. Pemberdayaan.

2. Intuisi

3. Pemahaman diri

14
4. Visi

5. Kesesuaian nilai

Kelebihan dan Kelemahan Komunikasi Interpersonal

Dapat kita daftar beberapa kelebihan komunikasi antar pribadi dibandingkan dengan bentuk

komunikasi lainnya, terutama dalam halefektivitasnya dalam mengubah perilaku ,sikap,opini,

dan prilaku komunikan. Antara lain komunikasi berlanngsung secara tatap muka, terjadi

kontak pribadi (personal contact)

Pesan Pribadi diketahui dan melihat langsung melalui kesatuan, antara suara dan cara

menyampaikannya, dari pandangan matanya, gaya bicaranya, dan lain- lain dengan bertatap

mata, kita juga mengetahui bagaimana reaksi lawan bicara kita, dengan segera kita akan

mengubah gaya komunikasi kita jika reaksinya jelek .

Komunikasi ini lebih efektif untuk melancarkan ajakan (komunikasi persuasif).

Bandingkan tindakan mengajak orang lain untuk membeli melalui iklan dengan mendatangi

langsung ke rumahnya seperti di lakukan oleh para selesman yang mendatangi dari rumah ke

rumah untuk menjajakan dagangannya.

Kekuatan komunikasi interpersonal terkait dengan apa yang di sebut oleh Littlejhon

sebagai “jalinan hubungan” (relationship) konsep ini di definisikan sebagai seperangkat

harapan yang ada pada partisipan yang dengan itu mereka menunjukan perilaku tertentu di

dalam berkomunikasi. (jalinan hubungan” anatarindividu hampir selalu melatar belkangi pola

pola interaksi di antara partisipan dalam komunikasi antarpribadi.

Sejumlah asumsi lain mengenai “jalinan hubungan” menurut Littlejohn, antara lain.

• Jalinan hubungan senantiasa terkait dengan komunkasi dan tidak mungkin dapat di

pisahkan

15
• Sifat jalinan hubungan di tentukan oleh komunikasi yang berlangsung di antara imdividu

partisipan

• Jalinan hubungan biasanya di definisikan secara lebih implisit (tidak atau kurang

eksplisit) dan

• Jalinan hubungan bersifat dinamis

TEORI ANTARPRIBADI & CONTOH

1. Teori Kebutuhan Hubungan Interpersonal

William Schutz (1958) mengatakan bahwa setiap manusia memiliki tiga kebutuhan

antarpribadi yang disebut dengan inklusif kontrol dan afeksi. Dasar teori ini adalah bahwa

manusia pasti membutuhkan orang lain sebagai makhluk sosial.

Teori ini menjelaskan tentang adanya hubungan yang terjadi antar individu yang

harus menghadirkan sesuatu dalam kondisi tertentu agar dapat menghasilkan sesuatu yang

menyenangkan. Kebutuhan hubungan interpersonal pun terdapat tiga macam di antaranya:

A. Kebutuhan untuk Iklusi

Kebutuhan ini untuk mengadakan atau mempertahankan komunikasi yang

memuaskan. Kebutuhan ini berupa kepuasan dalam individu ketika berkomunikasi. Dalam

kebutuhan ini pun terdapat beberapa tipe di antaranya

• Tipe sosial yang puas secara ideal.

• Tipe undersosial yang selalu menghindari dari suatu keramaian.

• Tipe Oversosial yang selalu ingin bergabung dengan suatu kelompok.

16
B. Kebutuhan untuk Kontrol

Dalam kebutuhan ini terdapat suatu penguasaan dalam berkomunikasi seperti

mempengaruhi, mendominasi, memimpin dan mengatur. Itu adalah kontrol positif.

Sedangkan kontrol negatif adalah untuk memberontak, mengikut, dan menurut saja. Ada

beberapa tipe dalam kebutuhan kontrol di antaranya:

• Abdicrat yang cenderung merendahkan diri individu lain.

• Authocrat yang cenderung mendominasi komunikasi orang lain.

• Democrat yang mampu memberikan perintah dan diperintah.

• Patologis yang tidak mampu menerima kontrol dari orang lain.

C. Kebutuhan untuk Afeksi

Kebutuhan ini berhubungan dengan cinta dan kasih sayang yang melibatkan emosi

dan perasaan. Dalam afeksi positif adalah cinta, intim, persahabatan sedangkan afeksi negatif

adalah kebencian, dingin, dan jarak emosional. Beberapa tipe afeksi di antaranya:

• Ideal yang memenuhi kebutuhan.

• Underpersonal yang selalu menghindar dari individu lain.

• Overpersonal yang terlalu erat dalam berhubungan.

• Patologis yang sukar untuk berhubungan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

2. Teori Inokulasi

17
Teori inokulasi adalah salah satu pendekatan dalam persuasi yang bertujuan agar orang-

orang resisten terhadap argumen persuasif yang dilakukan oleh orang lain. Teori inokulasi

pertama kali dikembangkan oleh William J. McGuire di awal tahun 1960an berdasarkan

temuan kelompok Yale mengenai pesan persuasi yang menghadirkan dua sisi argumen ketika

menyangkal sisi yang berlawanan. Teori ini merupakan model untuk membangun resistensi

terhadap persuasi dengan cara menerpa orang-orang dengan argumen yang melawan

keyakinan mereka dan memberikan mereka argumen untuk menangkal serangan. Teori

inokulasi merupakan sebuah strategi untuk melindungi sikap agar tidak terjadi perubahan.

Atau dengan kata lain untuk memberikan perlawanan terhadap pengaruh sikap, apakah

pengaruh tersebut berupa serangan langsung atau tekanan yang berkelanjutan. Menurut teori

inokulasi, kemampuan untuk menolak persuasi ditentukan oleh keterampilan individu untuk

membantah argumen yang berlawanan dengan keyakinannya. Keterampilan ini diasumsikan

bergantung pada dua faktor, yaitu motivasi dan praktik.

Sejarah

Gagasan atau ide mengenai inokulasi sejatinya berasal dari berbagai penelitian

persuasi sebelumnya yang dilakukan selama tahun 1950an. Penelitian tersebut sebagian besar

mempelajari sisi pesan persuasi yaitu pesan persuasi satu sisi dan pesan persuasi dua sisi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menyediakan dua sisi dari sebuah isu atau

permasalahan terlihat menciptakan resistensi yang lebih besar terhadap argumen terakhir.

Sepuluh tahun kemudian, William McGuire dan kawan-kawan mencoba untuk menjelaskan

fenomena tersebut dengan mulai menggali berbagai macam cara dimana pesan-pesan persuasi

mungkin menginokulasi penerima pesan untuk melawan serangan terhadap keyakinan

penerima pesan.

18
Tahun 1964, McGuire mengenalkan teori inokulasi yang menyatakan bahwa penerima

pesan persuasif menjadi resisten terhadap serangan sikap dengan cara yang sama seperti

tubuh yang diimunisasi dari serangan virus. Dosis virus yang lemah akan mengaktifkan

sistem kekebalan tubuh. Demikian pula, tantangan terhadap sikap, kepercayaan, dan perilaku

membuat mereka lebih resisten terhadap perubahan jika paparan terhadap taksiran diberikan

dalam bentuk lemah dan kecil. Teori ini relevan karena keyakinan yang tak tertandingi dapat

diombang-ambingkan jika pemegangnya tidak terbiasa mempertahankannya. Dosis yang

lemah dari sebuah argumen balasan akan menyebabkan kepercayaan menjadi lebih resisten.

Di bidang medis, pendekatan ini lebih efektif daripada pengobatan suportif dalam

menghasilkan resistensi. Di bidang persuasi, menyajikan argumen yang mendukung

kepercayaan kurang efektif dibandingkan membiarkan si penerima pesan mendapat serangan

lemah terhadap kepercayaan.

Konsep dan Analogi

Agar dapat memahami konsep teori inokulasi, McGuire menggunakan analogi konsep

suntikan atau vaksinasi. Menurut McGuire, dalam vaksinasi yang normal, virus yang telah

dilemahkan kemudian disuntikkan kepada individu dalam rangka untuk membangun

resistensi terhadap penyakit. Mekanisme yang sama dapat digunakan untuk menginokulasi

individu dari serangan terhadap keyakinan yang dimliki.

Berdasarkan teori inokulasi, argumen berlawanan dengan dosis yang lebih kecil atau

argumen yang lebih lemah disebut dengan pesan inokulasi yang diberikan kepada setiap

individu. Masing-masing individu yang telah terpapar oleh argumen yang lebih lemah

kemudian membangun sistem pertahanan yang membantu mereka mempertahankan

keyakinannya dan tidak mengubah sikap mereka ketika mereka dikonfrontir dengan argumen

yang jauh lebih kuat.

19
Elemen

Penelitian yang dilakukan oleh McGuire di tahun 1960an membuktikan keberhasilan

inokulasi dengan sangat meyakinkan. Penelitian terkait indikasi keberhasilan inokulasi juga

dilakukan oleh Michael W. Pfau. Menurut Michael Pfau, teori inokulasi terdiri dari dua

elemen dasar, yaitu threat dan refutational preemption.

• Threat

Threat dalam teori inokulasi mengacu pada peringatan akan kemungkinan serangan

terhadap sikap dan kepercayaan seseorang. Orang tersebut sadar akan kerentanannya

terhadap serangan persuasif. Persepsi bahwa ada ancaman yang akan terjadi secara psikologis

memotivasi seseorang untuk mempertahankan keyakinan dan sikapnya.

• Refutational preemption

Target potensial untuk serangan persuasi seharusnya tidak hanya diperingatkan tapi

pesan inokulasi juga harus mendahului tindakan balasan yang mungkin terjadi. Sambil

meyiapkan pesan inokulasi, argumen yang akan diajukan pihak lain harus diantisipasi dan

cara melawannya juga harus dipersiapkan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-inokulasi

3.Teori Social Exchange

Teori ini merupakan salah satu teori dalam bidang komunikasi yang biasanya disebut

sebagai pertukaran sosial. Monge dan Contractor (2003) mengemukakan bahwa orang

20
menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya

dari penghargaan yang diterima.

Teori ini dikembangkan oleh ahli psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959),

dan beberapa orang sosiolog yang bernama George Homans (1961), Richard

Emerson (1962), dan Peter Blau (1964).

Teori ini memiliki hubungan dengan pertukaran orang lain yang dapat menghasilkan

sesuatu. Komunikasi akan terjadi ketika adanya lingkungan dan sikap individu yang saling

berhubungan. Di lingkungan masyarakat, pastinya kita akan menemui berbagai orang dengan

sikap yang berbeda-beda yang saling terkait dan berhubungan. Koneksi ini terdapat unsur

imbalan, pengorbanan seperti biaya, dan keuntungan yaitu profit.

Imbalan akan didapatkan melalui pengorbanan, dan keuntungan merupakan hasil dari

pengorbanan dikurangi imbalan. Seperti halnya contoh rumus berikut:

C=A–B

Keterangan:

A = Pengorbanan

B = Imbalan

C = Keuntungan

Sehingga, dapat dikatakan bahwa komunikasi dengan teori social exchange ini

memerlukan setidaknya minimal dua individu yang memperhitungkan keuntungan dan

kerugian. Jika keuntungan bernilai minus, maka dianggap rugi.

21
Hal ini dapat terjadi di kalangan seperti tempat kerja, percintaan, persahabatan jika

mereka memiliki waktu yang lama dalam hal tersebut, maka dianggap untung dalam

komunikasinya. Sehingga, sikap individu akan muncul dan berubah ketika menggunakan

teori ini.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

4.Teori Penetrasi Sosial

Teori ini juga disebut sebagai social penetration theory. Salah satu teori komunikasi

antar pribadi ini termasuk salah satu teori pengembangan hubungan atau relationship

development theory. Irwin Altman dan Damas Taylor adalah pengembang teori ini. Altman

dan Taylor mengungkapkan secara rinci terkait peran dari pengungkapan diri, keakraban, dan

komunikasi dalam pengembangan hubungan antarpribadi.

Kemudian, teori ini cenderung fokus pada pengembangan hubungan, terutama

berkaitan dengan perilaku antarpribadi saat terjadinya interaksi sosial dan beberapa proses

kognitif internal mulai dari mendahului, menyertai, dan mengikuti pembentukan hubungan.

Proses penetrasi sosial terjadi secara bertahap dan teratur dari sifatnya di permukaan ke

tingkat yang akrab mengenai pertukaran. Hal ini berfungsi efektif untuk mengetahui hasil

yang akurat.

Menurut teori penetrasi sosial, prinsip utama bagi komunikasi pada pertemuan

pertama adalah norma resiprositas. Norma ini menilai bahwa individu memiliki kewajiban

untuk mengembalikan pengungkapan pihak lain yang diterima. Kemudian, menurut teori ini

juga, Secara langsung akan mengenali diri orang lain dengan cara “masuk ke dalam”

(penetrating) diri orang yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

beberapa informasi terkait diri orang lain.

22
Altman dan Taylor mengajukan empat tahap perkembangan hubungan antar individu yaitu:

1.Tahap orientasi : Komunikasi yang terjadi pada tahap ini bersifat tidak pribadi. Keduanya

sudah merasa cukup mendapat pesan balik, kemudian mereka akan melanjutkan ke tahap

selanjutnya.

2.Tahap pertukaran efek eksploratif: Tahap munculnya keterbukaan yang lebih dalam karena

telah timbul rasa percaya dan merasa cocok satu sama lain.

3.Tahap pertukaran efek: Perasaan kritis dan evaluatif mulai muncul pada tingkat yang

lebih tinggi dan dalam.

4.Tahap pertukaran stabil: Adanya keintiman, masing-masing individu merasa memiliki

komunikasi yang efektif dengan sangat baik satu sama lain.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

5. Teori Saling Melengkapi (Complementary)

Theodore Reik, berpendapat bahwa kita jatuh cinta kepada orang yang memiliki

karakteristik yang tidak kita miliki dan bahwa sebenarnya kita merasa iri. Orang tertarik

kepada orang lain yang tidak serupa hanya dalam situasi-situasi tertentu., Sebagai contoh,

mahasiswa yang patuh dapat sangat cocok dengan seorang dosen yang agresif, tetapi

mahasiswa ini tidak bias hidup cocok dengan istri atau suami yang agresif. Istri yang

dominant mungkin cocok dengan suami yang penurut tetapi mungkin tidak cocok untuk

beraul dengan teman yang penurut.

23
Teori ini meramalkan bahwa orang akan tertarik kepada mereka yang tidak serupa dengannya

(artinya, tidak dogmatis).

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

6.Teori Dialektika Relasional

Teori Dialektika Relasional adalah salah satu teori komunikasi antar pribadi yang

memiliki sifat berbeda dibanding teori lainnya. Dalam teori ini, Orang-orang yang

membangun relasi kemudian melakukan komunikasi antarpribadi, dalam hatinya mengalami

tarikan konflik.

Kemudian, tarikan konflik itulah yang menjadi penyebab dari relasi menjadi selalu

ada dalam kondisi cair. Kondisi ini kemudian dikenal sebagai ketegangan dialektis. Orang

yang melakukan interaksi merasa terombang – ambing di antara dua kutub relasi. Dua kutub

tersebut adalah diantara harmonis dan konflik ataupun juga antara keakraban dan

bermusuhan.

Selain itu, teori ini menilai hubungan komunikasi sebagai kemajuan dengan

pergerakan yang melaju konstan. Komunikator yang terlibat dalam komunikasi akan

merasakan selalu ada dorongan dan tarikan dari rasa ingin dari masing-masing individu yang

bertolak belakang.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

24
7. Teori Process View.

Agak berbeda dengan teori sebelumnya, Steve Duck (1985) menganggap bahwa

kualitas dan sifat hubungan dapat diperkirakan hanya dengan mengetahui atribut masing-

masing sebagai individu dan kombinasi antara atribut-atribut tadi. Sebagai contoh, seorang

ibu yang langsung menanggapi anaknya yang menangis akan membentuk hubungan ibu-anak

yang berbeda dengan ibu lain yang menunggu sekian lama sebelum menanggapi anaknya

yang menangis. Meskipun demikian mengetahui atribut masing-masing hanyalah salah satu

aspek yang mempengaruhi hubungan. Untuk mengenali tahap (kualitas hubungan) yang

terjadi kita dapat melihatnya dari bagaimana saling menanggapi. Lebih jauh Duck

mengungkapkan bahwa hubungan tidak selalu berkembang dalam bentuk linear dan berjalan

mulus, dan bahwa orang tidak selalu aktif mencari informasi mengenai partnernya, baisanya

malahan informasi tersebut didapat secara kebetulan dan bukan sengaja dicari. Bagi Duck

tidak semua hubungan akrab, tidak semua hubungan berkembang, dan hubungan dapat

sekaligus stabil dan memuaskan.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

8. Teori self disclosure

Disclosure dan understanding merupakan tema penting dalam teori komunikasi pada

tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagian besar sebagai konsekuensi aliran humanistik dalam psikologi,

sebuah ideologi “honest communication” muncul, dan beberapa dari pemikiran kita tentang

apa yang membuat komunikasi interpersonal itu baik dipengaruhi oleh gerakan ini. Didorong

oleh karya Carl Rogers, disebut Third Force begitu dalam psikologi menyatakan bahwa

tujuan komunikasi adalah meneliti pemahaman diri dan orang lain dan bahwa pengertian

hanya dapat terjadi dengan komunikasi yang benar.

25
Menurut psikologi humanistik, pemahaman interpersonal terjadi melalui self-

disclosure, feedback, dan sensitivitas untuk mengenal / mengetahui orang lain.

Misunderstanding dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh ketidakjujuran,

kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaannya, miskin feedback, serta

self disclosure yang ditahan.

Banyak riset pengenalan diri muncul dari gerakan humanistik ini. Seorang teoritisi yang

menggali proses self-disclosure ini adalah Sidney Jourard. Uraiannya bagi kemanusiaan

sifatnya terbuka dan transparan. Transparansi berarti membiarkan dunia untuk mengenal

dirinya secara bebas dan pengenalan diri seseorang pada orang lain. Hubungan interpersonal

yang ideal menyuruh orang agar membiarkan orang lain mengalami mereka sepenuhnya dan

membuka untuk mengalami orang lain sepenuhnya.

Jourard mengembangkan gagasan ini setelah mengamati bahwa sakit mental

cenderung tertutup bagi dunia. Dia menemukan bahwa mereka menjadi sehat ketika mereka

bersedia mengenalkan dirinya pada ahli terapi. Kemudian, Jourard menyamakan kesakitan

(sickness) dengan ketertutupan dan kesehatan dengan

transparansi. Jourard melihat pertumbuhan – pergerakan orang menuju cara

berperilaku yang baru- sebagai hasil langsung dari keterbukaan pada dunia. Orang yang sakit

sifatnya tetap dan stagnan; pertumbuhan orang akan sampai pada posisi hidup baru.

Selanjutnya, perubahan merupakan esensi dari pertumbuhan personal.

Personal growth melekat pada komunikasi interpersonal sebab dunia merupakan

sosial yang sangat luas. Untuk menerima perubahan seseorang itu sendiri meminta kita untuk

menetapkan bahwa kita juga diterima oleh orang lain. Pertumbuhan akan sulit jika orang-

orang di sekitar kita tidak membuka untuk penerimaan kita sendiri.

Sekarang kita mengerti self-disclosure sebagai proses yang lebih kompleks daripada yang

26
dilakukan pada tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagai contoh pemikiran terbaru atas subyek ini,

Sandra Petronio meletakkan secara bersamaan serangkaian ide mengenai kompleksitas self-

disclosure dalam relationship. Teori ini berdasar pada risetnya sendiri dan survey pada

sejumlah banyak kajian lain dengan topik pengembangan hubungan dan disclosure. Dia

menerapkan teori ini pada pasangan yang menikah khususnya, selain juga dapat diterapkan

pada bermacam-macam; hubungan.

Menurut Petronio, individu terlibat dalam hubungan secara konstan menjadi bagian

dalam proses pengaturan yang membatasi antara publik dan privat, antara perasaan dan

pikiran yang mereka mau berbagi dengan sang patner dengan perasaan dan pikiran yang tidak

mau mereka bagi. Permainan diantara kebutuhan untuk berbagi dan kebutuhan untuk

melindungi diri ini sifatnya konstan dan mendorong pasangan untuk membicarakan dan

mengkoordinasi batasan mereka. Kapan kita diketahui dan kapan tidak ? dan ketika pasangan

memberitahukan informasi personal, bagaimana kita merespon ?

Ketika orang memberi tahu sesuatu, dia sedang membuat permintaan pada orang lain

untuk meresponnya dengan sesuai. Demand / permintaan dan respond perlu dikoordinasi.

Ketika kita memberi tahu sesuatu pada patner kita, dia dapat merespon dalam cara yang

membantu kualitas hubungan dan kebahagiaan atau dalam cara yang tidak begitu.

Selanjutnya, pengaturan batasan memerlukan pertimbangan dan pikiran. Orang membuat

keputusan mengenai bagaimana dan kapan untuk memberi tahu, dan mereka memutuskan

mengenai bagaimana merespon permintaan orang lain. Bermacam-macam strategi langsung

dan tidak langsung dapat diusahakan, dan problem yang berulang bagi pasangan yaitu

mengkoordinasi jenis-jenis disclosure dan respon yang mereka gunakan. Contoh, ketika kita

membuat disclosure yang langsung dan jelas, kita biasanya menginginkan respon yang juga

langsung dan jelas, dan ketika kita membuat disclosure yang samar dan implisit, kita

27
mungkin ingin diberi lebih banyak waktu untuk mendalami situasi, mungkin secara coba-

coba, dengan patner kita.

Sejauh ini, semua teori yang dibahas menunjukkan bagaimana pentingnya informasi dalam

penguatan hubungan. Kita kadang-kadang memantau informasi yang disediakan oleh orang

lain dan memberi informasi mengenai diri kita sendiri.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

9. Teori disonansi kognitif

Teori Leon Festinger mengenai dissonansi kognitif merupakan salah satu teori yang

paling penting dalam sejarah psikologi sosial. Selama bertahun-tahun teori ini menghasilkan

sejumlah riset dan mengisi aliran kritik, interpretasi, dan extrapolasi.

Festinger mengajarkan bahwa dua elemen kognitif termasuk sikap, persepsi, pengetahuan,

dan perilaku. Tahap pertama yaitu posisi nol, atau irrelevant, kedua yaitu konsisten, atau

consonant dan ketiga yaitu inkonsisten, atau dissonant. Dissonansi terjadi ketika satu elemen

tidak diharapkan mengikuti yang lain. Jika kita pikir merokok itu berbahaya bagi kes ehatan,

mereka tidak berharap kita merokok. Apa yang konsonan dan dissonan bagi seseorang tidak

bisa berlaku b agi orang lain. Jadi kita harus selalu menanyakan apa yang konsisten dan yang

tidak konsisten dalam sistem psik ologis orang itu sendiri.

Dua premis yang menolak aturan teori dissonansi. Pertama yaitu bahwa dissonansi

menghasilkan ketegangan atau penekanan yang menekan individu agar berubah sehingga

dissonansi terkurangi. Kedua, ketika dissonansi hadir, individu tidak hanya berusaha

28
menguranginya, melainkan juga akan menghindari situasi dimana dissonansi tambahan bisa

dihasilkan.

Semakin besar dissonansi, semakin besar kebutuhan untuk menguranginya. Contoh,

semakin perokok tidak konsisten dengan pengetahuannya mengenai efek negatif merokok,

semakin besar dorongan untuk berhenti merokok. Dissonansi itu sendiri merupakan hasil dari

dua variabel lain, kepentingan elemen kognitif dan sejumlah elemen yang terlibat dalam

hubungan yang dissonan. Dengan kata lain, jika kita mempunyai beberapa hal yang tidak

konsisten dan jika itu penting untuk kita, kita akan mengalami dissonansi yang lebih besar.

Jika kesehatan tidak penting, pengetahuan bahwa merokok itu buruk bagi kesehatan

kemungkinan tidak mempengaruhi perilaku perokok secara aktual.

Kebanyakan teori dan riset mengenai dissonansi kognitif disekitar situasi yang

bervariasi dimana dissonansi sebenarnya dihasilkan. Ini memasukkan situasi seperti

pembuatan keputusan, persetujuan yang terpaksa, inisiatif, dukungan sosial, dan usaha yang

sungguh-sungguh.

Jumlah dissonansi sebuah pengalaman sebagai hasil keputusan bergantung pada empat

variabel, pertama dan yang terpenting yaitu keputusan. Keputusan tertentu, yaitu seperti

ketinggalan sarapan, mungkin tidak dan menghasilkan sedikit dissonansi, tetapi membeli

mobil dapat menghasilkan banyak dissonansi.

Variabel kedua adalah sifat menarik alternatif yang dipilih. Hal lain yang mirip,

bahwa semakin kurang atraktif alternatif pilihan, semakin besar dissonansi. Kita

kemungkinan akan menderita lebih banyak dissonansi dari membeli mobil butut daripada

mobil yang masih mulus.

Ketiga, semakin besar sifat atraktif yang diketahui dari alternatif yang dipilih, semakin terasa

29
dissonansi. Jika kita berharap kita dapat menabung untuk pergi ke Eropa disamping membeli

mobil, kita akan menderita dissonansi.

Keempat, semakin tinggi tingkat similaritas atau tumpang tindih diantara alternatif,

semakin kurang dissonansi. Jika kita berdebat diantara dua mobil yang sama, membuat

keputusan dengan bertujuan pada salah satu tidak akan menghasilkan banyak dissonansi,

tetapi jika kita memutuskan antara membeli mobil dan pergike Eropa, kita akan memiliki

banyak dissonansi.

Teori dissonansi juga membuat beberapa prediksi lain. Teori itu meramalkan, misalnya,

bahwa semakin sulit inisiatif seseorang terhadap kelompok, semakin besar komitmen orang

itu untuk berkembang. Semakin banyak dukungan sosial yang seseorang terima dari teman

terhadap ide atau tindakan, semakin besar tekanan untuk percaya pada ide atau tindakan itu.

Semakin besar jumlah usaha yang diterapkan dalam tugas, semakin orang akan

merasionalisasi nilai tugas tersebut.

Sebenarnya teori disonansi kofnitif merupakan teori yang bersinggungan dengan

psikologi. Namun, jika dikaitkan ke bidang komunikasi, disonansi kognitif ini merupakan

suatu komunikasi yang berhubungan dengan perasaan ketidaknyamanan karena sikap,

pemikiran, dan perilaku yang tidak baik atau tidak sesuai.

Istilah disonansi kognitif ini pertama kali dipopulerkan oleh seorang psikolog yang

bernama Leon Festinger pada tahun 1950-an. Beberapa asumsi teori disonansi kognitif ini di

antaranya:

1. Teori ini menekankan pada sifat dasar pada konsistensi dan stabilitas seseorang.

2. Adanya disonansi kognitif karena adanya ketidakkonsistensinya seseorang terhadap segi

biologisnya.

30
3. Disonansi ini merupakan perasaan tidak suka yang menimbulkan tindakan kurang wajar.

4. Teori ini akan memberikan rangsangan disonansi untuk memotivasi seseorang keluar dari

inkonsistensinya.

Contohnya seperti ada dua orang yang bernama Budi dan Anton. Ketika Budi hendak

ngobrol dengan Anton, terlihat wajah Anton yang kecut alias tidak enak dipandang.

Sepertinya Anton sedang malas bicara, sehingga Budi tidak jadi berbicara dengan Anton

akibat dari disonansi Anton.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

10.Teori Penilaian Sosial

Teori ini fokus terhadap penilaian dari pesan yang diterima. Si penerima pesan dapat

melakukan dua hal:

Mengkontraskan, kontras adalah distorsi perseptual. Kontras yang membawa

menuju polarisasi ide. Contohnya adalah : “mengontraskan antara pandangan kopi itu

bermanfaat bagi kesehatan dan kopi itu merugikan kesehatan.”

Mengasimilasikan, asimilasi memiliki bertujuan untuk menunjukan kekeliruan penilaian

yang berlawanan.

Ada dua hal yang menjadi cakupan dalam teori Penilaian Sosial. Cakupan tersebut

dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh dari komunikasi antarpribadi. Kedua hal

tersebut adalah:

31
1. Pembicaraan yang memiliki kredibilitas tinggi. Tipe pembicaraan ini mampu

menyampaikan pesan yang langsung masuk ke dalam wilayah penerimaan dari

pendengarnya.

2. Ambiguitas seringkali terjadi lebih baik apabila dibandingkan dengan kejelasan. Banyak

ambiguitas komunikasi yang dipakai dalam dunia periklanan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta,

tumbuh dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu

lain (sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain

(komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan

dari sumber (komunikator). Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran dan hubungan yang akrab

dari masing-masing pihak maka komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga dicapai

persepsi dan tujuan bersama. Dalam hal ini komunikasi antar pribadi lebih menekankan

hubungan antar pribadi sehingga komunikasi antar pribadi yang terjadi menjadi lebih efektif.

32
DAFTAR PUSTAKA

http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://mozaikbimbingankonselingii.blogspot.co.id/2013/04/komunikasi-antar-pribadi-

makalah.html

https://dhionthabode.blogspot.com/2016/03/definisi-komunikasi-antar-pribadi.html

Sari, A. Anditha april 2017, komunikasi antarpribadi, yogyakarta: deepublish

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

https://pakarkomunikasi.com/teori-inokulasi

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

33
Disusun oleh :

1. Andre Irawan 191910017


2. Eci Meiliana 191910025
3. Nadiyah Oktaviani 191910023
4. Nursilawati 191910047
5. Vonny Ayu Elintiya 191910041
6. Yolanda Tri Salsa 191910026
Dosen : Dwi Maharani M.I.Kom
Komunikasi Antar
Pribadi

Pengertian komunikasi antarpribadi (komunikasi
interpersonal) adalah komunikasi yang berlagsung
dalam situasi tatap muka antar dua orang atau lebih,
baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan
orang.
Teori Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Para Ahli

1. Onong U. Effendy (Effendy, 1993 : 61).
2. Dean Barnulus (Liliweri, 1991:12).
3. De Vito (Liliweri, 1991 : 13)
4. Effendy (dalam alo liliweri, 1997)
5. Evert M Rogerst (dalam Alo Liliweri, 1997)
6. Reardon (dalam Alo Liliweri, 1997)
7. Hoveland (dalam Alo Liliweri, 1997)
8. Gode (dalam Alo Liliweri, 1997)
9. Chervey (dalam Alo Liliweri, 1997)
10. Tan (Liliweri, 1991: 12)
Tujuan Komunikasi antar
Pribadi

a) Mengenal diri sendiri dan orang lain
b) Mengetahui dunia luar
c) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi
bermakna
d) Mengubah sikap dan perilaku
e) Bermain dan mencari hiburan
Ciri-Ciri Dari Komunikasi Antar
Pribadi Yang Efektif

 Keterbukaan (openness)
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi
yang diterima di dalam menghadapi hubungan
antarpribadi

 Empati (empathy)
kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari
sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang
lain itu
 Dukungan (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan
dimana terdapat sikap mendukung. Individu


memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap
deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.

 Rasa Positif (positiveness)


Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap
dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi,
dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk
interaksi yang efektif.

 Kesetaraan (equality)
Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan
positif tak bersyarat kepada individu lain.
Model komunikasi
 yang berlangsung
 Pola dan bentuk komunikasi
antara dua orang atau lebih sangat dipengaruhi leh
hasil komunikasi intapribadi masing-masing pelaku
komunikasi .Komunikasi antarpribadi merupakan
pertemuan dua,tiga,mungkin empat orang yang
terjadi secara spontan
Contoh Model Komunikasi

Bentuk Komunikasi
Antarpribadi
1. Dialog

percakapan yang memiliki maksud untuk saling
mengerti, memahami, dan mampu menetapkan
kedamaian dalam bekerjasama untuk memenuhi
kebutuhannya.

2. Sharing
bertukar pendapat, berbagi pengalaman, merupakan
pembicaraan antara dua orang ataulebih
3. Wawancara
bentuk komunikasi yang bertujuan mencapai sesuatu.


Pihak yang mengikuti komunikasi dalam bentuk
wawancara ini saling berperan aktif dalam penukaran
informasi.

4. Konseling
Bentuk komunikasi antarpribadi yang satu ini lebih
banyak di pergunakan diduni pendidikan, perusahan
untuk masyarakat
Sifat-Sifat Dari
Komunikasi Antar Pribadi

 Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya
perilaku verbal dan nonverbal
 Komunikasi antarpribadi melibatkan pernyataan
atau ungkapan yang spontan
 Komunikasi antarpribadi tidaklah statis melainkan
dinamis
 Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik
pribadi, hubungan interaksi dan koherensi
(pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang
lain sebelumnya)

 Komunikasi antarpribadi dipandu oleh tata
aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik
 Komunikasi antarpribadi merupakan suatu
kegiatan dan tindakan
 Komunikasi antarpribadi melibatkan di
dalamnya bidang persuasif
Fungsi Dari Komunikasi Antar
Pribadi
fungsi komunikasi

antarpribadi ialah berusaha
meningkatkan hubungan insan (human relations),
menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi,
mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi
pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.
Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat
berusaha membina hubungan yang baik dengan
individu lainnya, sehingga menghindari dan mengatasi
terjadinya konflik-konflik di antara individu-individu
tersebut. (Cangara, 2005:56)a
beberapa prinsip dalam komunikasi yang
efektif:

 Harus diingat bahwa komunikasi adalah suatu
proses

 Komunikasi adalah sebuah sistem

 Bahwa komunikasi bersifat transaksi dan


komunikasi.

Pertanyaan

 apakah komunikasi sangat penting bagi manusia?(Akbar Ghazali)
 Jelas sangat penting. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Ada rasa ingin tau dari manusia itu sendiri yang menyebabkan perlu
berkomunikasi. Tanpa adanya komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk,
sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan
komunikasi. (jawaban saya)
 Bagaimana dengan manusia sebagai makhluk individu??
Dan bagaimana dengan kegiatan komunikasi NON VERBAL?(Mam Dwi)
 bagaimana manusia sebagai makhluk individu ?
Jawab : komunikasi bagi manusia sebagai makhluk individu tetap dI
perlukan. Komunikasi antar pribadi artinya kita berkomunikasi antar individu satu dan
individu lainnya/ face to face. Oleh karna itu komunikasi antar pribadi ini efektif untuk
mempengaruhi dan mengubah individu lain.

Bagaimana kegiatan komunikasi Non verbal


Jawab : kegiatan komunikasi non verbal di sampaikan melalui bahasa tubuh, gerak
isyarat, ekspresi wajah dan simbol simbol serta cara berbicara seperti intonasi suara.
MAKALAH
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Teori komunikasi
Dosen : Dwi Maharani

Oleh :

1. Andre Irawan 191910017


2. Eci Meiliana 191910025
3. Nadiyah Oktaviani 191910023
4. Nursilawati 191910047
5. Vonny Ayu Elintiya 191910041
6. Yolanda Tri Salsa 191910026

KELAS IK2B
KELOMPOK 4

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Komunikasi Antarpribadi ini tepat

pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen

pada Mata Kuliah Teori komunikasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang bagaimana cara berkomunikasi antarpribadi dengan baik bagi para

pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Maharani, selaku Dosen Mata Kuliah Teori

Komunikasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

PALEMBANG, 06 MARET 2020

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian komunikasi antarpribadi

2. Tujuan komunikasi antarpribadi

3. Ciri-ciri dari komunikasi antarpribadi yang efektif

4. Model komunikasi

5. Bentu-bentuk komunikasi antarpribadi

6. Peranan komunikasi antarpribadi

7. Sifat-sifat dari komunikasi antarpribadi

8. Keampuhan dari bentuk komunikasi antarpribadi

9. Fungsi komunikasi antarpribadi

10. Gaya kepemimpinan

11. Teori antarpribadi dan Contoh

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia sebagai pelaku komunikasi terbesar di dunia ini.Berubah sesuai

perkembangan zaman atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.Perubahan-

perubahan akan menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu

sendiri. Hal tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Sama

halnya dengan perubahan yng terjadi dalam komunikasi.

Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena

yang terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini. Tujuannya adalah agar

terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi antar pribadi sangat penting untuk

dibahas dalam makalah yang kami susun karena dengan terciptanya komunikasi antar pribadi

maka akan terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator dengan komunikan sehingga

tujuan yang ingin dicapai bersama akan terwujud.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Pengertian komunikasi antarpribadi antarpribadi (komunikasi interpersonal) adalah

komunikasi yang berlagsung dalam situasi tatap muka antar dua orang atau lebih, baik secara

terorganisasi maupun pada kerumunan orang.

Jadi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal ini merupakan interaksi

antara orang ke orang, bersifat dua arah, baik secara verbal dan non verbal. Oleh karena itu,

dalam pengertian komunikasi antar pribadi akan terjadi saling berbagi informasi dan perasaan

antar individu dengan individu atau antara individu dengan kelompok kecil.

• Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi

tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada

kerumunan orang (Wiryanto, 2004).

• Komunikasi Interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua

arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara

individu dengan individu atau

antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).

• Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan

oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil

orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan

umpan balik segera. (Effendy,2003, p. 30).

• Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal

4
ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat,

dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)

• Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini

dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku

seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik

bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu

juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti

apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia

dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya

(Sunarto, 2003, p. 13).

2. Tujuan Komunikasi antar Pribadi

a) Mengenal diri sendiri dan orang lain

KAP memberikan kita kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri, belajar

bagaimana dan sejauhmana terbuka pd orang lain serta mengetahui nilai, sikap dan perilaku

orang lain shg kita dpt menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain.

b) Mengetahui dunia luar

KAP memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita baik objek, kejadian dan

orang lain. Nilai, sikap keyakinan dan perilaku kita banyak dipengaruhi dari KAP.

c) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna

KAP yg kita lakukan banyak bertujuan untuk menciptakan dan

memelihara hubungan yg baik dg orang lain. Hubungan tsb membantu mengurangi kesepian

dan ketegangan serta membuat kita lebih positif ttg diri kita sendiri.

5
d) Mengubah sikap dan perilaku

Banyak waktu yg kita pergunakan untuk mengubah/ mempersuasi orang lain melalui

KAP.

e) Bermain dan mencari hiburan, kejadian lucu mrpk kegiatan untuk memperoleh hiburan.Hal

ini bisa memberi suasana yg lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan, dsb.

f) Membantu orang lain

3. Ciri-Ciri Dari Komunikasi Antar Pribadi Yang Efektif

Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph

A.Devito mengenai ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:

a) Keterbukaan (openness)

Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam

menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari

komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka

kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan

semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu

komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan

informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar.

Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap

stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya

merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang

komunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi

secara spontan terhadap orang lain.

Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui

bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab

atasnya.

6
b) Empati (empathy)

Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami

orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang

lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang

berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap

mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat

mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal.

c) Dukungan (supportiveness)

Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan

interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu

memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan

strategik.

d) Rasa Positif (positiveness)

Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain

lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang

efektif.

e) Kesetaraan (equality)

Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada

pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan

mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk

memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. (Liliweri, 1991: 13)

Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang

yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini merupakan

suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan

psikologis antarmanusia yang memiliki suatu pribadi.

7
4. Model komunikasi

Model komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) dikemukan oleh Dean

c.Barnlund Modl ini pada dasarnya kelanjutan dari komunikasi intrapribadi(interpersonal

communication ). Unsur tambahan didalam proses komunikasi antarpribadi adalaah pesan

dan isyarat perilaku verbal. Pola dan bentuk omunikasi yang berlangsung antara dua orang

atau lebih sangat dipengaruhi leh hasil komunikasi intapribadi masing-masing pelaku

komunikasi .

Komunikasi antarpribadi merupakan pertemuan dua,tiga,mungkin empat orang yang terjadi

secara spontan. Agar lebih jelas, berikut ini model komunikasi antarpribadi dalam gambar

8
KomunikasI antarpribadi pada hakikatnya adalah suatu proses atau transaksi dan

interaksi. Transaksi mengenai gagasan ide, pesan,symbol,informasi atau messege. Sedangkan

istilah interaksi mengesankan adanya suatu tinakan yang berbalaskan.

5. Bentuk Komunikasi Antarpribadi

Ada beberapa bentuk komunikasi antarpribadi yang bisa dilakukan dalam melakukan proses

komuikasi antarpribadi Diantaranya :

1. Dialog

Dialog berasal dari kata yunani yaitu dia yang artinya antara bersama. Sedangkan

legein artinya berbicara, menukar percakapan yang memiliki maksud untuk saling

mengerti, memahami, dan mampu menetapkan kedamaian dalam bekerjasama untuk

memenuhi kebutuhannya.

Dialog yang dlakukan dengan baik akan membuahkan hasil yang banyak, baik pada

tingkat pribadi , yang dapat meningkatkan sikap saling memahami dan menerima

serta mengembangkan kebersamaan dan hidup yang damai serta seling menghormati

2. Sharing

Sharing merupakan bertukar pendapat, berbagi pengalaman, merupakan pembicaraan

antara dua orang ataulebih, dimana pelaku komunikasi saling menyampaikan apa

ysng peernah dialaminya dan hal itu menjadi bahan pembicaraanya. Dan berakibat

saling tukar pengalaman .

Dengan bentuk sharing dalam komunikasi antarpribadi dapat memanfaatkan ntuk

memperkaya pengalaman diri dengan berbagai masukan yang bisa diambil.

3. Wawancara

9
Dalam komunikasi wawancara merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan

mencapai sesuatu. Pihak yang mengikuti komunikasi dalam bentuk wawancara ini

saling berperan aktif dalam penukaran informasi. Dalam wawancara berlansung baik

yang mewawancarai atau yang diwawancarai, keduanta terlibat dalam proses

komunikasi dengan saling berbicara, mendengar dan menjawab

4. Konseling

Bentuk komunikasi antarpribadi yang satu ini lebih banyak di pergunakan diduni

pendidikan, perusahan untuk masyarakat. Bentuk ini biasanya digunakan digunakan

untuk menjernihkan masalah orang yang meminta bantuan (counselee) dengan

mendampinginya dalam mlihat masalahmemutuskan masalah, menemukan cara-cara

memecahkan masalah yang tepa untuk pelaksanaan keputusan tersebut.

5. Peranan Komunikasi Antar Pribadi

Johnson menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi

antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, yakni:Komunikasi

antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Perkembangan kita

sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan

kita pada orang lain. Diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif

dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu menjadi

semakin luas dengan bertambahnya usia kita. Bersamaan proses itu, perkembangan

intelektual dan sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi kita dengan orang

lain.

Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang

lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita

mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan

oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain itu

10
tentang diri kita. Berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain kita dapat

menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri kita sebenarnya.

Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran

kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu

membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain dan realitas yang

sama. Tentu saja pembandingan sosial semacam itu hanya dapat kita lakukan lewat

komunikasi dengan orang lain.

Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi

atau hubungan kita dengan orang lain, terlebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh

signifikan (significant figures) dalam hidup kita. Bila hubungan kita dengan orang lain

diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita, merasa sedih, cemas, frustrasi.

Bila kemudian kita menarik diri dan menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan

terasing yang mungkin kita alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya

penderitaan emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik.(Supratiknya,

2003: 9-10)

6. Sifat-Sifat Dari Komunikasi Antar Pribadi

Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang

merupakan komunikasi antarpribadi. Sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu adalah:

• Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal

• Komunikasi antarpribadi melibatkan pernyataan atau ungkapan yang spontan

• Komunikasi antarpribadi tidaklah statis melainkan dinamis

• Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan

koherensi (pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya)

• Komunikasi antarpribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan

ekstrinsik

11
• Komunikasi antarpribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan

• Komunikasi antarpribadi melibatkan di dalamnya bidang persuasif

7. Keampuhan Dari Komunikasi Antar Pribadi

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi

antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini,

dan perilaku komunikan. Alasannya adalah komunikasi antarpribadi umumnya

berlangsung secara tatap muka (face-to-face). Oleh karena itu individu (komunikator)

dengan individu (komunikan) saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi

(personal contact); pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika

komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate

feedback); komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan,

ekspresi wajah, dan gaya bicara komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya

tanggapan komunikan menyenangkan komunikator, sehingga komunikator

mempertahankan gaya komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif,

komunikator harus mengubah gaya komunikasinya sampai berhasil. Oleh karena

keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan itulah

maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali dipergunakan untuk melancarkan

komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara

psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan.

(Effendy, 2003:61)

8. Fungsi Dari Komunikasi Antar Pribadi

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan

insan (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi

ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

12
Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat berusaha membina hubungan yang baik

dengan individu lainnya, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik

di antara individu-individu tersebut. (Cangara, 2005:56)

Berikut ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yang efektif:

1. Harus diingat bahwa komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi adalah sebuah

proses karena merupakan kegiatan yang terus-menerus dalam sebuah proses. Jadi

dalam proses tersebut ada yang mempengaruhi dan ada pula yang dipengaruhi.

2. Komunikasi adalah sebuah sistem. Bahwa komunikasi merupakan sebuah sistem

terdiri dari beberapa sub sistem. Ada komunikator dan ada komunikan dan ada

saluran, ada media komunikasi. Manakala satu sub sistem terganggu akan yang lain

juga terganggu.

3. Bahwa komunikasi bersifat transaksi dan komunikasi. Yang dimaksud dengan

interaksi adalah saling bertukar pesan. Seseorang berbicara dan yang mendengar

pembicaraan itu memberikan reaksi atau komentar atas pesan yang disampaikan.

Komunikasi itu sering berubah atau berlanjut menjadi transaksi yaitu melakukan

perjanjian.

9. Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seorang

pemimpin mempengaruhi,mengarahkan,memotivasi dan mengendalikan bawahan dengan

cara tertentu sehingga dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien

(gaya) kepemimpinan mempengaruhi sikap dan perilakubawahanya kepemimpinan terjadi

karena ada nteraksi manajer,bawahan,lingkungan/situasi

13
Teori x dan y douglas mc gregor : didasarkan pada asumsi tentang para

karyawan dan bagaimana memotivasi.

Empat gaya kepemimpinan ludlow dan paton:

1. Pengarahan

2. Pembekalan

3. Dukungan

4. Pendelegasian

Gaya kepemimpinan situasional

Dalam prakteknya gaya kepemimpinan yg diterapkan seorang manajer dapat saja

berubah seiring dengan perubahan dinamika yg berkembang dalam diri para karyawan.

Harsey dan blancard ada 3 kemampuan atau ketrampilan dlm penerapan

kepemimpinan situasional:

1. ketrampilan analitik

2. ketrampilan fleksibilitas

3. ketrampilan komunikasi

Kepemimpinan inti

Dalam suatu lingkungan kerja gaya kepemimpinan tidak sama seorang manajer harus

dapat memahami dengan baik dan tepat lingkungan kerja yang ada termasuk memahami

karakter bawahan.

Hellriegel dan slocum : Seorang manajer yg baik harus memiliki 5 kemampuan yg

disebut keahlian kepemimpinan inti:

1. Pemberdayaan.

2. Intuisi

3. Pemahaman diri

14
4. Visi

5. Kesesuaian nilai

Kelebihan dan Kelemahan Komunikasi Interpersonal

Dapat kita daftar beberapa kelebihan komunikasi antar pribadi dibandingkan dengan bentuk

komunikasi lainnya, terutama dalam halefektivitasnya dalam mengubah perilaku ,sikap,opini,

dan prilaku komunikan. Antara lain komunikasi berlanngsung secara tatap muka, terjadi

kontak pribadi (personal contact)

Pesan Pribadi diketahui dan melihat langsung melalui kesatuan, antara suara dan cara

menyampaikannya, dari pandangan matanya, gaya bicaranya, dan lain- lain dengan bertatap

mata, kita juga mengetahui bagaimana reaksi lawan bicara kita, dengan segera kita akan

mengubah gaya komunikasi kita jika reaksinya jelek .

Komunikasi ini lebih efektif untuk melancarkan ajakan (komunikasi persuasif).

Bandingkan tindakan mengajak orang lain untuk membeli melalui iklan dengan mendatangi

langsung ke rumahnya seperti di lakukan oleh para selesman yang mendatangi dari rumah ke

rumah untuk menjajakan dagangannya.

Kekuatan komunikasi interpersonal terkait dengan apa yang di sebut oleh Littlejhon

sebagai “jalinan hubungan” (relationship) konsep ini di definisikan sebagai seperangkat

harapan yang ada pada partisipan yang dengan itu mereka menunjukan perilaku tertentu di

dalam berkomunikasi. (jalinan hubungan” anatarindividu hampir selalu melatar belkangi pola

pola interaksi di antara partisipan dalam komunikasi antarpribadi.

Sejumlah asumsi lain mengenai “jalinan hubungan” menurut Littlejohn, antara lain.

• Jalinan hubungan senantiasa terkait dengan komunkasi dan tidak mungkin dapat di

pisahkan

15
• Sifat jalinan hubungan di tentukan oleh komunikasi yang berlangsung di antara imdividu

partisipan

• Jalinan hubungan biasanya di definisikan secara lebih implisit (tidak atau kurang

eksplisit) dan

• Jalinan hubungan bersifat dinamis

TEORI ANTARPRIBADI & CONTOH

1. Teori Kebutuhan Hubungan Interpersonal

William Schutz (1958) mengatakan bahwa setiap manusia memiliki tiga kebutuhan

antarpribadi yang disebut dengan inklusif kontrol dan afeksi. Dasar teori ini adalah bahwa

manusia pasti membutuhkan orang lain sebagai makhluk sosial.

Teori ini menjelaskan tentang adanya hubungan yang terjadi antar individu yang

harus menghadirkan sesuatu dalam kondisi tertentu agar dapat menghasilkan sesuatu yang

menyenangkan. Kebutuhan hubungan interpersonal pun terdapat tiga macam di antaranya:

A. Kebutuhan untuk Iklusi

Kebutuhan ini untuk mengadakan atau mempertahankan komunikasi yang

memuaskan. Kebutuhan ini berupa kepuasan dalam individu ketika berkomunikasi. Dalam

kebutuhan ini pun terdapat beberapa tipe di antaranya

• Tipe sosial yang puas secara ideal.

• Tipe undersosial yang selalu menghindari dari suatu keramaian.

• Tipe Oversosial yang selalu ingin bergabung dengan suatu kelompok.

16
B. Kebutuhan untuk Kontrol

Dalam kebutuhan ini terdapat suatu penguasaan dalam berkomunikasi seperti

mempengaruhi, mendominasi, memimpin dan mengatur. Itu adalah kontrol positif.

Sedangkan kontrol negatif adalah untuk memberontak, mengikut, dan menurut saja. Ada

beberapa tipe dalam kebutuhan kontrol di antaranya:

• Abdicrat yang cenderung merendahkan diri individu lain.

• Authocrat yang cenderung mendominasi komunikasi orang lain.

• Democrat yang mampu memberikan perintah dan diperintah.

• Patologis yang tidak mampu menerima kontrol dari orang lain.

C. Kebutuhan untuk Afeksi

Kebutuhan ini berhubungan dengan cinta dan kasih sayang yang melibatkan emosi

dan perasaan. Dalam afeksi positif adalah cinta, intim, persahabatan sedangkan afeksi negatif

adalah kebencian, dingin, dan jarak emosional. Beberapa tipe afeksi di antaranya:

• Ideal yang memenuhi kebutuhan.

• Underpersonal yang selalu menghindar dari individu lain.

• Overpersonal yang terlalu erat dalam berhubungan.

• Patologis yang sukar untuk berhubungan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

2. Teori Inokulasi

17
Teori inokulasi adalah salah satu pendekatan dalam persuasi yang bertujuan agar orang-

orang resisten terhadap argumen persuasif yang dilakukan oleh orang lain. Teori inokulasi

pertama kali dikembangkan oleh William J. McGuire di awal tahun 1960an berdasarkan

temuan kelompok Yale mengenai pesan persuasi yang menghadirkan dua sisi argumen ketika

menyangkal sisi yang berlawanan. Teori ini merupakan model untuk membangun resistensi

terhadap persuasi dengan cara menerpa orang-orang dengan argumen yang melawan

keyakinan mereka dan memberikan mereka argumen untuk menangkal serangan. Teori

inokulasi merupakan sebuah strategi untuk melindungi sikap agar tidak terjadi perubahan.

Atau dengan kata lain untuk memberikan perlawanan terhadap pengaruh sikap, apakah

pengaruh tersebut berupa serangan langsung atau tekanan yang berkelanjutan. Menurut teori

inokulasi, kemampuan untuk menolak persuasi ditentukan oleh keterampilan individu untuk

membantah argumen yang berlawanan dengan keyakinannya. Keterampilan ini diasumsikan

bergantung pada dua faktor, yaitu motivasi dan praktik.

Sejarah

Gagasan atau ide mengenai inokulasi sejatinya berasal dari berbagai penelitian

persuasi sebelumnya yang dilakukan selama tahun 1950an. Penelitian tersebut sebagian besar

mempelajari sisi pesan persuasi yaitu pesan persuasi satu sisi dan pesan persuasi dua sisi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menyediakan dua sisi dari sebuah isu atau

permasalahan terlihat menciptakan resistensi yang lebih besar terhadap argumen terakhir.

Sepuluh tahun kemudian, William McGuire dan kawan-kawan mencoba untuk menjelaskan

fenomena tersebut dengan mulai menggali berbagai macam cara dimana pesan-pesan persuasi

mungkin menginokulasi penerima pesan untuk melawan serangan terhadap keyakinan

penerima pesan.

18
Tahun 1964, McGuire mengenalkan teori inokulasi yang menyatakan bahwa penerima

pesan persuasif menjadi resisten terhadap serangan sikap dengan cara yang sama seperti

tubuh yang diimunisasi dari serangan virus. Dosis virus yang lemah akan mengaktifkan

sistem kekebalan tubuh. Demikian pula, tantangan terhadap sikap, kepercayaan, dan perilaku

membuat mereka lebih resisten terhadap perubahan jika paparan terhadap taksiran diberikan

dalam bentuk lemah dan kecil. Teori ini relevan karena keyakinan yang tak tertandingi dapat

diombang-ambingkan jika pemegangnya tidak terbiasa mempertahankannya. Dosis yang

lemah dari sebuah argumen balasan akan menyebabkan kepercayaan menjadi lebih resisten.

Di bidang medis, pendekatan ini lebih efektif daripada pengobatan suportif dalam

menghasilkan resistensi. Di bidang persuasi, menyajikan argumen yang mendukung

kepercayaan kurang efektif dibandingkan membiarkan si penerima pesan mendapat serangan

lemah terhadap kepercayaan.

Konsep dan Analogi

Agar dapat memahami konsep teori inokulasi, McGuire menggunakan analogi konsep

suntikan atau vaksinasi. Menurut McGuire, dalam vaksinasi yang normal, virus yang telah

dilemahkan kemudian disuntikkan kepada individu dalam rangka untuk membangun

resistensi terhadap penyakit. Mekanisme yang sama dapat digunakan untuk menginokulasi

individu dari serangan terhadap keyakinan yang dimliki.

Berdasarkan teori inokulasi, argumen berlawanan dengan dosis yang lebih kecil atau

argumen yang lebih lemah disebut dengan pesan inokulasi yang diberikan kepada setiap

individu. Masing-masing individu yang telah terpapar oleh argumen yang lebih lemah

kemudian membangun sistem pertahanan yang membantu mereka mempertahankan

keyakinannya dan tidak mengubah sikap mereka ketika mereka dikonfrontir dengan argumen

yang jauh lebih kuat.

19
Elemen

Penelitian yang dilakukan oleh McGuire di tahun 1960an membuktikan keberhasilan

inokulasi dengan sangat meyakinkan. Penelitian terkait indikasi keberhasilan inokulasi juga

dilakukan oleh Michael W. Pfau. Menurut Michael Pfau, teori inokulasi terdiri dari dua

elemen dasar, yaitu threat dan refutational preemption.

• Threat

Threat dalam teori inokulasi mengacu pada peringatan akan kemungkinan serangan

terhadap sikap dan kepercayaan seseorang. Orang tersebut sadar akan kerentanannya

terhadap serangan persuasif. Persepsi bahwa ada ancaman yang akan terjadi secara psikologis

memotivasi seseorang untuk mempertahankan keyakinan dan sikapnya.

• Refutational preemption

Target potensial untuk serangan persuasi seharusnya tidak hanya diperingatkan tapi

pesan inokulasi juga harus mendahului tindakan balasan yang mungkin terjadi. Sambil

meyiapkan pesan inokulasi, argumen yang akan diajukan pihak lain harus diantisipasi dan

cara melawannya juga harus dipersiapkan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-inokulasi

3.Teori Social Exchange

Teori ini merupakan salah satu teori dalam bidang komunikasi yang biasanya disebut

sebagai pertukaran sosial. Monge dan Contractor (2003) mengemukakan bahwa orang

20
menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya

dari penghargaan yang diterima.

Teori ini dikembangkan oleh ahli psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959),

dan beberapa orang sosiolog yang bernama George Homans (1961), Richard

Emerson (1962), dan Peter Blau (1964).

Teori ini memiliki hubungan dengan pertukaran orang lain yang dapat menghasilkan

sesuatu. Komunikasi akan terjadi ketika adanya lingkungan dan sikap individu yang saling

berhubungan. Di lingkungan masyarakat, pastinya kita akan menemui berbagai orang dengan

sikap yang berbeda-beda yang saling terkait dan berhubungan. Koneksi ini terdapat unsur

imbalan, pengorbanan seperti biaya, dan keuntungan yaitu profit.

Imbalan akan didapatkan melalui pengorbanan, dan keuntungan merupakan hasil dari

pengorbanan dikurangi imbalan. Seperti halnya contoh rumus berikut:

C=A–B

Keterangan:

A = Pengorbanan

B = Imbalan

C = Keuntungan

Sehingga, dapat dikatakan bahwa komunikasi dengan teori social exchange ini

memerlukan setidaknya minimal dua individu yang memperhitungkan keuntungan dan

kerugian. Jika keuntungan bernilai minus, maka dianggap rugi.

21
Hal ini dapat terjadi di kalangan seperti tempat kerja, percintaan, persahabatan jika

mereka memiliki waktu yang lama dalam hal tersebut, maka dianggap untung dalam

komunikasinya. Sehingga, sikap individu akan muncul dan berubah ketika menggunakan

teori ini.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

4.Teori Penetrasi Sosial

Teori ini juga disebut sebagai social penetration theory. Salah satu teori komunikasi

antar pribadi ini termasuk salah satu teori pengembangan hubungan atau relationship

development theory. Irwin Altman dan Damas Taylor adalah pengembang teori ini. Altman

dan Taylor mengungkapkan secara rinci terkait peran dari pengungkapan diri, keakraban, dan

komunikasi dalam pengembangan hubungan antarpribadi.

Kemudian, teori ini cenderung fokus pada pengembangan hubungan, terutama

berkaitan dengan perilaku antarpribadi saat terjadinya interaksi sosial dan beberapa proses

kognitif internal mulai dari mendahului, menyertai, dan mengikuti pembentukan hubungan.

Proses penetrasi sosial terjadi secara bertahap dan teratur dari sifatnya di permukaan ke

tingkat yang akrab mengenai pertukaran. Hal ini berfungsi efektif untuk mengetahui hasil

yang akurat.

Menurut teori penetrasi sosial, prinsip utama bagi komunikasi pada pertemuan

pertama adalah norma resiprositas. Norma ini menilai bahwa individu memiliki kewajiban

untuk mengembalikan pengungkapan pihak lain yang diterima. Kemudian, menurut teori ini

22
juga, Secara langsung akan mengenali diri orang lain dengan cara “masuk ke dalam”

(penetrating) diri orang yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

beberapa informasi terkait diri orang lain.

Altman dan Taylor mengajukan empat tahap perkembangan hubungan antar individu yaitu:

1.Tahap orientasi : Komunikasi yang terjadi pada tahap ini bersifat tidak pribadi. Keduanya

sudah merasa cukup mendapat pesan balik, kemudian mereka akan melanjutkan ke tahap

selanjutnya.

2.Tahap pertukaran efek eksploratif: Tahap munculnya keterbukaan yang lebih dalam karena

telah timbul rasa percaya dan merasa cocok satu sama lain.

3.Tahap pertukaran efek: Perasaan kritis dan evaluatif mulai muncul pada tingkat yang

lebih tinggi dan dalam.

4.Tahap pertukaran stabil: Adanya keintiman, masing-masing individu merasa memiliki

komunikasi yang efektif dengan sangat baik satu sama lain.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

5. Teori Saling Melengkapi (Complementary)

Theodore Reik, berpendapat bahwa kita jatuh cinta kepada orang yang memiliki

karakteristik yang tidak kita miliki dan bahwa sebenarnya kita merasa iri. Orang tertarik

kepada orang lain yang tidak serupa hanya dalam situasi-situasi tertentu., Sebagai contoh,

mahasiswa yang patuh dapat sangat cocok dengan seorang dosen yang agresif, tetapi

mahasiswa ini tidak bias hidup cocok dengan istri atau suami yang agresif. Istri yang

23
dominant mungkin cocok dengan suami yang penurut tetapi mungkin tidak cocok untuk

beraul dengan teman yang penurut.

Teori ini meramalkan bahwa orang akan tertarik kepada mereka yang tidak serupa dengannya

(artinya, tidak dogmatis).

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

6.Teori Dialektika Relasional

Teori Dialektika Relasional adalah salah satu teori komunikasi antar pribadi yang

memiliki sifat berbeda dibanding teori lainnya. Dalam teori ini, Orang-orang yang

membangun relasi kemudian melakukan komunikasi antarpribadi, dalam hatinya mengalami

tarikan konflik.

Kemudian, tarikan konflik itulah yang menjadi penyebab dari relasi menjadi selalu

ada dalam kondisi cair. Kondisi ini kemudian dikenal sebagai ketegangan dialektis. Orang

yang melakukan interaksi merasa terombang – ambing di antara dua kutub relasi. Dua kutub

tersebut adalah diantara harmonis dan konflik ataupun juga antara keakraban dan

bermusuhan.

Selain itu, teori ini menilai hubungan komunikasi sebagai kemajuan dengan

pergerakan yang melaju konstan. Komunikator yang terlibat dalam komunikasi akan

24
merasakan selalu ada dorongan dan tarikan dari rasa ingin dari masing-masing individu yang

bertolak belakang.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

7. Teori Process View.

Agak berbeda dengan teori sebelumnya, Steve Duck (1985) menganggap bahwa

kualitas dan sifat hubungan dapat diperkirakan hanya dengan mengetahui atribut masing-

masing sebagai individu dan kombinasi antara atribut-atribut tadi. Sebagai contoh, seorang

ibu yang langsung menanggapi anaknya yang menangis akan membentuk hubungan ibu-anak

yang berbeda dengan ibu lain yang menunggu sekian lama sebelum menanggapi anaknya

yang menangis. Meskipun demikian mengetahui atribut masing-masing hanyalah salah satu

aspek yang mempengaruhi hubungan. Untuk mengenali tahap (kualitas hubungan) yang

terjadi kita dapat melihatnya dari bagaimana saling menanggapi. Lebih jauh Duck

mengungkapkan bahwa hubungan tidak selalu berkembang dalam bentuk linear dan berjalan

mulus, dan bahwa orang tidak selalu aktif mencari informasi mengenai partnernya, baisanya

malahan informasi tersebut didapat secara kebetulan dan bukan sengaja dicari. Bagi Duck

tidak semua hubungan akrab, tidak semua hubungan berkembang, dan hubungan dapat

sekaligus stabil dan memuaskan.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

8. Teori self disclosure

Disclosure dan understanding merupakan tema penting dalam teori komunikasi pada

tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagian besar sebagai konsekuensi aliran humanistik dalam psikologi,

sebuah ideologi “honest communication” muncul, dan beberapa dari pemikiran kita tentang

25
apa yang membuat komunikasi interpersonal itu baik dipengaruhi oleh gerakan ini. Didorong

oleh karya Carl Rogers, disebut Third Force begitu dalam psikologi menyatakan bahwa

tujuan komunikasi adalah meneliti pemahaman diri dan orang lain dan bahwa pengertian

hanya dapat terjadi dengan komunikasi yang benar.

Menurut psikologi humanistik, pemahaman interpersonal terjadi melalui self-

disclosure, feedback, dan sensitivitas untuk mengenal / mengetahui orang lain.

Misunderstanding dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh ketidakjujuran,

kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaannya, miskin feedback, serta

self disclosure yang ditahan.

Banyak riset pengenalan diri muncul dari gerakan humanistik ini. Seorang teoritisi yang

menggali proses self-disclosure ini adalah Sidney Jourard. Uraiannya bagi kemanusiaan

sifatnya terbuka dan transparan. Transparansi berarti membiarkan dunia untuk mengenal

dirinya secara bebas dan pengenalan diri seseorang pada orang lain. Hubungan interpersonal

yang ideal menyuruh orang agar membiarkan orang lain mengalami mereka sepenuhnya dan

membuka untuk mengalami orang lain sepenuhnya.

Jourard mengembangkan gagasan ini setelah mengamati bahwa sakit mental

cenderung tertutup bagi dunia. Dia menemukan bahwa mereka menjadi sehat ketika mereka

bersedia mengenalkan dirinya pada ahli terapi. Kemudian, Jourard menyamakan kesakitan

(sickness) dengan ketertutupan dan kesehatan dengan

transparansi. Jourard melihat pertumbuhan – pergerakan orang menuju cara

berperilaku yang baru- sebagai hasil langsung dari keterbukaan pada dunia. Orang yang sakit

sifatnya tetap dan stagnan; pertumbuhan orang akan sampai pada posisi hidup baru.

Selanjutnya, perubahan merupakan esensi dari pertumbuhan personal.

26
Personal growth melekat pada komunikasi interpersonal sebab dunia merupakan

sosial yang sangat luas. Untuk menerima perubahan seseorang itu sendiri meminta kita untuk

menetapkan bahwa kita juga diterima oleh orang lain. Pertumbuhan akan sulit jika orang-

orang di sekitar kita tidak membuka untuk penerimaan kita sendiri.

Sekarang kita mengerti self-disclosure sebagai proses yang lebih kompleks daripada yang

dilakukan pada tahun ’60 dan ‘70-an. Sebagai contoh pemikiran terbaru atas subyek ini,

Sandra Petronio meletakkan secara bersamaan serangkaian ide mengenai kompleksitas self-

disclosure dalam relationship. Teori ini berdasar pada risetnya sendiri dan survey pada

sejumlah banyak kajian lain dengan topik pengembangan hubungan dan disclosure. Dia

menerapkan teori ini pada pasangan yang menikah khususnya, selain juga dapat diterapkan

pada bermacam-macam; hubungan.

Menurut Petronio, individu terlibat dalam hubungan secara konstan menjadi bagian

dalam proses pengaturan yang membatasi antara publik dan privat, antara perasaan dan

pikiran yang mereka mau berbagi dengan sang patner dengan perasaan dan pikiran yang tidak

mau mereka bagi. Permainan diantara kebutuhan untuk berbagi dan kebutuhan untuk

melindungi diri ini sifatnya konstan dan mendorong pasangan untuk membicarakan dan

mengkoordinasi batasan mereka. Kapan kita diketahui dan kapan tidak ? dan ketika pasangan

memberitahukan informasi personal, bagaimana kita merespon ?

Ketika orang memberi tahu sesuatu, dia sedang membuat permintaan pada orang lain

untuk meresponnya dengan sesuai. Demand / permintaan dan respond perlu dikoordinasi.

Ketika kita memberi tahu sesuatu pada patner kita, dia dapat merespon dalam cara yang

membantu kualitas hubungan dan kebahagiaan atau dalam cara yang tidak begitu.

Selanjutnya, pengaturan batasan memerlukan pertimbangan dan pikiran. Orang membuat

keputusan mengenai bagaimana dan kapan untuk memberi tahu, dan mereka memutuskan

27
mengenai bagaimana merespon permintaan orang lain. Bermacam-macam strategi langsung

dan tidak langsung dapat diusahakan, dan problem yang berulang bagi pasangan yaitu

mengkoordinasi jenis-jenis disclosure dan respon yang mereka gunakan. Contoh, ketika kita

membuat disclosure yang langsung dan jelas, kita biasanya menginginkan respon yang juga

langsung dan jelas, dan ketika kita membuat disclosure yang samar dan implisit, kita

mungkin ingin diberi lebih banyak waktu untuk mendalami situasi, mungkin secara coba-

coba, dengan patner kita.

Sejauh ini, semua teori yang dibahas menunjukkan bagaimana pentingnya informasi dalam

penguatan hubungan. Kita kadang-kadang memantau informasi yang disediakan oleh orang

lain dan memberi informasi mengenai diri kita sendiri.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

9. Teori disonansi kognitif

Teori Leon Festinger mengenai dissonansi kognitif merupakan salah satu teori yang

paling penting dalam sejarah psikologi sosial. Selama bertahun-tahun teori ini menghasilkan

sejumlah riset dan mengisi aliran kritik, interpretasi, dan extrapolasi.

Festinger mengajarkan bahwa dua elemen kognitif termasuk sikap, persepsi, pengetahuan,

dan perilaku. Tahap pertama yaitu posisi nol, atau irrelevant, kedua yaitu konsisten, atau

consonant dan ketiga yaitu inkonsisten, atau dissonant. Dissonansi terjadi ketika satu elemen

tidak diharapkan mengikuti yang lain. Jika kita pikir merokok itu berbahaya bagi kes ehatan,

mereka tidak berharap kita merokok. Apa yang konsonan dan dissonan bagi seseorang tidak

28
bisa berlaku b agi orang lain. Jadi kita harus selalu menanyakan apa yang konsisten dan yang

tidak konsisten dalam sistem psik ologis orang itu sendiri.

Dua premis yang menolak aturan teori dissonansi. Pertama yaitu bahwa dissonansi

menghasilkan ketegangan atau penekanan yang menekan individu agar berubah sehingga

dissonansi terkurangi. Kedua, ketika dissonansi hadir, individu tidak hanya berusaha

menguranginya, melainkan juga akan menghindari situasi dimana dissonansi tambahan bisa

dihasilkan.

Semakin besar dissonansi, semakin besar kebutuhan untuk menguranginya. Contoh,

semakin perokok tidak konsisten dengan pengetahuannya mengenai efek negatif merokok,

semakin besar dorongan untuk berhenti merokok. Dissonansi itu sendiri merupakan hasil dari

dua variabel lain, kepentingan elemen kognitif dan sejumlah elemen yang terlibat dalam

hubungan yang dissonan. Dengan kata lain, jika kita mempunyai beberapa hal yang tidak

konsisten dan jika itu penting untuk kita, kita akan mengalami dissonansi yang lebih besar.

Jika kesehatan tidak penting, pengetahuan bahwa merokok itu buruk bagi kesehatan

kemungkinan tidak mempengaruhi perilaku perokok secara aktual.

Kebanyakan teori dan riset mengenai dissonansi kognitif disekitar situasi yang

bervariasi dimana dissonansi sebenarnya dihasilkan. Ini memasukkan situasi seperti

pembuatan keputusan, persetujuan yang terpaksa, inisiatif, dukungan sosial, dan usaha yang

sungguh-sungguh.

Jumlah dissonansi sebuah pengalaman sebagai hasil keputusan bergantung pada empat

variabel, pertama dan yang terpenting yaitu keputusan. Keputusan tertentu, yaitu seperti

ketinggalan sarapan, mungkin tidak dan menghasilkan sedikit dissonansi, tetapi membeli

mobil dapat menghasilkan banyak dissonansi.

29
Variabel kedua adalah sifat menarik alternatif yang dipilih. Hal lain yang mirip,

bahwa semakin kurang atraktif alternatif pilihan, semakin besar dissonansi. Kita

kemungkinan akan menderita lebih banyak dissonansi dari membeli mobil butut daripada

mobil yang masih mulus.

Ketiga, semakin besar sifat atraktif yang diketahui dari alternatif yang dipilih, semakin terasa

dissonansi. Jika kita berharap kita dapat menabung untuk pergi ke Eropa disamping membeli

mobil, kita akan menderita dissonansi.

Keempat, semakin tinggi tingkat similaritas atau tumpang tindih diantara alternatif,

semakin kurang dissonansi. Jika kita berdebat diantara dua mobil yang sama, membuat

keputusan dengan bertujuan pada salah satu tidak akan menghasilkan banyak dissonansi,

tetapi jika kita memutuskan antara membeli mobil dan pergike Eropa, kita akan memiliki

banyak dissonansi.

Teori dissonansi juga membuat beberapa prediksi lain. Teori itu meramalkan, misalnya,

bahwa semakin sulit inisiatif seseorang terhadap kelompok, semakin besar komitmen orang

itu untuk berkembang. Semakin banyak dukungan sosial yang seseorang terima dari teman

terhadap ide atau tindakan, semakin besar tekanan untuk percaya pada ide atau tindakan itu.

Semakin besar jumlah usaha yang diterapkan dalam tugas, semakin orang akan

merasionalisasi nilai tugas tersebut.

Sebenarnya teori disonansi kofnitif merupakan teori yang bersinggungan dengan

psikologi. Namun, jika dikaitkan ke bidang komunikasi, disonansi kognitif ini merupakan

suatu komunikasi yang berhubungan dengan perasaan ketidaknyamanan karena sikap,

pemikiran, dan perilaku yang tidak baik atau tidak sesuai.

30
Istilah disonansi kognitif ini pertama kali dipopulerkan oleh seorang psikolog yang

bernama Leon Festinger pada tahun 1950-an. Beberapa asumsi teori disonansi kognitif ini di

antaranya:

1. Teori ini menekankan pada sifat dasar pada konsistensi dan stabilitas seseorang.

2. Adanya disonansi kognitif karena adanya ketidakkonsistensinya seseorang terhadap segi

biologisnya.

3. Disonansi ini merupakan perasaan tidak suka yang menimbulkan tindakan kurang wajar.

4. Teori ini akan memberikan rangsangan disonansi untuk memotivasi seseorang keluar dari

inkonsistensinya.

Contohnya seperti ada dua orang yang bernama Budi dan Anton. Ketika Budi hendak

ngobrol dengan Anton, terlihat wajah Anton yang kecut alias tidak enak dipandang.

Sepertinya Anton sedang malas bicara, sehingga Budi tidak jadi berbicara dengan Anton

akibat dari disonansi Anton.

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

10.Teori Penilaian Sosial

Teori ini fokus terhadap penilaian dari pesan yang diterima. Si penerima pesan dapat

melakukan dua hal:

31
Mengkontraskan, kontras adalah distorsi perseptual. Kontras yang membawa

menuju polarisasi ide. Contohnya adalah : “mengontraskan antara pandangan kopi itu

bermanfaat bagi kesehatan dan kopi itu merugikan kesehatan.”

Mengasimilasikan, asimilasi memiliki bertujuan untuk menunjukan kekeliruan penilaian

yang berlawanan.

Ada dua hal yang menjadi cakupan dalam teori Penilaian Sosial. Cakupan tersebut

dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh dari komunikasi antarpribadi. Kedua hal

tersebut adalah:

1. Pembicaraan yang memiliki kredibilitas tinggi. Tipe pembicaraan ini mampu

menyampaikan pesan yang langsung masuk ke dalam wilayah penerimaan dari

pendengarnya.

2. Ambiguitas seringkali terjadi lebih baik apabila dibandingkan dengan kejelasan. Banyak

ambiguitas komunikasi yang dipakai dalam dunia periklanan.

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

BAB III

PENUTUP

32
Kesimpulan

Komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta,

tumbuh dan berkembang antara individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu

lain (sebagai komunikan) dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada yang lain

(komunikan), sedangkan yang satu (komunikan) dengan gayanya sendiri menerima pesan

dari sumber (komunikator). Dengan gaya, kedinamisan, kesadaran dan hubungan yang akrab

dari masing-masing pihak maka komunikasi itu terus tumbuh dan berkembang hingga dicapai

persepsi dan tujuan bersama. Dalam hal ini komunikasi antar pribadi lebih menekankan

hubungan antar pribadi sehingga komunikasi antar pribadi yang terjadi menjadi lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://mozaikbimbingankonselingii.blogspot.co.id/2013/04/komunikasi-antar-pribadi-

makalah.html

https://dhionthabode.blogspot.com/2016/03/definisi-komunikasi-antar-pribadi.html

Sari, A. Anditha april 2017, komunikasi antarpribadi, yogyakarta: deepublish

https://pakarkomunikasi.com/teori-teori-komunikasi-antar-pribadi

https://pakarkomunikasi.com/teori-inokulasi

https://fryzz.wordpress.com/2011/07/05/teori-komunikasi-antar-pribadi/

33

Anda mungkin juga menyukai