Anda di halaman 1dari 120

Jurnal

Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014 ISSN: 1411-268X

Diterbitkan Oleh:
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 i


Jurnal Komunikasi Massa
Terbit dua kali setahun

Hak cipta dilindungi Undang-undang.


Dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi dalam pelbagai bentuk medium
baik cetakan, elektronik, maupun mekanik.
ISSN: 1411-268

Diterbitkan Oleh:
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Desain dan tata letak oleh Sri Hastjarjo

ii Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Vol. 7 No. 2, Juli 2014
ISSN: 1411-268X

Dewan Redaksi Daftar Isi


Strategi Komunikasi Pemasaran Rumah Sakit Sebagai
Pemimpin Redaksi Upaya Peningkatan Publisitas (Pengembangan Model
Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, PhD.
Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Pada Tiga
Redaktur Pelaksana Rumah Sakit Swasta)
Tanti Hermawati, S.Sos., M.Si Tanti Hermawati, dkk ................................................ 111
Dra. Sofiah, M.Si
Sri Herwindya Baskara Wijaya, S.Sos, M.Si Watergate Scandal Reassessed: Mass Media’s
Eka Nada Shofa Alkhajar, S.Sos., M.Si Watchdog Role and Its Impact on American Political
System
Redaktur Ahli
Prof. Drs. Pawito, PhD. Salieg Luki Munestri ................................................. 121
Drs. Mursito BM, SU
Dr. Sri Hastjarjo Film dan Konstruksi Citra Politik (Analisis Wacana
Politik Pencitraan dalam Film Jokowi)
Mitra Bestari Erwin Kartinawati ..................................................... 133
Prof. Sasa Djuarsa Senjaya, PhD.
(Universitas Indonesia) Wacana Revitalisasi Pancasila di Media (Studi
Prof. Dr. Dedi Mulyana
Analisis Framing Pemberitaan tentang Revitalisasi
(Univeritas Padjadjaran Bandung)
Prof. Pamela Nilam, PhD.
Pancasila di Harian Kompas Tahun 2013)
(University of Newcastle, Australia) Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk ......................... 147

Alamat Redaksi: Media Massa dan Isu Radikalisme Islam


Program Studi Ilmu Komunikasi Leni Winarni.............................................................. 159
FISIP Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36-A, Kenthingan, Jebres Media Komunitas, Kredibilitas dan Relasi Sosial:
Surakarta, 57126
Framing Komunikator dalam Citizen Journalism
Tlp./Fax: (0271) 632478
Mahfud Anshori......................................................... 167
E-mail: r_windya@yahoo.com

Pemasar/sirkulasi Peran Komunikator dalam Ritual Hajatan (Studi


Budi Aryanto, Tlp. (0271) 632478 Kasus Peran Tokoh Terop dalam Hajatan Etnis
Madura di Desa Karanglo Kecamatan Grati
Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur)
Adi Inggit Handoko ................................................... 177

Pemikiran Harold Innis terhadap Pengembangan


Ilmu Komunikasi
Jurnal Komunikasi Massa terbit dua kali A. Eko Setyanto, dkk .................................................. 191
dalam setahun, diterbitkan oleh Prodi Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret Film, Feminisme, dan Budaya: Kajian Feminisme
Surakarta sebagai media wacana intelektualitas
Pada Karakter M dalam Serial James Bond
bagi pengembangan Ilmu Komunikasi. Dewan
Redaksi mengundang para pelajar, peneliti, dan Dewanto Putra Fajar ................................................. 203
praktisi bidang komunikasi dan media massa
untuk mengirimkan tulisan, baik berupa artikel Perempuan di Media Online: Representasi Perempuan
ilmiah, maupun hasil penelitian. Syarat penulisan
artikel tercantum di halaman sampul belakang.
dalam Website www.kompas.com
Dewan Redaksi berhak menyeleksi dan mengedit Monika Sri Yuliarti ................................................... 215
naskah tanpa mengurangi esensi isi.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 iii


iv Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014
Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 111-120

Strategi Komunikasi Pemasaran Rumah Sakit Sebagai


Upaya Peningkatan Publisitas
(Pengembangan Model Strategi Komunikasi Pemasaran
Terpadu Pada Tiga Rumah Sakit Swasta)

Tanti Hermawati
Prahastiwi Utari
Hamid Arifin
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak
Private hospital in Surakarta although have implemented these types of marketing
communications, but the packaging is still not well ordered. So this problem is
more focused on how the existing marketing communications in three private
hospitals made a model of the communication strategy, so that health messages
and existing services delivered in an integrated manner. The method used in this
research is descriptive qualitative in-depth observations on society. Data obtained by
interviewing informants. Selection of research informants with purposive sampling
to obtain information on the characteristic of the target community as a hospital.
Of the research will be able to generate a model of integrated marketing communication
strategy, with the identification of marketing communication applied in hospitals. Model
of integrated marketing communication strategies can be used as inputs hospital as a
basis for policy-making institution of delivering a message to the community hospital is
packaged in an integrated manner so as to increase publicity.
Keywords: Models, Strategies, Integrated Marketing Communications

Pendahuluan tidak lagi hanya merupakan perusahaan


Rumah sakit merupakan salah satu non profit yang bergerak di bidang sosial
perusahaan yang awalnya merupakan saja, namun sudah menuju profit oriented.
perusahaan non profit. Rumah sakit atau Walaupun ada orientasi ke arah profit,
sarana kesehatan adalah sarana pelayanan namun tetap ada etika dan moral tertentu
kesehatan sebagai kesatuan sosio-ekonomi yang harus dipatuhi oleh semua rumah
mengandung unsur norma moral dan sakit di Indonesia.
norma etika baik yang diselenggarakan Organisasi atau perusahaan harus
oleh pemerintah maupun masyarakat. mengetahui siapa target pasarnya dan
Dalam perkembangannya, rumah sakit dengan cara apa harus mengkomunikasikan

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 111


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

tentang perusahaannya. Apabila salah dalam Tinjauan Pustaka


menentukan strategi, maka target yang 1). Komunikasi
dituju tidak akan tercapai, sebagaimana Komunikasi berasal dari kata
yang dikemukakan Henley ( 2001 :180) : communication (bahasa Latin) yang berarti
Organizations can fail to reach their objectives pemberitahuan, pemberian bagian (dalam
because they miss the mark when it comes to sesuatu), pertukaran, dimana si pembicara
communicating messages to members, potential mengharapkan pertimbangan atau
donors or other important constituencies such as jawaban dari pendengarnya. Kata sifatnya
leader and government officials. adalah communis artinya bersifat umum
Dengan strategi komunikasi yang atau bersama-sama. Kata kerjanya adalah
terencana dengan baik dimana dengan communicare, artinya berdialog, berunding
penggunaan jenis komunikasi pemasaran atau bermusyawarah. (Daryanto, 2010:63).
yang telah diterapkan di beberapa Komunikasi dapat dianggap proses
perusahaan seperti, periklanan, personal penciptaan suatu kesamaan atau suatu
selling, sales promotions, public relations dan kesatuan pemikiran antara pengirim
direct marketing akan membawa dampak dan penerima (Shimp, 2003:163). Kunci
yang baik pada peningkatan publisitas utama dari definisi ini adalah diperlukan
sebuah perusahaan. kesamaan pikiran yang dikembangkan
Dari hasil penelitian yang telah antara pengirim dan penerima jika terjadi
dilakukan diperoleh bahwa tiga rumah komunikasi. Kesamaan pemikiran ini
sakit yang menjadi obyek penelitian telah membutuhkan adanya hubungan saling
melakukan lima jenis komunikasi pemasaran berbagi (sharing) antara pengirim (seperti
(periklanan, personal selling, sales promotions, pengiklan) dengan penerima (konsumen).
public relations dan direct marketing) namun Mencermati pada definisi komunikasi
dari focus group discussion dengan para tim tersebut, dapat diketahui bahwa di dalam
manajemen menunjukkan bahwa masing- komunikasi terkandung unsur-unsur
masing jenis komunikasi pemasaran masih pemberi pesan/sumber, isi pesan, proses
dijalankan sesuai dengan kebutuhan sesaat. pemberitahuan, penerima pesan dan
Padahal kalau ingin memposisikan sebagai umpan balik. Secara iengkapnya, semua
rumah sakit dengan brand tertentu, tentunya aktifitas komunikasi melibatkan delapan
masyarakat perlu mengenali seperti apa elemen berikut : Sumber, Penerjemah,
rumah sakit tersebut. Pesan, Saluran, Penerima, Interpretasi,
Membangun image perusahaan Gangguan dan Umpan balik.
supaya terkenal di masyarakat memang Sumber atau source adalah orang
tidak bisa diwujudkan dalam waktu atau kelompok orang, misalnya sebuah
sesaat, namun diperlukan adanya perusahaan, yang memiliki pemikiran (ide,
perencanaan yang matang dan strategi rencana pelayanan, dan lain-lain) untuk
khusus. Tiga rumah sakit (RS PKU disampaikan kepada orang atau kelompok
Muhammadiyah Surakarta, RS PKU orang lain. Dari sumber ini kemudiaan
Muhammadiyah Karanganyar dan RSU ada penerjemah (encoding) pesan untuk
PKU Muhammadiyah Delanggu) dipilih mencapai pemikiran ke dalam bentuk-
sebagai obyek riset dan makalah ini bentuk simbolis.
mencoba membahas temuan dari riset Sumber tersebut memilih tanda-
terkait tentang strategi pemasaran terpadu tanda spesifik dari berbagai kata,
yang diterapkan. struktur kalimat, symbol dan unsur non

112 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

verbal yang amat luas pilihannya, untuk memberikan ketrampilan, status yang
menerjemahkan sebuah pesan hingga tinggi, obyektivitas atau kemampuan,
dapat dikomunikasikan dengan efektif dan bila sumber tadi secara khusus
kepada khalayak sasaran. Message atau mempunyai kekuatan daan dapat
pesan adalah suatu ekspresi simbolis dari diidentifikasikan.
pemikiran sang pengirim. Saluran adalah
yang dilalui pesan dari pengirim kepada Berkaitan pesan yang disampaikan
penerima. Sedangkan penerima adalah pihak rumah sakit dalam komunikasi
orang yang dengan mereka, pihak pengirim pemasarannya, pesan itu sendiri pada
berusaha untuk menyampaikan ide- dasarnya bersifat abstrak. Untuk
idenya. Noise merupakan gangguan yang membuatnya konkret agar dapat dikirim
kadang terjadi dalam proses komunikasi. dan diterima oleh komunikan, maka
Unsur yang terakhir adalah feedback atau diciptakan sejumlah lambang.
umpan balik, memungkinkan sumber Lambang komunikasi disebut juga
pesan memonitor seberapa akurat pesan bentuk pesan, yakni wujud konkret
yang disampaikan dapat diterima. dari pesan. Pesan inilah yang harus
Dalam penelitian strategi komunikasi, dikemas dengan baik apabila mempunyai
fihak yang paling berperan dalam hal ini tujuan agar dapat dimengerti, difahami
adalah komunikator atau sumber. Terkait dan diterima sesuai dengan apa yang
dengan sebuah institusi, maka komunikasi dikehendaki oleh penyampai pesan.
yang terjadi adalah komunikasi organisasi.
2. Strategi
Komunikasi organisasi terjadi di dalam
organisasi ataupun antar organisasi, Dalam kerangka berpikir strategis
baik bersifat formal maupun informal. (strategic thinking), ketika orientasi berfikir
Komunikasi informal adalah yang terjadi hanya sebatas company (berpikir mikro),
di luar struktur organisasi. (Daryanto,2010: maka hanya akan memperoleh result yang
37). bersifat short term. Yang dimaksud strategi
disini adalah kemampuan pemimpin
Fiske dan Hartley (1983:79) menjelas-
dalam membangun sebuah visi yang
kan beberapa faktor yang menjembatani
akan mengarahkan organisasi di masa
pengaruh komunikasi :
depan atau membangun model bisnis
a) Semakin besar monopoli sumber yang menjadi acuan bagi organisasi dalam
komunikasi yang diterima, maka mengalokasi sumber daya yang dimiliki.
semakin besar pula perubahan dan Visi sebuah perusahaan ibarat kapal besar
pengaruh dalam selera. organisasi berlayar ke arah yang benar.
b) Pengaruh komunikasi akan lebih Dalam mengarahkan organisasi melalui
besar bila pesan tadi dilandasi dengan visi yang menjangkau jauh ke depan inilah
opini, kepercayaan dan disposisi dari yang dimaksud strategy dalam konsep The
penerima. Leadership Philosophy (Arif Yahya, 2013 :
c) Komunikasi dapat menghasilkan 108).
pergeseran yang efektif pada suara- Pada awalnya konsep strategi (strategy)
suara yang asing, suara yang lembut, didefinisikan sebagai berbagai cara untuk
piranti peripheral yang tidak ada pada mencapai tujuan (ways to Achieve ends).
system syaraf penerima. (Ismail Sholihin, 2012:24). Sejalan dengan
d) Komunikaasi akan lebih efektif bila perkembangan konsep manajemen, strategi
sumber itu benar-benar dipercaya akan tidak hanya didefinisikan hanya semata-

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 113


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

mata sebagai cara untuk mencapai tujuan as a Ploy, Strategy as a Pattern, Strategy as a
karena strategi dalam konsep manajemen Position dan Strategy of Perspective.
strategic mencakup juga penetapan Rencana pada tingkat korporat
berbagai tujuan itu sendiri melalui berbagai (corporate-level plan) mencakup di
keputusan strategis. Yang dibuat oleh dalamnya penetapan visi, misi dan
manajemen perusahaan. Hal ini diharapkan tujuan-tujuan korporasi, strategi yang
akan menjamin terpeliharanya keunggulan dikembangkan dan sruktur korporasi
kompetitif perusahaan. yang dipilih oleh perusahaan. Misi dan
Melihat strategi merupakan salah tujuan korporasi selanjutnya akan menjadi
satu bagian dari rencana (plan), ternyata pedoman untuk menentukan tujuan
tidak dapat memberikan penjelasan yang divisi/unit bisnis dan tujuan berbagai
memuaskan terhadap berbagai fenomena fungsi organisasi. Untuk mencapai tujuan
strategis dalam dunia bisnis.. Terdapat dua korporasi, maka dibuatlah strategi pada
karakteristik stratrgi yang sangat penting, tingkat korporat (corporate level strategy),
yang pertama adalah, strategi direncanakan strategi ini akan memberikan arah dalam
terlebih dahulu secara sadar dan sengaja industry dan pasar mana perusahaan
mendahului berbagai tindakan yang akan akan bersaing. Strategi pada tingkat
dilakukan berdasarkan strategi yang korporasi akan merumuskan dengan
dibuat tersebut. Kedua, strategi kemudian spesifik berbagai tindakan yang akan
dikembangkan dan diimplementasikan agar diambil untuk memperoleh keunggulan
mencapai suatu tujuan. kompetitif/keunggulan bersaing dengan
Strategi sebagai sebuah “plan” me- memilih dan mengelola sejumlah bisnis
rupakan suatu rencana yang terpadu, yang berbeda (Sholohin, 2012: 10).
komprehensif dan terintregasi yang
3. Komunikasi Pemasaran
dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan-tujuan pokok perusahaan dapat Persaingan dalam dunia usaha
dicapai. Sedangkan apabila strategi merupakan hal yang tak terelakkan dalam
dikatakan sebagai manuver merupakan sistem ekonomi pasar, seiring dengan
sesuatu yang spesifik untuk member tumbuhnya perekonomian. Persaingan
isyarat mengancam kepada pesaing memaksa perusahaan menerapkan
perusahaan. konsep pemasaran yang berbeda dengan
perusahaan lain untuk terus memajukan
Selain itu strategi juga menunjukkan
perusahaan. Boyd (2000) mendefinisikan
perspektif dari para pembuat keputusan
pemasaran sebagai suatu proses sosial
strategis di dalam memandang dunianya.
yang melibatkan kegiataan-kegiaataan
Strategi merupakan pemikiran yang hidup
penting yang memungkinkan individu
di dalam benak pembuat keputusan strategis
dan perusaahaan mendapatkan apa yang
dan seperti halnya ideology atau budaya
mereka butuhkan dan inginkan melalui
kemudian berusaha untuk dijadikan nilai
pertukaran dengan pihak lain dan untuk
bersama di dalam organisasi.
mengembangkan hubungan pertukaran (
Dari uraian di atas, menurut
Boyd, 2000: 4).
Mintzberg dalam Sholihin (2012:25)
Konsep inti dari pemasaran adalah
mendefinisikan strategi dengan
pertukaran atau exchange. Alasaan
memperhatikan berbagai dimensi dari
yang mendasari bahwa konsep inti dari
konsep strategi yang dinamakan “5P’s of
pemasaran adalah pertukaran yaitu bahwa
Strategy” yaitu : Strategy as a Plan, Strategy

114 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

seluruh aktivitas yang dilakukan oleh Definisi serupa juga dikemukakan


individu dengan individu yang lainnya oleh Kotler, et al ( 2004: 220) yang
merupakan pertukaraan. Tak ada seorang merumuskan IMC sebagai konsep
individu pun yang mendapatkan sesuatu yang melandasi upaya perusahaan
(barang atau jasa) tanpa memberikan untuk mengintegrasikan dalam rangka
sesuatu baik langsung maupun tidak menyampaikan pesan yang jelas, konsisten
langsung. Alasan terjadinya pertukaran dan persuasif mengenai organisasi dan
adalah untuk memuaskan kebutuhan produknya. Dalam bukunya Service
(Sutisna, 2002: 264). Management and Marketing, Gronroos (2000:
Shimp (2003: 106) menyebutkan usaha 221) mendefinisikan IMC sebagai strategi
komunikasi pemasaran diarahkan pada yang mengintegrasikan media marketing
pencapaian tujuan-tujuan di bawah ini : tradisional, direct marketing, public relations
dan media komunikasi pemasaran
a) Membangkitkan keinginan akan suatu
lainnya, serta aspek-aspek komunikasi
kategori produk
dalam penyampaian dan konsumsi barang
b) Menciptakan kesadaran akan merk
dan jasa, layanan pelanggan dan customer
c) Mendorong sikap positif terhadap encounters lainnya.
produk dan mempengaruhi niat
Jadi IMC adalah integrasi untuk
d) Memfasilitasi pembelian menangani secara proporsional dan tidak
lagi terfokus hanya pada pelanggan semata,
Dalam proses penerimaan suatu
tetapi perusahaan perlu mendengar
produk, konsumen akan terfokus pada
masukan dari semua pihak (stakeholder)
proses mental yang dilalui, mulai dari
termasuk konsumen dan setiap titik
mendengar informasinya sampai memutus-
kontak dengan public menyebarkan pesan
kan menggunakan produk tertentu.
komunikasi mulai dari produk, logo
Dengan informasi yang dikomunikasikan
perusahaan, pengalaman menggunakan
dengan baik, mendorong konsumen untuk
produk, iklan, layanan pelanggan, berita di
mencari informasi mengenai suatu produk
media massa sampai rumor yang mampu
yang kurang diketahuinya.
menyebar secara berantai.
Ada beberapa pendapat yang
Komunikasi pemasaran selalu
dikemukakan oleh sejumlah pakar mengenai
melalui proses dimana perusahaan
definisi komunikasi pemasaran terpadu
menyampaikan pesan kepada stakeholder
(IMC). Shimp (2001: 24) menyebutkan
dalam mencapai tujuan perusahaan,
bahwa IMC adalah proses pengembangan
untuk menginformasikan, mempengaruhi,
dan implementasi berbagai bentuk
mengingatkan atau membangun
program komunikasi persuasif pelanggan
citra perusahaan. Sebagaimana yang
dan calon pelanggan secara berkelanjutan.
dikemukakan oleh Chen, Chien Wei
Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau
dalam Journal of Global Marketing : “
memberikan efek langsung kepada perilaku
Marketing communication is a process through
khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC
which a firm conveys a series of messages to
menganggap, seluruh sumber yang dapat
stakeholders in pursuit of the firm’s goals-to
menghubungkan pelanggan atau calon
inform, persuade, remind or build images to
pelanggan dengan produk atau jasa dari
delineate product ar service” (2011: 40).
suatu merek atau perusahaan, adalah jalur
yang potensial untuk menyampaikan pesan Dalam penerapan komunikasi
di masa datang. pemasaran yang terpenting adalah pesan

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 115


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

yang disampaikan harus dikemas secara dalam rangka menemukan insight-insight


terpadu dari berbagai jenis komunikasi untuk pengembangan brand.
pemasaran yang ada. Produk atau Intent Circle akan ditemukan masalah
pelayanan baru, seperti halnya pelayanan (problem) dan keuntungan (advantage)
yang ada di rumah sakit, apabila akan yang muncul setelah dilakukan analisis
dikenalkan kepada masyarakat perlu terhadap lingkungan eksternal maupun
dikomunikasikan dengan pesan yang internal. Berdasarkan identifikasi masalh
tepat. Misalnya akan menggunakan dan peluang akan ditentukan tujuan
kelima jenis komunikasi pemasaran secara dan arah (intent) dari pengembangan
menyeluruh, maka semuanya harus komunikasi pemasaran yang akan
menyampaikan pesan yang sama. dilakukan terhadap sebuah brand.
Dalam Journal of Global Marketing Strategy Circle berisi langkah-langkah
dikatakan : penyusunan strategi dan taktik brand
“New product performance will be enhanced dalam memenangkan persaingan pasar
to the extent that the firm undertakes
setelah tujuan dan arah pengembangan
programs to generate communication
visibility and simultaneously maintain a dirumuskan, maka penyusunan strategi,
reasonably level of consistency in messages. taktik dan program dilakukan untuk bisa
Such findings are in accordance with the
integrated marketing communication merealisasikan tujuan dan arah tersebut.
principle that aims to ensure consistency Setelah dirumuskan, strategi, taktik dan
of message and the complementary use of program akan dieksekusi di lapangan
media” (Chen, Chien Wei, 2011: 411)
dan akan dievaluasi secara terus menerus
Dalam penelitian ini, komunikasi sehingga tujuan yang hendak dicapai
pemasaran yang akan ditekankan dapat diwujudkan.
adalah periklanan, personal selling, sales Dalam Journal Health Marketing
promotions, public relations dan direct Quarterly disebutkan :
marketing. Kelima komponen inilah The three models work seguentially
yang akan diterapkan oleh rumah sakit as a guide to generating out-standing
communication results that marketers
secara terintegrasi. Pesan dari masing- can use to guide their effort to generate
masing jenis komunikasi pemasaran akan effective communication programs : 1)
dibuat dengan bercirikan emphaty pada Identification of storage communication
elements. The first model helps marketing
masyarakat dan keterpaduan pesan. communicators think through their
Dengan demikian brand image sebuah strategic message, audiences and actions
sought. 2) The business communication
rumah sakit akan terbentuk sesuai dengan model provides a tactical overview of how
visi dan misi rumah sakit tersebut. to deliver marketing communication. 3)
Communication Management Process
Model Integrated Marketing
depict the operational day to day process of
Communication, menurut A. Adji Watono executing all the communication activities.
dan Maya C. Watono menyebutkan Model (Wlliam R. Gombeski et.al, 2007: 97)
tersusun dari tiga lingkaran (circle) yang
disebut sebagai Discovery Circle , Intent Metodologi
Circle dan Strategy Circle. (2011:79) Penelitian ini adalah penelitian
Discovery Circle memuat elemen-elemen deskriptif kualitatif dengan menggunakan
yang diarahkan untuk mengeksplorasi studi kasus. Lokasi penelitian RS PKU
lingkungan eksternal (pasar, konsumen, Muhammadiyah Surakarta, RS PKU
pesaing) maupun lingkungan internal (di Muhammadiyah Karanganyar dan RSU
dalam produk/merek/nama perusahaan) PKU Muhammadiyah Delanggu. Data

116 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

primer dari para informan yang berada di lebih kecil atau bidan yang menerima
tiga wilayah lokasi penelitian (Surakarta, persalinan dengan rawat inap agar merujuk
Karanganyar dan Klaten). Sedangkan pasiennya apabila ada pasien yang perlu
data sekunder diperlukan sebagai data dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
pendukung dalam penelitian ini. Sales Promotions yang dilakukan rumah sakit
Pengumpulan data digunakan ini dengan cara memberikan discount pada
metode observasi, wawancara, Focus pasien yang mempunyai kartu anggota
Group Disscusion (FGD) dan dokumentasi. Muhammadiyah, memberikan keringanan
Validitas data adalah dengan teknik biaya pada pasien yang kurang mampu
triangulasi data (sumber). Analisis data dan menawarkan beberapa kemudahan
yakni model analisis interaktif yang untuk mengurus keringanan biaya. Public
dikemukakan oleh Miles dan Huberman Relations telah banyak dilakukan oleh rumah
dalam bukunya Sutopo (2002: 94). Dalam sakit ini, diantaranya menyelenggarakan
model analisis interaktif ini terdiri dari pengobatan gratis, khitanan massal, ikut
tiga komponen pokok yaitu reduksi terlibat memeriahkan car free day di Solo
data, sajian data dan penarikan simpulan dengan menggunakan costum medis. Direct
dengan verifikasinya. marketing dilakukan diantaranya dengan
membuat website rumah sakit yang bisa
Sajian dan Analisis Data diakses secara umum.
1. RS PKU Muhammadiyah Surakarta Sedangkan dari pihak eksternal
(pasien, keluarga pasien, masyarakat
RS PKU Muhammadiyah Surakarta
sekitar), ternyata apa yang dilakukan
memilih periklanan, personal selling,
oleh rumah sakit, ada sebagian yang
sales promotions, public relations dan direct
diketahui oleh pihak eksternal, tetapi
marketing secarang lengkap. Dari hasil
ada pula sebagian yang tidak diketahui
wawancara dengan manajemen sebagai
oleh masyarakat. Mengenai iklan rumah
informan internal rumah sakit dikatakan
sakit, hanya mereka yang lewat saja
bahwa rumah sakit telah menggunakan
yang pernah membaca spanduk yang
semua jenis komunikasi pemasaran
dipasang oleh PKU. Namun ada juga
sebagai upaya meningkatkan publisitas.
masyarakat/pelnggan rumah sakit yang
Periklanan sebagai salah satu
menyatakan pernah melihatnya. Personal
komunikasi pemasaran dipilih rumah sakit
selling yang pernah dilakukan rumah sakit
digunakan dengan beriklan tidak secara
di mata pasien atau masyarakat kurang
vulgar. Karena ada aturan sebuah rumah
tersampaikan kepada mereka.
sakit apabila ingin beriklan. Sehingga iklan
Pasien yang datang biasanya tidak
yang dilakukan biasanya dengan cara men-
mengetahui tentang kerjasama yang
support pada acara-acara tertentu, misalnya
dilakukan rumah sakit dengan instansi
seminar atau ikut mensponsori kegiatan
tertentu yang dijalinnya. Mereka
tertentu, kemudian rumah sakit memasang
datang berobat ada yang membayar
spanduk disitu. Personal selling dilakukan
sendiri, ada pula yang menggunakan
rumah sakit dengan cara mengajak
jaminan kesehatan. Namun, konsumen
kerjasama dengan berbagai instansi
menyatakan bhwa mereka mengetahui
lain, misalnya agar sebuah perusahaan
dari kepala desa yang memberi tahu atau
mengansuransikan karyawannya yang
ada juga tetangganya. Sales promotions juga
bekerjasama dengan rumah sakit. Atau
belum semuanya memahami. Memang ada
menawarkan kepada rumah sakit yang

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 117


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

yang menggunakan fasilitas masyarakat biaya pada pasien kurang mampu,


miskin. Namun ada pila masyarakat memberi kartu discont pada anggota
yang merasa keberatan mengenai biaya Muhammadiyah yang memiliki KTA.
rumah sakit, tetapi tidak mendapatkan Public Relations dilakukan dengan pernah
keringanan. Direct marketing yang mengadakan seminar, sedangkan direct
diujudkan dalam bentuk website ternyata marketing masih dalam proses.
belum sepenuhnya diakses oleh pasien/ Namun demikian pesan yang
masyarakat. Namun ada pula yang pernah disampaikan kepada masyarakat belum
membacanya sekilas. terintegrasi dengan baik. Masing-
Dari data tersebut dapat dianalisis masing komunikasi pemasaran berjalan
bahwa rumah sakit perlu mengetahui sendiri0sendiri . Ketika di cross check
karakteristik masyarakat, khususnya kepada masyarakat, ternyata sebagian
pengguna jasa layanan rumah sakit. pasien tidak mengetahui kalau rumah
Sehingga apabila akan menentukan sakit pernah beriklan melalui televisi.
komunikasi apa yang dipilih, pesan Namun ada yang pernah membaca leaflet.
akan tersampaikan sesuai kepada target Kartu discount juga belum
yang menjadi sasarannya. Hal ini sangat sepenuhnya diketahui pasien. Hal ini
diperlukan survei oleh pihak rumah sakit memang dibutuhkan strategi khusus, agar
baru membuat perencanaan komunikasi pesan yang ingin disampaikan rumah sakit
pemasaran terpadunya. ke;ada masyarakat tidak sia-sia.

2. RS PKU Muhammadiyah Karanganyar 3. RSU PKU Muhammadiyah Delanggu


Hasil penelitian di rumah sakit ini tidak RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
berbeda jauh dengan rumah sakit yang juga telah menggunakan kelima jenis
pertama. Dari pihak internal rumah sakit, komunikasi pemasaran (periklanan, personal
ketika diwawancarai, menyebutkan bahwa selling, sales promotions, public relations dan direct
RS PKU Muhammadiyah Karanganyar marketing). Data yang diperoleh dari internal
telah melakukan kelima jenis komunikasi rumah sakit (tim manajemen) menyebutkan
pemasaran ( periklanan, personal selling, sales bahwa rumah sakit pernah melakukan iklan
promotion dan direct marketing). Namun ketika di berbagai media. Kemudian mengenai
di cross check kepada masyarakat, khususnya personal selling, rumah sakit juga selalu
pasien yang menggunakan jasa layanan, mengadakan kunjungan ke beberapa
belum semua komunikasi pemasaran yang kalurahan, ke bidan, kefihak yang menjalin
dipilih oleh tumah sakit dimengerti dan kerjasama dan lain-lainnya. Sedangkan sales
difahami. Pihak rumah sakit mengatakan promotions dengan memberikan keringanan
bahwa periklanan pernah dilakukan di TA biaya, menggunakan jamkesmas, jampersal
TV dalam kegiatan tertentu. yang sekarang berubah menjadi BPJS.
Selain itu juga menggunakan leaflet Public Relations dilakukan dengan
yang isinya hal-hal mengenai PKU mengadakan pengobatan gratis, khitanan
Karanganyar. Personal selling juga telah massal, seminar dan kegiatan lainnya.
dilakukan dengan mendatangi bidan Direct marketing dengan memili website
untuk merujuk ibu yang akan melahirkan yang berisikan hal-hal yang berkaitan
membutuhkan penanganan dokter dengan layanan PKU. Ketika data di cross
kandungan. Sales promotions dilakukan check dengan informal eksternal, ternyata
dengan cara memberikan keringanan tidak semua komunikasi pemasaran

118 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

yang dilakukan PKU diketahui oleh perlu membuat rencan strategi komunikasi
masyarakat. Ada sebagian yang tidak pemasaran secara terpadu.
pernah melihat TV lokal. Namun ada Oleh Kotler, et al (2004: 220) merumuskan
beberapa yang mengatakan pernah Integrated Marketing Communications sebagai
melihatnya. Sedangkan untuk personal konsep yang melandasi upaya perusahaan
selling, sebagian besar informan menyakan untuk mengintegrasikan dalam rangka
mengetahuinya. Sales promotion, para menyampaikan pesan yang jelas, konsisten
informan juga sering mendengar, dan persuasif mengenai organisasi dan
walaupun itu hanya dikhususkan untuk produknya. Dari definisi Kotler tersebut
warga Muhammadiyah. jelas bahwa pesan yang disampaikan oleh
Masyarakat yang tidak tergabung rumah sakit harus jelas, konsisten dan
dalam organisasi Muhammadiyah tidak persuasif. Jelas dalam arti kata, apa yang
bisa menggunakan fasilitas tersebut. Public ingin disampaika rumah sakit seharusnya
Relations yang paling banyak diketahui bermuara dari visi dan misi rumah sakit,
oleh masyarakat, karena sosialisasinya sehingga pesan tidak melenceng dari tujuan
secara merata ke beberapa tempat. Direct rumah sakit. Konsisten dalam arti semua
marketing, banyak yang sudah mengetahui, pesa yang disampaikan melalui berbagai
namun ada sebagian yang tidak pernah jenis komunikasi pemasaran tidak boleh
membuka website PKU. berbeda-beda. Sedangkan persuasif , mampu
Dari hasil yang diperoleh di mempengaruhi masyarakat untuk mau
lapangan, baik dari internal maupun menggunakan layanan jasa yang ditawarkan
eksternal, bisa dianalisis bahwa strategi oleh rumah sakit.
komunikasi pemasaran rumah sakit perlu Selain itu, Gronroos (2000: 221)
direncanakan dengan sebaik-baiknya. dalam bukunya Service Manajement and
Hal ini untuk menghindara agar target Marketing mendefinisikan Integrated
yang dikehendaki rumah sakit tidak salah Marketing Communications sebagai strategi
sasaran. Pesan apa yang ingin disampaikan yang mengintegrasikan media marketing
dalam kelima jenis komunikasi pemasaran tradisional, direct marketing, public
tersbut harus benaer-benar diintegrasikan, relations dan media komunikasi pemasaran
sehingga masyarakat bis tahu tentang lainnya, serta aspek-aspek komunikasi
rumah sakit sesuai dengan apa yang dalam penyampaian dan konsumsi barang
diinginkan oleh rumah sakit. dan jasa, layanan pelanggan dan customer
encounters lainya. Dengan demikian
Diskusi rumah sakit perlu memikirkan bagaimana
Dari paparan hasil penelitian di tiga membuat model strategi komunikasi
rumah sakit (RS PKU Muhammadiyah pemasaran secara terintegrasi.
Surakarta, RS PKU Muhammadiyah Berkaitan dengan model strategi
Karanganyar dan RSU PKU Muhammadiyah komunikasi pemasaran rumah sakit,
Delanggu) perlu adanya tindak lanjut dan peneliti merancang sebuah model yang
diskusi untuk membuat formulasi agar bisa digunakan tim manajemen rumah
pihak rumah sakit mampu menyampaikan sakit sebagai acuan dalam merencanakan
pesan layanan rumah sakit dan diterima strategi komunikasi pemasaran yang akan
sama oleh masyarakat. Integrated Marketing dilaksanakan di rumah sakit. Model ini
Communications merupakan dasar pijakan dibuat guna memberikan arahan bahwa
yang bisa dijadikan dasar bahwa rumah sakit setiap akan memilih komunikasi pemasaran

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 119


Tanti Hermawati, dkk. Strategi Komunikasi Pemasaran ...

selalu harus mengingat apa tujuan utama Daryanto, (2010). Ilmu Komunikasi.
dari rumah sakit. Melihat visi dan misi Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
perusahaan dalam hal ini rumah sakit. Sejahtera.
Selain itu juga harus melihat karakteristik Fiske, John & Hartley, John. (1983). Reading
masyarakat di sekitar rumah sakit. Television. London: Routledge.
Gronroos,C. (2000). Service Management and
Kesimpulan
Marketing, A Marketing Relationship
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat Management Approach. Second
disimpulkan sebagai berikut : Edition. West Sussex: Chicheste.
1. Rumah Sakit Muhammadiyah yang Henley, Teri Kline, 2001. Integrated
ada di wilayah eks karesidenan Marketing Communications for Local
Surakarta, khususnya yang menjadi Nonprofit Organizations : Messages in
subyek penelitian ( RS PKU Nonprofit Communications. Journal of
Muhammadiyah Karanganyar, RS Nonprofit & Public Sector Marketing.
PKU Muhammadiyah Karanganyar Vol 9 Issues ½ p 179. 6p. 1 chart, New
dan RSU PKU Muhammadiyah Orleans.
Delanggu) memanfaatkan berbagai Iskandar.(2009), Metode Penelitian Kualitatif.
jenis komunikasi pemasaran. Jakarta : Gaung Persanda
2. Komunikasi Pemasaran dilakukan Ismail Sholihin. (2012). Manajemen Strategik.
belum konsisten dan pengguna jasa Jakarta : Penerbit Erlangga
layanan masih belum mengetahui Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
seluruhnya dari komunikasi pemasaran Indonesia (PERSI), 2011. Pedoman
yang dilakukan rumah sakit. Etika Promosi Rumah Sakit, Jakarta
3. Dihasilkan pengembangan model Philip Kotler. (2004). Manajemen Pemasaran.
strategi komunikasi pemasaran yang Jakarta : Penerbit Erlangga
bisa dijadikan pijakan rumah sakit
Shimp, Terence. A. (2003). Periklanan
ketika hendak menentukan komunikasi
Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
pemasaran yang akan dipilih.
Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga

Daftar Pustaka Sutisna.2002. Perilaku Konsumen &


Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT
A.Adji Watono dan Maya C.Watono,
Remaja Rosdakarya
(2011). IMC Integrated Marketing
Communication that Sells. Jakarta: Sotopo HB, 2002. Metode Penelitian
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Kualitatif, Surakarta : UNS Press.
Arief Yahya, (2012). Great Spirit Grand William R. Gombeski, Jr et al, (2007).
Strategy. Jakarta: PT Gramedia Effectively Executing a Comprehenshive
Pustaka Utama. Marketing Communication Strategy.
Journal of Health Marketing Quarterly
Boyd, Walker & Larreche. (2000).
(The Howarth Press). Vol 24 No. 3/4
Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta:
pp 97-115
Erlangga
Chen, Chen Wei, (2011), Integrated Marketing
Communication and New Product
Performance in International Market,
Journal of Global Marketing, Nov/Dec
2011, Vol 24, Issue 5 p 397-416

120 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 121-132

Watergate Scandal Reassessed: Mass Media’s Watchdog


Role and Its Impact on American Political System

Salieg Luki Munestri


International Relations Department, Faculty of Social and Political Sciences,
Sebelas Maret University Surakarta

Abstract
Having successful first term, President Nixon and his advisers worried about reelection.
They organized strategy to win the 1972 reelection. The tactics he constructed brought
him to get involved in the one of the biggest US constitutional crises, the Watergate
Scandal. Bob Woodward and Carl Bernstein performed media muckraking concerning
the issue. This led to the final judgment, his presidential impeachment in 1974. Forty
years after President Nixon’s resignation, there remain questions on how important was
the role of journalism in bringing him down and how have journalism and politics changed
after the scandal. Undeniably the case has brought significant impacts on journalism and
how journalists work today. This paper aims to reassess the scandal and provide the
impacts on media and journalism and public’s perception of American government which
play part in defining the U.S. political system. Finally the author calls for the United Nation
to encourage initiatives to strengthen the capacity building of investigative journalism
throughout the world.
Keywords: President Nixon, the Watergate Scandal, impeachment, journalism, Bob
Woodward and Carl Bernstein, media muckraking, the U.S. political system,
investigative journalism

Introduction investigative reports on the case since


On June 17, 1972, five men; Bernard although there were still too many unknown
Barker, Virgillo Gonzalez, Eugenio factors about the break-in to make it a story.
Martinez, James McCord, and Frank There was no immediate explanation to
Sturgis, were arrested at 2:30 A.M. in a why the five suspects would want to bug
burglary at Democratic headquarters, the democratic National Committee offices,
carrying photographic equipment and and whether or not they were working for
electronic gear. The burglars had not any other individuals or organizations.
broken into the small local Democratic Some questions aroused among American
Party office but the headquarters of the society. Two reporters of Washington Post,
Democratic National Committee in the Bob Woodward and Carl Bernstein, took
Watergate office-apartment-hotel complex. the challenge to conduct investigative
reports concerning Watergate. They started
The case, as so called Watergate
to collect the puzzles from James McCord
Case, interested Washington Post to have

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 121


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

whom on June 18, 1972 the Associated I shall resign the Presidency effective at
Press made it embarrassingly clear that noon tomorrow. Vice President Ford will
James McCord was the security coordinator be sworn in as President at that hour in this
of the Committee for the Re-Election of office.” 1 Vice President Gerald R. Ford took
the President (CREEP). They found that the oath as the new President the following
John Mitchel, the campaign director of the day to complete the remaining two and a
CREEP, was an individual behind the case, half years of Nixon’s administration.
and this led to the next very complicated The following part of the paper
investigation as the Watergate involved respectively brings understanding
almost all President Nixon’s men. The two concerning Nixon, his administration and
reporters tried to get any single information, his interconnection with Watergate. It
indication, and clue from all the members elaborates the case and how it could force
of the Committee, many of whom refused Nixon to end his administration. The next
to give comment but nervousness. They part investigates the media muckraking
get many clues leading to the spot of the and the impact of the scandal on today’s
problem by a secret man called Deep journalism and its relations with politics,
Throat, whom Bob Woodward often met particularly in the United States.
in a basement parking area secretly at 2
A.M. Only Woodward and Bernstein know Nixon and Watergate Scandal
precisely Deep Throat’s identity.
Watergate scandal began when
Woodward and Bernstein got puzzled President Richard Nixon and his people
with the incomplete information. They in his administration tried to cover up his
collected any single part of it and arranged involvement in the break-in Democratic
it, thus, resulted in a shocking fact that National Committee headquarters.
led their investigation to some political Although the scandal began with
scandals such as purchasing voters which burglary, many believed that the case
was called “rat fucking”, corruptions, was rooted from the atmosphere Nixon
and other conspiracy behind President’s and his advisers had built in the White
Nixon reelection on November 11, 1972. House. President Nixon worked so hard to
Felt challenged for further answer, they become the president of the United States.
continued their investigative journalism His winning brought him so defensive,
and the final answer was the House of secretive, and even offended against any
Judiciary Committee voted to officially critics. He was often recognized for his
charge Nixon with misconduct and to paranoia. He trusted no one and believed
impeach him. The Committee charged him that everyone was attempting to bring
with hindering the process of the court him down. He was always so suspicious
by cover-up, misusing federal agencies to of those around him that he created a
violate the citizen’s rights, and refusing secret intelligence team to investigate any
to comply with the Congress demand daily activities he thought untrustworthy.
to deliver the tapes and other materials He was always worried that his abuse of
related to the break-in. President Nixon power was revealed.
announced his resignation in 1974; “I have
never been a quitter. To leave office before
my term is completed is opposed to every 1 President Nixon Resignation Address, in
http://www.presidentialrhetoric.com/
instinct in my body. But as president I must historicspeeches/nixon/resignation.html,
put the interests of America first. Therefore, retrieved on August 27, 2014

122 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

Moreover, Nixon started his movement still raged, bringing negativity to


presidency when the condition of the his reelection. Ambitioned to be re-elected
American society was in turmoil. Riots, at all cost, Nixon and his people started
chaos and protests over the Vietnam War to investigate and gather information
were escalating, consuming the country. concerning their Democratic opponents.
These protesters and other radicals were Furthermore, they began spying, digging
believed to endanger his administration information and spreading rumors and
and were always trying to topple him down. false reports of the opponent to gain more
Moreover, the Vietnam War played a role in public support. As an effort to
shaping the public negative feeling about the support the president, five persons were
government. His paranoia made him form instructed to break into the Democratic
the “plumbers”2 to prevent information Party headquarters at the Watergate
about the war from leaking to the press. complex and to steal any campaign-related
His secret bombing campaign in Cambodia, file. They also placed wiretaps on the
Operation Breakfast,3 unavoidably helped office telephones to get as many campaign
shape the public perception that his information as possible. One of the burglars
administration did not represent the best was uncovered to be an ex-CIA and also a
interests of the public. Nixon’s interwoven member of CREEP. Some reports revealed
crimes redoubled his paranoia, thus, he that the burglars were secretly paid by
ordered a cover-up. He, even, compiled CREEP fund controlled by the White House.
an ‘enemies list’, consisting of his political During the investigation process, the
opponents and any people he considered President ordered a cover-up, though he
potential threat to his presidency. might not have ordered the break-in. As
In 1972 President Nixon began his re- the investigation of the fund paid to the
election campaign, organized by a special burglars was leading to the White House’s
committee, the Committee to Re-Elect involvement, he had the CIA stop the
the President (CREEP).4 His reelection FBI from conducting the investigation,
was uncertain. His sole challenger, South pronouncing that the investigation
Dakota Senator George McGovern was threatened national security. Countering
seen too liberal. Nevertheless, anti-war the efforts to stop the FBI inspection, the
FBI’s deputy director, W. Mark Felt, leaked
2 “White House Plumbers” was a secret unit information about the Watergate to the
tasked with digging up dirt on Pentagon Washington Post secretly. The case was
Papers leaker Daniel Ellsberg. The Plumbers
went on to commit crimes for the Committee blown up by the Post against the White
for the Re-Election of the President, including House’s version since then, bringing two-
the Watergate burglaries. http://content.
sided puzzle for the public. The White
time.com/time/specials/packages/
article/0,28804,2071839_2071844_2071846,00. House announced that the President and
html, retrieved on September 15, 2014 people in the White House have connections
3 “Operation Breakfast” was the first course
with the burglary. Most Americans believed
in a four-year bombing campaign that drew
Cambodia headlong into the Vietnam War. The the White House version. This was proven
Nixon Administration kept the bombings secret by Nixon’s winning for the 1972 reelection.
from Congress for several months. http://www.
pbs.org/frontlineworld/stories/cambodia/tl02.
Nixon gained nearly 61 percent of the
html, retrieved on September 10, 2014 popular vote, compared to 37.5 percent for
4 CREEP was a fund-raising organization for George McGovern.5
President Nixon’s 1972 election campaign. Many
of its members were later indicted with criminal
charges relating to their actions within the CRP. 5 http://teampride.yolasite.com/resources/

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 123


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

The investigation done by the two the same conclusion about the president that
reporters, FBI and other corporations he was the man who would sit in judgment
came to an investigation of the President. at a trial of impeachment. However, the
Woodward and Bernstein in the Washington president refused to accept as he said, “I
Post portrayed in simple language Nixon want you to know that I have no intention
vast abuse of power during the 1972 whatever of ever walking away from the
election as follow: job that the American people elected me
Following members of Democratic to do for the people of the United States.”8
candidates’ families and assembling The Constitution, however, gives the House
dossiers on their personal lives;
forging letters and distributing them of Representatives power to conduct an
under the candidates’ letterheads; impeachment through Article II, Section 4,
leaking false and manufactured items saying “the President’ Vice President and
to the press; throwing campaign
schedules into disarray; seizing all civil Officers of the United States, shall
confidential campaign files; and be removed from Office on Impeachment
investigating the lives of dozens of for, and Conviction of, Treason, Bribery,
Democratic campaign workers.6
or other high Crimes and Misdemeanors.”9
The articles of impeachment against him
However, the President had built
were written as follow:
his legal defense before the investigators.
On June 17, 1972, and prior thereto,
Henry Kissinger, the Assistant to the agents of the Committee for the Re-
President for National Security Affairs, had election of the President committed
tried to disavow his former aides publicly unlawful entry of the headquarters of
the Democratic National Committee
and to accept a measure of responsibility in Washington, District of Columbia,
for Watergate. However, the suggestion for the purpose of securing political
intelligence. Subsequent thereto,
was angrily rejected by saying “contrition is
Richard M. Nixon, using the powers
bullshit”. On January 30, 1974, the President of his high office, engaged personally
delivered his annual State of the Union and through his close subordinates
and agents, in a course of conduct or
Message to a joint session of the house and plan designed to delay, impede, and
Senate, the justices of the Supreme Court obstruct the investigation of such
and the members of the Cabinet, as well as illegal entry; to cover up, conceal
and protect those responsible; and
to other guests and national TV audience. to conceal the existence and scope of
“One year of Watergate is enough,” other unlawful covert activities.10
he declared at the conclusion and then
implored the country and the Congress to Moreover the Congressional Impeachment
turn to other, more urgent matters.7 Articles accused Nixon of:
Approving, condoning, acquiescing
Through a series of judicial trial, all the
in, and counseling witnesses with
House of Representatives, the Senate, the respect to the giving of false or
Chief of Justice of the United States, gained
8 http://www.presidency.ucsb.edu/
ws/?pid=4327, retrieved on September 1, 2014
Ch21.2.pdf 9 Article II, Section 4 of the Constitution
6 Carl Bernstein and Bob Woodward, “FBI 10 U.S. Congress, “Articles of Impeachment
Finds Nixon Aides Sabotaged Democrats,” Adopted by the House of Representatives
Washington Post 10 October 1972,http:// Committee on the Judiciary,” 27 July
www.washingtonpost.com/wpdyn/ content/ 27 1974, Online by Gerhard Peters and
article/2002/06/03/AR2005111001232.html,, John T. Woolley, The American Presidency
retrieved on 5 March 2012 Project. http://www.presidency.ucsb.edu/
7 http://www.presidency.ucsb.edu/ ws/?pid=76082, (retrieved on 2 August
ws/?pid=4327, retrieved on September 1, 2014 2014).

124 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

misleading statements to lawfully and the investigative authorities play their


authorized investigative officers and part in revealing truth. With the burglars
employees of the United States and
false or misleading testimony in duly arrested, the investigative authorities had
instituted judicial and congressional collected the information to uncover the
proceedings.11
scandal. Without the media muckraking,
the FBI linked the burglars to the White
The presidential position, then, was
House and traced the case. Woodward
given to the vice president, Gerald Ford on
and Bernstein were not the only persons
August 9, 1974. In his Resignation speech,
successfully did the investigation. They
President Nixon praised Vice President
systematically marginalized the work of
Ford, “the leadership of America will be in
law enforcement officials to play their parts.
good hands,”12 ensuring that Ford would
be the right person to continue his position Conversely, Bernstein counters “You
as the President of the United States. can’t write ‘if’ history; history is what
happened. What happened is that the press
Media’s Watchdog Role coverage played a very big role in making
information available that the Watergate
The episode of revealing the scandal
break-in was part of something vast and
finalized in Richard Nixon’s resignation has
criminal and directed from or near the
so far been considered as a heroic media
Oval Office against President Nixon’s
role. Some schools of journalism often teach
opponents.” He acknowledges that the
the lesson of Watergate issue and the media
“role of Bob [Woodward] and myself has
muckraking Woodward and Bernstein did
been mythologized” because “in great
as an example of courageous press coverage.
events people look for villains and heroes”
Nevertheless, some best remember the
and oversimplify what happened. “At the
media muckraking played at best a modest
same time, we were in the right place at the
role in ousting Nixon from office. Yet, how
right time and did the right thing.”13
important was the media muckraking in
exposing and bringing down the president? Washington Post reporters, Woodward
Some scholars argue Woodward and and Bernstein, produced “the single most
Bernstein’s investigative journalism did not spectacular act of serious journalism [of
play significant role. They merely uncovered the 20th] century,” said media critic Ben
several elements of the misdeeds, a few days Bagdikian.14 Another scholar asserted what
before it came out anyway. Indeed, even if they did put American political history
media coverage had been passive, Nixon and journalism on the same line, equally
would have been forced out of office. important. Marvin Kalb, a senior fellow at
Harvard’s Joan Shorenstein Center on the
Television and newspapers publicized
Press, Politics and Public Policy, believes
stories and news in every single second,
that the Post’s reporting was “absolutely
critical” to “creating an atmosphere in
11 U.S. Congress, “Articles of Impeachment
Adopted by the House of Representatives Washington and within the government
Committee on the Judiciary,” 27 July that Nixon was in serious trouble and
27 1974, Online by Gerhard Peters and
John T. Woolley, The American Presidency
Project. http://www.presidency.ucsb.edu/ 13 Carl Bernstein in http://ajrarchive.org/article.
ws/?pid=76082, (retrieved on 2 August asp?id=3735, retrieved on August 28, 2014
2014) 14 Mark Feldstein, “Watergate Revisited,” in
12 h t t p : / / w w w . p r e s i d e n t i a l r h e t o r i c . c o m / American Journalism Review, August-September
historicspeeches/nixon/resignation.html, 2004 in http://ajrarchive.org/article.
retrieved on September 6, 2014 asp?id=3735, retrieved on September 10, 2014

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 125


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

that the White House was engaged in a may help the public prepare for Nixon’s
cover-up. I believe that the reporting of removal, but it was not media that forced
Woodward and Bernstein represents a the president to end his presidency.
milestone of American journalism.”15 Instead, it was Congress. Shortly to say,
The endless media coverage and media did not play a leading role, but it
televised congressional hearings made the did play a role. Besides, the impeachment
scandal always be in mind and fostered of President Nixon reminded public that
the prevalent negative picture about no one is above the law, even the president
government that changed American of the United States.
political system forever. Gladys Lang and
Kurt Lang suggested that television was Impacts on Journalism
the most effective and essential medium to What impact, then, have the Watergate
rally public reaction against Nixon and his investigative reports had on journalism?
administration. Television, furthermore, The case triggered more and more
made the scandal more widespread among journalists to explore deep concerning any
Americans, breaking Nixon strategists’ issues related to the White House. Since
optimism that most of the public would the Watergate, the relationship between
not read the transcripts of the hearings. the White House and the press has changed
According to the Gallup Poll, 42 percent forever. Many journalists are obsessed
of Americans had less favorable opinion with rooting out evidence of government
of Nixon after watching the hearings corruption or public official failures,
while only 17 percent had more favorable though they might be small or insignificant
opinion about him. More than 60 percent ones. These journalists dream of Pulitzers
of the public supported the congressional and want to be seen as another figure of
decision to demand direct access to Woodward and Bernstein. This has been
Watergate tapes. Even though many a booming trend since then. Reporters not
people did not watch the hearings, they only seek and present information, but
probably read the news reports through also do “gotcha” investigation.
printed and other media.16 The number of investigative journalist
Undeniably, journalism gave great has grown significantly since the Watergate.
contribution to influence public opinion. The increasing interest in journalism was
Media televised so many struggles proven by the significantly increasing
between Nixon and his opponents. The enrollment at the MU School of Journalism,
more television played out the news, the said Daryl Moen.18 “It certainly attracted
more public ready for the president’s hundreds, if not thousands,” Moen said
removal. Thomas Kazee expressed that of the growth of all journalism schools in
television helped shift perceptions of the post-Watergate era.19 This observable
Nixon among people who were not
interested in politics.17 Thus, journalism
Attitude Change: The Impact of Political
Interest,” in The Public Opinion Quarterly ( Oxford
15 Mark Feldstein, “Watergate Revisited,” in University Press, 1981) 516.
American Journalism Review, August-September 18 Daryl Moen was an MU journalism professor who
2004 in http://ajrarchive.org/article. was executive editor of the Columbia Missourian
asp?id=3735, retrieved on September 10, 2014 from 1974 to 1984
16 Lang and Lang, “Polling on Watergate: The 19 http://www.columbiamissourian.com/a/84628/
Battle for Public Opinion,” 534-535. watergate-gave-journalism-a-boost/, retrieved on
17 Thomas Kazee, “Television Exposure and September 5, 2014

126 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

fact occurred at other Journalism school’s journalists throughout the world could
enrollment, too. Though the interest has help each other by sharing story ideas,
decreased recently, there has been an newsgathering techniques and news
increase in the enrollment of journalism sources. The incorporation has mission
schools and journalism in general. to foster excellence in investigative
Investigative reporting mushroomed journalism, which is essential to a free
and became a sexy trend. Woodward society. This can be achieved through
and Bernstein attractively inspired young some steps such as providing training,
people to be investigative journalists to resources and a community of support
make changes. Both wrote All the President’s to investigative journalists, promoting
Men, telling the coverage of the scandal and high professional standards, protecting
The Final Days, which illustrated the last the rights of investigative journalists, and
days of Nixon’s administration. What the ensuring the future of IRE.20
two journalists did brought a new image Moreover, the constitutional protection
on journalism, from merely reporting news that journalists enjoy justifies investigative
to investigating scandals, which is more journalism or media muckraking. The First
challenging. Many journalists intentionally Amendment of US Constitution stated that
search for Watergate-like story even when “Congress shall make no law respecting an
there is none. This led to media’s negativity establishment of religion, or prohibiting
which disenfranchised many people. the free exercise thereof; or abridging the
Today, it is common to see journalists freedom of speech, or of the press; or the
have their investigative team to analyze right of the people peaceably to assemble,
their reports, inspired by what Woodward and to petition the Government for a
and Bernstein did. Besides, the changes redress of grievances.”21 Moreover, Article
included the beginning of celebrity 19 of the Universal Declaration of Human
journalism in which the reporters become Rights stated “everyone has the right to
the story and unanimous sources are more freedom of opinion and expression; this
acceptable. “Woodstein” has launched the right includes freedom to hold opinions
era of the journalists as celebrity. In the without interference and to seek, receive
era, journalists compete to gain fame and and impart information and ideas through
recognition through the news they report. any media and regardless of frontiers.”22
The same as the book Woodward and These articles boost the overwhelming
Bernstein wrote, All the President’s Men growth of media muckraking today,
movie tells story about the scandal, which disregarding the media accountability and
boosted the two journalists’ popularity. ethical standards.
They themselves became the news for other
journalists to report. This phenomenon Watergate Legacy to Public
brought out an attractive side of journalism. To show how influential was the
Another perfect prove of the Watergate scandal, there are many scandals
trending journalism is the establishment
of Investigative Reporters and Editors, 20 http://www.ire.org/about/, retrieved on
Inc. (IRE) in 1975. It is a grassroots September 3, 2014
21 http://www.britannica.com/EBchecked/
nonprofit organization dedicated to
topic/208044/First-Amendment, retrieved on
improving the quality of investigative September 2, 2014
reporting by providing a forum in which 22 http://www.un.org/en/documents/udhr/
index.shtml#a18, retrieved on September 2, 2014

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 127


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

being labeled with a “gate” suffix recently Stephanie Slocum-Schaffer points out that
to make them attention-grabbing. Almost Watergate had a significant impact on the
every scandal has suffix “gate” attached to 1970s and the rest of the century. She argues
it. This phenomenon does not happen only that Watergate caused the public to see the
in the USA, but also in some other region. government as dishonorable.25 According
Besides, the suffix has not been attached to a Gallup Poll, in 1972, before Watergate
only to political scandal, but also to any became the scandal of the decade, more than
scandals attractive enough to report. Some 50% of American adults said they trust the
of the scandals with “gate” suffix attached government “all or most of the time”, while
are Nipplegate (Janet Jackson and Justin 45% opted for the “only some of the time”
Timberlake), Monicagate (affair between alternative. By 1974, high trust had dropped
Monica Lewinsky and Bill Clinton), to 36% and has remained below 50% since
Spygate (New England Patriots), Tunagate then, demonstrating the significant impact
in Canada, Dianagate/Squidgygate and that the Watergate scandal has had on public
Thatchergate in the UK, Pemexgate, confidence in the U.S. government.26 While
Toallagate in Mexico, Winegate in Franch (a according to Darrel West, Ph.D., of Brown
scandal involving chemicals being used to University, for most people who came of age
turn vinegar wine into table quality) and during the 1970s, Watergate was the crucial
many more. To American Journalism Review, political event. Before Watergate two-thirds
Sam Dash, who served as chief counsel to of Americans trusted Washington but then
the Senate Watergate Committee all those after Watergate two-thirds of Americans
years ago stated “When people hear this mistrusted Washington.27
proliferation of ‘gates,’ they feel the press is The disbelief in the government as
telling them this is the same as Watergate, an impact of the Watergate challenged
and whatever Watergate has stood for has the presidents after Nixon to restore and
lost its meaning.”23 regain public’s confidence in government.28
Nixon and the Watergate have left President Ford and Carter failed to do this
mixed legacy to public. What media exposed task. President Ronald Reagan was able
widened the gap among the public and to address this challenge through anti-
political elite. Skepticism of the government government rhetoric and an emphasis on
lived for some time and there were no signs reduction of government’s hand in every
of abating any time soon. Though cynicism way possible. This tapped into the decline
of the federal government and public in confidence by rejecting the very idea
officials did not start from Watergate, the that an active government was a positive
scandal has left long lasting impact on
the public confidence in the government.
American Distrust of Government (New York :
Garry Wills states that Americans have Simon and Schuster , 1999) 1-10.
always viewed their government with 25 Slocum-Schaffer, America in the Seventies,
(Syrcause: Syracuse University Press, 2003)
suspicion. He states that public distrust of 207, 210-211.
government has influenced the US political 26 Gallup Poll in http://www.gallup.com/
system since the early days of the republic.24 poll/4378/americans-faith-government-
shaken-shattered-watergate.aspx, retrieved on
September 3, 2014
23 http://www.usatoday.com/story/money/ 27 Quoted in Journalism Education Association, in
columnist/rieder/2014/01/15/time-to- http://jea.org/wp-content/uploads/2012/02/
jettison-the-gate-suffix/4490115/, retrieved on specialreport.pdf, retrieved on September 6, 2014
September 14, 2014 28 Richard Harris, “The Era of Big Government
24 Garry Wills, A Necessary Evil: A History of Lives.”

128 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

thing.29 He embraced an idea that an active were made since the scandal was exposed in
government was unfavorable and that the 1974. They are the Freedom of Information
American people without government Act (FOIA) in 1974, National Emergencies
interference were best suited to cope with Act in 1976, Government in Sunshine Act
their own problems. Trust in the Executive in 1976, and the Ethics in Government and
branch of government sank from 73% in Presidential Records Acts, both in 1978.
May of 1972 to 40% in April of 1974 at the Another important post-Watergate reform
height of the Watergate scandal. However, was the passage of amendments to the
that trust rebounded to 58% under Gerald Federal Elections Campaign Act (FECA) in
Ford in June of 1976 and is currently at 62% 1974, 1976, and 1979.
under Bill Clinton.30 The Freedom of Information Act allows
Another poll commissioned by the for the full or partial expose of previously
Senate subcommittee on intergovernmental unreleased documents and information
affairs in September 1973 found that controlled by the United States Government.
public support for all major government The National Emergencies Act was to stop
institutions and public officials was below open-ended states of national emergency
thirty five percent.31 The myth portraying and formalize the power of Congress to
president as always great, reliable, trustful provide certain checks and balances on the
and defender or the people’s life was emergency powers of the President. The act
broken. Such a condition shifted the youth imposes certain “procedural formalities” on
and job seekers’ interest to work in any the President when invoking such powers.
government institutions. Many potential The Sunshine Act required government
candidates for public officials and staffs agencies, with exceptions, to conduct all
for federal offices hesitated to register meetings open to the public. The Ethics in
for the government image was ruined by Government Act required public officials to
Watergate. There was a moment when it disclose their (and their immediate family)
was difficult to find federal officers. financial and employment history and
On the other side, the Watergate scandal create restrictions on lobbying efforts by
has left positive legacies, too. The media and public officials for a set period after leaving
publics are more aware of the people seeking public office. The Presidential Records Act
for power. The uncovering journalism required preservation of all presidential
drove a change on the transparency of the records and documents. They are all to halt
government and the people within. The any potential Watergate-like cases.
governments meetings and records are Nevertheless, the reforms failed to
more accessible to public. The case aroused restore the public’s trust in the government
a demand to change the entire political and were not strong enough to prevent such
atmosphere to prevent such a crisis from event like Watergate scandal from happening.
happening again. A series of political reform The government always has its own way to
prevent its secret from the publics’ ears and
media coverage. Ted Sorensen, a former
29 Richard Harris, “The Era of Big Government
Kennedy speechwriter and advisor, stated
Lives.”
30 Gallup Poll in http://www.gallup.com/poll/4378/ that Watergate has affected significantly every
americans-faith-government-shaken-shattered- subsequent presidential administration,
watergate.aspx, retrieved on September 3, 2014
31 The Associated Press, “Confidence in
though the case may not be a strong deterrent
Government Sags,” in Daytona Beach Morning of similar misdeeds.
Journal, 3 December 1973.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 129


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

Removing the perpetrators of world. There should be debates or discussions


Watergate, even without altering the concerning the media accountability and
environment in which they operate,
should teach some future White ethical standards, providing journalists with
House occupants the necessity of not guiding principles on how to best perform
trying something similar. But it may
only teach others the necessity of
their profession. This, hopefully, will
not being caught. History has never lead journalists to give more professional
proven to be a strong deterrent.32 journalistic works in the future.

Somehow, corruption like what


Refferences:
Nixon did seems more difficult to do since
Bernstein, Carl and Bob Woodward. 1972. FBI
the distrust caused by the scandal has
FindsNixonAidesSabotagedDemocrats.
made the safeguard more aware of any
Washington Post 10 October 1972, in
government abuse of power.
http://www.washingtonpost.com/
wpdyn/content/article/2002/06/03/
Conclusion AR2005111001232.html, retrieved on 5
Today, the Watergate scandal is still March 2012
remembered as one of the U.S. terrible Feldstein, Mark. 2004. Watergate Revisited,
constitutional crisis. On the other side, article in American Journalism
it represented a victory for democracy in Review, August -September 2004 in
America and is seen as a perfect example http://ajrarchive.org/article.asp?
of why freedom of the press is such an id=3735, retrieved on September 10,
important part of preserving democratic 2014
community and halting the government Gallup Poll in http://www.gallup.
abuses of power. Though history may com/poll/4378/americans-faith-
not have been a good deterrent of any government-shaken-shattered-
government misdeeds, the scandal has left watergate.aspx, retrieved on
important lesson for American political September 3, 2014
system and how journalism works Harris, Richard. 1997. The Era of Big
today. Mass media play a crucial role as Government Lives. Polity: Palgrave
a watchdog of government and public Macmillan Journals.
officers. This is undeniably indispensable
http://ajrarchive.org/article.asp?id=3735,
for democracy. Further, the freedom of
retrieved on August 28, 2014
press seems to have been “exported”
together with the spread of democracy. http://content.time.com/time/specials/
packages/article /0,28804,2071839_2
Watergate signaled the birth of a more
071844_2071846,00.html, retrieved on
aggressive journalism. Considering the September 15, 2014
impacts of Watergate on the development
of journalism and American politics today, http://teampride.yolasite.com/
resources/Ch21.2.pdf, retrieved on
which possibly extend across the border, it
August 25, 2014
is imperative that the United Nations foster
initiatives to strengthen the capacity building http://www.britannica.com/EBchecked/
of investigative journalism throughout the topic/208044/First-Amendment,
retrieved on September 2, 2014
http://www.columbiamissourian.
32 Theodore Sorensen, Watchmen in the Night: com/a/84628/watergate-gave-
Presidential Accountability after Watergate
(Cambridge : MIT University Press , 1975) 7.
journalism-a-boost/, retrieved on

130 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

September 5, 2014 after Watergate. Cambridge: MIT


University Press.
http://www.ire.org/about/, retrieved on
September 3, 2014 The Associated Press. 1973.Confidence in
Government Sags, in Daytona Beach
http://www.pbs.org/frontlineworld/
Morning Journal, 3 December 1973.
stories/cambodia/tl02.html,
retrieved on September 10, 2014 U.S. Congress. 1974. Articles of
Impeachment Adopted by the House
http://www.presidency.ucsb.edu/
of Representative Committee on the
ws/?pid=4327, retrieved on
Judiciary, 27 July 1974, by Gerhard
September 1, 2014
Peters and John T. Woolley, The
http://www.presidentialrhetoric.com/ American Presidency Project, in
historicspeeches/nixon/resignation. http://www.presidency.ucsb.edu
html, retrieved on September 6, 2014 /ws/?pid=76082, retrieved on 2
http://www.un.org/en/documents/ August 2014.
udhr/index.shtml#a18, retrieved on Wills, Garry. 1999. A Necessary Evil:
September 2, 2014 A History of American Distrust of
http://www.usatoday.com/ Government. New York: Simon and
story/money/columnist/ Schuster
rieder/2014/01/15/time-to-jettison-
the-gate-suffix/4490115/, retrieved
on September 14, 2014
Journalism Education Association, in
http://jea.org/wp-content/uploads/
2012/02/specialreport.pdf, retrieved
on September 6, 2014
Kazee, Thomas A. 1981.Television
Exposure and Attitude Change: The
Impact of Political Interest. In The
Public Opinion Quarterly. Oxford:
Oxford University Press
Lang, Gladys Engel, and Kurt Lang. 1980.
Polling on Watergate: The Battle for
Public Opinion. In The Public Opinion
Quarterly. Oxford: Oxford University
Press.
President Nixon Resignation Address, in
http://www.presidentialrhetoric.
com/historic.com/historisspeeches/
nixon/resignation.htmlretrieved on
August 27, 2014
Slocum-Schaffer, Stephanie. 2003. America
in the Seventies. Syracuse : Syracuse
University Press
Sorensen, Theodore. 1975. Watchmen in
the Night: Presidential Accountability

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 131


Salieg Luki Munestri. Watergate Scandal Reassessed ...:

132 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 133-146

Film dan Konstruksi Citra Politik


(Analisis Wacana Politik Pencitraan dalam Film Jokowi)

Erwin Kartinawati
Alumnus Program Pascasarjana S2 Ilmu Komunikasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
Film can be used as a mean to introduce a public figure. Jokowi, one of it. Analysis of
Teun Van Dijk model revealsdiscourse that carried in the film, namely Jokowi as someone
who really deserves to be a leader. Everything that in Jokowi arelike requirements that
must have been by a leader. This discourse is constructed through political image as an
interesting and positive personality, that are smart and intelligent; appreciates pluralism;
religious; honestly, doesn’t tempt to bribe, brave; family and filial affection towards
parents; philanthropist; humble, humanizing fellow; leadership talent; hard worker, love the
culture; faithful, and not involved in banned organizations. Philosophy of Java leadership,
especially related to politic and power is source of image construction seen byusing of
symbols, phrases and terms in the film. This paper reinforces the view thatsoft campaign
can be an effective mean of gaining more public attention besides open or direct campaign
(hard campaign).
Key words: Jokowi, Soft Power Campaign, Analysis of Teun Van Dijk model

Pendahuluan khalayak terlibat secara lebih.1 Meski begitu,


Peluncuran film tak sekadar aspek kontrol dalam film tidak sekuat
pertimbangan ekonomis namun bisa pula koran atau televisi yang menyajikan berita
memuat unsur politis. Sebagai bentuk berdasar fakta terjadi. Fakta dalam film tidak
komunikasi massa, film dapat menjadi ditampilkan layaknya berita yang harus
wahana untuk menyampaikan pesan apa adanya namun abstrak. Karenanya,
ke khalayak. Melalui film, komunikator cerita film dibuat imajinatif meski berdasar
memasukkan hal-hal yang ingin fenomena terjadidi masyarakat.2 Kisah hidup
disampaikan ke khalayak. Film masih tokoh atau orang terkenal adalah salah satu
dianggap sebagai media yang memiliki hal yang dapat diangkat sebagai tema film.
kekuatan besar menanamkan pengaruh di
benak masyarakat. Kemampuan menyajikan 1 Jay Black, Frederick C. Whitney, Introduction to
realitas secara audio-visual, dramatisasi Mass Communication, Brown Publishers, USA,
1998, hal.348-349.
lewat efek suara dan atau gambar, karakter 2 Marfi Amir, Etika Komunikasi Massa dalam
tokoh dan jalan cerita, mampu mengajak Pandangan Islam, Jakarta, Logos, 1999, hal. 27.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 133


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

Citra diri tentang tokoh banyak mempengaruhi keputusan publik. Film


digambarkan dalam bentuk film-film juga dapat digunakan sebagai ajang
semacam ini seperti pekerja keras, sosialisasi sekaligus mobilisasi. Dengan
bijaksana, teguh pendirian, dsb. Jokowi menggunakan media, elit politik tidak
adalah salah satu film yang mengambil hanya merefleksikan tetapi juga membantu
kisah hidup seorang tokoh sebagai tema menciptakan pengharapan massa dan
utama cerita, Joko Widodo (Jokowi). mitos yang dapat diterima secara luas.6
Tulisan ini akan membahas wacana Politik pencitraan melalui film
diangkat dalam film Jokowi serta bagaimana khususnya di Indonesia bukan hal baru.
wacana dikonstruksikan. Film ini dipilih Jauh sebelum erareformasi, ada film
karena Jokowi selaku tokoh sentral, wajib tonton Janur Kuningdan Serangan
sebelumnya menyatakan jika kemunculan Fajar. Pascatumbangnya orde barufilm itu
kisahnya di layar lebar ini tidak bernuansa dinyatakan tak lagi wajib tonton, karena
politis.3 Namun belakangan film ini diakui disebut sebagai alat untuk memanipulasi
sebagai salah satu sarana kampanye sejarah dan menciptakan kultus terhadap
dalam pencalonannya sebagai presiden Soeharto. Janur Kuning menggambarkan
RI, pada Pilpres 2014.4 Film Jokowi secara Soeharto sebagai pahlawan di balik Serangan
tidak langsung telah menginformasikan Umum 1 Maret 1949, sementara Serangan
kepada publik tentang siapa dan seperti Fajarmemposisikannya sebagai pahlawan
apa sosok Jokowi. Dalam konteks ini, film utama Revolusi Indonesia.7Berdekatan
sebagai media massa dapat dipilih sebagai dengan masa pemilihan umum, selain
saluran komunikasi politik ke masyarakat. Jokowi, muncul Sepatu Dahlan. Kehadiran
Tak hanya pada Pilpres namun juga film-film bertemakan biografi yang
pada Pemilu legislatif maupun pemilihan sebelumnya diawali sukses kisah mantan
kepala daerah, media massa khususnya Presiden RI Ainun Habibie, bisa menjadi
film, dapat menjadi saluran komunikasi salah satu dasar jika film yang notabene
utama untukkampanye. sebagai media lama masih dianggap
Film dapat digunakan untuk sebagai upaya efektif untuk membentuk
menimbulkan citra tertentu tentang tokoh atau menggambarkan citra diri, di tengah
maupun suatu hal. Melalui citra dibangun boom media baru.
akan tumbuh persepsi atau kesan tentang Film Jokowi dirilis Juni 2013
diri atau sesuatu. Kesan atau citra inilah menceritakan bagian hidup Jokowi
yang dibangun terhadap tokoh melalui berikut kisah cintanya dengan Iriana.
film. Dalam komunikasi politik, kesan Produser film Jokowi mengatakan film ini
menjadi penting karena membentuk digunakan sebagai ajang mengenalkan
dasar bagi sejumlah keputusan.5 Dalam sosok Jokowi ke masyarakat. Karenanya,
konteks Pemilu, film dapat digunakan selama masa kampanye pihaknya ikut
sebagai alat untuk menimbulkan kesan road show di berbagai tempat, memutar
baik di mata masyarakat sehingga dapat film Jokowi di tengah-tengah masyarakat.8
Dari sini dapat dikata jika film sebagai
media massa telah digunakan sebagai alat
3 kompas.com, “Tak ada Izin, Jokowi Keberatan film
Jokowi”, Rabu 22 Mei 2013 pkl 16.37 wib.
4 merdeka.com, “Film Jokowi jadi Media Kampanye
Pilpres”, Senin 9 Juni 2014 Pkl 18.57 wib. 6 Dan Nimmo, Komunikasi Politik : Khalayak dan
5 Steward L. Tubbs, Sylvia Moss, Human Efek, Rosdakarya, Bandung, 2000, hal.30.
Communication, edisi terj.Deddy Mulyana dan 7 Wikipedia, akses 1 April 2014.
Gembirasari, Rosdakarya, Bandung, 2001, hal.34. 8 www.merdeka.com, Op.Cit.

134 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

komunikasi politik yakni sebagai saluran Analisis Wacana


sekaligus sumber informasi mengenai Guna mengetahui wacana dibangun
para kontestan Pemilu serta sarana serta bagaimana wacana dibangun dalam
pembentukan citra tertentubagi kandidat film Jokowi digunakan analisis model Teun
untuk menggiring pembentukan opini A. Van Dijk. Perangkat analisis digunakan
publik di masyarakat mengenai citra diri berupa kata, kalimat, potongan scene,
kandidat. Citra diri yang baik darikandidat latar, simbol-simbol dalam film. Analisis
akan berpengaruh besar bagi para pemilih Wacana dimaksudkan untuk membongkar
dalam memutuskan pemberian suara.9 hal tersembunyi dari sumber/subyek
Politik pencitraan berkenaan erat yang mengemukakan pernyataan.12 Dalam
bagaimana strategi pencitraan dibangun. bidang politik, wacana dikaitkan dengan
Pencitraan bahkan dinilai hal wajib politik bahasa.13 Wacana dipandang
dilakukan politikus layaknya di dunia bisnis. sebagai sesuatu yang bertujuan, entah
Para politikus atau pemimpin politik sangat mempengaruhi, membujuk, menyanggah,
berkepentingan dalam pembentukan citra bereaksi dan sebagainya sehingga wacana
melalui komunikasi politik dalam usaha dipahami sebagai sesuatu yang terkontrol
menciptakan stabilitas sosial dan memenuhi dan diekspresikan secara sadar, bukan
tuntutan rakyat. Karenanya, politikus sesuatu di luar kendali.14
harus menciptakan dan mempertahankan Setiap tindakan komunikasi
tindakan politiknya yang membangkitkan senantiasa mengandung kepentingan,
citra memuaskan, supaya dukungan opini apalagi melalui media massa maka
publik dapat diperoleh dari rakyat sebagai setiap tindakan komunikasi adalah suatu
khalayak komunikasi politik.10Pencitraan wacana. Dalam pandangan ini, komunikasi
dianggap penting bahkan disebut sebagai dilakukan dalam rangka menciptakan
satu kekuatan politik tersendiri. Keberhasilan “kenyataan lain” atau “kenyataan kedua”
dalam melakukan komunikasi politik dalam bentuk wacana (discourse) dari
tergantung pada cara media mengkonstruksi “kenyataan pertama”. Cara ditempuh
kekuatan politik tersebut. Media memiliki dalam pembentukan wacana (realitas
kekuatan signifikan dalam komunikasi kedua) itu adalah sebuah proses disebut
politik untuk mempengaruhi khalayak. Dari konstruksi realitas. Untuk melakukan
sini terlihat jika pencitraan merupayakan konstruksi realitas, digunakan strategi
upaya konstruktif dari sumber pesan. Sumber yang mencakup pilihan bahasa mulai dari
memiliki peran besar dalam melakukan kata hingga paragraf;pilihan fakta. Hasil
kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dari proses ini berupa wacana (discourse)
dalam setiap wacana dibangun. Setiap atau realitas yang dikonstruksi berujud
pernyataan adalah tindakan penciptaan tulisan (text), ucapan (talk), tindakan
makna yakni tindakan pembentukan diri (act) atau peninggalan (artifact). Oleh
serta pengungkapan diri serta pengungkapan karena discourse yang terbentuk ini telah
jati diri dari sang pembicara.11 dipengaruhi oleh berbagai faktor, bahwa

9 Wahyu Prasetyawan, “Image Construction Idy Subandy Ibrahim, ed), Bahasa dan Kekuasaan
in Politics : Political Adverstiment in 2009 : Politik Wacana di Panggung Orba, Bandung,
Indonesian Election”, Journal of Issaes in Asia vol Mizan, 1996, hal 80.
27 no 2, 2012, hal 310. 12 Eriyanto, Analisis wacana : Pengantar Analisis Teks
10 Ahmad Arifin, Pencitraan dalam Politik, Pustaka Media, Jakarta, Prenada Kencana, 2011, hal 5.
Indonesia, Jakarta, 2006, hal 145. 13 Ibid, hal 6.
11 AS Hikam, Bahasa dan Politik (Yudi Latif dan 14 Ibid, hal 8.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 135


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

di balik wacana itu terdapat makna dan seorang pemimpin. Hal itu konstruksi
citra yang diinginkan serta kepentingan melalui citra sebagai pribadi ideal. Semua
yang sedang diperjuangkan.15Di media, yang ada pada diri Jokowi merupakan
bahasa tak sekadar alat penggambar kepribadian yang dibutuhkan pada setiap
realitas namun dapat menentukan atau pemimpin. Jokowi adalah “paket” lengkap
menciptakan citra di benak kalayak. sehingga tak ada alasan untuk tidak
Penggunaan bahasa berpengaruh terhadap menghendaki atau memilihnya sebagai
konstruksi realitas berupa citra sebab seorang pemimpin. Analisis menunjukkan,
bahasa mengandung makna.16Wacana wacana dibangun melalui konstruksi citra
berperan dalam mendefinisikan individu pribadi yang positif. Mengapa Jokowi
dan menempatkan seseorang dalam posisi dengan pribadi yang unggul merupakan
tertentu.17 Media memiliki peran besar sesuatu yang ditawarkan ke publik
dalam hal itu melalui proses pendefinisian sebagai tema utama cerita? Tulisan Gregg
dan penandaan sehingga representasi Thompson dalam bukunya The Power to
dihadirkan tampak wajar, alami sesuai Lead diantaranyabisa menjawab hal ini.
kenyataan.18 Thompson mengatakan kepribadian
Analisis model Teun Van Dijk melihat merupakan satu hal penting bagi seorang
wacana dari tiga dimensi yakni teks, pemimpin. Kepribadian dapat menjadi
kognisi sosial dan konteks sosial. Dimensi senjata ampuh bagi seorang pemimpin.
teks meneliti bagaimana struktur teks Untuk mencapai tujuannya, seorang
dan strategi wacana dipakai menegaskan pemimpin dapat menggunakan dua
tema tertentu, kognisi sosial mempelajari kekuatan berupa soft power dan hard
produksi teks yang melibatkan kognisi power.20Soft power selain seperti budaya,
individu komunikator, dan konteks nilai-nilai dan kekuasaan moral,serta
sosial mempelajari bangunan wacana kepribadian yang menarik. Mereka
berkembang di masyarakat akan suatu adalah kekuatan yang dapat digunakan
masalah.19 Meski terdiri 3 elemen, untuk menaklukkan hati orang tanpa
ketiganya saling terkait, mendukung satu harus menggunakan rangsangan
sama lain. Analisis dalam tulisan ini hanya material. Sedangkan hard power adalah
menyertakan dimensi teks dan konteks kekuatan berupa reward, punishment
sosial, tidak menyertakan kognisi atau atau alat lainnya yang bersifat material,
pemikiran dari pembuat film sebagai latar digunakan untuk mendapatkan dukungan
produksi. publik. Rupanya, soft power inilah yang
dikembangkan komunikator film Jokowi
Konstruksi Citra Politik dengan menyajikan kepribadian Jokowi
Film ini mewacanakan Jokowi sebagai yang menarik, sebagai bentuk strategi
sosok yang benar-benar layak menjadi politik untuk menarik dukungan publik.
Komunikator tampaknya sadar tentang
15 Ibnu Hamad, “Perkembangan Analisis Wacana
apa dilakukan. Ini didasarkan pada
dalam Ilmu Komunikasi: Sebuah Telaah beberapa riset yang menyimpulkan bahwa
Ringkas”, http://syariat-tharikat-hakikat.blogspot. kandidat atau politisi perlu memperhatikan
com/2008/04/perkembangan-analisis-wacana-dalam-
ilmu.html, akses I Juli 2014. kepribadiannya. Kepribadian politisi yang
16 Melvin DeFleur, Theories of Mass Communication, menarik dapat mempengaruhi peningkatan
5th ed, Longman, London, 1989, h.265-269.
17 Eriyanto, Op.Cit, hal.19.
18 Ibid, hal 27. 20 Gregg Thompson, The Power to Lead, SelectBooks,
19 Eriyanto, Op.Cit, hal.224. New York, 2009.

136 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

perolehan suara.21 Mengapa kepribadian yang digunakan semuanya menguatkan/


penting? Politisi yang memiliki visi ke menonjolkan sosok Jokowi dengan citra
depan, nasionalis, integritas, dedikasi, positif dengan cara melemahkan sosok
cerdas, arif, aktif dalam berbagai kegiatan lain yakni Jokowi yang selamat dari
pembangunan, berani, memiliki jiwa becak terigu karena ia menggunakan
kepimpinan, memiliki track records yang otaknya sementara teman-teman SD-
signifikan dalam peran-peran stategis, nya yang sebelumnya mengejek Jokowi
adalah orang yang memiliki kriteria sangat kena imbasnya, juga digunakan metafora
baik sebagai politisi.22 sebagai dasar pembenar bahwa Jokowi
Kriteria sangat baik sebagai politisi orang pintar dengan penggunaan kalimat
sebagaimana tersebut di atas, dibangun “kata Simbahku”, “orang pintar itu”, “pake
pula pada sosok Jokowi dalam film. otak”, dst. Perintah guru SMA untuk
Pemimpin adalah orang yang menjadi tepuk tangan atas keberhasilan Jokowi
tempat bergantung orang lain23. Karenanya memecahkan soal sementara semua
untuk dapat menjadi pemimpin, harus temannya tidak mampu, menampilkan
memiliki kekuatan, keunggulan dan bagaimana Jokowi lebih unggul serta
kemampuan lebih dibanding lainnya, agar melemahkan yang lain, dapat pula dilihat
mendapat kepercayaan publik. Asumsinya, dalam scene Jokowi saat kuliah. Hanya ia
dia yang memiliki kemampuan lebih akan yang mampu memberikan penjelasan atas
mampu mengatasi suatu hal dengan lebih tema dari dosen dan menjawab pertanyaan
baik dibanding lainnya. dari mahasiswa lain. Konstruksi citra
Jokowi sebagai sosok pintar dan cerdas
1. Pintar dan Cerdas dilakukan dengan memberikan detil-
Seorang pemimpin sudah seharusnya detil, metafora dan koherensi pembeda
memiliki kemampuan berpikir lebih sehingga memunculkan maksud adanya
dibanding yang lain. Itu ada pada Jokowi. hal bertentangan antar tokoh, yang pada
Konstruksi bahwa Jokowi layak menjadi akhirnya menampakkan Jokowi pada
pemimpin karena pintar dan cerdas posisi yang lebih unggul.
dikonstruksikan lewat scene-scene yang Selain pada skema, hal itu dapat dilihat
menggambarkan bahwa ia selalu menjadi pada elemen detil sekaligus koherensi
siswa terbaik, mulai SD hingga perguruan pembeda seperti tepuk tangan, menunjukkan
tinggi, seperti scene 00.34.40-00.35.17 saat bahwa Jokowi aktif yang lain tidak, Anto
ia SD, saat SMA (00.53.00-00.53.15), dan yang membersihkan tepung di rambut dan
scenemasa kuliah 01.11.12-01.11.40, lulus menyikut temannya, gelak tawa bernada
(01.32.25-01.32.37). ejekan terhadap Anto, yang tadinya mengejek
Semuascenesaling mendukung dan Jokowi. Pemilihan kalimat diucap para
memperkuat konstruksi sub tema tentang guru, baik secara eksplisit maupun implisit
sosok Jokowi yang pintar dan cerdas. mengungkapkan maksud komunikator.
Pemilihan kalimat sebagai pendefinisi, Penggunaan kata “pinter, pakai otak” secara
komentar dalam narasi serta detil-detil leksikon memperjelas maksud dan tema
dikonstruksikan terhadap sosok Jokowi.
21 Silih Agung Wasesa, Political Branding and Public Makna itu dikuatkan dengan kalimat “kata
Relations, Gramedia, Jakarta, 2011, hal.290. simbahku” yang secara retoris menunjukkan
22 Ibid. adanya dasar penguat bahwa dalam
23 Niels Mulder, Kebatinan dan Hidup Sehari-hari
Orang Jawa, Gramedia Pustaka, Jakarta, 1984, hal melakukan semua hal itu harus ada dasar atau
70. dipikir sebelumnya. “Simbah” dalam bahasa

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 137


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

Jawa24 berarti nenek atau kakek. Masyarakat bersahabat baik dengan anak pemilik
Jawa juga menggunakan sebutan itu untuk rumah meski beda agama, diungkapkan
orang yang dituakan karena kemampuan lewat scene Jokowi yang sering diantar
lebih dimiliki, sekalipun usianya masih ke tempat mengaji, oleh anak pemilik
muda. Pemilihan kata “simbah” menegaskan rumah. Sub tema ini diperkuat dengan
arti bahwa apa yang dilakukan Jokowi penggunaan latar berupa adegan Jokowi
ada dasar yakni dari orang yang dianggap kecil diberi penjelasan ayahnya bahwa
memiliki pengetahuan/pengalaman lebih manusia harus saling menghormati dan
sehingga apa yang dikatakannya adalah berbuat baik sekalipun beda keyakinan
benar, patut jadi rujukan. Secara sintaksis, (scene 00.24.38-00.25.00).Mihardjo : “Bu
kalimat kata “simbah” menyampaikan Harjo dan keluarganya itu le, punya keyakinan
maksud komunikator, menunjukkan Jokowi berbeda dengan kita. Rak popo to?” (Jokowi
orang yang penuh perhitungan, melakukan mengangguk). “Tuhan juga menciptakan
sesuatu dengan dasar, tidak asal. manusia yang berbeda-beda tapi tetap satu
keturunan, ya Nabi Adam. Tapi biarpun kita
2. Menghargai pluralisme. berbeda, tetap harus saling menghormati dan
Jokowi dikonstruksikan sebagai sosok berbuat baik, ya!.” (Jokowi mengangguk
yang mampu menghargai pluralisme atau lagi tanda mengerti perkataan bapaknya).
perbedaan. Pengalaman hidup tinggal Nasehat di atas, secara semantik
dengan orang-orang berbeda latar belakang sekaligus menjadi latar atau penjelas
agama, suku, dan sosial menjadi dasar maksud ingin disampaikan komunikator
konstruksi bahwa ia tak akan terpicu dan mengenai pandangannya terhadap
akan mampu menyelesaikan persoalan- perbedaan dalam hidup. Pemilihan
persoalan berbungkus suku, agama, ras kata dan kalimat makin memperjelas
dan antargolongan (SARA). Konstruksi pemaknaan. Tehnik pengambilan
itu terlihat dari analisis tematik terhadap gambar secara dekat (close-up) terhadap
scene-scene ditampilkan, sintaksis, dan Jokowi kecil yang mengangguk-angguk
stilistik serta elemen detil yang semuanya mendengarkan penjelasannya bapaknya,
memposisikan sosok Jokowi di posisi lebih merupakan elemen grafis untuk
serta melemahkan sosok lainnya. menonjolkan betapa pentingnya bagian
Jokowi dan keluarganya tinggal, ini. Jokowi yang masih kecilpun, sudah
bergaul dan bersahabat dengan keluarga paham cara menyikapi perbedaan.
beda agama. Jokowi lahir dengan agama Jokowi yang mampu menghargai
Islam namun ia dan keluarganya tinggal pluralisme juga dikonstruksikan lewat
di rumah sewa yang pemiliknya beragama scene ia tinggal di lingkungan sosial kurang
Katholik. Di dalam rumah terpajang baik, masyarakat judi sabung ayam. Jokowi
representasi Yesus Kristus di atas kayu dan keluarganya tidak terpengaruh.
salib (scene 00.23.47-00.24.14). Secara Ia tetap rajin mengaji, bapaknya tidak
semantik, scene ini menampilkan pesan/ ikut-ikutan berjudi, dan ibunya terus
maksud bahwa bagi Jokowi, perbedaan menasehatinya untuk rajin beribadah
tidak harus dan bukan menjadi masalah. (scene 00.25.00-00.25.30). Sub tema dalam
Hal itu diskemakan dengan adegan scene ini dapat dilihat dari aspek semantik
dimana Jokowi mampu bergaul dan dan penggunaan detil. Kalimat-kalimat
dalam dialog menggunakan koherensi
24 Nursam Windarti, Kamus Basa Jawa, Pustaka pembeda yang semuanya menonjolkan
Widyatama, Yogyakarta, 2012, hal 199.

138 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

sosok Jokowi pada citra positif dengan Rukun adalah salah satu kaidah
melemahkan sosok/pemeran lainnya. dasar kehidupan orang Jawa yang selalu
Scene mengkonstruksikan Jokowi dijaga agar tidak terjadi konflik. Dengan
dan keluarganya taat terhadap agama bertindak rukun, orang Jawa dikatakan
sementara lainnya tidak, sebab tidak egois. Mampu berbaur dengan orang
melakukan perbuatan dilarang agama. lain termasuk salah satu upaya menjaga
Scene menonjolkan sosok Jokowi dalam kerukunan. Dalam Jawa dikenal istilah
citra positif dengan cara melemahkan “durung jawani, ora njawani” menujuk
sosok lainnya seperti Jokowi berwudhu, arti tidak paham sehingga berlaku
mengenaikan peci, teriakan suara ibunya, layaknya orang tidak dewasa. Orang yang
“Joko, jangan lupa mengaji!,” dan bagaimana demikian dalam sebutan ekstrim bisa
ia lari menerobos kerumunan sabung disebut “durung dadi uwong” (belum
ayam menonjolkan sosok Jokowi yang taat jadi manusia) atau “kaya kewan” (seperti
di tengah kurang kuatnya kontrol agama hewan).26 Istilah itu juga dapat digunakan
di lingkungan sekitar ia hidup. Koherensi untuk menyebut orang Jawa yang tidak
pembeda pembeda ini dikuatkan dengan mampu menyelaraskan hidupnya dengan
adegan riak riuh para peserta sabung orang lain.
ayam “Ayo..ayo..ayo”, menimbulkan Masyarakat Jawa adalah orang-orang
makna kontras dengan apa dilakukan yang mengutamakan kebersamaan dan
Jokowi sehingga menimbulkan efek positif keselarasan. Dari sini jelas bahwa mereka
bagi Jokowi dan negatif bagi lingkungan yang tidak mampu menyelaraskan diri
di sekelilingnya. Islam melarang umatnya dengan lingkungannya, tidak akan
berjudi termuat dalam QS Al-Maidah : 90. mungkin mendapatkan simpati sehingga
Konstruksi citra ini ditampilkan pula tidak akan mungkin dipilih menjadi
dalam scene Jokowi kuliah di Yogyakarta, seorang pemimpin. Seorang pemimpin
hidup di tengah masyarakat dari berbagai harus mampu mengampu masalah
latar belakang berbeda. Selama tinggal perbedaan hingga tercipta ketertiban.
di kos, ia berbagi kamar dengan seorang Pemimpin yang demikian dinilai mampu
warga keturunan Batak (ditampilkan memberikan perlindungan terhadap
lewat logat bicara (scene 01.09.10). Sub anggotanya. Namun tidak semua pemimin
tema ini mewacanakan sosok Jokowi mampu melakukan hal itu. Idiologi
yang bakal mampu menjaga kerukunan kepemimpinan Jawa menyebarkan mitos
di tengah-tengah banyaknya perbedaan di bahwa hanya pemimpin yang memiliki
masyarakat. wahyulah yang mampu menciptakan
perlindungan dan ketertiban bagi
Rukun adalah keadaan ideal yang
masyarakatnya. Niels Mulder menjelaskan
diharapkan dapat dipertahankan dalam
keterkaitan wahyu dengan keyakinan di
semua hubungan sosial, tak hanya dalam
Jawa.27
keluarga namun juga masyarakat, dimana
semua pihak dalam keadaan damai Bahwa kemampuan dalam
satu sama lain, saling menerima, saling melindungi masyarakat merupakan
kerjasama dalam suanasa tenang dan turunan perlindungan dari atas, perlindung
sepakat.25 yang lebih tinggi, sumber yang dianggap
memegang perlindungan paling akhir
25 Frans Magnis Suseno, Etika Jawa : Sebuah Analisa
Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, Gramedia 26 Ibid, hal 158.
Pustaka, Jakarta, 1996, hal. 39. 27 Niels Mulder, Op.Cit, hal.46.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 139


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

(Tuhan). Pemimpin, keselarasan, ketertib- Sementara sholat sunah sebagai ibadah


an adalah satu paket. Dari sini kita dapat tambahan ada banyak macamnya namun
membaca maksud komunikator meng- yang umum dilakukan adalah sholat
konstruksikan Jokowi sebagai sosok yang tahajud sebagaimana termuat dalam QS Al
mampu menghargai perbedaan. Dengan Isro’ : 79. Sebagai sosok yang taat agama,
adanya rasa saling menghormati, ketertiban Jokowi juga dikonstruksikan tidak minum-
maupun kerukunan hidup dapat tercipta. minuman keras dan bergaul dengan
Kemampuan ini, tak hanya datang begitu orang baik (scene 01.00.00-01.00.36) :“Aku
saja kepada Jokowi namun berkat terpilih ndak mabuk-mabukan buk, aku ndak bergaul
sebagai penerima “wahyu”. Bahwa tanda- dengan orang-orang nggak genah. Aku nggak
tanda kekuasaan, sudah ia miliki. mau ngecewain ibuk,” kata Jokowi kepada
ibunya yang menangis karena berpikir
3. Penganut agama yang baik Jokowi telah salah pergaulan.
Konstruksi Jokowi adalah sosok Scene-scene di atas mengangkat tema
dengan ibadah baik, dilakukan dengan jokowi sebagai sosok yang menjalankan
menyodorkan scene Jokowi pandai syariat agama Islam dengan baik.
mengaji, melakukan sholat malam. Mempelajari Al-quran, sembahyang, tidak
Analisis pada struktur mikro dan makro berjudi dan minum-minuman keras adalah
teks menunjukkan penonjolan-penonjolan perintah sebagaimana tercantum dalam
pada karakter Jokowi dan pelemahan pada kitab suci orang Islam, Al-Quran, khususnya
karakter lain. Al Maidah ayat 90. Ibadah yang dilakukan
Scene 00.27.02 menampilkan kemampu- Jokowi sebagaimana ditunjukkan dalam
an Jokowi membaca kitab suci disusul scene-scene di atas mencitrakan karakter
pemilihan dialog, “Bagaimana tadi? Bisa, orang beriman. Berbicara soal Islam selalu
mengajinya?” tanya salah satu teman. “He akan dikaitkan dengan masalah iman. Hitam
eh, bisa ngaji, gampang”. Jawab Jokowi. putih keislaman seseorang selalu diukur
Gampang dalam bahasa Jawa berarti mudah. dari kadar keimanannya, yaitu sejauh mana
Secara leksikon, kata ini digunakan untuk orang tersebut mematuhi segenap perintah
memperkuat makna Jokowi adalah pintar Tuhan-Nya dan meninggalkan larangan-
juga taat agama. Membaca kitab suci adalah Nya.28 Sepak terjang seseorang yang
salah satu kewajibanorang Islamdantaranya mencerminkan kesempurnaan iman adalah
diperintahkan dalam QS Al-Alaq :1- 4 dan bila ia mampu mempraktikkan seluruh
QS Al A’rof : 157. cabang iman dalam kehidupannya. Iman
adalah percaya yangmana dalam ajaran
Selain mampu mengaji, seorang
Islam, merujuk kepercayaan terhadap
muslim yang baik juga dikonstruksikan
enam hal. Cabang Iman merujuk pada
lewat scene dimana Jokowi juga melakukan
hadits, ada 60 diantaranya memuliakan Al-
sholat malam, meskipun hanya ada satu
Quran, mendirikan sholat, memelihara diri
adegan, yakni saat ia tinggal di kos saat
dari makan dan minum yang diharamkan,
masih kuliah di Universitas Gajah Mada
berbakti kepada orangtua, dan dermawan.29
Yogyakarta (scene 01.11.42). Sembahyang
Rujukan di atas mengungkap maksud
adalah hal wajib termuat dalam QS 4
komunikator tentang bagaimana Jokowi
An Nisaa’ : 103. Islam juga mengajarkan
dicitrakan dari sudut pandang agama.
umatnya untuk menuaikan sholat sunat
sebagai ibadah tambahan sebagaimana
termuat dalam QS Al Baqarah : 153. 28 Syamsul Rijal Hamid, ibid., hal.36.
29 Ibid, hal.40-52.

140 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

4. Jujur, tidak tergiur suap, dan pemberani hanyut salah seorang nenek yang sedang
Jokowi sosok yang jujur, tidak tergiur mencuci pakaian di pinggir sungai (scene
suap dikonstruksikan dalam scene 00.27.15- 00.38.00-00.38.20). Secara sintaksis, scene
00.28.26. Jokowi dihadang di jalan dan ini menggunakan koherensi pembeda
diminta tutup mulut agar tidak melapor dengan melemahkan sosok lain disertai
ke guru bilaada anak bolos mengaji. Untuk detil berupa tidak adanya orang lain yang
tutup mulut, Jokowi diberi uang namun peduli terhadap teriakan simbok pemilik
menolak. Jumlah uang ditambah, Jokowi baju hanyut. Scene 00.39.03-00.39.25 juga
tetap menolak. Jokowi lebih memilih mencitrakan sosok pemberani. Jokowi kecil
menerima dihajar akibat menolak suap berteriak lantang, melawan petugas Satpol
serta menerima amarah dari ayahnya PP yang tengah menggusur rumahnya.
karena dianggap berkelahi.“Ini.” Kata Semua scene saling menguatkan satu sama
seorang anak lelaki berbalut kain sarung lain, mendukung dengan cara memperkuat
layaknya kostum ninja, menyodorkan karakter positif pada diri Jokowi.
satu koin uang logam ke Jokowi. “Buat apa
itu?” tanya Jokowi. “Jangan bilang ke pak 5. Sayang, peduli keluarga, berbakti
ustad kalau kami kabur!”. “Maaf kalau seperti kepada orangtua, suka menolong,
ini aku ndak bisa terima”. Timpal Jokowi. dermawan, rendah hati, memanusiakan
“Kurang?” “Huh sudah miskin sombong.” sesama, bakat, takdir pemimpin
Kata temannya yang lain. “Nih aku tambahin Jokowi sepertinya memang sudah
buat jajan” kata anak pemberi uang tadi. lahir dengan takdir sebagai pemimpin.
“Maaf tapi aku tetap ndak bisa nerima” jawab Tema ini dikonstruksikan melalui
Jokowi lagi. Sesaat kemudian Jokowi banyaknya penggunaan praanggapan
dihajar karena menolak. yang dipakai komunikator untuk
Scene ini baik secara tematik, skematik, memperjelas maksud diutarakan. Kalimat-
maupun stilistik, mengkonstruksikan citra kalimat dalam setiap scene mengutarakan
Jokowi sebagai sosok pemberani dengan tema secara jelas yangmana didukung
melemahkan sosok yang lain. Ditampilkan, pula oleh penggunaan latar dan elemen
ia dihadang anak berkostum ala ninja, retoris sebagai penegas. Sub tema ini
saat itu sejumlah temannya membalikkan digambarkan secara jelas lewat skema
langkah pertanda takut namun tidak bagi cerita dijalankan yang dari awal dari
Jokowi. Ia menghadapi masalah di depan akhir, hampir semuanya menggunakan
matanya. Analisis semantik menunjukkan asumsi-asumsi berupa keyakinan maupun
maksud yang jelas atau tersurat, ungkapan yang menunjukkan bahwa
penggambaran Jokowi yang anti suap dan ia memang ada bakat (takdir) menjadi
pemberani. Secara sintaksis kalimat dipilih seorang pemimpin. Cerita dibangun
menunjukkan Jokowi sosok antisuap. Scene dengan cara menggiring asumsi bahwa ia
ini juga menggunakan koherensi pembeda nantinya bakal menjadi orang besar.
dengan menunjukkan makna berkebalikan Scene awal bagian dari pembuka film
antara keputusan dipilih Jokowi dengan 00.05.45-00.00.06.28 : Mihardjo menimang
apa dilakukan temannya yakni membolos, anaknya yang baru lahir. Mihardjo : “Tak
menyuap, dan takut menghadapi musuh. ting tung ting tung. Anak bapak besok gedhe
Tema pemberani dikonstruksikan jadi apa? Tukang kayu kayak bapak.”Kakek
juga lewat scene Jokowi menceburkan diri : “Wo..ra maju”. Mihardjo : Lha mau jadi
ke dalam arus sungai, mengambilkan baju apa to pak? Bapaknya saja tukang kayu, yo le

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 141


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

yo?,”Kakek : Kalau kamu mendoakan anakmu macem macem permintaannya. Dari permintaan
itu jangan asal-asalan. Besok besar jadi yang buanyak dan bermacem macem itu, tukang
petinggi. Jadi orang yang bikin dunia makmur, soto tetap melayani. Nanti kalau kamu di tengah-
jadi panutan orang banyak, gitu.” tengah masyarakat, ketemu orang dari berbagai
Ucapan kakek Joko yang menanggapi jenis mereka juga akan punya keinginan dan
omongan Mihardjo di atas setidaknya permintaan yang muacem macem. Banyak
menggambarkan bahwa Jokowi tidak permintaan, banyak keinginan tapi kamu tetap
hanya diinginkan hidup sebagai orang harus melayani. Tapi sebenarnya le, kamu yang
biasa namun orang besar, seorang petinggi, menjadi panutan mereka. Ada peribahasa ngluruk
dalam hal ini menjadi top leader. Analisis tanpa bala, menang tanpa ngasorake. Bagaimana
pada tataran mikro berupa pemilihan kata memenangkan sesuatu tanpa membuat musuh
dan kalimat dipakai dalam narasi film yang dikalahkan itu merasa kalah ataupun
juga menguatkan hal itu seperti elemen direndahkan.”
sintaksis dan stilistik yang ditunjukkan Scene-scene di atas, ucapan Mihardjo
dalam pemilihan kata “petinggi”, “jadi kepada anaknya menunjukkan ada pesan
orang yang bikin dunia makmur”, bagaimana bila Jokowi nantinya menjadi
serta “panutan orang banyak.” Kata seorang pemimpin di masyarakat. Skema
“jadi orang yang bikin dunia makmur” ini didukung dengan pemilihan kata
mengindikasikan bahwa Jokowi tak hanya yakni “melayani”, “panutan”, “orang
cukup diharapkan menjadi pemimpin yang besar”. Elemen leksikon ini begitu jelas
menjadi panutan orang banyak namun menunjukkan maksud dari komunikator
juga memenuhi aspirasi, keinginan dan tentang bagaimana Jokowi seolah sudah
kebutuhan warga dipimpinnya. Pemilihan dipersiapkan dengan sangat matang
kata “dunia” menunjukkan bahwa Jokowi berbekal pesan-pesan baik dari orangtuanya
diharapkan tak hanya menjadi petinggi di bila nanti menjadi seorang pemimpin di
tataran rendah atau sedang namun menjadi negeri ini. Bahwa pemimpin selain sebagai
top leader atau pemimpin dengan karir panutan juga seorang pelayan masyarakat.
tertinggi, semisal di tingkatan pemerintah Hal ini diperkuat dengan penggunaan
kota, tentu tak hanya menjadi lurah namun metafora dalam istilah Jawa “ ngluruk
walikota, dalam tataran tingkatan lebih tanpa bala, menang tanpa ngasorake”. Sebuah
tinggi tentunya menjadi gubernur hingga peribahasa Jawa yang selalu erat kaitannya
dan berakhir menjadi seorang presiden. dengan cara orang Jawa menghadapi atau
Adanya asumsi atau praanggapan menundukkan lawan dengan cara-cara
bahwa Jokowi akan menjadi orang besar persuasif, dengan memberikan contoh
juga dapat dilihat pada scene 32.15-34.36. sebagai sosok kesatria, bertanggung jawab
Jokowi dinasehati kakeknya. Sambil dan tidak menghinakan lawan.30 Elemen
memegang wayang : Le ini sapa? Raden praanggapan “Nanti kalau kamu di tengah-
Werkudara dia ini satria yang gagah besar tengah masyarakat” makin memperjelas
lurus hatinya. . Nah itu le kamu sudah belajar makna teks mengenai kepemimpinan.
dari pengalaman (Joko mengangguk tanda Skema cerita pada bagian akhir makin
paham)…Le kamu besok bisa jadi orang besar. menunjukkan dengan jelas mengenai tema
Simbah bisa merasakan itu.” bahwa Jokowi adalah sosok yang layak
menjadi seorang pemimpin. Scene 01.44.00
Scene 01.07.07-01.09.07 : Mihardjo dan
Jokowi makan soto. Mihardjo: “Kamu harus
nirun tukang soto itu. Yang datang ke sini 30 RMP Sosrokartono, Ilmu dan Laku, Citra Jaya
Murti, Surabaya, 1988, hal. 91.

142 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

-01.45.10 menampilkan latar berupa kecil yang melihat dari perawakan belum
flashback di masa lalu Jokowi bersama ada usia 6 tahun tadi juga turut menangis
sang ayah, setelah bapaknya meninggal. tanda lega bahagia. Adegan menghadirkan
Tergiang ucapan bapaknya “Setiap orang anak kecil dalam moment ini secara detil
lahir dengan takdirnya sendiri. Dengan sebenarnya sangat berlebihan sebab tak
sebisanya bapak dan ibu membesarkan kamu. ada relevansinya dengan kemenangan
Tapi takdir itu ada di tangan kamu sendiri. Jokowi sebagai Gubernur. Secara logika,
Waktu bapak memberimu nama Joko Widodo, anak-anak belum memiliki keterkaitan
bapak berharapkamu akan jadi lelaki yang emosi maupun referensi tentang pemimpin
selamat dunia dan akhirat. Itu hanya nama idola, kecuali memang ada keterkaitan
sederhana, kamu sendiri yang bisa membuat keluarga. Namun adegan ini dimasukkan
nama sederhana itu menjadi berharga.”. untuk menguatkan maksud komunikator
Film ini banyak menggunakan bahwa Jokowi adalah pemimpin yang
kata bijak sebagai latar atau penjelas sangat didamba dan dinanti, impian rakyat
yang membentuk pribadi Jokowi. Latar bahwa hingga seorang anak kecil yang
disusul dengan skema cerita pelantikan biasanya belum paham apa-apa, turut
Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta sangat menginginkan kemenangannya.
sebagai klimaks atau puncak cerita Maksud ini diperkuat dengan situasi
dimana pelantikan itu disaksikan seluruh seluruh pasar yang “mati” demi menonton
pedagang Pasar Gede Solo. Tak hanya prosesi pelantikan Jokowi sebagai
tua dan dewasa, anak-anak pun sangat Gubernur DKI. Bagaimana para pedagang
antusias menyaksikan prosesi ini. Scene meninggalkan seluruh dagangan tanpa ada
ini juga diperlihatkan dengan sangat detil pengamanan sama sekali seperti menutupi
untuk menunjukkan maksud dan makna dengan lembar plastik atau upaya lainnya,
dari komunikator tentang sosok Jokowi demi untuk menonton acara pelantikan
yang begitu berharga di mata masyarakat, Jokowi di televisi, menunjukkan bahwa
dielu-elukan, diimpi dan didamba momen itu jauh lebih penting dari apapun.
masyarakat. Bahwa kemenangannya Kehilangan barang dagangan tidak ada
adalah kemenangan rakyat. Elemen detil artinya dibanding tidak dapat menyaksikan
dimulai dari seorang anak laki-laki kecil walikota mereka yang dulu, kini berhasil
sekitar usia enam tahun berlari menuju di karir politik yang lebih tinggi. Shot-shot
pasar dengan sangat tergesa. Seluruh wanita tua bakul pasar, aktivitas kerokan
lorong pasar diperlihatkan “mati”. Barang- sambil nonton TV menunjukkan maksud
barang dagangan ditinggalkan begitu saja komunikator bahwa Jokowi adalah
oleh pedagang seolah tak lagi penting bagi representasi rakyat kecil sehingga otomatis
mereka. Kemanakah mereka? Ternyata akan memperhatikan nasib mereka. Detil
mereka semua berkumpul di salah satu diberikan sangat banyak yakni model
sudut pasar, bersama menyaksikan siaran televisi yang dibuat dua layar
pelantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI memperlihatkan pelantikan Jokowi dan
melalui televisi tabung kecil. Tua, muda, kerumunan warga di luar gedung pelantikan,
anak-anak bersama menyaksikan prosesi menandakan antusias dan kebahagiaan
ini. Begitu pelantikan selesai semua mereka. Seperti sorak sorai, poster-poster
bertepuk tangan, tertawa dan menangis. tulisan “Jakarta Bersatu” dan masyarakat
Tak hanya orang dewasa yang menangis membawa berbagai simbol kebahagiaan
tanda bahagia akan keberhasilan Jokowi seperti simbol cinta berbentuk hati (love)
dalam pemilihan Gubernur DKI, anak (scene 01.45.11-01.46.35). Lambang cinta,

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 143


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

air mata, tawa, tepuk tangan, kerumunan Black, Jay; Whitney, Frederick C., 1998.
massa, menunjukkan betapa Jokowi adalah Introduction to Mass Communication.
pemimpin idaman yang dapat menyatukan USA : Brown Publishers.
seluruh masyarakat. Budi Suseno, Dharmawan. 2009. Wayang
Kebatinan Islam. Bantul : Kreasi Kencana.
6. Berkeinginan maju, pekerja keras, tak
De Fleur, Melvin. 1989. Theories of Mass
mudah menyerah, mencintai budaya
Communication, 5th edition, London :
asli, setia, idak terlibat organisasi Longman
terlarang.
Eriyanto. 2011. Analisis Wacana : Pengantar
Jokowi pantas menjadi seorang Analisis Teks Media . Jakarta : Kencana
pemimpin di negeri ini salah satunya Prenada Media Group.
dikonstruksi lewat citra politiknya
Fachruddin, Andi. 2012. Produksi Televisi.
yang bersih, tidak terlibat organisasi
Jakarta : Kencana Prenada Media
terlarang terutama Partai Komunis
Group.
Indonesia (PKI). Hal ini dapat dilihat
pada scene00.20.00-00.20.47. Jokowi dan Garret, Peter; Bell, Allan. 1998. Media
bapaknya tidak ditangkap aparat karena Discourse : A Critical Overview . Oxford:
Blackwell Publishers.
tidak tercatat dalam jaringan partai
bersimbol palu arit itu. Meski hanya Hamid, Syamsul Rijal. 2008. Buku Pintar
disajikan dalam hitungan kurang dari satu Agama Islam. Bogor : Cahaya Salam.
menit, sekilas, tidak ada keterkaitan dengan Hikam AS. 1996. Bahasa dan Politik (Yudi
jalannya cerita secara keseluruhan, scene Latif dan Idy Subandy Ibrahim, ed),
yang menyatakan jika Jokowi dan seluruh Bahasa dan Kekuasaan : Politik Wacana
keluarganya tidak terlibat partai komunis di Panggung Orba. Bandung: Mizan.
ini sangat penting untuk dihadirkan Magnis Suseno, Frans. 1996. Etika Jawa
sebagai bukti atau jaminan bahwa Jokowi : Sebuah Analisa Falsafi tentang
tidak pernah memiliki persoalan hukum Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta :
dan politik. Citra tidak terlibat PKI penting Gramedia Pustaka.
dilakukan untuk mendapatkan dukungan
----------. 2001. Etika Politik. Jakarta :
sosial serta politik yang luas. Gramedia Pustaka Utama.

Daftar Pustaka Mufti, Muslim. 2012.Teori-Teori Politik.


Bandung : Pustaka Setia.
Agung Wasesa, Silih. 2011. Political
Branding and Public Relations. Jakarta : Mc Quail, Denis. 2011. Teori Komunikasi
Gramedia Pustaka Utama. Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Ed. 6.
Amir, Marfi. 1999. Etika Komunikasi Massa
dalam Pandangan Islam. Jakarta : Logos. Niels Mulder. 1984. Kebatinan dan Hidup
Sehari-hari Orang Jawa. Jakarta : PT
Antlov, Hans; Cederroth, Sven. 2001. Gramedia Pustaka.
Kepemimpinan Jawa : Perintah Halus,
Pemerintahan Otoriter. Jakarta : ----------.1996. Kepribadian Jawa dan
Yayasan Obor Indonesia. Pembangunan Nasional.Yogyakarta :
UGM Press.
Arifin, Ahmad. 2006. Pencitraan dalam
Politik. Jakarta : Pustaka Indonesia. Nimmo, Dan. 2000. Komunikasi Politik
: Khalayak dan Efek. Bandung :
AW, Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Rosdakarya.
Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

144 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

Pawito. 2009. Komunikasi Politik, Media


Massa dan Kampanye Pemilihan.
Yogyakarta : Jalasutra.
Prasetyawan, Wahyu, “Image Construction
in Politics : Political Adverstiment in
2009 Indonesian Election”, Journal of
Issaes in Asia vol 27 no 2, 2012, hal 310.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media : Suatu
Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik dan Framing.
Bandung: Rosdakarya.
Sosrokartono, RMP.1988. Ilmu dan Laku.
Surabaya : Citra Jaya Murti.
Tubbs, Steward L.; Moss, Sylvia. 2001.
Human Communication (edisi terj.
Deddy Mulyana dan Gembirasari).
Bandung : Rosdakarya.
Windarti, Nursam. 2012. Kamus Basa Jawa.
Yogyakarta : Pustaka Widyatama.
Hamad, Ibnu. “Perkembangan Analisis
Wacana dalam Ilmu Komunikasi:
Sebuah Telaah Ringkas”, http://syariat-
tharikat-hakikat.blogspot.com/2008/04/
perkembangan-analisis-wacana-dalam-
ilmu.html, akses 1 Juli 2014.
www.mpr.go.id, tentang Ketetapan MPR RI
No I/MPR/2003 tentang Pembubaran
dan Pelarangan Komunis, akses 10
Juli 2014, pkl 16.15 wib.
www.mahkamahkonstitusi.go.id., akses 10
Juli 2014 pkl 16.15 wib.
www.kompas.com, “Tak ada Izin, Jokowi
Keberatan Film Jokowi”, Rabu 22 Mei
2013 pkl 16.37 wib.
www.merdeka.com, “Film Jokowi jadi Media
Kampanye Pilpres”, Senin 9 Juni 2014
Pkl 18.57 wib.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 145


Erwin Kartinawati. Film dan Konstruksi ...

146 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 147-158

Wacana Revitalisasi Pancasila di Media


(Studi Analisis Framing Pemberitaan tentang
Revitalisasi Pancasila di Harian Kompas Tahun 2013)

Sri Herwindya Baskara Wijaya


Mursito BM
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
This research attempts to examine more deeply about the revitalization of Pancasila
discourse in the media. The mass media were selected as the study sample was Compass.
Compass chosen, as well as national level newspapers, also considering the related daily
known as the largest newspaper in Indonesia, even in Southeast Asia and intense in
publishing views about the Indonesian nationality. Chosen period of the year 2013 in view
of the many prominent discourse about the revitalization of Pancasila. This research is
qualitative communication research. Qualitative communication research. This study used
the method of framing analysis Entman models.
This paper find as many as 20 news related to the revitalization of Pancasila discourse in
the media (newspaper Kompas) during the year 2013. A total of 17 news live news manifold
(straight news) and 3 manifold news news story (news feature). Almost all objects always
mempertautkan news discourse discourse Pancasila Pancasila Four Pillars Nationality,
1945, the Republic of Indonesia (NKRI) and Unity in Diversity. This means framing
Compass assume that Pancasila with Four Pillars of Nationality as a separate entity not.
Compass looked Pancasila as an ideal value system for Indonesia. Indonesia has a
diversity of cultures, customs, religion, creed, tribe, nation, and tradition, so it requires an
order of values that can overshadow all that diversity. Pancasila is also regarded as the
order derived from the Indonesian character, so that its implementation would be easy. All
you need do now is to demonstrate that the values of Pancasila now starting to decline from
the discovery of evidence of abuse. And promote the importance of the implementation of
Pancasila in the life of the state.
In addition to socializing, studying history is also an important part in understanding the
importance of the implementation of Pancasila for Indonesia. Pancasila were born from
the womb of mother earth to be a factor why the values contained in Pancasila so down
to earth. So, not an impossible thing that Pancasila can be implemented in the country of
Indonesia.
Key words: revitalization of Pancasila, framing analysis, mass media

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 147


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

Pendahuluan dan nuansa budaya mereka. Pancasila


Bangsa Indonesia sejak terbentuknya sebagai perjanjian solidaritas bangsa
tahun 1945 bisa dikatakan belum sesuai Indonesia lintas kelompok, golongan dan
harapan dan cita-cita para pendiri bangsa umat.2
ini yaitu tercapainya Indonesia yang Penelitian ini menelaah lebih dalam
bermartabat, adil dan makmur. Malah yang soal wacana revitalisasi Pancasila di media
terjadi saat ini Indonesia justru terpuruk massa. Adapun media massa yang dipilih
dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak sebagai sampel penelitian adalah Kompas
pihak menilai ragam permasalahan yang dan Republika tahun 2013. Dipilihnya
merundung Indonesia saat ini dikarenakan Kompas dan Republika, selain sebagai
bangsa Indonesia telah meninggalkan jati koran level nasional, juga mengingat harian
dirinya sebagai bangsa Indonesia. Jati diri itu terkait dikenal sebagai koran yang intens
sebenarnya tercermin dari ideologi bangsa menyuarakan pandangan soal kebangsaan.
ini yaitu Pancasila. Pancasila digali oleh Ir Dipilihnya periode tahun 2013 mengingat
Soekarno dari karakter-karakter dasar bangsa tahun tersebut banyak mengemuka wacana
Indonesia sendiri seperti berketuhanan, soal revitalisasi Pancasila terutama saat
gotong royong, ramah, saling menghormati, program empat pilar kehidupan berbangsa
toleransi, dan lain-lain. dan bernegara digeliatkan kembali oleh
Sebagaimana disampaikan Rikard Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Bagun bahwa sampai sekarang belum Isu tentang revitalisasi Pancasila adalah
terlihat jelas upaya mewujudkan nilai sila- bagian dari isu program Empat Pilar
sila Pancasila secara sungguh-sungguh. Kebangsaan yang dipopulerkan oleh
Tidak pernah sepenuh hati dilaksanakan mantan Ketua MPR, Taufik Kiemas. Empat
secara konkret. Upaya perwujudan Pilar Kebangsaan meliputi Pancasila, UUD
nilai-nilai Pancasila selama ini terkesan 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
setengah hati. Tidak banyak yang peduli (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
jika Pancasila diganggu oleh ideologi lain. Peneliti sendiri pernah meriset soal
Lemahnya dukungan juga terlihat pada nilai-nilai Pancasila seperti pada novel
wacana tentang Pancasila yang cenderung “Habibie dan Ainun” tahun 2012. Hasil
melemah. penelitian dirinya menunjukkan bahwa
Dalam kerangka itulah, penggalian terdapat sejumlah nilai-nilai Pancasila
kembali nilai-nilai luhur Pancasila sebagai implementasi dari pendidikan
dengan mempertimbangkan rasionalitas karakter bangsa yang diwacanakan mantan
dan aktualisasinya dalam mengatasi Presiden BJ. Habibie lewat novel tersebut
masalah kekinian adalah cara tepat untuk yakni religius, disiplin, jujur, toleransi,
mentransformasikan ketakutan menjadi kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
harapan.1 Sebagaimana dikatakan Frans rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai
Magnis Suseno bahwa Pancasila sebagai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar
janji dan komitmen tegas seluruh bangsa membaca, peduli lingkungan, peduli
kepada segenap warganya bahwa tak ada sosial, bertanggung jawab.3 Peneliti juga
diskriminasi dan pembedaan apapun atas
nama suku, agama, ras, kedudukan sosial 2 Frans Magnis Suseno, John Rawls, Keadilan dan
Pancasila, dalam “Berebut Jiwa Bangsa Dialog,
Perdamaian dan Jiwa Bangsa”, (Jakarta: 2007),
1 Yudi Latif, Negara Paripurna Historisitas, hal. 76-77.
Rasionalitas dan Aktualitas Pancasila, (Jakarta: 3 Sri Herwindya Baskara Wijaya, (2012). Pendidikan
2011), hal. 614. Karakter Bangsa dalam Novel ( Studi tentang

148 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

melakukan riset tentang nilai-nilai Pancasila sangat penting atau perlu sekali. Pengertian
terkait wacana intoleransi beragama di melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa
Indonesia pada media lokal di Kota Solo berarti membangkitkan kembali vitalitas.
tahun 2012. Ditemukan bahwa sepanjang Jadi, revitalisasi secara umum adalah
tahun 2012 terjadi penyimpangan atas nilai- usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu
nilai Pancasila melalui terjadinya kekerasan menjadi penting dan perlu sekali.5
atas nama agama yakni kasus Syiah, kasus Revitalisasi Pancasila dapat diartikan
Ahmadiyah dan kasus Gereja Yasmin. 4 sebagai usaha mengembalikan Pancasila
Peneliti melihat belum ada penelitian kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman
yang khusus membahas mengenai bagi para penyelenggara pemerintahan.
revitalisasi Pancasila sebagai sebuah wacana Untuk merevitalisasi, maka Pancasila
publik di media massa berskala nasional. perlu diajarkan dalam kaitannya dengan
Padahal Pancasila diyakini sebagai ideologi pembuatan atau evaluasi atas kebijakan
terbaik bangsa di tengah kemerosotan di publik selain dibicarakan sebagai dasar
berbagai bidang kehidupan pada bangsa negara. Pancasila dapat dihidupkan
Indonesia dewasa ini. Terlebih lagi jika kembali sebagai nilai-nilai dasar yang
wacana revitalisasi Pancasila digaungkan memberi orientasi dalam pembuatan
oleh media massa berskala nasional kebijakan publik yang pro terhadap aspek-
sehingga diharapkan efek positifnya juga aspek agama, kemanusiaan, nasionalisme,
bersifat massif dan menyeluruh. demokrasi dan keadilan sebagaimana
yang termaktub dalam Pancasila.6
Rumusan Masalah Dalam proses revitalisasi tercakup
Bagaimana framing pemberitaan pengertian Pancasila sebagai ideologi
tentang revitalisasi Pancasila itu di Harian merupakan pangkal atau dasar berpikir,
Kompas tahun 2013? lalu ada prinsip-prinsip, kemudian ada
institusi-institusi yang menggerakkannya,
Tinjauan Pustaka dan terakhir ada ukuran-ukuran untuk
1. Revitalisasi Pancasila mengetahui apakah prinsip-prinsip itu
terwujud atau tidak. Prinsip-prinsip adalah
Revitalisasi menurut kamus besar
bagaimana sebagai ideologi Pancasila
Bahasa Indonesia mempunyai arti proses,
meningkatkan harkat dan martabat manusia,
cara dan perbuatan yang menghidupkan
bagaimana meningkatkan persatuan nasional
kembali suatu hal yang sebelumnya kurang
dan bagaimana menciptakan kesejahteraan
terberdaya. Sebenernya revitalisasi berarti
dalam keadilan sosial. Institusi-institusi apa
menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi
saja yang diperlukan untuk menegakkan
vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti
prinsip-prinsip itu.7
Mempertimbangkan posisi krusial
Pesan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Pancasila di atas, maka perlu dilakukan
Menggunakan Pendekatan Semiologi Komunikasi revitalisasi makna, peran, dan posisi
dalam Novel Nonfiksi “Habibie dan Ainun” karya B.J.
Habibie dan “Belahan Jiwa” karya Rosihan Anwar ). Pancasila bagi masa depan Indonesia
(Surakarta: Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS).
4 Ibid., (2013). Media Massa dan Intoleransi Beragama 5 Triwardana Mokoagow, dalam http://filsafat.
(Studi Kasus tentang Wacana Intoleransi Beragama kompasiana.com/2013/12/18/revitalisasi-
pada Surat Kabar lokal di Kota Surakarta Tahun pancasila-617631.html
2012). Surakarta: Prodi Ilmu Komunikasi FISIP 6 Ibid.
UNS. 7 Midian Sirait, dalam http://socio-politica.
com/2013/07/29/revitalisasi-pancasila-7/

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 149


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

sebagai negara modern. Perlunya revitalisasi 2. Surat Kabar


Pancasila karena didasari keyakinan bahwa Media massa dalam era global
Pancasila merupakan simpul nasional telah berhasil tidak saja kemampuannya
yang paling tepat bagi Indonesia yang menyatukan berbagai wilayah yang
majemuk. Rehabilitasi dan rejuvenasi terpisah tergabung dalam sebuah desa
Pancasila memerlukan keberanian moral raksasa bernama desa global melainkan
kepemimpinan nasional. Empat pemimpin juga membangun citra hidup global dengan
nasional pasca Soeharto sejak dari Presiden keberhasilan membangun ekonomi global.
B.J. Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, 10
Media massa menjadi medium yang
Presiden Megawati Soekarnoputri, sampai strategis dalam berbagai proses sosial,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, belum ekonomi dan politik bangsa.11
berhasil membawa Pancasila ke dalam
Media massa memainkan peran
wacana dan kesadaran publik. Ada kesan
signifikan di era global dewasa ini baik
traumatik untuk kembali membicarakan
sebagai penyebar informasi, pembentuk
Pancasila. Kini, sudah waktunya para
opini publik, penghibur masyarakat hingga
elite dan pemimpin nasional memberikan
pengawas jalannya kekuasaan (watchdog).
perhatian khusus kepada ideologi pemersatu
Surat kabar adalah salah satu jenis media
ini jika kita betul-betul peduli pada nation
massa yang ada saat ini. Dilihat dari jenisnya,
and character building dan integrasi bangsa
surat kabar termasuk jenis media massa cetak.
Indonesia.8
Selain surat kabar juga terdapat majalah,
Revitalisasi Pancasila semakin tabloid dan buletin. Selain media massa cetak
terasa penting kalau diingat kita tengah juga terdapat media massa elektronik yaitu
gigih menerapkan prinsip-prinsip “good televisi, radio dan internet. Peranan surat
governance”, dimana tiga aktor yaitu kabar atau koran sebagai media informasi
pemerintah (state), swasta (private sector) tidak diragukan lagi dalam konteks dewasa
dan masyarakat (civil society) harus ini. Surat kabar bersama televisi dan internet
bersinergi secara konstruktif mewujudkan saat ini menjadi media massa utama dalam
pemerintahan yang lebih baik. Antara memasifkan distribusi informasi ke berbagai
lain terwujud dalam bentuk pelayanan penjuru dunia. Setiap negara memiliki
publik (public services) yang optimal. industri-industri penerbitan koran dengan
Dalam kaitannya dengan ancaman atau jutaan jurnalis bekerja di dalamnya.
pengaruh globalisasi harus dihadapi
Dilihat dari bentuk fisiknya surat
dengan sikap mental dan karakter yang
kabar merupakan media analog (media
kuat sebagai jatidiri bangsa Indonesia.
cetak). Pada bentuk standar Koran
Akhirnya revitalisasi Pancasila menjadi
memiliki ukuran 8 dan 9 kolom ke
penting karena kita masih menghadapi
samping. Sedangkan pada bentuk baru,
ancaman disintegrasi nasional dengan
memiliki ukuran 6 dan 7 kolom. Surat
semangat separatisme dari Daerah yang
kabar merupakan teknologi dan media
merasa diperlakukan secara tidak adil oleh
Pemerintah Pusat.9
10 Andrik Purwasito, 2002 dalam Mahrus
M. Mahsun, Komodifikasi Global, dalam
“Komodifikasi Budaya dalam Media Massa”,
8 Kristiawan Hadisusanto, dalam http:// (Surakarta: 2005), hal. 186.
dhd45jateng.wordpress.com/2012/06/25/ 11 McQuail, 2000, dalam Widodo Muktiyo, Dinamika
revitalisasi-pancasila-sebagai-jati-diri-bangsa- Media Lokal dalam Mengkonstruksi Realitas Budaya
indonesia/ Lokal sebagai Sebuah Komoditas, (Surakarta: 2011),
9 Ibid. hal. 28.

150 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

yang sangat aktual. Surat kabar juga dan juga grafik. Kedua, terdapat empat
menyajikan berita dan informasi yang bagian besar dengan bagian analisis
singkat, padat dan jelas. Surat kabar masing-masing sehingga lebih lengkap
hanya dapat dinikmati secara visual, yaitu dan sangat membentuk mulai dari proses
menggunakan satu indera, penglihatan. pembentukan kategorisasi sampai tahap
Ini menjadikan surat kabar sebagai hot analisis.14
media dan tidak multitafsir. Surat kabar Teknik analisis dalam penelitian
pun merupakan media yang praktis dan ini menggunakan interactive model yang
portabel.12 dikemukakan oleh Miles dan Huberman.15
Era reformasi adalah era kebebasan Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri
pers. Presiden ketiga Indonesia, dari tiga komponen: reduksi data,
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, penyajian data, dan penarikan serta
membubarkan Departemen Penerangan, pengujian kesimpulan.
biang pembatasan pers pada orde baru Jenis penelitian ini adalah penelitian
yang dipimpin Harmoko. Surat kabar komunikasi kualitatif. Penelitian
dan majalah kemudian dibiarkan tumbuh komunikasi kualitatif dimaksudkan untuk
dan menjamur, begitu juga media-media memberikan gambaran mengenai gejala-
lainnya: televisi dan radio. Tanpa tekanan; gejala atau realitas-realitas agar dapat
tanpa batasan. “Informasi adalah urusan memberikan pemahaman (understanding,
masyarakat,” kata Gus Dur. Kebebasan verstehen) mengenai gejala atau realita.16
ini kemudian melahirkan raksasa-raksasa Dipilihnya jenis penelitian ini mengingat
media. Disebut raksasa karena hampir riset yang dilakukan adalah riset wacana
semua lini media digeluti: surat kabar, dimana termasuk dalam studi kualitatif.
majalah, televisi, radio, dan website (surat
Sumber data penelitian ini adalah
kabar digital). Mereka adalah Kompas
berita-berita tentang wacana revitalisasi
(Jacoeb Oetama), Jawa Pos (Dahlan Iskan),
Pancasila pada Harian Kompas
Media Indonesia (Surya Paloh), Media
selama tahun 2013. Untuk melengkapi
Nusantara Citra (Hary Tanusoedibjo),
kesempurnaan data, peneliti juga akan
dan Tempo (Goenawan Mohamad). Luar
menggunakan metode wawancara
biasanya, media mereka sampai ke daerah-
dengan sejumlah responden yang ahli soal
daerah di seluruh Indonesia.13
Pancasila, kebangsaan dan media massa.
Dipilihnya Kompas, selain sebagai koran
Metodologi Penelitian
level nasional, juga mengingat harian
Penelitian ini memakai metode analisis terkait dikenal sebagai koran terbesar
framing model Zhongdan Pan dan Gerald
M. Kosicki karena memiliki dua kelebihan
dibanding analisis framing yang lain. 14 Eriyanto, 2002, Analisis Framing, (Yogyakarta:
LKiS), hal. 257, dalam Ibid.
Pertama, karena memberikan ruang lebih
15 Punch, 2008, hal. 202, dalam Op.Cit.
luas terhadap unit analisis seperti struktur 16 Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif,
berita, gaya bahasa, idiom, gambar, foto (Yogyakarta: LKiS), hal.36, dalam Adam
Maulana Yusuf, 2014, Pemberitaan Mundurnya
Calon Peserta Konvensi Partai Demokrat dalam
Media Online (Studi Analisis Framing Pemberitaan
12 http://lutviah.net/2011/01/14/media-massa- Media Online metrotvnews.com dan VIVAnews
surat-kabar/, diakses 25 Desember 2012. tentang Mundurnya Calon Peserta Konvensi Partai
13 http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/04/ Demokrat untuk Menentukan Calon Presiden pada
surat-kabar-di-indonesia/, diakses 25 Desember Pemilu 2014), (Surakarta: Prodi Ilmu Komunikasi
2012. FISIP UNS), hal 29.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 151


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara kesimpulan.18 Untuk menguatkan validitas


dan intens dalam mempublikasikan data, maka setiap sajian data akan dianalisis
pandangan soal kebangsaan Indonesia. secara detail melalui analisis data. Uji
Dipilihnya periode tahun 2013 mengingat analisis data akan dilakukan melalui
tahun tersebut paling banyak mengemuka interpretasi sahih melalui penguatan pada
wacana soal revitalisasi Pancasila. Hal ini interteks dan intersubyektifitas (komparasi
terutama sejak Majelis Permusyawaratan data dari berbagai referensi dan wawancara
Rakyat (MPR) aktif mensosialisasikan mendalam).
Empat Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila,
UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Sajian dan Analisis Data
Negara Kesatuan Republik Indonesia A. Analisis Model Entman
(NKRI).
Robert N. Entman adalah salah
Untuk melengkapi kesempurnaan seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar
data, peneliti juga akan menggunakan bagi analisis framing untuk studi isi media.
metode wawancara dengan sejumlah Konsep mengenai framing ditulis dalam
responden yang ahli soal Pancasila, sebuah artikel untuk Journal of Political
kebangsaan dan media massa. Selain Communication dan tulisan lain yang
itu, peneliti juga menggunakan berbagai mempraktikkan konsep itu dalam suatu
literatur yang mendukung penyelesaian studi kasus pemberitaan media. Entman
penelitian ini terutama literatur-literatur (Sobur, 2009:163) melihat framing dalam
yang terkait soal Pancasila, kebangsaan dua dimensi besar yaitu seleksi isu dan
dan media massa. penekanan atau penonjolan aspek-aspek
Obyek penelitian dalam penelitian realitas.
ini menggunakan internal sampling Kedua fakor ini dapat lebih
yakni teknik pengambilan sampel dalam mempertajam framing berita melalui
penelitian kualitatif dimana sampel proses seleksi isu yang layak ditampilkan
diambil untuk mewakili informasinya, dan penekanan isi beritanya. Perspektif
bukan populasinya.17 Obyek penelitian wartawanlah yang akan menentukan
ini adalah berita-berita tentang wacana fakta yang dipilihnya, ditonjolkannya,
revitalisasi Pancasila yang muncul di dan dibuangnya. Dibalik semua ini,
Harian Kompas selama setahun penuh pengambilan keputusan mengenai sisi
yakni periode tahun 2013. mana yang ditonjolkan tentu melibatkan
Sementara validitas dalam penelitian nilai dan ideologi para wartawan yang
ini yaitu menggunakan pengujian terlibat dalam proses produksi berita.
dependability (reliabilitas). Suatu penelitian Entman mengemukakan empat
yang reliabel adalah apabila orang lain perangkat untuk melakukan analisis
dapat menglangi atau mereplikasi proses framing. Pertama, Problem Identification
penelitian tersebut melalui sejumlah yaitu bagaimana media mengidentifikasi
proses ilmiah yakni penentuan masalah, masalah. Kedua, Causal Interpretation,
memasuki lapangan, menentukan sumber yaitu bagaimana media mengidentifikasi
data, melakukan analisis data, melakukan penyebab masalah. Ketiga, Moral
uji keabsahan data hingga membuat Evaluation, yaitu bagaimana media
melakukan penilaian atas penyebab suatu
17 Sutopo, 2006, Metode Penelitian Kualitatif,
(Surakarta: UNS Press), hal. 63, dalam Ibid., hal.
38. 18 Ibid.

152 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

masalah. Dan Treatment Recommendation, figur bangsa dalam bernegara, keempat,


yaitu bagaimana media menawarkan dan kondisi sosial, politik, bangsa Indonesia
merekomendasikan suatu cara penanganan dalam penerapan Pancasila di kehidupan
masalah dan bahkan memprediksi sehari-hari.
hasilnya. Analisis berita-berita tersebut
akan didasarkan pada empat struktur 2. Diagnose Causes atau Causal
besar, yaitu sebagai berikut : interpretation
Diagnose Causes atau Causal
1. Define Problems atau Problem interpretation (memperkirakan penyebab
Identification masalah), merupakan elemen framing
Define Problems atau Problem untuk membingkai siapa yang dianggap
Identification, adalah elemen yang sebagai aktor atas suatu peristiwa.
pertama kali dilihat mengenai framing. Penyebab di sini bisa apa (what), tetapi bisa
Elemen ini merupakan master frame juga siapa (who). Bagaimana peristiwa
atau bingkai yang paling utama. Ia dipahami, tentu saja menentukan apa
menekankan bagaimana peristiwa dilihat dan siapa yang dianggap sebagai sumber
dan dipahami oleh wartawan. Ketika masalah. Karena itu, masalah yang
ada masalah atau peristiwa, bagaimana dipahami secara berbeda, penyebab
peristiwa atau isu tersebut dipahami. masalah pun secara tidak langsung juga
Peristiwa yang sama akan dapat akan dipahami secara berbeda pula.
dipahami secara berbeda. Dan bingkai Dalam keseluruhan berita Kompas,
yang berbeda ini akan menyebabkan Pancasila dipandang sebagai bagian penting
realitas bentukan yang berbeda pula bangsa Indonesia. Segala sesuatu yang
(Eriyanto, 2008:190). berkaitan dengan Pancasila menjadi bagian
Harian Kompas memandang Pancasila sejarah bangsa yang mesti dikenang. Maka
sebagai suatu tatanan nilai ideal yang Pancasila menjadi suatu bagian mutlak
cocok diterapkan di Indonesia. Dalam yang harus ada di Indonesia. Namun,
substansinya Pancasila memiliki nilai- dalam penerapannya tidak berjalan dengan
nilai luhur yang sesuai dengan cita-cita mulus. Peerapan nilai-nilai Pancasila masih
dan karakter bangsa Indonesia karena menjadi utopia karena masih ditemukan
Pancasila disarikan berdasarkan budaya beberapa perilaku yang tidak cocok dengan
dan sosial bangsa Indonesia. Dalam nilai luhur Pancasila diantaranya adalah
berjalannya waktu, nilai-nilai Pancasila bobroknya mentalitas elit politik dalam
mengalami benturan dengan ideologi menjalankan tugasnya. Beberapa diantara
asing yang justru melemahkan nilai-nilai mereka menerapkan praktik korupsi,
Pancasila itu sendiri. Oleh karena itu, dapat hingga mencitrakan Indonesia sebagai
disimpulkan, pertama, harian Kompas negara dengan tingkat korupsi yang cukup
berdasarkan pemberitaannya berupaya tinggi. Selain korupsi juga masih ada,
untuk mensosialisasikan pentingnya kekerasan yang berlatarbelakang agama
menjaga dan mengamalkan Pancasila dan keyakinan. Hal ini menjadi bukti bahwa
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, pemahaman Pancasila sebagai nilai luhur
munculnya hambatan dan tantangan bangsa belum diterapkan dengan baik.
yang mesti dihadapi dalam melestarikan
Pancasila diantaranya gempuran ideologi 3. Make Moral Judgement atau Moral
asing, ketiga, gambaran mentalitas elit Evaluation
politik dan tokoh-tokoh yang menjadi Make Moral Judgement atau Moral

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 153


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

Evaluation (membuat pilihan moral) dipilih untuk menyelesaikan masalah.


adalah elemen framing yang dipakai Penyelesaian itu tentu saja sangat
untuk membenarkan atau memberi bergantung pada bagaimana peristiwa itu
argumentasi pada pendefinisian masalah dilihat dan siapa yang dipandang sebagai
yang sudah dibuat. Ketika masalah penyebab masalah (Eriyanto, 2008:191).
sudah didefinisikan, penyebab masalah Kompas memandang perlu adanya
sudah ditentukan, dibutuhkan sebuah kesadaran sosial dalam menyakini
argumentasi yang kuat untuk mendukung Pancasila sebagai landasan fundamental
gagasan tersebut. Gagasan yang dikutip bernegara. Kesadaran sosial tersebut
berhubungan dengan sesuatu yang dapat dibentuk seiring berjalannya waktu.
familiar atau dikenal oleh khalayak. Meskipun banyak sekali ancaman yang
Melihat kondisi bangsa yang pasang dapat melemahkan Pancasila, bukan
surut menghadapi gempuran ancaman suatu hal yang mustahil bahwa nilai-nilai
internal dan ekternal negara, perlu ada yang terkandung dalam Pancasila itu
upaya antisipasi untuk tetap menjaga akan dapat terwujud. Diantaranya dalam
eksistensi Pancasila. Harian Kompas dalam mewujudkan implementasi kesadaran
pemberitaannya menginformasikan nilai-nilai berPancasila, pertama, negara
beberapa akibat yang terjadi dari adanya memerlukan tokoh atau figur yang
ancaman terhadap Pancasila. Diantaranya dapat menjadi contoh nyata dalam
munculnya keresahan dari tokoh senior mensosialisasikan Pancasila. Dari figur
dalam memandang kondisi bangsa tersebut, masyarakat dapat dengan mudah
yang terpuruk dan akhirnya melahirkan mencontoh sikap dan perilaku penerapan
perkumpulan-perkumpulan dengan cita- Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
cita untuk memperjuangkan Pancasila. secara lebih mudah. Kedua, dibentuknya
Selain itu, penting pula adanya diskusi- beberapa badan organisasi yang bergerak
diskusi yang membahas tentang Pancasila di bidang penyadaran nilai-nilai Pancasila
dan pematangan pemahaman lainnya juga akan memudahkan masyarakat dalam
dengan bertukar ide dan gagasan dalam memahami Pancasila. Ketiga, mengadakan
menjaga esistensi Pancasila. Kompas napak tilas perjalanan perjuangan
memandang bahwa munculnya gerakan- pahlawan bangsa diantara adalah tokoh-
gerakan tersebut disebabkan oleh keresahan tokoh yang melahirkan Pancasila, sehingga
dari tiap individu yang masih peduli masyarakat menjadi lebih memahami nilai-
terhadap bangsa. Mereka yang tergerak ini nilai perjuangan dan maksud yang ada dari
akhirnya berusaha untuk mengumpulkan setiap nilai Pancasila.
semangat melalui aktivitas-aktivitas literasi,
diskusi, sosial, dan lain sebagainya. Aksi Kesimpulan
nyata pemerintah dalam menjaga eksistensi Harian Kompas memandang Pancasila
diantaranya dengan melakukan revitalisasi sebagai suatu tatanan nilai ideal yang
situs-situs bersejarah yang menjadi bagian cocok diterapkan di Indonesia. Dalam
sejarah bangsa Indonesia. substansinya Pancasila memiliki nilai-
nilai luhur yang sesuai dengan cita-cita
4. Treatment Recommendation
dan karakter bangsa Indonesia karena
Treatment Recommendation (menekan- Pancasila disarikan berdasarkan budaya
kan penyelesaian) adalah elemen yang dan sosial bangsa Indonesia. Dalam
dipakai untuk menilai apa yang di- berjalannya waktu, nilai-nilai Pancasila
kehendaki oleh wartawan. Jalan apa yang

154 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

mengalami benturan dengan ideologi eksistensi Pancasila. Harian Kompas dalam


asing yang justru melemahkan nilai- pemberitaannya menginformasikan
nilai Pancasila itu sendiri. Oleh karena beberapa akibat yang terjadi dari adanya
itu, dapat disimpulkan, Harian Kompas ancaman terhadap Pancasila. Diantaranya
berdasarkan pemberitaannya berupaya munculnya keresahan dari tokoh senior
untuk mensosialisasikan pentingnya dalam memandang kondisi bangsa
menjaga dan mengamalkan Pancasila yang terpuruk dan akhirnya melahirkan
dalam kehidupan sehari-hari. perkumpulan-perkumpulan dengan cita-
Kedua, munculnya hambatan dan cita untuk memperjuangkan Pancasila.
tantangan yang mesti dihadapi dalam Selain itu, penting pula adanya
melestarikan Pancasila diantaranya diskusi-diskusi yang membahas tentang
gempuran ideologi asing, ketiga, Pancasila dan pematangan pemahaman
gambaran mentalitas elit politik dan lainnya dengan bertukar ide dan gagasan
tokoh-tokoh yang menjadi figur bangsa dalam menjaga eksistensi Pancasila.
dalam bernegara, keempat, kondisi sosial, Kompas memandang bahwa munculnya
politik, bangsa Indonesia dalam penerapan gerakan-gerakan tersebut disebabkan
Pancasila di kehidupan sehari-hari. oleh keresahan dari tiap individu yang
Dalam keseluruhan berita Kompas, masih peduli terhadap bangsa. Mereka
Pancasila dipandang sebagai bagian yang tergerak ini akhirnya berusaha
penting bangsa Indonesia. Segala untuk mengumpulkan semangat melalui
sesuatu yang berkaitan dengan Pancasila aktivitas-aktivitas literasi, diskusi, sosial,
menjadi bagian sejarah bangsa yang dan lain sebagainya. Aksi nyata pemerintah
mesti dikenang. Maka Pancasila menjadi dalam menjaga eksistensi diantaranya
suatu bagian mutlak yang harus ada di dengan melakukan revitalisasi situs-situs
Indonesia. Namun, dalam penerapannya bersejarah yang menjadi bagian sejarah
tidak berjalan dengan mulus. Penerapan bangsa Indonesia.
nilai-nilai Pancasila masih menjadi Kompas memandang perlu adanya
utopia karena masih ditemukan beberapa kesadaran sosial dalam menyakini
perilaku yang tidak cocok dengan nilai Pancasila sebagai landasan fundamental
luhur Pancasila diantaranya adalah bernegara. Kesadaran sosial tersebut
bobroknya mentalitas elit politik dalam dapat dibentuk seiring berjalannya waktu.
menjalankan tugasnya. Meskipun banyak sekali ancaman yang
Beberapa diantara mereka menerap- dapat melemahkan Pancasila, bukan suatu
kan praktik korupsi, hingga mencitrakan hal yang mustahil bahwa nilai-nilai yang
Indonesia sebagai negara dengan tingkat terkandung dalam Pancasila itu akan
korupsi yang cukup tinggi. Selain dapat terwujud.
korupsi juga masih ada, kekerasan yang Diantaranya dalam mewujudkan
berlatarbelakang agama dan keyakinan. implementasi kesadaran nilai-nilai ber-
Hal ini menjadi bukti bahwa pemahaman Pancasila, pertama, negara memerlukan
Pancasila sebagai nilai luhur bangsa belum tokoh atau figur yang dapat menjadi
diterapkan dengan baik. contoh nyata dalam mensosialisasikan
Melihat kondisi bangsa yang pasang Pancasila. Dari figur tersebut, masyarakat
surut menghadapi gempuran ancaman dapat dengan mudah mencontoh sikap
internal dan ekternal negara, perlu ada dan perilaku penerapan Pancasila dalam
upaya antisipasi untuk tetap menjaga kehidupan sehari-hari secara lebih

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 155


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

mudah. Kedua, dibentuknya beberapa ideologi Pancasila atau empat pilar berbangsa
badan organisasi yang bergerak di bidang agar cita-cita bersama sebagai sebuah bangsa
penyadaran nilai-nilai Pancasila juga dapat terwujud. Sosialisasi hendaknya
akan memudahkan masyarakat dalam menggandeng berbagai pihak terutama
memahami Pancasila. Ketiga, mengadakan simpul-simpul kultural seperti kalangan
napak tilas perjalanan perjuangan pendidikan, organisasi kemasyarakatan
pahlawan bangsa diantara adalah tokoh- dan organisasi keagamaan. Lebih penting
tokoh yang melahirkan Pancasila, sehingga lagi adalah implementasi dari nilai-nilai
masyarakat menjadi lebih memahami Pancasila dan empat pilar berbangsa oleh
nilai-nilai perjuangan dan maksud yang pemangku negara mengingat mereka adalah
ada dari setiap nilai Pancasila. wakil-wakil rakyat yang seharusnya menjadi
panutan.
Saran
d) Bagi Masyarakat
a) Bagi Peneliti
Disarankan kepada masyarakat
Disarankan kepada para peneliti
agar berupaya memperdalam kembali
untuk terus mengembangkan riset-riset
dan mengimplementasikan nilai-nilai
mereka seputar tema Pancasila, empat pilar
Pancasila dan Empat Pilar Kebangsaan
kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI,
agar tugas, pokok dan fungsi mereka
Bhinneka Tunggal Ika), media massa dan
sebagai warga negara dapat terlaksana
analisis framing. Pengembangan riset-riset
dengan baik. Selain itu, hendaknya
ini sangat penting bagi perkembangan
masyarakat tidak terpengaruh ideologi-
ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)
ideologi asing lain di luar Pancasila yang
serta masukan berharga bagi negara,
justru bisa merusak tatanan kehidupan
masyarakat serta kalangan media massa.
berbangsa dan bernegara.
b) Bagi Mahasiswa
4) Bagi Kalangan Media Massa
Disarankan bagi mahasiswa untuk
Disarankan agar kalangan media
memperdalam kajian-kajian tentang
massa termasuk Harian Kompas agar
Pancasila atau empat pilar berbangsa
lebih intensif lagi mempublikasikan soal
sehingga bisa mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila melalui media massa
dalam kehidupan berbangsa dan
masing-masing. Hal ini agar negara tetap
bernegara. Ini mengingat mahasiswa
dalam rel kebangsaannya sesuai amanat
sebagai bagian dari generasi emas yang
para pendiri bangsa. Publikasi tentang
bakal melanjutkan estafet perjalanan
Pancasila dan juga Empat Pilar Kebangsan
bangsa. Selain itu, disarankan mahasiswa
tidak hanya soal nilai-nilainya, melainkan
memperdalam kajian tentang media
juga pelaksanaannya oleh negara dan
massa serta analisis framing baik untuk
masyarakat baik yang benar maupun salah
kepentingan riset maupun penambahan
agar menjadi pengingat bagi kebaikan
khazanah keilmuan sehingga bisa menjadi
bersama sebagai sebuah bangsa.
mahasiswa yang kompeten.

c) Bagi Negara Daftar Pustaka

Disarankan kepada pemangku negara Andrik Purwasito, (2002), dalam Mahrus


khususnya eksekutif, legislatif dan yudikatif M. Mahsun, Komodifikasi Global, dalam
“Komodifikasi Budaya dalam Media
agar lebih gencar mensosialisasikan tentang
Massa”, Surakarta: Litera.

156 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

Eriyanto, 2002, Analisis Framing. http://lutviah.net/2011/01/14/media-


Yogyakarta: LKiS. massa-surat-kabar/, diakses Maret
2014.
Frans Magnis Suseno. (2007). John Rawls,
Keadilan dan Pancasila, dalam “Berebut http://sejarah.kompasiana.
Jiwa Bangsa Dialog, Perdamaian dan com/2011/01/04/surat-kabar-di-
Jiwa Bangsa”, Jakarta: Penerbit Buku indonesia/, diakses Maret 2014.
Kompas.
Yudi Latif. (2011). Negara Paripurna
McQuail, (2000), dalam Widodo Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas
Muktiyo, Dinamika Media Lokal dalam Pancasila, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Mengkonstruksi Realitas Budaya Lokal Utama).
sebagai Sebuah Komoditas, Surakarta:
UNS Press.
Kristiawan Hadisusanto, dalam
http://dhd45jateng.wordpress.
com/2012/06/25/ revitalisasi-
pancasila-sebagai-jati-diri-bangsa-
indonesia/, akses Maret 2014.
Midian Sirait, dalam http://socio-politica.
com/2013/07/29/revitalisasi-
pancasila-7/, akses Maret 2014.
Pawito, (2007), Penelitian Komunikasi
Kualitatif, (Yogyakarta: LKiS).
Sri Herwindya Baskara Wijaya, (2012).
Pendidikan Karakter Bangsa dalam
Novel (Studi tentang Pesan Nilai-
Nilai Pendidikan Karakter Bangsa
Menggunakan Pendekatan Semiologi
Komunikasi dalam Novel Nonfiksi
“Habibie dan Ainun” karya B.J. Habibie
dan “Belahan Jiwa” karya Rosihan Anwar
). Surakarta: Prodi Ilmu Komunikasi
FISIP UNS.
_____. (2013). Media Massa dan Intoleransi
Beragama (Studi Kasus tentang Wacana
Intoleransi Beragama pada Surat Kabar
lokal di Kota Surakarta Tahun 2012).
Surakarta: Prodi Ilmu Komunikasi
FISIP UNS.
Sutopo. (2006). Metode Penelitian Kualitatif.
Surakarta: UNS Press.
Triwardana Mokoagow, dalam
http://filsafat.kompasiana.
com/2013/12/18/ revitalisasi-
pancasila 617631.html, akses Maret
2014.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 157


Sri Herwindya Baskara Wijaya, dkk. Wacana Revitalisasi Pancasila ...

158 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 159-166

Media Massa dan Isu Radikalisme Islam

Leni Winarni
Program Studi Ilmu Hubungan Intenasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
Islam radicalism no longer became international issues after black September 2001. This
tragedy has evoked a misperception about Islam; meanwhile it forces a new wave of hate
crime in USA and the West countries. This paper is objective to argue about the mass
media as an effective propaganda by radical movements, and also analyzing how the mass
media’s effectiveness as a one of main player to counterterrorism and prevent radicalism
spread and other violence that happen in the last several decades. Media should have a
social responsibility to prevent radicalism or terrorism and give the proportion information
about the Moslem’s world.
Key words: mass media, internet, Islam radicalism, propaganda.

Pendahuluan masif pada publik sebab meskipun masih


Ketika Perang Dunia I berkecamuk, bersifat anekdot, media massa terbukti
lalu berturut-turut Perang Dunia II berpengaruh telah melakukan brainwash
hingga Perang Dingin, media massa ikut selama Perang Dunia berlangsung dan
sibuk dalam hiruk pikuk peperangan. menjadi mesin efektif bagi penyebaran
Tak terkadang para jurnalis harus terjun ideologi fasisme di Eropa selama masa
langsung ke medan pertempuran. Kini perang (Curran, Gurevitch, 2005).
Perang Dunia telah usai, Perang Dingin Sehingga tidak mengherankan jika media
pun telah berlalu saat Kremlin tidak lagi massa disebut-sebut ikut andil dalam
menjadi pusat kekuasaan Uni Soviet, menyebarkan paham atau ideologi
yang kemudian tergantikan dengan satu yang berpengaruh signifikan terhadap
kekuatan dunia, Amerika Serikat dengan konstruksi dunia di masa itu.
kapitalisme sebagai simbolnya dan Makalah ini hendak mendiskusikan
peperangan dalam skala kecil “intra-state” bagaimana peranan media massa dalam
di lima benua. Namun gaung media massa mengkounter fenomena radikalisme yang
mengendap dalam historis kemenangan, mengatasnamakan agama, yang kembali
kekalahan, dan kekejaman peperangan marak belakangan ini dengan kemunculan
global. Sejarah mendeskripsikan bahwa ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah), yang
media massa memiliki kekuatan dan dengan cepat menjadi perbincangan
memberikan pengaruh persuasif yang dunia setelah al-Qaeda, khususnya di

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 159


Leni Winarni, Media Massa dan Isu...

Indonesia. Bagaimana pula efektifitas dan isu radikalisme seringkali dikaitkan


peranan media massa dalam memberikan dengan agama, khususnya Islam. Padahal,
penjelasan publik mengenai hal ini? Selain radikalisme telah lahir berabad-abad lampau,
itu paper ini juga akan memperdebatkan radikalisme bahkan muncul dalam agama
mengapa gerakan radikal menggunakan lain seperti Kristen dan Yahudi (Simut, 2010).
media massa, terutama internet, bukankah Meskipun masih dalam perdebatan
mereka adalah gerakan anti modernisasi dan penelitian yang komprehensif baik
ataukah sebaliknya, merupakan produk dari perspektif teologi dan sejarah, tiga
dari modernisasi itu sendiri? Dengan agama samawi ini masing-masing memiliki
menggunakan kajian teoritis dalam doktrin mengenai konteks perjuangan
perspektif ilmu-ilmu politik dan sosial, yang sering diasumsikan secara negatif
radikalisme menjadi bagian dari dinamika dan memunculkan tindakan atau sikap
sosial itu sendiri sebagai aksi dan reaksi radikal. Konteks yang demikian sangat
dari anti kemapanan, anti globalisasi, tergantung dengan tingkat pemahaman dan
dan simbol kekuatan baru yang anti penafsiran serta kemampuan mengartikan
Barat. ayat-ayat dalam kitab suci masing-masing
individu akan perang suci. Sehingga
Radikalisme dan Fenomena Sosial dibutuhkan pemahaman dari para ahli tafsir
Jika menelisik lebih jauh, sebenarnya dan agama dalam menerjemahkan ayat-ayat
apa yang mendasari radikalisme Islam dalam kitab suci. Seringkali gerakan-
agaknya memerlukan kajian tersendiri. gerakan radikal dikaitkan dengan fenomena
Sebab konteks radikal atau militan tidak gerakan sosial, padahal gerakan sosial dan
selalu berkaitan dengan kekerasan. radikalisme agama adalah konteks yang
Radikalisme merupakan konteks pemikiran berbeda. Pada abad ke-19, gerakan sosial
yang menginginkan adanya pemurnian disinonimkan dengan perubahan sosial
ajaran Islam secara total. Bisa jadi pemikiran yang didasarkan pada perubahan material
ini sebagai akibat dan reaksi dari semakin dan relasi sosial mayoritas masyarakat
derasnya arus kapitalisme yang diusung oleh (Calhoun, 2012).
Barat sehingga memarginalkan orang-orang Ia juga mengatakan bahwa gerakan
Islam sendiri terhadap ajaran Islam. Karena sosial menekankan aksi kolektif sebagai
tidak selamanya pemikiran radikalisme reaksi atas dibatasinya ruang gerak sosial
diwujudkan dalam kekerasan. Hanya saja publik akibat kekuasaan oligarki para elit
fakta bermunculannya gerakan-gerakan pemerintah yang mengontrol negara secara
radikal yang mengarah pada tindakan sentralistik yang kemudian berimbas pada
kekerasan justru menjadi pemberitaan yang berevolusinya gerakan sosial menjadi
di blowup secara masif sehingga berimbas gerakan sosialis atau jika gerakan sosialis
pada pelabelan bahwa gerakan radikal terdengar begitu sektarian, gerakan sosial
pastilah teroris. Namun untuk memudahkan ini terasosiasi dalam perkumpulan dewan
penulisan dalam paper ini, penulis tetap buruh atau mobilisasi demokrasi. Dominasi
menggunakan istilah radikalisme dalam mengenai arti gerakan sosial tersebut
artian yang negatif. Meskipun bukanlah kemudian memberikan banyak penilaian
hal baru dalam ranah historis, radikalisme yang sama terhadap gerakan-gerakan yang
kembali mengemuka paska runtuhnya lain, seperti agama, politik, regional, nasional,
gedung kembar WTC (World Trade anti perbudakan, anti kemapanan-dimana
Center) di New York pada tahun 2001 lalu, juga ikut berkontribusi terhadap gerakan

160 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Leni Winarni, Media Massa dan Isu...

sosial dan perubahan sosial (Calhoun, 2012). Terlebih lagi di era itu banyak negara masih
Apakah radikalisme Islam merupakan dikuasai oleh rejim otoriter dan memang
bagian dari gerakan sosial ? Hal itu masih teknologi internet belumlah berkembang
mengundang sejumlah analisis dan pesat seperti saat ini, sehingga media
kajian empriris, namun beberapa fakta massa seperti media cetak dan televisi,
aktivitas muslim radikal menunjukkan justru menjadi alat propaganda efektif
kecenderungan tersebut. bagi penguasa dan pemberitaan masih
dikendalikan oleh pemerintah.
Aktivitas Islam dapat diperspektifkan
sebagai aksi kolektif atau tindakan bersama Di Indonesia, bahkan hampir semua
sehingga hal ini bisa diartikan sebagai media di masa Soeharto tidak luput
gerakan sosial. Teori ini memperdebatkan dari sensor pemerintah. Di satu sisi
bahwa kesuksesan rekruitmen anggota media massa tidak bersifat independen,
gerakan sosial dikarenakan adanya proses netral dan obyektif dalam mengungkap
selektif yang ketat serta social network dan fakta di lapangan, namun disisi lain
hubungan sosial yang kuat (Wiktorowicz, minimnya berita-berita negatif di media
2004). membuat kondisi keamanan lebih stabil.
Meskipun setelah era Soeharto berakhir,
Selanjutnya masih dalam
permasalahan negeri ini tiba-tiba mencuat
Wiktorowicz (2004), memaparkan bahwa
begitu banyak dan menghasilkan banyak
rekruitmen anggota gerakan sosial,
pekerjaan rumah bagi pemerintah era
khususnya tertariknya kalangan akademik
reformasi hingga saat ini. Namun,
yang rasional ke dalam aktivitas tersebut,
bergantinya jaman, juga memberikan
dikarenakan gerakan sosial memiliki
perubahan yang sangat signifikan pada
kemampuan untuk membingkai aktivitas
teknologi informasi, terutama internet di
mereka sebagai kewajiban moral, terutama
akhir satu dekade ini.
pada aktivitas yang beresiko tinggi.
Kewajiban moral inilah yang sebenarnya Setiap orang bahkan dapat menjadi
membuat mereka berani mengambil ahli propaganda libertan hanya dengan
resiko, termasuk kalangan akademik, membuat blog pribadi dengan identitas
untuk ikut andil dalam aktivisme radikal palsu. Begitu mudahnya internet dan
dan menyakini ideologi tersebut dengan akses yang murah bahkan terkadang tidak
mempraktekannya sebagai tugas yang perlu mengeluarkan biaya sepeserpun,
mulia. Walaupun para aktivis radikal maka internet menjadi alternatif pilihan
mengungkapkan bahwa tindakan yang paling efektif dalam melakukan
mereka adalah berjihad dan bertujuan propaganda radikal. Pemanfaatan media
demi kebaikan, namun cara-cara yang internet di abad ini bahkan mampu
mereka lakukan tentu jauh dari nilai-nilai melampau media massa lainnya dalam
kemanusiaan dan ketuhanan itu sendiri. hal kecepatan penyampaian berita
pada publik. Sayangnya internet juga
Mengapa Mereka Menggunakan Media digunakan oleh gerakan-gerakan radikal
Massa? untuk mempengaruhi massa, terutama
Jika di era 90-an, penyebaran ideologi para pemuda yang relatif masih labil
radikal masih dapat dikontrol oleh emosinya sehingga sangat mudah untuk
pemerintah, namun di era digital saat ini, dipengaruhi. Gerakan-gerakan radikal
sangat sulit untuk menekan penyebaran ini dapat dengan mudah memainkan
masif radikalisme melalui internet. rasa keingintahuan atau ketidaktahuan

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 161


Leni Winarni, Media Massa dan Isu...

mereka akan pemahaman dan wawasan terpisahkan dari propaganda itu sendiri.
mengenai ideologi-ideologi radikal untuk Media massa dapat saja menjadi alat
menjadi bagian dari aktivitas gerakan propaganda penyebar paham menyesatkan
mereka. dan sebaliknya dapat pula menjadi alat
Coleman dan McCahill (2010) dalam propaganda positif guna melawan usaha-
Jewkes (2011) mengatakan bahwa gerakan usaha propaganda bersifat negatif.
Muslim radikal mengklaim bahwa lebih Penggunaan media massa oleh
dari setengah pemuda Saudi yang menjadi gerakan-gerakan radikal sebenarnya
anggota mereka direkrut melalui internet. memang bukanlah fenomena baru,
Ia juga mengemukakan bahwa hal serupa namun peristiwa 11 september 2001 lalu
juga terjadi dalam sistem perekrutan memunculkan kembali isu radikalisme
beberapa kelompok berhaluan kiri di atau terrorism based on religion dan
Eropa, seperti neo-Nazis, skinheads dan gaungnya masih menjadi isu kontroversial
kelompok yang terafiliasi dengan Ku dan sentral dalam bidang keamanan dunia.
Klux Klan-yang menargetkan pemuda Kontroversi al-Qaeda dan gerakan-gerakan
sebagai sasaran propaganda melalui Islam radikal lainnya yang menyuarakan
internet dengan mengesankan rasis, simbol-simbol Islam yang mereka bawa
anti-semit dan propaganda homophobia secara langsung berdampak pada kaum
tanpa mengkhawatirkan bahwa publikasi muslim global dan mempengaruhi peta
mereka akan mendapatkan sanksi hukum. konflik dunia.
Tambahnya pula, meskipun negara Bahkan belakangan ini isu-isu
seperti Jerman dan negara-negara Eropa radikalisme Islam kembali mencuat dengan
lainnya telah mengkriminalkan pelaku lahirnya ISIS yang dengan cepat mendunia
publikasi dan penyebar hate propaganda, dan menjadi topik global paska mereka
namun tidak mudah memberlakukan meng-upload video sadis pembunuhan
undang-undang pelanggaran penggunaan wartawan AS di you tube. Pesan kengerian
internet, sehingga para aparat penegak tersampaikan dengan cepat dan sekaligus
hukum tidak dapat berbuat banyak menunjukkan eksistensi gerakan mereka.
meskipun telah ada pelaporan mengenai ISIS, sama halnya dengan gerakan-gerakan
tindakan kriminal yang spesifik melalui yang dinilai ekstrim dan terror lainnya, ikut
internet. Hal yang sama pun terjadi di menggunakan media massa untuk menarik
banyak negara, termasuk Indonesia. minat para anggota mereka yang tidak
Media massa dinilai sebagai alat hanya datang dari sekitar Irak dan Suriah
propaganda yang efektif, sebab secara saja, tapi berhasil menarik simpati dunia.
tepat propaganda dapat mencapai sasaran Di Indonesia, gerakan ini telah ditetapkan
yang dituju secara sistemastis, prosedural, sebagai gerakan terlarang oleh pemerintah,
dan disertai dengan perencanaan yang para ulama, bahkan masyarakat sendiri
matang (Nurudin, 2001). melakukan tindakan pencegahan terhadap
Propaganda memang tidak selalu berkembangnya ISIS.
diasumsikan negatif, ia adalah ibarat Media massa terutama internet
dua sisi mata uang, bisa saja bermakna memang memberikan peluang lebih
negatif atau positif, sangat tergantung besar untuk seseorang berkreatifitas,
pada peran pihak-pihak yang melakukan mendapatkan informasi dari banyak hal,
propaganda. Demikian pula dengan media serta mengaktualisasikan diri mereka,
massa, sebagai bagian yang hampir tak namun tidak terkadang pula media internet

162 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Leni Winarni, Media Massa dan Isu...

justru memberikan informasi yang salah Nacos (2007), mengatakan bahwa selama
dan diyakini sebagai kebenaran sebab satu dekade ini jaringan televisi global
kurangnya pengetahuan dan wawasan melakukan pemberitaan mengenai
pengguna internet. Apapun jamannya, terorisme internasional, yang di sisi lain
efektifitas propaganda media massa bahkan justru dinikmati pula oleh kelompok-
telah teruji melalui kajian historis, misalnya kelompok teroris sebagai bentuk
seperti di massa Perang Dunia II. pengakuan dunia internasional akan
eksistensi mereka dan kesempatan untuk
Peranan Media Massa dalam Meng- menyebarkan propaganda ke seluruh
kounter Radikalisme dunia. Jaringan satelit Arab al-Jazeera
Secara teoritis, media massa haruslah khususnya menjadi salah satu pemeran
memiliki tanggung jawab sosial, yaitu internasional dalam media massa setelah
memberikan penerangan kepada publik liputan mereka mengenai Afghanistan
sehingga dapat memperoleh informasi dan keterlibatan AS dan koalisinya ketika
yang tepat dan dapat mengambil keputusan mendesak Taliban dan al-Qaeda untuk
terbaik demi kepentingan publik atau keluar dari negara itu. Beberapa media
masyarakat luas (Budiharso, 2003). televisi dari Timur Tengah seperti al-
Pelurusan informasi kebenaran oleh media Arabiya dan the Lebanese Hizbollah’s al-
massa menjadi tuntutan publik yang kritis Manar, menjadi sangat fenomenal paska
dalam menyikapi perubahan dinamis dunia kebangkitan radikalisme Islam dan dengan
dalam berbagai aspek. Terlebih lagi di era sangat cepat meroket menjadi salah satu
abad ini, media massa bukanlah sesuatu stasiun televisi lokal yang diperhitungkan
yang tercetak saja di atas kertas, tapi ia secara global.
melewati batas ruang dan waktu, sebab Paska peristiwa 11 September 2001,
internet telah menciptakan komunitas global saat runtuhnya gedung World Trade Center,
yang menyatukan dunia, menghilangkan terorisme memunculkan ketakutan,
batas-batas imajiner. Peristiwa yang terjadi fanatisme, isu radikalisme, Islam phobia,
di belahan bumi timur dapat dengan segera hingga upaya-upaya memperkenalkan
diketahui oleh masyarakat yang tinggal Islam yang lebih moderat melalui
di belahan bumi barat dan sebaliknya. media massa. Walaupun banyak juga
Dengan cepat, informasi tersebar luas dan pemberitaan dimasa itu yang justru
menjangkau seluruh dunia. menyudutkan ummat Islam dan
Ketika seluruh dunia dikejutkan memunculkan fenomena hate-crime
dengan peristiwa black September, yang atau kejahatan berdasarkan kebencian.
tidak lama kemudian diakui oleh Osama Fenomena tersebut meningkat terutama di
bin Laden dan organisasinya al-Qaeda Amerika Serikat yang memposisikan diri
bahwa mereka adalah dalang peristiwa mereka terhadap korban dari terorisme
tersebut dan diberitakan secara bombastis dan di sisi lain juga menampilkan negara
oleh media internasional maupun lokal, adi daya tersebut sebagai promotor
sebenarnya mereka sangat menikmati hal utama dalam menentang radikalisme dan
tersebut sebagai propaganda cuma-cuma terorisme internasional.
(Nacos, 2007). Hal yang mencengangkan dunia
Dalam bukunya yang berjudul “Mass- paska black September, adalah peristiwa bom
Mediated Terrorism, The Central Role of The Bali pada tahun 2002. Indonesia sebagai
Media in Terrorism and Counterterrorism”, negara dengan penduduk Muslim terbesar

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 163


Leni Winarni, Media Massa dan Isu...

di dunia menjadi sorotan internasional, namun menjadi tanggung jawab sosial


lalu alih-alih mendapatkan label sebagai bersama. Jika mengibaratkan internet
negara sarang teroris. Indonesia yang adalah sebuah pasar yang menjual apapun,
dikenal sebagai Islam moderat kemudian maka seorang pembeli yang cerdas tentu
menarik perhatian dunia dengan peristiwa mampu memilah-milah barang dagangan
bom bunuh diri yang menggemparkan mana yang bagus, bermutu atau tidak.
itu. Pada akhirnya kemudian tidak Dan keberhasilan media massa bukan
hanya meramaikan perbincangan seputar dari informasi yang mereka sampaikan
terorisme global, namun juga mendorong saja, tapi juga bagaimana kelanjutan paska
dan menuntut media massa lokal mereka memberikan informasi tersebut
untuk dapat memberikan informasi ke ke publik, sudahkah informasi tersebut
publik mengenai isu-isu perkembangan efektif dalam mengkounter ide-ide radikal
radikalisme dan terorisme di Indonesia. atau terorisme atau tidak?
Peranan media massa, cetak dan
elektronik (televisi dan radio), khususnya Kesimpulan
di Indonesia, dalam mengkonter gerakan- Radikalisme abad ini menarik agama,
gerakan radikal yang merugikan ummat khususnya Islam dalam situasi dan kondisi
Muslim sangat diperlukan. Publik berhak yang tak terelakkan dan memunculkan
mendapatkan informasi yang tidak konektivitas antara Islam dan kekerasan,
hanya memberitakan sisi-sisi negatif, tapi sehingga merugikan dunia Islam padahal
diharapkan mampu memberikan kesejukan ia adalah agama yang rahmatan lil alamin.
terhadap masyarakat dengan memberikan Kelahiran Islam ribuan abad silam bahkan
berita-berita yang positif seputar Islam tidak diwarnai dengan pedang, melainkan
sebab sebuah agama diturunkan ke muka Islam membawa pesan-pesan perdamaian
bumi tentunya untuk keselamatan ummat yang dibawa oleh Nabi Muhammad
manusia sendiri dan bukan agama pedang. SAW. Disatu sisi juga melabelkan bahwa
Media massa pada akhirnya dituntut lebih radikalisme sebagai pemahaman yang
proaktif dan obyektif dalam melakukan sangat negatif.
pemberitaan, sehingga tidak lagi menjadi Ada dua hal utama yang dapat
alat propaganda. disimpulkan dalam paper ini, pertama,
Namun, tantangan terberat dalam bahwa media internet mengambil porsi
pemberitaan media massa datang dari dan peranan yang sangat besar dalam
media internet. Sebab tidak semua memberikan informasi kepada publik,
pemberitaan di internet dimiliki oleh terutama kaum muda akan ideologi radikal.
perusahaan-perusahaan surat kabar yang Hal ini diperparah dengan fakta bahwa
dapat dimintai pertanggungjawaban perekrutan kaum muda dalam organisasi-
dan dikenai sanksi hukum apabila organisasi radikal banyak dilakukan
melanggar kode etik jurnalistik, informasi dengan menggunakan media internet.
datang bahkan dari media antah- Fakta bahwa organisasi teroris dan yang
berantah yang tidak jelas rekam jejak terafiliasi dengannya telah memanfaatkan
dan kepemilikannya. Untuk menangkal teknologi yang dapat memudahkan mereka
radikalisme baik itu datang dari agama, menyebarkan propaganda dan merekrut
politik, ideologi radikal lainnya yang anggota potensialnya melalui internet
memicu ketidakstabilan keamanan, tidak adalah hal yang sangat miris dari kemajuan
hanya menjadi tugas media massa semata, media massa itu sendiri.

164 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Leni Winarni, Media Massa dan Isu...

Kedua, media massa memegang peran Kalah dalam Perspektif Psikologi Sosial.
kunci dalam menangkal dan memberi- Psikobuana, 1(1). 64-70
kan informasi ke publik terhadap isu-isu Nacos, Brigitte L. (2007) Mass-Mediated
radikalisme sehingga masyarakat dapat Terrorism, The Central Role of The Media
melakukan tindakan pencegahan ber- in Terrorism and Counterterrorism.
kembangnya gerakan-gerakan ekstrimis Rowman & Littlefield Publisher, Inc.
dimulai dari lingkungannya sendiri. Miles, M.B & Hubermen, A.M. (1994)
Meskipun pada dasarnya, Indonesia adalah Qualitative Data Analysis: A Sourcebook
negara Islam moderat dan radikalisme of New Methods. London: Sage
sulit berkembang di negeri ini, namun Publications, in Punch. (2005).
bukan berarti Indonesia tidak luput sebagai Introduction to Social Research,
target bagi mereka, terutama generasi Quantitative, and Qualitative
muda. Apapun itu, media massa memiliki Approaches. Sage Publication Ltd.
tanggung jawab moral dan sosial terhadap Simut, Corneliu C. (2010). Traditionalism
publik, meskipun disisi lain pemberitaan- and Radicalism in the History of Christian
pemberitaan itu memang menguntungkan Thought. Palgrave Macmillan.
gerakan-gerakan tersebut sebagai bentuk
Timmerman, Christian. (Ed.) (2009). Faith-
dari propaganda cuma-cuma, namun ia
based Radicalism: Christianity, Islam,
juga memunculkan gerakan massa dari and Judaism Between Constructive
masyarakat sendiri untuk aktif berperan Activism and Destructive Fanaticism.
serta menjaga lingkungannya dari hal-hal Peter Lang International Academic
yang dapat mengganggu keamanan dan Publisher, 2009
ketertiban umum tanpa hanya bergantung
Wiktorowicz, Quintan. (Ed.). (2003). Islamic
pada pemerintah. Activism: A Social Movement Theory
Approach (Indiana Series in Middle East
Daftar Pustaka Studies). USA: Indiana University
Budiharso, Suyuti S. (2003). Politik Press.
Komunikasi. Grasindo.
Calhoun, Craig. (2012). The Roots of
Radicalism: Tradition, the Public Sphere
and Early Nineteenth-Century Social
Movements. University of Chigago
Press
Crelinsten, Ronald. (2009). Counterterrorism.
Polity
Gurevitch, Michael & Curran, James. (Eds.).
(2005). Mass Media and Soceity. USA:
Bloomsbury.
Hoffman, Bruce. (2006). Inside Terrorism.
University of Columbia Press.
Jewkes, Yvonne. (2011). Media & Crime (2th
ed.). Sage Publication Ltd.
Koentjoro & Rubianto, Beben. (2009).
Radikalisme Islam dan Perilaku Orang

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 165


Leni Winarni, Media Massa dan Isu...

166 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 167-176

Media Komunitas, Kredibilitas dan Relasi Sosial:


Framing Komunikator dalam Citizen Journalism

Mahfud Anshori
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
Citizen Journalism is new phenomenon in Production-Consumption of News. Influenced
by internet technology, Citizen Journalism widely spreads in in all country as counterpart
to Conventional Journalism. It also raised new issues in mass communication approach,
particularly in social relation and credibility issues.
This study examined the articles are written in kompasiana, Citizen Journalism site
maintained by Kompas.com ranging from July to September 2014. Using a purposive
sampling technique, this research obtained seven articles that deserve to be studied
according to researchers in accordance with the formulation of the problem to be addressed.
This study used the constructionist approach as framing analysis method introduced by
Van Dijk.
The research concluded that the ideological structures in the realm of consciousness
of each author beyond the written text and superstructure and social cognition is more
influenced than any principles in conventional journalism such as credibility, honesty and
impartiality.

Keywords: Citizen Journalism, Framing, Kompasiana, Credibility and Social Relations.

Pendahuluan yang hampir sama, yakni masalah


Pemanfaatan media komunitas kualitas, kredibilitas serta krisis keuangan.
bagi khalayak adalah sebuah fenomena Pada sisi kualitas dan kredibilitas, tradisi
baru di tengah perkembangan new media jurnalistik di media online dikritik tidak
yang difasilitasi oleh internet. Facebook, mempunyai basis praksis yang kuat,
Youtube, Twitter, Tumblr dan lain sehingga kredibilitas dan kualitas lembaga
sebagainya adalah media sosial yang acap informasi siber acap kali masih dipandang
kali dipilih oleh sebagian banyak orang sebelah mata. Bagi lembaga yang sudah
untuk saling berhubungan satu dengan mendapat tempat di publik, permasalahan
yang lainnya. datang dari mekanisme organisasi dan
sifat adaptif yang sulit dirumuskan secara
Media online yang dianggap sebagai
holistik.
bentuk media baru (new media) yang sarat
teknologi dan mengalami perkembangan Perubahan perilaku konsumen juga
luar biasa ternyata juga memiliki masalah berasal dari kencenderungan untuk

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 167


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

mencari berita diluar mainstream dari dengan kajian tentang fenomena new
media besar, dimana mereka lebih tertarik media di Indonesia.
pada ‘berita-berita kecil dan remeh-temeh’
dalam konteks jurnalistik konvensioal Tinjauan Pustaka
dibandingkan dengan berita-berita politik, Kajian tentang kredibilitas media
keuangan, atau berita-berita internasional komunitas online lebih sulit dilaksanakan
lainnya. Seperti kasus terakhir dimana dibanding dengan media sosial/
menjadi trending informasi yang cukup komunitas konvensional oleh karena
kuat dari seseorang yang memutilasi kemampuan “melekatkan” berbagai
seekor binatang di dunia maya, namun sumber dan keberagaman lapisan dalam
tidak banyak berita-berita terkait di media menyebarluaskan isi (Sundar, 2008). Satu
massa konvensional. isi blog dapat dirujuk berberbagi sumber,
Disisi lain, fenomena jurnalistik dan kemampuan hyperlink media online
warga (citizen journalism) memungkinkan adalah salah satu contoh tingkat kesulitan
audien menjadi produser. Khalayak dalam mengkaji kredibilitas media online.
dapat mempublikasikan informasi, opini Dalam kajian komunikasi, kredibilitas
dan data dengan mudah melalui weblog dapat dilihat dalam tiga prespektif yakni
atau website mereka sendiri. Fenomena kredibilitas media, kredibilitas isi/pesan
media komunitas juga mengalihkan ruang dan kredibilitas sumber/komunikatornya.
publik pada praktik ruang publik maya, Kredibilitas media dapat dilihat dari
seseorang dapat menyebarkan beragam bagaimana pengguna menggunakan
informasi, mengkonsolidasi jaringan sosial berbagai ragam media mulai dari
dan membentuk kelompok-kelompok radio, koran, televisi, internet dan lain
sosial lintas batas. sebagainya, sementara kredibilitas pesan/
Pembaca sebagai komunikator, isi adalah terkait dengan kualitas isi media,
hal ini merupakan ciri dari keberadaan akurasi dan update dari informasi yang
media komunitas di era internet. Sebagai ditulis tersebut. (Metzger, 2003).
komunikator, permasalahan yang pertama Banning and Sweetser (2007)
dihadapi oleh para pembaca ini adalah menggunakan alat ukur umum untuk
meraih kredibilitas dan membangun relasi melihat unsur kredibilitas dari sebuah
sosial. blog berupa: unsur faktualitas yang tersaji,
Penelitian ini berusaha untuk terkait dengan profit oriented; menghargai
mengkaji bagaimana cara komunikator- privasi orang lain, menekankan pada
komunikator dalam media komunitas kebutuhan komunitas dan dapat dipercaya.
membingkai tulisannya guna meraih Sementara itu pada tahun 2009, Johnson
kredibilitas dan membangun relasi sosial and Kaye (2009) juga menggunakan alat
diantara pembaca dan penulis lainnya. ukur kredibilitas media tradisional untuk
Penelitian ini diharapkan mampu mengkaji blog berupa tingkat kepercayaan,
menghasilkan sebuah kajian model kejujuran akurasi dan kedalaman.
pembingkaian informasi dari para penulis Sementara Thorson dkk (2010) mengkaji
non profesional di media komunitas kredibilitas media blog dapat dilihat
di situs jejaring kompasiana. Kajian pada tingkat kejujuran/ketidakjujuran,
ini diharapkan mampu memberikan bias/tidak bias, akurat/tidak akurat dan
khazanah pengembangan keilmuan di penyampian fakta sesungguhnya/ tidak
bidang komunikasi terutama yang terkait menyampaikan fakta sesungguhnya,

168 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

keseimbangan/ketidakseimbangan dan Desain dan Metode


dapat dipercaya/tidak dipercaya. Penelitian ini menggunakan pen-
Terkait dengan kredibilitas sumber dekatan Framing yang sebagaimana yang
terdapat penelitian yang dilakukan oleh dipopulerkan oleh Van Dijk. Van Dijk (1991:
Yang and Lim (2009) yang memberikan 108) menyatakan seperti halnya dalam
impresi bahwa pengguna individu proses berargumentasi atau menyusun
cenderung percaya pada organisasi ketika topik pembicaraan, berita juga mengikuti
mereka memperoleh level yang lebih skema yang berbentuk hirearkis yang
besar dari interaktivitas dalam media terdiri dari beberapa komponen seperti a).
sosial. Kredibitas media sosial menjadi Summary yang terdiri dari headline dan lead,
kritis ketika berhadapan dengan bentuk b). Background yang terdiri dari Main Events,
interaktivitas media. Interaktivitas sangat Context dan History, c). Verbal Reactions serta
kuat berasosisasi dengan kredibilitas. d). Comment (Dijk, 1991, hal. 115). Wartawan
Yang menjadi temuan penelitian tersebut menggunakan komponen-komponen frame
adalah tidak terdapat signifikasi yang kuat tersebut untuk menyusun sebuah berita.
antara kredibilitas penulis blog dengan Skema berita tidak saja berhubungan dengan
pengguna. skema naratif (cara berkisah) yang umum
Mahfud Anshori dkk (2010) juga tetapi juga berhubungan dengan rutinitas
menemukan kesimpulan bahwa, produksi berita yang ditujukan oleh cara dari
interaktivitas dalam fitur berita online kategori-kategori tersebut muncul dalam
mendorong pengguna untuk lebih banyak skema berita.
memilih membaca artikel dalam berita Sementara untuk artikel non
tersebut, dibanding dengan berita di jurnalistik seperti editorial atau opini,
portal yang tanpa disertai dengan fitur Van Dijk menyarankan pendekatan yang
interaktivitas. sedikit berbeda. Oleh karena sifat artikel
Minjeong Kang (Kang, 2010) dalam editorial atau opini bersifat informal dan
artikel ilmiah berjudul Measuring Social merupakan buah karya pemikiran yang
Media Credibility: A Study on a Measure of tidak memiliki skema yang tetap maka
Blog Credibility melakukan kajian terkait menganalisis framing dua jenis artikel
dengan kredibilitas media sosial dengan tersebut menggunakan pendekatan skema
membatasi kajian pada kredibiltas pada berita akan menjadi sulit. Van Dijk ( 1989)
isi dan penulis blog. Hasil kajian tersebut menyarankan suatu metode analisis yang
menghasilkan dan menvalidasi 14 alat ukur lebih ekletis, dimana artikel dibedah
yang dapat digunakan untuk mengukur berdasarkan beberapa kaidah kategori
kredibilitas blog dengan menggunakan yakni : a) Defining Situation b) Explanation,
metode FGD dan survey. FGD digunakan c) Moral d) The actors dan e). The ideological
untuk mencari kriteria kredibilitas yang value structure.
diinginkan dengan melibatkan 5 kelompok Defining Situation; dalam rangka
FGD yang terdiri dari 7 sampai dengan 10 memberikan gambaran tetang pokok per-
partisipan. Selanjutnya penelitian tersebut masalahan, penulis artikel opini/editorial
menggunakan uji statistik untuk mencari pada awalnya akan membuat ringkasan
kriteria model yang bagus untuk mengukur atas pokok permasalahan yang hendak
alat uji tentang reliabilitas blog dalam dua dibahas. Meski demikian, dalam konteks
dimensi yakni kredibilitas isi blog dan menjelaskan dan mengevaluasi pokok
kredibilitas penulis blog (blogger). permasalahan tersebut, penulis biasanya

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 169


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

meringkas dan mengihtisarkan peristiwa, Hasil


memilih dimensi-dimensi yang relevan dan 1) Yusril Ihza Mahendra vs Mawalu:
fokus pada peristiwa atau aktor tertentu. Konstruksi dan Framing Penulis
Peringkasan, pemilihan dan fokus dimensi-
Terdapat dua artikel yang terkait
dimensi tertentu ini mencerminkan
dengan kajian konstuksi dan Framing
kerangka idiologis dari sang penulis.
dari Penulis. Artikel pertama adalah
Explanation; penjelasan atas peristiwa/ artikel dengan judul “OMG! Diam-diam
topik yang dibahas. Cara penulis artikel Ternyata Jokowi Minta Tolong Yusril Jadi
menjelaskan peristiwa/topik yang dibahas, Pengacaranya Gugat Hasil Pilpres 2014 di
sudut pandang dan pemilihan-pemilihan MK, Tapi ditolak Yusril Mentah-mentah”
fakta tertentu merupakan latar idologi (Mawalu, 2014). Dalam artikelnya tersebut,
penulis. Mawalu mengulas tentang bagaimana
Moral; saran atau prediksi dari berbagai Yusril Ihza Mahendara menolak tawaran
definisi situasi dan penjelasan-penjelasan dari Tim Sukses Jokowi JK guna menjadi
yang telah diberikan sebelumnya. Hal penasehat hukum, jikalau hasil Pilpres 2014
ini menunjukan keberpihakan dan cara harus diselesaikan di tingkat Mahkamah
pandang mendepan dari sang penulis Konstitusi.
artikel. Mawalu sendiri adalah seorang
The actors; pemilihan pelaku-pelaku penulis di Kompasiana yang cukup aktif
dan peristiwa-peristiwa dalam artikel yang menulis dan mengulas tetang Pilpres 2014
tulis merupakan seleksi yang dilakukan oleh dengan sudut pandang sebagai seorang
penulis opini/editorial. Guna memahami pendukung Prabowo. Meski demikian,
susunan argumentasi dari editoral/penulis sang penulis menuturkan dalam artikelnya
artikel, siapa yang pro atau yang kontra bahwa sebelum mendukung Prabowo
serta latar idiologi yang ada dibelakang menjadi Calon Presiden Pada pemilu 2014,
media, peneliti perlu untuk memahami ia adalah seorang pendukung Jokowi.
para pelaku yang dibahas dalam artikel (Mawalu, 2014).
tersebut. Mengutip kicauan twitter dari Yusril
The ideological value structure. Ihza Mahendra di @yusrilihza_Mhd,
Penyusunan sebuah artikel opini/editorial Mawalu menyusun argumentasi tentang
merefleksikan cara pandang penulis artikel/ tanda-tanda kekalahan Jokowi-JK pasca
editorial atau yang lebih fundamental Pilpres 2014. Artikel tanggal 12 Juli 2014
mencerminkan stuktur idiologis, nilai dan dibuka dengan kutipan screen-shoot
norma yang dimiliki oleh penulis artikel/ dari twitter Yusril Ihza Mahendra yang
editorial atau media tersebut. menyatakan tidak memihak kepada salah
Penelitian ini meneliti artikel-artikel satu dari kubu Capres 2014. Sikap ini
yang ditulis di kompasiana, situs Citizen diapresiasi oleh penulis artikel sebagai
Journalism yang dikelola oleh Kompas. suatu sikap yang baik dan mencerminkan
com mulai dari bulan Juli sampai dengan ke-negarawan-an.
September 2014. Menggunakan teknik Merasa bahwa pernyataannya perlu
purposive sampling, diperoleh tujuh diklarifikasi lebih lanjut, supaya tidak
artikel yang menurut peneliti layak untuk disalahartikan, Yusril Ihza Mahendra merasa
diteliti sesuai dengan rumusan masalah perlu menulis artikel klarifikasi yang berjudul
yang hendak dijawab. “Pemihakan Saya Hanya kepada Bangsa dan
Negara” (Mahendra, 2014).

170 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

a) Defining Situation Count yang dirilis di berbagai media yang


Artikel “OMG! Diam-diam Ternyata menyatakan pasangan tersebut sebagai
Jokowi Minta Tolong Yusril Jadi pemenang pemilu adalah tidak benar.
Pengacaranya Gugat Hasil Pilpres 2014 di Secara eksplisit pula Mawalu menyatakan
MK, Tapi ditolak Yusril Mentah-mentah” bahwa pemenang sebenarnya adalah
yang ditulis oleh Mawalu dilatarbelakangi Prabowo Hatta.
oleh kicauan seorang tokoh nasional Sementara itu Yusril Ihza Mahendra
di bidang hukum dan mantan menteri, memiliki cara pandang yang berbeda dan
Yusril Ihza Mahendra yang menolak merasa untuk mengklarifikasi atas tulisan
untuk menjadi konsultan hukum jikalau Mawalu tersebut. (Mahendra, 2014). Dalam
ada sengketa hasil Pilpres 2014 dari pihak paragraf leadnya Yusril menyebut bahwa
Jokowi JK. ada sebagian besar tulisan dari Mawalu
Mawalu mendefinisikan suatu tersebut hanya berdasarkan pendapatnya
situasi dari looser psycology yang melanda pribadi dan cenderung bias.
tim Jokowi JK, dimana sebelum KPU i. Kemarin, Sabtu (12/07/2014),
Saudara Mawalu menulis artikel
mengumumkan hasil penghitungan, tim
di laman Kompasiana.com tentang
tersebut telah berupaya mencari bantuan sikap saya terhadap Pilpres, dengan
hukum. Hal ini didefinsikan oleh Mawalu judul yang provokatif, “OMG!
Diam-diam Ternyata Jokowi Minta
sebagai suatu kekalahan kubu Jokowi Tolong Yusril Jadi Pengacaranya
JK, dengan menyatakan bahwa Yusril Gugat Hasil Pilpres 2014 di MK,
menolak mentah-mentah permohonan Tapi ditolak Yusril Mentah-
mentah”. [http://komp.as/
mereka. A4kpo].
Situasi ini sebenarnya dipicu oleh ii. Beberapa materi yang diungkapkan
karena perbedaan penghitungan Quick dalam artikel itu, merupakan
opini Mawalu sendiri yang
Count dari berbagai lembaga survey
mendasarkan atas beberapa tuits
pasca pencoblosan Pilpres 2014, dimana yang saya publikasi pada akun
ada lembaga survey yang memenangkan twitter saya,https://twitter.com/
Yusrilihza_Mhd, dan mengganggu
pihak Prabowo Hatta dan sebagian yain bahkan cenderung untuk
memenangkan Jokowi JK. Perbedaan disalahpahami oleh pembaca.
penghitungan Quick Count ini yang Untuk meluruskan beberapa poin
dalam artikel yang cenderung
menyebabkan euforia pemenang Pilpres bias itu, berikut saya tampilkan
2014 menjadi tertunda. utuh pendapat yang saya tulis
pada Rabu (09/Juli/2014) malam
Rupanya indikasi aura kekalahan itu. Mudah-mudahan menjadi
perolehan suara Jokowi pada informasi yang utuh.
pilpres 2014 ini sudah disadari oleh
Jokowi sejak dini. Jokowi menyadari
sepenuhnya bahwa lembaga-lembaga Pertama kali, Yusril menyebut
Quick Count yang memenangkan bahwa judul artikel yang ditulis oleh
suara baginya hanya akal-akalan
saja alias ansor (angin sorga) karena Mawalu adalah provokatif dan dianggap
Jokowi sadar hasil perhitungan real sarat dengan opini pribadi dari Mawalu.
count suara terbanyak memang Yusril merasa bahwa judul dan artikel
diperoleh Prabowo-Hatta.
Mawalu tersebut menggangu dirinya
Lead artikel tersebut secara langsung dan cenderung untuk terjadi salah tafsir
mendefinisikan situasi yang hendak dari pembaca Kompasiana. Salah tafsir
disampaikan, dimana Jokowi JK telah yang dimaksud adalah bahwa Yusril Ihza
menyadari sepenuhnya bahwa hasil Quick Mahendra memiliki tendesi khusus dalam

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 171


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

kasus penolakan permintaan dari tim tetap komitmen dalam koridor


sukses Jokowi JK. kebenaran. Kita patut bersyukur
kepada Tuhan YME bahwasannya
di negara ini masih banyak tokoh-
b) Explanation tokoh bangsa yang tetap berpegang
Mawalu menulis bahwa Yusril Ihza teguh pada prinsip kebenaran
demi kepentingan nusa dan
Mahendra menolak permohonan tim bangsa, bukan untuk kepentingan
sukses Jokowi JK untuk menjadi penasehat golongan atau kepentingan pribadi
semata.
hukumnya dengan alasan-alasan tertentu.
1) Pakar Hukum Tata Negara yang Sebagai pendukung Prabowo Hatta,
juga mantan Menteri Kehakiman
itu menolak mentah-mentah per- secara eksplisit Mawalu juga menegas-
mohonan Jokowi yang meminta- kan bahawa sikap Prabowo yang siap
nya dengan sangat agar ia jadi menerima setiap keputusan KPU atas
Pengacaranya. Penolakan itu
terpaksa dilakukan Yusril karena hasil Pilpres 2014 tanpa ada rencana
ia mengendus niat kurang baik menggungatnya di Mahkamah Konstitusi,
dari pasangan capres dan cawapres
nomor dua itu.
adalah jiwa besar serang pemimpin.
4) Menilik dari manuver yang
Mawalu menyebutkan bahwa memalukkan ini, Jokowi sejatinya
harus belajar kepada Prabowo yang
penolakan dari Yusril Ihza Mahendra telah berbesar hati siap menerima
berdasarkan adanya iktikad yang tidak kekalahan kalau memang pada
baik dari pasangan Jokowi-JK. Namun saat real count pada tanggal 22 Juli
2014 nantinya ia kalah perolehan
Mawalu tidak menyertakan penjelasan suara.
lebih lanjut tentang maksud iktikad tidak 5) Prabowo saja tak pernah berniat
baik tersebut. akan melakukan gugatan hasil
pilpres 2014 ke Mahkamah
Mawalu justru menjelaskan alasan Konstitusi, tapi kok bisa-bisanya
normatif yang dikemukakan oleh Yusril kubu Jokowi nego Yusril untuk
ketika menolak permohonan Tim Jokowi JK, gugat hasil pilpres ke Mahkamah
Institusi. Indikasi ini sudah
bahwa dengan pertimbangan tidak enak hati, jelas, artinya mereka sudah
Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa ia tahu bahwasanya perolehan
suara Jokowi memang di bawah
netral dalam Pilpres 2014.
Prabowo. Buktinya Prabowo
2) Yusril menuturkan di akun tenang-tenang saja, tapi kubu
Twitternya pada hari Rabu tanggal Jokowi sudah kalang kabut duluan.
9 Juli 2014, setelah usai Pilpres Tanya kenapa?
kubu Jokowi malam itu langsung
menelepon dirinya minta agar ia Struktur retoris yang disusun oleh
bela mereka. Karena tak enak hati
sama Jokowi dan JK, Yusril pun Mawalu meneguhkan kembali posisinya
beralasan bahwa ia hanya ingin sebagai seorang pendukung Prabowo
netral saja dalam Pilpres 2014 ini
tak mau bela siapa-siapa.
Hatta, seraya mengajak pembaca berfikir
tentang apa yang terjadi sebenarnya atas
Pertimbangan Yusril yang ingin permintaaan tersebut. Penolakan Yusril
netral dalam Pilpres 2014 dan tidak mau menjadi pengacara Jokowi JK dinarasikan
membela siapa-siapa ini dipuji oleh sebagai titik point sudut pandangnya
Mawalu sebagai sikap negarawan yang dalam pembahasan di artikelnya tersebut.
baik, dimana kepentingan pribadi dan Disisi lain, Yusril menegaskan arti
golongan dibawah kepentingan negara netralitas dalam Pilpres 2014 dalam arti
dan bangsa. konsisteni sikap. Hal itu yang dinyatakan
3) Salut aku kepada bang Yusril yang sebagai berikut:

172 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

i. Sampai malam ini dan Insya c) Moral


Allah seterusnya, saya tetap
mempertahankan sikap netral saya Saran dari Mawalu dalam artikelnya
dalam Pilpres 2014 ini. Malam ini adalah bahwa Jokowi JK beserta timnya
tvone mengundang saya, katanya untuk memiliki jiwa besar sebagaimana
ada acara dialog menghadirkan
saya dan Mahfud MD. Saya ditunjukan oleh Prabowo. Siap menerima
diposisikan sebagai pengamat hasil keputusan KPU. Perbedaan
dalam acara ini.
penghitungan Quick Count tidaklah
ii. Saya sudah datang ke gedung menjadi dasar keabsahan hukum atas
Bidakara, tapi saya minta maaf
kepada crew tvone, saya tidak bisa pemenang Pilpres 2014.
ikut dalam acara tersebut. Saya Jika KPU telah memutuskan
katakan, kehadiran saya dalam
acara Presiden Pilihan Rakyat di pemenang dalam Pilpres 2014, semua
tvone, bisa menimbulkan anggapan pihak harus menerimanya dengan baik
saya memihak kubu Prabowo. Saya dan legowo. Menempuh jalur hukum
ingin tetap netral, tidak mendukung
apalagi memihak kepada salah satu untuk menggungat hasil Pilpres 2014
pasangan, tidak Prabowo-Hatta, adalah suatu tindakan yang tidak terpuji.
tidak juga Jokowi-JK.
Terkait dengan penolakan Yusril Ihza
iii. Dari zaman Presiden Suharto sikap
saya selalu seperti itu dan sampai Mahendra sebagai penasehat hukum,
sekarang tidak berubah. Saya rela Mawalu secara sarkasme menulis:
diberhentikan dari suatu jabatan,
6) Kembali lagi ke permohonan
karena saya berbeda pendapat
Jokowi ke Yusril yang ditolak
dengan Presiden, apalagi jika saya
mentah-mentah itu, saran aku buat
anggap Presiden melanggar UUD
Jokowi dan JK, sebaiknya kalian
1945.
sewa Pengacara Farhat Abbas saja.
Siapa tahu bisa menang.
Yusril menyatakan bahwa netralitas
yang ia maksud adalah tidak memihak Mawalu mengandaikan pembaca
kepada salah satu kubu Capres dan kompasiana mengetahui siapa yang disebut
Cawapres, baik Prabowo Hatta maupun dengan Farhat Abbas. Seorang pengacara
Jokowi JK. Yusril menekankan bahwa ia yang sering membuat kontroversi dan
menolak setiap acara atau permintaan dari bagi sebagian orang dianggap aneh.
masing-masing kandidat Presiden-Wakil Sementara moral yang hendak
Presiden, jika sekiranya hal tersebut akan disampaikan oleh Yusril Ihza Mahendra
menimbulkan anggapan di masyarakat adalah bahwa persoalan nilai uregensi
bahwa ia mendukung salah satu kandidat. dari netralitas dalam pilpres 2014, bahwa
Dengan menyebutkan penolakannya pilpres 2014 sarat dengan kepentingan
sebagai pengamat di acara TV One, Yusril kelompok dan golongan, sementara
hendak menyatakan bahwa dirinya kepentingan nusa dan bangsa terlupakan.
bersikap adil. Bahwa yang ditolak bukan
saya permintaan dari pihak Jokowi JK d) The actors
namun juga dari pihak Prabowo Hatta. Mawalu mendeskripsikan para pelaku
Yusril juga menyatakan bahwa ia dalam artikelnya Mawalu, Prabowo Hata
memiliki sikap konsisten atas pilihannya dan Yusril Ihza Mahendra sebagai bagian
tersebut, bukan saja pada Pilpres 2014 dari kami, sementara Jokowi JK dan Farhat
saja, namun jauh sebelumnya.Penegasan Abbas sebagai bagian dari mereka.Salah
ini dibuat Yusril, bahwa dirinya adalah satunya adalah dengan menggunakan kata
sosok yang memegang teguh atas prinsip, ganti “aku” dan “bung Yusril” Mawalu
konsisten dan berani.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 173


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

berusaha untuk mendekatan identitas posisi satu pihak dan memberi peran lebih
dirinya dengan Yusril Ihza Mahendra. Kata besar pada pihak lain, sementara Yusril
ganti “aku” juga mencerminkan Mawalu Ihza Mahendra mengemas idiologi taat
sebagai sosok muda yang kritis, seperti azas dan menghormati hukum tersebut
halnya pengunaan sebutan “aku”yang sebagai suatu bentuk menjunjung tinggi
populer pada gerakan mahasiswa diantara kepentingan nusa dan bangsa.
para aktivitis 1998. Di sisi lain, Mawalu menyusun
Semantara Yusril memanggil Mawalu artikelnya dalam posisi sebagai
dengan sebutan “saudara Mawalu”, seorang pendukung Prabowo Hatta
sebagai bentuk komunikasi berjarak, sementara Yusril Ihza Mahendra hendak
bahwa Yusril tidak mengenal dekat memposisikan diri sebagai bapak bangsa,
dengan Mawalu. Yusril secara konsten national heroes, yang akan turun tangan
menyebut dirinya sebagai “saya” frasa jika keadaan dan kepentingan nusa dan
yang lebih sopan, rendah hati, dimana hal bangsa terganggu.
ini Yusril hendak mengkomunikasikan Dari dua artikel tersebut tampak
dirinya sebagai sosok dan figur yang telah bahwa struktur idiologis yang ada di alam
matang pengalaman. kesadaran masing-masing penulis artikel
Yusril menempatkan dirinya berada jauh melampaui dari narasi teks yang
dalam posisi bersama kepentingan bangsa ditulis. Cara mengemas idiologi dalam
dan negara, sementara kepentingan narasi teks berbeda, Mawalu yang secara
masing-masing kandidat presiden dan terang-terangan, provokatif dan sedikit
kelompok pendukungnya berada pada sakrastik, sementara Yusril Ihza Mahendra
posisi berseberangan. Posisi ini sama menggunakan bahasa-bahasa implisit,
dengan posisinya dulu yang berseberangan euforis-romantis dan halus.
dengan posisi Soeharto di tahun 1998.
Kesimpulan dan Saran
e) The ideological value structure
1. Dalam konteks penulisan artikel opini,
Struktur nilai idiologis dari dua artikel cara berfikir dan mengkonstruksi
ini pada hakikatnya sama, yakni bahwa wacana mencerminkan sikap,
masing-masing kandidat Presiden/Wakil kepribadian dan orientasi politik
Presiden harus taat azas, menghormati dari komunikator. Narasi teks
hukum atas keputusan KPU terkait hasil mencerminkan bagaimana framing
Pemilu 2014. penulisan digunakan untuk
Hal ini berangkat pada pemikiran mempertegas posisi penulis dalam
idiologi “law and order”, hukum dan suatu sikap dan wacana tertentu.
ketertiban umum, bahwa mengutamakan Dalam hal ini struktur idiologis yang
kepentingan bangsa dan negara dengan ada di alam kesadaran masing-masing
mengikuti segenap hasil keputusan yang penulis artikel jauh melampaui dari
sah di mata hukum terkait dengan Pilpres narasi teks yang ditulis.
2014. 2. Salah satu cara meningkatkan
Yang berbeda dalam dua artikel ini kredibilitas penulis artikel di
adalah cara pengemasan dari struktur Kompasiana adalah dengan dua teknik
idiologis tersebut. Mawalu mengemas yakni: Pertama, menframe tulisan
idiologi taat azas dan menghormati hukum gaya dengan mengutip sumber berita
tersebut dalam kerangka mengecilkan dengan gaya personal style. Hal ini

174 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

dimaksudkan untuk meningkatkan 3. Artikel dalam bentuk reportase


kredibilitas penulis artikel. Teknik ini (liputan/padangan mata) dalam
jarang digunakan dalam penulisan praktek jurnalistik warga (citizen
artikel berita dalam kaidah jurnalistik journalism) belum memiliki kredibilitas
konvensional. Meskipun demikian, yang kuat karena sangat kuat unsur
dalam konteks komunikasi, percakapan manipulatif dan subjektivitas dari
interpersonal yang bersifat privat ini peliput berita. Kemampuan pembaca
akan lemah untuk dijadikan dasar dalam menelaah artikel berita menjadi
argumentasi jika tidak disertai bukti sangat penting untuk memilih dan
otentik, seperti transkrips rekaman memilah informasi yang diperoleh.
suara. Lokus sites dan lokus konteks
menjadi sangat ahistoris, jika seorang Daftar Pustaka
penulis artikel menulis pengalaman Anshori, M. (2010). Jurnalistik Online;
pribadinya sebagai dasar argumentasi Kajian Empat Portal Berita Online di
karena hal tersebut sulit untuk Indonesia. Komunikasi Massa, 22-25.
dilakukan verifikasi. Teknik kedua Banning, S. A., & Sweetser, K. D. (2007).
adalah dengan menggunakan hiperlink How Much Do They Think It Affects
dari sumber-sumber informasi lain Them and Whom Do They Believe?:
yang dapat diakses langsung oleh Comparing the Third-Person
pembaca artikel. Teknik ini sangat Effect and Credibility of Blogs and
populer dalam Citizen Journalism Traditional Media. Communication
dan dianggap sebagai salah satu Quarterly, 55(4) , 451-466.
moda interaktivitas yang khas untuk Borupaung, R. (2014, Juli 17). Surat Terbuka
penulisan artikel di internet.. untuk Luhut B Pandjaitan. Dipetik
Namun permasalahan kredibilitas Juli 22, 2014, dari kompasiana:
penulis artikel dan sumber http://politik.kompasiana.
informasi yang dirujuk menjadi com/2014/07/17/surat-terbuka-
krusial ketika dihadapkan kepada untuk-luhut-b-panjaitan-664770.html
persoalan kebenaran informasi yang Dijk, T. V. ( 1989). Race, riots and the press
disampaikan. Kredibilitas penulis An analysis of editorials in the British
artikel adalah terkait dengan kejujuran press about the 1985 disorders. Gazette
identitas penulis. Oleh karena sifat dari 43, 229-253.
media intenet yang sangat terbuka dan Dijk, T. V. (1991). Media contents The
fleksibel yang menyebabkan siapapun Interdisciplinary study of news as
tanpa harus memiliki identitas yang discourse. Dalam K. B. Jensen, & N. W.
jelas dapat menyusun fakta dan Jankowski, A Handbook of Qualitative
informasi dan disajikan di media Methodologies for Mass Communication
internet. Di sisi lain, banjir informasi Research (hal. 108-120). New York:
(information floods) dapat menyebabkan Routledge.
orang mengambil kesimpulan yang Jack, S. (2014, April 13). Tanggapan Tulisan
berbeda dari sebuah fakta/peristiwa Hazmi Srondol Mengenai Prabowo.
yang sama. Perbedaan kesimpulan Dipetik Juli 17, 2014, dari kompasiana:
ini dipicu oleh pengunaan informasi http://politik.kompasiana.
sekunder yang tingkat keabsahannya com/2014/04/13/tanggapan-
diragukan. tulisan-hazmi-srondol-mengenai-
prabowo-648712.html

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 175


Mahfud Anshori. Media Komunitas, Kredibilitas ...

Johnson, T. J., & Kaye, B. K. (2009). In blog perspectives on source, message, and
we trust? Deciphering credibility of media credibility in the contemporary
components of the internet among media environment. Dalam
politically interested internet users. Communication Yearbook 27 (hal. 293 -
Computers in Human Behavior, 25, 175- 335).
182.
Munir. (2014, Mei 30). Jumat di Sunda
Kang, M. (2010). Measuring Social Media Kelapa, Jokowi Disuguhi Khatib
Credibility – A Study on a Measure “Pentingnya Amanah”. Dipetik Juli 13,
of Blog Credibility. Institute for Public 2014, dari kompasiana: http://politik.
Relations, 2-22. kompasiana.com/2014/05/30/
jumat-di-sunda-kelapa-jokowi-
M. A. (2014, Juni 15). Jokowi and Sacred
dusuguhi-kahtib-pentingnya-
Images. Dipetik Juli 22, 2014,
amanah-655689.html
dari kompasiana: http://politik.
kompasiana.com/2014/06/15/ Subakti, E. (2014, Juli 19). Kepada Penulis
jokowi-and-sacred-images-658734. Surat Terbuka untuk Luhut Pandjaitan.
html Dipetik Juli 22, 2014, dari Kompasiana:
file:///E:/Gubes/Penelitian%20
Mahendra, Y. I. (2014, Juli 13). Pemihakan
UNS%202014/New%20Media/
Saya Hanya kepada Bangsa dan
Bahan%20Kompasian/31%20Mei/
Negara. Dipetik Juli 14, 2014, dari
Kepada%20Penulis%20Surat%20
Kompasiana/hukum: http://hukum.
Terbuka%20untuk%20Luhut%20
kompasiana.com/2014/07/13/
Pandjaitan.htm
pemihakan-saya-hanya-kepada-
bangsa-dan-negara-668119.html Subekti, E. (2014, Mei 31). Tak Berhenti
Karangan Fitnah terhadap Jokowi.
Mawalu. (2014, Juli 05). Ini Sebab Mawalu
Dipetik Juli 14, 2014, dari kompasiana:
Pindah ke Lain Hati Dukung Prabowo,
http://lifestyle.kompasiana.
Tanya Kenapa? Dipetik Juli 17, 2014,
com/catatan/2014/05/31/tak-
dari 05: http://politik.kompasiana.
berhenti-karangan-fitnah-terhadap-
com/2014/07/05/ini-sebab-mawalu-
jokowi-661580.html
pindah-ke-lain-hati-dukung-
prabowo-betanya-kenapa-671684. Sundar, S. S. (2008). The MAIN Model: A
html Heuristic Approach to Understanding
Technology Effects on Credibility. The
Mawalu. (2014, Juli 12). OMG! Diam-diam
John D. and Catherine T. MacArthur
Ternyata Jokowi Minta Tolong Yusril
Foundation Series on Digital Media and
Jadi Pengacaranya Gugat Hasil Pilpres
Learning, 73-100.
2014 di MK, Tapi ditolak Yusril Mentah-
mentah. Dipetik 07 14, 2014, dari Thorson, K. V., & Ekdale, B. (2010).
politik kompasiana: http://politik. Credibility in Context: How Uncivil
kompasiana.com/2014/07/12/omg- Online Commentary Affects News
secara-siluman-ternyata-jokowi- Credibility. Mass Communication &
minta-yusril-jadi-pengacaranya- Society, 3(3), 289-313.
bilamana-hasil-pilpres-2014-
Yang, S.-U., & Lim, J. (2009). The effects
berujung-di-mahkamah-konstitusi-
of blog-mediated public relations on
tapi-ditolak-yusril-mentah-
relation trust. Journal of Public Relations
mentah-673500.html
Research, 21(3), 341-359.
Metzger, M. J. (2003). (2003). Credibility
for the 21st century: Integrating

176 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 177-190

Peran Komunikator dalam Ritual Hajatan


(Studi Kasus Peran Tokoh Terop dalam Hajatan Etnis
Madura di Desa Karanglo Kecamatan Grati Kabupaten
Pasuruan Provinsi Jawa Timur)

Adi Inggit Handoko


Program Studi Ilmu Komunikasi Univesitas Muhammadiyah Ponorogo

Abstract
This study discusses the role of communicators in a hajatan, communicators in the region
of ethnic Madurese research object called is tokoh terop, pemilik hajatan, penanggung
jawab, pengurus, pendamping and pelandang. This study was a descriptive qualitative
research, with intrinsic case study approach. To collect the data, two methods were used:
in-depth interview and document study (in this case invitation text). The results of research
were as follows. (a) At the invitation text level:
(1) The role of character terop used by the owner of celebration in an effort to attract the
masses prospective contributors. (2) The existence of terop figures as a form of hegemony
owner of celebration to the society. (3) The role of character terop as personal selling,
invitation as well as a media promotion of the owner celebration. (4) The existence of
characters terop as a form of celebration of the owner’s inability to attract the masses
contributor.(b) At the planning level of celebration: (1) At the stage of the role of character
terop through mind, it was found that the figure terop attempt to pass down cultural
celebration with teropan concept to the younger generation of ethnic Madurese. The role
of character terop in celebration as an effort to expand of cultural adoption teropan to the
public.
(2) On the role of character terop with power, that what the figure as a form of reflection
society cooperations. (3) At this stage of the role of character terop with the service, it
was found that the celebration is a source of livelihood the “terop” group.(c) At the level of
organization, the creation of terop groups is an effort to strengthen the Madura ethnic group.
The teropan is a way for the figures of terop to meet and gathering. The establishment of a
celebration with teropan concept is intended also as an effort to reduce conflicts between
people or terop group.(d) At the level of implementation of the celebration: the role of the
leader in charge of terop are in charge of security implementation celebration, in addition
to securing the passage of a celebration, the person in charge must bear the financial
shortfall during a celebration held. The organizer completes all requirements during the
celebration takes place. The companion will accompany the owner of celebration at the
time celebartion took place.
Keywords: Communication, Role Communicator, Celebration and Hajatan

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 177


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

Pendahuluan Madura karena pada umumnya penelitian


Indonesia merupakan sebuah konsep tentang suku Madura kebanyakan hanya
yang terdiri dari keberagaman etnik, berfokus pada tindak kekerasan (seperti
masing-masing etnis mengembangkan sifat Carok), logat bahasa, dan profesi orang
komunalisme secara otonom. Menurut Madura. Namun ternyata di sisi yang lain
Van der Kroef masyarakat komunalisme etnis Madura memiliki keunikan dan ciri
tradisional (tradisional communalism) khas mereka yang tidak ditemukan di
memiliki ciri-ciri (a) high inter-relatedness Pulau Madura sebagai tempat asal etnis
of all domains of communality life (in totally) Madura. Bahkan kegiatan hajatan yang
(b) super natural power (c) kuatan ikatan demikian tidak akan dijumpai pada suku
teritorial dan kekerabatan (kindship) (d) atau etnis lain yang tinggal di Indonesia.
kuatnya batas teritorial menyebabkan Pendapat peneliti yang demikian diperkuat
semakin tegasnya batas-batas budaya dengan berdasarkan pengamatan dan
yang dapat dikenali. Dari Sabang sampai wawancara peneliti kepada informan
Merauke masing-masing etnis memiliki di lapangan, bahwa desain undangan
perilaku budayanya sendiri yang hidup dengan menampilkan foto-foto tokoh
berkembang dengan wajar dan alamiah hanya dimiliki oleh etnis Madura yang
dalam bentuk-bentuknya yang spesifik tinggal di wilayah Kabupaten Pasuruan
(Salim: 3) yang lebih tepatnya etnis Madura yang
tinggal di daerah pinggiran Kabupaten
Pasuruan adalah Kabupaten yang
Pasuruan sampai ke daerah perbatasan
terletak di Provinsi Jawa Timur, terletak
dengan wilayah Probolinggo.
sekitar 65 km sebelah tenggara dari Kota
Surabaya. Kabupaten ini berbatasan Hajatan pada masyarakat umumnya
dengan Kabupaten Sidoarjo dan Laut dimaknai sebagai sesuatu yang sakral,
Jawa di utara, Kabupaten Probolinggo namun hajatan bagi etnis Madura yang
di Timur, Kabupaten Malang di selatan, tinggal di wilayah ini dimaknai sebagai
Kota Batu di barat daya, serta Kabupaten tempat untuk arisan (arisan karena
Mojokerto di barat. Kabupaten ini dikenal pada gilirannya ketika seseorang telah
sebagai daerah perindustrian, pertanian, menyumbang (bowoh atau buwuh: bahasa
dan tujuan wisata. Kabupaten Pasuruan lokal etnis Madura Pasuruan) kepada
memiliki keanekaragaman penduduk orang lain, maka seseorang tersebut
yang sebagian besar adalah suku Jawa, pasti akan mengadakan suatu pesta.
selain itu bisa juga ditemui suku-suku lain kadang-kadang bukan pesta dalam skala
seperti suku Madura serta masyarakat besar, namun orang yang merasa pernah
keturunan Tionghoa-Indonesia, Arab dan dititipi sumbangan akan datang untuk
India. mengembalikan sumbangannya) atau
menitipkan (menitipkan karena biasanya
Dari keberagaman masyarakat yang
seseorang yang dalam waktu dekat
tinggal di Kabupaten Pasuruan, peneliti
akan mengadakan hajatan, sehingga
memfokuskan pada etnis Madura yang
kadang-kadang jumlah sumbangan akan
tinggal di Desa Karanglo Kecamatan Grati.
melebihi jumlah nominal pada umumnya.
Etnis Madura yang tinggal di wilayah
Dimaknai sebagai menitipkan karena
ini mengembangkan sifat komunalisme
pada dasarnya sumbangan yang pernah
otonomnya dengan menciptakan tradisi
disumbangkan wajib hukumnya untuk
yang unik yang diwujudkan dalam
seseorang mengembalikan. Biasanya
kegiatan hajatan. Alasan lain memilih etnis
orang yang dalam waktu dekat akan

178 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

mengadakan pesta, ketika datang pada dipajang dalam desain undangan, biasanya
hajatan orang lain, sumbangan berupa yang akan memiliki hajatan meminta izin
uang akan diselipkan pada undangan terlebih dahulu kepada orang-orang yang
hajatan miliknya yang akan dilangsungkan fotonya akan ditempatkan dalam desain
dalam waktu dekat) dan hajatan juga undangan. Pemilik hajatan memilih dan
dimaknai sebagai tempat penyambung menentukan tokoh yang akan ditempatkan
tali silaturahmi antar warga yang tinggal pada desain undangan, seperti: pemilik
di wilayah ini. Pertama, hajatan dimaknai hajatan, penanggung jawab, pendamping,
sebagai ajang arisan atau penitipan adalah pengurus, dan pengundang. Foto orang-
karena pada dasarnya setiap seseorang orang yang akan dipajang dalam desain
yang pernah bowoh atau buwuh (Jenis undangan biasanya merupakan tokoh
sumbangan bisa berupa sejumlah nominal yang berpengaruh di wilayah ini. Dengan
uang atau berupa sembako) pada orang harapan bahwa tokoh yang berpengaruh
lain, maka orang yang merasa pernah tersebut membawa dampak banyaknya
disumbang wajib hukumnya untuk tamu undangan yang hadir pada
mengembalikannya. Pengembalian hajatan. Penempatan tokoh pada desain
jenis sumbangan ini sesuai dengan jenis undangan secara otomatis bahwa tokoh-
sumbangan yang diberikan di awal. tokoh tersebut membantu suksesnya
Apabila penyumbang pertama memiliki pelaksanaan hajatan.
hajat dan orang yang pernah disumbang Ketokohan seseorang yang berada
tidak hadir pada hajatan tersebut, maka di dalam desain undangan sepertinya
pemilik hajat berhak menagih dengan memberikan makna sentral bagi orang-
mendatangi rumah seseorang tersebut orang yang menerima undangan hajatan.
atau memberikan surat teguran secara Selain itu pula bisa dipastikan bahwa
tertulis. Kedua, hajatan dimaknai sebagai pemilihan tokoh yang dilakukan oleh
penyambung tali silaturahmi adalah pemilik hajat bukanlah suatu tindakan
karena dalam tradisi sumbangan apabila yang tanpa disengaja atau hanya kebetulan
seseorang mengembalikan jumlah dan semata. Namun penempatan tokoh ini
jenis yang sama tanpa memberi imbuhan sudah berdasarkan pemilahan dan seleksi
sumbangan maka hal tersebut bisa yang dilakukan oleh pemilik hajat. Tokoh
dianggap sebagai pemutus tali silaturahmi yang dipilih pun bisa berasal dari relasi
antar individu. Selain pemutus tali sosial yang selama ini dijalin dengan baik
silaturahmi keadaan demikian bisa juga antara pemilik hajat dengan tokoh yang
dianggap sebagai impas. dipilihnya. Begitu juga dengan tokoh itu
Tradisi lain yang terjadi dalam kegiatan sendiri, dengan maksud tetap terjalinnya
hajatan pada etnis Madura di wilayah suatu hubungan yang dinamis, mereka
ini membuat desain undangan dengan merelakan foto dan juga namanya terdapat
memajang foto yang punya hajatan (baca: di dalam desain undangan tanpa adanya
pesta) beserta para panitia dalam hajatan. sebuah imbalan.
Jika diamati, undangan hajatan tersebut Dari hasil pengamatan dan interview
sepintas seperti kartu pencontrengan kepada narasumber di lapangan, peneliti
pemilihan kepala daerah. Pemilihan tokoh menemukan tradisi unik lainnya. Tradisi
yang dipajang dalam desain undangan unik lain dalam rangkaian hajatan ini
diharapkan mampu menarik minat disebut dengan hajatan koalisi. Hajatan
seseorang untuk menyumbang kepada koalisi (Hajatan koalisi bagi masyarakat
pemilik hajatan. Sebelum foto seseorang

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 179


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

etnis Madura disebut juga rejengan) semua berjalan seimbang, tanpa adanya
yakni, apabila seseorang yang akan tingkatan-tingkatan strata sosial yang
memiliki hajat masih kekurangan biaya melatarbelakanginya. Namun, pada
untuk menyelenggarakannya, atas dasar kenyataannya etnis Madura yang tinggal
kesepakatan bersama mereka akan di wilayah ini dalam melaksanakan
menggelar suatu hajatan yang biayanya kegiatan hajatan belum terbebas dari
berasal dari mereka berdua. Dalam adanya dominasi, dan seperti ada kekuatan
mendesain undangan mereka menegaskan maupun ketakutan-ketakutan tersendiri
dengan memajang foto kedua belah pihak bagi mereka ketika diundang namun
yang memiliki hajat dan menegaskan tidak menghadiri. Sedangkan menurut
pemberian dua kotak sumbangan Sastropoetro (1986:57) menyatakan bahwa
dengan sebutan Rejeng (Banyaknya kotak untuk menciptakan partisipasi yang efektif
sumbangan atau rejeng tergantung dari harus terbebas dari paksaan dan tekanan.
berapa orang yang bergabung dalam Paksaan dan tekanan seharusnya dihindari
hajatan). agar tidak menimbulkan ketegangan.
Jika dikaitkan komunikasi partisipatif Pernyataan Sastropoetro tersebut sejalan
dengan tindakan komunikasi yang digagas dengan temuan penelitian yang dilakukan
oleh Habermas dalam Littlejohn (2008:333) oleh Clifford Geertz yang dikemas dalam
bahwa masyarakat memiliki tiga jenis karyanya Religion of Java, dalam satu sub
kepentingan dalam berpartisipasi. pembahasan Geertz (2013:7-8) tentang
Pertama, teknis adalah kepentingan untuk makna slametan bahwa dalam kegiatan
menyediakan sumber daya yang natural. slametan ini semua orang diperlakukan
Kedua adalah interaksi karena pada secara sama. Hasilnya bahwa dalam suatu
dasarnya sebuah hubungan kerjasama kondisi masyarakat berbaur pada suatu
sosial sangat penting untuk bertahan kegiatan tak seorang pun merasa berbeda
hidup, minat ini dinamakan minat praktik dari yang lain, tak seorang pun merasa
(practical interest). Minat kedua ini sangat lebih rendah dari yang lain dan tak seorang
penting karena dalam hal ini mencakup pun punya keinginan untuk mengucilkan
kebutuhan-kebutuhan manusia untuk diri dari orang lain.
saling berkomunikasi dan praktek- Dari pemaparan fenomena hajatan
prakteknya. Ketiga adalah kekuasaan. diatas, peneliti akan menganalisis
Tatanan sosial secara alamiah cenderung fenomena hajatan ini berdasarkan unsur-
pada distribusi kekuasaan, namun pada unsur komunikasi. Dari kelima unsur
saat yang sama juga memiliki kepentingan komunikasi inilah akan terjadi sebuah
untuk membebaskan diri dari dominasi. aktivitas komunikasi, proses-proses
Kekuasaan mengarah pada distorsi komunikasi dapat diamati dalam acara
terhadap komunikasi, namun dengan hajatan etnis Madura yang menetap di
menjadi sadar akan adanya ideologi- wilayah ini. Unsur komunikasi ini sejalan
ideologi yang dominan di masyarakat, dengan pengertian komunikasi menurut
suatu kelompok kemudian dapat Harold Laswell, bahwa komunikasi adalah
memberdayakan dirinya untuk mengubah who, say what, in which chanel, to whom, with
keadaan. Maka kepentingan kekuasaan what effect (Mulyana, 2008:147).
adalah kepentingan yang emansipatoris. Unsur pertama adalah komunikator,
Menurut Habermas komunikasi penempatan tokoh-tokoh dalam desain
yang ideal itu bebas dari dominasi, undangan dalam kajian komunikasi

180 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

bisa diartikan sebagai komunikator. wilayah Desa Karanglo Kecamatan Grati


Komunikator dalam desain undangan Kabupaten Pasuruan ini beragam, tidak
ini memiliki peranan penting, karena seratus persen etnis Madura. Kemudian
komunikator disini digunakan untuk menjadi menarik karena apakah dalam
menarik massa untuk datang pada sebuah pemberian undangan dan perlakuannya
hajatan. Komunikator juga bisa dijadikan juga berbeda antara yang sesama etnis
tolak ukur tingkat kepercayaan seseorang Madura dan yang diluar etnis Madura.
ketika dirinya hendak memberikan Unsur kelima adalah efek, efek dalam
sumbangan. Dilain sisi komunikator disini konteks penelitian ini adalah keputusan
bisa menggantikan kekuatan (power) atau untuk datang dalam acara hajatan.
image dari siapa sipemilik hajatan. Ketika Berdasarkan uraian diatas bahwa alasan
pemilik hajat tidak memiliki pengaruh seseorang untuk datang dalam kegiatan
apapun di masyarakat, maka posisi hajatan beragam. Ada yang datang
komunikator akan bisa menggeser posisi karena kenal kepada pemilik hajatan,
ini. ada yang datang karena pernah merasa
Unsur kedua adalah pesan, pesan dititipi sumbangan sebelumnya, ada yang
dalam fenomena hajatan ini disimpulkan datang karena silaturahmi, ada juga yang
peneliti sebagai konten acara yang akan datang karena merasa tidak enak terhadap
diselenggarakan oleh sipemilik hajatan. komunikator yang dipajang fotonya dalam
Konten acara yang dimaksudkan peneliti desain undangan.
adalah hajatan pernikahan, khitanan, Pendekatan dalam penelitian ini
ulang tahun, pindah rumah, mendoakan menggunakan studi kasus. Menurut
orang sudah meninggal, dan kelahiran. Yin (2013:1) secara umum, studi kasus
Apakah dari banyaknya konten acara yang merupakan strategi yang lebih cocok bila
akan diselenggarakan oleh etnis Madura pokok pertanyaannya suatu penelitian
memiliki kesamaan dalam penyusunan berkenaan dengan how dan why. Kasus
pesan dan desain undangannya. menurut Louis Smith dalam Denzin
Ketiga Chanel, chanel dalam konteks (2009:300) adalah suatu sistem yang
fenomena hajatan ini berarti adalah jenis terbatas. Dalam ilmu-ilmu sosial dan
dan desain undangan. Karena disini layanan kemanusiaan, kasus memiliki
peneliti melihat ada perbedaan desain bagian operasional, bisa jadi bertujuan dan
undangan. Desain undangan pertama yang bahkan memiliki jiwa. Kasus adalah sistem
digunakan untuk sesama etnis Madura atau yang padu bagian-bagian tidak harus
untuk golongan dengan tingkat stratifikasi beroperasi dengan baik, tujuan bisa jadi
sosialnya setara. Desain undangan ini irasional, namun itu tetaplah sebuah sistem.
digunakan dengan menampilkan foto-foto Sedangkan menurut Stoufer seorang
para tokoh. Sedangkan desain undangan peneliti kasus biasanya mencari sesuatu
kedua merupakan desain undangan yang umum dan khusus dari sebuah
yang bentuknya lebih umum yang tidak kasus, namun hasil akhirnya seringkali
menampilkan foto para tokoh. Undangan memberikan sesuatu yang menarik dan unik
jenis ini kemudian digunakan untuk Denzin (2009:302). Menurut Faisal (2003:
mengundang mereka yang tingkat status 22) studi kasus merupakan tipe pendekatan
sosialnya lebih tinggi. dalam penelitian yang menelaah satu kasus
Unsur keempat adalah penerima, dilakukan secara intensif, mendalam,
masyarakat yang tinggal dan menetap di mendetail, dan komprehensif. Berbagai

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 181


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

variabel ditelaah dan ditelusuri termasuk Mahzab ini disebut mahzab “proses”. Kedua,
juga antar variabel yang ada. Menurut melihat komunikasi sebagai produksi
jenisnya, pendekatan studi kasus yang dan pertukaran makna. Kelompok ini
dipakai peneliti adalah Intrinsic case study. fokus dengan bagaimana pesan, atau teks
Jenis ini ditempuh bukan karena suatu berinteraksi dengan manusia di dalam
kasus mewakili kasus-kasus lain atau rangka untuk memproduksi makna; artinya,
karena menggambarkan sifat atau problem pandangan ini sangat memperhatikan
tertentu. Namun karena, dalam seluruh peran teks di dalam budaya kita.
aspek kekhususan dan kesederhanaan Pembagian definisi komunikasi
kasus tersebut menarik minat. Dalam menurut Fiske di atas sepertinya sangat
kesimpulannya pada penelitian studi kasus mempermudah bagi kita memahami
jenis ini tidak dapat digeneralisasikan, komunikasi. Fiske membagi komunikasi
melainkan kesimpulan yang akan diambil ke dalam dua mahzab, pertama mahzab
peneliti hanya untuk kalangan tertentu saja. proses dan kedua mahzab produksi dan
pertukaran makna. Jika mengacu kepada
Rumusan Masalah dua mahzab ini, peneliti mengambil
1. Mengapa masyarakat etnis Madura kesimpulan bahwa definisi komunikasi
di Desa Karanglo Kecamatan Grati yang dirasa sesuai dengan tema penelitian
Kabupaten Pasuruan menyelenggara- ini adalah mahzab “proses”. Definisi ini
kan hajatan dengan konsep teropan? dimaksudkan seperti apa yang dikatakan
2. Bagaimana peran tokoh terop dalam oleh Littlejohn bahwa difinisi memberi
ritual hajatan etnis Madura di Desa gambaran serta mempermudah mana yang
Karanglo Kecamatan Grati Kabupaten termasuk ke dalam cakupan komunikasi
Pasuruan? dan mana yang bukan termasuk ke dalam
cakupan dalam tema penelitian ini.
Tinjauan Pustaka Menurut model Sannon dan Weaver
Konsep Dasar Komunikasi dan Laswell, model komunikasi diatas
tampak adanya sejumlah komponen atau
Menurut Fiske (2012:2-3) ilmu
unsur yang dicakup, yang merupakan
komunikasi dibagi menjadi dua mahzab
persyaratan terjadinya komunikasi.
utama. Pertama, kelompok yang melihat
Komponen tersebut adalah: sumber
komunikasi sebagai transmisi pesan,
(komunikator), pesan, komunikan, dan
kelompok ini fokus dengan bagaimana
saluran.
pengirim dan penerima, mengirim dan
menerima (pesan). Kelompok ini sangat 1) sumber, adalah orang atau individu
memperhatikan dengan hal-hal sebagai titik pertama pesan itu berasal, dalam
efisiensi dan akurasi. Pandangan ini prakteknya sumber ini bertindak
melihat komunikasi sebagai proses dimana sebagai komunikator. Perannya
seseorang mempengaruhi perilaku atau cara dalam menyampaikan pesan sangat
berpikir orang lain. Jika efek yang muncul menentukan apakah dia sebagai
berbeda atau kurang yang diinginkan, komunikator yang kredibel atau
mahzab ini cenderung untuk berbicara tidak. Dalam penelitian ini yang
dengan istilah-istilah seputar kegagalan bertindak sebagai komunikator adalah
komunikasi, dan melihat berbagai tahapan pemilik hajatan, penanggung jawab,
didalam proses komunikasi untuk pendamping, pengurus, pelandang.
menemukan dimana kegagalan terjadi. 2) Pesan, adalah yang dikirim ke penerima

182 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

bisa berupa lambang atau stimulus membantu peneliti dalam menganalisa


dengan makna yang sudah diolah peran komunikator dalam ritual hajatan.
dan dikemas berupa informasi ke
penerima. Terutama pesan itu melalui Komunikasi Ritual
proses pematangan, kemudian dikemas Komunikasi ritual erat kaitannya
dengan baik agar makna dan efek yang dengan komunikasi ekspresif, komunikasi
akan ditimbulkan mudah dimengerti ritual ini dilakukan secara kolektif. Suatu
dan di cerna oleh komunikan. Artinya komunitas melakukan upacara-upacara
setelah melalui proses, pesan itu akan berlainan sepanjang tahun dan sepanjang
mendapatkan respon berupa umpan hidup. Yang disebut oleh antropolog sebagai
balik, setelah pesan itu dimengerti dengan rites of passage. Mulai dari upacara kelahiran,
baik akhirnya penerima akan bereaksi sunatan, ulang tahun, pertunangan,
positif artinya pesan yang disampaikan siraman, pernikahan, hingga upacara
komunikator merupakan faktor penentu kematian. Dalam upacara-upacara itu orang
akan keberhasilan dari komunikasi itu. mengucapkan kata-kata atau menampilkan
3) Penerima, bisa merupakan individu perilaku-perilaku simbolik. Mereka yang
atau kelompok sebagai dari tujuan berpartisipasi dalam bentuk komunikasi
pesan. Dia juga berperan apakah pesan ritual tersebut menegaskan kembali
dapat dimngerti akan makna dari pesan komitmen mereka kepada tradisi keluarga,
itu, bagaimana feedback atau respon komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi,
yang ditimbulkannya. atau agama mereka. (Mulyana, 2008:27)
4) Saluran, pesan yang sudah dikemas
tadi dikirim melalui saluran bisa berupa Habermas dan Teori Tindakan
pesan cetak atau media elektronik, radio Komunikatif
atau lisan baik langsung atau melalui Dalam pidatonya sebagai guru besar
media telepon kepada penerima. Dalam di Universitas Frankfurt yang berjudul
menyampaikan pesan dalam penelitian Knowledge and Human Intersts Habermas
ini digunakan dua media penyampai tidak hanya berpendapat bahwa paham
pesan hajatan yakni undangan secara kebebasan nilai ilmu-ilmu sosial itu keliru
tatap muka secara langsung antara dan berbahaya, tetapi juga menunjukkan
pemilik hajatan (komunikator) dan bahwa tujuan ilmu-ilmu kritis, dengan
orang-orang (komunikan) yang akan kepentingan emansipatorisnya adalah
diminta kesediaan perannya dalam membantu masyarakat mencapai otonomi
pelaksanaan hajatan. Selain saluran dan kedewasaan. Ditunjukkan pula bahwa
tatap muka langsung komunikator otonomi kolektif ini berhubungan dengan
menggunakan media undangan tertulis pencapaian konsensus bebas dominasi.
untuk menyampaikan pesan kepada Sampai pada tahun 1980-an Habermas
komunikan. mengandaikan bahwa konsensus macam
itu dapat dicapai dalam sebuah masyarakat
Untuk mempermudah pemahaman yang reflektif (cerdas) yang berhasil
tentang peran komunikator dalam peneliti- melakukan komunikasi yang memuaskan.
an ini, peneliti akan mengganti istilah Dalam komunikasi, para partisipan
peran dengan partisipasi. Sebagai catatan membuat lawan bicaranya memahami
bahwa istilah partisipasi ini memiliki maksud dan berusaha mencapai apa yang
tahapan dan juga bentuk-bentuk yang disebut Habermas sebagai klaim-klaim
jelas, sehingga mampu digunakan untuk

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 183


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

kesahihan (Validity claims). Klaim-klaim adalah teknis, adalah kepentingan untuk


inilah yang dipandang rasional dan akan menyediakan sumberdaya natural.
diterima tanpa paksaan sebagai hasil Kepentingan yang kedua adalah interaksi.
konsensus. (Hardiman, 2009:17-18) karena kerjasama sosial amat dibutuhkan
Teori tindakan komunikatif mengambil untuk bertahan hidup, Habermas
sikap kritis baik terhadap ilmu-ilmu sosial menamakannya kepentingan “praktis”.
dewasa ini maupun kenyataan sosial yang Ia mencakup kebutuhan-kebutuhan
dilukiskan. Ia kritis terhadap masyarakat manusia untuk saling berkomunikasi
maju sejauh mereka ini tidak sepenuhnya beserta praktek-prakteknya. Kepentingan
memanfaatkan kemampuan belajar yang ketiga adalah kekuasaan. Tatanan
kebudayaan yang tersedia bagi mereka sosial, secara alamiah cenderung pada
itu, melainkan membenamkan diri ke distribusi kekuasaan, namun pada saat
dalam sebuah pertumbuhan kompleksitas yang sama juga memiliki kepentingan
yang tak terkendali. Akan tetapi ia juga untuk membebaskan diri dari dominasi.
kritis terhadap pendekatan ilmiah yang Kekuasaan mengarah pada distorsi
tidak mampu menjelaskan paradoks terhadap komunikasi, namun dengan
rasionalisasi kemasyarakatan karena menjadi sadar akan adanya ideologi-
pendekatan itu membuat sistem sosial yang ideologi yang dominan di masyarakat,
kompleks sebagai objek mereka hanya dari suatu kelompok kemudian dapat
salah satu sudut pandang abstrak, tanpa memberdayakan dirinya untuk mengubah
memperhitungkan asal usul historis bidang keadaan. Maka, kepentingan kekuasaan
objek mereka (Hardiman, 2009:11) adalah kepentingan yang “emansipatoris”.
Menurut Habermas teori tindakan
Metodologi
komunikatif ini memiliki tujuan yang
terkait satu sama lain (McCharty, 2006:Vii):
Penelitian ini dilakukan di Desa
1. Mengembangkan konsep rasionalitas Karanglo Kecamatan Grati Kabupaten
yang tidak lagi terikat pada, dan Pasuruan Propinsi Jawa Timur. Sebelum
dibatasi oleh, premis-premis subjektif penelitian ini dilangsungkan, peneliti
filsafat modern dan teori sosial. melakukan prasurvei pada bulan
2. Mengkonstruksi konsep masyarakat Oktober 2012, dan dilanjutkan kembali
dua level yang mengintegrasikan dua pelakasanaan penelitian pada Agustus-
kehidupan dan paradigma sistem. November 2013.Jenis penelitian yang
3. Mengsketsakan, berdasarkan latar digunakan adalah deskriptif kualitatif
belakang diatas, teori kritis tentang dengan pendekatan studi kasus dengan
modernitas yang menganalisis dan jenis studi kasus intrinsic case study.
membahas patologi-patologinya dengan Subjek penelitian adalah tokoh-tokoh
suatu cara yang lebih menyarankan yang terdapat dalam desain undangan dan
adanya perubahan arah daripada masyarakat penerima undangan, tokoh
pengabdian proyek pencerahan. tersebut diantaranya: penanggung jawab,
pendamping, pengurus, pemilik hajat yang
Menurut Habermas dalam Littlejohn tinggal di Desa Karanglo Kecamatan Grati
(2008:333-334), masyarakat memiliki tiga Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur.
jenis kepentingan yang masing-masing Teknik pengumpulan data menggunakan
memiliki pendekatan dan rasionya wawancara mendalam, studi dokumentasi
masing-masing. Kepentingan pertama Dalam studi dokumen ini yang dilakukan

184 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

adalah analisis undangan hajatan yang pikiran. Pada tahap perencanaan hajatan
dibuat oleh etnis Madura di Desa Karanglo pemilik hajatan melibatkan partisipasi
Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan internal keluarga inti pemilik hajatan serta
Provinsi Jawa Timur. Analisis yang pihak eksternal. Pihak eksternal meliputi
digunakan adalah analisis isi kualitatif tokoh-tokoh terop atau tokoh yang dituakan
(content analysis). di desa penyelenggara hajatan. Dalam tahap
perencaan ini partisipasi internal adalah
Sajian dan Analisis Data musyawarah menentukan hari baik dan
a. Tahap Partisipasi Etnis Madura dalam menentukan jumlah pertisipan pada saat
Hajatan pelaksaan hajatan. Pada tahap perencaan,
pihak eksternal mengupayakan agar hajatan
Menurut Sastropoetro (1986:56)
dengan konsep teropan meluas, pada
bentuk dan jenis partisipasi dapat dilihat
tahap perencaan ini juga pihak eksternal
sebagai: (1) partisipasi dengan pikiran, (2)
mengupayakan agar hajatan dengan konsep
partisipasi dengan tenaga, (3) partisipasi
teropan ini menjadi ciri khusus budaya etnis
tenaga dan pikiran atau partisipasi
Madura di wilayah Pasuruan. Dengan
aktif, (4) partisipasi dengan keahlian, (5)
dilibatkannya pihak eksternal, diharapkan
partisipasi dengan barang, (6) partisipasi
pula mampu meningkatkan pendapatan
dengan uang, (7) partisipasi dengan jasa.
sumbangan pemilik hajatan.
Berdasarkan dari tujuh bentuk dan jenis
partisipasi menurut Sastropoetro, mula- Tahap kedua dalam perencanaan
mula peneliti akan mengklasifikasikan jenis hajatan adalah partisipasi dengan
dan bentuk partisipasi yang dilakukan oleh tenaga. Dalam partisipasi dengan
etnis Madura dalam hajatan berdasarkan tenaga diharapkan bahwa adanya adat
temuan peneliti dilapangan. Pertama tahap kegotong royongan antar warga tetap
perencanaan yang meliputi: (1) partisipasi terjalin. Namun pada kasus hajatan di
dengan pikiran, (2) partisipasi dengan wilayah ini, orang-orang yang terlibat
tenaga, (3) partisipasi dengan jasa. Tahap dalam gotong royong harus diminta
pelaksanaan (1) partisipasi dengan barang, bantuannya. Artinya bahwa pemilik
(2) partisipasi dengan uang. Partisipasi hajatan harus meminta langsung kepada
dengan keahlian dan partisipasi dengan calon partisipan dalam hajatannya. Jika
pikiran dan tenaga tidak termasuk didalam pemilik hajatan tidak meminta langsung
bentuk dan jenis partisipasi yang dilakukan kepada partisipan maka meskipun rumah
oleh etnis Madura dalam hajatan. Karena partisipan berada di depan rumah pemilik
pada temuan dilapangan tidak ditemukan hajatan, ia tidak akan mendatangi hajatan
partisipasi yang menggabungkan yang diselenggarakan.
partisipasi dengan pikiran dan tenaga Tahap ketiga perencanaan hajatan
menjadi satu bentuk partisipasi. adalah partisipasi dengan jasa, dalam
partispasi dengan jasa ditemukan bahwa
1. Tahap Perencanaan Hajatan hajatan ini dimanfaatkan sebagai mata
Tahap perencanaan merupakan bagian pencaharian. Mata pencaharian ini
awal dari rencana kegiatan hajatan, pada diantaranya adalah jasa pendistribusi
tahap ini pemilik hajatan mengharapkan undangan(Pelandang), selain pendistribusi
partisipatif aktif dari pihak keluarga inti dan undangan pelandang juga menerima jasa
dari pihak masyarakat. Tahap perencanaan penitipan sumbangan ketika seseorang
hajatan dimulai dengan partisipasi dengan yang diundang kemungkinan tidak bisa

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 185


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

hadir, dan mata pencaharian yang lain b. Persepsi Masyarakat Tentang Hajatan
adalah membuka peluang pekerjaan Memperbincangkan persepsi dalam
untuk juru tulis sumbangan dan pembawa topik ini, peneliti akan melihat persepsi
cara. Pelandang, Juru tulis sumbangan, dan budaya dari masyarakat etnis Madura terkait
pembawa acara biasanya memang orang dengan kegiatan hajatan yang dilakukan
khusus yang dipercayai oleh pemilik oleh mereka. Menurut Larry Samovar
hajatan. dan Ricard E. Porter (Mulyana,2008:214)
ada enam unsur budaya yang secara
2. Tahap Pelaksanaan Hajatan
langsung mempengaruhi persepsi kita
Tahap pelaksaan hajatan ini berkomunikasi dengan orang dari budaya
merupakan tahap hajatan berlangsung, lain. Dari enam pengaruh persepsi yang
pada saat hajatan ini berlangsung dikemukakan oleh Samovar dan Porter,
diharapkan orang-orang yang sudah peneliti akan melihat dari dua unsur
diminta bantuannya untuk berpartisipasi yang mempengaruhi persepsi masyarakat
bisa berada pada tanggung jawab dan terhadap kegiatan hajatan yang dilakukan
wewenang masing-masing. Misalnya, oleh etnis Madura, diantaranya adalah (1)
para panitia penerima tamu, penerima kepercayaan, nilai, dan sikap; (2) orientasi
tamu ini ditempatkan di area pintu masuk kegiatan. Dalam konsep kepercayaan
lokasi hajatan. Dalam pelaksaan hajatan nilai dan sikap, masyarakat menganggap
etnis Madura yang sudah diminta dan bahwa hajatan merupakan wadah tali
diundang akan mengahdiri hajatan. silaturahmi antar warga masyarakat baik
Dalam pelaksaan hajatan etnis Madura yang etnis Madura maupun yang non
berpartisipasi dengan menyumbang Madura. Selain wadah silaturahmi dan
dengan uang dan menyumbang dengan kerukunan, nyatanya bahwa etnis Madura
barang. Menyumbang dengan uang memegang nilai bhala (teman) dan moso
dimaksudkan sebagai upaya etnis Madura (musuh).
menabung, karena pada dasarnya mereka
Ketika seseorang terus melakukan
kurang percaya dengan Bank, bagi mereka
tanggung jawabnya dalam hajatan
menabung di Bank itu rugi, karena
maka dirnya dianggap sebagai bhala,
tidak mendapat bunga dan menabung
namun ketika seseorang tidak mematuhi
di Bank bisa diambil kapanpun mereka
tanggung jawabnya maka akan dianggap
mau. Selain menyumbang dengan uang,
moso. Misalnya seseorang yang bergabung
etnis Madura juga menyumbang dengan
dalam kelompok terop dan terus menjalin
barang, menyumbang dengan barang
interaksi diantara kelompok terop dan
dimaksudkan bahwa etnis Madura
selalu menyumbang, maka seseorang
mengantisipasi gejolak ekonomi. Karena
akan dikategorikan sebagai bhala. Namun
pada kenyataannya sumbangan yang
ketika seseorang tidak mengembalikan
pernah disumbangkan harus dikembalikan
sumbangan dan sudah ditagih tapi tidak
dengan jumlah dan bobot yang sama.
mengembalikan maka akan dianggap
Mereka yang sudah menyumbang tidak
sebagai moso pada kelompok terop satu dan
mau tahu bahwa pada saat ini harga
kelompok terop yang lain, bahkan juga bisa
dipasaran melambung tinggi, yang
jadi dianggap moso ditengah masyarakat.
paling penting adalah barang yang sudah
Dalam orientasi kegiatan hajatan, masing-
disumbangkan dikembalikan dengan
masing individu yang tergabung dalam
bobot yg sama.
kelompok terop atau yang tidak bergabung

186 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

memiliki tujuan masing-masing yang biasanya tokoh terop ini mengupayakan


ingin dicapai. Orientasi kegiatan hajatan anggotanya yang mengalami kesulitan
yakni: menabung uang yang dimiliki, dibantu untuk keluar dari kesulitan
mengenalkan diri kepada masyarakat dan pekerjaan.
menjaring massa. Menjaring massa ini Kedua, minat interaksi merupakan
terkait dengan komunikasi politik. aplikasi dari bahasa dan sistem simbol
dalam komunikasi. Interaksi sosial
c. Bentuk Kesenjangan Dalam Hajatan
ini merupakan cara yang dibangun
Bentuk kesenjangan yang terjadi untuk kerjasama sosial, karena adanya
dalam pelaksaan hajatan ini terkait sekali kerjasama sosial inilah manusia mampu
dengan stratifikasi sosial seseorang yang bertahan hidup, sifat minat interaksi
datang dalam hajatan. ketika seseorang ini adalah praktis. Kondisi interaksi ini
memiliki tingkat stratifikasi sosial yang pula yang kemudian diterapkan oleh
tinggi ditengah masyarakat etnis Madura etnis Madura dalam kegiatan hajatan,
di wilayah ini maka akan mendapatkan keinginan individu yang terlibat di dalam
perlakuan istimewa. Perlakuan istimewa hajatan serta merta menjadikan seseorang
ini biasanya dalam bentuk sajian makanan, memperluas jaringan interaksi diantara
pembedaan tempat duduk dan biasanya mereka. Perluasan jaringan komunikasi
perlakuan pemilik hajatan terhadap tamu diantara para pelaku hajatan merupakan
sengan stratifikasi sosial tinggi akan lebih tujuan yang ingin dicapai oleh individu
menghormati. yang terlibat di dalam hajatan. interaksi
yang dibangun antara anggota tokoh terop
d. Hajatan dan Teori Tindakan Komuni-
dan individu yang hendak bergabung
katif
pada kelompok terop diharapkan mampu
Menurut Habermas (Littlejohn dan membawa keuntungan bagi dirinya.
Foss, 2008:472), ia mengajarkan bahwa
Minat ketiga adalah kekuasaan,
ketika masyarakat bertindak itu memiliki
kekuasaan ini diwujudkan oleh pelaku
tiga minat utama, yaitu: minat pekerjaan,
hajatan dengan membentuk kelompok-
minat interaksi dan minat kekuasaan.
kelompok terop, disadari atau tidak
Dari ketiga minat ini, etnis Madura
bahwa kelompok ini mendominasi
mewujudkan dalam bentuk kegiatan
kekuasaan diwilayah ini. Secara struktural
hajatan yang mereka lakukan.
pemerintah kelompok terop tidak memiliki
Pertama, minat pekerjaan terjawab posisi jabatan apapun, namun secara
dari temuan peneliti bahwa hajatan struktural masyarakat kelompok terop
merupakan wadah pengenalan memiliki struktur sosial yang tinggi.
diri seseorang, ketika seseorang ini Keikutsertaan kelompok terop dalam
memutuskan untuk bergabung dalam hajatan nyatanya dimanfaatkan oleh
teropan maka secara otomatis bahwa apa orang-orang yang memiliki background
yang dilakukan olehnya merupakan jalan politis, sehingga kondisi demikian sangat
pembuka usaha yang sedang dijalankan menguntungkan bagi mereka. Dominasi
menjadi banyak pelanggan. Selain itu pula kekuasaan selain terlihat dalam ranah
keputusan seseorang bergabung dalam politis, dominasi ini juga terlihat pada
teropan diharapkan ketika seseorang ranah individu (ranah privat), ini tercermin
tidak memiliki pekerjaan maka akan dari adanya ketidakmampuan masyarakat
mendapatkan pekerjaan dari relasi yang etnis Madura dalam menentukan
dibagun dengan tokoh terop. Karena

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 187


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

kemauan individu untuk datang dalam dalam aktivitas hajatan. selain mendapat
hajatan. Prilaku mendatangi hajatan pengawasan dari kelompok dominan, uang
hanya dimaksudkan karena tekanan dari menjadi alat kontrol sosial dan pengendali
siapa pelandang dan siapa tokoh terop sosial masyarakat etnis Madura.
dibelakangnya yang mendukung hajatan Peran komunikator yaitu pemilik
tersebut. hajatan, penanggung jawab, pengurus,
pendamping, pengundang, pelandang
Kesimpulan tidak lebih hanya digunakan sebagai
Berdasarkan uraian dan hasil analisis penarik massa untuk menyumbang.
sesuai dari rumusan masalah dalam tesis Dalam perannya, tanggung jawab yang
dengan judul: Peran Komunikator Dalam dilakukan oleh komunikator terjadi secara
Ritual Hajatan (Studi Kasus Peran Tokoh tumpang tindih. Meskipun pemilik hajatan
Terop Dalam Hajatan Etnis Madura di Desa sudah menetapkan bahwa individu A
Karanglo Kecamatan Grati Kabupaten sebagai pendamping, individu B sebagai
Pasuruan Provinsi Jawa Timur), dapat pengurus dan sebagainya, namun dalam
ditarik kesimpulan sebagai berikut: melaksanakan perannya komunikator
Dibentuknya grup-grup kelompok yang ditunjuk sebagai pengurus,
terop merupakan usaha yang dilakukan pendamping, pengundang justru bisa juga
etnis Madura untuk mempererat golongan. bertindak sebagai pelandang. Dalam peran
Hajatan teropan merupakan “wadah” para komunikator, tanggung jawab yang lebih
tokoh terop ini bertemu dan berkumpul, jelas adalah peran penanggung jawab
dalam hajatan teropan ini terjadi kontak hajatan dan peran pelandang.
silaturahmi. Dibentuknya hajatan dengan Dalam menyiapkan dan merancang
konsep teropan ini dimaksudkan pula pesan terkait pesan hajatan, komunikator
sebagai upaya untuk meredam konflik menyiapkan pesan dengan logika pesan
antar masyarakat atau para kelompok yang digagas oleh Barbara O’Kefee.
terop, meskipun bahwa tidak menutup Logika pesan yang dipakai adalah
kemungkinan hajatan teropan ini juga rhetorical desain logic. Untuk menempatkan
mampu memicu konflik. Selain sebagai konteks komunikasi sebagai bentuk
tempat silaturahmi antar kelompok terop, negosiasi. Pemilik hajatan menempatkan
hajatan teropan ini sarat dengan alasan komunikator dalam hal ini adalah tokoh
motif-motif ekonomi. Pemilik hajatan terop. Tokoh terop yang dipilih adalah orang
mampu mengumpulkan uang dengan yang memiliki kekuatan yang mampu
total nominal dari puluhan juta bahkan menarik massa untuk datang berpartisipasi
hingga ratusan juta rupiah dalam waktu menyumbang. Ketika pemilik hajatan tidak
satu malam, besar kecilnya buwuhan yang punya kemampuan untuk menarik massa,
diperoleh pemilik hajatan tergantung maka pemilik hajat menempatkan tokoh
dari siapa pemilik hajatan, dan seberapa terop yang mampu menarik massa. Sebagai
sering pemilik hajatan melakukan buwuh konteks komunikasi, di dalam hajatan ini
terhadap orang lain. kegiatan hajatan mereka menjalin sebuah interaksi, pada
yang dilaksanakan oleh etnis Madura temuan penelitian ini interaksi antar
diwilayah ini menunjukkan bahwa orang-orang yang hadir dalam teropan
adanya pengawasan dari kelompok bertujuan sebagai personal selling dan
dominan, kelompok dominan dalam hal group selling. Sebagai medium penyampai
ini adalah para komunikator yang terlibat pesan, undangan juga dimaksudkan

188 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

sebagai context redefinition: (1) undangan Persada: Jakarta.


itu sifatnya urgensi, (2) undangan sebagai Fiske, John. 2012. Introduction To
bentuk pemaksaan pemilik hajatan Communication Studies (Diterjemahkan
terhadap calon penyumbang, (3) undangan ke Dalam Bahasa Indonesia dengan Judul
sebagai bentuk ketidakmampuan pemilik “Pengantar Ilmu Komunikasi eds.3” oleh
hajatan dalam menjangkau satu persatu Hapsari Dwiningtyas). Rajagrafindo
calon penyumbang, (4) Ketidakmampuan Persada: Jakarta.
pemilik hajatan dalam menarik massa, Hardiman, F. Budi. 2009. Menuju Masyarakat
(5) hegemoni pemilik hajatan terhadap Komunikatif: Ilmu, Masyarakat, Politik
masyarakat calon penyumbang, dan (6) dan Posmodernisme Mennurut Jurgen
undangan meredifinisi profesi pemilik Habermas. Kanisius: Yogyakarta.
hajatan, undangan sebagai media promosi
Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A.
individu pemilik hajatan. 2008. Theorties of Human Comunication
Dalam menyampaikan pesan, pemilik 9th edition. Singapore: Thomson
hajatan menggunakan dua media pe- Wadsworth.
nyampai pesan. (1) melalui undangan teks McCarthy, Thomas. 2006. Theorie
dan (2) melalui tatap muka secara langsung des Kommunikativen Handelns,
(face to face). Media undangan teks diberikan Band 1: Handlungsrationalitat und
kepada calon penyumbang yang tempatnya Gesellschaftliche Rationalisierung
berjauhan dengan lokasi pemilik hajatan (diterj: Nurhadi dengan judul:
dan media tatap muka adalah undangan Teori Tindakan Komunikatif: Rasio
dari pemilik hajatan dengan berbicara dan Rasionalisasi Masyarakat) Kreasi
langsung kepada orang-orang yang berada Wacana: Yogyakarta.
dalam lingkungan rumah pemilik hajatan. Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi
Undangan ini sangat diperlukan di wilayah Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya:
ini, tanpa undangan mereka tidak akan Bandung.
berpartisipasi. Salim, Agus. 2006. Stratifikasi Etnik kajian
mikro sosiologi interaksi etnis Jawa dan
Daftar Pustaka Cina. Tiara Wacana: Yogyakarta.
Denzin, Norman K. dan Lincoln, Yvonna S. Sastropoetro, Santoso. 1986. Partisipasi,
2009. Handbook Of Qualitative Research Komunikasi, Persuasi dan Disiplin
edisi satu (Handbook Of Qualitative Dalam Pembangunan. Penerbit Alumni:
Research (1997) diterjemahkan dalam Bandung.
bahasa Indonesia oleh Dariyanto,
Badrus Samsul Fata, Abi, Jhon Yin, Robert K. 2013. Case Study Research:
Rinaldi). Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Design and Methods cet. 12. Diterj:
M.Djauzi Mudzakir. RajaGrafindo
Geertz, Clifford. 2013. The Religion Of Persada: Depok.
Java (diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia dengan judul “Agama
Jawa: Abangan, Santri, Priyayi Dalam
Kebudayaan Jawa” oleh Aswab
Mahasin dan Bur Rasuanto, cet.
Pertama oleh komunitas Bambu).
Komunitas Bambu: Depok.
Faisal, Sanapiah. 2003. Format-Format
Penelitian Sosial cet.6. RajaGrafindo

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 189


Adi Inggit Handoko. Peran Komunikator dalam ...

190 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 191-202

Pemikiran Harold Innis terhadap Pengembangan Ilmu


Komunikasi

A. Eko Setyanto
Christina Tri Hendriyani
Nuryanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
There are many new concepts Innis contributed to the development of political economy as
well as the science of communication. Donation was obtained through research Innis Innis
who roam until meandered Canada, among others, about the fur trade, the development of
the railway network and the trans-Pacific trade raw goods, to study communication, Innis
found that technology will determine the development of civilization. Media Communication
is not something neutral. The media is very biased against time and space (time-biased
media and space-biased media). A biased media is media that focus on duration and
durable. Such media are usually not practical to carry around and weighs heavy.
While media bias is a media space that emphasizes mastery of space or territory. Such
media are usually mild and very easy to carry so it is more practical. Replacement of the
media bias of media bias media bias time into space, usually influenced by developments
in technology. If the shared media bias that accompanies determine civilization, the
technology that converts media bias also contribute to the change. In other words,
technology will change communication (media) and in time will change civilization. This
argument put forward Innis in his research that venture into remote-Peloso inland through
in-depth interviews and record the oral history of sites visited.
Keywords: Harold Innis, communications science, political economy

Pendahuluan manusia mempengaruhi dan dipengaruhi


Kegiatan berkomunikasi adalah oleh komunikasi.
kegiatan yang melekat pada diri manusia. Kemampuan manusia untuk
Bahkan komunikasi itu ada berbarengan berkomunikasi semakin lama menjadi
dengan keberadaan manusia sebagai homo- semakin rumit dan kompleks sehingga
sociocus. Oleh karena itu, komunikasi dapat menjadi pembeda antara dunia
melekat pada eksisitensi manusia. Dua manusia dengan dunia binatang.
hal ini, manusia dan komunikasi, dapat Selanjutnya Littlejohn mengatakan:
disamakan dengan dua sisi dari sekeping ”Communication is one of the most
mata uang. Perkembangan peradaban pervasive, important, and complex
aspects of human life. The ability to

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 191


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

communicate on a higher level separates Lasswell (ilmu politik), Kurt Lewin


humans from other animals. Our daily (Psikologi sosial), Carl Hovland (psikolog),
lives are strongly affected by our own
communication with others as well as by Paul Lazarsfeld (sosiolog) dan Harold Innis
messages from unknown persons from (ekonomi-politik).
other parts of the world and from the past.
If there is a need to know about our world, Kegiatan akademik pada awal kelahiran
surely communication deserves our Ilmu Komunikasi sudah menggambarkan
careful attention”. (Littlejohn, 1996, 3).
bahwa fenomena komunikasi merupakan
suatu obyek yang dapat diteliti oleh
Komunikasi yang dikembangkan oleh
berbagai disiplin ilmu. Dengan kata lain,
manusia sarat dengan berbagai simbol
komunikasi bukanlah suatu disiplin ilmu.
dan karena itu hanya dapat dicerna oleh
Ia hanya sekedar obyek kajian dari disiplin
manusia itu sendiri. Fenomena komunikasi
ilmu yang sudah ada. Pada perkembangan
secara serius dipelajari sejak jaman Yunani
selanjutnya, seorang ahli yang bernama
maupun Romawi kuno dalam kemampuan
Wilbur Schramm mengemas menjadi
rhetorika. Selain di eropa, fenomena
disiplin ilmu tersendiri yang terpisah dari
komunikasi pun dipelajari di India
disiplin ilmu-ilmu lainnya.
maupun di China. Bahkan kertas sebagai
alat/media berkomunikasi ditemukan Awal abad 20 merupakan momentum
pertama kali di China sekitar tahun 105M. lahirnya disiplin Ilmu Komunikasi karena
ada beberapa faktor yang mendorongnya.
Aktivitas komunikasi menjadi
Faktor-faktor tersebut antara lain
semakin intensif ketika ditemukannya alat
penemuan-penemuan baru dibidang sains
mesin cetak oleh Guttenberg pada tahun
dan tehnologi ditambah dengan adanya
1457. Alat ini membawa revolusi dalam
Perang Dunia I dan II yang menggunakan
berkomunikasi, terutama komunikasi
komunikasi terutama propaganda dalam
cetak yang mampu menebar ide dalam
strategi memenangkan perang. Selanjutnya
jumlah yang besar dan dalam waktu yang
Littlejohn mengatakan:
relatif singkat.
“Although communication has been
Pada awalnya, kegiatan komunikasi studied since antiquity, it became
yang semakin masif berupa propaganda an especially important topic in the
untuk menyiarkan agama, baik di Eropa 20th century. One author describes
this development as a ‘revolutionary
untuk penyiaran agama Kristen maupun discovery’, largely caused by the rise of
di Jazirah Arab untuk penyiaran agama communications technologies such as
Islam. Penemuan mesin cetak pada radio, television, telephone, satellites
and computer networking, along with
awalnya dipergunakan untuk mencetak industrialization, big business, and global
buku-buku injil. politics. Clearly, communication has
assumed immense importance in our time.
Fenomena komunikasi yang sudah
Intense interest in the academic study
dicermati sejak jaman Yunani Kuno ternyata of communication began after WW I, as
tidak segera melahirkan kajian tersendiri increasing technologies and literacy made
yang dikenal sebagai Ilmu Komunikasi communication a topic concern. The
subject was given impetus by the popular
sampai akhir abad 19. Baru pada awal abad 20th century philosophy of progressivism
20, fenomena komunikasi dipelajari secara and pragmatism, which stimulated a desire
to improve society through widespread
serius oleh ahli-ahli politik, matematika,
social change” (Littlejohn, 1996, 4).
psikologi, linguistik dan sebagainya. Kajian-
kajian mereka ini pada akhirnya melahirkan Selepas Perang Dunia II, Ilmu
ilmu baru yaitu Ilmu Komunikasi. Kajian- Komunikasi berkembang pesat sejalan
kajian para ahli tersebut antara lain Harold

192 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

dengan penemuan-penemuan mutakhir posisi inilah Innis menyerukan supaya


teknologi komunikasi dan komputer para ahli komunikasi memperhatikan
serta semakin berkembangnya kegiatan dan mencermati secara mendalam peran
di bidang perdagangan/pemasaran, tehnologi komunikasi beserta dampaknya
khususnya bidang periklanan dan public pada masyarakat luas. Innis percaya
relations. bahwa perubahan tehnologi menyebabkan
Sejalan dengan kemajuan aktivitas perubahan masyarakat. Teorinya ini
komunikasi, kajian-kajian di bidang dikenal sebagai technological determinism.
komunikasi juga semakin berkembang Meskipun Harold Innis telah
dan semakin canggih. Namun demikian, memberikan sumbangan besar dalam
kajian-kajian tentang formasi ketika perkembangan Ilmu Komunikasi, tradisi
ilmu komunikasi dibentuk, masih jarang keintelektualannya yang multi-disiplin
dilakukan. Kajian-kajian dengan berbasis belum banyak dikaji. Padahal kajian-kajian
pendekatan biografi personal para pelopor semacam ini penting untuk diketahui
Ilmu Komunikasi tidak banyak yang oleh mahasiswa komunikasi atau siapa
mempelajarinya. Beberapa diantaranya saja yang baru belajar ilmu komunikasi
antara lain Everett Rogers (1994) mengkaji agar mereka dapat memahami secara
sejarah ilmu komunikasi dengan utuh tradisi intelektual para pendiri ilmu
pendekatan biografi personal. Nuryanto komunikasi.
(Juli, 2011) meneliti pemikiran Wilbur
Schramm dalam upaya membentuk Konsep-konsep yang dikembangkan
disiplin Ilmu Komunikasi dan Eko Setyanto Innis
(2012) meneliti sumbangan pemikira a) Sejarah Canadian Pacific Railways
Harold Lasswell di bidang komunikasi. (CPR).
Sementara itu, masih banyak tokoh-tokoh
Harold Innis menulis tesis PhD-nya
intelektual pelopor Ilmu Komunikasi
tentang sejarah jaringan kereta api Kanada
yang pemikirannya patut dikaji secara
di bagian Pasifik Canadian Pacific Railway
mendalam. Salah satunya adalah Harold
(CPR). Penyelesaian jaringan kereta
Adams Innis (1894-1952).
api benua pertama tahun 1885 itu telah
Revolusi Industri di Eropa membawa menjadi saat yang menentukan dalam
dampak signifikan bagi perkembangan sejarah Kanada. Disertasi ini akhirnya
peradaban manusia, terutama ketika diterbitkan sebagai buku pada tahun 1923,
terjadi penemuan-penemuan tehnologi dapat dilihat sebagai upaya awal untuk
komunikasi. Dampak sosial tehnologi mendokumentasikan pentingnya kereta
komunikasi telah banyak diteliti, api itu dari titik seorang sejarawan ekonomi
terutama dampak dari penemuan terpandang. Kajiannya menggunakan
mesin cetak, telegram, telepon, film dan analisa statistik canggih untuk mendukung
televisi. Memasuki tahu 1970an terjadi argumen. Innis menyatakan bahwa proyek
revolusi tehnologi komunikasi dengan konstruksi ini sulit dan mahal ditopang
ditemukannya prosesor mikro komputer, oleh kekhawatiran aneksasi Amerika dari
televisi kabel, satelit dan tehnologi pesan Kanada Barat.
elektronik yang membawa perubahan
Innis berpendapat bahwa “sejarah
baru dalam studi komunikasi dan sudah
Canadian Pacific Railroad terutama
barang tentu membawa perubahan sosial
adalah sejarah penyebaran peradaban
masyarakat secara sangat signifikan. Pada
Barat atas bagian utara benua Amerika

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 193


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

Utara”. Sebagai catatan pakar Robert ditentukan batas Kanada. Pentingnya bulu
Babe menyatakan bahwa, kereta api sebagai produk pokok mengakibatkan,
membawa industrialisasi, mengangkut terutama, di bagian utara benua yang
pasokan batubara dan bangunan ke tersisa Inggris. Meskipun Kanada telah
tempat manufaktur. Itu juga jenis media menyatakan kemerdekaannya dari
komunikasi yang berkontribusi terhadap kekuasaan kolonial, itu tetap tergantung
penyebaran peradaban Eropa. pada Inggris untuk perdagangan.
Pakar Arthur Kroker berpendapat Perdangan berdasarakan bahan mentah
bahwa studi Innis tentang the Canadian adalah perdagangan yang rentan. Selain
Pacific Railway adalah yang pertama di dipengaruhi fluktuasi permintaan dan
mana ia berusaha untuk menunjukkan penawaran, ia juga diperngaruhi oleh
bahwa teknologi bukanlah sesuatu yang kondisi geografi dan alam. Maka untuk
eksternal untuk Kanada, tetapi sebaliknya, menjamin ekspor staples ini dimungkinkan
adalah kondisi yang diperlukan dan melalui perbaikan jaringan transportasi
konsekuensi logis dari eksistensi Kanada. yang mencakup sungai, dan kemudian
kereta api.
b) Teori Staples
c) “Dirt” Research (Penelitian Lapangan)
Innis mengembangkan teori staples
(stok bahan mentah), dan metode Pada tahun 1920, Innis bergabung
penyelidikan intelektual, melalui kontribusi dengan departemen ekonomi politik
besar untuk sejarah ekonomi selama tahun di Universitas Toronto. Dia ditugaskan
1920-an dan 1930-an. Pada saat itu, Kanada untuk mengajar mata kuliah perdagangan,
terutama mengekspor komoditas mentah sejarah ekonomi dan teori ekonomi. Dia
ke Eropa. Innis berpendapat bahwa memutuskan untuk fokus penelitian
pencarian dan eksploitasi komoditas ilmiah tentang sejarah ekonomi Kanada,
mentah tertentu (atau “staples”) seperti subjek yang sangat diabaikan, dan ia
ikan, bulu, kayu, produk pertanian dan meneliti perdagangan bulu sebagai ranah
mineral, menciptakan perekonomian pertama studinya.
daerah di Kanada. Ia menggambarkan Perdagangan bulu telah membawa
hubungan antara wilayah Kanada sebagai pedagang Perancis dan Inggris ke Kanada,
salah satu “jantung” untuk “hinterland.” memotivasi mereka untuk melakukan
Menurut Innis, jenis tertentu hubungan perjalanan barat sepanjang saling danau
ekonomi dan politik tumbuh dari dominasi dan sungai sistem benua ke pantai Pasifik.
Toronto-Montreal koridor perkotaan Innis menyadari bahwa ia tidak akan
selama pinggiran timur, utara dan barat. hanya perlu mencari dokumen arsip untuk
Pinggiran, atau pedalaman, didominasi memahami sejarah perdagangan bulu,
oleh inti, atau jantung. tetapi juga harus melakukan perjalanan
Karena jantung itu tergantung negara sendiri mengumpulkan massa
pada pencarian dan akumulasi staples informasi langsung dan mengumpulkan
(yang terletak di pedalaman) untuk apa yang disebutnya “kotoran”
mengabadikan ekonomi, ia berusaha untuk pengalaman.
mendapatkan kekuasaan ekonomi dan Dengan demikian, Innis bepergian
politik dengan memanfaatkan pedalaman. secara luas dimulai pada musim panas
Sebagai contoh, Innis mengklaim bahwa 1924. Ia dan temannya menyusuri Sungai
sebagian besar perdagangan bulu Perdamaian dengan perahu sampai ke

194 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

Danau Athabasca; kemudian menyusuri bulu tidak akan ada. Tidak seperti banyak
Sungai Slave ke Great Slave Lake. Mereka sejarawan yang melihat sejarah Kanada
melanjutkan perjalanan menyusuri sebagai diawali dengan kedatangan orang
Mackenzie, sungai terpanjang Kanada, ke Eropa, Innis menekankan kontribusi
Samudra Arktik. Selama perjalanannya, budaya dan ekonomi masyarakat Bangsa
Innis tidak hanya meneliti perdagangan Pertama.
bulu namun juga mengumpulkan The Fur Trade di Kanada menyimpul-
informasi tentang produk pokok lainnya kan dengan menyatakan bahwa sejarah
seperti kayu, pulp dan kertas , mineral, ekonomi Kanada dapat dipahami dengan
biji-bijian dan ikan. Di mana-mana Innis memeriksa bagaimana satu produk pokok
pergi, metode penelitiannya adalah sama. (bulu) memberi jalan perdagangan kayu,
Ia mewawancarai orang-orang yang dan kemudian gandum serta mineral.
berhubungan dengan produksi produk Ketergantungan pada staples menyebabkan
pokok dan mendengarkan cerita mereka. Kanada secara ekonomi tergantung pada
banyak negara industri maju dan terjadi
d) Perdagangan Bulu di Kanada
pergeseran dari satu pokok ke pokok yang
Ketertarikan Harold Innis pada lain yang pada gilirannya menyebabkan
hubungan antara negara induk dan koloni gangguan dalam kehidupan ekonomi
dikembangkan dalam studi klasiknya, The negara.
Fur Trade di Kanada: Sebuah Pengantar
Sejarah Ekonomi Kanada (1930). Buku Teori komunikasi yang dikembangkan
ini menceritakan perdagangan bulu dari
Studi Innis melalui penjelajahan
awal abad ke-16 untuk tahun 1920-an.
sungai dan danau akhirnya memicu
Buku ini berfokus pada petualang orang
minatnya dalam hubungan ekonomi dan
Eropa yang menjelajahi padang gurun
budaya yang berkaitan dengan system
Kanada. Ia menyimpulkan sebagian besar
transportasi dan komunikasi.
perdagangan bulu menentukan batas-
batas Kanada. Selama tahun 1940-an, Innis juga mulai
mempelajari industri pulp dan kertas,
The Fur Trade di Kanada juga
industri penting pada perekonomian
menggambarkan interaksi budaya di
Kanada. Penulis biografi Paul Heyer
antara tiga kelompok orang: orang Eropa
menulis bahwa Innis melalui studi pulp
di pusat-pusat metropolitan; pemukim
dan kertas akhirnya menenuju penelitian
Eropa kolonial yang melihat bulu sebagai
tentang koran dan jurnalistik. Dengan kata
barang pokok yang dapat diekspor untuk
lain, dari melihat industri berbasis sumber
membayar barang-barang manufaktur,
daya alam yang mengalihkan perhatian ke
dan masyarakat Bangsa Pertama yang
industri budaya informasi.
memperdagangkan bulu untuk barang-
barang industri seperti pot logam, pisau, Salah satu kontribusi utama Innis
senjata, dan minuman keras. Innis untuk studi komunikasi adalah untuk
menggambarkan peran sentral masyarakat menerapkan dimensi waktu dan ruang
bangsa-bangsa pertama dimainkan untuk berbagai media. Ia membagi media
pengembangan perdagangan bulu. kedalam dua kategori yakni media yang
Tanpa teknik berburu terampil mereka, diikat waktu (time binding media) dan
pengetahuan tentang wilayah dan alat-alat media yang diikat ruang (space binding
canggih seperti sepatu salju, kereta salju media). Time binding media adalah tahan
dan kano birch-kulit kayu, perdagangan lama. Media semacam ini termasuk tanah

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 195


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

liat atau batu tablet. Space binding media Bagi Innis, organisasi kerajaan
umurnya lebih singkat. Mereka termasuk tampaknya mengikuti dua model utama.
media modern seperti radio, televisi, dan Model pertama adalah militeristik dan
surat kabar sirkulasi massa. peduli dengan penaklukan ruang. Model
Fokus utama studi Innis ‘adalah kedua adalah agama dan peduli dengan
sejarah sosial media komunikasi; ia percaya penaklukan waktu. Secara Relatif, media
bahwa stabilitas relatif budaya tergantung yang mendukung menaklukkan militer-
pada keseimbangan dan proporsi media ruang biasanya lebih ringan, sehingga
mereka. Untuk mengerti apa yang kendala jarak yang jauh bisa berkurang.
dimaksud Innis, ada tiga pertanyaan Media yang mendukung kerajaan teokratis
utama yang perlu dijawab: memiliki daya tahan relatif sebagai
karakteristik utamanya sehingga mereka
1. Bagaimana teknologi komunikasi
dapat mendukung konsep hidup yang
tertentu beroperasi?
kekal.
2. Asumsi apa yang mereka ambil dari
Innis memeriksa naik turunnya
dan memberikan kontribusi kepada
kerajaan kuno sebagai cara melacak efek
masyarakat?
media komunikasi. Dia memandang peran
3. Bentuk kekuasaan seperti apa yang
media yang menyebabkan pertumbuhan
mereka mendorong?
kerajaan; namun juga sekaligus
Bagi Innis, kunci untuk perubahan mempercepat keruntuhan kerajaan itu.
sosial ditemukan dalam pengembangan Dia mencoba untuk menunjukkan bahwa
media komunikasi. Dia mengklaim bahwa ‘bias’ Media terhadap waktu atau ruang
setiap media mewujudkan bias dalam yang terkena timbal balik yang kompleks
hal organisasi dan kontrol informasi. yang diperlukan untuk mempertahankan
Setiap kerajaan atau masyarakat umum- kerajaan. Timbal balik ini termasuk
nya berkaitan dengan durasi waktu kemitraan antara pengetahuan (dan ide-
ke waktu dan ekstensi dalam ruang. ide) yang diperlukan untuk membuat dan
Media Waktu-bias, seperti batu dan tanah liat, memelihara sebuah kerajaan, dan kekuatan
tahan lama dan berat. Karena mereka sulit (atau kekuatan) yang diperlukan untuk
untuk bergerak, mereka tidak mendorong memperluas dan mempertahankannya.
perluasan wilayah; Namun, karena mereka Untuk Innis, interaksi antara pengetahuan
memiliki umur panjang, mereka mendorong dan kekuasaan selalu merupakan faktor
perluasan kerajaan dari waktu ke waktu. krusial dalam pemahaman kerajaan.
Innis terkait media ini dengan adat, suci, Innis berpendapat bahwa keseimbangan
dan moral. Media Waktu-bias memfasilitasi antara kata yang diucapkan dan tulisan
pengembangan hierarki sosial, seperti berkontribusi terhadap berkembangnya
archetypally dicontohkan oleh Mesir kuno. Kerajaan Yunani kuno pada zaman
Untuk Innis, pidato adalah media waktu-bias. Plato. Keseimbangan antara time-biased
Space-bias media yang ringan dan portabel; media melalui kata-kata dan space biased
mereka dapat diangkut jarak besar. Mereka media melalui tulisan kadang-kadang
terkait dengan masyarakat sekuler dan diperlukan. Menurut Innis, tradisi ucapan
teritorial; mereka memfasilitasi perluasan dapat menjadi dasar ke tradisi tulisan
kerajaan atas ruang. Contohnya adalah sebagaimana ditunjukkan beralihanya
kertas, ia mudah diangkut, namun memiliki peradaban Yunani ke Imperium Romawi.
umur yang relative pendek. Pendek kata menurut Innis, suasana
permusuhan antara time-biased media

196 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

dan space biased media, dimana salah satu daripada dari waktu ke waktu, terutama
tradisi meminggirkan yang lain, mengarah jika media ringan dan mudah diangkut.
pada penciptaan monopoli pengetahuan. Dia menyimpulkan bahwa “penekanan
Peradaban barat hanya bisa relatif tepat waktu atau ruang akan
diselamatkan, menurut Innis, dengan menyiratkan bias signifikansi budaya di
memulihkan keseimbangan antara mana ia tertanam. Empires yang, dengan
ruang dan waktu. Baginya, itu berarti kata lain, ditandai dengan media yang
menghidupkan kembali tradisi lisan mereka gunakan secara efektif, sebagian
dalam universitas dan membebaskan karena itulah bagaimana orang lain
institusi pendidikan tinggi dari tekanan datang untuk mengetahui prestasi mereka.
politik dan komersial. Dalam esainya, A Kemudian ia menunjukkan bagaimana bias
Plea untuk Time, ia menyarankan bahwa ini mempengaruhi naik turunnya kerajaan
dialog yang tulus dalam universitas dapat dari Mesir, Sumeria dan Babilonia, pada
menghasilkan pemikiran yang kritis abad ke-20 Amerika Utara dan kerajaan-
yang diperlukan untuk mengembalikan kerajaan Eropa.
keseimbangan antara kekuasaan dan Jika kita membandingkan dengan
pengetahuan. Kemudian, universitas perkamen papirus atau kertas, misalnya,
bisa mengumpulkan keberanian untuk berat badan bukanlah benar-benar unsur
mengkritisi monopoli yang selalu yang menentukan. Hal ini lebih berguna
membahayakan peradaban. untuk memikirkan bias media yang terkait
Orang-orang yang mengendalikan dengan kemampuan pesan untuk bertahan
pengetahuan melalui media yang dominan hidup transmisi dan berdampak atas
dari masyarakat tertentu (baik itu ilmiah, ruang atau dari waktu ke waktu. Ini bukan
pemerintah, elit agama atau profesional) beratnya batu yang selalu membuat media-
juga mengendalikan realitas, dalam arti waktu bias, melainkan kemampuannya
bahwa mereka berada dalam posisi untuk untuk bertahan hidup elemen dan
menentukan apa pengetahuan yang sah. bencana alam sehingga mungkin
Dengan cara ini, monopoli pengetahuan masih berkomunikasi abad pesan atau
mendorong senralisasi kekuasaan. ribuan tahun kemudian. Piramida, kuil,
jembatan, dan katedral dunia masih dapat
Bias Komunikasi berkomunikasi sesuatu makna penting
mereka kepada kami hari ini, kalau saja kita
Dalam bukunya “The Bias Commu-
tahu bagaimana untuk memecahkan kode
nication” Innis menganggap pentingnya
kerajaan-gedung mereka. Pesan-pesan
komunikasi untuk peningkatan maupun
yang telah berlangsung cenderung bias
penurunan sifat budaya. Dia menetapkan
pandangan kita tentang sejarah kerajaan:
dialektika antara media dengan bias waktu
Menulis di lapangan tanah liat dan batu
dan orang-orang dengan bias ruang.
telah diawetkan lebih efektif dibandingkan
Menurut karakteristik media
pada papirus. Karena komoditas tahan
komunikasi mungkin lebih cocok untuk
lama menekankan waktu dan kontinuitas,
transportasi, atau untuk penyebaran
studi peradaban seperti Toynbee
pengetahuan dari waktu ke waktu, lebih
cenderung memiliki bias terhadap agama
daripada ruang, terutama jika media
dan untuk menunjukkan pengabaian
tersebut berat dan tahan lama dan tidak
masalah ruang, terutama administrasi dan
cocok untuk transportasi, atau untuk
hukum.
penyebaran pengetahuan lebih ruang

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 197


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

Kita tahu tentang sejarah kerajaan dan mengarahkan perhatian pada aspek
sebagian besar dari dokumen-waktu yang stabil. Dalam dialog ada interaksi
bias yang selamat. Innis menunjukkan sama alami beberapa aspek hal apapun.
bahwa media diadopsi oleh peradaban ini interaksi aspek dapat menghasilkan
tertentu akan membentuk “karakter wawasan atau penemuan.
pengetahuan” ditularkan oleh budaya itu, Berulang-ulang, Innis menekankan
tidak hanya di awal pengiriman, tetapi kebutuhan kesinambungan dengan ke-
juga dalam penerimaan akhirnya kami. butuhan untuk mengklaim wilayah, ke-
Dalam ide ini adalah asal McLuhan “medium seimbangan kekhawatiran pusat perusahaan
adalah pesan.” Analisis Innis ‘dapat menjadi bangunan kerajaan, dan secara signifikan
kompleks dan multi-dimensi karena ia ditentukan oleh media komunikasi:
memahami bahwa umur panjang kekaisaran “Monopoli pengetahuan yang berpusat di
tergantung pada kemampuan mereka sekitar batu dan hieroglif terkena persaingan
untuk memperpanjang sendiri selama dari papirus sebagai media baru dan lebih
waktu dan ruang. Hal ini sering pertanyaan efisien “. Hal ini benar-benar “monopoli
keseimbangan. Misalnya, ia mengklaim pengetahuan” yang dipertaruhkan dalam
bahwa peradaban Mesir “tampaknya umur panjang kerajaan. Media baru
telah sangat dipengaruhi oleh karakter. mengancam untuk menggantikan monopoli
Pemanfaatan Nil banjir periodik tergantung sebelumnya pengetahuan, kecuali media-
pada kontrol terpadu dari otoritas mutlak.” media tersebut dapat mendaftarkan diri
Penemuan dan adopsi kalender dengan dalam pelayanan struktur kekuasaan
kepastian tanggal untuk festival keagamaan sebelumnya. Jika imam dapat memperoleh
[sidereal kalender diukur waktu oleh monopoli atas papirus dan menulis, maka
pergerakan bintang-bintang] memfasilitasi mereka akan mendapatkan kekuasaan
pembentukan sebuah monarki absolut dan relatif terhadap raja yang tergantung pada
pengenaan otoritas Osiris dan Ra, sungai monumen batu. Batas-batas pergeseran
Nil dan Sun, di Mesir atas. Sukses monarki kerajaan, meluas dan kontraktor. Pergeseran
dalam memperoleh kontrol atas Mesir dalam persepsi mengubah “pengetahuan,” apa
hal ruang mengharuskan perhatian dengan yang di klaim kekuasaan perlu diketahui.
masalah kontinuitas dari waktu ke waktu. Kesetiaan baru terbentuk dan monopoli baru
Penemuan kalender menjadi cara untuk mulai dibuat.
memperpanjang sebuah kerajaan atas waktu
Dalam waktu sekarang ini, kita telah
dan ruang.
menyaksikan pergeseran monopoli seperti
Bagian ini menggambarkan apa yang dalam penyampaian berita kepada massa
McLuhan sebut sebagai Innis ‘”mosaik”, dari koran radio televisi ke internet. Setiap
yakni pendekatan untuk mengembangkan media memiliki bias, bias yang berubah
ide-idenya. Unsur terkait disandingkan, dalam kaitannya dengan pentingnya
meninggalkan kesenjangan yang orang lain dalam kesadaran budaya.
membutuhkan pembaca untuk membuat Media, menurut Innis, saling terkait dalam
koneksi. Hasilnya adalah sebuah dampaknya terhadap kelangsungan hidup
“interface” - “interaksi zat dalam iritasi kerajaan.
saling baik,” menurut McLuhan. “Ini
Budaya-budaya yang dibuat kuat
adalah bentuk alami dari percakapan atau
melalui mantan monopoli pengetahuan
dialog ketimbang wacana tertulis. Dalam
mereka berdasarkan pada film, cetak,
penulisan, kecenderungannya adalah
atau televisi menjadi rentan terhadap
untuk mengisolasi aspek beberapa materi

198 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

serangan dari budaya yang memanfaatkan kehormatan direntang 1947-1948. Pada


teknologi komunikasi baru. Dalam Fuzzy 1945, Innis menghabiskan hampir satu
Logic, Matthew Friedman menceritakan bulan di Uni Soviet di mana dia telah
bagaimana EZLN - gerakan Zapatista diundang untuk menghadiri perayaan
revolusioner Chiapas, Meksiko - ulang tahun ke-220 menandai berdirinya
menggunakan website untuk melawan Akademi negara of Sciences. Perjalanan
propaganda negatif dari pemerintah Innis ke Moskow dan Leningrad terjadi
Meksiko dan Amerika Serikat yang berusaha sesaat sebelum persaingan AS-Soviet yang
mendistorsi sifat revolusi kerakyatan ini menyebabkan permusuhan Perang Dingin.
Innis sering kembali ke drama Ia melihat Soviet sebagai penyeimbang
berkembang bahasa sebagai sarana penting menstabilkan penekanan dari Amerika
komunikasi. “Sebuah alfabet fleksibel tentang komersialisme, individu dan
disukai pertumbuhan perdagangan, perubahan yang konstan.
pengembangan kota-kota perdagangan Pada tahun 1946, Innis terpilih sebagai
Fenisia, dan munculnya negara-negara presiden Royal Society of Canada. Pada
yang lebih kecil tergantung pada bahasa tahun 1947, Innis diangkat Universitas
yang berbeda”. Tuntutan pidato ditampung dekan Toronto studi pascasarjana. Pada
ketika vokal ditambahkan ke skrip yang tahun 1948, ia menyampaikan kuliah di
ditulis oleh orang-orang Yunani. Tak University of London dan Nottingham
pelak, bagaimanapun, “dampak menulis University. Dia juga memberi kuliah di
dan pencetakan pada peradaban modern Oxford, kemudian catatan kuliahnya
meningkatkan kesulitan memahami diterbitkan dalam bukunya Empire
peradaban yang didasarkan pada tradisi and Communication. Pada tahun 1949,
lisan. Innis diangkat sebagai komisaris di
Royal Commission pemerintah federal
Akhir Karier Transportasi, posisi yang melibatkan
Pada tahun 1940, Harold Innis perjalanan yang luas pada saat
mencapai puncak pengaruhnya di dua kesehatannya mulai memburuk. Pada
lingkup yaitu akademisi dan masyarakat dekade terakhir karirnya selama dia
Kanada. Pada tahun 1941, ia membantu bekerja, studi komunikasi adalah waktu
mendirikan Asosiasi Sejarah Ekonomi dan yang menyenangkan bagi Innis. Dia boleh
Jurnal Sejarah Ekonomi. Dia kemudian dikatakan adalah akademis terisolasi
menjadi presiden kedua dari asosiasi ini. karena rekan-rekannya di bidang ekonomi
Innis memainkan peran sentral dalam tidak bisa mengikuti jalan pikirannya.
mendirikan dua sumber penting bagi Membayangkan pun masih sulit,
pendanaan penelitian akademik yaitu the bagaimana hubungan perdagangan bahan
Canadian Social Research Council (1940) mentah dengan komunkasi.
dan Humanities Research Council of Innis tutup usia pada tahun 1952
Canada (1944). akibat kanker prostat beberapa hari
Pada tahun 1944, University of New setelah merayakan ulang tahunnya ke 58.
Brunswick memberi Innis gelar kehormatan, Ia meninggalkan seorang isteri dan empat
seperti yang dilakukan almamaternya, anak. Namanya kemudian diabadikan
Universitas McMaster. Université Laval, dalam bentuk Innis College di Universitas
University of Manitoba dan University Toronto, dan Innis Library di Universitas
of Glasgow juga menganugerahkan gelar McMaster.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 199


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

Kesimpulan media yang bias waktu menjadi media


Pembentukan disiplin Ilmu Komunikasi yang bias ruang, biasanya dipengaruhi
pada awalnya dipelopori oleh para pakar oleh perkembangan tehnologi. Jika media
ilmu social yang berlatar belakang dari bersama bias yang menyertai menentukan
berbagai bidang ilmu antara lain ilmu peradaban, maka tehnologi yang merubah
politik, psikologi, matematika, sastra, bias media juga berperan terhadap
sosiologi dan ekonomi-politik. Maka pada perubahan itu. Dengan kata lain, tehnologi
perkembangan berikutnya Ilmu Komunikasi akan merubah komunikasi (media) dan
sebagai disiplin ilmu yang utuh cenderung pada saatnya akan merubah peradaban.
bersifat ekletik dan multi-disipliner. Ilmu Argumen ini dikemukakan Innis dalam
ekonomi-politik memberi sumbangan penelitiannya yang menjelajah ke pelosok-
besar terhadap lahirnya Ilmu Komunikasi peloso pedalaman melalui wawancara
melalui pemikiran Harold Innis yang juga mendalam dan mencatat oral history dari
seorang professor ilmu ekonomi-politik di lokasi yang dikunjungi.
UniversitasToronto. Walaupun pemikiran
Innis mempunyai kontribusi besar terhadap Daftar Pustaka
pembentukan Ilmu Komunikasi terutama Anonim, Definition Personality, dalam
melalui teori technological determinism, peran http://dict.die.net/personality/
Innis ini masih jarang dikaji. personality
Ada banyak konsep-konsep baru yang Gendlin, Eugene T, A Theory of
disumbangkan Innis terhadap pengembang- Personality Change, http://www.
an ilmu ekonomi politik dan juga ilmu focusing.org/personality_change.
komunikasi. Sumbangan itu diperoleh Innis html#Personality%20Theory%20
and%20Personality%20Change.
melalui penelitian Innis yang menjelajah
sampai kepedalaman Kanada antara lain Harold Adams Innis (1894-1952). http://
tentang perdagangan bulu, pengembangan www.collectionscanada.gc.ca/innis-
jaringan kereta api trans pasifik dan mcluhan/030003-1000-e.html
perdagangan barang-barang mentah, Harold Adams Innis: The Bias of
Untuk Kajian komunikasi, Innis Communications & Monopolies of
menemukan bahwa tehnologi sangat Power. http://www.media-studies.
menentukan perkembangan peradaban. ca/articles/innis.htm
Media Komunikasi bukanlah sesuatu yang Harold Innis. http://en.wikipedia.org/
netral. Media sangat bias terhadap waktu wiki/Harold_Innis
dan ruang (time-biased media and space- Heyer, Paul. (2003). Harold Innis. Lanham-
biased media). Media yang bias waktu Maryland: Rowman & Littlefield
adalah media yang menitikberatkan pada Publishers
durasi waktu dan tahan lama. Media
Huberman, A Michael dan Miles Mattew B.
semacam ini biasanya tidak praktis
(2009). “Manajemen Data dan Metode
untuk dibawa-bawa dan berbobot berat. Analisis”, dalam Norman K. Denzin
Sedangkan media yang bias ruang adalah dan Yvonna S. Lincoln, Handbook
media yang mementingkan penguasaan of Qualitative Research, terjemahan,
ruang atau territorial. Media semacam Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ini biasanya ringan dan sangat mudah di
Key Concepts. http://www.
bawa sehingga lebih praktis. collectionscanada.gc.ca/innis-
Penggantian terhadap bias media dari mcluhan/030003-1010-e.html

200 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

Littlejohn, Stephen W. (1996). Theories of


Human Communication, fifth edition,
Belmon: Wadsworth.
Monopolies of Knowledge. http://
www.collectionscanada.gc.ca/innis-
mcluhan/030003-1040-e.html
Nuryanto. (2011). Ilmu Komunikasi Dalam
Konstruksi Pemikiran Wilbur Schramm,
Laporan Penelitian FISIP UNS, tidak
diterbitkan.
Nuryanto. (Juli 2011). “Ilmu Komunikasi
Dalam Konstruksi Pemikiran Wilbur
Schramm”. Jurnal Komunikasi Massa.
(4), 2.
Revolutions in Communications
Technology. http://www.
collectionscanada.gc.ca/innis-
mcluhan/030003-1050-e.html
Rogers, Everett M. (1994). A History of
Communication Study: A Biographical
Approach, Canada: The Free Press.
Smith, Louis M. (2009), ”Metode Biografis”
dalam Norman K. Denzin dan Yvonna
S. Lincoln, Handbook of Qualitative
Research, terjemahan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Staples Theory. http://www.
collectionscanada.gc.ca/innis-
mcluhan/030003-1020-e.html
Time- and Space-Bias. http://www.
collectionscanada.gc.ca/innis-
mcluhan/030003-1030-e.html
Yoseph, Iyus, Hand-out Perkuliahan Psikologi,
Yayasan Persatuan Perawat Nasional
Indonesia – Akademi Keperawatan
PPNI Jawa Barat, tanpa tahun.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 201


A. Eko Setyanto, dkk. Pemikiran Harold Innis ...

202 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 203-214

Film, Feminisme, dan Budaya: Kajian Feminisme


Pada Karakter M dalam Serial James Bond

Dewanto Putra Fajar


Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang

Abstract
Feminism as a social movement emerged as an effort to obtain equal rights for women,
especially in many areas, including the social and political field. Until now, the feminism
movement has been getting a lot of opposition from groups who think negatively about the
purpose of that movement. Interestingly, mass media give a relatively large attention about
that movement by displaying the discourses of feminism on many occasions, including in
the movies. James Bond series is one movie that carries messages about feminism, which
is shown through the M character. Since 1995, M is no longer played by male actors, but
played by a female actor. This situation indicates the emergence of feminist discourse
and thinking on the James Bond movie series, which has been always considered to
highlight the male dominance. This article seeks to discuss the construction of the M and
the discourse of feminism that appears.
Key words: Feminism, Constructionism, Mass Media, Movies, Fictional Character, James
Bond.

Pendahuluan karakter-karakter (tokoh dalam film)


Kajian tentang feminisme merupakan perempuan yang muncul dalam film
kajian yang relatif menarik untuk diamati, tersebut.
karena merupakan kajian yang seringkali Keadaan demikian menjadikan
menuai kontroversi dari masyarakat. karakter-karakter perempuan dalam film
Ironisnya, kajian tersebut seringkali bisa digambarkan dalam banyak peran dan
menjadi pesan-pesan dalam media massa fungsi tertentu yang menunjukkan bahwa
termasuk film. Hal itu menjadikan pesan- perempuan bisa sejajar dengan laki-laki.
pesan feminisme dalam film menjadi Hal yang sama juga terjadi dalam film-film
wacana dalam masyarakat, sehingga James Bond, pada tujuh film terakhir, yang
kemungkinan besar membawa perubahan ditunjukkan oleh karakter M perempuan.
pada masyarakat atau setidaknya Karakter tersebut merupakan karakter
dipengaruhi oleh kondisi sosial yang perempuan yang muncul secara dominan
berlaku di dalam masyarakat tersebut. dan konsisten dalam semua film-film
Karena itu pesan-pesan feminisme dalam James Bond mulai tahun 1995 hingga 2012.
film berhubungan dengan peran dari Karakter M perempuan yang

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 203


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

diperankan oleh aktris asal Inggris, Judi serial tersebut. Pada beberapa situasi, M
Dench, menjadi satu tokoh kunci yang justru memiliki kemampuan lebih tinggi,
berpengaruh dalam serial tersebut, karena keberanian lebih baik, serta mengambil
memerankan pemimpin tertinggi MI6 dan keputusan lebih logis dibandingkan
00 Section, yang selama ini dikenal sebagai dengan karakter laki-laki. Hal ini secara
divisi agen rahasia dengan tugas-tugas tidak langsung menunjukkan bahwa
khusus. perempuan bisa memiliki kemampuan
MI6 (Military Intelligent Section 6) atau memimpin lebih baik daripada laki-laki,
SIS (Secret Intelligent Sevice) merupakan bahkan mengendalikan karakter lain, yang
dinas intelejen Inggris dengan yurisdiksi kebanyakan laki-laki.
pada semua aktivitas intelejen di luar Keadaan tersebut menjadikan
negeri. James Bond, pada semua novel konstruksi karakter M perempuan
dan film, diceritakan bekerja sebagai agen rupanya mendobrak fakta, dan nilai-nilai
rahasia dari MI6. 00 Section merupakan yang dibawa oleh film-film James Bond
divisi fiktif dari MI6, yang hanya ada selama sekitar 35 tahun sebelumnya.
dalam novel dan film James Bond. Divisi Karakter M perempuan menunjukkan
ini beranggotakan para agen rahasia bahwa perempuan tidak hanya dipandang
dengan tugas beberda dengan agen sebagai ‘tempelan’ atau bagian dari
rahasia biasa. Semua agen dalam divisi objektifikasi seksual semata, namun lebih
tersebut diberi kode angka dengan awalan sebagai satu karakter yang berpengaruh
00, serta memiliki sertifikasi License to Kill besar pada karakter lainnya terutama
(izin membunuh). Tidak ada yang tahu pada sisi birokratis, serta kemampuan
pasti berapa jumlah agen 00 pada divisi mendominasi terhadap karakter lainnya.
tersebut, beberapa penulis, termasuk Ian Hal itu menunjukkan indikasi
Fleming sendiri, menyatakan mereka penting bahwa film-film James Bond
hanya berjumlah sembilan orang, mulai yang notabene selalu dianggap sebagai
dari agen 001 hingga 009, namun beberapa film ‘laki-laki’, karena menampilkan
penulis lainnya menyatakan lebih dari itu. adegan-adegan aksi serta pertarungan
Sebagai pimpinan MI6, M, yang seru, mulai memberikan perhatian
menampilkan karakter yang tegas, pada kemampuan dan ketangguhan
tangguh, serta memiliki kemampuan perempuan yang secara tidak langsung
luar biasa untuk menggerakkan semua direpresentasikan pada banyak sosok
potensi dari MI6, terutama para agen 00, perempuan, termasuk M. Karena itu
untuk menjalankan tugas rahasia, bahkan pemahaman yang mendalam tentang
mungkin juga mematikan. M tidak segan- bagaimana sosok M dikonstruksikan,
segan memaksa semua agen rahasia diharapkan bisa memberikan pengetahuan
berjalan menuju misi berbahaya, bahkan dan pemahaman yang baik tentang
jika para agennya harus tewas menjalankan wacana tentang feminisme yang secara
tugas darinya. Menariknya, semua agen inplisit muncul pada film-film James
rahasia mematuhi perintahnya, tanpa Bond, setidaknya selama hampir sekitar
banyak bertanya. dua dekade terakhir.
Keunikan, karakter M terletak pada Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
penggambaran satu sosok perempuan maka artikel ini setidaknya berusaha men-
yang memiliki kemampuan sama dengan jawab dua pertanyaan penting. Pertama,
karakter laki-laki yang juga muncul dalam bagaimana karakter M perempuan

204 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

dikonstruksikan pada film-film James dengan latihan yang keras dan ketat
Bond?. Kedua, bagaimana media massa (Taylor, 2011: 20). Singkatnya kelompok
membawa wacana tentang feminisme, filusuf-raja bisa menggerakkan semua
dihubungkan dengan konstruksi karakter pengawal dan semua potensi yang dimiliki
M perempuan, serta konteks sosial yang demi kepentingan filusuf-raja itu sendiri,
ada? bahkan jika ia harus mengorbankan semua
Dengan demikian, artikel ini pengawalnya itu.
diharapkan bisa memberikan gambaran Sifat dan ciri-ciri filosof-raja dalam
jelas tantang kajian feminisme dalam karakter M muncul pertama kali pada
media massa, terutama pada karakter M adegan ketika ia menunjukkan sikap
perempuan yang muncul dalam serial sarkastisnya ketika, kepala staf MI6, Bill
James Bond. Selain itu, artikel ini juga Tanner, mengatakan bahwa M sebagai
bertujuan menunjukkan bahwa media sosok ‘ratu yang jahat’ dalam film
massa, terutama film, berperan pada “Goldeneye” (1995). Dialog yang muncul
upaya menyebarluaskan wacana tentang pada adegan tersebut menunjukkan sikap
feminisme dan budaya kepada masyarakat. M yang tenang namun tampak sedikit
jengkel ketika menerima pandangan sinis
Konstrusi Karakter M dari bawahannya tersebut.
Upaya memahami konstruksi karakter Tanner: “Seems your hunch was
right, 007. It’s too bad the Evil Queen
M perempuan berhubungan dengan of Numbers wouldn’t let you play
pemikiran dan pandangan dua orang it...” (“Sepertinya kau benar, 007,
ilmuwan dan filosof besar, yaitu Plato dan Buruk sekali Ratu Angka yang Jahat
membiarkanmu memainkannya.”)
Vladimir Proop. Keduanya berada pada
M: “You were saying?” (“Apa yang
satu posisi yang sama ketika membahas
sudah kau katakan?”)
peran serta fungsi suatu individu. Bedanya,
Tanner: “No, no, I was just...” (“Tidak,
Plato memfokuskan pemikirannya dalam tidak, aku hanya ...”)
membagi peran individu sebagai warga M: “Good, because if I want sarcasm,
negara, sedangkan Proop memberikan Mr Tanner, I’ll talk to my children,
pandangan tentang peran individu sebagai thank you very much.” (M agak marah
ketika dipanggil dengan sebutan
sebuah karakter dalam suatu karya fiksi. itu). (“Bagus, karena jika aku ingin
Plato berpendapat bahwa warga negara bertindak kasar, Mr Tanner, aku akan
dibagi menjadi beberapa kedudukan, katakan pada anak-anakku terima
kasih banyak.”) (Goldeneye, 1995)
salah satunya filosof-raja (Getachew, 2008:
53-54). Pada adegan ketika M memberikan
Pandangan tesrebut menunjukkan perintah kepada James Bond, juga
dominasi posisi sosial tersebut terhadap menampakan fakta bahwa ia secara tidak
posisi sosial yang lain, sehingga langsung tidak ingin dibandingkan dengan
memunculkan perbedaan status sosial para pendahulunya. Pada situasi yang
dan kedudukan sosial di masyarakat sama M juga menampakkan posisinya
luas dalam suatu negara, atau setidaknya sebagai penguasa dengan pernyataannya
dalam suatu organisasi. Pemikiran dan yang tegas kepada James Bond sebelum
pandangan Plato menunjukkan bahwa ia menjalankan tugasnya. Pada saat itu M
posisi sebagai filusuf-raja dikelilingi oleh menyatakan “Good, because you are sexiest
para pengwal yang lahir untuk dilatih mysoginst dinosaurs, a relic of Cold War. ... I’m
menjadi pengawal bagi raja tersebut, no commencing about sending you to your death.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 205


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

...” (“Bagus, karena kau hanya orang seksi berasal dari seseorang di tahanan.)
dari masa lalu yang membenci pernikahan, Bond: “And he think is me?” (“Mereka
sisa dari perang dingin. ... Aku tidak ragu pikir itu aku?”)
untuk mengirimmu ke kematianmu sendiri. M: “You were a union made.” (“Kau
yang melakukannya”)
…”) (Goldeneye, 1995). Pernyataan tersebut
memberikan indikasi bahwa M memiliki M: “They conclude you are crack when
tourching to the information, we have to
kekuasaan mutlak untuk menggerakkan get you out.” (“Mereka menyimpulkan
semua potensi dari agen-agennya bahkan jika bahwa kau membocorkan informasi
itu bisa membahayakan diri agen itu sendiri, itu ketika kau disiksa, karena itu kami
membawamu keluar.”)
dengan kata lain M bisa mengorbankan
Bond: “And what about you think?”
semua agennya jika memang itu diperlukan. (“Bagaimana pendapatmu?”)
Situasi serupa muncul dalam film ...
“Die Another Day” (2002), pada adegan M: “You no use for anyone now.” (“Saat
ketika M menemui James Bond yang baru ini kau tidak berguna bagi siapapun.”)
diselamatkan dari penyanderaan oleh (Die Another Day, 2002).
pihak militer Korea Utara. Saat itu, M
Keputusan M untuk membuang
menunjukkan sikapnya yang tegas, yang
James Bond, ketika tidak lagi bisa berguna,
secara tidak langsung James Bond hanya
menunjukkan bahwa M mengambil
sebagai alat yang bisa dikorbankan kapan
keputusan logis, serta kekuasaan mutlak M
saja, jika alat tersebut rusak atau tidak lagi
terhadap semua bawahannya—meskipun
berguna.
secara normatif tampak sangat egois. Hal
...
itu mengindikasikan hubungan antara M
Bond: “You don’t seem to please to dengan James Bond hanya terfokus pada
see me.” (“Kau tampak tidak senang
ketika melihatku.”) hubungan profesionalisme yang ketat,
M: “If I did my way, you still be in North tanpa mencampurkan perasaan dan sisi
Korea.” (“Jika mengikuti kemauanku emosional pada interarksinya. Karena itu,
kau masih ada di Korea Utara.”) James Bond pada dasarnya tidak memiliki
Bond: ??? kekuasaan apapun terhadap semua aktivitas
M: “Your freedom came with high price.” profesionalnya, selain hanya alat untuk
(“Kebebasanmu dibayar mahal.”) mencapai tujuan. Dengan demikian, M
Bond: “Zao...” (“Zao...”) hanya menganggap James Bond sebagai
... sosok yang berguna, jika memang ada
M: “Know he’s free.” (“Sekarang dia saatu keuntungan yang bisa disumbangkan
Bebas.”) oleh James Bond terhadap M sendiri, dan
Bond: “I never ask to be traded. I rather mungkin juga pemerintah Kerajaan Inggris.
died in prison than let him loose.” (“Aku
tidak pernah minta ditukar. Aku lebih
Fakta tersebut ditunjukkan pada adegan
baik mati di tahanan daripada dia ketika M menemui James Bond di stasiun
bebas.”) bawah tanah untuk kembali merekrut James
... Bond, karena M menganggap James Bond
M: “The top American Agent in the kembali berguna bagi dirinya. Perhatikan
North Korea high command has execute a dialog di bawah ini
week ago. The American can decrypt their
signal from your prison naming.” (Agen ...
teratas Amerika Serikat di komando M: “What you expect that apology?”
tertinggi di Korea Utara telag dibunuh (“Apa kau mengharapkan permintaan
minggu lalu. Pihak Amerika Serikat maaf?”)
memecahkan kode dari sinyal yang

206 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

Bond: “I know, you do whatever you take to ia tidak secara langsung mengatakan di
get job done.” (“Aku tahu, kau melakukan depan James Bond.
apapun asalkan pekerjaanmu selesai.”)
(Die Another Day, 2002) Pernyataan M, dalam film “The World
M: ... is Not Enough” (1999), menunjukkan
sikapnya yang begitu menghargai James
Dialog di atas menunjukkan secara Bond dan secara langsung memujinya.
mendalam bahwa M merupakan tipikal Ketika itu ia mengatakan, di depan Elektra
pemimpin dengan yang dengan tegas King, “He is best we have, but I never to tell
tidak menyesali semua perbuatan yag em.” (“Dia adalah agenku yang terbaik,
sudah dilakukannya sedikitpun, dengan meskipun aku tidak pernah mengatakan
pernyataan yang tidak menunjukkan sikap kepadanya.”) (The World is Not Enough,
tidak mau meminta maaf. Sederhanya 1999). Pada film “Goldeneye” (1995),
permohonan maaf merupakan bentuk dan “Quantum of Solace” (2008), M juga
sederhana sebagai bentuk ungkapan memberikan pernyataan yang hampir
penyesalan. Sebaliknya, M justru mirip, yang nadanya tampak begitu
mengatakan “What you expect that apology?” menghargai James Bond, seperti, “Bond...,
(“Apa kau mengharapkan permintaan come back alive.” (“Bond..., kembalilah
maaf?”) (Die Another Day, 2002). Hal itu hidup-hidup.”) (Goldeneye, 1995), atau
sama seperti yang ditunjukkan M dalam “He is my agent, and I trust him. ...” (Dia
film Skyfall (2012), ketika mengetahui agenku, dan aku percaya padanya. ...”)
bahwa James Bond ternyata masih hidup, (Quantum of Solace, 2008). Pernyataan
sejak misi terakhirnya di Turki, kemudian tersebut jelas bertolakbelakang dengan
mulai meragukan semua keputusan M. sikap M yang begitu tegas, hingga
Saat itu, M mengatakan “...What you seakan-akan bisa mengorbankan James
expected, a bloody apology?” (“...Apa yang Bond dalam setiap misinya. Kenyataan
kau harapkan, permintaan maaf sialan demikian menunjukkan karakterisasi M
itu?”) (Skyfall, 2012), yang menunjukkan yang relatif dinamis, meskipun ia hanya
sikap M yang begitu tegas terhadap James muncul sebagai karakter pendukung
Bond. dalam banyak film James Bond.
Karakterisasi M begitu menarik, Pandangan dan sikap M terhadap
karena menampilkan sosok pemimpin James Bond rupanya juga didorong oleh
yang tangguh pada satu sisi namun juga situasi dan konteks yang muncul ketika
humanis pada sisi yang lain. Seringkali ia ia mengambil keputusan. Legalitas M
rela mengorbankan James Bond, dalam dan kekuasannya yang tinggi, ketegasan,
banyak tugas dan misi, namun juga serta kepeduliannya pada semua agen
cenderung memberikan perlindungan menjadikannya sosok pemimpin yang
kepada James Bond, jika ia terancam. mampu mengambil keputusan dalam
Keadaan itu menunjukkan bahwa M kondisi apapun, bahkan ketika ia harus
memiliki pemikiran yang logis serta berhadapab dengan seseorang yang
mempertimbangkan situasi yang paling memiliki jabatan struktural lebih tinggi.
menguntungkan bagi misi dan dirinya Pada adegan ketika Gareth Mallory
sendiri. Karena itu, M juga pernah menemui M serta mempertanyaakan
menunjukkan sikap, bahwa ia mengakui keputusan M kembali merekrut James Bond
bahwa James Bond, memang menjadi sebagai agen rahasia, M menanggapinya
salah satu agennya yang terbaik, meskipun dengan santai, dan tenang.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 207


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

M: “I’am just been reviewing Bond’s Never Dies” (1997). Dialog di bawah ini
test.” (Aku baru memeriksa hasil tes menunjukkan situasi tersebut.
Bond.)
...
M: “Seems you pass...mad the skin
you tease.” (Tampaknya kau lulus... Admiral Roebuck: In incident of
hampir.”) decesive action, you want to investigate
... (Dalam kejadian kekerasan ini, kau
M: “You back to active service.” (Kau hanya ingin menyelidiki ...)
bisa kembali bertugas.”) (Skyfall,
2012). M: My goes is prevent World War Three,
admiral. And I don’t think sending an
... armada in to the recovery area is the
M: “When he says ready, he’s ready.” best way we do it. (Tujuanku hanya
(“Kalau dia bilang siap, maka dia mencegah Perang Dunia Tiga,
siap.”) laksamana. Dan aku tidak berpikir
untuk mengirimkan armada menuju
Mallory: “Perhaps you can’t see at all, wilayah tersebut merupakan pilihan
maybe you won’t.” (“Mungkin kau yang terbaik.)
tidak bisa melihat semuanya, atau
tidak mau melihat.”) Defense Minister: Where exactly to the
mysterious GPS signal come from? (Dari
M: “What exact do you implying?” mana tepatnya sinyal GPS misterius
(“Apa maksudmu?”) itu datang?)
Mallory: “You sentimental about him.” M: We still investigate. (Masih kami
(Kau terlalu sentimentil terhadapnya.) selidiki.)
(Skyfall, 2012)
Admiral Roebuck: Investigating.
... (Menyelidiki.)
M: “As long as I head this department, Admiral Roebuck: With all your respect
I choose my own operative.” (“Selama M, sometimes I don’t think you have the
aku memimpin departemen ini, aku ball for this job. (Dengan segala hormat
memilih sendiri agen-agenku.”) M, kadangkala aku berpikir kau tidak
Mallory: “Fair enough.” (“Cukup punya nyali dalam pekerjaan ini.)
adil.”) (Skyfall, 2012) M: Perhaps, but the advantages I don’t
have a sinking all of time (Mungkin,
Tekanan yang diberikan oleh Gareth kapi keuntungannya aku tidak akan
Mallory justru menunjukkan bahwa punya banyak kapal yang tenggelam.)
(Tommorow Never Dies, 1997)
M memiliki kekuasaan penuh pada
bidangnya, sehingga wajar jika ia pada Dialog tersebut menunjukkan posisi
akhirnya harus membuat Gareth Mallory M yang tegas ketika menghadapi tekanan,
harus puas terhadap semua keputusan serta tipikal pemimpin yang mampu
M. Pernyataan M, “As long as I head this mengambil keputusan sulit, bahkan ia
department, I choose my own operative.” tampil berani menghadapi atasannya
(“Selama aku memimpin departemen yang bersikap merendahkan posisi atau
ini, aku memilih sendiri agen-agenku.”) keputusannya. Hal ini menjadikan M
(Skyfall, 2012), tidak hanya menunjukkan merupakan satu karakter penting yang
bahwa M berkuasa penuh di MI6, tapi juga secara langsung ikut menentukan semua
mennunjukkan bahwa ia bisa bertindak aktivitas serta apa yang seharusnya
bebas, bahkan dalam tekanan. Hal yang dilakukan oleh James Bond. Menariknya,
sama juga pernah dilakukan M ketika sikap M tersebut menjadikan James
berbeda pendapat dengan Laksamana Bond begitu mematuhi M dan semua
Roebuck, kepala staf Angkatan Laut keputusannya, tidak pernah muncul
Kerajaan Inggris, yang pada saat itu satupun adegan yang menunjukkan bahwa
tampak merendahkan saran M kepada James Bond menentang sikap M tesrebut.
menteri pertahanan, pada film “Tomorrow

208 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

Pada film “Skyfall” (2012), M tampak demikian menjadikan M tampil sebagai


begitu tangguh menghadapi seoarng seoarang pemimpin yang mungkin lebih
penjahat besar, Thiago Rodrigues Silva, unggul dibandingkan dengan laki-laki.
yang dulu merupakan mantan agen terbaik Ketika M mengatakan, “And I will strack
MI6. Pada adegan tersebut M tampil off... soon your past in non existed as you
dengan sikapnya yang tangguh, angkuh, future. I never see you again.” (“Dan aku
namun tetap tenang, tanpa sedikitpun akan menghapusnya...segera masa lalumu
menampilkan rasa takut atau gentar. akan lenyap sama seperti masa depanmu.
M: “Regresion is unprofessional.” Aku tidak akan pernah melihatmu lagi.”)
(“Penyesalan itu tidak profesional.”) (Skyfall, 2012), sebenarnya ia hendak
Silva: Hahaha...”Regret is menunjukkan bahwa ia mampu melakukan
unprofessional”. (“Menyesal tidak semua tindakan yang diperlukan untuk
profesional.”)
menyelesaikan tugasnya, termasuk jika hal
Silva: “But they made me suffer and
suffer...” (“Tapi mereka membuatku itu berarti bahwa M harus mengorbankan
menderita, semakin menderita, agen-agennya. Hal itulah yang menjadikan
semakin menderita...”) James Bond mengatakan, “I know, you do
Silva:”... and suffer. Until I realize, it whatever you take to get job done.” (“Aku
was you who betrayed me. You betrayed
me.” (“... dan menderita. Sampai aku tahu, kau melakukan apapun asalkan
sadar, kau yang menghianatiku. Kau pekerjaanmu selesai.”) (Die Another Day,
menghianatiku.”) 2002).
... Dengan demikian, M muncul sebagai
M: “Well... I hope it’s worthed.” (“Aku satu sosok yang sangat tegas dan berani
harap itu setimpal.”)
di sisi lain, namun juga begitu tenang
M: Mr Silva, you could be transfers
dan perhatian kepada agen-agennya di
to Belmarsh prison... (“Tuan Silva,
kau akan dipindahkan ke penjara sisi yang lain. Keberanian M mengambil
Belmarsh...”) keputusan serta bertindak arogan dengan
M:”... in your mark of custody, until mengorbankan agen-agennya, termasuk
the Crown Prosecution Service deal you James Bond, dalam satu tugas tertentu,
fit to sent trial...” (“...sebagai bentuk
penahananmu, sampai pengadilan sebenarnya dilandasi pada pemikirannya
memutuskanmu untuk menjalani...”) yang logis, kecakapannya, serta
... kekuasaannya yang tinggi di MI6. Hal itu
M: “Your name is on the memorial wall of juga membuat M mampu menghindari
vary building you attack...” (“Namamu tekanan-tekanan struktural, baik itu berasal
berada di monument peringatan di
gedung yang kau hancurkan...”) dari atasannya langsung atau kepala
staf Angkatan Laut sekalipun. Kondisi
M: “And I will strack off... soon your
past in non existed as you future. I demikian menjadikan M muncul sebagai
never see you again.” (“Dan aku akan karakter yang secara umum merefleksikan
menghapusnya...segera masa lalumu
bentuk-bentuk feminisme dalam film-film
akan lenyap sama seperti masa
depanmu. Aku tidak akan pernah James Bond, yang notabene menjadi bagian
melihatmu lagi.”) (Skyfall, 2012) dari media massa. Karena itu tidak dapat
dipungkiri bahwa film-film James Bond
Hal itu menjadi bukti kuat bahwa
secara tidak langsung mulai membawa
sikap M yang tenang, dan tanpa rasa
pesan-pesan feminisme yang secara
penyesalan menjadikannya sebagai sosok
langsung ditempelkan dalam karakterisasi
pemimpin yang tangguh serta mungkin
M, sebagai pemimpin tertinggi di MI6.
agak berdarah dingin. Namun sikap

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 209


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

Menariknya, masuknya pemeran an merupakan titik balik ketika kelompok


perempuan dalam karakter M tampaknya feminis mulai mengenalkan gaya hidup
berhubungan langsung dengan kondisi baru yang dikenal sebagai “individualisasi
sosial yang berlaku kala itu. Era tahun 90- perempuan serta memasukkan perempuan
an mungkin merupakan era munculnya sebagai bagian dari pandangan politik
wacana-wacana tentang feminisme, kelompok feminis” (Macdonald, 2008:
pada mayarakat dunia. Keadaan itu 1768). Berdasarkan hal itu, tampak bahwa
kemungkinan besar mempengaruhi munculnya karakter M yang diperankan
konstruksi film-film James Bond, dari film oleh perempuan sebenranya masih
yang penuh dengan tema maskulinitas, berhubungan dengan kondisi serta situasi
serta menunjukkan dominasi laki-laki yang berkembang di dunia pada saat
terhadap perempuan, menjadi film- itu, yaitu pemikiran-pemikiran bahwa
film yang memberikan keluasan peran perempuan juga memiliki kemampuan
dan karakterisasi pada tokoh-tokoh yang sama dalam bidang pekerjaan.
perempuan. Hal itu diindikasikan oleh Meskipun M merupakan karakter fiksi yang
peran M, sebagai sosok pemimpin tertinggi muncul dalam film James Bond, namun
MI6 yang memiliki dominasi lebih karakter M bisa merepresentasikan fakta
baik, serta peranan lebih kompleks, jika bahwa perempuan memiliki persamaan
dibandingkan dengan pemeran M laki-laki hak, kewajiban, serta kemampuan setara
pada film-film James Bond di bawah tahun dengan laki-laki, bahkan mungkin lebih
1995. Berdasarkan pemahaman tersebut, baik lagi.
maka paparan tentang wacana feminisme Fakta-fakta yang muncul pada masa
yang berada di belakang karakter M tersebut tampaknya mendukung pemikiran
menjadi satu pokok bahasan yang menarik Angela McRobbie (2004), bahwa dekade
untuk dikaji. 90-an merupakan masa ketika perempuan
mulai tampil lebih banyak pada sektor publik
Wacana Feminisme dalam Karakter M (pekerjaan formal di luar rumah), lepas dari
Penjelasan tentang konstruksi stereotipe bahwa perempuan hanya mampu
karakter M pada dasarnya berhubungan tampil pada sektor domestik (wilayah rumah
erat dengan konstruksi feminisme yang tangga) semata. Hal itu dibuktikan dengan
muncul pada masyarakat dunia dan tampilnya tokoh-tokoh penting perempuan
mungkin berkembang pesat pada dekade yang secara formal memiliki kesetaraan pada
90-an. Hal itu ditunjukkan oleh fakta bidang pekerjaan dengan laki-laki, seperti
bahwa pemikiran feminisme mengalami yang ditunjukkan oleh Stella Rimington di
perkembangan pesat, pada akhir abad Inggris. Stella Rimington merupakan sosok
20, yang dikenal sebagai pandangan post- perempuan pertama yang menjabat sebagai
feminism. Pandangan tersebut menjelaskan pemimpin tertinggi MI5 pada rentang
bahwa perempuan kontemporer memiliki tahun 1992 hingga 1996 (jamesbond.wikia.
kesempatan yang jauh lebih besar tentang com/wiki/M_(Judi_Dench)). MI5 (Military
persamaan hak dengan laki-laki, terutama Intelligent Section 5) atau juga dikenal sebagai
bidang-bidang seperti pendidikan, SS (Security Service) merupakan badan
pekerjaan, hubungan sosial, serta gaya intelejen yang bertanggungjawab pada
hidup (Macdonald, 208: 1769). aktivitas intelejen dalam negeri. MI5 berada
Hal itu dikuatkan oleh pandangan pada yurisdiksi Departemen Dalam Negeri
Angela McRobbie (2004) bahwa dekade 90- Kerajaan Inggris.

210 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

Lebih lanjut, Daily Telegraph menyata- M: I prefer Bourbon. (Aku lebih


kan bahwa Stella Rimington merupakan memilih Bourbon.)
sosok perempuan yang menghasilkan M: Ice? (Es?)
kebijakan mengawasi semua saluran telepon, Bond: Yes. (Ya.) (Goldeneye, 1995)
e-mail, dan web site di dalam negeri sebagai
salah satu langkah strategis dalam aktivitas Ucapan James Bond bahwa para
intelejen di dalam negeri (www.telegraph. pendahulunya selalu menempatkan
co.uk/news/uknews/terrorism-in-the- Conag—salah satu jenis minuman keras—
uk/10083058/Spy-on-your-neighbours- serta seakan-akan mengingatkan M, yang
says-former-MI5-head-Stella-Rimington. baru, bahwa ada tradisi yang dipegang oleh
html). Hal itu menunjukkan bahwa karakter para pendahulunya, yaitu bahwa pemimpin
M yang juga diperankan oleh perempuan tertinggi MI6 selalu memilih Conag daripada
kemungkinan besar terinspirasi dari sosok jenis minuman yang lain. Menariknya,
Stella Rimington yang menjadi sosok M, manyatakan bahwa ia lebih memilih
perempuan pertama yang memimpin Bourbon—jenis minuman keras yang lain.
dinas intelejen Inggris. Kecuali hal itu, Hal ini menunjukkan bahwa M secara tidak
hadirnya karakter perempuan sebagai langsung hendak menentang tradisi yang
sosok pemimpin tertinggi MI6 dalam film sudah alam dibangun oleh para pemimpin
James Bond menjadi satu upaya untuk MI6 sebelumnya, yang notabene laki-laki,
menunjukkan bahwa pada beberapa situasi meskipun ia tidak menolak tradisi meminum
perempuan cenderung bisa mendominasi minuman keras seperti yang dilakukan
laki-laki, bukan sebaliknya. pendahulunya. Dengan kata lain M ingin
menunjukkan superioritas, keunggulan, dan
Kenyataan bahwa sosok perempuan
mungkin juga egoismenya sebagai seorang
memiliki kemampuan yang setara atau
pemimpin. Hal ini secara tidak langsung
lebih tinggi dibandingkan laki-laki tidak
menunjukkan munculnya wacana tentang
hanya muncul pada dunia nyata, fenomena
feminisme pada film-film James Bond.
tersebut juga menjadi suatu wacana dalam
media massa. Sosok karakter M pada film- Menariknya, tokoh M tidak hanya
film James Bond menjadi bentuk reprsesntasi ditampilkan dengan satu kondisi yang
munculnya wacana tentang feminisme menolak penyamaan dirinya dengan para
dalam media massa. M digambarakan pendahulunya, namun juga ditampilkan
sebagai sosok yang dominan, tangguh, sebagai sosok yang sangat berkuasa,
serta meungkin lebih unggul dibandingkan bahkan ia tampak berani menentang
dengan karakter laki-laki dalam film perintah atasannya. Perhatikan dialog,
tersebut. Dalam film, hal itu muncul ketika ketika M berselisih pendapat dengan
M tidak ingin disamakan dengan para Gareth Mallory, yang saat itu merasa
pendahulunya, termasuk pada sisi kebiasan bahwa M terlalu membela James Bond.
atau mungkin tradisi yang berkembang pada M: “What exact do you implying?”
(“Apa maksudmu?”)
para pemimpin MI6 sebelumnya. Indikasi
Mallory: “You sentimental about him.”
tersebut muncul dalam adegan percakapan (Kau terlalu sentimentil terhadapnya.)
antara James Bond dan M, sebelum M
M: “As long as I head this department,
memberikan intruksi pada James Bond. I choose my own operative.” (“Selama
Bond: Your predessesor keeps some Conag aku memimpin departemen ini, aku
in the top of drawer. (Pendahulumu memilih sendiri agen-agenku.”)
biasanya meletakkan Conag di atas Mallory: “Fair enough.” (“Cukup
laci.) adil.”) (Skyfall, 2012)

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 211


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

Dialog tersebut menunjukkan secara memiliki suami, sama seperti kebanyakan


jelas bahwa M merasa tersinggung ketika perempuan yang lain. Kenyaataan tesrebut
otoritasnya hampir tidak diakui oleh juga mengindikasikan bahwa M bukanlah
Gareth Mallory, yang menyatakan bahwa perempuan yang menolak pernikahan.
M terlalu mendukung serta membela Namun demikian, bagi M pernikahan dan
James Bond. Kontan saja hal itu membuat sosok suami bukanlah sesuatu yang terlalu
M harus menunjukkan otoritasnya yang penting. Dengan kata lain, berdasarkan
tinggi kepada pimpinannya itu dengan pandangan Zeisler (2008), kelompok
mengatakan “As long as I head this department, feminisme liberal memandang pernikahan
I choose my own operative.” (“Selama aku bukan sesuatu yang penting untuk
memimpin departemen ini, aku memilih dilakukan, bahkan kehadiran sosok suami
sendiri agen-agenku.”) (Skyfall, 2012). juga bukan menjadi satu bagian penting
Sikap serta pernyataan-pernyataan M dalam kehidupan perempuan, karena
yang dominan menunjukkan bahwa ada feminisme liberal menganggap bahwa
wacana feminisme yang muncul secara perempuan mampu memenuhi semua
jelas bersama-sama karakter M dalam film kebutuhannya. Karena itu, ungkapan, “My
James Bond. late husband…” tidak hanya menunjukkan
Dominasi, ketangguhan, serta sikap M bahwa suami M sudah meninggal, tapi juga
pada semua situasi menunjukkan bentuk- menunjukkan bahwa M sama sekali tidak
bentuk feminisme liberal dalam diri membutuhkan kehadiran seorang suami.
karakter tersebut. Secara umum feminisme Dengan begitu muncul satu kondisi yang
liberal dipahami sebagai satu bentuk logis bahwa semua bentuk ketangguhan,
feminisme yang menekankan persamaan dan dominasi M, pada semua situasi
posisi antara laki-laki dan perempuan rupanya dijiwai oleh pemikiran feminisme
pada semua bidang, termasuk mungkin liberal.
juga pernikahan (Zeisler, 2008: 49).
Kesimpulan
Hal itu secara samar-samar menjelas-
kan bahwa kelompok pendukung feminis- Konstruksi karakter M, dalam film-
me liberal muncul dalam banyak sektor film James Bond, menunjukkan munculnya
publik, serta menekankan posisi yang suatu fakta penting bahwa wacana
benar-benar sejajar dengan laki-laki. feminisme bukan lagi suatu wacana
Kelompok tersebut digambarkan masih yang dianggap tabu untuk disampaikan,
menerima pernikahan, namun harus ada melainkan suatu wacana yang menjadi
persamaan hak dan kewajiban antara salah satu pokok pembahasan di
posisi suami dan istri. Indikasi munculnya media global. Dengan kata lain, saat ini
wacana tentang feminisme liberal pada pemikiran tentang feminisme menjadi
sosok M ditunjukkan pada adegan ketika salah satu pemikiran penting dalam upaya
M melakukan public hearing dengan menyetarakan hak-hak perempuan di
menteri pertahanan dan parlemen Inggris. masyarakat. Bagi media massa, wacana
Saat itu M mengatakan, “My late husband dan pemikiran tentang feminisme muncul
was a great lover of poetry, ...” (Mendiang dalam banyak budaya pop, termasuk
suamiku merupakan pencinta puisi ...”) film, khususnya film-film James Bond.
(Skyfall, 2012). Wacana dan pemikiran tersebut muncul
Pernyataan iitu menunjukkan bahwa pada hampir semua karakter perempuan
M merupakan sosok perempuan yang pada serial tersebut, namun demikian

212 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

karakter M menjadi sosok dominan fakta sosial munculnya Stella Rimington,


yang merepresentasikan pemikiran dan sebagai perempuan pertama yang menjadi
wacana tentang feminisme. Karena itu, pemimpin tertinggi MI5 pada tahun 1992-
konstruksi karakter M dalam film-film 1996. Dengan kata lain karakter M tampil
James Bond menjadi fokus untuk mengkaji sebagai representasi wacana dan pemikiran
dan memahami pemikiran dan wacana feminisme di dunia nyata, serta didorong
tentanng feminisme. oleh fakta penting bahwa sosok perempuan
Sejak kemunculan karakter M pertama juga mampu menjadi seorang pemimpin,
kali, pada tahun 1995, karakter tersebut bahkan pemimpin dinas intelejen Inggris.
menampilkan konstruksi pemikiran yang Dengan demikian pemikiran tentang
sangat berhubungan dengan pemikiran persamaan hak perempuan, dewasa ini,
dan wacana feminisme. Karakter M hadir pada banyak bidang dan secara
hadir dengan sikap-sikap yang tegas, langsung didukung oleh media massa,
tangguh, dominan, serta lebih unggul serta hadir menjadi sebuah wacana penting
dibandingkan dengan karakter laki-laki di masyarakat modern. Karena itu, wacana
pada film yang sama. M merasa enggan dan pemikiran tentang feminisme muncul
disamakan dengan para pendahulunya, sebagai suatu petunjuk penting bahwa
yang notabene laki-laki, sebagai satu bukti sosok perempuan tidak hanya bisa tampil
munculnya pemikiran feminisme pada diri begitu lembut, tapi juga hadir menjadi
sosok M. hal itu membawa konsekuensi sosok yang sangat tangguh, sama seperti
besar pada karakter itu sendiri serta yang dikatakan oleh M kepada Gareth
pengaruhnya pada James Bond. Pemikiran Mallory, pada saat wawancara, “What the
serta wacana feminisme pada karakter hell with dignity, I leave when the jobs done.”
M menjadikan ia bisa dengan mudah (“Persetan dengan kebanggaan, aku pergi
mendominasi karakter lainnya, termasuk setelah tugasku selesai.”) (Skyfall, 2012).
James Bond, bahkan M bisa langsung
mencampakkan James Bond ketika ia Daftar Pustaka
dianggap tidak lagi berguna bagi M. Fakta Flynn, E, A. (2002). Feminism Beyond
tersebut hadir, bukan hanya karena M Modernism. Carbondale: Southern
merupakan atasan langsung James Bond Illinois University Press.
di MI6, tapi lebih menampakkan bahwa Getachew, M, T. (2008). Bagaimana Hidup
M memiliki kekuasaan penuh, dominasi, (dan Bagaimana Mati), dalam James
serta keberanian, jauh melebihi James B. South dan Jacob M. Held (editor)
Bond sendiri, sebagai hasil konstruksi dari James Bond and Philosophy, Question
wacana dan pemikiran feminisme. Are Forever. Ilyas Hasan (penerjemah):
41-66. Jakarta: Lentera.
Lebih lanjut, wacana dan pemikiran
feminisme yang muncul pada karakter Macdonald, M. (2008). Femininity and
M bukan hanya bagian dari upaya media Feminine Values. dalam Wolfgang
massa untuk menjadikan feminisme Donsbach (editor) International
sebagai suatu wacana global, tapi juga Encyclopedia of Communication: 1764-
muncul sebagai hasil dari fakta-fakta 1769. Malden: Blackwell Publishing.
sosial yang berkembang pada dekade Proop, V. (1984). Theory and History of
90-an, tentang feminisme. Kemunculan Folklore. Ariadna Y Martin dan Richard
karakter M, yang diperankan perempuan, P. Martin (penerjemah). Minneapolis:
secara tidak langsung dipengaruhi oleh University of Minnesota Press.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 213


Dewanto Putra Fajar. Film, Feminisme, dan ...

Taylor, A. F. (2011). Buku-Buku yang Skyfall. Dir. Sam Mendes. Perf. Daniel
Mengubah Dunia, Lebih dari 50 Craig, Javier Bardem, Ralph Fiennes,
buku yang peling berpengaruh dalam Naomie Harris, Berenice Lim
sejarah manusia. O.V.Y.S. Damos Marlohe, Ben Wishaw. Judi Dench.
(penerjemah). Jakarta: Penerbit MGM/Columbia Pictures, 2012.
Erlangga.
Zeilser, A. (2008) Feminism dan Pop Culture.
Berkeley: Seal Press.
James Bond Wikia. (n.d). M (Judi Dench).
Diakses pada 10 September 2014
dari http://jamesbond.wikia.com/
wiki/M_(Judi_Dench)
Whithead, T. Furness, H. (2013). Spy on
Your Neighbours, Says Former MI5
Head, Stella Rimington. Diakses pada
10 September 2014 dari http:// www.
telegraph.co.uk/news/uknews/
terrorism-in-the-uk/10083058/Spy-
on your-neighbours-says-former-
MI5-head-Stella-Rimington.html.
Goldeneye. Dir. Martin Campbell. Perf.
Pierce Brosnan, Isabella Scorupco,
Famke
Janssen, Sean Bean, Judi Dench, Samantha
Bond. MGM/UA, 1995.
Tomorrow Never Dies. Dir. Roger
Spottiswoode. Perf. Pierce Brosnan,
Michelle Yeoh, Jonathan Pryce, Teri
Hatcher, Judi Dench, Samantha Bond.
MGM/UA, 1997.
The World Is Not Enough. Dir. Michael
Apted. Perf. Pierce Brosnan, Sophia
Marceau,Robert Carlyle, Denise
Richardson, Judi Dench, Samantha
Bond. MGM/UA, 1999.
Die Another Day. Dir. Lee Tamahori. Perf.
Pierce Brosnan, Halle Berry, Toby
Stephens, Rosamund Pike, Madonna, Judi
Dench, Samantha Bond. MGM/UA,
2002.
Quantum of Solace. Dir. Marc Foster.
Perf. Daniel Craig, Olga Kurylenko,
Mathieu Amalric, Giancarlo Giannini,
Gemma Arterton, Judi Dench. MGM/
Columbia Pictures, 2008.

214 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Jurnal Komunikasi Massa
Vol. 7 No. 2, Juli 2014: 215-224

Perempuan di Media Online: Representasi Perempuan


dalam Website www.kompas.com

Monika Sri Yuliarti


Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak
The pattern of consumption of mass media in today’s society is changing. This is partly due
to the developments in information technology. Now, the world is experiencing the digital
age, where all aspects of life and the relationship humans have a very close relationship
with the internet technology, where it was thanks to the Internet era, when it began to give
birth to online media. The online media eventually become the people’s choice in meeting
their needs for information. At the level of academic and scientific research related to the
impact of mass media on society as a mass media users have been carried out. From the
research that has been there is, in general, resulted in findings that impact negatively trend
and strong enough for the people who act as a mass audience. Look at this, the contents
of the mass media should be a concern, so the impact is a positive impact.
Newspapers, as one form of print media, today has been pretty much the
mengkonvergensikan products with online media forms as well. With online media, of
information submitted more up to date than the printed version of the newspaper only. This
paper is the result of a study document, in this case is the article on the online newspaper
with local and national scope. In this study analyzed data is the contents of the article of
the rubric “women” contained on the website www.kompas.com.
Selection of the website as the research object is motivated by the coverage of different
online media, the scope of local and national scope. Furthermore, they are also a source
of information that is fairly large in scope respectively. The results are expected to enrich
the depth information based on the reference and academic perspective, of how women
are represented in the media, especially in this context is the online media. Research on
the representation of women in the media spelled already pretty much done. However,
this study also incorporate aspects of locality and nationality, which can be known how the
local media and national media presented online represent women through the articles
contained within the rubric of “woman”.
Keywords: representation, women, online media.

Pendahuluan yang dilakukan tersebut bisa berupa


Setiap hari, manusia melakukan komunikasi interpersonal, komunikasi
proses komunikasi, bahkan saat kelompok, komunikasi publik, maupun
tidak disadari sekalipun. Komunikasi komunikasi massa. Bentuk komunikasi

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 215


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

yang dilakukan pun bermaca-macam, surat kabar, website stasiun televisi, dan
mulai dari komunikasi secara langsung website program-program yang terdapat
atau face to face maupun komunikasi dalam stasiun televisi.
dengan menggunakan perantara saluran Kemudian, apa sesungguhnya yang
atau media tertentu. Komunikasi massa disebut dengan internet itu? Setidaknya
merupakan salah satu bentuk dari level terdapat tiga hal utama jika berkaitan
komunikasi yang memiliki cakupan paling dengan internet. Pertama, internet
luas di antara level-level yang lainnya. merupakan keterhubungan melalui sistem
Komunikasi massa ini merupakan alamat global (global address system). Kedua,
komunikasi tak langsung yang dalam internet terdapat penggunaan
membutuhkan media sebagai perantara bentuk umum protokol transmisi. Yang
untuk menghubungan antara sumber pesan ketiga, internet memungkinkan terjadinya
atau komunikator dengan sasaran pesan komunikasi publik dan komunikasi
atau komunikan. Perkembangan media pribadi (Wood & Smith, 2005: 37).
massa sendiri dewasa ini semakin pesat. Berdasarkan dengan hal tersebut
Jika pada masa lampau proses transfer maka bisa diketahui bahwa dengan
pesan secara massa hanya bisa dilakukan internet, keterhubungan antar manusia
melalui media cetak, pada perkembangan akan semakin besar. Selain itu, penjelasan
selanjutnya proses komunikasi massa juga di atas juga menunjukkan bahwa konsep
bisa dilakukan dengan menggunakan yang dicetuskan oleh McLuhan mengenai
media audio dan media audio visual. global village akan semakin menjadi hal yang
Selanjutnya, pada akhir tahun 1990-an, sangat masuk akal dan memungkinkan, di
muncullah internet yang pada akhirnya mana dunia yang sangat luas dan besar ini
memunculkan gaya berkomunikasi secara merupakan desa global yang penduduknya
massa yang berbeda. mampu menerima informasi yang sama
Berawal dari kemunculan internet dalam waktu yang bersamaan, tanpa
itulah, muncul istilah old media dan new adanya kendala waktu yang sebelumnya
media. Yang disebut dengan old media ditemui.
adalah media-media komunikasi massa Perkembangan media komunikasi
yang muncul sebelum era internet, yaitu massa yang melibatkan teknologi baru
media cetak (misal: buku, surat kabar, tersebut memunculkan karakteristik
tabloid, dan majalah), media audio yang berbeda. Salah satu karakter yang
(misal: radio, musik yang direkam dalam berbeda adalah masyarakat sekarang
compact disc atau CD) serta musik yang lebih leluasa untuk memilih informasi
direkam dalam mp3), dan media audio apa yang diinginkan atau dibutuhkannya.
visual (misal: televisi, film yang diputar Dengan adanya perbedaan karakteristik
di bioskop maupun yang direkam dalam tersebut, tentu isi media menjadi suatu hal
video compact disc atau VCD serta digital yang amat penting. Salah satu tema yang
video disc atau DVD). Sementara itu, yang menjadi isi media adalah tema mengenai
disebut dengan new media adalah media- perempuan. Dewasa ini, tema mengenai
media komunikasi massa yang melibatkan perempuan sudah semakin banyak
unsur internet, seperti portal berita online, dimunculkan di media massa. Berbicara
misalnya. Dewasa ini, muncul pula mengenai perempuan di media tentu tak
konvergensi antara old media dengan new bisa dilepaskan dari permasalahan gender
media, seperti streaming radio, website (Littlejohn & Foss, 2005: 323).

216 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

Gender menjadi salah satu isu yang atau tak jarang digunakan pula istilah
menarik dalam isi media. Dari tahun ke media online. Dalam era ini, keterlibatan
tahun, terdapat tren yang berbeda mengenai teknologi memegang peranan yang
bagaimana gender direpresentasikan di sangat besar. Keterlibatan teknologi
media. Pada tahun 1970-an misalnya. tersebut memunculkan pola konsumsi
Kala itu, isu gender dimunculkan yang berbeda di kalangan masyarakat.
sehubungan dengan kemunculan aliran Media massa yang semula memiliki arti
gerakan feminisme. Beberapa aliran bahwa masyarakat secara massal bisa
gerakan feminisme di antaranya adalah mengaksesnya secara bersama-sama,
feminisme liberal dan feminisme radikal. dengan media baru, maka media massa
Feminisme liberal lebih menitikberatkan menjadi seolah-olah media pribadi. Hal ini
fokusnya pada gagasan mengenai keadilan terjadi karena dengan mengkonsumsi isi
yang berhubungan dengan jaminan hak media online, maka masyarakat memiliki
kesetaraan bagi semua manusia, baik itu keistimewaan untuk memilih sendiri
pria maupun wanita. Sebaliknya, feminisme mana yang ingin dikonsumsi dan mana
radikal meyakini bahwa penindasan yang tidak diinginkan.
terhadap perempuan sesungguhnya lebih Hal ini sesuai dengan apa yang
dari sekedar ketidaksetaraan dalam bidang disampaikan oleh Gunter (2003: 1), yang
politik saja, melainkan sudah menjalar pada menyatakan ekspansi media massa ke
struktur sosial, yaitu patriarkal (Littlejohn & dalam era online tidak saja memunculkan
Foss, 2005: 323). kompetisi antara sesama produsen media
Riset terkait dengan representasi massa, melainkan juga memberikan
perempuan di media juga telah banyak dampak di kalangan masyarakat pengguna
dilakukan, baik secara spesifik meneliti media massa tersebut. Masyarakat
mengenai representasi perempuan pada atau dalam hal ini adalah khalayak
media online atau media massa lain. media massa, cenderung mnejadi lebih
Riset ini sendiri akan lebih fokus pada terfragmentasi jika dibandingkan dengan
representasi perempuan dalam artikel mereka saat mengkonsumi media massa
pada website surat kabar Kompas (www. konvensional. Selain itu, dampak yang
kompas.com). Riset ini penting dilakukan diakibatkan dari penggunaan media
karena salah satu fungsi media massa online tersebut juga semakin signifikan
adalah sebagai media sosialisasi nilai yang karena semakin terdapatnya keterbukaan
akan diturunkan dari satu generasi ke dalam mendapatkan informasi.
generasi yang lain (Dominick, 2005: 41-42). Pada bagian sebelumnya telah
Pemilihan website Kompas didasari dipaparkan bahwa tema perempuan
alasan, pertama, memiliki nama dan merupakan salah satu tema yang banyak
reputasi yang baik sebagai surat kabar diangkat untuk dijadikan sebagai isi
nasional. Alasan kedua, pemilihan obyek dari produk media. Berbicara mengenai
ini adalah, Kompas merupakan media perempuan tentu tak bisa dipisahkan
massa yang melakukan konvergensi antar dari kajian mengenai feminisme. Kajian
old media dan new media. mengenai feminisme memang berasal dari
negara Barat. Aris (dalam Syahri, 2009: 201)
Tinjauan Pustaka menulis bahwa tidak dapat dipungkiri,
Era media massa dewasa ini telah gerakan feminis di Barat adalah reaksi
memasuki era new media (media baru), terhadap situasi dan kondisi yang terjadi

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 217


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

pada lingkungan sosial masyarakat di pola pembicaraan dan bahasa kaum pria,
sana. Beberapa hal yang dianggap sebagai kekuatan-kekuatan dari bentuk-bentuk
penyebab utama gerakan tersebut adalah komunikasi kaum wanita.
adanya pandangan “sebelah-mata” Beberapa riset mengenai perempuan
terhadap perempuan atau yang juga biasa di media massa telah banyak dilakukan,
disebut dengan misogyny, serta adanya di antaranya adalah “Peningkatan
bermacam-macam anggapan buruk Gender dalam Jurnalisme”, penulis
atau stereotype yang dilekatkan kepada Iwan Awaluddin Yusuf. Dalam riset ini
perempuan serta aneka citra negatif diperoleh temuan bahwa media massa
yang mengejawantah dalam tata-nilai dan jurnalisme di Indonesia masih kurang
masyarakat, kebudayaan, hukum, dan sensitif terhadap isu kesetaraan gender,
politik. utamanya dalam hal: (1) bagaimana jurnalis
Feminisme sendiri merupakan menyampaikan fakta; (2) posisi media;
sebuah gerakan yang berisi tuntutan (3) posisi jurnalis dan produk jurnalistik
adanya kesetaraan antara wanita dan pria. (Yusuf, 2004: 351). Riset selanjutnya
Gerakan ini muncul karena pada masanya, mengenai perempuan di media massa
wanita tidak mendapatkan hak yang setara adalah “Wajah Perempuan dalam Media
dengan kaum pria, sehingga pembahasan Massa”, penulis Nurul Arifin. Temuan
mengenai feminisme ini bertujuan untuk dalam riset tersebut adalah bahwa dengan
mengekspos kekuatan-kekuatan dan kekuatannya, media massa di Indonesia
batasan-batasan dari pembagian dunia cenderung membentuk dan menampilkan
berdasarkan jenis kelamin ini. Banyak teori realitas tersendiri tentang wanita. Namun,
feminis memberi penekanan pada adanya sayangnya realitas tersebut tidak disertai
pengekangan dari hubungan jenis kelamin dengan sensitivitas gender dalam berbagai
di bawah dominasi patriarki. Sehubungan penyajian (Arifin, 2001: 199).
dengan hal tersebut, maka feminisme Abrar (2004: 392) juga melakukan
banyak mempelajari mengenai distribusi riset mengenai perempuan dengan
kekuasaan di antara jenis-jenis kelamin. judul “Tantangan dalam Mewujudkan
Asumsi awal dari teori feminisme ini Kesetaraan Gender dalam Pers di
adalah bahwa jenis kelamin merupakan Indonesia”. Risetnya ini menghasilkan
sebuah kategori umum dari pengalaman. rekomendasi terkait dengan cara-cara
Teori ini bertujuan untuk menentang yang bisa dilakukan untuk menciptakan
asumsi-asumsi yang berlaku tentang suasana baru di mana pers Indonesia lebih
jenis kelamin di masyarakat dan untuk menghargai keberadaan perempuan, yaitu
menemukan cara-cara yang lebih liberal dengan: (1) mengamandemen UU No. 40
bagi wanita dan pria untuk eksis di tahun 1999; (2) meningkatkan pengawasan
dunia. Kritik feminis sudah semakin pelaksanaan KEWI; (3) meningkatkan
populer dalam studi komunikasi. Para jumlah wartawati; (4) menggusur budaya
ilmuwan komunikasi feminis meneliti diskriminatif; dan (5) menciptakan suasana
cara-cara bagaimana bias bahasa kaum adil gender.
pria mempengaruhi hubungan antar jenis Habsari (2013) melakukan riset
kelamin, cara-cara bagaiman dominasi mengenai Stereotype dan labelling
kaum pria telah membatasi komuikasi bagi perempuan dalam media cetak. Dari
wanita, cara-cara bagaimana kaum wanita riset tersebut diperoleh temuan bahwa
telah mengakomodasi dan menolak pola- Representasi beberapa perempuan yang

218 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

terlibat dalam tindak kejahatan korupsi membawa makna tertentu ketika diterima
dalam sampul majalah Tempo merupakan oleh khalayak. Terakhir, level ketiga,
penggambaran visualisasi perempuan akan berhubungan dengan bagaimana
secara variatif dan mempunyai penekanan peristiwa tersebut diorganisir ke dalam
pada khalayak yang dituju. Lebih lanjut, konvensi-konvensi yang diterima secara
sistem kapitalisme dan budaya patriarki ideologis. Selain itu, level terakhir ini juga
yang menghegemoni media di Indonesia berhubungan dengan bagaimana kode-
saat ini memposisikan perempuan dalam kode representasi dihubungakan dan
konstruksi nilai-nilai feminitas yang tidak diorganisikan ke dalam koherensi sosial
menguntungkan perempuan. seperti kelas sosial, atau kepercayaan
Dari beberapa riset yang telah dominan yang ada dalam masyarakat.
dilakukan tersebut bisa diketahui bahwa Lebih lanjut, representasi dalam
riset mengenai representasi perempuan teori konstruksi sosial merupakan
di media massa sesungguhnya telah representasi simbolik, di mana bahasa
banyak dilakukan, namun belum ada memiliki peran penting dalam proses
yang menganalisis mengenai representasi obyektivasi terhadap tanda-tanda
perempuan pada media online yang yang ada. Hal ini terjadi karena karena
merupakan bentuk konvergensi dengan bahasa mampu membangun bangunan-
media massa kuno atau konvensional. bangunan representasi simbolis seperti
Untuk itulah, riset ini muncul sehingga halnya dalam kehidupan nyata (Berger
diharapkan bisa memberikan temuan yang & Luckmann, 1966: 55). Dalam kaitannya
bermanfaat untuk melengkapi temuan- dengan penelitian ini, maka representasi
temuan riset yang telah ada. perempuan akan bisa diketahui dengan
Dalam representasi, terdapat suatu mengelaborasi simbol-simbol yang ada
permasalahn penting, utamanya dalam pada obyek yang dianalisis.
kaitannya dengan bagaimana realitas atau Menurut Hall (1997: 25), terdapat
obyek tersebut ditampilkan. Fiske (dalam tiga pendekatan yang bisa digunakan
Eriyanto, 2001) menyebutkan bahwa untuk menjelaskan peran bahasa dalam
terdapat tiga proses dalam menampilkan representasi. Ketiga pendekatan tersebut
obyek, peristiwa, gagasan, kelompok, adalah the reflective, the intentional dan
atau seseorang. Level pertama akan the contructionist approach. Pada the
berhubungan dengan peristiwa yang reflective approach, makna ditujukan untuk
ditandai sebagai realitas. Dalam bahasa mengelabui obyek yang dimaksudkan,
gambar, hal ini umumnya berhubungan baik itu orang, ide ataupun suatu kejadian
dengan aspek seperti pakaian, lingkungan, di dunia yang nyata, dan fungsi bahasa
ucapan, dan ekspresi. sebagai cermin, untuk merefleksikan
Selanjutnya level kedua akan maksud sebenarnya seperti keadaan yang
berhubungan dengan waktu saat kita sebenarnya di dunia. Sedangkan intentional
memandang sesuatu sebagai realitas dan approach merupakan pendekatan yang
bagaimana realitas itu digambarkan. berkaitan erat dengan pembicara atau
Sehubungan pada level yang kedua ini, penulis yang menekankan pada diri
maka yang digunakan disini adalah sendiri mengenai pemaknaan yang unik di
perangkat secara teknis, misalnya dunia ini melalui bahasa. Kata-kata yang
adalah kata atau kalimat, yang mana dihasilkan memiliki makna sesuai dengan
pada akhirnya kata dan kalimat ini akan apa yang diinginkan oleh penulis.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 219


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

Metode Penelitian
makna diperlakukan dalam teks secara
Riset ini merupakan riset deskriptif keseluruhan. Selain itu Sara Mills juga
kualitatif, yaitu riset yang mendeskripsikan menggunakan metode posisi penulis-
kondisi, proses, hubungan mengenai hal- pembaca. Dalam kaitannya dengan
hal pokok yang ditemukan pada sasaran posisi penulis-pembaca ini, maka analisis
penelitian, serta fenomena realitas sosial yang dilakukan berhubungan dengan
yang ada di masyarakat secara rinci dan bagaimana penulis menampilkan diri yang
mendalam. Penelitian deskriptif kualitatif pada saatnya akan menentukan bagaimana
ini juga bertujuan untuk menggambarkan respon atau penerimaan pembaca.
suatu kondisi, situasi, atau fenomena
realitas sosial yang ada di masyarakat Pembahasan
yang dijadikan sebagai obyek penelitian Pada website Kompas, menu untuk
(Bungin, 2007). Obyek penelitian adalah menuju pada rubrik perempuan bisa
artikel-artikel yang terdapat dalam website diakses dari halaman muka, dengan tag
kompas, utamanya yang terdapat pada “female”. Selanjutnya, setelah masuk ke
rubrik wanita. dalam menu “female”, maka akan terlihat
Teknik pengumpulan data dilakukan beberapa sub menu-sub menu selanjutnya,
dengan studi dokumen. Teknik analisis yaitu “home”, “ibu & anak”, “etalase”,
data akan dilakukan secara induktif “cantik & gaya”, “karier”, “relationship”,
interaktif, di mana proses analisis bisa “bugar dan sehat”, “beranda”, dapur”,
dilakukan sesegera mungkin, tanpa “konsultasi”, dan “kolom”.
harus menunggu proses pengumpulan 1. Posisi Subyek-Obyek
data dilakukan. Lebih lanjut, interaktif
Berkaitan dengan posisi subyek-
di sini maksudnya adalah ada interaksi
obyek, maka hal-hal yang akan dianalisis
atau sintesa yang akan dilakukan terkait
adalah siapa yang diposisikan sebagai
dengan data-data yang nanti terkumpul.
pencerita (subyek), siapa yang diposisikan
Metode analisis yang akan digunakan
sebagai obyek yang diceritakan (obyek),
dalam riset ini adalah analisis wacana.
serta aktor dan kelompok sosial mana
Cook (dalam Eriyanto, 2001: 9) menjelaskan
yang mempunyai kesempatan untuk
bahwa analisis wacana berhubungan
menampilkan dirinya sendiri serta
erat dengan tiga hal; yaitu teks, konteks,
gagasannya.
dan wacana. Teks adalah semua bentuk
Dilihat dari posisi subyek-obyek,
bahasa, konteks adalah situasi dan hal
artikel-artikel yang terdapat pada rubrik
dari luar yang berpengaruh, dan wacana
perempuan dalam website kompas (yang
adalah adanya interaksi antara teks dan
dalam hal ini disebut dengan rubrik
konteks. Metode analisis wacana yang
“female”) menunjukkan bahwa memang
akan digunakan dalam penelitian ini
artikel-artikel tersebut ditujukan untuk
adalah analisis wacana model Sara Mills.
kaum perempuan, di mana perempuan
Sara Mills lebih melihat bagaimana
diposisikan sebagai obyek yang
posisi-posisi aktor ditampilkan dalam teks
diceritakan. Namun demikian, pembagian
(posisi subyek-obyek). Dalam arti siapa
sub-sub tema cukup menunjukkan bahwa
yang menjadi subyek penceritaan dan
kaum perempuan tidak hanya ditampilkan
siapa yang menjadi obyek penceritaan.
dalam urusan domestik saja, walaupun sub
Dengan demikian akan didapatkan
tema yang menyangkut dengan urusan
bagaimana struktur teks dan bagaimana

220 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

domestik masih cukup mendominasi. bahwa secara umum, representasi


Kasiyan (2008: 56-57) menyatakan bahwa perempuan pada rubrik perempuan di
fenomena dan realitas peran domestik kompas secara umum masih cenderung
yang dikenakan kepada perempuan merepresentasikan wacana perempuan
pada akhirnya mengejawantahkan di ranah domestik, walaupun perempuan
konsep ‘pengiburumahtanggaan’ di ranah publik juga sudah ditampilkan,
atau ‘domestikasi’ atas perempuan di dengan pembagian sub tema yang cukup
masyarakat. Konsep ini jika dicermati jelas. Dalam kaitannya dengan posisi
cenderung bermakna diskriminatif bagi subyek- obyek, artikel-artikel yang
perempuan dalam representasinya. terdapat pada rubrik “female” website
Dalam rubrik “female” website kompas, Kompas berdasarkan sub tema-sub
domestikasi perempuan tampak dari tema yang ada, perempuan tidak selalu
sub tema-sub tema sebagai berikut: (1) diposisikan sebagai pencerita.
“ibu & anak”, yang kemudian dibagi Hal ini bisa dilihat dari artikel dengan
lagi menjadi “kehamilan & menyusui” judul “Tak Ingin Rambut Rontok? Jangan
dan “parenting”; (2) “etalase”, yang Diet Berkepanjangan!” padasub tema
kemudian dibagi lagi menjadi “produk “kecantikan” (http://female.kompas.
baru”, “info kegiatan”, dan “direktori”; (3) com/read/2014/11/20/133000320/
“cantik & gaya”, yang kemudian dibagi Tak.Ingin.Rambut.Rontok.Jangan.Diet.
lagi menjadi “kecantikan”, “fashion”, Berkepanjangan.). Artikel ini berisi
“galeri”; (4) “relationship”, kemudian mengenai tips yang harus dijalankan oleh
dibagi lagi menjadi “rahasia pria”, “anda seorang perempuan mengenai salah satu
& dia”, dan “seks”; (5) “bugar & sehat”, bahaya melakukan diet terlalu ketat. Pada
yang kemudian dibagi lagi menjadi “diet” artikel ini, posisi pencerita awalnya seolah-
dan “bugar”; (6) “beranda”, yang dibagi olah menggambarkan seorang perempuan.
lagi menjadi “isu wanita” dan “gaya Namun, pada bagian selanjutnya artikel
hidup”; (7) “dapur”, yang kemudian ini memamaparkan hasil penelitian dari
dibagi lagi menjadi “koleksi resepsi” dan seorang ahli yang adalah seorang pria.
“tips memasak”; dan (8) “konsultasi”, Sehingga, keseluruhan isi dari artikel
yang dalam hal domestikasi perempuan tersebut juga seolah-olah merupakan saran
kemudian lebih dispesifikkan lagi ke pria kepada kaum perempuan bagaimana
dalam “konsultasi gizi”. caranya agar diet yang ia lakukan tidak
Sementara itu, selain menampilkan memberikan dampak yang buruk bagi
domestikasi perempuan, rubrik “female” unsur kecantikan perempuan yang lain,
website Kompas juga menampilkan yaitu rambut yang rontok.
perempuan di ranah publik. Hal ini bisa Contoh lain yang menampakkan
diamati dari sub tema-sub tema yang bahwa perempuan tidak direpresentasikan
ada, seperti: (1) “karier”, yang kemudian sebagai pihak pencerita adalah pada
dibagi lagi menjadi “dunia kerja” dan artikel yang berjudul “Ajari Bayi Tidur
“keuangan” dan (2) “konsultasi”, yang Sendiri dengan Metode ‘Menangis’”
dalam hal representasi perempuan dalam yang terdapat pada sub tema “Ibu &
konteks ruang publik dibagi lagi menjadi Anak” (http://female.kompas.com/
“konsultasi keuangan”, “pengembangan read/2014/09/21/200000620/Ajari.Bayi.
diri”, dan “fashion”. Tidur.Sendiri.dengan.Metode.Menangis.).
Dari pemaparan di atas bisa diketahui Artikel ini berisi mengenai teknik

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 221


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

menidurkan bayi dengan membiarkannya ranah publik, di mana tidak ada unsur
menangis sebelum tidur. Posisi pencerita domestikasi di dalamnya. Namun pada
dalam artikel ini juga ditampilakan kenyataannya, setelah membaca artikel
sebagai seorang pria, karen pada artikel ini tersebut, semakin jelas bahwa walaupun
juga memasukka materi mengenai sumber terdapat sub bagian yang bukan
pemberitaan dari kaum pria, yaitu penulis merupakan domestikasi perempuan, tetap
buku tentang bayi dan juga dokter serta saja isi dari artikel tersebut memasukkan
peneliti yang melakukan penelitian terkait unsur domestikasi, bahkan dalam hal
dengan tema yang terdapat dalam artikel. pencerita yang digambarkan sebagai
Kedua contoh di atas merupakan seorang pria, bukan seorang perempuan.
contoh yang diambil dari artikel yang Artikel lain yang berada pada sub
merepresentasikan perempuan di bagian ranah publik, yaitu “konsultasi”
ranah domestik. Untuk artikel yang terutama pada bagian “konsultasi fashion”
merepresentasikan perempuan di ranah juga menampilkan pencerita yang seorang
publik juga sesungguhnya tidak jauh pria. Pada artikel yang berjudul “Kebaya
berbeda. Seperti hal nya pada artikel Berhijab untuk Wisuda” (http://female.
yang terdapat pada sub bagian “karier”. kompas.com/read/2013/08/21/1326550/
Pada bagian ini terdapat artikel yang Kebaya.Berhijab.untuk.Wisuda).
menunjukkan bawa pihak pencerita dalam Dalam artikel tersebut, identitas yang
artikel ini bukanlah digambarkan sebagai berkonsultasi adalah seorang perempuan
seorang peremuan, melainkan seorang muda, sementara konsultan yang
laki-laki. Artikel ini berjudul “Studi menjawab pertanyaan adalah seorang pria,
Membuktikan, Olahraga Bisa Buat Performa ia juga seorang desainer yang memang
Kerja Melesat” (http://female.kompas. memiliki reputasi baik dalam bidang
com/read/2014/11/27/141500520/ fashion. Dengan memasang seorang pria
Studi.Membuktikan.Olahraga.Bisa.Buat. sebagai konsultasn, maka artikel tersebut
Performa.Kerja.Melesat.). seolah-olah menunjukkan bahwa pria
Seperti halnya artikel yang lain, untuk lah yang menjadi subyek pencerita dan
meyakinkan pembacanya, artikel ini juga berperan lebih aktif dibandingkan dengan
memasukkan hasil studi yang dilakukan perempuan yang salam hal ini menjadi
oleh peneliti, di mana peneliti tersebut obyek pencerita.
adalah seorang laki-laki. Terlebih lagi Dari semua analisis terkait dengan
dalam artikel tersebut tertulis: “Olahraga posisi subyek-obyek di atas, maka
memang memiliki segudang manfaat bagi jika dilihat dari kelompok sosial yang
kesehatan tubuh, seperti menurunkan tekanan ditampilkan, setiap artikel memiliki
darah, menyehatkan jantung, dan bentuk kekhasannya masing-masing. Namun,
tubuh pun menjadi lebih menarik”. karena setiap artikel pasti sudah jelas tema
Hal tersebut menunjukkan bahwa dan pembahasannya, tentu saja kelompok
kaum pria lah yang seolah-olah berbicara, sosial yang ditampilkan pada masing-
karena merekalah yang mengklaim diri asing artikel pun sudah sangat spesifik,
mereka paling mengerti bagaimana bentuk tergantung dari artikelnya tersebut.
tubuh perempuan yang menarik menurut Misalnya saja pada artikel terakhir, artikel
versi mereka, walaupun sesungguhnya mengenai konsultasi fashion. Pada artikel
artikel ini terdapat pada sub bagian ini perempuan yang ditampilkan adalah
“karier”, sub bagian yang merupakan perempuan yang sesuai dengan tema dari

222 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

sub bagian ini, yaitu konsultasi fashion. (pun website ini bisa juga memiliki lingkup
Pada artikel ini yang melakukan konsultasi yang lebih luas karena ia pun bisa diakses
adalah seorang perempuan dengan usia secara global dari siapapun dan lokasi
17 tahun. Sehingga ketika konsultan manapun) cenderung merepresentasikan
memberikan jawabannya pun maka perempuan pada ranah domestik, walau
kelompok sosial yang terwakili adalah terdapat sub bagian yang mampu mewakili
kelompok sosial yang sama dengan gadis ranah publik seorang perempuan. Namun
berusia 17 tahun yang memakai jilbab, dan secara umum, dengan kuantitas yang
mencoba mencari saran mengenai busana tidak berimbang dan tidak signifikan,
yang akan ia kenakan dalam wisudanya. representasi perempuan dalam ranah
Dengan spesifiknya artikel tersebut, maka domestik masih terlihat mendominasi.
semakin spesifik pula kelompok sosial
yang terwakili dalam artikel tersebut. Saran
2. Posisi Penulis-Pembaca Berdasarkan kesimpulan tersebut
Dalam kaitannya dengan posisi maka bisa diberikan rekomendasi betapa
penulis-pembaca, artikel-artikel yang pentingnya menggalakkan pembelajar-
terdapat dalam rubrik “female” pada an penggunaan media online di kalangan
website Kompas secara umum didominasi masyarakat agar masyarakat bisa secara
oleh tulisan saduran dari website lain. lebih bijak melakukan pengkonsumsian-
Namun, gaya bahasa yang digunakan sudah nya. Selain itu, media online literacy yang
disesuaikan dengan sasaran atau target dari dimaksud mampu mengoptimalkan
website tersebut. Representasi perempuan transfer pesan yang terjadi dari media
yang ditampilkan dalam artikel-artikel kepada khalayaknya.
yang ada dalam rubrik “female” website
Kompas memposisikan penulis sebagai Referensi
pemberi saran yang memiliki pengetahuan Abrar, Ana Nadhya. (2004). Tantangan
yang lebih banyak mengenai topik-topik dalam mewujudkan kesetaraan
dalam artikel-artikel yang ada. gender dalam pers di Indonesia.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, vol.
Penulis umumnya memasukkan hasil
7, nomor 3, Maret 2004, Hal 377-392.
riset tertentu yang mendukung isi artikel
sehingga artikel tersebut lebih memiliki Arifin, Nurul. (2001). Wajah perempuan
nilai plus dan semakin menunjukkan dalam media massa. dalam Mediator,
fakta-fakta yang mampu semakin vol 2, Hal 199-202.
meyakinkan para pembacanya. Dengan Berger, Peter L. & Luckmann, Thomas.
posisi penulis yang sedemikian rupa, hal (1991). The social construction of reality:
ini memungkinkan posisi pembaca juga A treatise in the sociology of knowledge.
seakan menjadi inferior, karena begitu London: Penguin Books.
banyaknya data dan hasil penelitian yang Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif:
ikut ditampilkan oleh penulis. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
Kesimpulan Jakarta: Kencana.
Berdasarkan analisis yang terdapat Dominick, Joseph R. (2004). The Dynamics
pada bagian sebelumnya, maka penelitian of Mass Communication: Media in
ini menghasilkan temuan bahwa website the Digital Age, 8th edition. Boston:
Kompas yang lingkupnya adalah nasional McGray Hill.

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 223


Monika Sri Yuliarti. Perempuan di Media ...

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar


Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.
Habsari, Sinung U.H. (2013). Studi Awal
Metodel Kajian Bias Gender dalam
Jurnalistik: Stereotype & Labelling
Perempuan dalam Media Massa
Cetak. Riptek Vol. 7, No. 1, Tahun
2013, Hal. 47-58.
Hall, Stuart. (ed.). (1997). The Work of
Representation dalam Representation:
Cultural Representations and Signifying
Practices. London: Sage Publications.
Kasiyan, 2008. Manipulasi dan Dehumanisasi
Perempuan dalam Iklan. Yogyakarta:
Ombak
Syahri, Moch. (2009). Konstruksi Feminisme
di Media Massa. Jurnal Asy-Syir’ah Vol.
43, Edisi Khusus, 2009, hlm. 201-218
Wood, Andrew F. & Smith, Matthew J.
(2005). Online Communication: Linking
technology, identity, & culture. Mahwah,
New Jersey: Lawrence Erlbaum
Association.
Yusuf, Iwan Awaluddin. (2004). Peningkatan
kepekaan gender dalam jurnalisme.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, vol. 7,
nomor 3, Maret 2004, hal 351-376.
female.kompas.com
http://female.kompas.com/
read/2013/08/21/1326550/Kebaya.
Berhijab.untuk.Wisuda
http://female.kompas.com/
read/2014/09/21/200000620/Ajari.
Bayi.Tidur.Sendiri.dengan.Metode.
Menangis.).
http://female.kompas.com/
read/2014/11/20/133000320/Tak.
Ingin.Rambut.Rontok.Jangan.Diet.
Berkepanjangan
http://female.kompas.com/
read/2014/11/27/141500520/Studi.
Membuktikan.Olahraga.Bisa.Buat.
Performa.Kerja.Melesat

224 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014


Syarat-syarat Penulisan Artikel

1. Artikel merupakan hasil refleksi, penelitian, atau kajian analitis terhadap berbagai
fenomena komunikasi, khususnya komunikasi massa, yang belum pernah dipublikasikan
di media lain.
2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan panjang tulisan antara
6.000-8.000 kata, diketik di halaman A4, spasi tunggal, margin atas dan kiri 4 cm,
margin bawah dan kanan 3 cm, menggunakan font Times New Roman 11 point. Artikel
dilengkapi dengan abstrak sepanjang 100-150 kata dan 3-5 kata kunci.
3. Artikel memuat: Judul, Nama Penulis, Instansi asal Penulis, Alamat Kontak Penulis
(termasuk telepon dan email), Abstrak, Kata-kata kunci, Pendahuluan (tanpa anak
judul), Sub-sub Judul (sesuai kebutuhan), Penutup atau Simpulan, Catatan-catatan dan
Daftar Kepustakaan.
4. Kata atau istilah asing yang belum diubah menjadi kata/istilah Indonesia atau belum
menjadi istilah teknis, diketik dengan huruf miring.
5. Catatan-catatan berupa referensi ditulis secara lengkap sebagai endnotes.
6. Kutipan langsung 5 baris atau lebih diketik dengan spasi tunggal dan diberi baris
baru. Kutipan langsung kurang dari 5 baris dituliskan sebagai sambungan kalimat dan
dimasukkan dalam teks di antara dua tanda petik. Kutipan tidak langsung (parafrase)
ditulis tanpa tanda petik.
7. Daftar Kepustakaan diurutkan secara alfabetis, dan hanya memuat literatur yang
dirujuk dalam artikel. Penulisan referensi menggunakan sistem American Pschycological
Association (APA)
Contoh:
Fakih, M. (1997). .Analisis gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Holmer-Nadesan, M. (1986). “Organizational Identity and Space
ofAction”, 17 (1), 1986, hal. 49-81.
8. Penulis diminta menyertakan biodata singkat.
9. Artikel dikirimkan kepada Tim Penyunting dalam bentuk file MicrosoftWord (.doc
atau .rtf) disimpan dalam disket, CD, USB flashdisk, ataupun sebagai attachment dalam
e-mail.
10. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah diberitahukan kepada penulis melalui
surat atau email. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan kepada penulis,
kecuali atas permintaan penulis.
11. Penulis yang artikelnya dimuat akan menerima ucapan terima kasih berupa nomor
bukti 3 eksemplar.
12. Artikel dikirimkan ke alamat di bawah ini:

JURNAL KOMUNIKASI MASSA


Prodi. Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Surakarta 57126. Tlp. (0271)632478
Email: r_windya@yahoo.com

Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014 225


226 Jurnal Komunikasi Massa Vol. 7 No. 2, Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai