Anda di halaman 1dari 14

Makalah Teknik Penulisan Ilmiah

“Analisis Kritis Terhadap Pemberitaan Serta Strategi Dalam Menghadapi


Kasus Pemalsuan Berita di Sosial Media ”

Dosen Pengampu : Imam Sofyan, S.Sos., M.Si.

Disusun Oleh :

Vike Nur Aini (200531100008)

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya

Universitas Trunojoyo Madura

Tahun Akademik 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan karunianya
hingga makalah yang berjudul " Analisis Kritis Terhadap Pemberitaan Serta Strategi Dalam
Menghadapi Kasus Pemalsuan Berita di Sosial Media" dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas ujian tengah
semester (UTS) mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah dan untuk menambah pengetahuan
tentang Analisis Kritis Terhadap Pemberitaan Serta Strategi Dalam Menghadapi Kasus
Pemalsuan Berita di Sosial Media.Semoga harapan saya,makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya, untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Imam Sofyan, S.Sos., M.Si. selaku
dosen mata kuliah teknik penulisan ilmiah yang telah membimbing dan memberi arahan
untuk membantu makalah sederhana ini. Dan saya akui masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini,karena pengalaman yang saya miliki sangat minim dan sumber yang
terbatas.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.Kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi kepada pembacanya.  

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kritis Kasus Pemalsuan Berita di Sosial Media.....................................3

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Dalam Memalsukan Berita....................4

2.3 Sikap Masyarakat Dalam Kasus Pemalsuan Berita di Sosial media.....................5

2.4 Dampak yang Terjadi Dalam Memalsukan Berita di Sosial Media.....................8

2.5 Strategi Untuk Menghadapi Kasus Pemalsuan Berta di Sosial Media.................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................................10

Daftar Pustaka........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diberi pengertian penyelidikan terhadap
suatu peristiwa (karangan,perbuatan,dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab,duduk perkaranya,dan sebagainya),penjabaran sesudah dikaji
sebaik-baiknya,pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya.Analisis kritis merupakan suatu cara untuk mencoba memahami
kenyataan,kejadian atau peristiwa,situasi,benda dan orang dan pernyataan melalui
tulisan.Analisis kritis mempersyaratkan sikap untuk berani menantang,mengkritik,dan
menggugat apa yang dikatakan atau dikemukakan oleh pihak-pihak yang berkompeten
pemerintah dan lembaga.

Pertama-tama analisis kritis mensyaratkan pencarian fakta (temuan dari ciri situasi atau
kenyataan yang dicoba dipahami.Analisis kritis juga berusaha memahami masalah yang perlu
dipahami.Analisis kritis mengkaji peristiwa atau pernyataan yang tengah dalam proses
perubahan.”bagaimana situasi tersebut dapat terjadi?Seberapa permanenkah situasinya?Apa
cara yang mungkin dilakukan agar situasi tersebut berubah?Analisis kritis mengkaji situasi
atau peristiwa dari sudut pandang yang utuh.

Dalam analisis kritis suatu pemberitaan,pemberitaan media sendiri merupakan sebuah


laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat
umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh jurnalis di media massa (Husnun
N.Djuraid:2007).Terkait judul makalah dengan topik analisis kritis terhadap pemberitaan
serta strategi dalam menghadapi kasus pemalsuan berita di sosial media ini ditujukan dalm
memberitahukan mengenai terjadinya peristiwa atau keadaan yang bersifat umum serta bisa
membedakan antara berita yang terjadi sesuai fakta dan berita yang dipalsukan serta tidak
mecanpurbaurkan yang satu dengan yang yang lain untuk mencegah penyiaran berita-berita
yang diputarbalik atau dibubuhi secara tidak wajar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis yang kritis dalam sebuah pemberitaan agar tidak terjadi
pemalsuan berita di sosial media?
2. Apa yang dapat mempengaruhi seseorang dalam memalsukan berita di sosial media?
3. Bagaimana masyarakat Indonesia dalam menyikapi peristiwa pemalsuan berita di
sosial media?
4. Bagaimana dampak kasus pemalsuan berita di sosial media bagi masyarakat sekitar?
5. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi berbagai kasus
pemalsuan berita yang kerap terjadi di sosial media?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana analisi kritis kita dalam sebuah pemberitaan agar tidak
terjadi pemalsuan berita dimedia sosial
2. Untuk mengetahui mengapa seseorang bisa terpengaruh untuk melakukan pemalsuan
berita di sosial media
3. Untuk mengetahui sikap masyarakat sekitar dalam kasus pemalsuan berita khususnya
di sosial media
4. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari kasus pemalsuan berita bagi masyarakat
sekitar
5. Untuk mengetahui strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi berbagai kasus
pemalsuan berita yang banyak terjadi di sosial media

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi sekolah atau kampus : makalah ini dapat digunakan untuk mengembangkan
materi dan konsep analisis serta dapat melengkapi referensi pustaka akademik.
2. Bagi penulis : dapat mengetahui bagaimana Analisis Kritis Terhadap Pemberitaan
Serta Strategi Dalam Menghadapi Kasus Pemalsuan Berita di Sosial Media serta
menambah wawasan dan pengetahuan.
3.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kritis Kasus Pemalsuan Berita di Sosial Media

Media sosial adalah situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi
setiap individu untuk membangun profil publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi,
daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar
koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem (Henderi,2007:3).Pemalsuan
berita atau yang kerap disebut dengan berita hoax sering kali menjadi perbincangan di dalam
masyarakat.Pada zaman ini,banyak sekali orang yang menyebarkan berita palsu hanya demi
mengundang banyak orang untuk mengunjungi situs miliknya.Dengan mudahnya masyarakat
percaya akan hal tersebut tanpa memilah terlebih dahulu apakah pemberitaan yang
disebarkan merupakan fakta yang sebenarnya terjadi.Pemalsuan berita ini banyak terjadi di
sosial media dengan hanya melampirkan sebuah berita tanpa mengetahui kebenarannya orang
akan mudah percaya.Lain halnya dengan sebuah pemberitaan yang ditayangkan di
televisi.Pemberitaan ditelevisi merujuk pada praktik penyebaran informasi mengenai
peristiwa terbaru melalui media televisi.Stasiun televisi biasanya menyajikan program berita
seperti liputan yang dimana informasi tersebut telah dicari kebenarannya dengan berbagai
lampiran seperti melakukan liputan langsung di tempat kejadian.Oleh karena itu,pemalsu
berita ini lebih banyak dilakukan di sosial media dari pada di media televisi.

Dalam sosial media masyarakat diharapkan untuk berpikir kritis agar tidak terpedaya
oleh berita-berita bohong yang sering terjadi.Memiliki cara berpikir kritis seseorang dengan
mudahnya menganalisis sebuah peristiwa atau kejadian berdasarkan fakta untuk membentuk
sebuah penilaian,apakah berita itu benar atau tidak.Dalam analisis kritis terhadap kasus
pemalsuan berita di sosial media akan memunculkan berbagai pertanyaan di diri setiap
individu seperti “apa yang sebenarnya tengah berlangsung?” .”apa akibat yang timbul dari
situasi ini?”.”apa dampak dari situasi atau kejadian atau pernyataan itu terhadap pihak
lain?”.”Siapakah pihak yang diuntungkan oleh situasi tersebut?”.siapakah yang dirugikan
oleh situasi atau usulan tersebut?”.Apa penyebab terjadinya situasi tersebut?”Analisis kritis
juga berusaha memahami masalah yang perlu dipahami.

Segala peristiwa tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media
massa.Hubungan antara keduanya sangatlah erat,sehingga menjadi saling bergantung dan
saling membutuhkan.1Namun dalam kasus pemalsuan berita atau pemalsuan informasi yang
disebar tentu akan merugikan pihak lain.Memang benar segala isi dan peristiwa yang ada di
dunia menjadi sumber informasi bagi media massa.Namun tak disangka,sosial media menjadi
faktor utama dari berbagai kasus pemalsuan berita yang ada.

1
Drs.Muzakkir,M.A.,Etika Jurnalis Analisis Terhadap Pemberitaan Media (Jakarta : Kencana,2020),hlm.55.

3
Pada saat ini,fungsi sosial media banyak disalahgunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab.Kasus di sosial media lebih banyak menimbulkan berbagai
ancaman,kekerasan,pelanggaran dan lain sebagainya dari pada kasus yang terjadi di
kehidupan nyata mereka.Selain itu,dalam permasalahan di media telivisi juga kerap terjadi
misalnya acara liputan yang sering ditampilkan di stasiun televisi dimana liputan media
massa dan laporan resmi pemerintah tentang sebuah konflik yang keraap terjadi di Indonesia
sring kali bias dan tidak proporsional.Bentuk bias dan ketidak proporsionalan liputan itu
dapat berupa peliputan yang berlebihan tentang cakupan dan intensitas konflik yang tidak
sesuai dengan tingkatan konflik yang nyata,atau sebaliknya,pengurangan aspek konfik yang
penting yang semestinya dikemukakan dengan alasan menghindarkan dampak buruk yang
diakibatkan oleh berita atau laporan yang dibuat.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Dalam Memalsukan Berita

“Media adalah pesan karena media membentuk dan mengendalikan skala serta bentuk
hubungan dan tindakan manusia” (McLuhan,1964: 23-24).Dalam sebuah kasus pemalsuan
berita Di sosial media pastinya ada seorang pelaku serta ada seorang yang menjadi korban
atas aksi yang dilakukan.(Vidi,Adyaksa.5 Alasan Orang Sebarkan Hoaks,Nomor 2 Paling
Sering Dilakukan,2020.www.liputan6.com.Diakses pada 3 Oktober 2021).Pemalsuan berita
tersebar melalui banyak cara, dan tak sedikit karena kelalaian kita yang tidak menyaringnya
terlebih dahulu.Selain itu ada juga yang sengaja menyebarkannya untuk membuat keresahan
di masyarakat.Lanatas,apa yang membuat seseorang nekad dalam memalsukan berita di
sosial media? Berikut beberapa alasan seseorang suka memalsukan berita atau menyebarkan
berita hoax di sosial media.

1.Bentuk Partisipasi, Ada tiga faktor penyebabnya yakni iseng: semakin viral semakin banyak
dibagikan.Lalu suka berbagi tapi malas membaca, katanya: "bebas berekspresi”.Lalu yang
ketiga adalah fanatisme: isi konten sesuai dengan pandangan dia dan kelompoknya.

2.Pengakuan atau Eksistensi, Memiliki keinginan untuk diakui sehingga merasa bangga saat
menjadi penyebar informasi pertama atau jadi yang paling up to date, padahal belum tentu
benar informasinya.Selain itu merasa bahwa informasi tersebut bermanfaat, sehingga merasa
perlu menyebarkannya meski belum mengetahui kebenarannya.

3.Profit, Biasanya orang-orang yang menyebarkan hoaks atau memalsukan berita ini dibayar
untuk menjadi sebuah profesi (buzzer). Selain itu berada dalam situasi tertentu, biasanya
hoaks yang disebar dapat menguntungkan dia atau kelompoknya.

4.Provokasi, Menyebarkan hoaks (pemalsuan berita) dengan tujuan melakukan sindiran atau
sarkas terhadap kelompok tertentu. Mengambil keuntungan dari sebuah konflik dengan cara

4
mengadu domba.Menyebar hoaks juga bisa mempengaruhi penilaian, pola pikir untuk
individu atau masyarakat. Selain itu untuk menimbulkan kecemasan dan menguasai perilaku.

5.Propaganda,Biasanya orang menyebar hoaks karena alasan politis sehingga bisa


menjatuhkan lawan politik. Selain itu penyebaran hoaks juga bertujuan untuk mempengaruhi
dan mengontrol massa.Selain itu menyebar hoaks digunakan untuk menjatuhkan sebuah
negara.

Kehadiran media massa bukan saja menghilangkan perasaan,melainkan juga


menumbuhkan perasaan tertentu.Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media
tertentu.Misalnya di Amerika,orang melihat kecintaan anak-anak pada televisi,yang ternyata
lebih sering menyertai mereka daripada orang tua mereka.Televisi juga terbukti lebih
dipercaya daripada keduanya.Sedangkan di Indonesia,penelitian penulis pada tokoh-tokoh
membuktikan buku sebagai media terpercaya,disusul radio,dan surat kabar dan yang paling
tidak dapat dipercaya adalah televisi.Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media
massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa
tersebut boleh jadi faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh,tetapi kemudian jenis media
itu yang diperhatikan,apapun yang disiarkannya.

2.3 Sikap Masyarakat Dalam Kasus Pemalsusan Berita di Sosial Media

Media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan


(simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.Hal inilah
yang merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi
lainnya.Terkalahnya surat kabar oleh media elektronik dalam hal kecepatan seperti itu
menimbulkan konsekuensi pada jurnalistik surat kabar untuk menyusun beritanya sedemikian
rupa sehingga bobotnya tidak pada hal-hal yang sudah diketahui khalayak dari radio dan
televisi bahkan di internet yang mudah diakses.Saat ini sangat mudah berita hoax tersebar dan
membuat resah masyarakat.Mungkin bertanya-tanya kenapa berita palsu bisa cepat menyebar
di kalangan masyarakat. Bahkan dengan mudahnya masyarakat percaya dengan berita palsu
tersebut.Di era media sosial ini, orang-orang semakin mudah mendapatkan informasi
sekaligus mudah untuk menyebarkannya. Sudah tidak asing lagi yang namanya Facebook,
Twitter, Whatssap, Line, Youtube. Dari semua media tersebut biasanya terdapat fasilitas
untuk “membagikan” atau “meneruskan” informasi yang didapat. Paling tidak membagikan
link website. Sehingga hanya dengan modal jempol untuk mengklik “membagikan” atau
“meneruskan”, seseorang sudah bisa menjadi kurir informasi.

Sebelum menyebarkan berita atau informasi, kita harus menelusurinya dengan teliti.
Beritanya darimana, penulisnya siapa, kapan terjadinya, apakah sesuai dengan kejadian
sesungguhnya atau tidak, bahkan bila perlu membandingkan sumber berita satu dengan yang
lain.Hal ini agar mengetahui berita mana yang benar dan berita mana yang salah. Karena
kebenaran itu mahal harganya.Banyaknya berita hoax yang menyebar di berbagai media tidak
lepas dari peran dari pembuat berita palsu yang terorganisir.Hal seperti ini harus diperhatikan
oleh masyarakat agar tidak salah memahami. Tidak jarang ujaran kebencian menjadi sebuah

5
tren dalam membuat berita hoax.Ujaran kebencian yang telah menyebar di masyarakat
menjadi motivasi adu domba. Karena seringkali, ujaran kebencian dikaitkan dengan
persoalan SARA, sehingga mudah terbawa emosi.Yang awalnya tidak ada perselisihan
akhirnya terjadi perselisihan.

Untuk kita harus memiliki sikap serta pemikiran yang kritis di sosial media tidak lain
bertujuan untuk menghindari dari kegiatan yang asal membagikan berita palsu.Berita palsu
merugikan masyarakat. Masyarakat menjadi was-was ketika ada berita yang menakutkan,
padahal belum terbukti kebenarannya. Terkadang orang lebih ingin mempercayai berita palsu
daripada mencari fakta-fakta kebenarannya. Bisa saja berita palsu dibuat hanya karena ingin
menghancurkan wibawa seseorang atau ingin usaha seseorang gagal.

Oleh karena itu sebagai masyarakat yang memiliki pemikiran yang kritis sebaiknya
sebelum mengetahui informasi atau berita yang belum diketahui kebenarannya atau tidak
berdasarkan fakta lebih baik jangan langsung menyebarkannya.Jadi,segala informasi atau
berita apapun yang ada di sosial media jangan mudah percaya,sebaiknya kita dapat memilah
dan membandingkan apakah informasi atau berita itu telah diketahui kebenarannya atau
sebaliknya.Berikut beberapa langkah yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana
berita hoax dan mana berita asli.

1. Hati-hati dengan judul provokatif

Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan
langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi,
hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat
hoax.

Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya Anda mencari
referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah
sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh
kesimpulan yang lebih berimbang.

2. Cermati alamat situs

Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat
URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers
resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang
meragukan.Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di
Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita.

Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300.
Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di
internet yang mesti diwaspadai.

6
3. Periksa fakta

Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti
KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas,
tokoh politik, atau pengamat.Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu
sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.

Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan
opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah
pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat
subyektif.

4. Cek keaslian foto

Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi,
melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga
mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan
memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom
pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang
terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax

Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti
Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage
Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya
apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah
diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi
layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.

Rikwanto mengungkapkan, penebar hoax di dunia maya juga bisa dikenakan ujaran
kebencian yang telah diatur dalam KUHP dan UU lain di luar KUHP.Ujaran kebencian ini
meliputi penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menenangkan,
memprovokasi, menghasut, dan penyebaran berita bohong.

"Jadi, hoax ini harus ada yang dirugikan, baik itu seseorang atau korporasi yang merasa
dirugikan. Kalau enggak ada, ya cenderung gosip di dunia maya. Perlu ada obyek dan subyek
dari hoax ini," ujar Rikwanto di Dewan Pers, Jakarta, Kamis 12 Januari 2017.

Ini Cara melaporkan berita atau informasi hoax :

7
 Apabila menjumpai informasi hoax, lalu bagaimana cara untuk mencegah agar tidak
tersebar. Pengguna internet bisa melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang
tersedia di masing-masing media.
 Untuk media sosial Facebook, gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi
hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori lain yang sesuai.
Jika ada banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan menghapus status
tersebut.
 Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk melaporkan situs dari hasil
pencarian apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur Report Tweet
untuk melaporkan twit yang negatif, demikian juga dengan Instagram.

2.4 Dampak yang Terjadi Dalam Memalsukan Berita di Sosial Media

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat selain membawa dampak
positif, ternyata juga membawa dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang cukup
meresahkan adalah munculnya informasi palsu atau lebih popular dikenal dengan istilah
“hoax”.Fenomena hoax semakin merajalela di dunia maya dan dengan mudahnya penyebaran
informasi melalui media sosial sehingga dapat menimbulkan beragam opini masyarakat.
Penyebaran berita hoax juga mampu membawa pada kerancuan informasi dan kehebohan
publik akan suatu informasi, bahkan dapat juga berakibat pada perpecahan suatu bangsa.

Kepercayaan terhadap berita hoax kemudian menjadikan masyarakat tidak cerdik


dalam menerima berita tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu.Menurut kaca mata
psikologi, salah faktor yang menyebabkan berita-berita hoax kemudian gampang dipercaya
masyarakat serta begitu leluasa merajalela, disebabkan karena seseorang memang cenderung
lebih gampang percaya akan sebuah berita yang sesuai dengan opini atau sikap yang
dimilikinya. Dampak yang ditimbulkan adanya berita hoax akan sangat luar biasa antara lain,
berupa dampak sosial,ekonomi, politik, keamanan dan yang lebih besar adalah bisa
mengancam keutuhan negara. Penyebaran berita hoax sering terjadi di media sosial dan
mempengaruhi pola pikir masyarakat.

Banyak penelitian yang telah menemukan hubungan kuat antara sosial media dengan
dampak negatif seperti peningkatan risiko depresi, kecemasan, kesepian, menyakiti diri
sendiri, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

2.5 Strategi Untuk Menghadapi Kasus Pemalsuan Berita di Sosial Media

Dalam menghadapi kasus pemalsuan berita atau informasi disosial media setiap orang
pasti memiliki berbagai strategi untuk tidak mudah percaya dengan berbagai informasi atau
berita yang ada.oleh karena itu,setiap individu dituntut untuk bisa memilah serta mencari tahu
tentang kebenaran sebuah informasi atau berita khususnya di sosial media.Berbagai cara telah
dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat yang peduli dengan maraknya hoaks di

8
kehidupan masyarakat. Pemerintah misalnya telah membuat pagar hukum dengan menyetujui
lahirnya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektonik, memblokir situs-situs yang
menyebarkan hoaks, menangkap sindikat penyebar hoaks hingga membentuk lembaga
siberkreasi yang berfokus dalam menangani hoaks.(Alif Solihin,Muhammad.Berita
Bohong,2006.www.wikipedia.com.Diakses pada 03 Oktober 2021).Berikut dibawah ini
beberapa strategi dari berbagai narasumber untuk menghadapi kasus pemalsuan berita di
sosial media.

Narasumber 1 : Strategi saya cuma mencari sumber yang terakurat terlebih dahulu supaya
bisa mengetahui apakah itu informasi yang real atau sekedar berita hoax.Dan Menurut
saya,seharusnya pihak penegak hukum harus menjalankan tugasnya sesuai Undang undang
informasi transaksi dan elektronik (UU ITE) dan KUHP.Dan pemerintah lebih tegas dalam
memberikan hukumannnya seperti memberikan denda bagi orang yg menyebarkan berita
hoax agar memberikan efek jera.Selain itu perlu edukasi masyarakat untuk melaporkan
kepada pihak yang berwajib apabila menemukan hoax dan pelakunya agar ditindak lanjuti
oleh aparat penegak hukum.Akan tetapi di indonesia ini masih sangat minim untuk mengatasi
permasalahan ini.menurut dosenku aturan aturan hukumnya di indonesia itu sudah ada namun
penerapannya dan tindakannya saja yang masih terlihat sangat rendah.Indonesia sendiri sudah
ada undang undang dan aturan aturan nya untuk kasus permasalahan seperti ini namu
tindakannya yang masih belum diterapkan dengan sempurna.Maka dari itu,Indonesia rentan
terjadi hal-hal seperti itu.

Narasumber 2 : Mungkin kalau saya pribadi,memilah milih dulu berita yang benar-benar
riil/valid, tidak mudah percaya, mencari tahu apakah berita itu benar apa hoax.Dan juga
Pemerintah melalui Kominfo dan masyarakat yang peduli dengan persatuan Indonesia
semakin sering menginformasikan pentingnya literasi digital, mengingat saat ini penyebaran
berita hoax semakin menjadi-jadi, terlebih lagi jika sudah berkaitan dengan politik dan
kesehatan.Berita hoax adalah berita bohong yang kebenarannya harus dibuktikan dan
diperiksa dahulu melalui data dan fakta yang ada.Dengan itu, strategi yang dapat saya
gunakan untuk menghindari berita hoax yaitu; Bersikap kritis terhadap segala macam berita
dengan mencari tau apakah berita tersebut valid atau tidak.Tidak mudah percaya dengan
gambar/video yang muncul di Internet,Kecanggihan di era digital terutama fotografi
memungkinkan untuk mengedit/memalsukan gambar dalam sebuah berita dengan ditambah
kata-kata bombastis yang biasanya akan mengundang banyak interaksi.Tidak mudah
terpancing/terprovokasi dengan judul berita,Melaporkan berita yang Mengandung Hoax,
Dengan cara melaporkannya kepada lembaga yang berwenang, dalam hal ini adalah
Kominfo.

Narasumber 3 : Menurut saya,pemalsuan berita memang sering terjadi dalam dunia Maya
salah satu strategi yang saya gunakan yaitu dengan mengecek beberapa form lainnya namun
jika belum menemukan kebenaran yang benar benar sebaiknya jangan terlalu percaya dan
mudah menyebarkannya pada orang lain sehingga kita juga tidak ikut andil dalam penyebaran
berita palsu atau hoax karena pada zaman ini atau era ini dunia Maya sedang melambung
tinggi sehingga berita apapun akan mudah cepat menyebar dan diketahui banyak orang.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan makalah ini,dapat kita simpulkan bahwa :

1.Pemalsuan berita tersebar melalui banyak cara, dan tak sedikit karena kelalaian kita yang
tidak menyaringnya terlebih dahulu.Selain itu ada juga yang sengaja menyebarkannya untuk
membuat keresahan di masyarakat.

2.Terkalahnya surat kabar oleh media elektronik dalam hal kecepatan seperti itu
menimbulkan konsekuensi pada jurnalistik surat kabar untuk menyusun beritanya sedemikian
rupa sehingga bobotnya tidak pada hal-hal yang sudah diketahui khalayak dari radio dan
televisi bahkan di internet yang mudah diakses.

3. Dalam sosial media masyarakat diharapkan untuk berpikir kritis agar tidak terpedaya oleh
berita-berita bohong yang sering terjadi.Memiliki cara berpikir kritis seseorang dengan
mudahnya menganalisis sebuah peristiwa atau kejadian berdasarkan fakta untuk membentuk
sebuah penilaian,apakah berita itu benar atau tidak.

4. Segala peristiwa tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa.Hubungan
antara keduanya sangatlah erat,sehingga menjadi saling bergantung dan saling
membutuhkan.Namun dalam kasus pemalsuan berita atau pemalsuan informasi yang disebar
tentu akan merugikan pihak lain.Memang benar segala isi dan peristiwa yang ada di dunia
menjadi sumber informasi bagi media massa.Namun tak disangka,sosial media menjadi
faktor utama dari berbagai kasus pemalsuan berita yang ada.

5.Pihak penegak hukum harus menjalankan tugasnya sesuai Undang undang informasi
transaksi dan elektronik (UU ITE) dan KUHP.Dan pemerintah lebih tegas dalam memberikan
hukumannnya seperti memberikan denda bagi orang yg menyebarkan berita hoax agar
memberikan efek jera.Selain itu perlu edukasi masyarakat untuk melaporkan kepada pihak
yang berwajib apabila menemukan hoax dan pelakunya agar ditindak lanjuti oleh aparat
penegak hukum.

3.2 Saran

Sebagai masyarakat yang memiliki pemikiran yang kritis sebaiknya sebelum


mengetahui informasi atau berita yang belum diketahui kebenarannya atau tidak berdasarkan
fakta lebih baik jangan langsung menyebarkannya.Jadi,segala informasi atau berita apapun
yang ada di sosial media jangan mudah percaya,sebaiknya kita dapat memilah dan
membandingkan apakah informasi atau berita itu telah diketahui kebenarannya atau
sebaliknya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muzakkir.(2020).Etika Jurnalis Analisis Kritis Terhadap Pemberitaan Media.Jakarta:


Kencana.

Rakhmat,Jalaluddin.(2021).Psikologi Komunikasi edisi revisi.Bandung: Remaja Rosdakarya


Offset

Uchjana Effendy,Onong.(2018).Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.Bandung: Remaja


Rosdakarya Offset

Vidi,Adyaksa.(2020).5 Alasan Orang Sebarkan Hoaks,Nomor 2 Paling Sering Dilakukan.


Diakses pada 3 Oktober 2021,dari https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4342173/5-
alasan-orang-sebarkan-hoaks-nomor-2-paling-sering-dilakukan

Yunita.(2017).Ini Cara Mengatasi Berita “Hoax” di Dunia Maya. Diakses pada 3 Oktober
2021,dari https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-
maya/0/sorotan_media

Alif Solihin,Muhammad.(2006).Berita Bohong.Diakses pada 03 Oktober 2021,dari


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong

11

Anda mungkin juga menyukai