Anda di halaman 1dari 45

FUNGSI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SPEEDING INDONESIA

SEBAGAI MEDIA KOMUNITAS TERHADAP FOLLOWERS

Oleh

Nama : Achmad Andhika


NIM : 1871500979
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Broadcast Journalism

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia-Nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan Proposal Seminar Broadcast Journalism dengan judul
“Fungsi Media Sosial Instagram Speeding Indonesia Sebagai Media Komunitas
Terhadap Followers”.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada Tuhan
yang Maha Esa dan orang tua yang sudah mendukung. Serta semua pihak yang
memberikan bantuan dan dorongan kepada Penulis dalam menyelesaikan
penulisan proposal seminar Broadcast Journalismini, terutama kepada:
1. Dr. Ir. Wendi Usino, M.Sc, MM, selaku Rektor Universitas Budi Luhur
Jakarta.
2. Dr. Nawiroh Vera, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi.
3. Dr. Hadiono Afdjani, MM., M.Si, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Komunikasi.
4. Bintarto Wicaksono, S.P.T., M.Sn, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi.
5. Benny Muhdaliha, M.Sn, selaku Ketua (Pengembangan) Program Studi
Desain Komunikasi Visual.
6. Rini Lestari, M.I.Kom, selaku Kepala Sekretariat Fakultas Ilmu Komunikasi.
7. Amin Aminudin, M.I.Kom, selaku Sekretaris Program Studi Megister Ilmu
Komunikasi.
8. Haronas Kutanto, S.P.T., M.I.Kom, selaku Kepala Konsentrasi Broadcast
Journalism.
9. Doddy Wihardi, S.IP., M..I.Kom, selaku Kepala Konsentrasi Public Relation
dan Komunikasi Pariwisata.
10. Artyasto Jati Sidi, M.I.Kom, selaku Kepala Konsentrasi Digital Advertising.
11. Sinta Dwi Utami, S.I.P., M.Ikom, selaku Dosen Pembimbing Seminar
Broadcast Journalism.
12. Selaku orang tua yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian penuh,
baik moril ataupun meteril. Berkat dukungan dan doa orang tua penulis dapat
menyelesaikan Proposal Seminar Broadcast Journalism.

i
13. Annisa Dwi Purnamasari selaku pasangan yang selalu memberikan semangat
selama penulisan Proposal Seminar Broadcast Journalism.
14. Selaku teman-teman seperjuangan saya “Bisa Yuk” yang selalu saling
mendukung dan berbagi keluh kesah dalam mengerjakan proposal.
15. Serta teman-teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna


mengingat keterbatasan dan kemampuam yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun tentu sangat diharapkan oleh
peneliti. Semoga penulisan seminar ini bermanfaat bagi peneliti maupun pihak
lain yang membacanya.

Jakarta, Oktober 2020

Achmad Andhika

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................9
1.4.1 Manfaat Teoristis..................................................................................9
1.4.2 Manfaat Praktis....................................................................................9
BAB II....................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................10
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu....................................................................10
2.1.1 Pemilihan dan Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Komunikasi
Pemasaran Online (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Akun Instagram
@freezybrowniezz).......................................................................................10
2.1.2 PENGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI
(Studi Deskriptif Kualitatif pada Produk Teh Thailand Pikameame di
Yogyakarta)...................................................................................................11
2.1.3 Instagram Sebagai Media Sosial Untuk Membangun Personal
Branding di Kalangan Komunitas Instameet Indonesia di Jakarta........11
2.2 Kerangka Teoritis....................................................................................18
2.2.1 Definisi Komunikasi............................................................................18
2.2.2 Komunikasi Massa...............................................................................20
2.2.3 Media Massa.........................................................................................20
2.2.4 Media Sosial.........................................................................................21
2.2.5 Instagram..............................................................................................23
2.2.6 Media Komunitas.................................................................................26
2.3 Kerangka Pemikiran................................................................................27
BAB III..................................................................................................................29
METODELOGI PENELITIAN.............................................................................29

iii
3.1 Paradigma Penelitian...............................................................................29
3.2 Pendekatan Penelitian..............................................................................31
3.3 Metode Penelitian....................................................................................31
3.4 Subjek Objek Penelitian..........................................................................32
3.4.1 Subjek Penelitian.................................................................................32
3.4.2 Objek Penelitian...................................................................................33
3.5 Definisi Konsep.......................................................................................33
3.6 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................34
3.6.1 Data Primer..........................................................................................35
3.6.2 Data Sekunder......................................................................................37
3.7 Teknik Analisis Data...............................................................................37
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................38
3.9 Validitas Data..........................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi kearah serba digital saat ini semakin pesat. Pada
era digital seperti ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang
tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi
menjadi alat yang mampu membantu Sebagian besar kebutuhan manusia.
Teknologi telah dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah
melakukan apapun tugas dan pekerjaan. Peran penting teknologi ini lah yang
membawa peradaban manusia memasuki era digital.
Era digital terlahir dengan kemunculan digital, jaringan internet khususnya
teknologi informasi komputer. Media baru era digital memiliki karakteristik
dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet. Media massa beralih ke
media baru atau internet karena ada pergeseran budaya dalam sebuah
penyampaian informasi. Kemampuan media era digital ini lebih memudahkan
masyarakat dalam menerima informasi lebih cepat.
Dengan media internet membuat media massa berbondong-bondong
pindah haluan. Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat
perubahan besar terhadap dunia, lahirnya berbagai macam teknologi digital
yang semakin maju telah banyak bermunculan. Berbagai kalangan telah
dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui banyak cara, serta
dapat menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas dan terkendali.
Perkembangan media sosial tersebut merupakan hasil dari pertumbuhan
teknologi dan informasi yang menggambarkan bahwa penggunaan internet
bukan hanya sebatas surat elektronik (email) dan pemakaian website.
Hadirnya internet berkaitan dengan sebutan new media. Media baru (new
media) adalah sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara
teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung kedalam
jaringan. Media baru adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi (perantara) dari sumber informasi kepada penerima informasi.
“Media baru memiliki dua unsur pertama yakni digitalisasi dan konvergensi.

1
Internet merupakan bukti konvergensi karena menggabungkan beberapa
fungsi media lain seperti audio, video, dan teks“ (McQuail’s, 2006:26).
Media yang termasuk new media ini ialah internet, aplikasi seperti email,
blog, situs berbagi video, game online dan lain-lain. Media sosial adalah
media yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, atau menjadi social
secara daring dengan cara berbagi isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang
lain. (Varinder Taprial dan Priya Kanwar (2012).
Setelah berkembangnya teknologi manusia lebih sering berkomunikasi
melalu internet karena mempermudah berinteraksi dan berkomunikasi yang
tanpa batasan waktu dan jarak. Beberapa fasilitas program di dalam internet
sebagai media sosial diantaranya, e-mail, website, facebook, twitter,
instagram dan lai-lain sebagainya. Keberadaannya di manfaatkan oleh
masyarakat sarana berbagi dan mendapatkan informasi. Informasi yang
tersebar di media sosial bersumber dari berbagai media online dan juga
penguna media sosial itu sendiri.
Pada era digital saat ini banyak sekali manusia berinteraksi menggunakan
jaringan internet sehingga terbentuklah situs jejaring sosial. Kemunculan
jejaring sosial merupakan sebuah layanan jaringan atau situs yang
memfasilitasi ketertarikan atau aktivitas yang sama. Sederhananya,
perkembangan media baru (termasuk jejaring sosial) dapat ditunjukan dengan
munculnya masyarakat dunia maya (virtual/cyber community).
Salah satu dari dari sekian banyak media sosial itu adalah Instagram.
Instagram adalah merupakan sebuah aplikasi yang mempunyai fungsi utama
sebagai sarana mengunggah foto secara instan dan mempunyai banyak fitur
lain nya. Media Sosial Instagram juga dapat digunakan sebagai penyampaian
pesan dan informasi secara individu ataupun kelompok. Walaupun pada saat
ini media sosial intsagram berada di dalam urutan posisi ke 3 dalam banyak
nya pengguna sosial media di Indonesia, media sosial Instagram masih
tertinggal dari media sosial lain nya yaitu : youtube dan whatsapp.

2
Gambar 1.1
Media Paling Populer Di Indonesia, 2020 – 2021

Sumber : https://www.beritasatu.com/digital/733355/data-ini-media-sosial-
paling-populer-di-indonesia-20202021

Di Indonesia media sosial Instagram terusbersaing dan mengembangkan


aplikasi tersebut agar terus menjadikan media sosial yang paling banyak
digunakan di Indonesia dan terus bersaing dengan media social lainnya. Saat
ini banyak orang menggunakan sosial media Instagram. Pada awalnya
instagram sendiri berkembang dari aplikasi iPhone untuk berbagi foto hingga

3
sekarang menjadi sebuah aplikasi sosial media yang berkembang. iPhone
merupakan telepon genggam pintar (smartphone) yang dikeluarkan oleh
perusahaan Apple Inc. Instagram juga dapat digunakan pada iPad, iPod
Touch dan Android, yang beredar di pasaran, sehingga mempermudah para
pengguna smartphone selain iPhone menggunakan aplikasi media instagram.
Dalam aplikasi media instagram pengguna dapat melakukan komunikasi
antar individu ataupun kelompok seperti mengomentari foto yang diunggah
saling memberikan tanggapan tentang foto yang di unggah dan memberikan
informasi sekaligus bias dijadikan alat untuk menyampaikan pesan secara
individu ataupun kelompok secara cepat tanpa mengenal batasan waktu dan
kejauhan. Hal ini dapat menjadi permulaan dari komunitas-komunitas
instagram. Dengan adanya komunitas tersebut semangat mendapatkan sebuah
tanggapan dari pengguna lainnya menjadi hal penting ketika mengunggah
foto. Penggunaan aplikasi Instagram setiap tahunnya juga terus mengalami
beberapa perubahan. Seorangan tropolog digital dari Curtin University,
Crystal Abidin mengatakan bahwa Instagram adalah segalanya. Makna
"Segalanya" itu dimaksudkan bahwa lewat aplikasi Instagram, setiap orang
dapat melihat dan mencari apa yang mereka inginkan.
Instagram pengguna dapat melakukan komunikasi antar individu atau pun
kelompok seperti mengomentari foto yang diunggah saling memberikan
tanggapan tentang foto yang di unggah dan memberikan informasi sekaligus
bisa dijadikan alat untuk menyampaikan pesan secara individu ataupun
kelompok secara cepat tanpa mengenal batasan waktu dan kejauhan. Hal
inilah dapat menjadi permulaan dari media – media di Instagram. Dengan
adanya media tersebut semangat mendapatkan sebuah tanggapan dari
pengguna lain nya menjadi hal penting ketika mengunggah foto.
Setelah sukses menjadikan aplikasi yang banyak diminati pengguna,
instagram menjadi menjadi media sosial yang multi fungsi dan di
kembangkan oleh penggunanya karena dapat digunakan menjadi peluang
bisnis bagi para penggunanya, Bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi
dan informasi bagi komunuitas-komunitas dan pada saat ini Instagram sukses

4
menggeser posisi Facebook yang tadi nya berada urutan kedua hingga turun
menjadi urutan ketiga.
Pada zaman modern saat ini masyarakat banyak yang membutuhkan
informasi dalam bentuk foto atau pun video. Kebanyakan masyarakat
menggunakan media sosial, yaitu Instagram ataupun YouTube dengan tujuan
untuk kebutuhan informasi. Instagram sendiri banyak akun yang berbagi
tentang berbagai informasi.
Akun Instagram yang berisi tentang otomotif berisi konten mengenai
kelebihan dan kekurangan teknologi kendaraan bermotor yang dipasarkan,
bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam hal mencari
informasi dan refrensi. Teknologi saat ini semakin berkembang begitu pun di
bidang otomotif khususnya para pecinta kendaraan bermotor. Dengan
berkembangnya otomotif di dunia permotoran, masyarakat jadi membutuhkan
informasi terbaru tentang teknologi kendaraan bermotor. Informasi tersebut
bias dilihat melalui media online, yaitu Instagram.
Hingga sekarang media di Instagram semakin beragam, mulai dari
komunitas pertemanan, komunitas hobi. Menariknya di Indonesia komunitas
tersebut berkembang dengan cepat. Mulai dari akun @exploreIndonesia dan
media komunitas tentang kendaraan vespa @speedingindo. Instagram terlihat
bertambah fungsi menjadi tempat strategis para komunitas untuk menarik
minat pengguna instagram agar dapat bergabung di dalam kelompok
komunitas tersebut. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi
itu, tidak dapat ditegaskan dengan pasti, sebab masing-masing media sosial
mempunyai kelebihan dan kekurangan. tergantung dari tujuan yang akan
dicapai.
Rata-rata dalam media sosial media instagram yang ada adalah media
komunitas. Karena di Indonesia pengguna media sosial Instagram hampir
mengikuti informasi tentang seputar otomotif, apa lagi pada era sekarang
banyak sekali masyarakat yang gemar terhadap otomotif, terutama pada saat
ini tentang otomotif kendaraan vespa sangatlah ramai hingga semua kalangan.

5
Dengan ada nya instagram Speeding Indonesia sangatlah membantu untuk
menemukan informasi tentang kendaraan vespa.
Vespa dari Piaggio adalah salah satu sekian banyak merek dengan jenis
skuter merupakan salah satu motor legendaris yang masih berlimpah yang
masih mudah dijumpai di Indonesia. Hadirnya Vespa Piaggio di Indonesia
memunculkan efek yang besar dan memunculkan kesan kepada seseorang
dimana mereka memilih vespa bukan hanya melihat fungsi kendaraan
bermotor pada umum nya melaikan melainkan melihat kelebihan untuk
memenuhi sebuah gaya hidup (Separsa Kusuma &Suparna, 2015).
Brand Vespa menjadi pionir dibidang otomotif terutama di roda dua,
Vespa sendiri memiliki cirri khas sebagai kendaraan roda dua yang
fashionable. Disini membuktikan bahwa vespa bukan sekedar produk
kendaraan roda empat tetapi pilihan gaya hidup (Andika&Prisanto, 2020).
Awal mula terbentuknya Instagram Vespa Speeding Indonesia yaitu
berawal dengan melakukan riding keliling Jakarta dengan menggunakan
kedaraan motor Vespa. Pada saat itu owner Vespa Speeding Indonesia yaitu
Gihza Paturusi kepikiran untuk membuat Media Instagram tentang kendaraan
Vespa, karena owner tersebut suka melakukan speeding dengan
menggunakan kendaraan motor Vespa, maka terbentuklah Instagram tentang
media otomotif Vespa yang bernama Speeding Indonesia.
Vespa Speeding Indonesia merupakan media Instagram otomotif hits di
dunia kendaraan bermotor vespa, Instagram tersebut memiliki informasi
seputar teknologi, jadwal acara bala presmi hingga review produk vespa yang
saat ini sedang banyak disukai oleh anak muda, sehingga membuat followers
lebih memahami informasi tentang kendaraan motor vespa, hadirnya
Speeding Indonesia pada dunia digital memberikan dampak pada banyak
orang tentang dunia pervespaan ini.
Hampir setiap hari akun Instagram Speeding Indonesia ini memberikan
informasi seputar tentang kendaraan motor vespa dan informasi kegiatan
dalam acara balap vespa. Agar mempertahanakan followersnya dan sekaligus
menarik minat orang lain untuk mengikuti media tersebut. Dengan

6
menyajikan postingan foto kegiatan kegiatan dan informasi seputar otomotif
motor vespa agar dapat membuat puas para followersnya dan masyarakat
yang melihat unggahan di sosial media Instagram Speeding Indonesia bahwa
mereka hadir untuk memberikan informasi dan mengajak komunikasi saling
memberikan pendapat agar lebih baik lagi untuk seterusnya.
Semakin berkembangnya aplikasi media sosial instagram ini menjadikan
keutamaan untuk berkomunikasi dengan followersnya dan memberikan
informasi. Setiap bulannya Speeding Indonesia mempunyai agenda khusus
yaitu: mengadakan riding bareng sesama pengguna vespa untuk keliling
Jakarta, pesan yang disampaikan oleh Speeding Indonesia untuk para
pengguna vespa melalui sosial media Instagram @speedingindo dengan
menyebar poster kegiatan riding yang berisi : Tempat titik kumpul, jam,
hingga tempat finish riding tersebut. Ada juga kegiatan lainnya seperti
meliput acara drag race resmi, meliput tentang motor vespa balap yang lagi
hits, dan “Vespa Tuning” yang dilakukan di Sircuit Sentul.
Vespa Tuning yaitu acara yang diadakan oleh Speeding Indo yang
dilaksanakan di Sircuit Sentul yang boleh diikuti oleh siapa saja. Tujuan acara
ini untuk bersilaturahim kepada sesama pengguna vespa dan selain itu tujuan
acara ini untuk menguji performa mesin para pengguna vespa. Pertama kali
acara ini dibuat pada 13 July 2019 adalah dimana harinya @speedingindo
membuat event pertama yaitu yang dinamakan "Vespa Tuning vol.1". Dengan
persiapan yang cukup dan mekanisme yang baik, Akhirnya tercipta Vespa
Tuning vol.1 ini. Dengan antusias yang sangat ramai membuat kami para
pengikut acara ini sangat senang dan gembira, Dengan kedatangan nya
beberapa Media yang meliput acara tersebut semakin ramai dan sangat seru. 9
December 2019 adalah dimana harinya @speedingindo membuat event
keduanya yang dinamakan "Vespa Tuning". Akhirnya tercipta juga Vespa
Tuning vol.2 ini. Tapi sayangnya acara tersebut berhenti karena dampak dari
pandemic covid-19. Secara perlahan apa yang kita harapkan di dunia balap
vespa akan terwujud dikit demi sedikit. Semoga dengan adanya acara seperti
ini akan bisa menyebar luaskan lebih tindakan positif di dunia pervespaan.

7
Berdasarkan pengamatan Penulis walaupun dalam media Speeding
Indonesia menjadi sosial Instagram sebagai alat komunikasi dan informasi
kepada followers dan masyarakat pengguna media sosial Instragram, hampir
setiap bulannya saat mengadakan riding bareng keliling Jakarta bersama para
pengguna motor vespa yang ikut serta. Strategi yang digunakan mengurus
Speeding Indonesia setiap melakukan acara riding keliling Jakarta yaitu
mengatur para pengikutnya untuk tertib dan tidak arogan agar tidak
mengganggu para pengguna jalan lain.
Penulis memilih media sosial Instagram Speeding Indonesia karena hal
yang peneliti tulis diatas, seberapa efektif media sosial instagram dalam
berkomunikasi dan memberikan informasi kepada masyarakat pengguna
vespa karena pengikut aktif dalam Speeding Indonesia ini masih
berpendidikan dimana rata-rata usia nya 17-25 tahun. Untuk meningkatkan
loyalitas followers dan mensosialisakan kegiatan agar para followers tetap
bertahan dan tetap mencintai komunitas Speeding Indonesia dan mengikuti
seluruh kegiatan tersebut yang di adakan di dalam Speeding Indonesia ini
sehingga bisa memperbanyak followers baru dalam media ini dan media ini
lebih di kenal oleh masyarakat luas bahwa media ini ada untuk memenuhi
keingginan para pecinta otomotif Vespa, untuk memberikan sejumlah
komunikasi dan juga informasi terupdate tentang otomotif kendaraan vespa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis tertarik untuk mengetahui
tentang Instagram Speeding Indonesia dengan judul “Fungsi Media Sosial
Instagram Speeding Indonesia Sebagai Media Komunitas Terhadap
Followers”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana Fungsi Media Sosial Instagram Speeding Indonesia Sebagai
Media Komunitas Terhadap Followers?.

1.3 Tujuan Penelitian

8
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fungsi media sosial Instagram
oleh Speeding Indonesia sebagai media komunitas informasi tentang otomotif
kendaraan vespa kepada followers/pengikut akun Instagram Speeding
Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
manfaat teoristis dan manfaat praktis :

1.4.1 Manfaat Teoristis


Dalam penelitian ini, peneliti berharap memberikan tambahan
pengetahuan dan wawasan dalam bidang ilmu komunikasi tentang media sosial
sebagai alat komunikasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
refrensi untuk penelitian di bidang ilmu komunikasi yang relevan selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang komunitas-
komunitas vespa di Indonesia, bahwa media sosial Instagram adalah sebuah
media sosial yang efektif dalam berkomunikasi dan memberikan informasi di
era sekarang.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini akan disajikan penelitian terdahulu yang sudah didapatkan.
Peneliti terdahulu ini bertujuan agar terlihat persamaan dan perbedaan penelitian
yang peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu.

2.1.1 Pemilihan dan Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Komunikasi


Pemasaran Online (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Akun Instagram
@freezybrowniezz).
Penelitian ini di tulis oleh Dewi Rahmawati Mahasiswa Universitas Islam
Negeri sunan kali jaga Yogyakarta 2016. Rumusan Masalah bagaimana
pemilihan dan pemanfaatan Instagram sebagai media komunikasi pemasaran
online yang dilakukan oleh freezy browniezz ?. Tujuan Penelitian untuk
mengetahui pemilihan dan pemanfaatan Instagram sebagai media komunikasi
pemasaran online yang di lakukan oleh freez browniezz. Teori Penelitian
menggunakan komunikasi pemasaran. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif. Hasil Penelitian menentukan tujuan komunikasi pemasaran
melalui model komunikasi pemasaran modern, pemanfaatan fitur yang ada di
dalam Instagram, mengenali sifat konsumen untuk pemilihan media pemasaran
yang tepat. Dari hal ini peneliti menemukan keterkaitan antara factor-faktor
dengan bagaimana cara pemilik usaha memanfaatkan fitur-fitur Instagram. Dari
beragam fitur pendukung bahwa Instagram tersebut, fitur yang paling sering
digunakan tiap posting adalah fitur upoad foto dan arroba (@). Pemilihan media
instagram sebagai media pemasaran online sangat membantu dalam meningkatkan
hasil penjualan freezy browniezz. Dari hasil wawancara peneliti dengan pemilik
usaha peningkatan penjualan yang dialami freezy browniezz ini terus mengalami
kenaikan sekitar 40 persen. Ini membuktikan bahwa media sosial salah satu alat
komunikasi pemasaran online yang tepat dalam sebuah penjualan online.

10
2.1.2 PENGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PROMOSI (Studi
Deskriptif Kualitatif pada Produk Teh Thailand Pikameame di Yogyakarta).
Penelitian ini di tulis oleh Afiffatus Sholihah Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Yogyakarta 2018. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan penelitian kualitatif. Rumusan Masalah Bagaimana Instagram
digunakan sebagai media promosi produk Teh Thailand Pikameame?. Tujuan
Penelitian ini untuk mengetahui Instagram digunakan sebagai media promosi
produk teh Thailand Pikameame. Teori Penelitian ini menggunakan bauran
promosi Kotler dan Armstrong tentang periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, penjualan pribadi, dan pemasaran langsung, untuk melihat bagaimana
Instagram digunakan oleh Pikameame sebagai media promosi. Hasil Penelitian
dapat disimpulkan bahwa Pikameame cukup baik dalam menggunakan Instagram
sebagai media promosi. Meskipun dalam penggunaannya terdapat fitur-fitur yang
belum maksimal pemanfaatannya, sehingga perlu bagi pemilik akun Instagram
sebagai pengontrol Pikameame, untuk lebih memanfaatkan fitur-fitur yang ada,
agar campaign dapat dilaksanakan dengan baik.

2.1.3 Instagram Sebagai Media Sosial Untuk Membangun Personal Branding


di Kalangan Komunitas Instameet Indonesia di Jakarta
Penelitian ini di tulis oleh Diana Sari Fajriati Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data
dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan metode
penelitian kualitatif. Rumusan Masalah Bagaimana proses seseorang dalam
membangun personal branding di media sosial Instagram?. Tujuan Penelitian ini
untuk mendeskripsikan proses membangun personal branding melalui media
sosial Instagram serta proses impression management dalam mempertahankan
kesan yang telah dibangun. Teori Penelitian ini menggunakan dramaturgi sebagai
kerangka berpikir utama. Hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam proses
membangun personal branding melalui media sosial Instagram, setidaknya
terdapat tiga tahapan, yaitu (1) memilih peran; (2) mensetting performance; (3)
impression management. Dalam performancenya, Instagrammers memaksimalkan
fitur-fitur yang disediakan oleh Instagram. Terdapat beberapa hal yang bisa
ditampilkan Instagrammers untuk menunjukkan "siapa aku?" melalui profil

11
Instagramnya, diantaranya: (1) konsep foto; (2) caption foto; (3) Tagline/hashtag.
Selanjutnya, setelah suatu kesan atau image telah berhasil melekat pada diri aktor,
maka diperlukan adanya pengelolaan kesan untuk mempertahankan kesan yang
telah dibangun tersebut. Dalam proses membangun personal branding,
Instagrammers memerlukan kinerja tim dari orang-orang di sekelilingnya,
terutama dalam hal membuat konten untuk kebutuhan posting Instagram, serta
kinerja tim untuk menggerakkan sistem algoritma Instagram. Dengan kata lain,
situasi dan kesan yang diproyeksikan di Instagram merupakan hasil kerjasama
lebih dari satu orang.

Tabel 2.1
Tinjauan Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu
dengan Penelitian yang dilakukan

Judul Penelitin 1 Penelitian 2 Penelitian 3 Penelitian 4

Judul Pemilihan dan PENGUNAA Instagram FUNGSI


penelitia Pemanfaatan N Sebagai Media MEDIA
n Instagram INSTAGRAM Sosial Untuk SOSIAL
Sebagai Media SEBAGAI Membangun INSTAGRAM
Komunikasi MEDIA Personal SPEEDING
Pemasaran PROMOSI Branding di INDONESIA
Online (Studi (Studi Kalangan SEBAGAI
Deskriptif Deskriptif Komunitas MEDIA
Kualitatif Pada Kualitatif Instameet KOMUNITAS
Akun Instagram pada Produk Indonesia di TERHADAP
@freezybrowniez Teh Thailand Jakarta FOLLOWERS
z). Pikameame di
Yogyakarta).

Penelitia Dewi Rahmawati Afiffatus Diana Sari Achmad

12
n Sholihah Fajriati Andhika

Lembag Islam Negeri Universitas UIN Syarif Universitas


a dan sunan kali jaga Islam Negeri Hidayatullah Budi Luhur
tahun Yogyakarta Yogyakarta Jakarta tahun 2021
2016. 2018. 2020.

Masalah Bagaimana Bagaimana Bagaimana Bagaimana


penelitia pemilihan dan Instagram proses Fungsi Media
n pemanfaatan digunakan seseorang Sosial
Instagram sebagai media dalam Instagram
sebagai media promosi membangun Speeding
komunikasi produk Teh personal Indonesia
pemasaran online Thailand branding di Sebagai Media
yang dilakukan Pikameame?. media sosial Komunitas
oleh freezy Instagram?. Terhadap
browniezz ?. Followers?

Tujuan Untuk Untuk Untuk Untuk


penelitia mengetahui mengetahui mendeskripsik mengetahui
n pemilihan dan Instagram an proses pemanfaatan
pemanfaatan digunakan membangun media sosial
Instagram sebagai media personal Instagram oleh
sebagai media promosi branding Speeding
komunikasi produk teh melalui media Indonesia
pemasaran online Thailand sosial sebagai media
yang di lakukan Pikameame. Instagram informasi
oleh freez serta proses tentang
browniezz. impression otomotif
management kendaraan
dalam vespa kepada
mempertahank followers/pengi
an kesan yang kut akun

13
telah Instagram
dibangun. Speeding
Indonesia.

Teori Menggunakan Bauran Menggunakan Ekoligi Media


dan komunikasi promosi dramaturgi
Konsep pemasaran Kotler dan sebagai
Armstrong kerangka
tentang berpikir
periklanan, utama.
promosi
penjualan,
hubungan
masyarakat,
penjualan
pribadi, dan
pemasaran
langsung,

Metode Metode Metode Metode Metode


Penelitia Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
n melalui Kualitatif melalui melalui melalui
Kualitatif Kualitatif Kualitatif
dengan
menggunakan
pengumpulan
data dilakukan
melalui teknik
observasi,
wawancara,
dan

14
dokumentasi

Hasil Hasil penelitian Hasil Hasil


penelitia menentukan Penelitian Penelitian
n tujuan dapat dapat
komunikasi disimpulkan disimpulkan
pemasaran bahwa bahwa dalam
melalui model Pikameame proses
komunikasi cukup baik membangun
pemasaran dalam personal
modern, menggunakan branding
pemanfaatan fitur Instagram melalui media
yang ada di sebagai media sosial
dalam Instagram, promosi. Instagram,
mengenali sifat Meskipun setidaknya
konsumen untuk dalam terdapat tiga
pemilihan media penggunaanny tahapan, yaitu
pemasaran yang a terdapat (1) memilih
tepat. Dari hal ini fitur-fitur peran; (2)
peneliti yang belum mensetting
menemukan maksimal performance;
keterkaitan antara pemanfaatann (3) impression
factor-faktor ya, sehingga management.
dengan perlu bagi Dalam
bagaimana cara pemilik akun performancen
pemilik usaha Instagram ya,
memanfaatkan sebagai Instagrammers
fitur-fitur pengontrol memaksimalk
Instagram. Dari Pikameame, an fitur-fitur
beragam fitur untuk lebih yang
pendukung memanfaatkan disediakan

15
bahwa Instagram fitur-fitur oleh
tersebut, fitur yang ada, agar Instagram.
yang paling campaign Terdapat
sering digunakan dapat beberapa hal
tiap posting dilaksanakan yang bisa
adalah fitur dengan baik. ditampilkan
upoad foto dan Instagrammers
arroba (@). untuk
Pemilihan media menunjukkan
instagram "siapa aku?"
sebagai media melalui profil
pemasaran online Instagramnya,
sangat membantu diantaranya:
dalam (1) konsep
meningkatkan foto; (2)
hasil penjualan caption foto;
freezy (3)
browniezz. Dari Tagline/hashta
hasil wawancara g. Selanjutnya,
peneliti dengan setelah suatu
pemilik usaha kesan atau
peningkatan image telah
penjualan yang berhasil
dialami freezy melekat pada
browniezz ini diri aktor,
terus mengalami maka
kenaikan sekitar diperlukan
40 persen. Ini adanya
membuktikan pengelolaan
bahwa media kesan untuk
sosial salah satu mempertahank

16
alat komunikasi an kesan yang
pemasaran online telah dibangun
yang tepat dalam tersebut.
sebuah penjualan Dalam proses
online. membangun
personal
branding,
Instagrammers
memerlukan
kinerja tim
dari orang-
orang di
sekelilingnya,
terutama
dalam hal
membuat
konten untuk
kebutuhan
posting
Instagram,
serta kinerja
tim untuk
menggerakkan
sistem
algoritma
Instagram.
Dengan kata
lain, situasi
dan kesan
yang
diproyeksikan

17
di Instagram
merupakan
hasil
kerjasama
lebih dari satu
orang.

2.2 Kerangka Teoritis


2.2.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, dan pesan-
pesan secara verbal maupun non verbal dari seseorang ke orang lain atau
kelompok.
Dennis Murphy dalam buku Better Business Communication, sebagaimana
dikutip oleh wursanto (1994) dalam buku Etika Komunikasi Kantor, mengatakan,
"Communications is the whole process used to reach other minds" (komunikasi
merupakan seluruh proses yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran
orang lain). Adapun menurut Harwood, "Communication is more technically
defined as a process for conduction the memories" (komunikasi didefinisikan
secara lebih teknis sebagai suatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan
ingatan). (Nurjaman dan Umam, 2012: 36)

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua komunitas. Oleh karena
itu, para pimpinan komunitas dan para komunikator dalam komunitas perlu
memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler 1981).
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa
komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena anatar pengirim dan
penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Pengirim pesan dapat berupa
seorang individu, kelompok, atau komunitas. Begitu juga halnya dengan penerima

18
pesan dapat berupa seorang anggota komunitas. Komunikasi ini juga dapat
digunakan untuk memahami komunikasi komunitas.
A. Fungsi Komunikasi
Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain
(1) manusia dapat mengontrol lingkungannya, (2) beradaptasi dengan lingkungan
tempat mereka berada, serta (3) melakukan tranformasi warisan sosial kepada
generasi berikutnya. Komunikasi publik berfungsi menumbuhkan semangat
kebersamaan (solidaritas), mempengaruhi orang lain, memberi informasi,
mendidik, dan menghibur.
B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan serangkaian langkah-langkah berurutan yang
melibatkan komponen - komponen komunikasi (komunikator, pesan,
channel/media, komunikan, dan efek) proses komunikasi menurut Effendy
(2013:11) terbagi menjadi dua tahap, yakni:
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer menurut Effendy (2013:11) yaitu proses
penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang, (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media
primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna,
dan sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder
menurut Effendy (2013:11) yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang
komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sasarannya berada di tempat yang relatif
jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, telex, surat kabar, majalah,
radio, televisi, film dan masih banyak lainnya merupakan media kedua yang
sering digunakan dalam proses komunikasi.

19
2.2.2 Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner
(Rakhmat, 2003 dalam Ardianto, 2007), yakni: komunikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass medium to a large
number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi
massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk
media massa adalah radio siaran, televisi, surat kabar, majalah, serta film.
Sedangkan pengertian komunikasi massa menurut De Fleur dan Dennis
dalam bukunya “Understanding Mass Communication” (dennis, 1985) adalah
sebagai berikut: komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-
komunikator menggunakan media untuk menyebabkan pesan pesan secara luas
dan terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara. Jadi
pada intinya komunikasi massa adalah proses dimana pesan sampai ke khalayak
melalui media massa. Sedangkan media massa adalah alat yang digunakan dalam
menyampaikan pesan-pesan dalam komunikasi massa.
Dari definisi diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa komunikasi
massa adalah suatu proses melalui dimana komunikator-komunikatornya
menggunakan media untuk menyebar luaskan pesan-pesan secara luas dan terus-
menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruhi
khalayak yang besar dan beragam melalui berbagai cara.

2.2.3 Media Massa


Efendy (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai
keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh
dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan
terpisah.
Media massa menurut Hafiend Cangara adalah “alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi, mekanismenya seperti surat kabar, film, radio,
dan televisi.” Keuntungan komunikasi menggunakan media massa adalah

20
komunikasi media massa menimbulkan keserempakan, artinya satu pesan dapat
diterima oleh komunikasi yang jumlah relative banyak, bahkan pada saat yang
sama secara bersama.
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu media
massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang memenuhi keriteria sebagai
media massa adalah surat kabar majalah dan lain-lain. Sedangkan media
elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah redio siaran, televisi, film,
dan media online (Internet).
Peneliti menyimpulkan dari definisi di atas definisi media massa adalah
media informasi yang memberikan informasi secara serentak kepada masyarakat
banyak dalam waktu yang bersamaan meskipun degan jarak yang jauh.

2.2.4 Media Sosial


Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial
dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif.

Ardianto (2013) menjelaskan mengenai media sosial sebagai berikut:


“media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, social network
atau jejaring sosial wiki, forum dan dunia virtual. Blog jejaring sosial dan wiki
mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia.”

Media sosial atau jejaring sosial yang bermunculan akibat dari


berkembangnya new media communication merupakan sebuah bentuk
berkembangnya teknologi komunikasi dengan sangat pesat. Kehadiran media
sosial ini juga dimanfaatkan oleh beberapa golongan atau kelompok untuk
mempermudah penyampaian pesan serta proses pertukaran informasi, dan
penyampaian pesan itu sendiri dapat disampaikan dalam waktu cepat dan dapat
diterima oleh banyak komunikan. Serupa dengan media massa akan tetapi
memiliki keunggulan seperti biaya yang dikeluarkan lebih murah.

21
Dari pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa media sosial
adalah media online yang multi fungsi untuk masyarakat di era digital sekarang
karena dengan adanya media sosial kita dapat membuat portal blog yang dapat di
liat masyarkat banyak
A. Karakteristik Media Sosial
Media sosial memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh media
lain. Ada batasan-batasan dan ciri khusus tertentu yang hanya dimiliki oleh
media sosial dibandingkan dengan media lainnya.
Dalam bukunya Nasrullah menyebutkan beberapa karakteristik media sosial
yaitu:
1. Jaringan (Network), jaringan yang terbentuk antar pengguna (users)
merupakan jaringan yang secara teknologi dimediasi oleh perangkat
teknologi, seperti komputer, telepon genggam, atau tablet;
2. Informasi, menjadi identitas paling penting dari media sosial, sebab tidak
seperti media lainnya di internet, pengguna media sosial mengkreasikan
reprsentasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi
berdasarkan informasi;
3. Arsip (archive), bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah
karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa
diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun. Inilah kekuatan media
sosial, sebagai bagian dari media baru, yang tidak hanya bekerja
berdasarkan jaringan dan informasi semata, tetapi juga memiliki arsip;
4. Interaksi (interactivity), jaringan ini tidak sekedar memperluas hubungan
pertemanan atau pengikut di internet semata, tetapi harus dibangun
dengan interaksi antar pengguna tersebut. Secara sederhana interaksi
yang terjadi di media sosial minimal berbentuk saling mengomentari atau
memberikan tanda seperti Like pada facebook dan Loved pada instagram
dan twitter;
5. Simulasi (simulation), interaksi yang ada memang menggambarkan
bahkan mirip dengan realitas, akan tetapi interaksi yang terjadi adalah
simulasi dan terkadang beda sama sekali;

22
6. Konten Oleh Pengguna (User Generated Content), merupakan relasi
simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan
keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi; Penyebaran (share/sharing),
penyebaran terjadi dalam dua jenis. Pertama, melalui konten, media
sosial konten tidak hanya diproduksi oleh khalayak pengguna, tetapi juga
didistribusikan secara manual oleh pengguna lain. Kedua, melalui
perangkat. Penyebaran melalui perangkat bisa dilihat bagaimaa teknologi
menyediakan fasilitas untuk memperluas jangkauan konten. Kekuatan
dari penyebaran secara perangkat juga dimanfaatkan oleh banyak
medium di internet.

2.2.5 Instagram
Instagram adalah situs berbagi foto dan video. Pengguna belajar lebih
banyak tentang orang yang mereka ikuti melalui post visual. Pengguna
mengeposkan semuahnya dari gambar acara kehidupan penting hingga foto
hewan peliharaan yang lucu. Pengguna juga bisa mengomentari postingan orang
lain. Interaksi ini adalah bagian besar dari Instagram. Ini telah menjadi cara yang
sangat popular bagi orang untuk berbagi momen dari kehidupan sehari-hari
mereka dengan menggunakan fotografi.
Terhitung pada April 2017 lalu, Instagram mengumumkan bahwa pengguna
aktif bulanannya telah mencapai kisaran 800 juta akun dan angka tersebut lebih
banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Instagram adalah sebuah aplikasi
berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter
digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik
Instagram sendiri. Instagram pada dasarnya memang marupakan sarana
mempertunjukan sesuatu, maka dari itu kemunculan efek dibalik sarana ini
memunculkan banyak hal dan kultur baru.
Keunggulan itu berupa kemudahan saat pengunggahan foto. Foto yang
diunggah bisa diperoleh melalui kamera ataupun di album ponsel. Instagram
dapat langsung menggunakan efek-efek untuk mengatur pewarnaan dari foto
yang dikehendaki.

23
Peneliti menyimpulkan dari definisi di atas media sosial Instagram tersebut
dijadikan sebagai media informasi kepada follower-nya karena dalam Instagram
kita dapat membagiakan video dan gambar yang kita unggah ke dalam akun
sosial instagram.
A. Fitur-Fitur Instagram
Di dalam aplikasi instagram terdapat fitur-fitur yang dapat digunakan,
diantaranya sebagai berikut :
1. Pengikut atau Followers
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi mengikuti akun
pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan demikian
komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan
memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah
diunggah oleh pengguna lainnya.
2. Mengunggah foto
Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk
mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang
ingin diunggah dapat diperoleh melalui kamera ataupun foto-foto yang ada
di album foto.
3. Kamera,
Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di
dalam iDevice tersebut. Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat
langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari
foto yang dikehendaki oleh sang pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift
yang fungsinya adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik
tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto
tersebut juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna.
4. Efek Foto
Sebelum membagikan foto atau video di instagram, para pengguna dapat
memberikan efek-efek pada foto atau video tersebut. Efek-efek yang
digunakan sudah terdapat dalam aplikasi instagram. Setelah itu

24
memasukkan judul untuk menamai foto tersebut sesuai dengan apa yang ada
dipikiran para pengguna.
5. DM atau Direct Massage
Di Instagram, merupakan fitur yang dapat digunakan untuk mengirim
pesan secara pribadi kepada pengguna instagram yang lain. dalam fitur ini
juga dapat digunakan untuk membentuk suatu grup bagi para penggunanya
untuk dapat berkomunikasi dengan orang banyak sekaligus.
6. Instastory
Merupakan singkatan dari Instagram stories. Instastory ini adalah salah
satu fitur instagram yang memungkinkan para penggunanya untuk
membagikan foto atau video yang akan terhapus secara otomatis dalam
waktu 24 jam setelahnya. Di dalam fitur Instastory juga terdapat efek-efek
yang dapat menghibur para penggunanya.
7. Live Room
Pada awalnya Instagram Live hanya bisa dilakukan maksimal sebanyak
dua pengguna. Namun, saat ini Instagram telah memunculkan Live Room
yang dapat dilakukan hingga maksimal empat pengguna. Live Room akan
memiliki empat jendela dalam satu layar yang dapat diisi empat pengguna
sekaligus. Fitur ini muncul akibat meningkatnya live streaming selama
pandemi Covid-19.
8. Fitur Profesional Dashboard
Awal tahun 2021 Instagram memunculkan fitur Badges yang tersedia
pada akun bisnis maupun kreator. Di Indonesia sendiri, fitur Profesional
Dashboard memiliki fitur “Food Orders”, “Branded Content Tools” dan
“Set Up Instagram Shopping”. Fitur-fitur tersebut memungkinkan untuk
digunakan para pelaku bisnis maupun konten kreator di Indonesia.Tak
hanya itu fitur ini juga dilengkapi dengan “Track Your Performance” yang
memungkinkan untuk melihat insight dan performa akun.
9. Like
Like di Instagram disimbolkan dengan tombol hati berwarna merah. Like
dianggap sebagai apresiasi dari audiens terhadap foto yang diunggahnya,

25
dari fitur like tersebut dapat mengekspresikan beberapa respon afeksi seperti
kasih sayang, pengertian, kegembiraan, persetujuan, namun dapat juga
menjadi sebuah ejekan dari audiens untuk pengguna (Gerlitz & Helmond,
2013). Meskipun tidak setiap like yang diberikan oleh audiens merukakan
apresiasi positif, pengguna akan tetap merasakan senang apabila foto yang
diunggahnya banyak mendapatkan like.
10. Komentar
Komentar artinya pendapat yang berisi uraian atau ulasan tentang suatu
masalah. Selain itu, komentar yang diberikan pun harus mengarah pada
perbaikandan permasalahan yang diangkat. Fitur komentar pada Instagram
yaitu fitur untuk mengomentari atau menanggapi sebuah unggahan foto
pada akun Instagram.
(Sumber : https://tekno.kompas.com/read/2021/12/20/18030087/deretan-
fitur-baru-instagram-yang-meluncur-sepanjang-2021?page=all).

2.2.6 Media Komunitas


Media komunitas merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
fenomena media non-arus utama. Media komunitas dibentuk karena kesamaan
kepentingan. Atton menyebutkan bahwa media komunitas tercipta karena
adanya elemen yang berbeda dalam media non-arus utama. Media komunitas
disebut sebagai media warga yang melakukan perlawanan terhadap media arus
utama.
Bahwa media komunitas memiliki peran-peran yaitu meliputi
penyebarluasan informasi dari beragam persepektif mengenai berbagai peristiwa
penting termasuk dan terutama peristiwa lokal, menyediakan diri sebagai forum
diskusi publik terutama menyangkut persoalan-persoalan komunitas, membantu
mendorong atau menggelorakan semangat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, dan membantu mendiribg tumbuh kembangnya cerdas media di
dalam masyarakat.
Speeding Indonesia dalam memanfaatkan sarana aplikasi media sosial
seperti Instagram adalah perwujudan media komunitas. Alih-alih menggunakan
media konvensional seperti radio, televisi ataupun portal (website), Speeding

26
Indonesia cenderung melakukan optimalisasi pemanfaatan Instagram dalam
berbagi informasi ataupun berita.
(Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/102359-ID-media-
komunitas-dan-media-literacy.pdf).

2.3 Kerangka Pemikiran


Gambar 2.3
Alur Kerangka Pemikiran

Fungsi Media Sosial Instagram Speeding Indonesia


Sebagai Media Komunitas Terhadap Followers

Bagaimana Fungsi Media Sosial Instagram Speeding


Indonesia Sebagai Media Komunitas Terhadap
Followers

Teori Ekoligi Media

Untuk mengetahui fungsi media sosial Instagram oleh


Speeding Indonesia sebagai media komunitas informasi
tentang otomotif kendaraan vespa kepada
followers/pengikut akun Instagram Speeding Indonesia.

27
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, judul penelitian yang dilakukan
yaitu “Fungsi Media Sosial Instagram Speeding Indonesia Sebagai Media
Komunitas Terhadap Followers” menggunakan Teori Ekologi dari Marshall
McLuhan. Pada penelitian ini dijelaskan Fungsi Media Sosial Instagram
Speeding Indonesia Sebagai Media Komunitas Terhadap Followers.

28
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang digunakan oleh
peneliti dalam memandang realita suatu permasalahan dan teori atau ilmu
pengetahuan. Menurut Mukhtar (2013:15-16) "Paradigma penelitian merupakan
kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap
fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori".
1. Positivisme
Positivisme merupakan paradigma ilmu pengetahuan yang paling awal
muncul dalam dunia ilmu pengetahuan. Keyakinan dasar aliran ini
berakar dari paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas
ada (exist) dalam kenyataan yang berjalan sesuai daengan hukum alam
(natural laws). Upaya penelitian adalah untuk mengungkapkan
kebenaran realitas tersebut senyatanya berjalan.
2. Post-positivisme
Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-
kelemahan positivsme yang hanya mengandalkan kemampuan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologis
aliran ini bersifat critical realism yang memandang sama bahwa
realitas memang mustahil bila suatu relaitas dapat dilihat secara benar
oleh manusia. Oleh karena itu, secara metodologis pendekatan
eksperimental melalui observasi tidaklah cukup, tetapi harus
menggunakan metode triangulation yaitu pengguna bermacam-macam
metode, sumber data, peneliti, dan teori. Hubungan antara pengamat
dan objek penelitian harus bersifat interaktif, dengan catatan bahwa
pengamatan harus bersifat se-netral mungkin, sehingga tingkat
subjektivitas dapat dikurangi secara minimal.
3. Critical Theory
Aliran ini sebenarnya tidak dapat dikatakan dengan suatu paradigma
tetapi lebih tepat disebut ideologically orianted inquiry, yaitu suatu

29
wacana atau cara pandang tehadap paham tertentu. Ideologi ini
meliputi: Neo Marxisme, Materliasme, Feminisme, Partisipatory
inquiry, dan paham-paham yang setara. Secara epistemologis,
hubungan antara pangamat dengan realitas yang menjadi objek
merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena itu, aliran ini
lebih menekankan pada konsep subjektivitas dalam menemukan suatu
ilmu pengetahuan, karena nilai-nilai yang dianut oleh subjek atau
pengamat ikut campur dalam menentukan kebenaran tentang suatu hal.
4. Konstruktivisme
Paradigma ini hampir merupakan anitesis dari paham yang meletakan
pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau
ilmu pengetahuan. Paham ini menyatakan bahwa paham positivisme
dan postpositivisme merupakan paham yang keliru dalam
mengungkapkan realitas dunia. Karena itu, keranga berfikir kedua
paham ini harus ditinggalkan dan diganti dengan paham yang bersifat
kontruktif. Secara ontologis, aliran ini menyatakan bahwa realitas itu
ada dalam untuk bermacam-macam kontruksi mental, berdasarkan
pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik dan tergantung pada
orang yang melakukannya. Karena itu, sesuatu realitas yang diamati
oleh seseorang tidak bisa dikalangan positivis atau postpositivisme.

Dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa paradigma post-


positivisme yaitu mencari fakta dan penyebab fenomen sosial, dan kurang
mempertimbangkan keadaan subjektif individual. Peneliti menggunakan
paradigma post-positivisme karena peneliti harus secara lansung berinteraksi
dengan subyek penelitian sehingga peneliti tidak hanya berdiam dan mengetahui
pandangan dan perasaan dari anggota komunitas karena informasi yang di
sampaikan melalui media sosial instaram.

30
3.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang di lakukan peneliti dalam peneitian ini dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Karena peneliti ingin mengetahui
bagaimana strategi Komunitas Speeding Indonesia dalam mensosialisasikan
kegiatan komunitas melalui media sosial Instagram @speedingindo.
Menurut Bondan dan Taylor metedologi penelitian kualitatif adalah
“prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang- orang dan prilaku yang diamati. Pendekatan
ini diarahkan pada latar dan individu tersebut atau organisasi ke dalam
variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
suatu keutuhan”. (Lexy J Moleong,2012;4).
Maka peneliti dapat memahani bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
untuk memahami fenomena sosial secara alamiah dan peneliti mencoba untuk
mendeskripsikan hasil penelitian ini secara menyeluruh dari suatu masalah
dalam kondisi yang sesungguhnya dengan menggunakan kata-kata tertulis atau
lisan. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti akan
mencari dan memahani mengenai permasalahan yang terjadi dengan
mengumpulkan fakta data-data dan memastikan kebenarannya.

3.3 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
dapat diamati.
Menurut Sugiyono Metode penelitian adalah “sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,
dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah” (Sugiyono,2014:6).
Bentuk penelitian ini akan mampu mengungkapkan berbagi informasi
kualitatif dengan deskriptif yang mampu memberikan gambaran realitas sosial
sebagaimana adanya dan relatif utuh.

31
Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah:
1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat
penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang aktual.
2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang diselidiki
sebagimana adanya, diiringi interpretasi rasional.
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menggunakan banyak sumber data
yang di peroleh berdasarkan data dari Speeding Indonesia dan peneliti akan
melakukan wawancara dan observasi secara langsung sebagai pengamat untuk
mengumpulkan data-data berdasarkan peristiwa dan situasi yang terjadi.

3.4 Subjek Objek Penelitian


3.4.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Suharsimi Arikunto tahun (2016: 26) memberi
batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk
variabel penelitian melekat, dan yang di permasalahkan. Dalam sebuah
penelitian, subjek penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada
subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang penelitian amati.

Dalam penelitian ini peneliti memiliki dua subjek yaitu, subjek utama (key
informan) yang merupakan pengelolah dari akun media sosial instagram
@SpeedingIndo dan subjek pendukung (informan) beberapa followers
(pengikut) dari akun media sosial instagram @speedingindo, karena followers
(pengikut) dari akun media sosial instagram @speedingundo adalah bagian dari
anggota oraganisasi.

Key Informan
Nama : Gihza Paturusi
Jenis kelamin : Laki - Laki
Jabatan : Owner
Peneliti melakukan wawancara dengan Gihza Paturusi karena beliau
merupakan pemilik dari Instagram yang mengetahui mengenai fungsi media
sosial Instagram Speeding Indonesia sebagai media komunitas yang memberikan
informasi tentang otomotif kendaraan vespa.

32
Informan I
Nama : Rifki Maullana
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Bagian : Followers Speeding Indonesia
Informan II
Nama : Desky Ramadhan
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Bagian : Followers Speeding Indonesia

Alasan peneliti memilih Rifki Maullana dan Desky Ramadhan karena


sebagai salah satu followers dari Instagram Speeding Indonesia dan peneliti
ingin mencari tahu tentang manfaat Instagram Speeding Indonesia, konten yang
di sajikan Instagram Speeding Indonesia dan Manfaat dari postingan Instagram
Speeding Indonesia.

3.4.2 Objek Penelitian


Menurut Sugiyono (2017:39) pengertian objek penelitian adalah “suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah penyajian
informasi kegiatan komunitas yang melalui media sosial Instagram Speeding
Indonesia.

3.5 Definisi Konsep


3.5.1 Fungsi
Pengertian fungsi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia merupakan
kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan. Definisi fungsi
menurut para ahli yaitu Fungsi merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong
pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan
lainnya (The Liang Gie dalam Nining Haslinda Zainal).

33
Definisi tersebut memiliki persepsi yang sama dengan definisi fungsi
menurut Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal (2008:22), yaitu Fungsi adalah
rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan
oleh seorang pegawai tertentu yang masing-masing berdasarkan sekelompok
aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya.
Peneliti ingin mengetahui seberapa penting fungsi media sosial Instagram
terhadap penyebaran informasi berbasis media sosial salah satunya Instagram
yang saat ini sangat populer dan sering diakses oleh khalayak.
3.5.2 Instagram
Instagram adalah situs berbagi foto dan video. Pengguna belajar lebih
banyak tentang orang yang mereka ikuti melalui post visual. Pengguna
mengeposkan semuahnya dari gambar acara kehidupan penting hingga foto
hewan peliharaan yang lucu. Pengguna juga bisa mengomentari postingan orang
lain. Interaksi ini adalah bagian besar dari Instagram. Ini telah menjadi cara yang
sangat popular bagi orang untuk berbagi momen dari kehidupan sehari-hari
mereka dengan menggunakan fotografi.
Peneliti memahami bahwa media sosial Instagram bukan hanya sebagai
media berbagi foto dan video tetapi Instagram bisa di jadikan media informasi
kegiatan melalui foto dan video kepada follower instagramnya.
3.5.3 Kegiatan Komunitas
Setiap komunitas memerlukan koordinasi masing-masing bagian dari
komunitas bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya.
Tanpa koordinasi sulitlah komunitas itu berfungsi dengan baik.
Peneliti memahami bahwa kegiatan komunitas sangatlah penting karena
setiap komunitas memerlukan koordinasi karena koordinasi sangatlah penting
agar komunitas berjalan dengan baik, komunitas tersebut berkembang dan satu
tujuan utama.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Kriyanto “Data Primer” adalah data yang diperoleh sumber data
pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau

34
subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, observasi (Kriyantono,
2015: 41-42).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti terbagi menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder.

3.6.1 Data Primer

Menurut Kriyantono dalam buku “Teknis Praktis Riset Komunikasi” Data


primer adalah “data yang diperoleh dilapangan yang dilakukan secara langsung
oleh penulisnya. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset dari hasil
pengisisan kuesioner, wawancara, dan observasi” (Kriyantono, 2012,41).
1. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan
dengan Tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan
arah serta tujuan yang telah ditetapkann.
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan
yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide
dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah
kesimpulan atau makna dalam topik tertentu.
Menurut Kriyantono (2014:100-102) ada empat jenis wawancara yang biasa
ditemukan dalam kegiatan riset:
1. Wawancara Pendahuluan
Pada wawancara jenis ini, tidak ada sistematika tertentu, tidak
terkontrol, informal, terjadi begitu saja, tidak diorganisasikan atau
terarah.
2. Wawancara Terstruktur
Pada wawancara jenis ini, periset menggunakan pedomen
wawancara, yang merupakan bentuk spesifik yang berisi instruksi yang
mengarahkan periset dalam melakukan wawancara.

35
3. Wawancara Semistruktur
Wawancara semistruktur ini,pewawancara biasanya mempunyai
daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan
pertanyaan-pertanyaan secara bebas,yang terkait dengan permasalahan.
4. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau
informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar
mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer
dengan jenis wawancara mendalam untuk memperoleh keterangan
dengan melakukan tanya jawab dan bertatap muka, peneliti melakukan
wawancara dengan key informan dan informan, sehingga peneliti dapat
meraih informasi mengenai Strategi Marketing Public Relations Shopee
dalam Meningkatkan Penjualan Promosi Flash Sale dan Tagline Gratis
Ongkir.
Tujuan Wawancara untuk penelitian kualitatif adalah sebagai
sumber penelitian memperoleh data yang sebenernya sumber peneliti
memperoleh data yang sebenernya sesuai dengan kenyataan di lapangan,
data tersebut dikelola oleh peneliti untuk menyusun penelitian.
2. Observasi
Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan cara
mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk
mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari sebuah
desain penelitian yang sedang dilakukan.
Menurut Kriyantono (2014: 112), observasi dapat dibedakan menjadi dua
jenis metode observasi, yaitu:
1. Observasi Partisipan Metode observasi di mana priset juga berfungsi
sebagai partisipan, ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan kelompok
yang diriset, apakah kehadirannya diketahui atau tidak.
2. Observasi Non Partisipan Merupakan metode observasi di mana priset
hanya bertindak mengobservasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas

36
seperti yang dilakukan kelompok yang di riset, baik kehadirannya
diketahui atau tidak.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non-partisipan, karena
peneliti hanya bertindak mengobservasi atau mengamati apa yang diriset tanpa
ikut terjun lansung, karena peneliti hanya mengamati dan menganalisa data dari
segala yang diperlukan dalam penelitian yang diperoleh dari wawancara.
3. Dokumentasi
Menurut Kriyantono (2014:120), “dokumentasi adalah instrument
pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan
data. Metode observasi, kuisioner atau wawancara sering dilengkapi dengan
kegiatan penelusuran dokumentasi”. Tujuannya untuk mendapatkan informasi
yang mendukung analisis dan interpretasi data.
Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa dokumentasi berupa
foto dari kegiatan wawancara yang peneliti lakukan, selain itu juga
menggunakan sumber data tambahan yaitu foto dan dokumen tambahan yang
berhubungan dengan penelitian yang digunakan sebagai data pendukung.

3.6.2 Data Sekunder


Data Sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpulan data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.
3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016:334) “Analisis data adalah proses mencari dan


menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat di informasikan kepada orang lain”.
Dalam bukunya Sugiyono (2008: 245) menjelaskan beberapa aktivitas
dalam menganalisa data, yaitu:
a) Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya yang cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Kemudian perlu segera untuk
melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

37
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Dengan reduksi data ini, peneliti akan mereduksi hasil wawancara yang
diperoleh melalui informan agar mempermudah dalam mencari pokok
permasalahannya.
b) Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, selanjutnya adalah men¬ampilkan/menyajikan
data (data display). Melalui penyajian data tersebut, maka data akan
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga data akan semakin
mudah dipahami. Dengan menyajikan data, maka memudahkan peneliti untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan apa yang akan selanjutnya peneliti
lakukan dengan data tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti memahami bahwa analisis data
adalah proses menganalisis yang dilakukan secara terperinci dan data-data yang
diperoleh baik data primer ataupun data sekunder akan dianalisis secara
deskriptif-kualitatif untuk menjawab masalah pokok dalam penelitian ini
mengenai Fungsi Media Sosial Instagram Speeeding Indonesia Sebagai Media
Komunitas Terhadap Followers.

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian


Dalam penelitian ini penulis meneliti Instagram @speedingindo sebagai
media sosialisasi kegiatan komunitas bagi follower nya melalui media sosial
Instagram @speedingindo Adapun lokasi penelitian ini mengambil lokasi di Jl.
Tebet Raya No. 144 RT.1/RW.3, Tebet Timur, Tebet, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Waktu penelitian dilakukan selama proses
penelitian atau pembuatan proposal berjalan yaitu dari bulan Oktober –
Desember.

3.9 Validitas Data


Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan

38
demikian dalam bukunya Sugiyono menjelaskan beberapa jenis triangulasi,
yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk
mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila
dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik, karena karena


penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan buku/internet untuk
mendapatkan sumber informasi objek yang diteliti.

39
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ardianto, Elvinaro, dkk. 2013. Handbook Of Public Relation. Bandung:
SimbiosaRekatama Media.
--------. 2014. Komunikasi Massa. Bandung: SimbiosaRekatama Media.
EdisiRevisi
Briwo, Mario, Atonius. 2016, Pergulatan Media Komunitas di tengahArus Media
Baru. Yogyakarta: Combine Resource Instituion
Cangara, Hafied. 2018. PengantarIlmuKomunikasi. Depok: Rajawali Pers.
--------. 2017. IlmuKomunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT
RemajaRosdakarya. Edisi ke-28
Kriyantono, Rachmat. 2014. Teknik PraktisRisetKomunikasi. Jakarta: PT
Kencana Perdana.
Moleong, Lexy J. 2014. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT
RemajaRosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2011. IlmuKomunikasiSuatuPengantar. Bandung: PT
RemajaRosdakarya.
Nasrullah, Rulli. 2017. Media Sosial. Bandung: RemajaRosdakarya.
Nurudin. 2012. Media SosialBaru. Yogyakarta: Mata PadiPressindo.
Sugiyono. 20019. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Edisi ke-1
SKRIPSI
Rahmawati, Dewi 2016. Pemilihan dan Pemanfaatan Instagram Sebagai Media
Komunitas Pemasaran Online (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Akun
Instagram @freezybrowniezz).
Sholibah, Afiffatus 2018. Pengunaan Instagram Sebagai Media Promosi (Studi
Deskriptif Kualitatif Pada Produk Teh Thailand Pikameame di
Yogyakarta).
Fajriati, Diana Sari 2020. Instagram Sebagai Media Sosial Untuk Membangun
Personal Branding di Kalangan Komunitas Instameet Indonesia di
Jakarta.

40

Anda mungkin juga menyukai