Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

SEJARAH SISWA KELAS XII DI SMAN 6 BANJARMASIN

Oleh :

SALMA LUTHFIANA

NIM. 1710111220027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURURSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................................... 3
B. IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................................................. 5
C. PEMBATASAN MASALAH .............................................................................................. 5
D. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 6
E. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 7
A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .................................................................................. 7
B. MEDIA PEMBELAJARAN ................................................................................................ 7
C. MEDIA SOSIAL ................................................................................................................. 8
D. PEMBELAJARAN SEJARAH ........................................................................................... 9
E. HASIL BELAJAR ............................................................................................................. 11
F. KERANGKA BERIKIR DAN HIPOTESIS ..................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................................. 13
A. Jenis Penelitian................................................................................................................... 13
B. Tempat dan Penelitian........................................................................................................ 13
C. Populasi dan Sampel .......................................................................................................... 13
1. Populasi .......................................................................................................................... 13
2. Sampel ............................................................................................................................ 14
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................. 14
1. Dokumentasi................................................................................................................... 14
2. Tes .................................................................................................................................. 14
3. Wawancara ..................................................................................................................... 15
E. Metode Analisis Data ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Era abad ke-21 teknologi informasi semakin berkembang dalam kehidupan

masyarakat karena dianggap sebagai fasilitas untuk membantu pekerjaan. Banyak

terobosan baru teknologi informasi yang tercipta di berbagai bidang. Begitu pula di bidang

pendidikan, teknologi informasi seperti PC, laptop, bahkan mobile smartphone digunakan

oleh pendidik maupun siswa sebagai alat penunjang pembelajaran. Di Indonesia sendiri,

pembelajaran menggunakan bantuan teknologi informasi telah diterapkan ( Akmal dan

Susanto, 2018:198 ).

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan

mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,

forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang

paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah

kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi web

2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Jejaring

sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian

terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan komunikasi.

Dalam hal ini kaitannya dengan penggunaan media sosial yang lebih spesifikasi pada

penggunaan aplikasi ataupun software yang biasa kita kenal dengan Facebook (FB),

Twitter, Blackberry Messager (BBM), Whatsapps (WA), Instagram (IG), Line, dan Path.

Jika media tradisional menggunakan media ceak dan media broadcast, maka media sosial
menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi

dengan member kontribusi dan feedback / umpan balik secara terbuka, memberi komentar,

serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut

tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa

dilakukan dimana saja. Karena kecepatan media sosial juga mulai tampak menggantikan

peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang bisa memiliki

media sendiri. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan sosial media

dan jejaring internet. Kita sebagai pengguna sosial media dengan bebas mengedit,

menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai model

content lainnya.

Problematika motivasi belajar pada peserta didik sekarang ini semakin kompleks

termasuk candu penggunaan media sosial yang berkembang pada dinamika masyarakat kita

khususnya Indonesia. Asumsi yang ada motivasi belajar dapat dilihat dengan prestasi dan

perspektif kognitif dari peserta didik, baik pelajar sekolah dasar atau mahasiswa perguruan

tinggi. Status yang ada tidak banyak menimbulkan perbedaan akan motivasi belajar hal ini

menjadi sebuah kecenderungan bahwa kesadaran akan motivasi belajar tidak hanya dilihat

dari aspek umur dan status tetapi juga dilihat dari gaya hidup masing masing individu

(Nurhalimah 2019:54).

Paradigma dalam sebuah perkembangan teknologi adalah untuk membantu dan

menstimulus motivasi belajar baik aspek kognitif maupun psikomotor para peserta didik di

era modernisasi sekarang. Tetapi faktanya perkembangan teknologi dan adanya media
sosial membuat arus balik sehingga mayoritas para pecandu media sosial menurunkan

motivasi belajar mereka (Lestari : 2015).

Problematika dan kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar itu wajar dan harus

dipecahkan, bukan dihindari. Dengan adanya problematika ini, dibutuhkan sebuah proses

analisis untuk mencari solusi dari penyebab kesulitan siswa dalam memahami dan

menyelesaiakan soal-soal sejarah sehingga diharapkan kedepannya siswa tidak akan lagi

menemui kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal sejarah.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang dapat diidentifikasi

adalah :

1. Munculnya fenomena media sosial (Instagram dan Whatsapp) yang telah membuat

banyak orang khususnya anak-anak muda usia sekolah kecanduan sehingga

berpengaruh pada intensitas belajar mereka.

2. Seringnya anak-anak sekolah bermain media sosial (Instagram dan Whatsapp)

menjadikan mereka malas belajar dan menurunnya minat belajar.

3. Rendahnya intensitas belajar siswa kelas XII terhadap mata pelajaran Sejarah.

4. Kurangnya respon siswa terhadap mata pelajaran Sejarah pada saat Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) di dalam kelas.

C. PEMBATASAN MASALAH

Agar dalam penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan tidak terjadi salah tafsir, maka

ruang lingkup permasalahan perlu dibatasi pada identifikasi masalah no 1. Dengan

demikian diharapkan masalahnya dapat dikaji secara mendalam untuk memperoleh hasil

yang maksimal. Dalam hal ini penulis membatasi penelitian hanya difokuskan pada siswa
kelas XII di SMAN 6 Banjarmasin. Media sosial yang akan di teliti yaitu Instagram dan

Whatsapp karena ke dua aplikasi tersebut sering digunakan oleh siswa-siswi SMAN 6

Banjarmasin.

D. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penggunaan media sosial pada siswa kelas XII di SMAN 6 Banjarmasin?

2. Bagaimanakah jenis-jenis media sosial yang digunakan siswa kelas XII di SMAN 6

Banjarmasin?

3. Bagaimana intensitas belajar Sejarah siswa kelas XII di SMAN 6 Banjarmasin?

4. Apakah ada pengaruh penggunaan media sosial terhadap intensitas belajar Sejarah

siswa kelas X di SMAN 6 Banjarmasin?

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui penggunaan media sosial pada siswa kelas XII di SMAN6

Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis media sosial yang digunakan siswa kelas XII di SMAN

6 Banjarmasin.

3. Untuk mengetahui intensitas belajar Sejarah siswa kelas XII di SMAN 6 Banjarmasin.

4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial terhadap intensitas belajar

Sejarah siswa kelas XII di SMAN 6 Banjarmasin.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Teori yang berkaitan dengan belajar dinamakan dengan dengan teori belajar. Teori

belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana informasi diproses

dalam pikiran siswa. Berdasarkan suatu teori belajar, suatu pembelajaran diharapkan dapat

lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.Teori-teori baru dalam psikologi

pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis.

Dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta didik adalah subjek dan objek dari

kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses pengajaran adalah kegiatan belajar

peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan dicapau

apabila peserta didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik tidak

hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya dari segi fisik

saja yang aktif dan mentalnya tidak aktif, maka tujuan dari pembelajaran belum tercapai.

Hal ini sama saja dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan

perubahan dalam dirinya. Belajar pada hakikatnya adalah suatu “perubahan” yang terjadi

dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas belajar (Djamarah, 2006).

B. MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Yaitu segala sesuatu

yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan

atau ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada peserta

didik (siswa). Media pembelajaran bisa juga diartikan sebagai alat atau sarana atau

perantara yang digunakan dalam proses interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa
untuk mendorong terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan serta memantapkan apa yang dipelajari dan membantu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas.

Pengertian media pembelajaran anatara lain disampaikan oleh beberapa pakar

pendidikan. Aristo Rahardi (2003: 9) menuliskan menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi

Pendidikan (AECT), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang

untuk menyalurkan pesan. Sedangkan Noehi Nasution (2004: 7) menuliskan media

pembelajaran menurut (1) Gagne, media pembelajaran sebagai komponen sumber belajar

di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar, (2) Briggs, media

pembelajaran adalah wahana fisik yang mengandung materi pelajaran dan (3) Wilbur

Schramm, media pembelajaran adalah teknik pembawa informasi atau pesan pembelajaran.

Yusuf Hadi Miarso: media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat merangsang

terjadi nya proses belajar mengajar (Rohman, 2013: 156).

C. MEDIA SOSIAL

Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yakni “media” dan “sosial”. “Media”

diartikan sebagai alat komunikasI. Sedangkan kata “sosial” diartikan sebagai kenyataan

sosial bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada

masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua

perangkat lunak merupakan “sosial” atau dalam makna bahwa keduanya merupakan

produk dari proses sosial. Dari pengertian masing-masing kata tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa media sosial adalah alat komunikasi yang digunakan oleh pengguna

dalam proses sosial.


New media merupakan media yang menawarkan digitisation, convergence,

interactiviy, dan development of network terkait pembuatan pesan dan penyampaian

pesannya. Kemampuanya menawarkan interaktifitas ini memungkinkan pengguna dari

new media memiliki pilihan informasi apa yang dikonsumsi, sekaligus mengendalikan

keluaran informasi yang dihasilkan serta melakukan pilihan-pilihan yang diinginkannya.

Kemampuan menawarkan suatu interactivity inilah yang merupakan konsep sentral dari

pemahaman tentang new media. (Flew, 2002: 11-22)

D. PEMBELAJARAN SEJARAH

Pembelajaran sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang

asal-usul dan perkembangan serta penanan maasyarakat pada masa lampau yang

mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, Mustika

Zahro, Sumardi, Marjono 5 membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik

(Sapriya, 2012:209-210). Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan peserta didik

akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan

untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan

menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan di tengah-tengah

perubahan dunia (Depdiknas, 2003:6).

Menurut Heri Susanto (2014), Dalam pembelajaran sejarah, peran penting

pembelajaran terlihat jelas bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga proses

pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian bangsa

melalui pemahaman terhadap peristiwa sejarah. Dengan demikian pembelajaran sejarah

hendaknya memperhatikan beberapa prinsip:


1. Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif terhadap perkembangan peserta didik

dan perkembangan zaman. Kendatipun sejarah bercerita tentang kehidupan pada masa

lalu, bukan berarti sejarah tidak bisa diajarkan secara kontekstual. Banyak nilai dan

fakta sejarah yang bila disampaikan dengan benar dan sesuai dengan alam fikiran

peserta didik akan mampu membangkitkan pemahaman dan kesadaran peserta didik

terhadap nilai-nilai nasionalisme, patriotisme dan persatuan.

2. Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasi pada pendekatan nilai. Menyampaikan

fakta memang sangat penting dalam 57 pembelajaran sejarah, akan tetapi yang juga

tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-fakta tersebut dan mengambil

intisari nilai yang terdapat di dalamnya sehingga si pembelajar akan menjadi lebih

mawas diri sebagai akibat dari pemahaman nilai tersebut.

3. Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan kreatifitas dan

memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks. Sejarah sudah

saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan pembelajaran yang terjadi

seringkali dikarenakan rendahnya kreatifitas dalam pembelajaran sejarah. Sebagai

akibatnya kejenuhan seringkali menjadi faktor utama yang dihadapi guru dalam

mengajarkan sejarah dan siswa dalam belajar sejarah.

Dari ketiga hal tersebut dapat dipahami bahwa tantangan guru dalam mengajarkan

sejarah menjadi tidak mudah. Pengajar harus memahami betul apa tujuan, karakteristik dan

sasaran pembelajaran sejarah. Pengajar juga harus memahami visi dan misi pendidikan

sehingga sejarah yang diajarkan dapat memberi pencerahan dan landasan berfikir dalam

bersikap bagi peserta didik pada zamannya.


E. HASIL BELAJAR

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat

diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan

sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan.

Kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu tercermin dalam hasil belajar.

F. KERANGKA BERIKIR DAN HIPOTESIS

1. Kerangka Berfikir

Pengaruh Media Sosial Bagi Remaja :

a. Pengaruh Positif :

1) Remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang sa

ngat dibutuhkan di zaman digital seperti sekarang ini.

2) Memperluas jaringan pertemanan dan remaja akan menjadi lebih

mudah bertemandengan orang lain di seluruh dunia.

3) Memudahkan dalam memperoleh informasi.Remaja menjadi mudah untukme

mperoleh informasi yang ada di internet karena adanya blog atau website.

4) Memudahkan remaja untuk sharing atau berbagi. Dengan adanya blog, remaja

mudah berbagi mengenai pengalaman hidupnya dan berbagai hal lainnya

yaitu dengan mempostingnya ke blog.

b.Pengaruh Negatif

1) Menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bah

asa pun menjadi terganggu.


2) Situs jejaring sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri sendiri.

Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena

kebanyakan menghabiskan waktu di internet

Berikut adalah skema kerangka berpikir dari penelitian yang akan dilaksanakan :

Pengaruh media sosial bagi


siswa/siswi Kelas XII di SMAN 6

Media

Dampak positif Dampak negatif

2. Hipotesis

Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh penggunaan media social terhadap peningkatan hasil

belajarmata pelajaran sejarah pada siswa kelas XII SMA Negeri 6 Banjarmasin.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Pembelajaran Kelas Eksperimen (dengan media sosial) Tes Hasil Belajar Ada

Pengaruh. Ada pengaruh media sosial terhadap peningkatan hasil belajar mata

pelajaran sejarah pada siswa kelas XII SMA Negeri 6 Banjarmasin.


BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel yang biasanya ditentukan secara acak untuk

diambil data-datanya, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

(Sugiyono, 2010: 14).

B. Tempat dan Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMA Negeri 6 Banjarmasin, yang beralamat di Jl.

Belitung Darat No.130, Belitung Utara, Kec. Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin,

Kalimantan Selatan 70116 dengan mengambil sampel dari kelas XII.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pengertian di atas,

populasi merupakan keseluruhan objek data penelitian.Dilihat dari sifatnya, populasi

dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Populasi homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki

sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

b. Populasi heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau

keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas- batasnya baik secara

kualitatif maupun secara kuantitatif.


2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2010: 118).Sampel digunakan untuk mempermudah peneliti dalam

pengambilan data karena jumlah objek penelitian yang terlalu banyak.Peneliti

menggunakan teknik Probability Sampling, yaitu dengan Simple Random Sampling.

Peneliti akan mengambil sampel secara acak dengan melihat nilai pelajaran sejarah

dari tes yang terdahulu tanpa memperhatikan tingkatan yang ada pada populasi. Sampel

yang diambil adalah sampel yang representatif, yaitu kelas yang mempunyai nilai

dengan perbedaan yang tidak terlalu jauh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan tes:

1. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mencari tahu tentang data-data awal yang berkenaan

dengan penelitian. Seperti jumlah populasi, nilai ulangan semester 1 sejarah yang lalu

dan nama-nama sampel yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kontrol.

2. Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat penguasaan siswa

terhadap materi dengan melihat hasil akhir belajar antara siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Tes ini merupakan tes akhir yang diadakan secara terpisah terhadap

masing-masing kelas dalam bentuk tes yang sama. Kemudian data yang diperoleh

digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.


3. Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara bebas

terpimpin. Arikunto (2013: 199) menjelaskan bahwa wawancara bebas terpimpin

adalah wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara bebas namun

masih tetap berada pada pedoman wawancara yang sudah dibuat. Pertanyaan akan

berkembang pada saat melakukan wawancara. Peneliti mendapatkan informasi

langsung dengan teknik wawancara dari kepala sekolah SMA, guru mata pelajaran

Sejarah, dan siswa.

E. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui kondisi antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Sebelum dikenakan perlakuan pada kelompok eksperimen,

perlu diadakan persamaan kondisi dengan kelompok kontrol. Hal ini dilakukan supaya

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan secara signifikan.

a. Uji Normalitas

Sebelum menganalisis data dari lapangan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data pre test dan post

test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal atau tidak.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas adalah uji kesamaan dua varians data pretest dan posttest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tujuan dari uji homogenitas adalah

untuk mengetahui keseimbangan nilai pretest dan post test kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.
2. Metode Analisis Tahap Akhir

a. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya perbedaan hasil

belajar sejarah antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diadakannya

penelitian.

b. Uji Regresi

Untuk menguji adanya pengaruh media pembelajaran film dokumenter terhadap

hasil belajar sejarah.


DAFTAR PUSTAKA

 Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

 Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan

Penilaian Mata Pelajaran Sejarah. Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 6. 1989. Jakarta :

PT. Cipta Adi Pustaka.

 Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.

 Flew, Terry. 2002. New Media: An Introduction. Oxford University Press.

 Informasi, Pendidikan. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. Ruang Guruku.

 Lestari, Rani. 2015. Pengaruh Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Kearsipan Kelas Xi Ap Smk Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran

2015/2016. Skripsi. Universitas Negeri Medan.

 Mulawarman, Nurfitri A D. 2017. Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya

Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan. Jurnal UGM Buletin Psikologi Vol. 25

No.1, 36-44.

 Muqaffi, Ahmad. 2017. Pengguna Media So-sial Instagram Dalam Proses Rekrut-men

Batch 3 Mahar Agung Organizer. Skripsi. UIN Sunan Ampel.

 Nurhalimah, Sitti. 2019. Media Sosial dan Masyarakat Pesisir : Refleksi Pemikiran

Mahasiswa Bidikmisi. DEEPUBLISH

 Rohman, Muhammad dan Sofan Amri. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem

Pembelajaran. Prestasi Pustakaraya.

 Sajidan, H. 2008. Jurnal Pendidikan : Forum Komunikasi Pengembangan Profesi

Pendidik Kota Surakarta. Dwijaya Utama.

 Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.


 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta

 Susanto, Heri & Akmal, Helmi. 2018. Efektivitas Penggunaan Aplikasi Pembelajaran

Berbasis Mobile Smartphone Sebagai Media Pengenalan Sejarah Lokal Masa Revolusi

Fisik Di Kalimantan Selatan Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. HISTORIA: Jurnal

Program Studi Pendidikan Sejarah, 6(2), 197-206.

 Susanto, Heri. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi
Pembelajaran). Aswaja Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai