Disusun Oleh :
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................................3
B. IDENTIFIKASI MASALAH...............................................................................................5
C. PEMBATASAN MASALAH..............................................................................................5
D. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................6
E. TUJUAN PENELITIAN......................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................................................7
A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN...................................................................................7
B. MEDIA PEMBELAJARAN.................................................................................................7
C. MEDIA SOSIAL..................................................................................................................8
D. PEMBELAJARAN SEJARAH............................................................................................9
E. HASIL BELAJAR..............................................................................................................11
F. KERANGKA BERIKIR DAN HIPOTESIS......................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................13
A. Jenis Penelitian...................................................................................................................13
B. Tempat dan Penelitian........................................................................................................13
C. Populasi dan Sampel...........................................................................................................13
1. Populasi...........................................................................................................................13
2. Sampel.............................................................................................................................14
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................................14
1. Dokumentasi...................................................................................................................14
2. Tes...................................................................................................................................14
3. Wawancara......................................................................................................................15
E. Metode Analisis Data.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
terobosan baru teknologi informasi yang tercipta di berbagai bidang. Begitu pula di
bidang pendidikan, teknologi informasi seperti PC, laptop, bahkan mobile smartphone
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi
web
2.0 dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Jejaring
sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian
Dalam hal ini kaitannya dengan penggunaan media sosial yang lebih spesifikasi pada
penggunaan aplikasi ataupun software yang biasa kita kenal dengan Facebook (FB),
Twitter, Whatsapps (WA), Instagram (IG), Line, dll. Jika media tradisional menggunakan
berpartisipasi dengan member kontribusi dan feedback / umpan balik secara terbuka,
memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut
tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa
dilakukan dimana saja. Karena kecepatan media sosial juga mulai tampak menggantikan
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang bisa memiliki
media sendiri. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan sosial
media dan jejaring internet. Kita sebagai pengguna sosial media dengan bebas mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai model
content lainnya.
Problematika motivasi belajar pada peserta didik sekarang ini semakin kompleks
termasuk candu penggunaan media sosial yang berkembang pada dinamika masyarakat
kita khususnya Indonesia. Asumsi yang ada motivasi belajar dapat dilihat dengan prestasi
dan perspektif kognitif dari peserta didik, baik pelajar sekolah dasar atau mahasiswa
perguruan tinggi. Status yang ada tidak banyak menimbulkan perbedaan akan motivasi
belajar hal ini menjadi sebuah kecenderungan bahwa kesadaran akan motivasi belajar
tidak hanya dilihat dari aspek umur dan status tetapi juga dilihat dari gaya hidup masing
menstimulus motivasi belajar baik aspek kognitif maupun psikomotor para peserta didik
media
sosial membuat arus balik sehingga mayoritas para pecandu media sosial menurunkan
Problematika dan kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar itu wajar dan harus
dipecahkan, bukan dihindari. Dengan adanya problematika ini, dibutuhkan sebuah proses
analisis untuk mencari solusi dari penyebab kesulitan siswa dalam memahami dan
menyelesaiakan soal-soal sejarah sehingga diharapkan kedepannya siswa tidak akan lagi
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang dapat diidentifikasi
adalah :
1. Munculnya fenomena media sosial (Instagram dan Whatsapp) yang telah membuat
4. Kurangnya respon siswa terhadap mata pelajaran Sejarah pada saat Kegiatan Belajar
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar dalam penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan tidak terjadi salah tafsir,
maka ruang lingkup permasalahan perlu dibatasi pada identifikasi masalah no 1. Dengan
demikian diharapkan masalahnya dapat dikaji secara mendalam untuk memperoleh hasil
yang maksimal. Dalam hal ini penulis membatasi penelitian hanya difokuskan pada siswa
kelas XII di SMAN 1 Pasir Pangaraian. Media sosial yang akan di teliti yaitu Instagram
dan Whatsapp karena ke dua aplikasi tersebut sering digunakan oleh siswa-siswi SMAN
D. RUMUSAN MASALAH
Pasir Pangaraian?
4. Apakah ada pengaruh penggunaan media sosial terhadap intensitas belajar Sejarah
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui penggunaan media sosial pada siswa kelas XI di SMAN 1 Pasir
Pangaraian.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis media sosial yang digunakan siswa kelas XI di SMAN
1 Pasir Pangaraian.
Pangaraian.
LANDASAN TEORI
Teori yang berkaitan dengan belajar dinamakan dengan dengan teori belajar. Teori
dalam pikiran siswa. Berdasarkan suatu teori belajar, suatu pembelajaran diharapkan
dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.Teori-teori baru dalam
Dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta didik adalah subjek dan objek dari
kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses pengajaran adalah kegiatan
belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan
dicapau apabila peserta didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak
didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya
dari segi fisik saja yang aktif dan mentalnya tidak aktif, maka tujuan dari pembelajaran
belum tercapai. Hal ini sama saja dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik
tidak merasakan perubahan dalam dirinya. Belajar pada hakikatnya adalah suatu
“perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas belajar
(Djamarah, 2006).
B. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Yaitu segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
atau ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada peserta
didik (siswa). Media pembelajaran bisa juga diartikan sebagai alat atau sarana atau
perantara yang digunakan dalam proses interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa
untuk mendorong terjadinya proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan serta memantapkan apa yang dipelajari dan membantu untuk
komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar, (2) Briggs, media pembelajaran adalah wahana fisik yang mengandung materi
pelajaran dan (3) Wilbur Schramm, media pembelajaran adalah teknik pembawa
informasi atau pesan pembelajaran. Yusuf Hadi Miarso: media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat merangsang terjadi nya proses belajar mengajar (Rohman,
2013: 156).
C. MEDIA SOSIAL
Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yakni “media” dan “sosial”. “Media”
diartikan sebagai alat komunikasI. Sedangkan kata “sosial” diartikan sebagai kenyataan
sosial bahwa setiap individu melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada
masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua
perangkat lunak merupakan “sosial” atau dalam makna bahwa keduanya merupakan
produk dari proses sosial. Dari pengertian masing-masing kata tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa media sosial adalah alat komunikasi yang digunakan oleh pengguna
new media memiliki pilihan informasi apa yang dikonsumsi, sekaligus mengendalikan
Kemampuan menawarkan suatu interactivity inilah yang merupakan konsep sentral dari
D. PEMBELAJARAN SEJARAH
asal-usul dan perkembangan serta penanan maasyarakat pada masa lampau yang
Mustika Zahro, Sumardi, Marjono 5 membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta
peserta didik akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam
dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam
menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan
pembelajaran terlihat jelas bukan hanya sebagai proses transfer ide, akan tetapi juga
proses pendewasaan peserta didik untuk memahami identitas, jati diri dan kepribadian
masa lalu, bukan berarti sejarah tidak bisa diajarkan secara kontekstual. Banyak nilai
dan fakta sejarah yang bila disampaikan dengan benar dan sesuai dengan alam fikiran
peserta didik akan mampu membangkitkan pemahaman dan kesadaran peserta didik
fakta memang sangat penting dalam 57 pembelajaran sejarah, akan tetapi yang juga
tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-fakta tersebut dan mengambil
intisari nilai yang terdapat di dalamnya sehingga si pembelajar akan menjadi lebih
memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks. Sejarah sudah
saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan pembelajaran yang terjadi
akibatnya kejenuhan seringkali menjadi faktor utama yang dihadapi guru dalam
Dari ketiga hal tersebut dapat dipahami bahwa tantangan guru dalam mengajarkan
sejarah menjadi tidak mudah. Pengajar harus memahami betul apa tujuan, karakteristik
dan sasaran pembelajaran sejarah. Pengajar juga harus memahami visi dan misi
pendidikan sehingga sejarah yang diajarkan dapat memberi pencerahan dan landasan
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi
sopan. Kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu tercermin dalam hasil belajar.
1. Kerangka Berfikir
a. Pengaruh Positif :
mperoleh informasi yang ada di internet karena adanya blog atau website.
4) Memudahkan remaja untuk sharing atau berbagi. Dengan adanya blog, remaja
b. Pengaruh Negatif
Berikut adalah skema kerangka berpikir dari penelitian yang akan dilaksanakan :
Media
2. Hipotesis
Pangaraian.
Pembelajaran Kelas Eksperimen (dengan media sosial) Tes Hasil Belajar Ada
Pengaruh. Ada pengaruh media sosial terhadap peningkatan hasil belajar mata
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk meneliti pada populasi atau sampel yang biasanya ditentukan secara acak untuk
diambil data-datanya, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMA Negeri 1 Pasir Pangaraian, yang beralamat
di Jl. Diponegoro No.129, Babussalam, Kec. Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, Riau
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari
sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas- batasnya baik secara
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
pengambilan data karena jumlah objek penelitian yang terlalu banyak. Peneliti
Peneliti akan mengambil sampel secara acak dengan melihat nilai pelajaran
sejarah dari tes yang terdahulu tanpa memperhatikan tingkatan yang ada pada
populasi. Sampel yang diambil adalah sampel yang representatif, yaitu kelas yang
Penelitian ini akan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan
tes:
1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mencari tahu tentang data-data awal yang berkenaan
dengan penelitian. Seperti jumlah populasi, nilai ulangan semester 1 sejarah yang lalu
dan nama-nama sampel yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kontrol.
2. Tes
Metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat penguasaan siswa
terhadap materi dengan melihat hasil akhir belajar antara siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Tes ini merupakan tes akhir yang diadakan secara terpisah terhadap
masing-masing kelas dalam bentuk tes yang sama. Kemudian data yang diperoleh
namun masih tetap berada pada pedoman wawancara yang sudah dibuat. Pertanyaan
langsung dengan teknik wawancara dari kepala sekolah SMA, guru mata pelajaran
Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui kondisi antara kelompok eksperimen
perlu diadakan persamaan kondisi dengan kelompok kontrol. Hal ini dilakukan
supaya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak terjadi perbedaan secara
signifikan.
a. Uji Normalitas
normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data pre
test dan post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas adalah uji kesamaan dua varians data pretest dan posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tujuan dari uji homogenitas adalah
untuk mengetahui keseimbangan nilai pretest dan post test kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
2. Metode Analisis Tahap Akhir
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji adanya perbedaan hasil
belajar sejarah antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diadakannya
penelitian.
b. Uji Regresi
Penilaian Mata Pelajaran Sejarah. Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 6. 1989. Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Lestari, Rani. 2015. Pengaruh Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada
Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan. Jurnal UGM Buletin Psikologi Vol. 25
No.1, 36-44.
Muqaffi, Ahmad. 2017. Pengguna Media So-sial Instagram Dalam Proses Rekrut-men
Nurhalimah, Sitti. 2019. Media Sosial dan Masyarakat Pesisir : Refleksi Pemikiran
Rohman, Muhammad dan Sofan Amri. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem
Susanto, Heri & Akmal, Helmi. 2018. Efektivitas Penggunaan Aplikasi Pembelajaran
Berbasis Mobile Smartphone Sebagai Media Pengenalan Sejarah Lokal Masa Revolusi
Fisik Di Kalimantan Selatan Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. HISTORIA: Jurnal
Susanto, Heri. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Strategi
Pembelajaran). Aswaja Pressindo.