Anda di halaman 1dari 57

“EFEKTIVITAS PENGGUNAAN AKUN INSTAGRAM

@INFOKEJADIANSEMARANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI


MASYARAKAT KOTA SEMARANG (FOLLOWERS) DI ERA PANDEMI
COVID-19”
HALAMAN JUDUL
Diajukan kepada Fakultas Hukum dan Komunikasi guna memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Dalam Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :
Rizal Wibowo
15.M1.0065

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS HUKUM DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2021
DAFTAR ISI
Contents

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

A. Latar Belakang..................................................................................................3

B. Rumusan Masalah.............................................................................................7

C. Batasan Masalah...............................................................................................7

D. Tujuan Penelitian..............................................................................................7

E. Manfaat Penelitian............................................................................................8

1. Manfaat Teoritis............................................................................................8

2. Manfaat Praktis.............................................................................................8

F. Tinjuan Pustaka................................................................................................9

1. Teori Komunikasi Menurut Moss dan Tubbs (2000)....................................9

2. Teori Komunikasi Massa............................................................................14

a. Pengertian Komunikasi Massa................................................................14

b. Ciri-Ciri Komunikasi Massa...................................................................16

3. Teori Komunikasi Interpersonal.................................................................19

a. Pengertian Komunikasi Interpersonal.....................................................19

b. Komponen –komponen dalam Komunikasi Interpersonal......................20

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal...............23

d. Tujuan Komunikasi Interpersonal...........................................................25


4. Media Sosial................................................................................................28

a. Pengertian Media Sosial..........................................................................28

b. Ciri-ciri Media Sosial..............................................................................30

5. Aplikasi Instagram......................................................................................31

6. Jurnalisme Warga........................................................................................33

e. Kerangka Berpikir..........................................................................................36

f. Metodologi Penelitian....................................................................................37

1. Pendekatan Penelitian.................................................................................37

2. Populasi dan Sampel...................................................................................38

3. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................39

4. Teknik Analisis Data...................................................................................40

a. Analisis Statistik Deskriptif.....................................................................40

b. Regresi Linier Sederhana........................................................................41

c. Uji Kualitas Data.....................................................................................41

d. Uji Asumsi Klasik...................................................................................42

e. Uji Hipotesis............................................................................................44

5. Hubungan antar Variabel............................................................................44

6. Definisi Konseptual Variabel......................................................................45

7. Definisi Operasional Variabel.....................................................................47

8. Hipotesis......................................................................................................48
g. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................49

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................50
BAB I

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi memberikan kemudahan bagi manusia dalam

berkomunikasi, memperoleh informasi, dan mengirim data. Munculnya

internet menjadi pilihan efektif bagi masyarakat untuk memperoleh informasi

secara cepat dan memudahkan dalam berinteraksi yang sifatnya tak terbatas.

Pada tahun 2016 bahwa pengguna internet di Indonesia membutuhkan

informasi terbaru. Dari survei itu diketahui 31,3 juta pengguna menjadikan

update informasi sebagai alasan utama mengakses internet. Angka tersebut

melebihi jumlah pengguna yang mengakses internet karena alasan pekerjaan

(27,6 juta) dan sekadar mengisi waktu luang (17,9 juta).1

Salah satu produk layanan yang lahir berkat adanya akses internet adalah

jejaring sosial. Jejaring sosial seakan memperkuat kedudukan internet sebagai

new media communication, dimana jarak seakan tidak lagi terlihat, informasi

dan pesan bisa tersampaikan secara global dalam waktu singkat. 2 Pada awal

kemunculan media baru atau new media munculah jejaring sosial merupakan

sebuah layanan jaringan atau situs yang memfasilitasi jaringan sosial yang

memiliki ketertarikan atau aktivitas yang sama. Sederhananya, perkembangan

media baru (termasuk jejaring sosial) dapat ditunjukkan dengan munculnya

masyarakat maya (virtual/cyber community).3

1
(https://tirto.id/pengguna-internet-indonesia-didominasi-generasi-milenial-bXsJ di akses pada 31
Juli 2020 Pukul 20.57)
2
Moh alif maruf,”Analisa Penggunaan Instagram Sebagai Media Informasi Kabupaten
Nganjuk”,Sosisal dan Humaniora, UIN Kalijaga Yogyakarta,2017, hlm 2.
3
Hijeruddin,”Eksistensi Grup Facebook Info Kejadian Makassar Sebagai Sumber Informasi
Masyarakat Kota Makassar”, Dakwah dan Komunikasi, UIN Alauddin Makassar, 2018, hlm 2.
Paul Lenvinson dalam bukunya yang berjudul “new media” menyebutkan

terdapat beberapa layanan yang dapat dikategorikan dalam new media atau

media online, salah satunya yaitu media sosial. Media sosial adalah sebuah

media online tempat para pengguna bisa dengan mudah berpartisipasi dan

berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,

forum dan dunia virtual. blog, wiki dan jejaring sosial.

Menurut Richard Hunter (2002) dalam bukunya yang berjudul “world

wuthout secrets” bahwa kehadiran media baru (new media/ cybermedia)

menjadikan informasi sebagai suatu yang mudah dicari dan terbuka. Media

tradisional seolah-olah mendapatkan pesaing baru dalam mendistribusikan

berita. Jika selama ini instiuisi media sebagai lembaga yang mendominasi

pemberitaan, kehadiran internet dan media sosial memberikan keleluasaan

bagi khalayak untuk ikut berkompentisi menyebarkan informasi atau

peristiwa yang terjadi disekitar mereka. Instituisi media bisa saja

menyembunyikan peristiwa, namun sebaliknya melalui internet khalayak

mendapatkan peristiwa tersebut melalui khalayak lain. Tidak bisa dipungkiri

bahwa media sosial sangatlah berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari

sehingga media lama, seperti telivisi atau koran mulai ditinggalkan.

Salah satu media sosial yang sering digunakan saat ini yaitu media sosial

instagram. Instagram disusun dari dua kata, yaitu insta dan gram. Arti dari

kata pertama diambil dari istilah Instan atau serba cepat atau mudah.

Sedangkan kata Gram diambil dari telegram yang maknanya dikaitkan

sebagai media pengirim informasi yang sangat cepat.


Semenjak kemunculannya instagram menjadi salah satu aplikasi yang

sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Hal ini terbukti pada tahun

2018 dari hasil survei WeAreSocial.net dan Hootsuite, instagram merupakan

platform media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak ke tujuh di

dunia. Selain sebagai jejaring sosial untuk berbagi foto, instagram digunakan

untuk mencari informasi. Total pengguna instagram di dunia mencapai angka

800 juta pada Januari 2018. Pengguna aktif Instagram terbesar berasal dari

Amerika Serikat sebanyak 110 juta. Disusul Brasil dengan 57 juta pengguna

aktif dan Indonesia berada di urutan ketiga dengan 55 juta. Di Indonesia

instagram merupakan media sosial yang paling sering digunakan keempat

setelah Youtube, Facebook, dan Whatsaap.4

Instagram saat ini tidak hanya digunakan untuk sekedar berbagi moment

pribadi, sekarang instagram saat ini sudah digunakan untuk berbagi informasi.

Tak jarang informasi yang diupload oleh pemilik akun instagram tersebut

memiliki muatan berita. Di Kota Semarang terdapat sejumlah akun

instagram yang setiap harinya mengunggah berbagai informasi dengan nilai

berita didalamnya yang dikirimkan oleh warga, tidak hanya mengandalkan

akun pribadi tetapi juga akun-akun informatif dengan jumlah pengikut yang

lebih banyak, Seperti akun @infotembalang dan @infokejadiansemarang.

Umumnya informasi yang diupload adalah hasil dari konten netizen yang

tagging atau direct massage.

4
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/09/berapa-pengguna-instagram-dari-
indonesia (diakses pada 15 Juli 2019 pukul 20.58).
@infokejadiansemarang merupakan salah satu jurnalisme warga yang

menyajikan berita dan informasi di Kota Semarang terkini. Media ini lahir

sebagai bentuk kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat

Semarang dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta

penyampaian informasi dan berita yang terjadi di Kota Semarang. Info-info

yang disajikan dalam media ini sangat beragam mulai dari berita panas seperti

kejahatan perampokan, pembunuhan, kecelakaan hingga berita ringan dan

informatif seperti cara membudidayakan ikan lele. Ada juga lowongan

pekerjaan yang dipublikasian dalam media ini untuk membantu para pencari

kerja di Semarang untuk mendapatkan pekerjaan.

Media @infokejadiansemarang terhitung populer karena berhasil

memiliki 471.000 pengikut terhitung pada tanggal 7 Agustus 2021. Berkaitan

dengan teori komunikasi maka artinya media tersebut berhasil melakukan

komunikasi massa dengan baik karena pada setiap postingan yang

dikeluarkan oleh media Media @infokejadiansemarang dapat dilihat oleh

ratusan ribu pengikutnya. Sementara itu pada setiap postingan milik media

@infokejadiansemarang memiliki komentar yang rata-rata jumlah antara 30

hingga 50 komentar. Dalam hal artinya telah terjadi komunikasi interpersonal

antara media @infokejadiansemarang dengan pembaca postingan

@infokejadiansemarang, terutama para pengikutnya.

Keberhasilan media @infokejadiansemarang dalam meraih banyak

pengikut menarik perhatian penulis untuk menguji seberapa besar efektivitas

penggunaan akun instagram @infokejadiansemarang tersebut sebagai media


informasi masyarakat Kota Semarang. Penulis hendak melakukan pengujian

besar efektivitas penggunaan akun tersebut selama masa pandemi Covid-19

terhitung sejak tahun 2020 hingga 2021. Oleh sebab itu, penulis melakukan

penelitian ini dengan judul “Efektivitas Penggunaan Akun Instagram

@Infokejadiansemarang Sebagai Media Informasi Masyarakat Kota

Semarang (Followers) di Era Pandemi Covid-19”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah untuk

penelitian adalah apakah penggunaan akun @infokejadiansemarang efektif

sebagai media informasi masyarakat Kota Semarang?

C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan hanya mengukur efektivitas penggunaan

akun @infokejadiansemarang sebagai media informasi masyarakat Kota

Semarang. Dalam hal ini @infokejadiansemarang menjadi variabel bebas dan

media informasi masyarakat Kota Semarang menjadi variabel terikat. Penulis

menganalisis menggunakan analisis nonparametrik yaitu korelasi Pearson.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pengikut akun

@infokejadiansemarang.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah penggunaan akun @infokejadiansemarang efektif

sebagai media informasi masyarakat Kota Semarang.


E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

1) Bagi akademisi

Diharapkan dengan keberadaan penelitian ini bisa dibuat sebagai

masukan dalam penelitian yang berkaitan dengan efektivitas

penggunaan media sosial sebagai media informasi masyarakat, serta

bisa memberikan masukan dalam menambah wawasan keilmuan

pada civitas akademik.

2) Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian tema yang sama terutama penelitian yang

melibatkan variabel penggunaan media sosial dan media informasi

masyarakat.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi akun @infokejadiansemarang

Penelitian berguna bagi @infokejadiansemarang untuk menjadi

informasi sekaligus tolok ukur seberapa jauh akun media tersebut

telah berkembang dan berhasil menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi pembaca.

2) Bagi masyarakat

Dengan adanya laporan ini diharapkan masyarakat terutama

masyarakat Kota Semarang mengetahui keberadaan akun


@infokejadiansemarang dan manfaatnya sebagai media informasi

masyarakat.

BAB II
Tinjuan Pustaka
1. Teori Komunikasi Menurut Moss dan Tubbs (2000)
Moss dan Tubbs (2000), menjelaskan konteks komunikasi menjadi 6

(enam) konteks dengan menambahkan konteks komunikasi publik,

yaitu5:

a. Intrapersonal Communication adalah proses komunikasi yang terjadi

dalam diri seseorang melalui system syaraf dan inderanya. Teori

komunikasi intrapribadi umumnya membahas mengenai proses

pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap symbolsimbol yang

ditangkap melalui panca indera. dan bisa juga di artikan yaitu

komunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi intrapersonal ini

merupakan landasan dari komunikasi antarpersonal karena sebelum

kita berkomunikasi dengan orang lain kita telah terlebih dahulu

berkomunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi ini bisa terjadi karena

kita mempresepsi dan memastikan makna pesan dari orang lain.

b. Interpersonal Communication atau komunikasi antarpribadi adalah

komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi

secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui

medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to

face communication), percakapan melalui telepon, suratmenyurat

pribadi merupakan contoh-contoh komunikasi antarpribadi. Teori-

teori komunikasi antarpribadi umumnya memfokuskan

5
Zaenal Mukarom, Teori-Teori Komunikasi, Bandung: Uin Sunan Gunung Djati,
2020, Hal. 24-27.
pengamatannya pada bentukbentuk dan sifat hubungan (relationship),

percakapan (discourse), interaksi, dan karakteristik komunikator.

c. Komunikasi Kelompok. Konteks komunikasi ini menurut Tubbs dan

Moss diartikan sebagai proses pertukaran verbal dan nonverbal antara

tiga orang atau lebih anggota kelompok yang bertujuan untuk saling

mempengaruhi. Komunikasi kelompok merupakan komunikasi insani

yang meliputi beberapa orang. Efektifitas dari komunikasi kelompok

tergantung

d. Dari kesadaran peran moral yang tinggi, meskipun sistem terpusat

lebih efisien. Dan fungsi-fungsi kepemimpinan lebih dianjurkan dari

pada analisis system kepemimpinan. Cara membuat kelompok yag

efektif yaitu dengan penggunaan agenda yang paling menghemat

waktu dan sumber dayamasing-masing. Meskipun fleksibilitas

peranan merupakan sesuatu yang menyenangkan, kebanyakan orang

menasirkan peranan secara sempit. Mereka hanya melaksanakan

seidikit perilaku dan fungsi keanggotaan maksimal. Yang kedua yaitu

jaringan komunikasi, model semua saluran menawarkan kesempatan

yang paling besar untuk umpan balik korektif dan. Kesadaran

terhadap berbagai sikap terhadap konflik member kesempatan kepada

para anggota untuk menyelesaikan konflik dengan suatu cara yang

menghargai perhatian terhadap tugas dan terhadap manusiayang telah

didefinisikan. Tiga aspek struktur yang mempengaruhi bekerjanya

kelompok yaitu ukuran, jaringan komunikasi, dan kepemimpinan.


Membatasi jumlah kelompok pada lima atau tujuh orang akan

menjamin kepuasan dan kinerja yang maksimal, yang berarti semakin

sedikit anggota kelompok komunikasi itu semakin. Pengambilan

keputusan harus menjamin komitmen atas keputusan itu oleh anggota

kelompok. Komunikasi Kelompok (group communication)

memfokuskan pembahasannya pada interaksi di antara orang-orang

dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga

melibatkan komunikasi antarpribadi. Teori-teori komunikasi

kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok,

efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok,

pola dan bentuk informasi, serta pembuatan keputusan.

e. Komunikasi Publik. Dalam komunikasi publik, satu orang ditunjuk

sebagai pembicara dan yang lainnya sebagai pendengar yang

merupakan peranan pelengkap, atau khalayak pendengar. Dalam

komunikasi publik ini komunikasi tatap-muka tetap berjalan

meskipun pada umumnya pendengar hanya mengirimkan pesan-

pesan nonverbal seperti tepuk tangan, tertawa , dan lain sebagainya.

Terkadang dalam komunikasi publik ini pendengar akan diberikan

kesempatan untuk memberikan pesan verbal pada saat sesi tanya.

f. Komunikasi Organisasional. Komunikasi organisasional adalah

konteks komunikasi yang terjadi di dalam sebuah organisasi, dimana

yang melaksanakan proses komunikasi adalah orang-orang yang

berkerja didalam organisasi tersebut. Komunikasi Organisasi


(organizational communication) menunjuk pada pola dan bentuk

komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi.

Komunikasi organisasi melibatkan bentukbentuk komunikasi formal

dan informal, serta bentukbentik komunikasi antarpribadi dan

komunikasi kelompok. Pembahasan teori-teori komunikasi organisasi

antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan

antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta

kebudayaan organisasi.dan dapat di artikan yaitu komunikasi insane

yang terjadi dalam konteks organisasi. Komunikasi ini lebih

melibatkan banyak orang dan lebih rumit dari komunikasi public. Ciri

utama organisasi yaitu pembagian kerja atau proses pengorganisasian

pekerjaan sehingga pegawai hanya membuat sebagian produk.

Jaringan komunikasi nonformal merupakan tambahan bagi saluran

komunikasi. Kualitas komunikasi dalam organisasi berhbungan

dengan keseluruhan tujuan kinerja. Kombinasi antara pesan tertulis

dan lisan terbukti lebih efektif dibandingkan dengan hanya pesan

lisan saja, dan dengan cara ini pula pesan yang disampaikan juga

memberikan informasi yang cukup tanpa membebani penerima

pesan. Untuk menjaga hubungan baik antara atasan dengan bawahan

diperlukan komunikasi dari atasan ke bawahan dan dari bawahan ke

atasan, komunikasi dari atasan harus bersifat mendukung dan dari

bawahan ke atasan harus bersifat menerima dan mendukung. Selain

itu peranan komunikasi nonformal dalam organisasi sangat penting.


Penyebaran desas-desus dalam organisasi dipengaruhi oleh

pentingnya situasi dan ambiguitas situasi, juga oleh kesadaran kritis

orang-orang yang terlibat. Perataan, penajaman dan asimilasi

merupakan tiga bentuk penyimpangan pesan yang terjadi dalam

penyebaran desas-desus. Dan ahirya terbukti bahwa kesalahan yang

terjadi pada komunikasi nonformal dalam organisasi akan

menjadikan penyimangan dalam organisasi itu.

g. Komunikasi Massa. Konteks komunikasi semacam ini menggunakan

media. Sumber pesan dikomunikasikan melalui media cetak atau

elektronik, dimana pesan yang ingin disampaikan ditujukan kepada

sejumlah besar individu dan bukanlah segelintir kecil individu.

Komunikasi Massa (mass communication) adalah komunikasi

melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang

besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi

intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan

komunikasi organisasi. Teori-teori komunikasi massa umumnya

memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur

media, hubungan media dengan masyarakat, hubungan antara media

dan khalayak, aspekaspek budaya dari komunikasi massa, serta

dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu. Dalam arti

lainnya Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan

kepada khalayak yang relatif besar dan heterogen. Komunikasi massa

bersifat media, publik, dan juga cepat. Umpan balik dalam


komunikasi massa terbatas dan tidak selengkap yang ada pada

komunikasi tatap muka antara 2 orang atau lebih. Meskipun media

massa sangat efektif dalam menyebarkan pesan, kita melihat bahwa

perolehan informasi sama sekali tidak menjamin pengaruh pada

perilaku dan sikap. Meskipun teknologi komunikasi dalam media

massa meningkatkan kecepatan dan volume komunikasi, media itu

hanya merupakan perluasan dari media yang pernah ada. Revolusi

teknologi mempunyai preseden historisdan bahwa kemungkinan

suatu komunikasi global manusia akan bergantung pada penerapan

teknologi oleh manusia pada teknologi itu sendiri.

2. Teori Komunikasi Massa

a. Pengertian Komunikasi Massa

Menurut Severin dan Tankard, komunikasi massa adalah

sebagian berdimensi keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu.

Joseph A. DeVito menunjukkan karakteristik komunikasi massa

adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak

yang luar biasa banyaknya; disalurkan melalui pemancar audio

dan/atau visual 6.

Sedangkan Jay Black dan Frederick C mengemukakan bahwa

komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang

diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa

penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Luas di sini

6
Ido Prijana Hadi, Komunikasi Massa, Penerbit Qiara Media, 2013, Hal. 9.
berarti lebih besar daripada sekedar kumpulan orang yang

berdekatan secara fisik, sedangkan anonim berarti individu yang

menerima pesan cenderung asing satu sama lain. Heterogen berarti

pesan dikirim kepada orang-orang dari berbagai macam status,

pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama

lain dan bukan penerima pesan yang homogen 7.

Berdasarkan teorinya, efek komunikasi masa dibedakan menjadi

tiga macam efek, yaitu efek terhadap individu, masyarakat, dan

kebudayaan. Komunikasi massa adalah bentuk menyusun pesan

yang efektif untuk ribuan orang dengan latar belakang dan

kepentingan yang berbeda-beda. Menyusun pesan dengan lebih

kompleks karena ia harus menggunakan suatu sarana--misalnya

percetakan. Jantung komunikasi massa adalah orang-orang yang

memproduksi pesan yang disampaikan lewat media massa. “Pesan”

adalah bentuk paling nyata dari hubungan kita dengan media massa.

Media massa utama adalah buku, majalah, koran, film, televisi,

radio, rekaman, dan web. Proses di mana pesan sampai ke audien

melalui media massa disebut komunikasi massa.

Lestari (2020: 90) menyebutkan bahwa komunikasi massa

adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang

banyak yang tidak dikenal ( bersifat anonim ). Selain itu sifat lain

dari komunikasi massa adalah bahwa komunikasi adalh heterogen,


7
Puji Laksono, "Komunikasi Massa Dan Demokrasi Dalam Arus Sistem
Politik", Jurnal Mediakita: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam 4.1, 2020,
Hal. 2.
yaitu heterogen dalam latar belakang sosial, latar belakang ekonomi,

latar belakang budaya, dan latar belakang pendidikan. Komunikasi

massa dapat mempergunakan media massa dan dapat pula terjadi

tanpa media. Sifat tambahan dari komunikasi massa adalah bahwa

yang dicapai adalah komunikasi yang biasanya tidak menerima

pesan komunikasi pada tempat yang sama, akan tetapi pada saat

yang bersamaan, terutama bila media massa adalah media

elektronik8.

b. Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Elizabeth N. Neumann mengidentifikasi ciri komunikasi massa

sebagai berikut9 (Hadi, 2013: 9):

1) Bersifat tidak langsung. Pesan-pesan komunikasi massa sampai

ke khalayak harus melalui media teknis.

2) Proses komunikasi massa bersifat satu arah. Tidak ada interaksi

antara peserta komunikasi (media dan khalayak).

3) Pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka untuk publik

yang tidak terbatas dan anonim.

4) Mempunyai publik atau khalayak yang tersebar.

Dalam realitasnya komunikasi massa berkembang dari media

cetak hingga elektronik. Termutahir adalah berkembangnya internet

yang memunculkan media komunikasi massa yang memiliki

8
Made Novita Dwi Lestari, "Pelestarian Dan Komersialisasi Pura Tirta Desa
Manukaya Empul, Kabupaten Gianyar: Kajian Komunikasi Massa", Maha Widya
Duta 3.1, 2020, Hal. 88-94.
9
Ido Prijana Hadi, Loc. Cit.
jangkauan maya. Proses komunikasi massa merupakan suatu realitas

yang dialami masyarakat sehingga ia akan mengikuti ideologi dan

sistem politik yang dianut di negara di mana ia hidup10.

Vivian (2008: 450-453) dalam bukunya Teori Komunikasi

Massa menyebutkan bahwa ciri-ciri komunikasi massa11:

1) Mampu untuk menjangkau ribuan atau bahkan jutaan orang

melalui media

2) Komunikator memiliki keahlian tertentu

3) Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan

terencana

4) Khalayak yang dituju heterogen dan anonim

5) Ada pengaruh yang dikehendaki

6) Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan

komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.

McQuail mengidentifikasi ciri khusus institusi media, yakni 12

(Hadi, 2013: 9-10):

1) Lembaga media massa memproduksi dan mendistribusikan

pengetahuan berupa informasi, pandangan, gagasan, dan

budaya.

2) Media massa juga menyediakan saluran untuk hubungan orang

tertentu dengan orang lain, dari pengirim ke penerima, dari

10
Puji Laksono, Loc. Cit.
11
John Vivian, Teori Komunikasi Edisi Kedelapan Massa(The Media Of Mass Communication,),
(Jakarta Bs: Kencana Prenada Media Group), 2008.
12
Ido Prijana Hadi, Op. Cit, Hal. 9-10.
audience ke audience lain, dari seseorang ke masyarakat, dan

institusi masyarakat terkait.

3) Operasi sebagian besar kegiatan lembaga media dalam

lingkungan publik, terbuka bagi semua orang untuk peran serta

sebagai penerima (atau pengirim), mewakili kondisi publik.

Media massa berperan dalam membentuk opini publik.

4) Partisipasi khalayak media massa bersifat sukarela, tanpa ada

keharusan atau kewajiban sosial. Media tidak dapat

mengandalkan otoritas sendiri dalam masyarakat.

5) Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar.

Sebagaimana halnya dengan industri lainnya, industri media

banyak tergantung pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan

pembiayaan.

6) Lembaga media selalu berkaitan dengan kekuasaan negara.

Kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan

pandangan-pandangan berbagai hal seperti kebebasan, tanggung

jawab, dan etika media massa berbeda dalam penerapannya di

setiap negara.

7) Selain sebagai sumber pesan, komunikator dalam komunikasi

massa juga melakukan fungsi penyeleksian (gate keeper) yang

dapat menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas

pesan-pesan yang hendak disampaikan agar audience lebih

mudah memahaminya. Di samping itu, proses seleksi redaksi


juga menyesuaikan konteks teknik dan artistik dari produk

media. Menurut Bittner, peran gate keeper dipengaruhi oleh

aspekaspek kuat berupa ekonomi, pembatasan hukum, batas

waktu, etika pribadi dan profesionalitas, kompetisi media, dan

nilai berita.

3. Teori Komunikasi Interpersonal


a. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terkandung

dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan,

menyampaikan pernyataan. keterbukaan, kepekaan yang merupakan

cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku

seseorang dengan efek umpan balik secara langsung 13 (Ridwan,

2021: 99).

Dalam komunikasi interpersonal terjadi interaksi secara

berhadapan baik antar dua orang maupun lebih dimana pesan

tersampaikan secara langsung. Beberapa kriteria untuk mewujudkan

keterampilan komunikasi interpersonal yang efektif yaitu14:

13
Madinatul Munawwarah Ridwan, dkk, "Analisis Penerapan Komunikasi
Interpersonal Dalam Melayani Pemustaka Di Perpustakaan Uin Alauddin
Makassar", Edupsycouns: Journal Of Psychology dan Counseling 3 Education.1,
2021, Hal. 99.
14
Nursari Endah, Euis Eti dan Ecep Supriatna Rohaeti, "Keterampilan
Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Margaasih Kabupaten
Bandung", Fokus (Kajian Bimbingan &Amp; Konseling Dalam Pendidikan) 4.2,
2021, Hal. 122.
1) Openness (keterbukaan), salah satu bagian aspek keterbukaan

adalah jujur terhadap stimulus yang datang baik berupa pikiran

dan perasaan,

2) Empathy (empati), bentuk komunkasi secara nonverbal dapat

diperlihatkan melalui ekspresi wajah dan gerak tubuh, kontak

mata maupun sentuhan yang sewajarnya,

3) Positiveness (sikap positif) yaitu menyatakan sikap positif dan

mendorong orang lain untuk dapat berinteraksi

4) Equality (kesetaraan), komunikasi interpersonal akan lebih

efektif bila adanya suasana kesetaraan, karena dalam situasi

sosial akan selalu terjadi ketidaksetaraan, mungkin lebih kaya,

lebih pandai dll. Kesetaraan diartikan bahwa harus ada

pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-

sama memiliki nilai dan masingmasing pihak mempunyai

sesuatu hal penting yang disumbangkan.

b. Komponen –komponen dalam Komunikasi Interpersonal

Komponen-komponen dalam komunikasi interpersonal terbagi

dalam 9 bagian yaitu15:

1) Sumber/ komunikator Merupakan orang yang mempunyai

kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk

membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional

maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat

15
Madinatul Munawwarah Ridwan, Op. Cit., Hal. 99
berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan sosial sampai

pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku

orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal

komunikator adalah individu yang menciptakan,

memformulasikan, dan menyampaikan pesan.

2) Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator

dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbolsimbol

verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan

tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.

3) Pesan Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat

simbolsimbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan

keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk

disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi,

pesan merupakan unsur yang sangat penting. Pesan itulah

disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan diinterpretasi

oleh komunikan untuk diterima dan diinterpretasi oleh

komunikan.

4) Saluran Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber

ke penerima atau yang menghubungkan orang ke oranglain

secara umum. Dalam konteks komunikasi interpersonal,

penggunaan saluran atau media semata-mata karena situasi dan

kondisi tidak memungkinkan dilakukan komunikasi secara tatap

muka.
5) Penerima/ komunikan Adalah seseorang yang menerima,

memahami, dan menginterpretasi pesan. Dalam proses

komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain

menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan

memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari

komunikan inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui

keefektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna

pesan dapat dipahami secara bersama oleh kedua belah pihak

yakni komunikator dan komunikan.

6) Decoding. Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri

penerima. Melaui indera, penerima mendapatkan macammacam

data dalam bentuk “mentah”, berupa kata-kata dan simbol-

simbol yang harus diubah kedalam pengalamanpengalaman

yang mengandung makna. Secara bertahap dimulai dari proses

sensasi, yaitu proses di mana indera menangkap stimuli.

7) Respon Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima

untukdijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap

pesan.Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negatif.

Respon positif apabila sesuai dengan yang

dikehendakikomunikator. Netral berarti respon itu tidak

menerima atau pun menolak keinginan komunikator.Dikatakan

respon negatif apabila tanggapan yang diberikan bertentangan

dengan yang diinginkan oleh komunikator.


8) Gangguan (noise) Gangguan atau noise atau barier beraneka

ragam, untukitu harus didefinisikan dan dianalisis.Noise dapat

terjadidi dalam komponen-komponen manapun dari

systemkomunikasi. Noise merupakan apa saja yang

menggangguatau membuat kacau penyampaian dan penerimaan

pesan,termasuk yang bersifat fisik dan phsikis.

9) Konteks komunikasi Komunikasi selalu terjadi dalam suatu

konteks tertentu,paling tidak ada tiga dimensi yaitu ruang,

waktu, dan nilai.Konteks ruang menunjuk pada lingkungan

konkrit dannyata tempat terjadinya komunikasi, seperti

ruangan,halaman dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada

waktu kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya:pagi,

siang, sore, malam. Konteks nilai, meliputi nilaisosial dan

budaya yang mempengaruhi suasana komunikasi, seperti: adat

istiadat, situasi rumah, normapergaulan, etika, tata krama, dan

sebagainya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Pada dasarnya komunikasi adalah proses pertukaran informasi

dari dua belah pihak atau lebih. Komunikasi antar pribadi adalah

hanya melibatkan dua orang secara tatap muka sehingga pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung. adapun faktor – faktor

yang mempengaruhi interpersonal, ada enam faktor yang


mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut

adalah16:

1) Citra Diri (Self Image). Setiap manusia merupakan gambaran

tertentu mengenai dirinya, status sosialnya, kelebihan dan

kekurangannya. Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi

dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri

melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain

yang penting bagi dirinya.

2) Citra Pihak Lain (The Image of The Others). Citra pihak lain

juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di

pihak lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai

gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang satu

komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu

jadi gugup dan bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi

dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.

3) Lingkungan Fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu

tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada norma sendiri

yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut

lingkungan fisik sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan

kedua faktor di atas.

4) Lingkungan Sosial. Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan

sosial mempengaruhi tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku

dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap


16
Ibid., Hal. 100-101
orang harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat

berada, memiliki kemahiran untuk membedakan lingkungan

yang satu dengan lingkungan yang lain.

5) Kondisi. Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi

yang sedang sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata.

Kondisi emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga

kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik.

Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi pengiriman

komunikasi juga penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu

yang terpenting adalah meringankan kesesalan yang dapat

membantu meletakkan segalanya pada proporsi yang lebih

wajar.

6) Bahasa Badan. Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim

melalui kata-kata yang diucapkan. Badan juga merupakan

medium komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula

dapat samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam

sebuah lingkungan kerja tubuh dapat ditafsirkan secara umum

sebagai bahasa atau pernyataan. Dari Penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa komunikasi bisa dilakukan berbagai macam

cara agar kita berkomunikasi lebih efektif dan lebih baik lagi.

d. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan, yaitu17 :

17
Ibid., Hal. 101.
1) Menemukan Diri Sendiri Salah satu tujuan komunikasi

interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita

terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita

belajarbanyak sekali tentang diri kita maupun orang

lain.Komunikasi interpersonal memberikan kesempatankepada

kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai,atau mengenai

diri kita. Adalah sangat menarik danmengasyikkan bila

berdiskusi mengenai perasaan, pikiran,dan tingkah laku kita

sendiri. Dengan membicarakan dirikita dengan orang lain, kita

memberikan sumber balikanyang luar biasa pada perasaan,

pikiran, dan tingkah laku kita.

2) Menemukan Dunia Luar Hanya komunikasi interpersonal

menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita

dan orang lainyang berkomunikasi dengan kita. Banyak

informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi

interpersonal,meskipun banyak jumlah informasi yang datang

kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan

akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.

3) Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti salah satu

keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan

memelihara hubungan dengan orang lain.Banyak dari waktu kita

pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk

membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.


4) Berubah sikap daan tingkah laku banyak waktu kita pergunakan

untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan

pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka

memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru,

membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku,

memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar

atausalah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat

dalam posisi interpersonal.

5) Untuk bermain dan kesenangan bermain mencakup semua

aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari

kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita

pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga,

menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu

adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan

waktu. Melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat

memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang

memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

6) Untuk Membantu Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan

terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan

profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua

juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi

interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang

teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa


tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain

sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan

komunikasi interpersonal, setiap individu dapat mempunyai

tujuan yang berbeda beda,sesuai dengan kebutuhan masing-

masing.

4. Media Sosial
a. Pengertian Media Sosial

Media sosial adalah sebuah jembatan komunikasi baik antar

personal maupun antar badan atau lembaga dengan menggunakan

fasilitas internet.Saat ini penggunaan media sosial merupakan sebuah

fenomena yang lumrah, semua orang dapat meggunakan sosial

media khususnya generasi milenial. Penggunaan media sosial tak

luput dari konten yang berisi pendidikan, karya sastra, seni, olahraga,

berita, dan lain sebagainya. Hal tersebut turut diupayakan sebagai

wujud digalakanya gerakan literasi bagi generasi milenial.Media

sosial merupakan salah satu dari sistem komunikasi. Pesatnya

perkembangan media sosial seperti sekarang karena semua orang

bisa memiliki media sendiri18.

Kaplan & Haenlein menjelaskan bahwa media sosial merupakan

sekelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun di atas fondasi

ideologis dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan

18
Ira Anisa Purawinangun, dan Maulana Yusuf, "Gerakan Literasi Generasi
Milenial Melalui Media Sosial", Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia 9.1, 2020, Hal. 68.
pembuatan dan pertukaran Konten Buatan Pengguna (user generated

content). Media sosial seperti Facebook, YouTube, Twiter, Path,

Instagram merupakan salah satu platform media digital yang

berperan dalam bertukar gagasan dan pendapat. Media sosial yang

bersifat spreadability ini, secara teknis memberikan peluang bagi

penggunanya untuk berbagi ragam konten secara independen 19.

Media sosial memungkinkan pengguna merepresentasikan

dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi

dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Dalam

media sosial, ada tiga bentuk yang merujuk kepada makna bersosial

yaitu pengenalan (cognition), komunikasi (communicate) dan

kerjasama (cooperation) 20.

Dengan media sosial, para penggunanya bisa dengan mudah

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring

sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh

masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa

media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial

dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang

mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif 21.


19
Resti Sri Elwani, dan Firman Kurniawan, "Pemanfaatan Media Sosial Dalam
Pemasaran Sosial Bagi Remaja", Jurnal Komunikasi 12.1, 2020, Hal. 67.
20
A Rafiq, "Dampak Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Suatu
Masyarakat", Global Komunika 1.1, 2020, Hal. 18.
21
Alcianno G Gani, "Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak
Remaja", Jurnal Mitra Manajemen 7.2, 2020, Hal. 38.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa

membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-

teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial

terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media

tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka

media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa

saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi

dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi

informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas (Gani, 2020:38).

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka

media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses

facebook atau twitter missalnya, bisa dilakukan dimana saja dan

kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone.

Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial

mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi

tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena

kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan

media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

b. Ciri-ciri Media Sosial

Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut22:

22
Ibid, Hal. 33.
1) Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja

namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui

SMS ataupun internet

2) Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu

Gatekeeper

3) Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding

media lainnya

4) Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

5. Aplikasi Instagram
Instagram adalah salah satu platform online paling populer di mana

pengguna dapat berbagi konten satu sama lain. Sekarang, banyak

individu menghabiskan lebih banyak waktu di Instagram daripada media

sosial sejenis lainnya. Menurut Hochman dan Schwartz (2012),

Instagram adalah aplikasi jejaring sosial seluler yang memungkinkan

pengguna untuk mengambil foto, membuat filter gambar, menyesuaikan

kontras dan warna, serta dapat berbagi dengan teman di situs media

sosial lainnya. Dengan kata lain, Instagram adalah aplikasi gratis yang

memungkinkan pengguna untuk berbagi momen harian mereka atau

terhubung dengan orang-orang dengan melihat apa yang baru dari orang

lain di seluruh dunia hanya dengan membagikan foto dan video ke

Instagram mereka23.

23
Zauridah Abdul Hamid, dan Liyana Syahirah Suhaimi, "Keberkesanan
Instagram Terhadap Kesedaran Jenama", Asian People Journal (Apj) 3.Si1, 2020,
Hal. 13.
Penyebaran informasi melalui media sosial yang sering digunakan

saat ini, salah satunya adalah instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi

berbagi foto, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai

layanan jejaring sosial, termasuk instagram itu sendiri24. Instagram

menjadi sarana yang menjanjikan untuk berbagai akun, seperti berita,

hiburan, kesehatan, online shop, dan ajang promosi.

Instagram dirancang untuk dikelola dari perangkat seluler bukan dari

komputer. Kurang dari dua tahun, semenjak berdiri, Instagram sudah

tumbuh menjadi jejaring sosial lengkap yang bertumbuh menjadi 100 juta

user di dunia. Daya tarik Instagram ialah simple dan sederhana: buat foto

atau video, setelah itu edit dan bagikan (share). Sebagai salah satu

platform jaringan sosial, Instagram memiliki banyak fitur, serta

pengaturan yang mudah bagi para pengguna platform media sosial lain

seperti Twitter dan Facebook (followers, sharing, liking dan

commenting). Setelah konten dipilih atau dibuat, konten bisa diedit

memakai filter dengan memakai beberapa tools yang disediakan 25.

Media sosial Instagram mempunyai jumlah user aktif terbesar

keempat di Indonesia, dengan masukan sebesar 79% dari seluruh user

media sosial di Nusantara. Pada kuartal pertama pada tahun 2020, user

Instagram di Indonesia telah mencapai angka, 69,2 juta pengguna. Media

24
Cindie Sya'Bania Feroza, dan Desy Misnawati, "Penggunaan Media Sosial
Instagram Pada Akun@ Yhoophii_official Sebagai Media Komunikasi Dengan
Pelanggan", Jurnal Inovasi 14.1, 2020, Hal. 33.
25
Heru Wijayanto Aripradono, "Penerapan Komunikasi Digital Storytelling Pada
Media Sosial Instagram", Teknika 9.2, 2020, Hal. 121-128.
sosial menawarkan platform bagi pengguna untuk berbagi pengalaman

dan pendapat online dalam bentuk teks, foto, dan video melalui situs

ulasan konsumen, situs jejaring sosial, blog, dan situs berbagi media

lainnya. Hal ini semakin menjadikan Instagram menjadi salah satu

sumber utama informasi bagi banyak penggunanya.

6. Jurnalisme Warga
Berbagai kemudahan akses serta distribusi informasi adalah indikasi

utama bahwa media digital secara bertahap menjadi pilihan publik.

Dengan demikian, perubahan dalam budaya populer tidak dapat

dihindari. Dalam hal jurnalisme, misalnya munculnya media sosial

menjadi media baru bagi publik untuk menghasilkan informasi. Dengan

demikian, pemirsa tidak hanya mendapatkan akses ke informasi, tetapi

mereka juga menghasilkan informasi. Memiliki budaya audiensi adalah

bukti bahwa zaman jurnalisme warga telah dimulai. Jurnalisme warga

sepenuhnya dibantu oleh teknologi dalam bentuk media digital dalam

bentuk media cyber. Jurnalisme warga adalah bukti jika telah ada

perubahan dalam peran publik dari mereka yang biasanya

mengumpulkan informasi hingga mereka yang sekarang dapat

menghasilkan informasi26.

Jurnalisme warga atau citizen journalism ialah salah satu jenis

jurnalisme, yakni keterlibatan warga dalam memberikan suatu informasi.

Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian bisa

26
Eko Pamuji, "Ujaran Kebencian Pada Ruang–Ruang Digital", Jurnal Kajian
Media 4.2, 2020, Hal. 64.
merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi

(tulisan, gambar, foto, tuturan) kepada orang lain.  Tetapi, sebagai suatu

genre baru dalam dunia komunikasi massa, jurnalisme warga tentu

memunculkan pro dan kontra. orang-orang yang pro terhadap jurnalisme

warga menganggap bahwa jurnalisme warga ialah wujud dari sebuah

kedemokratisan bangsa dalam sebuah negara dengan berpartisipasi

melaporkan informasi atau berita pada khalayak.Sedangkan masyarakat

yang kontra merasa kegiatan jurnalistik cuma bisa dilakukan oleh seluruh

orang yang sudah terlatih dalam bidang jurnalistik dan bekerja di sebuah

media seperti wartawan dan sebagainya 27.

Jurnalisme warga adalah bentuk khusus dari media warga dan user

generated content (UGC). Dengan menyandingkan istilah “warga

negara”, dengan “jurnalisme”, yang mengacu pada profesi tertentu.

Istilah jurnalisme warga sendiri paling tepat digunakan untuk

menggambarkan bentuk khusus jurnalisme online dan jurnalisme digital

yang dilakukan oleh amatir, karena menggarisbawahi hubungan antara

praktik jurnalisme dan hubungannya dengan ruang politik dan publik 28. 

Kini jurnalisme warga bukan hanya dilakukan melalui media

internet, tetapi sudah melalui media lainnya seperti media cetak, radio

dan televisi. Para pembaca, pendengar dan pemirsa bisa menyampaikan


27
Zamaludin, Rizky, "Strategi Komunikasi Pasangmata. Com Dalam Memotivasi Warga Membuat
Jurnalisme Warga Dengan Konten Islami". Jurnal Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019, Hal. 215.
28
Deutsch Karin Karlekar, dan Courtney Radsch, "Adapting Concepts Of Media
Freedom To A Changing Media Environment: Incorporating New Media dan
Citizen Journalism Into The Freedom Of The Press Index", Essachess Journal For
Communication Studies 5.1, 2012, Hal. 513.
informasi melalui telepon atau fasilitas lainnya layaknya seorang

wartawan. Sebagai sebuah fenomena yang relatif baru, jurnalisme warga

telah menyebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Prinsifnya,

jurnalisme warga adalah aktivitas yang bersiat partisipasi aktif dari warga

dalam mengoleksi, melaporkan, menganalisis, dan menyebarluaskan

informasi yang disamaikan kepada masyarakat secara luas. Jurnalisme

warga merupakan bentuk khusus dari media warga yang informasinya

berasal dari warga itu sendiri 29.

Salah satu isu yang menjadi perdebatan tentang jurnalisme warga

adalah profesionalitas. Meskipun, perdebatan mengenai pentingnya

standard jurnalisme masih mengalami perdebatan pula, sebagaimana

dikatan oleh Baran & Davis, bahwa standard profesionalitas acapkali

abstrak dan maknanya kabur. Mereka menambahkan bahwa

dibandingkan dengan sektor kedokteran atau hukum, pembentukan

profesionalitas media tidak mempunyai standard untuk pelatihan dan

lisensi. Dalam kasus Negara Indonesia, Indicator-indikator

profesionalitas wartawan misalnya terakumulasi kedalam kode etik

jurnalisme sebagaimana termaktub dalam Peraturan dewan pers Nomor:

6/Peraturan-DP/V/200817 seperti: Wartawan Indonesia menhormati hak

orang-orang untuk mendapatkan informasi yang betul ; Wartawan

Indonesia menempuh prosedur yang etis untuk mendapatkan dan

menyiarkan informasi serta memberikan identitas pada sumber informasi;

29
Darajat Wibawa, "Jurnalisme Warga Pertanggungjawaban Etika Dan Hukum
Perlindungan", 2020, Hal. 1.
Wartawan Indonesia menghargai asas praduga tak bersalah, tidak

mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti

kebenaran informasi, dan tidak melakukan plagiat; Wartawan Indonesia

tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul,

dan bukan menyebut identitas korban kejahatan susila dan seterusnya 30.

e. Kerangka Berpikir

Penelitian penulis kali ini menggunakan teori komunikasi massa dan teori

komunikasi interpersonal. Di dalam komunikasi massa terjadi komunikasi

terhadap massa atau orang-orang yang jumlahnya banyak. Sedangkan dalam

komunikasi interpersonal terjadi timbal balik pesan antara pengirim dengan

penerima. Kaitannya dengan penelitian ini ialah akun

@infokejadiansemarang sebagai salah satu media jurnalisme warga yang

30
R Wahyudi, Firdaus, "Citizen Journalism (Jurnalisme Warga): Dari Fakta Berita
Dan Profesionalitas", Retorika: Jurnal Kajian Komunikasi Dan Penyiaran Islam
2.2, 2020, Hal. 93.
berdiri pada media sosial instragram melakukan komunikasi terhadap

khalayak masyarakat Semarang dengan menghadirkan informasi-informasi

terkait berita peristiwa di daerah Semarang. Di sinilah komunikasi massa

terjadi. Warga Semarang sebagai penerima informasi juga terkadang

memberikan balasan berupa komentar terhadap gambar berita yang diposting

oleh akun @infokejadiansemarang sehingga terjadi komunikasi interpersonal.

Terkait dengan komunikasi massa, banyaknya pengikut akun

@infokejadiansemarang yang melihat postingan berita menjadi tolok ukur

pertama untuk menghitung efektivitas. Sedangkan tolok ukur kedua

menggunakan teori komunikasi interpersonal yaitu banyaknya komentar dan

tingkat intensitas komentar yang diberikan oleh pengikut akun

@infokejadiansemarang pada tiap berita yang diposting oleh akun

@infokejadiansemarang.
BAB III

Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi

besar atau kecil dengan data yang dipelajari dari data sampel yang

diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian

relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis

maupun psikologis. Maka penelitian ini menggunakan metode penelitian

kuantitatif menggunakan survey. Kemudian dalam pengumpulan datanya

peneliti mengunakan cara kuesioner/angket. Penelitian ini dilakukan

dalam empat tahap. Tahap pertama yaitu pengumpulan literature, tahap

kedua yaitu penyusunan proposal penelitian, tahap ketiga adalah

pengumpulan data untuk mencapai tujuan penelitian dan tahap keempat

atau terakhir adalah pengolaan data sampai penyelesaian draft penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan strategi penelitian

sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah responden sesuai dengan karaterisktik yang

dibutuhkan dalam penelitian.


b. Melakukan survey terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian.

c. Menyebarkan kuisioner kepada responden.

d. Mengolah data sesuai dengan data yang telah diperoleh di lapangan.

2. Populasi dan Sampel


Populasi adalah jumlah keseluruhan dari obyek/subjek individu yang

mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu untuk dipelajari dan

kemudian ditarik31. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

para pengikut akun @infokejadiansemarang yang berjumlah 500.000

orang.

Sampel merupakan bagian kecil dari objek yang diambil dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster

Random Sampling, proses pengambilan sampel melalui proses

pengambilan dari beberapa kelompok yang ada dalam populasi secara

random. Sampel responden dalam penelitian ini yaitu masyarakat di

Kota Semarang.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai

berikut:

a. Kuisioner

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner yang berisi daftar pertanyaan atau pernyataan mengenai

31
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan RnD, Bandung: CV Alfabeta, 2017,
Hal. 45.
variabel – variabel yang diteliti yang sudah tersedia pilihan jawaban

dan harus dijawab oleh responden. Suatu kegiatan dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada para responden.

Skala yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah Skala

Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial 32
. Untuk memperoleh skala Likert, instrumen penelitian

mengumpulkan dan mengolah data dari kuesioner dengan cara

memberikan bobot penilaian atau skor penilaian dari setiap

pertanyaan dengan cara sebagai berikut:

No Skala Keterangan Skor


1 STS Sangat tidak setuju 1
2 TS Tidak setuju 2
3 N Netral 3
4 S Setuju 4
5 SS Sangat setuju 5

b. Studi Kepustakaan

Menurut Sugiyono studi kepustakaan berkaitan dengan kajian

teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu

studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini

32
Ibid., Hal. 67.
dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur

Ilmiah33.

4. Teknik Analisis Data


a. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali, ada beberapa metode yang dipakai untuk

menggambarkan atau menganalisa sebuah statistik hasil penelitian

guna membentuk kesimpulan yang lebih luas, di antaranya: rata-rata,

simpangan baku, simpangan rata-rata, jumlah, jarak, kurtosis, dan

kemiringan distribusi34.

b. Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur satu

variabel bebas (X) terhadap satu variabel terikat (Y). Penelitian ini

menggunakan regresi linier sederhana karena menggunakan satu

variabel bebas yaitu penggunaan akun dan satu variabel terikat yaitu

efektivitas informasi.

Y = a + bX

Keterangan

Y : efektivitas informasi

X : penggunaan akun

a : nilai konstan

b : koefisien regresi

Ibid., Hal 83.


33

Imam Ghozali, Multivariate Analysis Application With Spss Program, Semarang: Diponegoro
34

University Publishing Agency, 2018, Hal. 67.


c. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk memeriksa sejauh mana alat ukur

yang digunakan dapat digunakan untuk mengukur benda yang

diukur. Uji validitas sangat penting dalam penelitian, karena

dapat menunjukkan apakah data yang dikumpulkan sudah

menggambarkan data sebenarnya dari objek penelitian. Jika

kuesioner dapat digunakan untuk mengungkapkan isi yang

diukur, kuesioner tersebut dianggap valid.

2. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk memeriksa apakah instrumen

yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan sebagai alat

pengumpulan data untuk mendapatkan kepercayaan terhadap

informasi aktual. Instrumen yang andal adalah instrumen yang

apabila digunakan berulang kali akan mendapatkan hasil yang

sama bila digunakan untuk mengukur objek penelitian yang

sama. Ghozali (2018: 51-54) mengungkapkan bahwa uji

reliabilitas merupakan alat ukur angket yang merupakan

indikator variabel35.

d. Uji Asumsi Klasik


Tujuan pengujian hipotesis klasik adalah untuk menguji apakah

model regresi dapat digunakan. Uji hipotesis klasik juga akan

menguji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yang tidak

35
Ibid, Hal. 51-54.
bias atau yang tidak memenuhi standar terbaik linear tak bias

estimator (BLUE). Pengujian hipotesis klasik dapat dilakukan

dengan pengukuran sebagai berikut:

1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018: 161), uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah variabel pengganggu atau variabel

residual dalam model regresi memiliki distribusi normal. Periksa

apakah residu berdistribusi normal dengan membandingkan nilai

Jarque Bera dengan tabel X². Jika nilai signifikansi atau nilai

probabilitas> 0,05 maka data dianggap berdistribusi normal.

Sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05,

data dianggap tidak berdistribusi normal36. Penelitian ini

menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov.

2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dirancang untuk menguji apakah

model regresi menemukan adanya korelasi antara variabel

independen (Ghozali, 2018: 107). Uji multikolinearitas dapat

dilihat dari nilai toleransi dan faktor inflasi varians (VIF).

Multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai cutoff yang

menunjukkan nilai toleransi> 0.1 atau sama dengan nilai VIF

<10.

3. Uji Heteroskedastisitas

36
Ibid., Hal. 161.
Heteroskedastisitas berarti varians variabel dalam model

tidak sama atau konstan. Menurut Ghozali (2018: 137), tujuan

uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah terdapat

ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya dalam model regresi. Jika nilai

signifikansi> 0,05 maka model regresi tidak akan mengalami

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan

dalam model regresi ini adalah metode putih, regresi dilakukan

dengan menjumlahkan residual kuadrat sebagai variabel terikat

ditambah kuadrat variabel bebas, kemudian menjumlahkan

kembali kedua variabel tersebut dengan cara mengalikannya37.

e. Uji Hipotesis

1. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji kelayakan model

menggunakan taraf alpha 5% untuk menguji apakah terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat

dengan kelayakan model yang dihasilkan. Jika nilai signifikansi

uji F <0,05 maka model yang digunakan dalam penelitian layak

dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut, begitu pula

sebaliknya.

2. Uji T

37
Ibid., Hal. 137.
Uji lokal atau uji T pada dasarnya untuk menjelaskan seberapa

besar pengaruh suatu variabel bebas dalam menjelaskan perubahan

variabel terikat tersebut.

3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana

model dapat menjelaskan perubahan variabel dependen. Interval

koefisien determinasi adalah 0 sampai 1. Koefisien determinasi

yang mendekati 1 merupakan model regresi yang baik karena

hampir semua variabel yang digunakan dapat menjelaskan

perubahan variabel dependen yang digunakan.

5. Hubungan antar Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel. Satu variabel bebas atau

independen yaitu penggunaan akun @infokejadiansemarang dan satu

variabel terikat atau dependen yaitu efektivitas informasi yang diterima

pengikut @infokejadiansemarang. Hubungan antar variabel bebas dan

terikat dijelaskan pada gambar di atas yaitu bahwa penggunaan akun

@infokejadiansemarang memiliki pengaruh terhadap efektivitas

informasi yang diterima pengikut @infokejadiansemarang atau dalam

kata lain akun @infokejadiansemarang efektif sebagai media informasi

masyarakat Kota Semarang (follower) di era pandemi Covid-19.


Menurut Atmoko (2012) dalam bukunya berjudul Instagram

Handbook, penggunaan instagram berusaha mencari data dan informasi

mengenai: upload/posting, foto/video, caption, followers, hashtag/

tagar38.

Sedangkan menurut Danim (2004) dalam bukunya yang berjudul

“Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok”, efektivitas diukur

dari: keaktifan, feedback, dan bobot39.

6. Definisi Konseptual Variabel


Definisi konseptual merupakan ruang lingkup permasalahan variabel

yang akan dijadikan tolok ukur penelitian sehingga mempermudah dalam

mengoperasionalkan di lapangan. Definisi konseptual untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Dimensi
Variabel Definisi Keterangan
No
Variabel

1 Penggunaan Penggunaan akun Tingkat keseringan

akun @infokejadiansema Intensitas pengguna akun

@infokejadians rang yang diukur Posting @infokejadiansemarang

emarang dari tingkat dalam memposting berita

keaktifan akun Kelengkapa Banyak sedikitnya foto

tersebut dalam n postingan atau video yang diupload

memposting berita, dan panjang pendeknya

38
Bambang Dwi Atmoko, "Instagram Handbook, Jakarta: Pt", Trans Media, 2012.
39
Sudarwan Danim, "Motivasi Kepemimpinan Dan Efektivitas Kelompok", Jakarta: Rineka
Cipta, 2004.
tulisan postingan

Jumlah follower akun


Followers
@infokejadiansemarang

Hashtag/ Hashtag yang baik dapat

banyaknya follower, tagar memudahkan pencarian

dan keterampilan
Caption yang baik dapat
dalam Caption
menarik perhatian pembaca
menggunakan

2 Efektivitas hashtag
Tingkat serta
keefektifan Tingkat keseringan

informasi yang penyaluran pengikut akun

diterima informasi oleh akun Keaktifan @infokejadiansemarang

pengikut @infokejadiansema dalam mengikuti berita di

@infokejadians rang kepada sana

emarang masyarakat yang Pengikut akun

ditandai dengan Jumlah @infokejadiansemarang

keaktifan pengikut komentar aktif memberikan

dalam mengikuti komentar untuk postingan

berita, memberikan Bobot Pengikut

komentar dan juga informasi @infokejadiansemarang

paham akan isi diterima merasa bahwa informasi

pesan yang yang diberikan oleh akun

disampaikan oleh @infokejadiansemarang

akun bermanfaat bagi mereka


@infokejadiansema

rang (Sudarwan

7. Definisi Operasional Variabel

Dimensi Item
Definisi Indikator
No
Variabel Pertanyaan

Penggunaan akun Intensitas Posting 1,2

@infokejadiansemarang Kelengkapan

yang diukur dari tingkat postingan 3,4


Penggunaan
keaktifan akun tersebut
Followers 5,6
akun
1 dalam memposting berita,
@infokejadi Hashtag/tagar 7,8
banyaknya follower, dan
ansemarang
keterampilan dalam

menggunakan hashtag serta

caption Caption 9,10

2 Efektivitas Tingkat keefektifan Keaktifan 1,2,3

informasi penyaluran informasi oleh Jumlah komentar 4,5,6

yang akun
Bobot informasi 7,8,9
diterima @infokejadiansemarang
diterima
pengikut kepada masyarakat yang

@infokejadi ditandai dengan keaktifan

ansemarang pengikut dalam mengikuti


berita, memberikan

komentar dan juga paham

akan isi pesan yang

8. Hipotesis
Hipotesis menggambarkan hasil yang diharapkan pada suatu

penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah:

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan akun

@infokejadiansemarang dan efektivitas informasi yang diterima pengikut

@infokejadiansemarang.

Ha: ada hubungan yang signifikan antara penggunaan akun

@infokejadiansemarang dan efektivitas informasi yang diterima pengikut

@infokejadiansemarang.

f. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini yaitu di Kota Semarang.

Sedangkan objek penelitian yaitu akun @infokejadiansemarang dengan dasar

pertimbangan bahwa

a. Akun @infokejadiansemarang memiliki banyak pengikut

b. Akun @infokejadiansemarang memiliki popularitas yang tinggi

c. Akun @infokejadiansemarang selalu memposting secara aktif setiap hari


Waktu penelitian yaitu bulan Desember 2021 dan dibagi menjadi 4

(empat) periode.
DAFTAR PUSTAKA
Al Aziz, Asma Abidah. 2020. "Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media
Sosial Dan Tingkat Depresi Pada Mahasiswa". Acta Psychologia 2.2: 92-
107.
Andriyan, Wendy, Sindiawati Sindiawati, dan Ghina Puspita Kurnia.
2020. "Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Informasi Pada
Kelurahan Kebon Besar Kota Tangerang". Bina Insani Ict Journal 7.1:
73-82.
Annur, Cindy Mutia, dan Pandan Yudhapramesti. 2020. "Pemaknaan Etika
Jurnalisme Warga Oleh Jurnalis Warga Netcj Di Wilayah Solo". Jurnal
Kajian Jurnalisme 3.2: 122-136.
Aripradono, Heru Wijayanto. 2020. "Penerapan Komunikasi Digital Storytelling
Pada Media Sosial Instagram". Teknika 9.2: 121-128.
Atmoko, Bambang Dwi. 2012. "Instagram Handbook. Jakarta: Pt". Trans Media.
Ayutiani, Difa Nurhasna, dan Berlian Primadani Satria Putri. 2018. "Penggunaan
Akun Instagram Sebagai Media Informasi Wisata Kuliner". Profesi
Humas 3.1: 39-59.
Aziz, Muhajir Sulthonul. 2019. "Sosial Media Sebagai Sumber Informasi Dan
Dakwah Jamaah Majelis Sholawat Albanjari Koordinator Kecamatan
Waru". Wasilatuna: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam 2.2: 17-32.
Budiono, Taruna, dan Agus Triyono. 2020. "Pelatihan Software Bagi Komunitas
Jurnalisme Warga Semarang". Warta Lpm 24.1: 38-46.
Cahyadin, Muhammad, Et Al. 2021. "Peran Media Informasi Sebagai Sarana
Penunjang Wisata Kolam Manggong Desa Batu Kumbung". Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan Ipa 4.1.
Danim, Sudarwan. 2004. "Motivasi Kepemimpinan Dan Efektivitas
Kelompok". Jakarta: Rineka Cipta.
Deutsch Karlekar, Karin, dan Courtney Radsch. 2012. "Adapting Concepts Of
Media Freedom To A Changing Media Environment: Incorporating New
Media dan Citizen Journalism Into The Freedom Of The Press
Index". Essachess Journal For Communication Studies 5.1.
Dharmawan, Muhammad Fakhri. 2021. "Media Sosial Instagram Dalam
Pembentukan Brand Awareness". Media Sosial Instagram Dalam
Pembentukan Brand Awareness.
Elwani, Resti Sri, dan Firman Kurniawan. 2020. "Pemanfaatan Media Sosial
Dalam Pemasaran Sosial Bagi Remaja". Jurnal Komunikasi 12.1: 64-80.
Endah, Nursari, Euis Eti Rohaeti, dan Ecep Supriatna. 2021. "Keterampilan
Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Margaasih
Kabupaten Bandung". Fokus (Kajian Bimbingan &Amp; Konseling
Dalam Pendidikan) 4.2: 121-128.
Feroza, Cindie Sya'Bania, dan Desy Misnawati. 2020. "Penggunaan Media Sosial
Instagram Pada Akun@ Yhoophii_official Sebagai Media Komunikasi
Dengan Pelanggan". Jurnal Inovasi 14.1: 32-41.
Firdaus, Rizal, dan Agus Winarno. 2020. "Rancang Bangun Sistem Informasi
Pengelolaan Berita Pada Pt Tv Kampus Udinus Semarang". Joins
(Journal Of Information System) 5.1: 115-125.
Gani, Alcianno G. 2020. "Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak
Remaja". Jurnal Mitra Manajemen 7.2.
Gusliza, Novia. 2020. "Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Kepuasan
Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kota
Bukittinggi". Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan 1.1.
Hadi, Ido Prijana, dkk. 2013. Komunikasi Massa. Penerbit Qiara Media.
Hamid, Zauridah Abdul, dan Liyana Syahirah Suhaimi. 2020. "Keberkesanan
Instagram Terhadap Kesedaran Jenama". Asian People Journal (Apj)
3.Si1: 12-18.
Hamson, Zulkarnain. 2020. "Teori Komunikasi". Jurnal Ilmu Komunikasi
Universitas Hasanuddin.
Herlina, Novi, dan Evawani Elysa Lubis. 2017. “Efektivitas Komunikasi Akun
Instagram@ Sumbar_rancak Sebagai Media Informasi Online Pariwisata
Sumatera Barat”. Jurnal. Riau University.
Kasmi, Hendra. 2020. "Kajian Majas Pada Artikel Jurnalisme Warga Serambi
Indonesia". Jurnal Metamorfosa 8.2: 219-230.
Kurniawan, Eddy. 2020. "Aplikasi Multimedia Sebagai Media Informasi
Interaktif Pada Program Fisioterapi Di Pedesaan". Jurnal Teknologi
Terapan dan Sains 4.0 1.1.
Laksono, Puji. 2020. "Komunikasi Massa Dan Demokrasi Dalam Arus Sistem
Politik". Jurnal Mediakita: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam 4.1.
Lestari, Made Novita Dwi. 2020. "Pelestarian Dan Komersialisasi Pura Tirta
Empul, Desa Manukaya, Kabupaten Gianyar: Kajian Komunikasi
Massa". Maha Widya Duta 3.1: 88-94.
Mukarom, Zaenal. 2020. Teori-Teori Komunikasi. Bandung: Uin Sunan Gunung
Djati.
Muslimin, Khoirul, dan Muhammad David Yusuf. 2020. "Pengaruh Penggunaan
Instagram Terhadap Perilaku Narsisme Di Kalangan Mahasiswa". An-
Nida: Jurnal Komunikasi Islam 12.2: 139-146.
Ndraha, Yanuar Rahmat, dan Oce Datu Appulembang. 2020. "Analisis
Komunikasi Interpersonal Antara Guru Dan Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika [An Analysis Of Interpersonal Communication Between
Teachers dan Students In Learning Mathematics]". Johme: Journal Of
Holistic Mathematics Education 4.1: 64-79.
Nuriarta, I. Wayan. 2020. "Komik Mahabharata Karya Ra Kosasih Sebagai Media
Komunikasi Massa". Amarasi: Jurnal Desain Komunikasi Visual 1.02:
77-87.
Pamuji, Eko. 2020. "Ujaran Kebencian Pada Ruang–Ruang Digital". Jurnal
Kajian Media 4.2.
Purawinangun, Ira Anisa, dan Maulana Yusuf. 2020. "Gerakan Literasi Generasi
Milenial Melalui Media Sosial". Lingua Rima: Jurnal Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia 9.1: 67-75.
Purnomo, Eko, dan Agus Budi Wahyudi. 2021. "Elemen Berita Dalam Wacana
Jurnalisme Warga". Komuniti: Jurnal Komunikasi Dan Teknologi
Informasi 12.2: 81-90.
Putro, Fanny Hendro Aryo. 2021. "Pelatihan Jurnalisme Warga Bagi Forum Anak
Sriwedari Kelurahan Sriwedari Kota Surakarta". Jurnal Ekonomi, Sosial
&Amp; Humaniora 2.12: 57-64.
Rafiq, A. 2020. "Dampak Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Suatu
Masyarakat". Global Komunika 1.1: 18-29.
Ridlo, Musalim. 2021. "Dakwah Islam Dalam Perspektif Komunikasi Massa". El-
Hamra 6.1: 33-40.
Ridwan, Madinatul Munawwarah, Et Al. 2021. "Analisis Penerapan Komunikasi
Interpersonal Dalam Melayani Pemustaka Di Perpustakaan Uin Alauddin
Makassar". Edupsycouns: Journal Of Education, Psychology dan
Counseling 3.1: 95-106.
Riswari, Citra Rani Angga, dan Didik Sugeng Widiarto. 2020. "Pemanfaatan
Instagram Oleh Akun@ Jelajahblitar Dalam Mempromosikan Potensi
Pariwisata Daerah". Connected: Jurnal Ilmu Komunikasi: 1-9.
Safitri, Andriani, dan Dinie Anggraeni Dewi. 2021. "Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila Sebagai Pedoman Generasi Milenial Dalam Bersikap Di Media
Sosial". Edupsycouns: Journal Of Education, Psychology dan
Counseling 3.1: 78-87.
Sareong, Irene Priskila, dan Tri Supartini. 2020. "Hubungan Komunikasi
Interpersonal Guru Dan Siswa Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Di Sma
Kristen Pelita Kasih Makassar". Jurnal Ilmu Teologi Dan Pendidikan
Agama Kristen 1.1: 29-42.
Setiawati, Mulyani Citra, dan Farid Rusdi. 2020. “Strategi Promosi Penyanyi
Cover Di Media Sosial Instagram”. Jurnal Universitas Tarumanagara.
Sidiq, Muhammad. 2020. "Media Sosial Instagram Sebagai Media Dakwah Di
Masa Pandemi". Jurnal Institut Agama Islam Negeri Parepare.
Suryaningsih, Anik. 2020. "Dampak Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar
Peserta Didik". Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi 7.1:
1-10.
Syahputra, Irfan, Edy Victor Haryanto, dan Muhammad Barkah Akbar.
2020. "Implementasi Augmented Reality Dalam Pembuatan Media
Informasi Wisata Sejarah Kota Medan Berbasis Android". Jurnal
Mahasiswa Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer 1.1: 569-582.
Tama, Tria Bina, Irvan Budhi Handaka, dan Wuri Mahargianti. 2020. "Penerapan
Layanan Bimbingan Klasikal Untuk Mengurangi Penggunaan Media
Sosial Pada Siswa Kelas Xi Mipa 1 Sman 1 Boyolangu Tahun Pelajaran
2020/2021".
Trihayuningtyas, E., Et Al. 2018. "Media Sosial Sebagai Sarana Informasi Dan
Promosi Pariwisata Bagi Generasi Z Di Kabupaten Garut". Tourism
Scientific Journal 4.1: 1-22.
Tulung, Andrea Amorita, dan Virgin Cansa Abinta. 2021. "Instagram Sebagai
Media Government Public Relations Kementerian Komunikasi Dan
Informatika Di Masa Pandemi Covid 19". Commed: Jurnal Komunikasi
Dan Media 5.2: 137-153.
Urpiah, Apifah. 2021. “Vidgram Sebagai Sarana Media Dakwah (Study Deskriptif
Pada Akun Instagram@ Xkwavers)”. Jurnal Uin Raden Intan Lampung.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Edisi Kedelapan (The Media Of
Mass Communication). Diterjemahkan Oleh Tri Wibowo Bs. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Wahyudi, R. Firdaus. 2020. "Citizen Journalism (Jurnalisme Warga): Dari Fakta
Berita Dan Profesionalitas". Retorika: Jurnal Kajian Komunikasi Dan
Penyiaran Islam 2.2: 84-97.
Watie, Errika Dwi Setya. 2011. "Komunikasi Dan Media Sosial (Communications
dan Social Media)". Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Semarang.
Wibawa, Darajat. 2020. "Pertanggungjawaban Etika Dan Hukum". Jurnalisme
Warga Perlindungan.
Zamaludin, Rizky. 2019. "Strategi Komunikasi Pasangmata. Com Dalam
Memotivasi Warga Membuat Jurnalisme Warga Dengan Konten
Islami". Jurnal Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai