Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan nikmat kesehatan, umur, kekuatan, kesabaran, dan kesempatan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian yang berjudul

“Pengaruh Terpaan Berita Tuduhan Kecurangan Pemilihan Presiden Tahun 2019

di Line Today Terhadap Citra Jokowi dan Prabowo Dikalangan Mahasiswa FISIP

Universitas Riau”.

Dalam kesempatan ini, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Dr. Suyanto, S.Sos, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulisan proposal

penelitian ini. Serta untuk kepada orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan

penulis agar dapat mengerjakan tugas dengan baik dan juga teman-teman yang

telah memberikan dukungan.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang

Maha Esa, bila ada kesalahan dalam penyusunan proposal penelitian ini baik dari

segi pembahasan ataupun penulisannya, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang akan membangun motivasi penulis untuk menyempurnakan penelitian ini.

Pekanbaru, Juni 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1. Manfaat Akademis ................................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 7
E. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 7
1. Penelitian Sejenis Terdahulu .................................................................... 7
Tabel 1 .................................................................................................................... 8
2. Komunikasi Massa ................................................................................. 10
3. Media Massa .......................................................................................... 14
4. Media Online.......................................................................................... 15
5. LINE TODAY ........................................................................................ 17
6. Terpaan Media (Media Exposure) ......................................................... 20
Gambar 1. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 25
F. METODE PENELITIAN ........................................................................... 26
1. Desain Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.
2. Lokasi dan Jadwal Penelitian ................................................................. 27
3. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 28
4. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 30
5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 31
6. Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
Gambar 2. Model Analisis Data Interaktif ....................................................... 34
34
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36

ii
A. Latar Belakang

Di zaman modern saat ini perkembangan teknologi media massa yang

semakin maju membuat informasi atau berita menjadi hal penting untuk

dikonsumsi dalam bersaing di era yang kompetitif ini. Dengan semakin majunya

teknologi media massa diiringi dengan kemunculan internet memberi banyak

pengaruh untuk manusia dalam berbagai hubungan komunikasi dan informasi

yang didapatkan. Internet telah mengubah pola kehidupan sehari-hari, perilaku

pengguna teknologi dan berbagai konsep serta sistem bisnis, pemerintahan,

pendidikan, hubungan sosial dan tidak terkecuali jurnalistik (Oetomo 2001: 1-2).

Internet sendiri merupakan salah satu hasil dari kemajuan teknologi yang

saat ini telah banyak digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan informasi.

Sehingga membuat internet sebagai bentuk dari media baru yang digunakan

sebagai sarana berkomunikasi serta bertukar informasi. Media internet sebagai

media baru, telah menjadi salah satu sumber informasi dalam era kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dibidang komunikasi (McQuail, 2010: 40). Sehingga

membuat media internet memiliki banyak pembahasan informasi yang begitu luas

dan tidak memiliki batasan ruang dan waktu.

Menurut data statistik Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII) mengenai penetrasi pengguna internet pada tahun 2017 (APJII, 2017: 2),

diketahui jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa yang

tersebar di seluruh nusantara. Setelah adanya internet proses perkembangan

komunikasi media massa yang dulu diawali dengan adanya media cetak seperti

surat kabar kemudian berkembang lagi menjadi media elektronik seperti televisi

dan radio. Dengan kemunculan internet terhadap perkembangan komunikasi

1
media massa menciptakan media baru yang disebut media online. Media online

menjadi sangat populer dan banyak digunakan oleh banyak orang karena

keunggulannya, dapat dilihat dari sifat informasinya yang terbaru, terkini dan

terhangat yang disuguhkan dalam waktu nyata berita terjadi yang kemudian bisa

diakses oleh banyak orang secara praktis. Straubhar (dalam Ardianto, Komala, &

Karlinah, 2009:149) menemukan bahwa dua sampai tiga pengguna internet

mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya. Lewat

media online kita bisa mendapatkan informasi atau berita yang bahkan terjadi di

tempat yang jauh dengan cepat, sehingga kita tidak perlu takut untuk ketinggalan

infromasi atau berita.

Saat ini penyebaran informasi berupa berita yang disebar melalui media

online lebih banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Berdasarkan

survey yang dikutip dari detik.com (Widiantoro, Fajar. Media Online Mulai

‘Memangsa’ Media Cetak. www.detikinet.com, diakses pada tanggal 25 Maret

2018), terdapat kecendurangan semakin banyaknya orang yang mencari berita

melalui media online daripada media cetak. Hal ini disebabkan karena

perkembangan media online terhadap media cetak dan elektronik mampu

menyajikan informasi atau berita-berita secara cepat dan mudah diakses.

LINE adalah sebuah aplikasi pengirim pesan instan gratis yang dapat

digunakan pada berbagai platform seperti smartphone, tablet, dan komputer. LINE

berasal dari perusahaan Jepang yang bernama NHN Corporation. LINE

diluncurkan pertama kali pada pertengahan tahun 2011. Sejak kemunculannya,

LINE terus berkembang dan mulai populer pada tahun 2012. Kepopuleran LINE

di Indonesia sendiri sudah diakui oleh CEO dan Direktur Line Corporation

2
Takeshi Idezawa, mengakui bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang

mempunyai pertumbuhan pengguna aktif tembus 171 juta pengguna per bulan

pada tahun 2017. Pada awal tahun 2016 LINE memperkenalkan fitur terbarunya

yaitu LINE TODAY. LINE TODAY sendiri merupakan media informasi yang

menyajikan berbagai macam berita terupdate informasi-informasi yang menarik

seputar bisnis, news, lifestyle, sports, dan entertainment. Konten-konten berita

atau informasi tidak dibuat oleh LINE itu sendiri melainkan diambil dari berbagai

mitra penyedia konten berita online yang terpercaya seperti Liputan6.com,

Antaranews.com, Tempo.co dan yang lainnya. Sehingga berita-berita yang

ditampilkan oleh LINE TODAY dapat dipercaya kebenarannya (Sondakh, 2017:

2).

Terpaan media berbicara mengenai khalayak dalam penggunaan media,

baik jenis media, frekuensi penggunaan media, maupun durasi penggunaan.

Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, media cetak, dan lain

sebagainya (Ardianto & Erdiana, 2006:164). Menurut Shore (dalam Kriyantono,

2008:207) mengatakan, kegiatan mendengar, melihat dan membaca, menaruh

perhatian dan keterbukaan pada isi pesan media dapat dipahami sebagai terpaan

media atau media exposure. Dengan adanya terpaan media, khalayak akan

mengolah berita yang menjadi perhatian mereka kemudian akan mempengaruhi

persepsi tiap individu.

Menurut pendapat McQuail (2010: 40) menjelaskan bahwa berita yang

disebarkan secara online melalui media internet merupakan perpanjangan

jurnalisme media sebelumnya, seperti koran dan surat kabar ataupun artikel yang

dikemas lebih baru dengan tujuan yang baru dan kapabilitas isi yang baru juga.

3
Sehingga media internet bukan hanya bisa dilihat atau dibaca saja tetapi juga

mencakup kegiatan melihat dan mendengar berita secara langsung.

Dengan tersebarnya informasi berita melalui internet yang tergolong cepat

tentunya dapat menimbulkan efek tertentu. Menurut Sandra Ball-Rokeach dan

Melvin L. DeFleur (dalam Nurudin, 2007: 43) mengenai teori dependensi efek

komunikasi massa memiliki efek kognitif yaitu menciptakan atau menghilangkan

ambiguitas, pembentukan sikap, agenda setting, perluasan sistem keyakinan

masyarakat dan penegasan nilai-nilai. Efek afektif yaitu menciptakan ketakutan

atau kecemasan dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral dan yang

terakhir adalah efek behavioral yaitu dengan mengaktifkan atau menggerakkan

atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau

menyediakan strategi suatu aktifitas dan menyebabkan perilaku dermawan.

Menurut Frank Jefkins dalam Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2007:114),

citra dapat diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang

muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Sehingga citra dapat

dikatakan sebagai persepsi masyarakat dari adanya pengalaman, kepercayaan,

perasaan, dan pengetahuan masyarakat itu sendiri terhadap seseorang atau

individu dapat mempengaruhi persepsi terhadap citra.

Pemberitaan mengenai kecurangan pemilihan presiden 2019 di media

sosial baik dari kubu Jokowi dan kubu Prabowo masih menjadi isu hangat sampai

saat ini. Dilansir dari Line Today, ada 3 kecurangan Pilpres yang diungkap oleh

BPN Prabowo-Sandi. Profesor Laode dan tim internal BPN yaitu pertama adanya

6,1 juta daftar pemilih tetap ganda, kedua salah input situng KPU yang merugikan

Prabowo-Sandi, dan yang ketiga BPN klaim Prabowo-Sandi menang 54,4%

4
(https://today.line.me/id/pc/article/3+Kecurangan+Pilpres+yang+Diungkap+BPN

+Prabowo+Sandi-

681kmX/?utm_source=oa&utm_medium=all&utm_campaign=1905150121&utm

_term=6).

Disisi lain, kubu Jokowi menanggapi tudingan adanya kecurangan dalam

Pemilu 2019. Jokowi mempersilahkan kubu rivalnya untuk menempuh

mekanisme hukum yang berlaku. Dilansir dari Line Today, Jokowi mengatakan

kalau memang ada kecurangan yang dirugikan salurkan lewat mekanisme yang

ada, laporkan ke Bawaslu bisa, ke MK bisa. Jokowi menjelaskan,

penyelenggaraan pemilu di negara sebesar Indonesia bukan hal mudah. Ada

800.000 tempat pemungutan suara yang tersebar di 17.000 pulau. Oleh karena itu,

wajar jika ada permasalahan terkait logistik dan masalah teknis lainnya. Namun

Jokowi menilai, pelaksaan pemilu 17 April 2019 berjalan baik

(https://today.line.me/id/pc/article/Kubu+Prabowo+Tuding+Ada+Kecurangan+Pe

milu+Ini+Tanggapan+Jokowi-QyvOyp).

Banyaknya terpaan berita mengenai kecurangan yang terjadi di pemilihan

presiden 2019 antara Jokowi dan Prabowo dapat mempengaruhi pandangan

masyarakat terhadap citra Jokowi dan Prabowo itu. Baik itu berita hoax ataupun

tidak, masyarakat akan menilai bahwa petahana yaitu Jokowi akan menggunakan

segala cara agar bisa menang dan Prabowo yang menjadi korban dari kecurangan

tersebut. Masyarakat akan terbagi menjadi 2 kubu yaitu kubu petahana dan kubu

oposisi. Namun respon yang diberikan masyarakat terhadap informasi media

massa yang diterima tidak sama karena bisa dipengaruhi oleh faktor demografi

(usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan). Menurut DeFleur dan Ball-Rokeach,

5
pertemuan khalayak dengan media dapat dijelaskan dengan perspektif kategori

sosial. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isu komunikasi

yang sama dan akan memberikan respon kepadanya dengan cara yang hampir

sama pula (Rakhmat, 2007: 204).

Penelitian terdahulu mengenai terpaan berita pernah dilakukan

sebelumnya. Salah satunya Ulfatu Munawaroh (2015) menunjukkan adanya

perhatian dan memiliki pemahaman terhadap terpaan berita mengenai balap liar

geng motor sehingga masyarakat setempat menjadi lebih waspada.

Dari fenomena terpaan berita mengenai tuduhan kecurangan pemilihan

presiden 2019 tersebut peneliti bermaksud untuk mempelajari pengaruh terpaan

berita tentang tuduhan kecurangan pemilihan presiden 2019 terhadap citra Jokowi

dan Prabowo di kalangan mahasiswa fakultas FISIP Universitas Riau. Peneliti

memilih mahasiswa fakultas FISIP Universitas Riau karena mahasiswa

merupakan pengguna aktif media online terbesar kedua di Indonesia, kemudian

secara khusus mahasiswa fakultas FISIP tentu paham mengenai politik pemilu

yang terjadi saat ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh terpaan berita tentang tuduhan

kecurangan pemilihan presiden 2019 di Line Today terhadap citra Jokowi dan

Prabowo dikalangan mahasiswa fakultas FISIP Universitas Riau?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

terpaan berita tentang tuduhan kecurangan pemilihan presiden 2019 terhadap citra

6
Jokowi dan Prabowo di Line Today dikalangan mahasiswa fakultas FISIP

Universitas Riau.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

memperkaya referensi penelitian khususnya dibidang ilmu komunikasi.

b. Dapat dijadikan sebagai acuan akademis untuk pembelajaran pada

pihak tertentu yang terkait dengan terpaan media internet dan citra

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai sumbangan partisipasi pemikiran oleh peneliti dalam

penelitian ilmiah terhadap terpaan media internet.

b. Dapat dijadikan sebagai pedoman dan masukan dalam mengatasi

praktik berita hoax.

E. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Sejenis Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan pedoman bagi penulis dalam penulisan

Pengaruh Terpaan Berita Tuduhan Kecurangan Pemilihan Presiden 2019 di Line

Today Terhadap Citra Jokowi dan Prabowo Dikalangan Mahasiswa Fakultas

FISIP Universitas Riau. Disamping mengambil referensi dari berbagai buku yang

ada, penulis juga mengambil beberapa catatan penting dari penelitian terdahulu.

Untuk menghindari hal-hal yang bersifat menduplikasi karya peneliti lain, maka

penulis mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dan masalah yang

dibahas dalam penelitian ini. Penelitian sejenis terdahulu sangat berguna untuk

mendukung penelitian yang akan dilakukan.

7
Tabel 1

Penelitian Terdahulu

Nama/Judul Tujuan Metode


No Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
1. Ulfatu Untuk Pendekatan Hasil penelitian
Munawaroh mengetahui Kualitatif menunjukkan bahwa
(Universitas pengaruh terpaan Deskriptif berdasarkan terpaan
Mulawarman, berita criminal media, 14 kepala
2015) : Terpaan geng motor di keluarga Perumahan
Berita Kriminal surat kabar Puri Indah,
Geng Motor Di harian Kelurahan Sungai
Surat Kabar Samarinda POS Kapih yang menjadi
Harian terhadap informan dalam
Samarinda POS timbulnya penelitian ini
(SAPOS) kewaspadaan menaruh perhatian
Dalam masyarakat di dan memiliki
Menumbuhkan Samarinda pemahaman pada
Kewaspadaan pemberitaan Sapos
Masyarakat Di edisi 9 Mei, 2 Juni,
Samarinda dan 4 Juni tentang
(Studi Geng Motor yang
Masyarakat melakukan balap liar.
Perumahan Puri Berdasarkan
Indah RT 02 kewaspadaan, peneliti
Kelurahan melihat perubahan
Sungai Kapih) perilaku tersebut
ketika para informan
membaca surat kabar
harian Sapos edisi 9
Mei, 2 Juni, dan 4
Juni. Peneliti melihat
ada perubahan sikap
yang dalam hal ini
adalah kewaspadaan
behaviour masyarakat
terhadap aktivitas
geng motor tersebut.
2 Titan Armaya Untuk Pendekatan Hasil penelitian

8
(Universitas mengetahui Eksplanatif mengemukakan
Diponegoro, pengaruh terpaan bahwa terpaan
2014) : Terpaan pemberitaan pemberitaan media
Pemberitaan media massa dan massa tidak
Media Massa tingkat berpengaruh terhadap
dan Tingkat kepercayaan tingkat kepercayaan
Kepercayaan masyarakat pada masyarakat pada
Masyarakat kompetensi kompetensi Jokowi
Pada Jokowi sebagai sebagai pemimpin.
Kompetensi pemimpin Tingkat kepercayaan
Jokowi Sebagai terhadap minat masyarakat pada
Pemimpin masyarakat kompetensi Jokowi
Terhadap Minat memilih Jokowi sebagai pemimpin
Masyarakat sebagai capres berpengaruh positif
Memilih Jokowi dan sangat signifikan
Sebagai Capres) terhadap minat
Jokowi sebagai
capres.
3. Dhiyah Puspita Untuk Pendekatan Hasil penelitian
Sari mengetahui Kuantitatif/Ekspla menunjukkan bahwa
(Universitas pengaruh terpaan natori terpaan berita kasus
Diponegoro, berita kasus pembunuhan pada
2014) : pembunuhan remaja di media
Pengaruh pada remaja di massa berpengaruh
Terpaan Berita media massa dan positif dan signifikan
Kasus intensitas terhadap kecemasan
Pembunuhan komunikasi orangtua atas
pada Remaja di orangtua – anak keamanan anaknya.
Media Massa terhadap tingkat Tingkat kecemasan
dan Intensitas kecemasan orangtua ini pada
Komunikasi orangtua atas akhirnya mendorong
Orangtua – keamanan untuk memberikan
Anak terhadap anaknya perlindungan kepada
Kecemasan anaknya. Intensitas
Orangtua atas komunikasi orangtua-
Keamanan anak berpengaruh
Anaknya positif terhadap
kecemasan orangtua
atas keamanan
anaknya. Hal ini
menunjukkan bahwa
intensitas komunikasi

9
orangtua – anak pada
akhirnya mendorong
orangtua untuk
memberikan
perlindungan kepada
anaknya
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

2. Komunikasi Massa

Ide awal komunikasi yang dikembangkan oleh Aristoteles yaitu

komunikator, pesan, dan penerima telah diperpanjang oleh Laswell menjadi who

says what in with what channels to whom with what effect (dalam Alimudin,

2014:1).. Model komunikasi ini berpendapat bahwa komunikator adalah penentu

ide yang akan diarahkan kepada khalayak pilihannya melalui saluran sehingga

menghasilkan dampak dari berlangsungnya proses komunikasi.

Komunikasi massa didefinisikan sebagai pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa (Bittner dalam Rakhmat, 2011:186). Istilah massa

menggambarkan sesuatu (orang atau barang) dalam jumlah besar, sementara

komunikasi mengacu pada pemberian dan penerimaan pesan. Definisi komunikasi

massa oleh Janowitz (dalam Morrisan, 2013:6) menyatakan bahwa komunikasi

massa terdiri atas lembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok terlatih

menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol-simbol kepada audien

yang tersebar luas dan heterogen.

Secara teknis komunikasi massa memiliki empat tanda pokok, yaitu

bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis, bersifat satu arah,

artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi (para komunikan),

bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim,

mempunyai publik yang secara geografis tersebar (Ellizabeth-Noelle Nouman

10
dalam Rakhmat, 2011:187). Ciri yang paling mendasar dari komunikasi massa

yaitu distribusi pesan. Komunikasi massa merupakan salah satu jenis komunikasi

yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim

melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima

secara serentak dan sesaat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi massa merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan melalui media massa cetak atau elektronik. Ciri khas yang dimiliki

komunikasi massa terletak pada karakter audiens atau komunikannya. Komunikan

yang bertindak sebagai penerima pesan bersifat heterogen, tersebar dan anonim.

Selain itu, umpan balik dalam proses komunikasi massa tidak dapat terjadi secara

langsung, dengan kata lain komunikator tidak dapat merasakan secara langsung

feedback dari komunikan.

Ada beberapa pendekatan untuk melihat dampak dari komunikasi massa

yang diperkenalkan oleh Steven M. Chaffe (dalam Rakhmat, 2011:216).

Pendekatan pertama melihat bahwa dampak komunikasi massa disebabkan karena

efek pesan dan dampak media. Dalam hal ini, dampak komunikasi massa

difokuskan pada pesan yang disampaikan yakni terjadi perubahan perilaku

manusia setelah diterpa pesan media massa. Fokusnya pesan yang disampaikan

menyebabkan dampak yang ditimbulkan pun harus berkaitan dengan pesan yang

disampaikan media massa. Hal ini menimbulkan ketidaksetaraan, karena

membatasi dampak hanya selama berkaitan dengan pesan media, akan

mengesampingkan banyak sekali pengaruh media massa.

11
Pendekatan kedua yakni melihat jenis perubahan yang terjadi pada

khalayak komunikasi massa. Hal ini berkaitan dengan penerimaan informasi,

perubahan perasaan atau sikap atau perubahan perilaku, atau dengan istilah lain

dikenal dengan perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Dampak kognitif

terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi

khalayak. Dampak ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan

kepercayaan, atau informasi. Dampak afektif timbul bila ada perubahan pada apa

yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak.

Pendekatan yang ketiga yakni meninjau satuan observasi yang dikenai

dampak komunikasi massa seperti individu, kelompok organisasi, masyarakat atau

bangsa.

Dampak kognitif dalam komunikasi massa terjadi apabila seseorang atau

khalayak mengalami perubahan yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh

khalayak. Wibur Schram (dalam Rakhmat, 2011:221) mendefinisikan informasi

sebagai segala sesuatu yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah

kemungkinan alternatif dalam situasi. Seseorang menjadi lebih mengerti

bagaimana harus bertindak ketika menghadapi suatu hal yang pernah iya dapati

setidaknya informasi yang berkaitan dengan hal yang dialaminya. Seseorang

tersebut telah berhadapan dengan realitas yang tampak sebagai citra dan memiliki

makna.

Dampak afektif komunikasi massa terjadi apabila terdapat perubahan

emosi yang dialami oleh khalayak, seperti marah, senang, sedih, atau benci.

Menurut Josep Klapper (dalam Rakhmat, 2011:229) menyimpulkan sebuah hasil

12
penelitian, bahwa pembentukan dan perubahan sikap pengaruh media massa

terjadi karena lima prinsip umum yaitu:

a) Pengaruh komunikasi massa diantaranya oleh faktor-faktor seperti

predisposisi personal atau bisa disebut kecenderungan untuk menerima

atau menolak sesuatu berdasarkan pengalaman dan normal yang

dimilikinya, proses selektif, keanggotaan kelompok atau yang disebut juga

sebagai faktor personal.

b) Faktor-faktor tersebut memfungsikan media massa untuk memperkokoh

sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai

media pengubah.

c) Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan sikap

kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada konversi

(perubahan seluruh sikap) dari satu sisi masalah ke sisi yang lain.

d) Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-

bidang dimana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial

e) Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang

masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh

Dampak afektif dan kognitif media masa berjalan saling beriringan. Dalam hal ini,

media massa tidak mengubah sikap seseorang secara langsung tetapi melalui

informasi yang diperoleh seseorang menjadi dasar pembentukan dan perubahan

sikap seseorang terhadap objek yang ditujunya. Dengan kata lain, sikap seseorang

ditentukan oleh citra benda atau objek yang diinformasikan, sedangkan citra itu

sendiri ditentukan oleh sumber-sumber informasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa

13
media massa tidak memiliki dampak langsung pada sikap seseorang tetapi media

massa mengubah citra dan citra menjadi dasar sikap seseorang.

Dampak behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati

seperti pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan beperilaku (dalam Rakhmat,

2011:217). Perilaku meliputi bidang yang luas yaitu berkaitan dengan apa yang

diinginkan oleh khalayak sebagai dampak komunikasi massa yang diterima atau

dampak prososial behavioral dan perilaku agresif.

3. Media Massa

Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia

akan informasi maupun hiburan. Media massa merupakan hasil produk teknologi

modern sebagai saluran dalam komunikasi massa yang menjadi elemen penting

dalam proses komunikasi massa. Saluran yang disebut media massa diperlukan

dalam berlangsungnya komunikasi massa. Berdasarkan bentuknya, media massa

dikelompokkan atas:

1. Media cetak, yang mencakup surat kabar, majalah, buku, brosur, dan
sebagainya.

2. Media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain

(dalam Vivian, 2008:4)

Terdapat satu perkembangan media massa saat ini yaitu dengan

ditemukannya internet. Dengan adanya internet kini masyarakat telah didominasi

oleh media massa. Media massa begitu memenuhi keseharian hidup masyarakat

tanpa disadari kehadiran dan juga pengaruhnya. Media massa memberi informasi,

menghibur, menyenangkan, bahkan kadang menggangu khalayak. Media mampu

14
menggerakkan emosi atau mempengaruhi perasaan, menantang, dan

mendefinisikan masyarakat serta membentu realitas khalayak.

Ada tiga konsep penting tentang media massa yaitu:

1. Media massa adalah suatu bentuk usaha yang berpusat pada keuntungan

2. Perkembangan dan perubahan dalam pengiriman dan pengonsumsian media

massa, dipengaruhi oleh perkembangan teknologi

3. Media massa senantiasa mencerminkan sekaligus mempengaruhi kehidupan

masyarakat, dunia politik, dan budaya

(dalam Shirley Biagi, 2010:10)

Dari seluruh penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa media massa

merupakan saluran komunikasi massa guna menyampaikan informasi atau pesan

kepada khalayak banyak secara luas. Media massa mempengaruhi hampir seluruh

aspek kehidupan masyarakat, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

4. Media Online

Media online tergolong media paling baru dari perkembangan teknologi

komunikasi. Media massa online tidak pernah menghilangkan media massa lama.

Media online merupakan tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan

karakteristik dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam

teknologinya, menawarkan kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam

memproses dan menyebarkan berita (dalam Septiawan Santana K, 2005:137)

Media online menjadi media yang berbasiskan teknologi komunikasi

interaktif dalam hal ini jaringan komputer, dan oleh karenanya ia memiliki ciri

khas yang tidak dimiliki media konvensional lainnya, salah satunya adalah

pemanfaatan Internet sebagai wahana di mana media tersebut ditampilkan,

sekaligus sarana produksi dan penyebaran informasinya. Oleh karena itu, peranan

15
teknologi komunikasi dalam hal ini internet, sangatlah besar dalam mendukung

setiap proses penyelenggaraan media online. Besarnya pengaruh teknologi

internet dalam media online ditunjukkan lewat pengeksplorasian setiap karakter

yang dimiliki internet yang kemudian diadopsi oleh media online.

Pada dasarnya, media online mengusung dua prinsip utama pengelolaan

pengetahuan (Knowlegde Managament). Pertama adalah menyimpan pengetahuan

secara digital yang dapat diunggah secara online karena disimpan dalam jaringan

intranet, maka setiap informasi dapat dipelihara, dikategorikan, dianalisa,

diperbaharui, dan disebarluaskan dengan lebih efisien. Prinsip kedua yang

diangkat oleh media online adalah memudahkan akses terhadap pengetahuan.

Karena dapat diunduh secara online, maka siapa saja, baik individu maupun

organisasi mempunyai dapat mengakses informasi juga dapat

menyebarluaskannya. Karena pertukaran sebuah informasi dapat terjadi lebih

efektif. Tidak dapat dipungkiri, kehadiran berbagai social network seperti

facebook, twitter, instagram, line, whatsapp, juga meningkatkan kebutuhan

pengguna untuk mengakses media online untuk pertukaran pengetahuan.

Dalam Jurnal Komunikasi Internasional Mass Society, Mass Culture, and

Mass Communication: The Meaning of Mass, oleh Kurt Lang dan Gladys Engel

Lang (2009), menyebutkan:

The new media have also affected culture. There has been a far-reaching
transformation of the general way of life, particularly in how people spend their
leisure hours and how they take part in celebratory occasions. Traditional folk art
and customary recreational activities have been partly replaced by an
unprecedented flood of symbolic goods produced for the market or sold to media
organizations for dissemination to their audiences. The viability of artistic
creations today is less dependent on aristocratic or state patronage than so-called
“high” culture had been in the past. Without momentous advances in
communication technology, such a transformation would have been inconceivable
(http://ijoc.org/ojs/index.php/ijoc/article/view/597/407).

16
Dengan artian bahwa dengan adanya media baru, seperti halnya media

online akan bisa merubah kebiasaan orang dalam cara hidup, menghabiskan waktu

luang mereka dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi.

Terdapat lima perbedaan utama antara media massa online dan media

massa tradisional yang sekaligus menjadi karakteristik media massa online yaitu:

1. Kemampuan internet untuk mengkombinasikan sejumlah media

2. Kurangnya tirani penulis atas pembaca

3. Tidak seorangpun dapat mengendalikan perhatian khalayak

4. Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung

5. Interaktifitas web

6. Kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik, sekaligus menakutkan

(dalam Septiawan Santana K, 2005:137)

Kehadiran media online memunculkan generasi baru jurnalistik yakni

jurnalistik online. Jurnalistik online (online journalism) disebut juga sebagai

jurnalistik internet, dan jurnalistik web yang merupakan generasi baru jurnalistik

setelah adanya jurnalistik konvensional seperti jurnalistik media cetak seperti

surat kabar dan jurnalistik penyiaran seperti radio dan televisi (dalam M.Romli,

2012:11-13)

5. LINE TODAY

LINE TODAY merupakan salah satu fitur yang tergabung dalam

kampanye Line for Work Life dengan tujuan memberikan akses ke informasi dan

kemudahan dalam bekerja dan berkomunikasi. Galuh Chandrakirana selaku Head

of Marketing LINE Indonesia mengatakan bahwa LINE TODAY menghadirkan

17
konten-konten berita dari sumber terpercaya sehingga pengguna LINE bisa tetap

up to date dengan berbagai macam hal (Wardani, 2016).

LINE TODAY telah memiliki 90 juta pengguna dimana 80% dari

keseluruhan pengguna adalah generasi millenial. Total LINE News dan LINE

TODAY memiliki pengguna aktif bulanan sebanyak 150 juta, dengan rincian

LINE NEWS dibaca 59 juta pengguna aktif dan 91 juta orang membaca LINE

TODAY yang berasal dari berbagai negara mencakup Thailand, Taiwan dan

Indonesia (Indotelko.com, 2017).

News Aggregator adalah laman atau situs web pengumpul konten berita

yang telah diterbitkan atau dirilis oleh organisasi media lain. News aggregator

tidak membuat kontennya sendiri. Dengan kata lain, news aggregator adalah

praktik distribusi ulang berita-berita yang sudah diterbitkan oleh beragam media

dalam satu tempat (dalam Angela M. Lee& Hsiang Iris Chyi, 2015:15).

News Aggregator dapat menampilkan berita berkualitas dan menarik

karena cara kerjanya cukup bervariasi. Ada yang menggunakan mesin algoritma,

menggunakan penilaian atau pertimbangan dari manusia, atau campuran dari

algoritma dan pertimbangan manusia. Maka hasil berita yang dipublikasikan oleh

news aggregator merupakan hasil proses pemilihan dengan cara tertentu. Mereka

dapat menampilkan beragam judul berita yang menarik dan juga topik yang

sedang menjadi sorotan publik (dalam Angela M.Lee& Hsiang iris Chyi, 2015:4).

Penggunaan news aggregator di kalangan pembaca media online dilandasi

oleh berbagai motivasi. Berdasarkan penelitian oleh Lee dan Chyi pada 2015, ada

tiga urutan motivasi yang membuat pengguna mengakses news aggregator.

Pertama ada motivasi informasi. Para pengguna mengakses news aggregator

18
untuk mengetahui segala informasi mengenai peristiwa atau isu yang terjadi;

untuk membuat diri pengguna sebagai pribadi yang well-informed. Kedua adalah

motivasi sosial. Hal ini berarti pengguna mengakses news aggregator untuk

mengiktui tren yang sedang menjadi sorotan masyarakat disekelilingnya. Ketiga

adalah motivasi hiburan. News aggregator menjadi sarana untuk mengisi waktu

luang yang menghibur pengguna (dalam Angela M. Lee& Hsiang Iris Chyi,

2015:18).

LINE TODAY merupakan fitur news aggregator yang dirilis oleh aplikasi

pesan instan LINE. Sebagai sebuah news aggregator, LINE TODAY memiliki

rubrikasi tersendiri yang berbeda dengan fitur lain. Ada enam rubrik tersebut

adalah TOP, News, Entertainment, Biz&Tech, Lifestyle, dan Webtoon.

Dari segi kualitas dan kuantitas, pemberitaan di LINE TODAY cenderung

lebih ringan, singkat, dan mudah dipahami bila dibandingkan dengan membaca

langsung di website portal berita. Demi menjaga kualitas berita yang ada di LINE

TODAY, pihak LINE memiliki tim kurasi tersendiri yang bertugas untuk

menyortir konten berita palsu atau hoax. Setiap minggu, tim kurasi LINE akan

mengumpulkan informasi hoax dari mitra media mereka dan berita-berita palsu

tadi akan dikompilasi oleh tim menjadi sebuah laporan. Selanjutnya, LINE akan

menampilkan laporan berita palsu tadi sebagai artikel edisi khusus kabar hoaks di

kolom berita teratas LINE TODAY dengan harapan pengguna LINE dapat

melihat dan lebih berhati-hati. LINE juga berkerjasama dengan Kementerian

Komunikasi dan Informatika serta Trust Positif untuk menyebarkan kriteria berita

hoaks ke masyarakat luas (Sugiharto, 2017).

19
(https://www.kompasiana.com/laurasoe/59d508b8cd3bce428b4c11c2/kredibilitas-

line-today-sebagai-layanan-penyalur-informasi?page=all diakses pada tanggal 4

maret 2018 pukul 10:00 wib)

6. Terpaan Media (Media Exposure)

Terpaan merupakan intensitas keadaan khalayak dimana terkena pesan-

pesan yang disebarkan oleh suatu media. Terpaan media menyangkut seberapa

banyak media berhasil menjangkau khalayak, berapa banyak yg membaca,

mendengarkan, ataupun melihat. Menurut Ardianto (2014: 168), terpaan dapat

diartikan sebagai kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media

ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang

dapat terjadi pada individu atau kelompok. Terpaan media berusaha mencari data

khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan

maupun durasi penggunaan. Penggunaan jenis media meliputi audio, audiovisual,

media cetak, dan media online (dalam Ardianto, 2014: 168).

Dari penjelasan oleh para ahli tentang terpaan media tersebut, Rosergen

menjelaskan bahwa ‘peneliti mencari data dan mengukurnya berdasarkan jumlah

waktu yang digunakan dalam berbagai jenis isi media yang dikonsumsi dan

berbagai hubungan antara individu dengan konsumen media dengan isi media

yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan’ (dalam Rakhmat, 2007:

66).

Indikator jenis media yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu media berita

online LINE TODAY. Ardianto menjelaskan bahwa frekuensi penggunaan media

diukur dengan mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali (hari) seseorang

menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian), berapa

20
kali (minggu) seseorang menggunakan media dalam satu bulan (untuk program

mingguan dan tengah bulanan), serta berapa kali (bulan) seseorang menggunakan

media dalam satu tahun (untuk program bulanan). Durasi penggunaan media dapat

dilihat dari berapa lama khalayak mengikuti suatu program. Sedangkan atensi

dapat dilihat dari berapa ketertarikan pada berita yang disampaikan media. Dan

atensi adalah proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran

pada saat stimuli lainnya melemah (dalam Rakhmat, 2007:52). Perhatian atau

atensi yang diberikan khalayak untuk melihat, membaca, mendengar berita

tentang revisi uu md3 yang dilakukan oleh DPR RI.

7. Berita

Menurut Morrisan (2008:8) berita adalah informasi yang penting atau

menarik bagi khalayak. Suatu informasi dapat dikatakan penting jika informasi itu

memberikan pengaruh atau memiliki dampak kepada penonton atau pembacanya.

Informasi yang memberikan dampak kepada penonton atau pembacanya adalah

informasi yang bernilai berita.

Berita adalah suatu peristiwa atau kejadian tidak lazim (luar biasa),

peristiwa yang biasa namun dilakukan atau dialami orang yang tidak biasa, suatu

peristiwa yang tampak paradoksal (bertentangan), sesuatu yang penting dan

sesuatu yang genting, sesuatu yang menyentak, menyenangkan dan

membahayakan, sesuatu tragedi yang menyentuh rasa kemanusian dan lain-lain

yang dianggap perlu diketahui, yang menarik, dan berkaitan dengan kepentingan

pembaca (dalam Masri, 2008:58).

Berita online dan berita koran maupun televisi mempunyai beberapa

perbedaan baik dari content, functionality, navigation, audio or video quality,

21
serta interactivity. Dilihat secara content, web berita online tidak terlalu terpaku

pada kaidah-kaidah penulisan yang digunakan jurnalistik pada umumnya.

Terkadang dalam isi berita tersebut tidak mencukupi 5W

(what,where,who,why,when) + 1H (how). Biasanya isi berita online bersifat

straight news (berita langsung), singkat dan mudah dicerna, dalam artian tidak

bertele-tele. Karena beritanya yang pendek maka seringkali kedalaman berita

terabaikan, dan sebagai gantinya penjelasan kedalaman informasi disampaikan di

berita berikutnya (dalam Anggoro, 2012:131).

8. Citra

Citra merupakan serangkaian pengetahuan, pengalaman, perasaan (emosi)

dan penilaian yang diorganisasikan dalam sistem kognisi manusia, atau

pengetahuan pribadi yang sangat diyakini kebenarannya (dalam Ardianto,

2010:98).

Citra itu terbentuk dari informasi yang kita terima. Citra yang baik dari

suatu organisasi akan mempunyai dampak yang sangat menguntungkan,

sebaliknya citra yang buruk akan merugikan organisasi tersebut. Citra yang baik

berarti masyarakat mempunyai kesan yang positif mengenai organisasi, sedangkan

citra yang kurang baik berarti masyarakat mempunyai kesan yang negatif.

Menurut Ardianto citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus

sesuai dengan realitas. Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik

terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau

organisasi.

Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut, citra menunjukkan kesan suatu

objek terhadap objek lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap

22
waktu dari berbagai sumber terpercaya. Citra dapat terbentuk dengan memproses

informasi yang tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan citra pada objek

dari adanya penerimaan informasi setiap waktu (dalam Mubarok, 2011: 28).

Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima. Dengan bantuan

media massa yang berperan sebagai penyalur informasi. Untuk khalayak

informasi dapat menentukan, membentuk, atau mendefinisikan sebuah citra.

Menurut McLuhan, media massa perpanjangan alat indera kita. Dengan media

massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak

kita alami secara langsung. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang

sudah diseleksi, yaitu realitas tangan kedua (second hand reality). Media massa

menampilkan tokoh-tokoh atau lembaga tertentu, dan mengesampingkan lainnya.

Dengan hal ini, maka kita dalam membentuk citra berdasarkan realitas kedua yang

ditampilkan oleh media massa.

Ada empat komponen yang dapat membentuk citra, yaitu persepsi,

kognisi, motivasi, dan sikap diartikan sebagai cara individu terhadap rangsangan

yang diberikan oleh lembaga. Proses pembentukan citra akan menghasilkan sikap,

pendapat, tanggapan atau perilaku tertenu. Untuk mengetahui bagaimana citra

perusahaan atau lembaga di publik luar dibutuhkan adanya suatu penelitian.

Melalui penelitian, lembaga dapat mengetahui secara pasti sikap publik terhadap

lembaganya, mengetahui apa yang disukai dan apa yang tidak (dalam Soemirat

dan Ardianto, 2004:116).

9. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern

(atau masyakarat massa), dimana media massa dapat dianggap sebagai sistem

23
informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan,

dan konflik pada tataran masyarakat kelompok atau individu dalam aktivitas

sosial (Rohim, 2009:182).

Asumsi terpenting dari teori ini menurut Rohim adalah bahwa dalam

masyarakat modern, audiens tergantung pada media massa sebagai sumber

informasi bagi pengetahuan tentang, dan orientasi kepada, apa yang terjadi dalam

masyarakatnya (2009:182-183). Jenis dan kondisi ketergantungan akan

dipengaruhi tingkat perubahan, konfliknya atau tidak stabilnya masyarakat

tersebut, dan kedua berkaitan dengan apa yang dilakukan media yang pada

dasarnya melayani berbagai fungsi informasi. Ada beberapa jenis efek yang dapat

dipelajari dari teori ini. Salah satunya adalah efek kognitif : menciptakan atau

menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem

keyakinan masyarakat, penegasan atau penjelasan nilai-nilai (Rohim, 2009:183).

24
10. Kerangka Pemikiran

Fenomena:

1. Potensi pertumbuhan perekonomian Kota Pekanbaru yang pesat


2. Meningkatnya perkembangan usaha UMKM di Kota Pekanbaru setiap
tahunnya menurut data Diskop Kota Pekanbaru
3. Kurangnya wadah bagi kelompok UMKM dalam mengatasi masalah di
dunia UMKM
4. Pemerintah meluncurkan program Klinik Konsultasi Bisnis (KKB)

Fokus Kajian:
1. Strategi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru dalam mengenali
sasaran komunikasi
2. Media komunikasi yang digunakan Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Pekanbaru
3. Bagaimana bentuk pesan komunikasi yang disampaikan Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Pekanbaru

Teori/Konsep:
Strategi Komunikasi (Onong Uchana
Effendy, 2005)

Unsur-Unsur Strategi Komunikasi

Khalayak Media Pesan

Pemberdayaan kelompok UMKM melalui


program Klinik Konsultasi Bisnis di Kota
Pekanbaru

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

25
11. Hipotesis

Menurut Sugiyono hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasari pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (2013:96). Berdasarkan

landasan teori dan kerangka pikir yang telah dibahas sebelumnya, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh terpaan berita tuduhan kecurangan pemilihan

presiden tahun 2019 di Line Today terhadap citra Jokowi dan Prabowo.

Ha : Ada pengarh terpaan berita tuduhan kecurangan pemilihan presiden

tahun 2019 di Line Today terhadap citra Jokowi dan Prabowo.

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian

yang menggunakan analisis statistik. Metode kuantitatif merupakan metode

penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian untuk

memperoleh informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut (Sugiyono,

2010:24).

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah upaya untuk menggambarkan

peristiwa-peristiwa berdasarkan fakta dan bukti yang ada. Pendekatan kualitatif

diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan,

dan tingkah laku yang dapat diamati dari indiviu, kelompok, masyarakat dan

26
organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut

pandang yang utuh.

Denzin dan Lincoln (Moleong, 2005:5) menyatakan bahwa: “penelitian

kualitatif adalah penilaian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud

menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada.” Artinya penelitian yang menggambarkan sesuatu

sebagaimana adanya sesuai realita, sehingga untuk mendapatkan kesimpulan yang

objektif, peneliti mencoba untuk memahami gejalanya dengan

menginterpretasikan terhadap berbagai permasalahan yang terjadi pada tiap-tiap

situasi.

Dalam penelitian kualitatif, penelitian ini bermaksud untuk memahami

fenomena-fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan

bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan bebagai

metode alamiah (Moleong, 2005:6).

2. Lokasi dan Jadwal Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Pekanbaru yang dilakukan pada kantor

Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru yang merupakan salah satu informan

guna melengkapi penelitian, terumata dalam penelitian yang penulis kaji. Penulis

melakukan penelitian dengan menemui beberapa para pelaku usaha UMKM di

Kota Pekanbaru.

b. Jadwal Penelitian

27
Proses pengumpulan data, pengolahan, dan tahap penyuntingan pada

penelitian ini direncanakan pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2018.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek

Subjek penelitian adalah manusia sebagai instrumen pendukung dari

penelitian yang akan dilakukan. Berkaitan dengan fokus penelusuran data dan

bukti-bukti secara faktual, dapat berupa data wawancara, reaksi, dan tanggapan

atau keterangan (Moleong, 2005:158).

Teknik pengambilan data sampel ini didasarkan oleh pertimbangan

tertentu, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat

mengambil sampel yang besar dan jauh. Adapun cara dalam penentuan sampel,

penulis menggunakan teknik purposive sampling. Hal ini dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Dalam buku Metode Penelitian oleh

Sugiyono (2012 : 126) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik

pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pengambilan informan dengan memilih unsur-unsur tertentu saja

dianggap penting dan yang benar-benar memahami serta berkaitan dengan

penelitian strategi komunikasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru

dalam memberdayakan kelompok UMKM melalui program Klinik Konsultasi

Bisnis di Kota Pekanbaru.

Dalam hal ini penulis mengambil sampel berdasarkan pengamatan

dilapangan terhadap pegawai di kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kota

Pekanbaru yang dianggap cukup paham terkait dengan judul yang sedang penulis

28
teliti. Berdasarkan buku Prosedur Penelitian oleh Arikunto (2010 : 183)

menjelaskan bahwa :

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan sampel berdasarkan

tujuan tertentu, yaitu :

1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek

yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat didalam

studi pendahuluan.

Berdasarkan pendapat diatas, maka pengambilan subjek berdasarkan

metode purposive dimana subjek pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan

dalam informan dilakukan dengan sengaja, dengan catatan bahwa informan

berdasarkan pada karakteristik yang telah ditentukan (Ruslan, 2010 : 157).

Puprosive adalah teknik pengambilan sumber data dengan menyeleksi

atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset

(Kriyantono, 2014:158). Adapun informan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru.

2. Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota

Pekanbaru.

3. Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru.

4. Masyarakat dalam hal ini kelompok pelaku usaha UMKM di Kota

Pekanbaru yang terdata dalam program Klinik Konsultasi Bisnis.

29
b. Objek

Menurut Alwasilah (2011:115) menyatakan bahwa objek dalam penelitian

ini adalah segala sesuatu permasalahan yang hendak diteliti. Objek dalam

penelitian ini adalah strategi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM

Kota Pekanbaru terkait pemberdayaan kelompok UMKM melalui program Klinik

Konsultasi Bisnis. Adapun konsep penekanan strategi komunikasi tersebut yaitu:

1. Strategi komunikasi dalam menentukan khalayak.

2. Pesan komunikasi yang disampaikan dalam pelaksanaan strategi

komunikasi.

3. Media komunikasi yang digunakan.

4. Strategi komunikasi dalam menentukan komunikator.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya

dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan (Bungin,

2007:112). Perolehan dari data primer penulis dapatkan dengan observasi atau

terjun langsung kelapangan untuk mengetahui strategi apa saja yang telah

dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru dalam

memberdayakan kelompok UMKM melalui program Klinik Konsultasi Bisnis di

Kota Pekanbaru.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya

30
yang bukan pengolahannya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian

tertentu. Data sekunder pada umumnya terbentuk catatan atau laporan data

dokumentasi oleh lembaga tertentu yang dipublikasikan (Ruslan, 2004:138).

Data sekunder dalam penelitian ini, diperoleh langsung dari kantor Dinas

Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru berupa dokumen mengenai jumlah

UMKM, daftar UMKM binaan, dokumentasi dalam bentuk foto dan buku-buku

mengenai program pemberdayaan bagi kelompok UMKM yang telah dilakukan.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. percakapan

dilakukan oleh dua belah pihak yaitu, pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban

atas pertayaan itu (Moleong, 2005:186). Wawancara juga dapat diartikan sebagai

percakapan dengan maksud tertentu. Selain itu, wawancara diartikan sebagai

bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan seseorang yang ingin

memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2004:180).

Wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan para subjek penelitian

terkait memberikan hasil mengenai keterangan yang telah diamati. Melalui

wawancara penulis dapat lebih leluasa mengetahui dan mendapatkan berbagai

informasi terkait mengenai yang diteliti. Wawancara yang dilakukan dengan

menemui pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru serta

mewawancarai para kelompok UMKM selaku pihak yang menjadi sasaran dalam

pelaksanaan strategi komunikasi melalui program yang diteliti. Kemudian

31
wawancara yang dilakukan kepada pihak dinas terkait mengenai strategi

pemberdayaan UMKM di Kota Pekanbaru.

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki (Marzuki, 2000:62). Sutrisno Hadi

(1987) dalam Andi Prastowo (2010:27) mengartikan observasi adalah sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak

pada objek penelitian. Observasi adalah pengamatan dan kecakapan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Husaini Usman, 2009:52) data yang

didapatkan melalui observasi atau pengamatan langsung terdiri dari penelitian

tentang kegiatan, perilaku, tindakan dan proses komunikasi yang merupakan

bagian dari strategi komunikasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sumber informasi yang didapat peneliti dalam bentuk

dokumen dan record. Guba dan Lincoln mendefinisikan record sebagai setiap

pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan

pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. surat-surat, catatan harian,

laporan dan sebagainya merupakan data yang berbentuk tulisan, disebut dokumen

dalam arti sempit. Dokumen dalam arti luas meliputi monument, foto, tape, dan

sebagainya (Moleong, 2005:161).

Data-data penelitian berupa dokumentasi yang akan dibuat oleh penulis

adalah berupa bukti data yang diperlukan yaitu berbentuk laporan, catatan, foto

maupun arsip-arsip yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota

32
Peknbaru yang berhubungan mengenai permberdayaan program Klinik Konsultasi

Bisnis.

6. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2005:103) mendefenisikan analisis data sebagai proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori sehingga dapat

dirumuskan hipotesis yang di sarankan oleh data. Proses ini mencakup proses

mengatur data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola kategori. Interpretasi

data adalah memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola

uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian (Krisyantono,

2006:163).

Patilima (2005:88) merupakan pola analisis data kualitatif, kata-kata

dibangun dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan

untuk mendeskripsikan dan dirangkum. Pada penelitian ini, penulis menggunakan

teknik analisis data interaktif Miles dan Huberman. Dalam pengumpulan data

peneliti memulai mencari arti benda-benda, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-

konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Melalui teknik

observasi terhadap objek dan wawancara terhadap subjek penelitian sehingga

didapatkan keterangan mengenai yang diteliti. Penyajian data adalah sekumpulan

informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara diolah kembali

oleh peneliti yang kemudian memasuki tahap reduksi data. Reduksi data diartikan

sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian dan penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data yang telah di kumpulkan menjadi beberapa

33
bagian dengan kebutuhan tertentu, dimana data yang diperlukan diperkuat

sedangkan data yang tidak diperlukan dibuang saja. Setelah itu dilakukanlah

penarikan kesimpulan, tergantung besarnya kumpulan-kumpulan catatan

dilapangan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti dan

tuntutan sponsor mempengaruhi tahap ini. Pembuktian kembali atau verifikasi

dapat dilakukan untuk mencari pembenaran dan persetujuan, sehingga

validitasnya dapat tercapai. Untuk lebih lengkapnya perhatikan gambar berikut:

Gambar 2. Model Analisis Data Interaktif

Pengumpulan Data Pengorganisasian


Data
Pengolahan / Reduksi Data

Verifikasi atau
Kesimpulan

Sumber: Miles & Huberman (dalam Kriyantono 2006:139)


7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan di dalam penelitian ini

dengan tujuan agar hasil dalam penelitian dapat dipertanggungjawabkan dari

segala sisi. Teknik pemeriksaan keabsahaan data yang relevan didalam penelitian

ini, yaitu:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan penulis sangat menentukan dalam pengumpulan data,

perpanjangan keikutsertaan pada penelitian ini dapat menguji ketidakbenaran

informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik berasal dari diri sendiri maupun

informan dan juga berguna dalam membangun kepercayaan subjek. Perpanjangan

keikutsertaan menuntut penulis untuk ikut langsung kedalam lokasi dan dalam

34
waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang

mungkin mengotori data. Selain itu perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan

untuk membangun hubungan dan kepercayaan subjek terhadap peneliti dan juga

kepercayaan diri peneliti itu sendiri (Moleong, 2010:329).

Dalam hal ini, peneliti merupakan salah satu masyarakat di kota

Pekanbaru, sehingga peneliti dapat langsung membaur di lingkungan informasi

penelitian sebagai bentuk kebenaran yang diperoleh.

b. Triangulasi

Teknik pemeriksaan keabsahaan data dengan triangulasi memungkinkan

peneliti untuk me-rechek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan

berbagai sumber, metode, atau teori. Membandingkan dengan berbagai sumber

dapat dilakukan dengan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil


wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu
4. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan” (Moleong, 2005:331-332)

Peneliti menguji keabsahaan data yang diperoleh setelah turun ke lapangan

dengan berpedoman kepada konsep Triangulasi oleh Moleong. Melalui observasi,

peneliti dapat langsung membandingkan hasil pengamatan tersebut dengan

keterangan-keterangan lebih lanjut yang didapatkan setelah melalukan wawancara

dengan subjek. Peneliti juga membandingkan bagaimana pandangan atau

prespektif dari berbagai pendapat dan pandangan orang, sehingga dapat diketahui

35
adanya kesesuaian atau ketidak sesuaian harapan antara kedua belah pihak

sehingga kebenaran informasi yang telah diperoleh sebelumnya oleh peneliti dapat

lebih diperkuat.

DAFTAR PUSTAKA

Alfred, D. Chandler, Jr. 2006. Strategy and Structure: Chapters In The History of
the Industrial Enterprise. Cambridge Mass: MIT Press.

Arifin, Zaenal. 2006. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bryson, M. J. 2005. Perencanaan Strategi Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan H.M. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,


Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenama.

Changara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

_______________. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

36
Effendy, O. U. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya.

_____________ 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

Mulyana, Deddy. 2012. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

______________. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexy. J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

______________. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Ruslan, Rusady. 2004. Public Relation. Edisi Revisi Ke-2. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
____________. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi :
Konsepsi dan Aplikasi. Cetakan ke-10. Jakarta: Raja Persada Grafindo.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Usman, Husaini. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Yasir. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pekanbaru: Pusat Pengembangan


Pendidikan.

Jurnal:

Niode, Idris Yanto. 2008. Perkembangan dan Strategi Memberdayakan Usaha


Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal FORMAS: Media Informasi &
Komunikasi Ilmiah Mahasiswa-Masyarakat. ISSN: 1978-8452. Volume 1
No. 4 Juni 2008. Formas Press.

Sudaryanto. 2011. The Need for ICT-Education for Manager or Agribusinessman


to Increasing Farm Income : Study of Factor Influences on Computer

37
Adoption in East Java Farm Agribusiness. International Journal of
Education and Development, JEDICT, Vol 7 No 1 halm. 56-67.

Sunariani, Ni Nyoman, AAN Oka Suryadinatha dan Ida IDM Rai Mahaputra.
2017. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui
Program Binaan di Provinsi Bali. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol
2 No. 1

Sudaryanto dan Hanim, Anifatul. 2002. Evaluasi Kesiapan UKM Menyongsong


Pasar Bebas Asean (AFTA) : Analisis Perspektif dan Tinjauan Teoritis.
Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, Vol 1 No. 2, Desember 2002.

Suparnyo, Anggit Wicaksono dan Wiwit Ariyanti. 2013. Model Pemberdayaan


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Program Corporate
Social Responsibility (CSR) pada Industri Rokok di Kudus. Vol 6 No. 2,
Desember 2013.

Sumber Online:

BPS. 2018. Ekonomi Indonesia 2017


(http://www.bps.go.id/pressrelease/2018/02/05/15/19/ekonomi-indonesia-
triwulan-iv-2017--tumbuh-5-19-persen.html) diakses pada tanggal 17 Februari
2018 pukul 20.10

http://goukm.id/Apa-Itu-UKM-&-UMKM-perbedaannya-dan-definisi-UKM-
UMKM-&-Startup.html diakses pada tanggal 10 Januari 2018 pukul 14.42
http://www.depkop.go.id/berita-informasi/siaran-pers diakses pada tanggal 25
Januari 2018 pukul 15.15

http://www.bi.go.id/web/id/UMKMBI/Koordinasi/Filosofi+Lima+Jari/ diakses
pada tanggal 26 Januari 2018 pukul 17.45

http://www.indonesiainvestments.com/EkonomiIndonesia-PasarBerkembang
Asia-IndonesiaInvestments.html diakses pada tanggal 14 Januari 2018 pukul 10.20

http://worldbank.org/Perkembangan-Triwulanan-Perekonomian-Indonesia-Juni
2017-Naik-Peringkat.html diakses pada tanggal 25 Januari 2018 pukul 13.32

38

Anda mungkin juga menyukai