Disusun Oleh :
PRODI
FAKULTAS
TAHUN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan proposal yang berjudul “EKSISTENSI MEDIA
MASSA DI ERA KONTEMPORER”. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan kami dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya makalah
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam
terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami sangat
berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua serta langkah kita dalam
menuntut ilmu senantiasa diridhai oleh Allah SWT.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan internet bukanlah suatu hal yang istimewa atau khusus untuk
kalangan tertentu, baik dari segi profesi, kalangan masyarakat, pendidikan dan
usia. Hampir semua golongan masyarakat sudah tahu dan akrab dengan internet.
Seiring dengan perkembangan waktu dan modernisasi, internet menjadi sebuah
kebutuhan dan aktifitas tetap manusia sebagai anggota masyarakat. Selain menjadi
tuntutan profesi, pengembangan ilmu pengetahuan, berita, dan hiburan, berinternet
juga menjadi cara alternatif seseorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial.
Kehadiran internet memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
informasi dan data yang belum tentu bisa ditemukan secara langsung dalam media
cetak yang bisa dijumpai sehari-hari. Terutama karena halangan cara dan biaya
yang tidak sedikit. Hanya dengan bermodal sebuah komputer dengan sambungan
kabel LAN atau bandwidth, seseorang dapat mengakses internet dengan mudah
dan bebas selama 24 jam setiap harinya (non-stop) di sebagian besar penjuru dunia
ini. Di Indonesia, dapat ditemukan warung internet (warnet) yang bertebaran di
sepanjang pinggiran jalan. Selain itu, banyak tempat-tempat umum –lembaga
pendidikan, cafe, mall, dan tempat-tempat rekreasi- yang menawarkan
jasa hotspot atau wifi untuk masyarakat yang memiliki laptop dan phonebook. Di
samping itu, banyak tipe ponsel yang telah dilengkapi dengan aplikasi internet.
Seiring dengan perkembangan pesat itu, banyak situs dan aplikasi pertemanan,
promosi, milis, dan aplikasi-aplikasi lain. Di antaranya adalah GoogleTalk, AIM,
Yahoo, Multiply, Live Messanger, mIRC, My Space, Friendster, Facebook, dll.
Penggunaan media massa seperti internet (website, blog, dan YouTube)
dan media sosial (Facebook, Twitter, Instagram dan WhatsApp) merupakan gejala
komunikasi yang semakin spektakular belakangan ini. Nyaris semua kalangan
1
2
Pun begitu nampaknya masih terdapat sisi lain dari keberadaan media baru,
yakni kemungkinan dampaknya terhadap penerbitan pers. Banyak warga publik
sekarang mencari informasi mengenai peristiwa-peristiwa penting melalui website
media online, atau mungkin YouTube. Dalam kaitan ini, maka dapat dikatakan
bahwa bagi banyak warga publik membelisurat kabar atau majalah berita tidak lagi
merupakan suatu keharusan kalau hanya untuk memperoleh informasi dan
menyampaikan komentar mengenai peristiwa publik sepenting apapun dan di
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di tarik beberapa rumusan masalah seperti :
D. Manfaat Penelitian
Dalam kegunaan teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
pengetahuan, yang saat ini semakin berkembang dan dapat diaplikasikan dengan
baik. Lain halnya dalam kegunaan praktis hasil dari penelitian diharapkan dapat
bermanfaat untuk bahan referensi penelitian selanjutnya, dalam perkembangan
media sosial yang berkaitan dengan bidang kejurnalistikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Massa
Salah satu dari unsur tersebut yaitu medium (media) tempat di mana proses
komunikasi berlangsung. Dengan demikian media massa merupakan sarana
penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi
secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan
informasi massa merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat
secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi.
Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan
kepada individu masing-masing. Adapun peran gatekeeper adalah penyeleksi
informasi, di mana dalam kegiatan komunikasi massa sejumlah peran dijalankan
dalam organisasi media massa. Merekalah yang kemudian menyeleksi setiap
informasi yang akan disiarkan dan tidak disiarkan. Bahkan kewenangannya
mencakup untuk memperluas, membatasi, informasi yang akan disiarkan. Mereka
adalah para wartawan, desk surat kabar, editor, dan sebagainya.
Adapun media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur
masyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan.
Secara spesifik institusi media massa adalah: (1) sebagai saluran produksi dan
distribusi konten simbolis; (2) sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan
yang ada; (3) keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela; (4)
menggunakan standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan
antara kebebasan dan kekuasaan.
Menurut Baran (2010: 69) dalam Tamburaka (2013: 14) bahwa teori
masyarakat massa pertama kali muncul pada abad ke-19 ketika berbagai elit sosial
tradisional berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak
5
6
dari modernisasi. Sebagian (yaitu para aristokrat tanah, penjaga toko di kota-kota
kecil, guru sekolah pemuka agama, politisi kelas dua) kehilangan kekuasaan
mereka atau sangat lelah dalam usaha mereka menghadapi masalah sosial. Bagi
mereka media massa yaitu yellow journalism adalah simbol dari semua kesalahan
yang terjadi dalam masyarakat modern. Teori masyarakat massa memiliki
beberapa asumsi dasar mengenai individu, peran media, dan hakikat dari
perubahan sosial, antara lain:
1. Media adalah kekuatan yang sangat kuat dalam masyarakat yang dapat
menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat merusak tatanan sosial.
Untuk menghadapi ancaman ini, media harus di bawah kontrol elit.
2. Media dapat secara langsung memengaruhi pemikiran kebanyakan orang,
mentransformasi pandangan mereka tentang dunia sosial.
3. Ketika seseorang telah ditransformasi oleh media, maka semua bentuk
konsekuensi buruk dalam jangka panjang mungkin terjadi, tidak hanya dapat
menghancurkan kehidupan seseorang, tetapi juga menciptakan masalah sosial
dalam skala luas.
4. Sebagian besar individu sangat rentan dengan media karena dalam masyarakat
massa merupakan terputus dan terisolasi dari lembaga sosial tradisional yang
sebelumnya melindungi mereka dari usaha manipulasi media.
5. Kerusakan sosial yang disebabkan media mungkin akan dapat diperbaiki
dengan pendirian sebuah tatanan sosial yang totaliter.
6. Media massa tidak dapat mengelak dari kegiatan yang merendahkan bentuk
budaya yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya penurunan secara umum
dalam peradaban.
B. Komunikasi Massa
Komunikasi massa ( mass comunication ) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak ( surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio,televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau
7
orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang
tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umu,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektonik).
Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga ( dalam
bentuk saran-saran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh
lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi
antarpribadi, komunkasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi
berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan
media massa ini.
Wright (1959) dalam Severin dan Tankard, Jr (2010: 4) dalam Tamburaka
(2013: 15) mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri:
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen,
dan anonim.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa
mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya
sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau berpoperasi dalam sebuah organisasi
yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui
media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting
dalam komunikasi massa adalah:
1. Komunikator,
2. Media massa,
3. Informasi (pesan) massa,
4. Gatekeeper,
5. Khalayak (publik), dan
6. Umpan balik.
8
kemajuan teknik untuk mencapai jarak jauh dan perluasan usaha bebas buta
huruf, cenderung untuk mempercepat menuju keterbukaan yang luas.
2. Komunikasi Bersifat Heterogen
Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi
massa dengan keterbukaannya dalam memperoleh pesan – pesan komunikasi
erat sekali hubungannya dengan sifat heterogen komunikan.
Massa dalam komunikasi massa terajdi dari orang – orang yang heterogen
yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat
berbeda, dengan kebudayaan yang beragam berasal dari berbagai lapisan
masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis maka oleh karena itu
mereka berbeda pula dalam kepentingan , standar hidup dan derajat
kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.
Jelasnya, komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang
yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah
laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama, meskipun
demikian orang – orang yang berinteraksi tadi tidak saling mengenal,
berinteraksi secara terbatas, dan tidak terorganisasikan. Komposisi
komunikan tersebut tergeser – geser terus – menerus, serta tidak mempunyai
kepemimpinan atau perassaan identitas.
3. Hubungan komunikator – komunikan bersifat non- pribadi
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dengan
komunikan bersifat non pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh
orang – orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum
sebagai komunikator. Sifat non pribadi, ini timbul disebabkan tekhnologi dari
penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat – syarat bagi
peranan komunikator yang bersifat umum. Yang terakhir ini,umpamanya
mencakup keharusan untuk objektif dan tanpa prasangka dalam memilih dan
menanggapi pesan komunikasi yang mempunyai norma – norma penting.
11
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekitar lingkungan Universitas Islam
Nusantara. Adapun alasan penulis mengambil lokasi di Universitas Islam
Nusantara berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukan di atas
dan tingginya pengguna jejaring sosial di kalangan pelajar dan mahasiswa.
B. Jenis Penelitian
Jenis Data Jenis data yang akan digunakan yaitu kualitatif. Kualitatif adalah
data yang berbentuk kata, kalimat, skema, gambar atau pernyataan-pernyataan
yang berkaitan dengan rumusan masalah yang sudah dibahas di latar belakang
masalah pada pembahasan sebelumnya.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara melihat dan mencari literatur yang
sudah ada untuk memperoleh data yang berhubungan dengan analisis pada
penulisan tugas akhir.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu dari sekian tekhnik pengumpulan data
yang pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung dengan yang
diwawancarai, dan dapat juga secara tidak langsung. Dalam penelitian ini,
peneliti mewawancarai beberapa orang mahasiswa eksternal maupun internal,
mengenai pengaruh sosial media massa terhadap mahasiswa Universitas Islam
Nusantara.
D. Teknik Analisis Data
12
13
selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis data tersebut. Adapun tahap yang
dilalui dalam proses analisis data yaitu Direct Interpretation yaitu peneliti
menggambarkan makna langsung dari data yang diperolehnya, kemudian peneliti
melakukan Pattern yaitu peneliti memunculkan pola dan mengkaitkan pola-pola
tersebut dan terakhir peneliti melakukan Naturalistic Generalization yaitu
mengembangkan generalisasi hasil analisis data yang didapat (Stake, 1995).
Berdasar hasil analisis data ini kemudian peneliti memaparkan hasil penelitiannya
dalam bentuk deskripsi tentang kasus dan setting atau latar belakangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buraka. Apriadi. 2013. Agenda Setting. Media Massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Abdullah. Aceng. 2000. Press relations, kiat berhubungan dengan media massa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bonar. S.K. 1983. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Bumi Aksara
Branen. Julia, 1997. Memandu Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Balack. James dan Dean J. Champion, 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.
Bandung: Eresco.
Suyanto. Bagong. Sutinah. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2007.
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Simarmata. Janer. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi.
2006.
Bungin. 2005: 395. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Dalam Ardial. 2014:
395. Jakarta: Bumi Aksara.
14