Oleh :
Yulita Putri
2015120076
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Hubungan Masyarakat 3.0 dengan
baik. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Bambang Adipurwa selaku dosen
mata kuliah Manajemen Hubungan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini
sehingga saya sedikit memahami materi yang diberikan.
Saya harap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita semua mengenai apa itu organisasi dan humas 3.0 serta
media komunikasinya. Saya juga menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan
pengetikkan ataupun terdapat kata-kata yang tidak berkenan.
Yulita Putri
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Agar mahasiswa hubungan masyarakat mengetahui apa itu
organisasi 3.0
b. Agar mahasiswa hubungan masyarakat mengetahui apa itu humas
3.0
c. Agar mahasiswa hubungan masyarakat mengetahui media yang
digunakan pada era 3.0 ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ketika web menjadi lebih dan lebih cerdas, personalisasi akan
menjadi semacam norma. Contohnya termasuk SendOutCards,
Google, dan Amazon.
3
Strategi pemasaran 3.0 tidak hanya sebatas membuat keterikatan
secara emosional dengan konsumen, namun sudah sampai pada level saat
konsumen tersebut merasa bangga saat mereka mempergunakan barang
atau jasa yang kita jual. Dapat dikatakan konsumen memiliki perasaan
senang saat keberadaannya diakui dengan menggunakan produk atau jasa
yang kita sediakan. Jadi terlihat jelas bahwa dengan strategi 3.0 ini sangat
melibatkan konsumen didalam proses pemasaran jasa atau produk yang
kita jual, karena saat mereka merasa bangga saat menggunakan produk
atau jasa yang kita jual, mereka akan berperan langsung sebagai
invisible marketer yang dimana sekalipun mereka bukan karyawan dari
perusahaan kita tapi mereka juga akan ikut untuk mempromosikan
barang atau jasa yang kita jual. Wujud spiritualisme adalah bagaimana
mencintai jejaring stateholder bisnis kita dengan modal dan menjunjung
tinggi kejujuran. Jika sudah sampai tahap spiritual sedemikian itu,
hubungan antara perusahaan dengan siapapun yang berkepentingan,
apakah itu konsumen, karyawan, supplier, akan langgeng terus. Akan
tetapi untuk memasuki strategi 3.0 ini, kita harus sangat memperhatikan
Marketing Communication, Advertising, Promotions, dan Public
Relations.
Jika di era 2.0 konsumen sudah merasa puas dengan adanya
percakapan 2 arah, namun lama kelamaan konsunen dan masyarakat luas
mulai jenuh, atau dalam arti kata lain web 2.0 memiliki kejenuhan,
kesalahpemahaman, penurunan kualitas interaksi, dan keterbukaan yang
terkotak (Tasner, 2010). Sedangkan web 3.0 berdasarkan spiritual
intelligent: Lakukan semua dengan Nilai-Nilai Universal seperti kasih
dan ketulusan maka profit akan datang. Pada tahap ini, merek telah
menjadi reason for being karena merek itu maka si konsumen diakui
keberadaannya.
4
2.3 Media Komunikasi dalam Humas 3.0
Seperti yang sudah dibahas di point pertama pada bab ini, era 3.0
merupakan era digitalisasi, yakni radio dan televisi bisa dinikati secara digital.
Maka media komunikasi dalam Hubungan Masyarakat 3.0 ini juga ikut
berkembang sebagaimana dunia berkembang.
Pada era 3.0 ini, para praktisi humas dapat menggunakan seluruh media
yang ada, mulai dari media sosial, media massa (diutamakan digital), dan
media-media yang berbasis web.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
6
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/2.0_VS_3.0_for_Marketing_and_Public_Relation
http://www.atmajaya.ac.id/web/KontenFakultas.aspx?gid=berita-
fakultas&ou=fiabikom&cid=PR-Media-Relations-Menyongsong-Era-3