Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Masyarakat 3.

Oleh :

Yulita Putri

2015120076

Fakultas Ilmu Komunikasi


Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Hubungan Masyarakat 3.0 dengan
baik. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Bambang Adipurwa selaku dosen
mata kuliah Manajemen Hubungan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini
sehingga saya sedikit memahami materi yang diberikan.
Saya harap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita semua mengenai apa itu organisasi dan humas 3.0 serta
media komunikasinya. Saya juga menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan
pengetikkan ataupun terdapat kata-kata yang tidak berkenan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Jakarta, 16 Mai 2017

Yulita Putri

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................1
1.3 Tujuan .........................................................................................................1
II. Pembahasan
2.1 Pengertian Organisasi 3.0 ........................................................................... 2
2.2 Hubungan Masyarakat 3.0 ......................................................................... 3
2.3 Media Komunikasi dalam Humas 3.0 ......................................................... 5
III. Kesimpulan
3.1 Simpulan .....................................................................................................6
3.2 Saran ...........................................................................................................6
Daftar Pustaka ..........................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia semakin hari semakin pesat. Berbagai
perubahan dirasakan manusia sebagai tanda dunia terus berkembang
setiap harinya. Seperti teknologi masa kini yang memungkinkan setiap
manusia berkomunikasi secara mudah dan cepat, serta pertukaran budaya
yang bisa ditemukan hanya dengan satu kali klik pada mesin pencari.
Selain teknologi dan pertukaran budaya antarnegara yang semakin
terlihat mudahnya, ada pula bidang lain yang ikut berubah seiring
berkembangnya zaman. Hubungan masyarakat atau yang lebih dikenal
public relations adalah salah satu bidang yang juga ikut berkembang
bersama dunia yang terus berputar.
Dalam hal ini, muncullah istilah Humas 3.0 atau PR 3.0. Istilah
itulah yang akan dibahas dalam makalah sederhana ini. Bagaimana
menghadapi era 3.0 dan media apa yang tepat digunakan untuk era 3.0.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu organisasi 3.0?
b. Apa itu humas 3.0?
c. Media apa saja yang digunakan pada era 3.0 ini?

1.3 Tujuan
a. Agar mahasiswa hubungan masyarakat mengetahui apa itu
organisasi 3.0
b. Agar mahasiswa hubungan masyarakat mengetahui apa itu humas
3.0
c. Agar mahasiswa hubungan masyarakat mengetahui media yang
digunakan pada era 3.0 ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi 3.0

Organisasi 3.0 yaitu organisasi yang berfokus pada era digitalisasi


yang lebih dari sekedar era internet. Dengan adanya media seperti televisi
dan radio yang dapat dinikmati secara digital, ini membuktikan bahwa
pertumbuhan media meningkat pesat yang berimbas pada profesi Public
Relations yang semakin banyak dan beragam publik yang harus
ditangani.

Biasanya sesuatu terbentuk berdasarkan faktor tertentu. Berikut


lima kunci yang menjadi faktor munculnya web 3.0 yang menjadi dasar
dari terbentuknya organisasi 3.0, yaitu:

1. Kelahiran dan pertumbuhan microblogging yakni kemampuan untuk


berbagi pemikiran dengan seperangkat karakter singkat. Ini sangat
sesuai dengan kondisi dimana orang-orang yang kini sangat sibuk
dan memiliki waktu terbatas. Pada situasi, menurut Tasner, kabar
atau informasi yang tidak lebih dari 140 karakter menjadi relevan.
Contohnya termasuk Twitter, Plurk, dan Jaiku.

2. Kelahiran dunia realitas virtual. Ini adalah tempat pengguna


mengunjungi dan berinteraksi dengan orang lain dari seluruh dunia
dalam setting 3-D. Kelahirannya itu membuat rapat yang biasanya
dilakukan di ruang-ruang dan pameran dagang digantikan dengan
virtual reality show. Contohnya termasuk Second Life dan Funsites.

3. Kustomisasi atau personalisasi yang memungkinkan pengunjung


membuat sebuah pengalaman yang lebih personal. Harapan agar
nama mereka muncul di bagian atas situs web dan e-mail pribadi
sesuai dengan kebiasaan membeli mereka, kini menjadi kenyataan.

2
Ketika web menjadi lebih dan lebih cerdas, personalisasi akan
menjadi semacam norma. Contohnya termasuk SendOutCards,
Google, dan Amazon.

4. Perangkat mobile yang makin banyak penggunanya. Saat ini ada


miliaran pengguna ponsel di seluruh dunia. Jumlah ini jauh lebih
besar daripada mereka yang menggunakan PC. Konsumen
berselancar di Web dan melakukan pembelian produk yang tepat
melalui ponsel mereka. Mereka juga menggunakan ponsel mereka
dan menjadi wartawan dadakan dengan menembakkan kamera
handphone mereka dan mengupload-nya untuk dibagi ke sahabat-
sahabatnya. Contoh mencakup iPhone dan BlackBerrys.

5. Kolaborasi on-demand yang memungkinkan pengguna untuk


berinteraksi dalam waktu senyata. Mereka memeriksa dokumen-
dokumen dan mengubahnya (bila perlu) secara real time. Software
sebagai sebuah layanan juga sesuai dalam kolaborasi on demand
karena memungkinkan pengguna hanya memanfaatkan solusi
berbasis Web. Contohnya termasuk Google Docs,
www.Salesforce.com, www.Slideshare.net, dan www.Box.net.

2.2 Hubungan Masyarakat 3.0


Ira Koesno pada kesempatan kuliah umum yang diadakan oleh
prodi komunikasi Universitas Atmajaya menjelaskan mengenai tugas &
tanggung jawab PR pada era 1.0 dimana komunikasi hanya dilakukan 1
arah yaitu dari perusahaan kepada stakeholders. Era 2.0 sudah memasuki
era internet yang tak berbatas & komunikasi dilakukan 2 arah (timbal
balik). Namun profesi PR akan lebih tertantang lagi pada era 3.0 karena
media, terutama tv & radio, menjadi digital. Tidak ada lagi frekuensi
yang menghambat sehingga pertumbuhan media akan meningkat pesat,
imbasnya pada profesi PR adalah semakin banyak & beragam publik
yang harus ditangani.

3
Strategi pemasaran 3.0 tidak hanya sebatas membuat keterikatan
secara emosional dengan konsumen, namun sudah sampai pada level saat
konsumen tersebut merasa bangga saat mereka mempergunakan barang
atau jasa yang kita jual. Dapat dikatakan konsumen memiliki perasaan
senang saat keberadaannya diakui dengan menggunakan produk atau jasa
yang kita sediakan. Jadi terlihat jelas bahwa dengan strategi 3.0 ini sangat
melibatkan konsumen didalam proses pemasaran jasa atau produk yang
kita jual, karena saat mereka merasa bangga saat menggunakan produk
atau jasa yang kita jual, mereka akan berperan langsung sebagai
invisible marketer yang dimana sekalipun mereka bukan karyawan dari
perusahaan kita tapi mereka juga akan ikut untuk mempromosikan
barang atau jasa yang kita jual. Wujud spiritualisme adalah bagaimana
mencintai jejaring stateholder bisnis kita dengan modal dan menjunjung
tinggi kejujuran. Jika sudah sampai tahap spiritual sedemikian itu,
hubungan antara perusahaan dengan siapapun yang berkepentingan,
apakah itu konsumen, karyawan, supplier, akan langgeng terus. Akan
tetapi untuk memasuki strategi 3.0 ini, kita harus sangat memperhatikan
Marketing Communication, Advertising, Promotions, dan Public
Relations.
Jika di era 2.0 konsumen sudah merasa puas dengan adanya
percakapan 2 arah, namun lama kelamaan konsunen dan masyarakat luas
mulai jenuh, atau dalam arti kata lain web 2.0 memiliki kejenuhan,
kesalahpemahaman, penurunan kualitas interaksi, dan keterbukaan yang
terkotak (Tasner, 2010). Sedangkan web 3.0 berdasarkan spiritual
intelligent: Lakukan semua dengan Nilai-Nilai Universal seperti kasih
dan ketulusan maka profit akan datang. Pada tahap ini, merek telah
menjadi reason for being karena merek itu maka si konsumen diakui
keberadaannya.

4
2.3 Media Komunikasi dalam Humas 3.0
Seperti yang sudah dibahas di point pertama pada bab ini, era 3.0
merupakan era digitalisasi, yakni radio dan televisi bisa dinikati secara digital.
Maka media komunikasi dalam Hubungan Masyarakat 3.0 ini juga ikut
berkembang sebagaimana dunia berkembang.
Pada era 3.0 ini, para praktisi humas dapat menggunakan seluruh media
yang ada, mulai dari media sosial, media massa (diutamakan digital), dan
media-media yang berbasis web.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Dalam perkembangan yang terjadi di dunia, public relations adalah


salah satu bidang yang ikut serta dalam perkembangannya. Hal ini tentu
didasari pada keadaan yang mengharuskan perusahaan atau organisasi
menjadi fleksibel pada segala bentuk perubahan. Dunia berubah, maka
cara kerja pun ikut berubah agar tidak tertinggal dan terbelakang dari
perusahaan lawan.

6
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/2.0_VS_3.0_for_Marketing_and_Public_Relation
http://www.atmajaya.ac.id/web/KontenFakultas.aspx?gid=berita-
fakultas&ou=fiabikom&cid=PR-Media-Relations-Menyongsong-Era-3

Anda mungkin juga menyukai