Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH TWITTER DALAM PENYEBARAN INFORMASI POLITIK

PADA GENERASI MILLENIAL

METODE PENDEKATAN FENOMENOLOGI

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Disusun untuk ketentuan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah MPS Kualitatif

Disusun oleh :

Decky Tri Pramudya

6670210111

1
PRODI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat serta hidyah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan mini proposal skripsi dengan judul “Pengaruh
Twitter Dalam Penyebaran Informasi Politik Pada Generasi Milenial”. Laporan mini
proposal skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi Ujian Tengah Semester
mata kuliah MPS Kualitatif pada program studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Saya menyadari masih ada banyak kekurangan dalam penyusunan mini proposal
skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari banyak pihak. Karena itu kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yeby Ma’asan Mayrudin, M. A dan Ika
Arinia Indriyany selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah MPS Kualitatif

Saya sangat mengharapkan adanya saran dan kritik sebagai bentuk pengevaluasian
dan perbaikan dalam laporan mini proposal skripsi ini sehingga akhirnya laporan mini
proposal skripsi ini menjadi sumber manfaat bagi orang banyak dan dapat
dikembangkan lebih lanjut.

Serang, 15 Oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
BAB I.............................................................................................................................4

1.1 Latar belakang masalah...................................................................................4

1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................6

1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................6

1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................7

1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................7

BAB II...........................................................................................................................8

2.1 Kajian Teori.........................................................................................................8

2.2 Penelitian Terdahulu..........................................................................................10

2.3 Kerangka Pemikiran...........................................................................................15

BAB III........................................................................................................................17

3.1 Pendekatan Penelitian....................................................................................17

3.2 Fokus Penelitian.............................................................................................17

3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................18

3.4 Teknik Analisis Data......................................................................................19

3.5 Teknik Tringulasi...........................................................................................20

3.6 Lokasi Dan Jadwal Penelitian........................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Perkembangan era globalisasi pada saat ini merupakan sebuah kebutuhan untuk
berinteraksi dengan ditandai adanya teknologi informasi yang berkembang sangat
pesat secara massal yang dapat berpengaruh sehingga teknologi dapat mengubah
bentuk masyarakat yakni yang semula merupakan bentuk masyarakat lokal menjadi
masyarakat yang global sehingga mampu mengembangkan ruang gerak dalam
kehidupan yang baru bagi masyarakat dan tanpa disadari manusia saat ini telah
berada dalam dua dunia kehidupan yakni kehidupan pada masyarakat nyata dan
kehidupan pada masyarakat maya. Dengan kata lain keberadaan internet ini sedikit

4
banyak sudah mengubah pola interaksi pada masyarakat yang dimana interkasi ini
berjalan tanpa harus berada dalam satu rung lingkup dan waktu yang bersamaan serta
keberadaan internet inipun telah meleburkan sebuah batasan-batasan yang dapat
dikatakan menghambat ruang lingkup dalam masyarakat untuk berinteraksi, jika
dimaknai adanya modernisasi yang memberikan sebuah penciptaan interaksi yang
baru tanpa diharuskan untuk bertemu secara langsung. Adanya reformasi pada tahun
1998 yang teratur pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang
menyatakan sebagai tonggak demokrasi politik yang memiliki kepudian tinggi
terhadap peranan media massa untuk menjaga peradaban kehidupan berbangsa dan
bernegara. Media massa pasca reformasi politik yang melepaskan diri dari belenggu
ketertutupan dan sensor sehingga dapat membantasi hak yang diperoleh dalam
penggunaan informasi. Lalu, masyarakat telah percaya terhadap media sosial
meskipun dengan menyadari bahwa akurasinya tidak terjamin dalam situasi
persaingan politik antar kelompok yang memanas.

Dengan pesatnya sebuah wadah media baru yang telah memberikan dampak pada
berbagai situs komunikasi dari yang bermula saling balas email dan chatting hingga
menjadi media sosial seperti adanya Twitter, Facebook, Instagram, Snapchat dan dari
media social yang ada Twitter merupakan salah satu aplikasi yang banyak digunakan,
oleh karna itu dapat dipastikan banyak nya pengguna pasti memiliki alasan-alasan
sehingga banyak generasi milenial yang tertarik untuk menggunakan media social
tersebut. Dapat dilihat dari banyaknya orang untuk mendapatkan sebuah perhatian,
menumbuhkan citra, meminta pendapat, menjalankan hobi, bisnis bahkan berpolitik
dengan kata lain media Twitter ini dapat memberikan pengkontribusian dalam
membuka wawasan dan informasi dari berbagai macam hal.

Apabila kita memposting foto maupun video dan itu dikomentari oleh orang lain
secara tidak langsung kita telah dianggap keberadaannya oleh orang lain, ataupun jika
berbicara mengenai politik banyak sekali orang berpendapat dalam potingan tersebut
hal ini akan menjadi point positif dan negatif point positif yang diberikan ketika

5
masyarakat yang secara bebas untuk menyampaikan pendapat dan pandangan yang
dimiliki pada kolom komentar sedangkan point negatifnya ialah apabila adanya
perbedaan pendapat sehingga menjadi adanya keributan.

Kemudahan akses informasi yang diberikan dan dikemas sedemikian rupa


sehingga menjadi hal yang menarik serta kreatif sehingga pesan politik yang di
sampaikan menjadi konsumsi public yang menarik dan penyampaian pesan politik
pada media social ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengedukasian bagi
masyarakat untuk meningkatkan literasi politik sehingga akan mempengaruhi juga
pada nantinya dalam partisipasi politik. Pada era digitalisasi ini pengetahuan
mengenai pendidikan sudah banyak yang menggunakan atau memanfaatkan media
digital sehingga hal tersebut dapat memberikan pengfaktoran dalam menciptakan
pendidikan politik yang efektif dan efesien, informasi yang berkembang dan diakses
dalam kehidupan masyarakat tidak hanya mengenai isu nasional melainkan isu yang
berada di daerah bahkan internasional.

Adanya perspektif ini terdapat realitas pada masa saat ini hingga menjadi dugaan
media social akan menggantikan peran pada media konvensional seperti media cetak
karna media sosial yang memiliki batasan tersendiri serta akses yang didapakannya
pun mudah, mahasiswa sebagai salah satu komponen warga negara yang telah
memiliki hak suara dalam pemilihan umum oleh karena itu bentuk partisipasi dari
mahasiswa ini dapat diperoleh dengan adanya kemampuan literasi terhadap
politiknya. Dalam literasi politik tidak hanya berdasarkan pada satu aspek saja
melainkan individu harus memiliki kecakapan dalam informasi tentang situasi politik
yang ada di sekitar dengan memperhatikan tingkah laku dan sikap dalam memenuhi
kemampuan dalam kecukupan informasi, mahasiswa bisa disebut sebagai kaum
milenial yang harus cakap terhadap perkembangan perpolitikan karna aspeknya yang
sangat krusial sehingga harus menumbuhkan kesadaran mahasiswa pada hak serta
kewajibannya sebagi warga negara yang baik hingga pada tujuannya keberhasilan

6
mengenai pendidikan politik akan berdampak pada terciptanya warga negara yang
berkualitas.

Oleh karena itu, literasi dalam politik sangat di perlukan guna menghadapi
situasional fenomena masa kini khususnya pada media social karna hebohnya dengan
berbagai informasi serta berita politik yang memerlukan klarifikasi serta verifikasi
kembali karna media social ini memiliki ugensi yang tinggi karna pengkonsumsi
media social ini para remaja sehingga menjadi sebuah penempatan remaja sebagai
suatu sasaran riskan akan adanya penyebaran berita bohong (hoax) politik,
selanjutnya kekhawatiran yang ada ketidak pekaan itu sendiri pada generasi milenial
atas ketidakingin tahuannya hal ini bisa diantisipasi dengan bantuan organisasi yang
dibentuk oleh generasi milenial dengan terbuatnya tulisan-tulisan lalu dimasifkan
sehingga ketidaktahuan yang dirasakan pada generasi milenial dapat terbantu dengan
tulisan yang telah terbuat.

1.2 Identifikasi Masalah

Perkembangan pada media sosial yang telah berkembang pada masa era
globalisasi yang menjadi keraguan karna pengembangan internet yang tidak
dipergunakan sebaik mungkin dan generasi milenial yang menjadi sasaran pada
pengembangan informasi yang dikhawatirkan apabila pengembangan informasi ini
tidak tervalidasi dan rawannya penyebaran hoax pada media sosial.

1. Sebagian kaum milenial abai terhadap partisipasi pada pengembangan isu


politik ini yang menjadi ke khawatirkan karna sebagai kaum milenial yang
diharuskan selaras dengan perkembangan yang ada karna literasi politik
sangat diperlukan dalam menghadapi fenomena yang ada pada saat ini.
2. Kurangnya akan kepekaan kaum milenial mengenai isu-isu politik lewat
media sosial yang didasari karna kurangnya bahan bacaan untuk kaum
milenial itu sendiri.

7
3. Penyebaran informasi politik yang hadir sudah secara terperinci dan diberikan
lewat akun-akun twitter itu sendiri hanya saja masih kurangnya kesadaran
pada kaum milenial dalam memahami pembelajaran politik dalam media
sosial ini.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan dilihat dari identifikasi masalah
yang sudah dipaparkan, maka dari itu pentingnya rumusan masalah guna
mendalami begaimana permasalahan yang ada dan rumusan masalah ini akan
dijelaskan oleh penulis. Adapun rumusan masalah yang akan dijelaskan sebagai
berikut :

1. Bagaimana peran generasi milenial sehingga dapat peka akan informasi


adaptif mengenai literasi politik yang didapatkan?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengembangkan dalam penerimaan informasi politik dalam


media social kepada generasi milenial dalam penggunaannya.

2. Untuk mengetahui pengaruh media sosial dalam mengembangkan sebuah


informasi mengenai politik yang ada di Indonesia.

3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan generasi milenial terkait media


sosial yang membantu mereka dalam mencari dan menerima sebuah
informasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat pada penelitian dari proposal ini terbagi menjadi dua bagian
yakni kemanfaatan teoritis dan mafaat praktis, sebagai berikut :

8
1. Manfaat Teoritis
Dalam pemanfaatan teoritis ini diharapkan agar dapat lebih
berkembang tentang bagaimana pengetahuan penulis dengan
khusus, sehingga peneliti memperoleh banyak pembelajaran
mengenai pengetahuan dalam ugensi penyebaran intormasi politik
yang dibangun dalam aplikasi media sosial serta bagi para
pembaca proposal ini dapat bertambah ilmu dengan memelihara
pengembangan informasi yang adaptif.
2. Manfaat Praktis
Dalam pemanfaatan ini diharapkan agar dapat memberikan
kebermanfaatan tidak hanya pada penulis ataupun pembaca namun
dapat memeberikan sebuah manfaat pada pihak yang lainya
khususnya generasi milinenial, dan kepada para kaum milenial
yang menggunakan media sosial dengan bijak dan menjadi sebuah
sumber dalam pembelajaran.

9
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Landasan Teori

A. Informasi Politik

Menurut Blummer dan Kutz dalam teorinya Uses and Grtification yang
dimana menjelaskan bahwasannya para pengguna media memiliki sebuah peranan
yang aktif dalam memilih media mana yang akan dipergunakan sehingga nantinya
para pengguna media dapat di tempatkan pada peran utama dalam memperoses
komunikasi. Perkembangan pada teknologi informasi membuat media sosial akan
semakin berkembang sangat pesat serta akan masif dipergunakan karna pada saat
ini media sosial menjadi salah satu indikator dalam kebebasan berpendapat dalam
negara yang demokrasi ini sehingga keberadaannya menjadi global dan tak dapat
dipisahkan dari bagaimana cara berkomunikasi antar manusia dengan demikian
diharus dalam penggunaan dan pemanfaatanya dapat dimaksimalkan serta
disesuaikan dengan keharusan dalam bentuk interaksi dan informasi termasuk
dalam penerimaan informasi politik.

Dengan kemudahan yang telah diciptakan media sosial ini akan memasifkan
terkait peristiwa politik dengan sangat cepat sehingga inforamasi ini dapat
diterima dalam elemen masyarakat, bentuk terhadap literasi tidak akan pernah
terlepas dengan adanya penginformasian karna ativitasnya akan terus berkaitan
dengan sebuah informasi, media sosial ini pun bisa dikatakan sebagai jembatan
penghubung terhadap berbagai informasi seputar politik dan jalannya roda
pemerintahan.

Dengan kata lain informasi terhadap politik ini dapat diartikan sebagai salah
satu bentuk pengetahuan tentang bagaimana sebuah sistem politik ini bekerja dan

10
pengetahuan terhadap politik tentang aktor politik dengan berbagai perbedaan
ideologis antar tokoh politik, ke melekaan terhadap politikpun menjadi sebuah hal
yang sangat sentral dalam membangun sebuah kualitas demokrasi pada suatu
bangsa melalui kemelekan politik inilah generasi milenial selaku warga negara
akan memiliki kesadaran terkait hak serta kewajibannya dan memiliki
pengetahuan serta pemahaman akan pentingnya kedudukan politik pada suatu
negara.

Permasalah terbesar pada generasi muda sebagai kaum milenial ialah


kurangnya pemahaman dalam literasi serta ditandai kurang banyaknya partisipasi
yang dialami kaum milenial dalam melakanakan kajian yang membahas isu-isu
politik hal ini mungkin dapat didasari kurang menarik atau terlalu bertele-tele nya
permasalahan dalam perpolitik yang tersedia ataupun bisa jadi karna fungsi media
yang tidak sampai sebagai fungsinya dengan didasari pada tidak terkolaborasinya
media sosial sehingga mengakibtakan terpecahnya fokus dalam menggali
beberapa isu politik dapat dicontohkan apabila di media Instagram banyak yang
menyebarkan permasalahan secara terperinci tapi di media sosial lain seperti
twitter banyak yang memberika spekulasi lain. Hal inilah yang menyebabkan
terpengaruhnya generasi muda dalam mendapatkan informasi yang valid selain
itupun banyaknya penginformasian yang sifatnya hiburan yang menutupi
penginformasian terhadap politik ini dan itu menjadi pilihan utama yang dipilih
oleh generasi milenial.

B. Media Sosial

Media sosial merupakan media yang menawarkan proses konversi dari analog
ke digital dengan dibantu keberagaman aktivitas yang memiliki keterkaitan dalam
pembuatan pesan dan menyampaikan pesannya, kemapuan dari penawaran
interaktifitas memungkinkan pengguna media baru dapat memiliki serangkain
pilihan informasi yang akan dikonsumsi sekaligus dapat mengendalikan keluaran

11
informasi yang telah dihasilkan serta dapat melakukan pilahan yang diinginkan.
Dengan kata lain media sosial merupakan suatu platform digital yang
menyediakan atau memfasilitasi keberagaman aktivitas sosial pada setiap
penggunanya jadi tak khayal bahwasannya pada perkembangan teknologi digital
ini semua orang dapat berpotensi saling berhubungan dan melakukan interaksi,
produksi hingga berbagi pesan.

Pendapat lain mengatakan bahwasannya media sosial ialah media online yang
mendukung atas sebuah interaksi sosial dalam penggunaan teknologi berasis web
yang dapat mengubah komunikasi dialog menajadi lebih interaktif. Andreas
Kaplan dan Michael Haenlien mendeskripsikan bahwasannya media sosial
sebagai “sebuah kelompok aplikasi yang berbasis pada internet sehingga dapat
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi sehingga dapat memungkinkan
penciptaan dapat menciptakan sebuah bentuk konten baik dalam bentuk tulisan,
riview, foto dan video. Media sosial dapat diidentifikasikandengan memiliki
fungsi dasar dengan memperhatikan memanajemen identitas dari pengguna,
kesadaran terhadap jaringan, manajemen terhadap konten dan pertukaran konten
serta pengetahuan yangdidasari pada kebutuhanuntuk tetap terhubung dengan
orang lain melalui jaringan internet.

C. Generasi Milenial

Generasi milenial adalah generasi yang lahir di pergantian milenium yang


secara bersamaan pada era teknologi digital mulai merambah kesegala sendi
kehidupan, generasi milenial atau yang sering disebut generasi terlahir dengan
sekelompok orang pada kisaran 1980-2000an dan generasi ini merupakan
generasi yang sangat unik karna banyak dipengaruhi oleh pola pikir, nilai serta
perilaku yang dianutnya, dengan pemahaman yang ada membuat generasi
milenial ini selangkah lebih maju dari generasi sebelumnya karna tidak

12
terlepasnya dari media internet sehingga membuat generasi milenial ini pekan
akan situasi yang berkembang pada media sosial.

Menurut J. Kilber karakteristik yang telah terbentuk pada generasi milenial


ialah dengan kecanduan terhadap internet sehingga memliki kepercayaan diri
yang sangat tinggi dan lebih terbuka dalam bertoleransi pada perubahan dari
terkembangnya teknologi yang telah masuk pada kehidupan sehari-hari sehingga
generasi milenial ini lebih ekspresif dan eksploratif sehingga pada hakekat
hidupnya selalu yakin dan optimistik serta menginginkan segalanya menjadi
simple atau menjalankan sesuatunya secara instan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada tahap terdahulu ini merupakan sebuah proses peninjauan dengan


menggunakan jurnal bahkan buku yang sangat berkaitan dengan materi proposal
pada penelitian yang saya bahas, dengan memiliki sebuah tujuan untuk menjadi
bahan perbandingkan dan juga acuan dalam pembuatan proposal penelitian ini.
oleh karna itu, penelitian terdahulu yang saya dapatkan sebagai berikut :

Judul Penul Tah Masalah Teori Metode Hasil


is un

13
Pengaruh Arus 201 Dalam Mengguna Metode Politik
Politik Reka 9 kajian kan teori ini sendiri identitas
Identitas Prase tersebut power mengguna yang
Melalui tia penulis yang telah kan diartikan
Media ingin dikutip metode sebagai
Sosial menyampai oleh Arus deskriptif bentuk
Terhadap kan Reka analisis politik yang
Generasi pengaruh empiris fokus
Milenial politik utamanya
dan identitas menyangku
Pelaksan yang di t berbagai
aan eksploitasi perbedaan
Pemilu melalui yang
media didasari
sosial atas asumsi
sehingga fisik tubuh,
dapat primordialis
berpengaru me,
h terhadap etnisitas
kondisi serta
soasial pertentanga
yang ada di n agama,
masyarakat ras,
dan kepercayaa
generasi n dan
milenial bahasa yang
sehingga dapat
dalam mengancam

14
pelaksaan persatuan
pemilihan dan
umum kesatuan.
yang Maraknya
seharusnya penggunaan
berjalan dalam
dengan bermedia
aman dan sosial
demokratis dengan
menjadi adanya
tidak perilaku
terwujud. dari kaum
milenial
yang
kurang
agresif
dalam hal
politik
sehingga
pilihan
tersebut
dapat
ditentukan
dalam
pelaksanaan
pemilu
karna ada
sifat yang

15
mendorong
sehingga
dalam
pemilihan
yang
dilaksanaka
n
berdasarkan
identitas
seperti
etnis, ras
dan agama.

Judul Penulis Tah Masalah Teori Metode Hasil


un
Komuni Faridha 201 Terkemba Teori socio- Metode Peroalan
kasi nian 3 ngnya legal ini yang hadir
Politik teknologi research sendiri dengan
di Era komunikas dengan menggun ditandai
Media i yang menginform akan aktor
Sosial telah asikan metode politik yang
merambah politikdi kualitatif ada di
pada media sosial deskriptif Indonesia
kehidupan masih
manusia belum
dan dunia menyadari
politik pun bahwasann

16
tidak ya dalam
terlepas berkomunik
dari asi di media
pengaruh sosial
perkemba memerluka
ngan n
media kemampua
sosial nnya
apabila tersendiri
pada suatu tidak hanya
sisi dalam
keberhasil kemampua
an dalam n teknisnya
memanfaa saja akan
tkan media tetapi
sosial memerluka
dapat n mentalitas
memungki yang tinggi.
nkan aktor Salah
pada satunya
politik dengan
mendapak mengabaika
atkan n sifat dari
dukungan interaksi
yang yang ada
positif paa media
pula, sosial yang
sedangkan seharusnya

17
apabila politisi
mengalam dapat
i memikirkan
kegagalan audiens
dalam yang
pemanfaat sanagat
an media interaktif
sosial dengan
maka akan kapasitas
beresiko mereka
dalam dalam hal
merusak menjawab,
citra pada mendistribu
aktor sikan,
tersebut. menanggap
i serta
memodifika
si pesan
yang akan
mereka
terima dan
di era
politik ini.
Apabila
kemungkin
an dalam
mengemba
ngkan

18
politik in
menajadi
positif akan
menjadi hal
yang sangat
menguntun
gkan
strategis
dengan
menghasilk
an citra
yang baik
secara
praktik,
murah,
mudah dan
efektif.

2.3 Kerangka Pemikiran

Didasari oleh adanya perkembangan zaman dan berada pada masa atau di era
globalisasi yang dimana semakin pesatnya perkembangan teknologi khususnya pada
media internet sehingga memudahkan semua orang dalam menerima pesan dengan
sangat cepat bahkan hampir menyeluruh pada aspek kehidupan maraknya
penggunaan media sosial (medsos) menggunakan dan memanfaatkan harus di
maksimalkan serta disesuaikan dengan fungsinya media interaksi dan informasi.

19
Pengunaan media sosial sering sekali dipergunakan dalam penyampaian ide dan
kampanye yag dimana banyaknya akun di afiliasikan dengan partai politik ataupun
menjadi wadah atau sarana dalam bentuk penyampaian gagasan politik tapi tak hanya
itu saat ini banyaknya tokoh-tokoh politik yan memiliki akun media sosial baik itu
dari anggota legislatif maupun dari eksekutifnya serta dari petinggi-petinggi partai
politik dan pejabat publik lainnya. Dipergunakannya media sosial sebagai bentuk
dalam berpolitik dapat memberikan sebuah peranan bagi pengembangan masyarakat
yang khususnya pada generasi milenial.

Generasi milenial berada pada bagian masyarakat dan tidak asing lagi dalam
menggunakan media sosial dari yang sifatnya hiburan, ekonomi bahkan samapai
kepentingan politik yang bisa di dapatkan oleh generasi milenial dalam menerima
informasi yang diperuntukan menambah pengetahuan tentang kegiatan politik yang
sedang terjadi lalu berpartisipasi aktif dalam melihat jalannya kegiatan politik. Karna,
kemelekan guna membentuk dan mengembangkan terhadap politik hal ini akan
berimpek pada timbulnya rasa kesadaran yang otonom dalam membentuk partisipasi
pembangunan sistem politik dan demokrasi yang bermutu.

Dalam penyebarannya sendiri dalam lingkup skala yang besar karna banyaknya
kaum milenial yang hadir pada saat ini. Oleh karnanya dapat disimpulkan seluruh
element-element pada generasi muda turut bahu membahu untuk menyebarkan isu
terkini mengenai politik yang sudah dikaji sebelumnya dan kemelekan ini di dasari
pada penjagaan atas hak yang dimiliki karna sebagai bagian dari warga negara yang
responsif terhadap permasalahan yang ada bahkan samapai isu politik.

Aganerasi milenial akan peka apabila pemberitaan yang dibuat secara terperinci
dan telah dibuat menjadi bahan kajian atau agitasi sehingga dapat di interpretasikan
sebagai pengetahuan akan politik serta sebagai bentuk literasi yang dimana konteknya
generasi muda akan memahami informasi politik dan publik yang dapat dikatakan ini
merupakan sebagai pengetahuan yang baru tentang bagaimana system politik bekerja,

20
pengetahuan tentang situasi politik pada saat ini dan politik yang dilakukan sehari-
hari atau bisa jadipun mengenal aktor-aktor politik. Untuk ikut dalam berpartisipasi
dalam proses politik mahasiswa diharuskan memiliki sebuah perspektif yang cukup
akan informasi mengenal politik itu sendiri serta membuat penilaian yang sifatnya
objektif dalam pandangan mahasiswa berdasarkan informasi yang telah
ditemukannya.

Sehingga pengaruh dari media social yang dapat memberikan dampak sangat luas
pada kehidupan serta media sosial menjadi kebutuhan utama pada masyarakat
aktivitas dalam menggunakan media social juga dapat merasakan berbagai hal
diantaranya hiburan, eksistensi serta informasi-informasi mengenai seputar politik
bahkan media sosialpun telah memberikan sebuah dampak terhadap berbagai situs
komunikasi dengan menjadi promotor utama dalam menerima berbagai informasi.

Adanya bentuk kemajuan pada teknologi pun dapat mengantarkan manusia untuk
menciptakan berbagai hal yang baru dengan memperuntukannya sebagai wadah untuk
berinteraksi dan bersosialisasi dengan ditandai adanya inovasi dalam teknologi
komunikasi berupa media social. Oleh karnanya, tujuan dari peneltian ini ialah untuk
mengetahui pengaruh media sosial terhadap penyebaran informasi politik pada kaum
milenial.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan sebuah desain kualitatif yang dimana datanya
berupa kata-kata serta dalam penulisannya penulis menggunakan pendekatan
dalam desain fenomenologi yang dimana peneliti dapat memastikan banyak
ditemukan berbagai bidang yakni perkembangan yang diterima oleh para
pengguna media sosial sehingga perlu adanya pengevaluasian sehingga dapat
dikatakan peneliti akan mengembangkan dalam sebuah analisis secara
menyeluruh dan rasional serta mengumpulkan data dan detail informasi dengan
keberagaman pendapat yang diberika oleh partisipan.

Sesuai dengan pemaknaan jenis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi


ialah sebuah studi naratif yang melaporkan cerita dari sebuah pengalaman dari
seorang inidvidu ataupun beberapa individu, dengan kata lain studi fenomenologi
ini mendeskripsikan sebuah pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap
berbagai pengalaman hidup mereka yang berkaitan dengan konsep dan fenomena.
Sehingga para fenomenolog dapat memfokuskan untuk mendeskripsikan apa yang

22
secara general dari keseluruhan partisipan ketika mereka mengalami sebuah
fenomena.

Tujuan utama dari fenomenologi ini untuk pengreduksian dari pengalaman


individu pada fenomena yang menjadi sebuah pendeskripsian tentang suatu esensi
atau intisari yang universal, dalam fenomenologi ini pun memiliki dua tipe yang
pertama yakni deskripsi tekstural yang menceritakan sebuah pengalaman yang
pernah dialami oleh partisipan yang kedua yakni deskripsi struktural
menceritakan bagaimana partisipan mengalami pengalaman atau fenomena yang
terlihat dari sudut pandang kondisi, situasi dan dalam konteksnya sehingga dari
keduanya dapat di kombinasikan untuk menyampaikan sebuah esensi secara
keseluruhan dari pengalaman yang pernah dialaminya.

3.2 Fokus Penelitian


Dalam pembuatan proposal ini menggunakan penelitian kualitatif yang dipilih
sebagai bentuk dari landasan dalam metode penelitian yang dihasilkan dengan
data deskriptif dapat meliputi percakapan secara lisan yang berasal dari individu
maupun kelompok yang berperan dalam permasalahan yang sedang diamati yakni
yakni keterkaitan media sosial terhadap kaum milenial terkait penginformasian
politik, kemudian dilengkapi dengan sebuah literatur yang dapat menopang untuk
memenuhi penulisan.

Dalam proses penelitian kaulitatif ini akan berbeda dengan studi kuatitatif
karna di studi kuantitatif terdapat proses statisitka atau adanya rumusan-rumusan
angka sedangkan kualitatif dapat menghasilkan sebuah kesifatan yang akurat
karna dalam penelitiannya tidak adanya manipulasi data yang tidak sebagaimana
mestinya dalam studi kualitatif sebagai bentuk instrument penelitian. Pengaruh
dari media social yang dapat memberikan dampak sangat luas pada kehidupan
serta media sosial menjadi kebutuhan utama pada masyarakat aktivitas dalam
menggunakan media social juga dapat merasakan berbagai hal diantaranya

23
hiburan, eksistensi serta informasi-informasi mengenai seputar politik bahkan
media sosial pun telah memberikan sebuah dampak terhadap berbagai situs
komunikasi dengan menjadi promotor utama dalam menerima berbagai informasi.

Adanya bentuk kemajuan pada teknologi pun dapat mengantarkan manusia


untuk menciptakan berbagai hal yang baru dengan memperuntukannya sebagai
wadah untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan ditandai adanya inovasi dalam
teknologi komunikasi berupa media social. Oleh karnanya, tujuan dari peneltian
ini ialah untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap penyebaran informasi
politik di lingkup generasi muda atau milenial. Karna pada dasarnya generasi
milenial bukan sebuah generasi yang lahir bersamaan dengan teknologi akan
tetapi sebuah generasi yang tumbuh bersama teknologi dengan perkembangan
teknologi pula generasi milenial dapat merasakan kebermanfaatan dan
kecanggihan terhadap teknologi tatkala generasi ini sudah beranjak remaja santi
dewasa.

Media sosial untuk generasi milenial seakan-akan telah menjadi bagian saat
menjalankan kehidupan keseharian dan dapat dikatakan kebutuhan ini hampir
sama dengan kebutuhan primer dan keberpengaruhan media sosialpun menjadi
sebuah pembeda dibandingan generasi sebelumnya yang bisa terlihat dari pola
komunikasinya karna generasi milenial memiliki karakteristik tertentu yakni :

1. Adanya kreativitas dengan ditandai pemikirannya yang out of the


box dengan dibuktikan adanya pertumbuhan industri kreatif dengan
dibintangi generasi milenial.

2. Kepercayaan diri serta adanya keberanian dalam mengemukakan


pendapat bahkan berdebat di media sosial

3. Memiliki kepandaian dalam bersosialisasi yang dapat ditinjau dari


kefasihan dibanyak media sosial

24
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data merupakan sebuah pengupayaan agar
mendapatkan atau memperoleh data yang akurat dan tepat sehingga sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, proses pengumpulan data pada
fenomenologi yakni informasi melibatkan wawancara yang mendalam sehingga
memiliki sebuah tujuan untuk mendeskripsikan sebuah makna dari fenomena
yang terjadi pada sejumlah individu. Untuk melengkapi penelitian yang sedang
berjalan maka dari itu peneliti melakukan pengobservasian dan dokumentasi agar
dalam pengembangan pemahaman atas sebuah kasus yang mendalam dengan
diperlukannya keberagaman sumber, dari hal tersebut juga akan dilaksanakannya
pengumpulan data. Dalam pengumpulan data ini diwajibkan karna hasil dar
pengumpulan data ini akan disusun secara sistematis dan mejadi alat penelitian
untuk mendapatkan data sehingga dapat disimpulkan.

Dalam buku John Creswell memiliki sebuah penetapan bahwasannya tipe


yang diperguanakan dalam menjawab pertanyaan pada penelitian dengan
melakukan wawancara yang dilakukan secara praktis guna mendapatkan
informasi yang dibutuhkan selama penenlitian dan hasil dari penelitian dapat
memberikan suatu kebermanfaatan, dalam wawancara ini dapat dilaksanakan
secara langsung maupun telefon apabila dalam pelaksanaanya tidak memadai, hal
yang perlu dicermati dalam memberikan pertanyaan kepada narasumber peneliti
agar mendominasi dari percakapan tersebut, hal ini dilakukan agar peneliti
mendapatkan sebuah informasi secara jelas dan lengkap.

Langkah utama dalam dalam teknik pengumpulan data dengan menemukan


masyarakat yang merasakan fenomena yang sedang diteliti, sehingga akan
memperoleh sebuah akses serta mendirikan relasi dengan para partisipan sehingga
dari partisipan dapat memeberikan penginformasian dengan baik, dalam
penelitian studi fenomenologi akan elibatkan berbagai sumber data dengan

25
melaksanakan observasi atau dengan pendokumenan. Menurut apa yang tertera
dalam buku Crewell terdapat proses dalam teknik pengumpulan data diantaranya :

1.

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu proses penyusunan terhadap data yang
telah dikumpulkan sehingga pada data yang telah didapatkan bisa dengan secara
mudah dijadikan sebagai sebuah pemaknaan yang dapat dimengerti oleh peneliti
dan pembaca, dengan menggunakan teknik analisis data ini dapat melibatkan
proses-proses pengorganisasian, pengodean dan penyusunan penafsiran data yang
saling memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Dalam bukunya John Creswell yang menyatakan bahwasannya peneliti dapat


memfokuskan pada pengembangan terhadap fenomena yang sedang diteliti dan
membutuhkan berbagai macam sumber partisipan sehingga bisa menarik
kesimpulan dari fenomena yang sedang diteliti dengan tetap memeperhatikan
deskripsi tekstural dan deskripsi struktural yang menjadi bahan acuan sehingga
memerlukan keaktifan dari peneliti guna tercapai dalam menyempurnakan tulisan
ini dapat diringkas dengan sebuah versi yang lebih sederhana dengan melihat
beberapa point sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan pengalaman personal dengan fenomena yang sedang


dipelajari sehingga peneliti mulai mendeskripsikan secara utuh tentang
pengalamannya dengan fenomena yang tersedia, hal ini menjadi sebuah
usaha untuk mengingkirkan pengalaman pribadi pada peneliti sehingga
dapat memfokuskan dan diarahkan pada partisipan dalam studi yang
sedang dipelajari.
2. Membuat darftar pernyataan penting sehingga peneliti dapat menemukan
sebuah pernyataan dari wawancara ataupun sumber data yang lain tentang
bagaimana individu mengalami pada topik permasalahan yang ada,

26
mendaftar pernyataan penting ini dan mengganggap bahwasannya pada
masing-masing pernyataan memiliki bentuk nilai yang setara sehingga
bekerja untuk menyusun daftar pernyataan yang tidak berulang dan tidak
tumpeng tindih.
3. Mengambil pernyataan penting yang kemudian mengelompokannya
menjadi unit informasi yang lebih besar atau yang biasa di sebut dengat
unit makna atau tema.
4. Menulis denga deskripsi tentang apakah yang dialami oleh partisipan
dengan fenomena yang tersedia, sehingga dari pengalaman ini dapat
menyimpulkan apa yang terjadi atau biasa di sebut dengan deskripsi
tekstural.
5. Penulisan dalam pendeskripsian tentang bagaimana pengalaman yang
dirasakan oleh partisipan dengan kata lain hal ini dapat disebut dengan
deskripsi struktural dehingga peneliti membahas tentang latar dan konteks
yang dimana fenomena tersebut dialami
6. Dalam penulisan mendeskripsikan gabungan dengan tentang fenomena
yang dialami partisipan dengan memasukan pandeskripsian tekstural dan
struktural, hal ini merupakan sebuah pengesensian dari pengalaman yang
dialami oleh partisipan dengan menampilkan aspek puncak pada studi
fenomenologi, hal ini biasanya bentuk paragraf yang panjang dengan
menuturkan pada pembaca apa yang dialami oleh partisipan dengan
fenomena yang dialaminya dan bagaimana partisipan mengalami
fenomena yang dialaminya.

3.5 Teknik Tringulasi


Tringulasi merupakan sebuah teknik dalam penelitian kualitatif yang
digunakan oleh peneliti guna menggali serta mengolah data dalam penelitiannya,
teknik tringulasi ini dapat dinyatakan sebagai teknik penyidikan dari keabsahan

27
data yang dapat dibandingkan dari hasil wawancara pada objek penelitian.
Peneliti dalam menggunakan teknik tringulasi ini dapat dipastikan memiliki
sebuah tujuan tertentu yakni menguji kredibilitas dari suatu data dari berbagai
macam teknik pengumpulan data dan sumber data yang dikumpulkan oleh
peneliti. Keuntungan dalam menggunakan teknik ini ialah untuk menelusuri
ketidak cocokan atas informasi yang telah didapatkan dari informan satu dengan
yang lainnya. Dengan kata lain teknik tringulasi ini merupakan suatu pendekatan
dalam menganalisis data memlalui berbagai sumber.

Teknik tringulasi inipun akan melakukan pengujian data yang secara cepat
diperoleh dengan di perkuat oleh penafsiran dalam meningkatkan kesamaan dari
hasil penelitian dengan cara penggabungan dari setiap informasi dengan disertai
mencantumkan pencegahan atas program data, sehingga pada pengharapannya
dapat memberikan jawaban secara cepat dari pertanyaan yang dibeerikan peneliti
kepada pasrtisipan. Teknik tringulasi ini dipergunakan dengan tujuan meneliti dan
mencari kebenaran yang tidak terlepas dari peningkatan atas pemahaman peneliti
dari data atau fakta yang sudah tersedia sebelumnya. Oleh karna itu terdapat 3 hal
yang dapat meliputi teknik tringulasi ini :

1. Tringulasi Data

Dalam tringulasi data dapat digunakan untuk mencari kebenaran atau


kevalidasian atas informasi tertentu dari sejumlah data yang dimana
apabila dalam hasil wawancara memili sudut pandang yang berbeda,
observasi dan dokumen. Dari data yang telah didapatkan terbukti tidak
memiliki kesamaan yang kemudia memberikan sebuah pandangan lain
terkait fenomena yang sedang diteliti yang kemudian dari sejumlah
pandangan tersebut akan menciptakan kelapangan pengetahuan untuk
mendapatkan kebenaran yang dapat diyakinkan.

2. Tringulasi Teori

28
Dalam tringulasi teori ini menjadi sebuah metode yang peneliti
gunakan untuk menjadi bahan perbandingan atas informasi dan dari
sudut pandang teori lainnya sebagai salah satu bukti kebenaran atas
fakta yang terjadi dilapangan. Tringulasi teori ini dapat diakui
sebangai teknik yang paling sulit karna dari sisi peneliti yang memiliki
tuntutan untuk menilai kepada seseorang yang ahli ketika dalam
membedakan hasil tmuannya dengan suatu pandangan tertentu, bahkan
apabila hasil bandingannya menunjukan perbedaan yang sangat
signifikan. Teknik ini pun memberikan ketajaman atas pemahaman
dengan ketentuan peneliti diwajibkan untuk mampu menelaah secara
lebih mendalam mengenai pengetahuan teori dari memperoleh data.

3. Tringulasi Antar Peneliti

Dalam tringulasi antar peneliti dapat mengupayakan dengan


melibatkan banyak pihak dalam memperoleh serta mengumpulkan
data dan analisisnya, tringulasi ini dikenal untuk memperluas
pengetahuan terkait informasi yang sedang diteliti dari subjek
penelitian. Akan tetapi, yang perlu diingatkan bahwasannya
narasumber yang disertakan dalam pencarian data tersebut sudah
memiliki pengalaman dalam meneliti dan tidak mempunyai jejak
permasalahan yang dapat merugikan peneliti nantinya.

Disini peneliti penggunakan teknik tringulasi data sehingga data yang


digunakan menjadi sebuah jawaban dengan mencari kebenaran serta kevalidasian
atas informasi yang telah didapatkan karna tidak dapat dipungkiri peran media
social ini yang cukup besar karna hapir seluruh masyarakat dapat dipastika
menggunakan gawai sehingga apa yang menjadi jawaban partisipan dapat
tersusun dengan rapih dan mendapatkan sebuah jawaban atas apa yang sedang
diteliti oleh peneliti.

29
3.6 Lokasi Dan Jadwal Penelitian
Dalam penyusunan proposal ini dalam mengumpulkan data penulis
melakukan sebuah observasi di Kota Serang, karna peneliti membahas peranan
media sosial, maka dari itu peneliti akan melaksanakan observasi pada lingkungan
yang terdapat banyaknya generasi milenial yang memiliki pemahaman mengenai
politik dan pengaruh medai sosial dalam mendapatkan informasi politik yakni
seperti Sekolah Menengah Atas, Universitas dan Dinas Komunikasi dan
Informatika. Kemudian penulis telah menetapkan jadwal penelitian dalam bentuk
wawancara yang akan dilaksanakn pada tanggl 10-15 November tahun 2022.
Terlebih dalam melakukan penelitian memamng tidak seharusnya memiliki
jangka waktu yang diprediksi akan tetapi guna memperkirakan jadwal dalam
penelitian menjadi sebuah bentuk kepastian yang diberikan oleh peneliti terkait
dengan apa yang sedang diteliti.

30
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengguna Twitter mengikuti akun politik selain berita politik.

Sebagai platform media sosial, Twitter memiliki kemampuan untuk


mempengaruhi masyarakat, khususnya keterlibatan politik mahasiswa. Media
sosial Twitter adalah platform media sosial terkenal yang sering digunakan untuk
menemukan dan memperoleh informasi, khususnya informasi politik. Sesuai
dengan konsep tersebut, tugas Twitter sebagai forum informasi online adalah
sebagai penghubung antara mahasiswa yang mencari ilmu tentang politik dan
jalannya pemerintahan di negeri ini.

Berperan sebagai jembatan antara mahasiswa untuk informasi tentang politik


dan jalannya pemerintahan negara ini, Twitter adalah media yang tepat jika Anda
ingin belajar tentang informasi politik dan isu-isu hangat. Alhasil, tiga informan
kami mengikuti beberapa akun politik dan akun berita informasi politik untuk
menerima informasi terkini tentang dunia politik.

“Ya, saya mengikuti akun politik seperti tokoh politik terkemuka seperti
Fahri Hamzah dan Rocky Gerung, serta situs diskusi politik” (Adi Pujo Rahmat).

31
Pernyataan informan berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu peran
Twitter sebagai platform untuk memperoleh informasi/berita politik melalui akun-
akun yang berorientasi politik. Hal ini didukung oleh fakta bahwa para informan
juga tertarik pada politik.

"Ya, saya menggunakan Twitter dan mengikuti berbagai akun tokoh politik,
dan feed saya penuh dengan berita politik" (Muhammad Rosikhun Abid).

Berdasarkan tanggapan informan, sejak awal ia mengikuti berbagai akun


politik sehingga muncul informasi dan berita seputar politik di laman Twitter
miliknya. Dapat disimpulkan bahwa mengikuti akun-akun politik tersebut turut
mempengaruhi munculnya berbagai informasi politik di laman media sosial
Twitter. reporter.

“Sejak lahirnya Twitter, saya telah mengikuti akun politik, karena saya
sangat tertarik dengan politik dan Twitter adalah cara terbaik untuk mendapatkan
berita politik dan informasi lainnya” (Muhammad Bagas).

Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, berdasarkan tanggapan informan,


kecintaan informan pada politiklah yang mendorongnya untuk selalu mengikuti
perkembangan materi politik yang tersedia melalui Twitter, serta mengikuti
beberapa akun yang berfokus pada politik. , minat narasumber untuk mengikuti
berbagai informasi dan permasalahan terkini tentang jalur ranah politik di negeri
ini, serta segala hal yang menghibur yang terkandung di dalamnya, meningkat.

4.2 Partisipasi Twitter Dalam Forum Politik

Twitter melalui salah satu fiturnya yang bernama Trends juga dapat
digunakan oleh para penggunanya sebagai wadah untuk berdiskusi mengenai isu-
isu politik yang sedang hangat dan pantas untuk didiskusikan serta untuk saling
membuka pendapat dan argumentasi. menjadi wadah diskusi yang hangat dan

32
terbuka bagi setiap orang untuk dapat berpartisipasi dalam menyampaikan
pendapatnya yang beragam.

“Ya, sesekali saya bergabung. Bergabung dengan memposting komentar


atau me-retweet dengan kutipan” (Alka Qudriyyah Rahman).

Disimpulkan dari ucapan tersebut, Alka, sebagai narasumber kami, juga


bergabung dalam forum debat politik dan menyampaikan pandangannya melalui
tanggapan, retweet, dan kutipan. Secara tidak langsung, Alka pun membuat rubrik
percakapan baru di beranda Twitter miliknya.

“Kalau saya tahu latar belakang masalahnya, saya biasanya menawarkan


pandangan saya dan retweet” (Mutia Khairunisa).

Menurut tanggapan informan, Mutia sebagai pengguna Twitter hanya


melihat konteks/isu yang diangkat dalam rangka mengikuti forum diskusi politik,
namun hal tersebut tidak mengurangi fungsi dan peran fitur Twitter Trends dalam
menarik minat. atau minat penggunanya untuk berpartisipasi aktif dalam forum isu
yang ada, meskipun hanya sebatas retweet.

“Keikutsertaan saya dalam forum politik terdiri dari mengomentari


masalah politik di Indonesia. Selain itu, saya sering me-retweet jika saya setuju
dengan pandangan seorang tweeter” (Elsa Eka Putri).

Hal ini menandakan bahwa Elsa sebagai pengguna Twitter sangat aktif
mengomentari persoalan politik di Indonesia yang kini menjadi perbincangan
hangat. Media sosial ini juga sangat berperan dalam membuka ruang forum diskusi
yang ada, memungkinkan pengguna yang tidak terlibat langsung dalam forum
untuk tetap berpartisipasi dengan cara me-retweet, sehingga secara tidak langsung
mengajak pengikutnya untuk berpartisipasi aktif dalam forum diskusi mengenai
isu-isu politik yang ada.

4.3 Menggunakan Twitter untuk melacak peristiwa politik di Indonesia.

33
Alhasil, dari tanggapan berbagai sumber dapat disimpulkan bahwa Twitter
adalah media yang cocok untuk mengikuti perkembangan peristiwa politik terbaru
karena karakteristik Twitter membantu pengguna memperoleh informasi tercepat
dan terkini tentang topik politik. Cukup dengan mengakses salah satu fitur Twitter,
khususnya fungsi "Trading", pengguna media sosial Twitter dapat memperoleh
bantuan dan memperoleh informasi dengan lebih cepat. Selain fitur-fitur tersebut,
pluralitas atau perbedaan karakteristik yang ada dari semua perspektif pengguna
Twitter dapat membuka perspektif mereka sebagai pengguna Twitter untuk lebih
merespon dan berpendapat terhadap isu-isu politik yang ada, dengan perspektif
yang lebih luas, sehingga dari berbagai karakteristik tersebut,

“Menurut saya, karena informasi Twitter atau update berita begitu cepat
dan mudah untuk terhubung, seperti memberikan komentar, like, atau me-retweet
informasi yang ditawarkan,” (Elsa Eka Putri)

Sumber tersebut mengindikasikan, berdasarkan komentar tersebut,


penggunaan Twitter yang cepat memudahkan pengguna untuk mengikuti semua
berita politik.

“Di Twitter, apa pun bisa tiba-tiba menjadi viral. Saat ini, sejumlah besar
pengguna media sosial telah kembali ke Twitter, menjadikannya platform yang
ideal untuk menyebarkan berita politik. Selain itu, alat trending topik
memudahkan untuk menemukan apa yang pengguna Twitter sedang berbicara
saat ini." (Alika S.)

Menurut Alika, bertentangan dengan anggapan umum, berita apapun bisa


menjadi viral di Twitter, bahkan berita politik sekalipun. Fungsi topik yang sedang
tren kemudian memudahkan setiap pengguna untuk menentukan apa yang sedang
dibahas.

“Memiliki hashtag membantu dalam mengamati evolusi politik di


Indonesia; yang baik dan yang buruk tersedia di Twitter semua orang vokal

34
tentang politik; banyak yang tidak takut untuk membicarakannya sehingga Twitter
berfungsi sebagai forum public”. (Permata Indah).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Twitter, sebagai media sosial dengan berbagai tujuan dan manfaat yang
dimanfaatkan oleh penggunanya untuk menemukan beragam informasi di ranah
politik, memiliki kharisma untuk mengajak penggunanya terlibat aktif dalam
forum diskusi politik. Peserta pemula, seperti mahasiswa yang sebelumnya tidak
tahu apa-apa tentang dunia politik, akan dapat mengedukasi individu yang
sebelumnya tidak terbiasa dengan dunia politik melalui peran dan fungsi Twitter
yang berbeda. Sehingga mereka juga dapat tumbuh dalam pemahaman politik
mereka. Twitter tidak hanya digunakan sebagai forum dan sumber informasi
politik terkini, tetapi juga digunakan oleh penggunanya untuk terlibat aktif dalam
forum diskusi terbuka tentang politik, di mana mereka dapat mengekspresikan dan
menyampaikan pendapat mereka dengan cara yang masuk akal.

Pengguna menggunakan Twitter untuk menemukan informasi tentang


politik, mengekspresikan ide dan pemikiran mereka melalui jejaring sosial, dan
bahkan membantu mereka tumbuh dan mempelajari lebih jauh ke ranah politik,
yang memiliki daya tarik luar biasa bagi individu yang memiliki hasrat terhadap
subjek ini. Berdasarkan temuan dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan Twitter dengan segala fitur dan fungsinya dapat

35
mendorong literasi politik, dan bahwa fitur hashtag juga memungkinkan pengguna
untuk mengetahui peristiwa terkini dengan cepat. Selain itu, platform Twitter
memberikan keterbukaan tentang status sebenarnya dari kesulitan politik
Indonesia. Keterlibatan politik di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi di
Universitas Negeri Jakarta. Karena karakteristik pengguna Twitter yang beragam,
mereka yang berpartisipasi aktif dalam menyuarakan pendapat mampu memahami
beragam sudut pandang dan tidak terbatas pada satu perspektif saja. Twitter juga
memungkinkan mereka menemukan informasi tentang dunia politik, yang lagi-lagi
memiliki daya tarik yang luas.

36
DAFTAR PUSTAKA

Watie, E. D. S. (2016). Komunikasi dan media sosial (communications and


social media). Jurnal The Messenger, 3(2), 69-74.

Alfiyani, N. (2018). Media sosial sebagai strategi komunikasi politik. Potret


Pemikiran, 22(1).

Anshari, F. (2013). Komunikasi politik di era media sosial. Jurnal


komunikasi, 8(1), 91-101.

Puspitarini, D. S., & Nuraeni, R. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai


Media Promosi. Jurnal Common, 3(1), 71-80.

Prasetia, A. R. (2019, March). Pengaruh Politik Identitas Melalui Media


Sosial Terhadap Generasi Milenial Dan Pelaksanaan Pemilu. In Conference
On Communication and News Media Studies (Vol. 1, pp. 21-21).

Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif & Riset : Memilih diantara


Lima. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

37

Anda mungkin juga menyukai