Anda di halaman 1dari 13

PERAN MEDIA SOSIAL DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI

PEMILIH PEMULA DI KALANGAN PELAJAR

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh :

Andika Arya P.

Reza Irdianto

Erikson Ellya T.

Alya Rahmitha

Aulia Putri C.

PRODI POLITIK INDONESIA TERAPAN

FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM

NEGERI JATINANGOR

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, senantiasa kita ucapkan puji syukur


kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang hingga saat ini masih memberikan
nikmat iman dan kesehatan kepada kita, sehingga penulis diberi kesempatan yang
luar biasa ini untuk menyelesaikan tugas makalah “ Peran Media Sosial dalam
Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula di Kalangan Pelajar ”.

Penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap


pihak yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, penulis meminta kesediaan
pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai
penulisan makalah kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali
pembuatan makalah ini di waktu berikutnya.

Jatinangor, 31 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3

A. Pengertian Media Sosial................................................................................3

B. Pengertian Partisipasi Politik dalam Pemilih Pemula...................................3

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................5

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pemilih Pemula di Kalangan


Pelajar...................................................................................................................5

B. Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula di


Kalangan Pelajar...................................................................................................6

BAB IV PENUTUP................................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................9

B. Saran.............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika perkembangan teknologi semakin pesat, terutama di bidang
teknologi informasi berbasis internet maka peran media komununikasi
semakin penting. Oleh karena itu, sekarang media telah menjadi salah satu
kebutuhan utama bagi setiap orang. Hal ini seiring dengan ditemukannya
perangkat- perangkat media yang berbasis internet, sehingga informasi
menjadi sesuatu yang mudah ditemukan dibelahan dunia ini, dengan
mengakses melalui internet mengenai informasi, hiburan, pendidikan, politik,
ekonomi dan lain-lain. Media sosial dijadikan sebagai strategi komunikasi
politik adalah merupakan relatif baru dan menjadi fenomena hangat hingga
kini.
Indonesia merupakan negara demokrasi yang menjunjung tinggi
kebebasan hak asasi manusia dan mengemukakan pendapat di muka umum.
Kebebasan berpendapat di Indonesia dilindungi oleh undang-undang. Oleh
karena itu masyarakat di Indonesia mempunyai hak untuk menyampaikan
aspirasi, menuntut dan mendukung kebijakan pemerintah, serta melakukan
kontrol terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Dalam negara demokrasi inilah Pemilihan Umum atau Pemilu masih
dianggap sebagai bentuk partisipasi masyarakat yang bentuknya paling
konkret dalam penyelenggaraan pemerintahan. Yang salah satunya yaitu
bentuk partisipasi melalui media sosial yang banyak digunakan oleh kalangan
remaja yang dapat dikatakan sebagai pemilih pemula.
Demokrasi atau Pemilu untuk memilih presiden. Jenis pemilih yang
perlu diperhatikan tingkat partisipasi politik pemilihnya adalah bagi para
pemilih pemula karena pemilih pemula di Indonesia pada umumnya
mempunyai jumlah yang tidak sedikit, akan tetapi pemilih pemula juga masih
dianggap tingkat kesadaran berpolitik atau pengetahuan tentang pendidikan
politiknya masih rendah sehingga dikhawatirkan akan menurunkan tingkat
partisipasi politik pada pemilu.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Media Sosial ?
2. Apa Pengertian Partisipasi Politik dalam Pemilih Pemula ?
3. Bagaimana Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pemilih Pemula
di Kalangan Pelajar ?
4. Bagaimana Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih
Pemula di Kalangan Pelajar ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Media Sosial.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Partisipasi Politik dalam Pemilih Pemula.
3. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pemilih
Pemula di Kalangan Pelajar.
4. Untuk Mengetahui Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Partisipasi
Pemilih Pemula di Kalangan Pelajar.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Media Sosial


Mandibergh berpendapat bahwa “media sosial adalah media yang
mewadahi kerjasama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user
generated content)”. (Nasrullah, 2017: 11). Sementara itu, Boyd menjelaskan
bahwa, “ media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan
individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan
dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki
kekuatan pada user-generated content (UGC) di mana konten dihasilkan oleh
pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di institusi media massa”.
(Nasrullah, 2017: 11)
Dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa media sosial
adalah sarana yang merupakan medium berbasis teknologi internet (media
online) yang memung-kinkan seseorang dapat berinteraksi sosial,
berkomunikasi dan berkerjasama, serta berbagi dengan orang lainnya. Selain
itu, penggunanya dengan mudah berpartisipasi di dalamnya, berbagi dan
menciptakan pesan. Dalam hal ini, ada beberapa situs media sosial yang
populer sekarang ini antara lain: Blog, Twitter, Facebook, WhatsApp, BMM,
Line, Instagram, Wikipedia dan lain-lain.

B. Pengertian Partisipasi Politik dalam Pemilih Pemula


Secara umum, partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibataan
setiap warga masyarakat untuk mem-pergunakan hak dalam menyampaikan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepen-
tingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Budiardjo bahwa partisipasi politik adalah ”kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara
lain seperti memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung,
mempengaruhi kebijakan pemerintah” (Budiardjo, 2008 : 367).

3
Dari pengertian partisipasi politik tersebut, dapat disimpulkan bahwa
partisipasi politik adalah keterlibatan individu atau kelompok sebagai warga
negara dalam proses politik yang berupa kegiatan yang bertujuan untuk
berpartisipasi aktif dalam kehidupan politik dalam rangka mempengaruhi
kebijakan pemerintah.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemilih adalah warga Negara
Indonesia yang telah genap berumur 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah
kawin(Pasal 1 ayat (22) UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilu). Kemudian
pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga Negara Indonesia yang
didaftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih dan pada hari
pemungutanm suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih
atau sudah/pernah kawin. (Pasal 19 ayat 1 dan 2 UU No. 10 tahun 2008
tentang Pemilu).
Sementara itu, pemilih pemula adalah terdiri dari masyarakat yang
telah memenuhi syarat untuk memilih, yang baru pertama kali melakukan
penggunaan hak pilihnya. Mereka biasanya adalah pelajar berusia 17- 21
tahun, namun ada juga kalangan muda lainnya yang baru pertama kali akan
menggunakan hak pilihnya dalam pemilu yakni para mahasiswa semester awal
dan kelompok pemuda lainnya yang pada pemilu periode sebelumnya belum
genap berusia 17 tahun.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki seseorang untuk dapat menjadi
pemilih adalah:
1. Warga Negara Indonesia yang berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/
pernah kawin.
2. Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya
3. Terdaftar sebagai pemilih
4. Bukan anggota TNI/Polri
5. Tidak sedang dicabut hak pilihnya
6. Terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT)
7. Khusus untuk Pemilukada calon pemilih harus berdomisili sekurang
kurangnya 6 (enam) bulan di daerah yang bersangkutan

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pemilih Pemula di


Kalangan Pelajar
Ada beberapa pengaruh yang membuat seorang warga memutuskan
untuk mengubah keputusannya dari tidak atau enggan untuk berpartisipasi
menjadi ikut untuk berpartisipasi. Faktor-faktor inilah yang dapat memicu
perubahan tersebut. Menurut Almond (dalam Andriadi, 2016) terdapat tiga
pokok penyebab yang dapat memberikan dorongan terhadap keinginan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pemerintahan, yaitu:
1. Modernisasi
Modernisasi memberikan dorongan langsung maupun tidak langsung
terhadap partisipasi politik. Modernisasi mengubah berbagai aspek
kehidupan masyarakat dalam sebuah negara. Inovasi ini terjadi dalam
berbagai aspek yang salah satunya karena dipengaruhi oleh teknologi baru.
Tidak dapat dipungkiri dengan hadirnya teknologi-teknologi baru tersebut
memberikan kemudahan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.
Termasuk dalam menjalankan aktifitas politiknya yang berupa partisipasi.
Semakin mudahnya sistem pemilihan umum ini bisa memicu peningkatan
partisipasi. Kemudahan yang ditawarkan teknologi digital bisa memotivasi
warga negara yang sebelumnya tidak berpartisipasi untuk ikut
berpartisipasi.
2. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi massa modern
Kaum intelektual memiliki peran besar dalam mendorong partisipasi
politik warga negara. Mereka adalah kelompok sosial yang menjadi tolak
ukur sikap politik masyarakat umum. Kapasitas keilmuan yang dimiliki
kaum intelektual membuat masyarakat umum menjadikannya salah satu
rujukan dalam menentukan sikap politik. Masyarakat akan mudah
tersugesti untuk mengambil keputusan yang sama dengan kaum
intelektual. Di era teknologi modern saat ini pengaruh kaum intelektual
akan sangat gampang menguat ke dalam masyarakat. Tersedianya alat
komunikasi, informasi dan interaksi

5
yang lebih canggih membuat kaum intelektual lebih mudah untuk
menyampaikan gagasannya secara langsung kepada masyarakat. Dengan
memanfaatkan media sosial yang ada seperti Instagram, Facebook,
Twitter, seorang intelektual bisa men-share pemikirannya kepada
masyarakat secara luas. Tak jarang pemikiran-pemikirannya akan berubah
menjadi opini publik. Bahkan lebih hebatnya lagi opini-opini kaum
intelektual tersebut yang termuat di media sosial akan diangkat oleh media
massa dan menjadikannya sumber berita.
3. Keterlibatan pemerintah dalam urusan sosial, ekonomi dan kebudayaan
Keterlibatan pemerintah dalam berbagai aspek kehidupan warganegara
turut mendorong partisipasi politik mereka dalam politik. Kepedulian
pemerintah pada rakyat memacu kepedulian rakyat pada politik. Mereka
akan merasa perlu dan penting untuk menggunakan hak partisipasi
politiknya karena akan mempengaruhi warna pemerintahan. Kehadiran
teknologi digital berpengaruh besar terhadap keterlibatan pemerintah
dalam urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Dengan teknologi digital
pemerintah bisa lebih efisien dan efektif dalam mengurus negara.
Kehadiran teknologi digital dalam hal ini khususnya munculnya media
sosial telah mengubah pola partisipasi masyarakat. Di era digital
partisipasi dapat dilakukan melalui dunia maya. Melalui dunia maya yang
tanpa batas, partisipan pemilih pemula menjalankan partisipasi politiknya.
Mereka memanfaatkan teknologi digital melalui instagram, facebook,
twitter, youtube, whatapp dan yang lainnya sebagai sarana partisipasi
politiknya. Fenomena ini mendatangkan era baru partisipasi politik yaitu
partisipasi politik digital atau lebih mudahnya kita sebut sebagai partisipasi
politik online.

B. Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula di


Kalangan Pelajar
Peran media sosial dalam dunia politik yang pertama adalah sebagai
media kampanye. Media sosial yang biasanya hanya digunakan sebagai media
untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman dan kerabat dekat, kini

6
mulai merambah pada komunikasi antara individu dengan institusi. Media
sosial dipandang sebagai suatu alat untuk berinteraksi yang efektif oleh partai
politik dan kandidatnya, termasuk untuk mempromosikan produk atau
kampanye mereka. Bahkan, menjelang Pemilu Legislatif, Partai Politik mulai
semangat membuat akun-akun untuk melakukan kampanye terhadap partai
dan caleg mereka. Salah satu contoh peran media sosial sebagai media
kampanye adalah saat kampanye presiden Barack Obama tahun 2008 di
Amerika Serikat. Salah satu keunggulan berkampanye menggunakan media
sosial adalah biaya kampanye yang jauh lebih murah.
Media sosial juga unggul karena memberi kesempatan kepada para
calon pemilih untuk berdialog dua arah dengan kandidat politisi, tidak seperti
model kampanye tradisional yang cenderung searah. Sifat komunikasi politik
antara kandidat dan calon pemilih bisa menjadi multi arah, seperti dari
kandidat ke pemilih, pemilih ke kandidat, atau antar pemilih.
Adanya media sosial dapat berperan penting untuk mendongkrak suara
secara signifikan bahkan membentuk opini. Munculnya opini, berhasil
membentuk kekuatan masing-masing calon. Keberadaan kampanye bisa
memunculkan secara cepat hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan partai
politik. Banyaknya pernyataan bisa ikut memengaruhi calon pemilih dalam
menentukan siapa yang harus dipilih.
Kedua, media sosial berperan penting dalam pengembangan melek
politik masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Kehadiran media
sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat termasuk mahasiswa sebagai
bagian dari kehidupan sosial politik harusnya dapat dimaksimalkan dengan
baik. Namun, adanya berita-berita tidak sesuai fakta dan hal-hal negatif lewat
media sosial bisa mempengaruhi bagaimana melek politik mahasiswa menjadi
tidak maksimal. Salah satu alasan mengapa melek politik menjadi sentral
dalam pembangunan kualitas demokrasi suatau bangsa adalah karena dengan
melek politik, maka warga negara akan sadar hak dan kewajibannya sebagai
anggota resmi suatu negara. Hal tersebut akan memiliki dampak terhadap
timbulnya kesadaran yang otonom dalam partisipasi pembangunan sistem
politik dan demokrasi dengan kualitas yang lebih baik.

7
Peran media sosial yang ketiga adalah meningkatkan partisipasi
pemilih, khususnya pemilih pemula. Media sosial yang dijadikan sebagai
strategi komunikasi politik merupakan relatif baru dan menjadi fenomena
hangat hingga kini.

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menjadikan media
sosial sebagai alat komunikasi yang paling cepat, tepat, dan murah. Bahkan
berita di televisi maupun surat kabar yang beredar pun tak jarang mendapatkan
informasi lewat media sosial. Dunia politik Indonesia tidak akan pernah lepas
dari berbagai pujian, saran, maupun kritik pedas dari seluruh elemen
masyarakat Indonesia termasuk pengguna internet (netizen). Kuatnya peran
media sosial dalam dunia politik untuk mendapatkan atensi masyarakat lewat
kampanye, membantu generasi muda untuk melek politik, dan meningkatkan
partisipasi pemilih pemula tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu, siapapun
yang akan masuk ke dalam dunia politik, perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menggunakan media sosial.

B. Saran
Sebagai generasi penerus bangsa, yang juga dikatakan sebagai pemilih
pemula, alangkah baiknya dalam menyikapi peran dari media sosial untuk
meningkatkan partisipasi pemilih harus dengan melek politik dan dapat
menyaring baik dan burukmya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nasrullah, R. (2017). Media Sosial: Perspektif Komu-nikasi, Budaya, dan


Sosioteknologi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Budiardjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama.

Andriadi, Fayakhun. 2016. Demokrasi di Tangan Netizen. Jakarta: Semesta


Rakyat Merdeka.

10

Anda mungkin juga menyukai