Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JURNAL REVIEW

INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK BAGI


GENERASI MILENIAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah


Pengantar Ilmu Politik

Dosen Pengampu :
Jerry Indrawan, M. Si

Dibuat Oleh :
Muhamad Aprianto
NIM : 123105036

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS FALSAFAH DAN PERADABAN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review dengan judul jurnal “INSTAGRAM
SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK BAGI GENERASI MILENIAL“ tepat pada
waktunya

Critical Jurnal Review ini ditugaskan oleh dosen mata kuliah pengantar ilmu
politik. Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Jerry Indrawan, M. Si yang telah
membimbing saya

Saya menyadari bahwa tugas Critical Jurnal Review ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan tugas ini. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, 21 November 2023

Muhamad Aprianto
NIM : 123105036

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
IDENTIFIKASI.................................................................................................................. 3
RINGKASAN.................................................................................................................... 3
1. Latar Belakang........................................................................................................ 3
2. Masalah................................................................................................................... 4
3. Tujuan......................................................................................................................4
4. Metode.................................................................................................................... 5
5. Hasil dan Pembahasan........................................................................................... 5
A. Media Sosial dan Komunikasi Politik.................................................................5
B. Instagram dan Komunikasi Politik Generasi Milenial.........................................6
KELEBIHAN..................................................................................................................... 7
KEKURANGAN................................................................................................................ 8
1. Kurangnya subjek politisi.........................................................................................8
2. Tidak ada pembahasan Algoritma...........................................................................8
3. Kritik Kalimat........................................................................................................... 8
SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................. 10
REFERENCE..................................................................................................................10

2
IDENTIFIKASI

INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK BAGI


Judul Jurnal
GENERASI MILENIAL

Volume Vol 6

Halaman 170-179

Tahun 01 Januari 2023

e-ISSN 2656-050X

Penulis Jerry Indrawan, Ruth Elfrita Barzah , Hermina Simmanihuruk

RINGKASAN

1. Latar Belakang

Tulisan ini akan membahas bagaimana Instagram dapat menjadi media


komunikasi politik bagi generasi milenial, Kemajuan dan perkembangan teknologi
dan informasi kian meluas dan cepat. Beberapa layanan seperti e-mail, internet,
media sosial, teleconference dan netmeeting, adalah salah satu pembuktian bahwa
perkembangan teknologi dan informasi kian cepat dan luas. internet menjadi
medium yang paling tepat untuk melakukannya. Bentuk-bentuk media baru akan
sangat membutuhkan kehadiran internet, apalagi media sosial yang eksistensinya
sendiri dipengaruhi oleh jaringan internet.
Media baru yang menggunakan internet menimbulkan dampak bagi
aktivitas-aktivitas politik, tidak hanya di ruang siber tetapi juga di kehidupan (ruang)
nyata. Dampak ini adalah bagian dari proses demokrasi yang mengalami
transformasi oleh berubahnya pola komunikasi politik ke arah ruang siber. di
Indonesia terdapat 92,53 juta pengguna Instagram Pada kuartal IV- 2021. Pada
kuartal sebelumnya, jumlah tercatat adalah sebesar 88,65 juta pengguna, yang
artinya pada tahun 2021 terdapat kenaikan 3,9 juta pengguna atau 4,37%. 34,4 juta

3
pengguna Instagram berasal dari kelompok umur 18-24 tahun, dengan perincian
17,2% adalah laki-laki dan 20% adalah perempuan. Kelompok umur pengguna
Instagram Terbesar kedua adalah di rentan usia 25-34 tahun. Perinciannya adalah,
laki-laki sebesar 15,8%dan perempuan sebesar 16,6%
Data di atas menunjukkan bahwa pada usia-usia tersebut, yaitu biasanya
adalah kalangan generasi milenial, mereka sangat terekspos dengan segala hal
yang berbau digital, serta memiliki keahlian lebih dalam mengoperasikan gadget.
Generasi milenial menjadi kelompok masyarakat yang sangat dekat dengan
penggunaan teknologi informasi. Hal ini wajar karena generasi milenial memiliki rasa
ingin tahu yang besar sehingga ketertarikan akan hal baru yang mereka temui
sangat tinggi.

2. Masalah

Instagram digunakan sebagai sarana komunikasi politik di setiap kegiatan yang


berhubungan dengan kaum milenial. Bentuk komunikasi yang dilakukan misalnya
memberikan informasi tentang program kerja terbaru, cara penanganan suatu
masalah, dan bentuk kerja sama yang dilakukan generasi milenial. Mudahnya
menggunakan media sosial jenis ini membuat generasi milenial menjadikan
Instagram Sebagai platform utama media sosial mereka ketika menyangkut hal-hal
yang terkait dengan kegiatan- kegiatan politik

3. Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana


Instagram digunakan sebagai sarana komunikasi politik oleh generasi milenial.
Instagram dipilih karena merupakan media sosial yang banyak diminati kaum
milenial karena mereka mencari informasi yang langsung dan cepat. Apalagi di
tengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap media-media arus utama
(mainstream),

4
4. Metode

Metode dan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode
pendekatan kualitatif bersifat eksplanatori yaitu bersifat penjelasan terhadap topik
metode-metode penelitian, dan jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif,
Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu
yang diperoleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasi, industri atau
perspektif yang lain. Adapun tujuannya adalah untuk menjelaskan aspek-aspek
yang relevan dengan fenomena yang diamati,

5. Hasil dan Pembahasan

A. Media Sosial dan Komunikasi Politik


Kampanye pemilihan umum saat ini sangat bergantung pada pengaruh
media sosial, Media sosial bagi para pelaku politik dapat memberikan basis
informasi yang ideal untuk mengetahui opini publik yang sedang trending. Begitu
pula dalam menciptakan opini publik dengan tujuan kepentingan politik tertentu.
Opini publik yang dapat membangun dukungan kepada mereka, khususnya yang
tengah berkampanye untuk menjadi wakil rakyat. Tanpa kehadiran internet, tidak
akan ada media sosial. Kolaborasi antar-keduanya membuat relasi yang
seimbang untuk menyebarkan dampak dan pengaruh, khususnya di bidang
komunikasi politik.
Contohnya kita bisa lihat di Amerika Serikat (AS), dimana kesuksesan
kampanye Barack Obama adalah berkat keberhasilannya memanfaatkan media
sosial sebagai faktor pendukung kemenangannya. Obama memberikan
30%pesan-pesan kampanyenya untuk disebarkan melalui medium media-media,
Di Tanah Air penggunaan media sosial untuk kampanye politik semakin
meningkat, salah satu contohnya adalah pasangan Joko Widodo dan Basuki
Tjahaja Purnama. Pasangan ini menggunakan platform media sosial YouTube
sebagai branding untuk menyebarkan video kampanye kreatif dalam rangka
Pilkada DKI Jakarta tahun 2012

5
Mudahnya Akses Dan biaya yang rendah menjadi alasan utama. Daripada
beriklan di media konvensional misalnya, atau juga mengadakan rapat-rapat
luring di publik, media sosial menjadi tentu menawarkan keuntungan tersendiri.
Dengan demikian, branding politik memang sangat praktis jika dipusatkan
melalui media sosial, terlebih angka pengguna media sosial di negeri ini pun
meningkat drastis. Penelitian ini memang tidak mengukur keefektifitasan media
sosial dalam kampanye politik, namun analisis kualitatif penulis secara pribadi
menyimpulkan bahwa proses branding politik sangat efektif jika digunakan di
ranah media sosial

B. Instagram dan Komunikasi Politik Generasi Milenial


Instagram adalah platform di mana generasi milenial dapat menyalurkan
aspirasi, pemikiran, dan opini mereka. Generasi milenial tidak lelah melakukan
penyuntingan gambar untuk menghasilkan versi paling menarik dari perspektif
mereka sendiri di Instagram, Instagram juga digunakan sebagai sarana
komunikasi politik di setiap kegiatan yang berhubungan dengan kaum milenial.
Bentuk komunikasi yang dilakukan misalnya memberikan informasi tentang
program kerja terbaru, cara penanganan suatu masalah, dan bentuk kerja sama
yang dilakukan generasi milenial. Bentuk komunikasi ini dilakukan dalam upaya
untuk menjalin komunikasi antara sesama kaum milenial dalam masyarakat atau
pihak tertentu,
Generasi milenial yang condong untuk bersuara melalui Instagram Terkait
perspektif- perspektif politiknya, membuat Instagram adalah media komunikasi
politik yang sangat efektif. Instagram pun memberikan informasi tentang isu-isu
politik terkini yang bisa diakses oleh generasi milenial. Formulasi branding politik
juga akan lebih efektif menggunakan Instagram karena kita harus menyadari
bahwa platform ini berbasis user-generated content. Artinya, para politisi maupun
stakeholder politik bisa membentuk citra apa pun yang mereka inginkan. Di sisi
lain, generasi milenial pun dapat menunjukkan posisi (stance) mereka terkait
isu-isu politik tertentu atau secara umum.

6
Generasi milenial yang memiliki eksposur tinggi terhadap media sosial
jenis ini dapat memberikan laporan dengan cepat kepada otoritas negara apabila
ada masalah yang mereka temui di sekitar lingkungan mereka. Respon cepat ini
membuat otoritas negara dapat secara cepat dan tepat menangani masalah
yang terjadi Problem hadir dari aspek akurasi dan kebenaran dari informasi yang
ada di Instagram. Hal ini tentu saja harus dilakukan proses verifikasi lebih lanjut.
Selama Ini kita terbiasa dengan aturan bagi media konvensional atau arus
utama, di mana ada konsekuensi hukum terkait setiap informasi yang
disajikannya.

KELEBIHAN
Jurnal ini memberikan pembahasan masuknya komunikasi politik dalam media sosial
terutama instagram untuk generasi milenial yang mudah dipahami, terdiri dari Abstrak,
Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil Penelitian Dan Pembahasan, Abstrak
memberikan tujuan dalam penulisan jurnal ini, lalu pada pendahuluan kurang lebih
berisi yang melatar belakangi jurnal ini dibuat dimana media sosial baru terutama
instagram dan komunikasi politik menjadi kombinasi yang bagus dalam aktivitas
berpolitik, Metode berisi tata cara proses selama penelitian berlangsung, dan Hasil
penelitian dan pembahasan yang berisi media sosial dan komunikasi politik juga
instagram dan komunikasi politik generasi milenial. Jadi dari sini saya melihat bahwa
satu unsur dengan unsur yang lain saling berhubungan dalam jurnal ini dan juga
validitas dan kredibilitas dari jurnal ini pun sangat di percaya. Dari segi aspek layout dan
tata cara, serta tata tulis termasuk penggunaan font rapi, penulisan juga sesuai dengan
EYD. jurnal ini juga dilengkapi dengan volume, nomer, issn dan edisi terbit sehingga
kita dapat mengetahui apakah jurnal ini masih baru atau jurnal yang sudah lama.
Abstrak dari jurnal ini juga sudah dilengkapi dengan bahasa inggris jadi dapat
memudahkan jika ada pembaca dari luar untuk mengetahui ringkasan dari jurnal.

7
KEKURANGAN
Walaupun dalam jurnal ini memiliki beberapa kelebihan dalam hal validitas, kredibilitas,
dan akses ke pengetahuan politik, tapi tentu juga memiliki beberapa kekurangan yang
perlu diperhatikan atau ditambahkan:

1. Kurangnya subjek politisi

Saya pribadi pikir akan lebih bagus jika subjek politisi ditambah dalam kata kunci
atau pembahasan tersendiri karena jika generasi milenial dibuat seolah sebagai
korban karena penggunaan media sosial yang marak terjadi di generasi milenial
maka di jurnal seharusnya di tambahkan juga yang memanfaatkan nya,
bertujuan agar pembaca memahami dalam dua sudut pandang

2. Tidak ada pembahasan Algoritma

Internet memang penting dalam media sosial tapi kita juga jangan sampai lupa
jika dalam media sosial ada algoritma tersendiri yang membuat sang pengguna
hanya interest pada apa yang memang mereka suka saja, dan itu membuat
polarisasi tersendiri dalam media sosial, disini jika konteks nya capres, jika
pengguna media sosial menyukai capres 1 maka secara tidak langsung
algoritma media sosial pengguna tersebut akan terus mendapatkan
informasi-informasi bagus mengenai capres 1 dan akan menerima informasi
yang jelek atau sedikit radikal untuk capres 2 dan capres 3. Sulit dipercaya tapi
begitulah algoritma dalam media sosial bekerja. Jika disederhanakan lagi bisa
dibilang algoritma contohnya seperti kita search di e-commerce seperti lazada
atau shopee sepatu, maka nanti di media sosial kita akan muncul banyak iklan
sepatu

3. Kritik Kalimat

Sebelumnya izin saya ingin ber nalar kritis ke 2 kalimat yang saya temukan
cukup kontroversial menurut saya.

8
a. “Dengan demikian, media sosial diharapkan bisa menjadi kanal bagi
informasi dua arah yang interaktif antara penguasa dan masyarakat”
Kata informasi dua arah sendiri sudah mengandung kuantitatif jadi tidak
usah diharapkan karena bagaimana bisa penguasa yang hanya sebagian
orang atau bahkan satu orang merespon masyarakat yang banyak, oke
mungkin dalam praktiknya sudah ada masyarakat yang ditolong langsung
melalui media sosial karena dapat memberikan pendapat atau minta
tolong langsung ke penguasa melalui media sosial. tapi pada
kenyataannya jika penguasa semakin berkuasa otomatis berbagai elemen
masyarakat semakin banyak dan mencakup menyeluruh, apa bisa
penguasa tetap berperan sebagaimana sebelumnya. Saya rasa tidak
akan bisa kecuali pendapat atau suatu berita viral, dan tentu tidak akan
mudah untuk viral sehingga pada akhirnya penguasa dan masyarakat
tetap memiliki jaraknya masing-masing.

b. “Kembali ke Tanah Air, penggunaan media sosial untuk kampanye politik


semakin meningkat, salah satu contohnya adalah pasangan Joko Widodo
dan Basuki Tjahaja Purnama. Pasangan ini menggunakan platform media
sosial YouTube sebagai branding untuk menyebarkan video kampanye
kreatif dalam rangka Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 lalu”
Memang betul pasangan tersebut menggunakan media sosial dengan
baik sehingga dapat menaikan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama
menjadi gubernur DKI JKT saat itu tapi perlu diingat media sosial juga
dapat menurunkan Basuki Tjahaja Purnama pada 2016 atau biasa disebut
212, media sosial juga sangat berperan dalam 212 menurut saya karena
tanpa adanya media sosial mungkin tidak akan ada masalah karena
warga yang saat itu diberikan pengarahan oleh beliau pun tidak terlalu
mempermasalahkan, tapi karena adanya media sosial hampir semua
elemen masyarakat menuntut nya untuk turun pada saat itu. Jadi media
sosial selain dapat menaikan orang ke bangku penguasa tapi juga dapat
menurunkan orang dari bangku penguasa.

9
SIMPULAN DAN SARAN
Jurnal ini memberikan kita pengetahuan umum tentang bagaimana komunikasi
politik bagi generasi milenial berlangsung melalui instagram karena mudah, praktis,
efektif dan tentunya hanya dalam satu genggaman. Penyusunan jurnal juga sudah
sesuai dan dari satu unsur dengan unsur lainnya saling berhubungan, abstrak yang
didukung oleh bahasa inggris pun sudah cukup mewakili keabsahan dari jurnal ini
Selalu ada kekurangan dari apa yang dibentuk masukan seperti subjek politisi
dan algoritma media sosial sekiranya menjadi saran dari saya untuk dapat dilengkapi
atau sebagai bahan kajian kedepannya untuk melengkapi beberapa sektor. Kalimat
yang saya komentari berdasarkan keresahan yang memang saya alami sebagai
generasi milenial itu sendiri sekiranya dapat menjadi sarana untuk bersama-sama
menjadi lebih baik kedepannya.

REFERENCE
https://www.voaindonesia.com/a/algoritma-di-media-sosial-/6351000.html

10

Anda mungkin juga menyukai