Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MODEL SOSIAL DARI PENGGUNAAN TEKNOLOGI DAN

MEDIA SERTA IMPLIKASI PRAKTIS

: Oleh
Yola Saputri
219110225

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, serta
Karunianya yang tak ternilai dan tidak dapat dihitung sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul pengaruh model sosial dari
penggunaan teknologi dan media serta implikasi praktis. Makalah ini menjelaskan
tentang pengaruh model sosial dari penggunaan teknologi dan media serta
implikasi praktis.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Kami berharap semoga makalah tentang pengaruh model sosial
dari penggunaan teknologi dan media serta implikasi praktis ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 14 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Pengaruh Model Sosial dari Penggunaan Teknologi dan Media ......................2
2.2 Implikasi Praktis ................................................................................................4

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Kesimpulan........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan pengguna internet dalam beberapa tahun belakangan ini
terus mengalami peningkatan. Data yang dikeluarkan oleh We Are Social
menunjukkan pengguna internet di seluruh dunia dari tahun ke tahun naik
hingga 7,6 persen. Jika dililhat secara rinci ada sekitar 79 juta pengguna aktif
media sosial di Indonesia dan ada sekitar 66 juta orang yang mengakses
media sosial melalui perangkat mobile. Facebook masih menjadi layanan
media sosial yang memiliki pengguna paling aktif di Indonesia.
(http://tekno.liputan6.com/).
Namun ironisnya, meski angka pengguna internet dan media sosial di
Indonesia sangat tinggi tetapi tidak diikuti dengan kemampuan penggunaan
media sosial yang baik oleh setiap pengguna media sosial. Ada banyak kasus
yang menyebabkan pengguna akun media sosial harus berhadapan dengan
hukum. Mulai dari kasus pencemaran nama baik yang dilakukan di media
sosial, penyebaran berita hoax, penyebaran informasi yang berbaur SARA
dan berbagai kritik terhadap kebijakan politik yang terkadang dianggap
sebagai aktifitas perlawanan terhadap pemerintah.
Oleh karenanya penting bagi para pengguna internet dan media sosial
untuk bisa menggunakan akun media sosialnya secara cerdas sehingga tidak
tersangkut pada jeratan hukum pidana. Maka penulis akan membahas tentang
bagaimana Pengaruh Model Sosial Dari Penggunaan Teknologi Dan Media.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Model Sosial Dari Penggunaan Teknologi Dan
Media?
2. Bagaimana Implikasi Praktisnya?

1.3 Tujuan

Ingin mengetahui pengaruh model sosial dari penggunaan teknologi


dan media dan implikasi praktis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Model Sosial Dari Penggunaan Teknologi Dan Media


Adapun Aspek dari Model Sosial yaitu:
A. Etika Berkomunikasi Pada Media Sosial
Menjaga etika berkomunikasi pada saat menggunakan media sosial
menjadi menjadi penting untuk dilakukan
Ada beberapa unsur etika komunikasi yang diamati pada penelitian ini
yaitu;
(1) Tidak memberikan informasi pribadi secara berlebihan
Memberikan informasi pribadi pada akun media sosial secara
berlebihan tentu akan memberikan dampak yang negatif bagi si
pemilik akun. Apalagi jika informasi yang diberikan tersebut bersifat
rahasia seperti menuliskan nomer handphone, alamat rumah secara
lengkap dan jelas atau terkadang menuliskan nomer rekening. Jika
informasi yang bersifat rahasia tersebut disebar secara luas pada akun
media sosial, maka akan mempermudah orang-orang untuk
melakukan tindakan kejahatan atau penipuan terhadap si pemilik
akun.
(2) Berkomunikasi secara santun
Berkomunikasi secara santun yaitu menghargai lawan bicara dan
merespon dengan baik.
(3) Beropini berdasarkan fakta
Yaitu berkomunikasi dengan menilai dan memberi pandangan untuk
memihak salah satu pihak dalam suatu fenomena tertentu. Subjektif
berarti opini tidak bersifat netral karena dikemukakan hanya menurut
satu pihak.

2
B. Kemampuan memilah informasi yang bersifat hoax
Penggunaan media sosial secara cerdas tidak hanya dilihat dari
kemampuan dalam etika berkomunikasi tetapi juga dilihat dari
kemampuan dalam memilah informasi yang bersifat hoax. Apalagi
pertumbuhan penggunaan internet dan smartpohone yang terus
meningkat setiap tahunnya juga berkorelasi secara positif dengan
penggunaan akun media sosial. Bersarnya pertumbuhan tersebut harus
diimbangi dengan kemampuan memilah bahan literasi digital atau bacaan
digital yang baik. Sebab jika tidak diikuti dengan kemampuan memilah
yang baik maka akan terjebak pada informasi-informasi yang bersifat
hoax atau bohong
Ada tiga aspek yang akan dijadikan indikator untuk mengukur
kemampuan dalam memilah informasi yang bersifat hoax yaitu;
(1) Kemampuan Memilah Judul Yang Cenderung Profokatif
(2) kemampuan dalam mencermati alamat situs
(3) kemampuan dalam memeriksa fakta pada konten informasi atau
berita.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model sosial dari


penggunaan teknologi dan media terbagi atas dua aspek yaitu; aspek etika
komunikasi dan aspek pemilahan informasi yang bersifat hoax. Pada aspek
etika komunikasi banyak yang memberikan informasi secara berlebihan
dengan menuliskan masalah keluarga dan percintaan pada akun media sosial
mereka. Namun begitupun, di sisi lainnya, banyak juga yang tidak pernah
menuliskan kata-kata cacimaki, kasar, kata-kata porno dan kata-kata yang
mengandung ujaran kebencian pada akun media sosial. Pada aspek pemilahan
informasi yang bersifat hoax, banyak yang mengaku sering membaca judul
yang bersifat profokatif dan membagikannya tanpa membandingkan
informasi yang ada dengan sumber lainnya. Selain itu, banyak juga yang tidak
memeriksa alamat situs dan fakta pada konten informasi yang cenderung
profokatif tersebut.

3
2.2 Implikasi Praktis

Implikasi yang terjadi pada pengaruh model sosial dari penggunaan


teknologi dan media seperti persebaran informasi palsu atau hoax,
komunikasi di media sosial yang kurang santun, meningkatkan risiko
cyberbullying dan kasus pencemaran nama baik.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan disimpulkan bahwa model sosial dari


penggunaan teknologi dan media terbagi atas dua aspek yaitu; aspek etika
komunikasi dan aspek pemilahan informasi yang bersifat hoax. Implikasi
yang terjadi pada pengaruh model sosial dari penggunaan teknologi dan
media seperti persebaran informasi palsu atau hoax, komunikasi di media
sosial yang kurang santun, meningkatkan risiko cyberbullying dan kasus
pencemaran nama baik.

5
DAFTAR PUSTAKA

Malau, Ruth Mei Ulina. Khalayak Media Baru. THE MESSENGER, Vol II
No. 2 (Januari 2011): 51-56. 20 Oktober 2016.
Mujahiddin, M., & Harahap, MS (2017). Model penggunaan media sosial di
kalangan pemuda. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi , 1 (2),
142-155.
Purworini, D. (2014). Model Informasi Publik Di Era Media Sosial.\ Nurhadi,
ZF (2017). Model komunikasi sosial remaja melalui media
twitter. Jurnal Aspikom , 3 (3), 539-549.
Situmorang, James R. Pemanfaatan Internet Sebagai New Media Dalam
Bidang Politik, Bisnis, Pendidikan dan Sosial Budaya. Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol 8 No 1 (2012): 73:87. 20 Oktober 2016.

6
7

Anda mungkin juga menyukai