Anda di halaman 1dari 11

ANJUNG SENI IDRUS TINTIN DI KOTA PEKANBARU

Dosen Pengampu : Tessa shasrini

Di susun Oleh :

Yola Saputri 219110225

Poty Shaniya Bery 219110135

Khairani 219110282

Rufa Eliza 219110096

Raja willy novriani 219110168

Muhammad Zaky Ramadhan 219110224

Galvando A. Ishak 219110005

Nugraha Indra Bayu 219110101

Noviana Rahma dwi putri 219110286

Daresta Camelia 219110162

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami ucapkan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang anjungan seni idrus tintin di Kota Pekanbaru.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Kami berharap semoga makalah ilmiah tentang anjungan seni
idrus tintin di Kota Pekanbaru ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Pekanbaru, 18 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………......................................1

1.1 Latar Belakang………………….................................................................1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………................................2
1.3 Tujuan……………………………………..................................................2

BAB II PEMBAHASAN………………………………...................................3

2.1 Sejarah Bangunan Idrus Tintin................................................................3


2.2 Pemanfaatan Gedung Anjung Seni Idrus Tintin………..........................5

BAB III PENUTUP………...……………………………….............................7

3.1 Kesimpulan………………………...........................................................7
3.2 Saran…………………….........................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah merupakan bidang ilmu sosial yang menjelaskan tentang


perkembangan kehidupan manusia dari segala aspek kehidupan yang telah
terjadi pada masa lampau. Masing-masing dari proses perkembangan ini
terjadi, peristiwa-peristiwa yang membuat perubahan terjadi. Dengan
uraian tentang yang lalu, ini dapat digunakan sebagai referensi yang baik
untuk saat ini dan yang akan datang.

Menurut bapak sejarawan Indonesia Karto dirdjo, ada dua aspek


penting dalam sejarah. Sejarah memuat unsur-unsur dan isi pokok
bahasan atau penulis dan sejarah dalam arti objektif berkaitan dengan
peristiwa atau peristiwa itu sendiri, sebagai proses yang sebenarnya
(Kartodirjo, 1993).

Tidak jarang gedung-gedung yang pernah dijadikan ikon sejarah


untuk memperingati sejarah menjadi daya tarik wisata untuk pameran
budaya. Istilah pariwisata (tourism) baru muncul pada abad ke-18,
terutama di paroki setelah Revolusi Industri di Inggris. Istilah pariwisata
berasal dari kata melakukan kegiatan wisata (wisata). Ini adalah kegiatan
yang melibatkan tinggal sementara seseorang untuk alasan selain
kegiatan yang dapat menghasilkan upah dan gaji dari lokasi sehari-hari
(Muljadi, 2012).

UU Kepariwisataan Indonesia No.10 menyatakan bahwa


pengembangan pariwisata harus diperkuat dalam rangka memperluas
lapangan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan
devisa dan memperkenalkan budaya alam masyarakat Indonesia. Salah
satu daya tarik kota Pekanbaru adalah Anjungan Seni Idrus Tintin.

1
Bangunan ini akan membantu wisatawan memahami kekayaan dan
keragaman budaya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah Gedung Anjungan Idrus Tintin di Kota Pekanbaru ?
2. Bagaimana Pemanfaatan Gedung Anjungan Idrus Tintin di Kota
Pekanbaru ?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka


tujuan penelitian ini adalah :

1. Memahami Sejarah Gedung Anjungan Idrus Tintin di Kota Pekanbaru.

2. Mengetahui Pemanfaatan Gedung Anjungan Idrus Tintin di Kota


Pekanbaru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Anjungan Seni Idrus Tintin


Idrus Tintin adalah seniman Liau yang bangga. Ia lahir pada 10
November 1932 di Rengat. Idrus Tintin mempelajari kegiatannya di
bidang seni, sastra, dan teater. Ia dibesarkan di lingkungan Melayu dan
orang tuanya juga berdarah Melayu. Ayahnya berasal dari Lubuk
Ambacang, Kuantan Singingi. Sedangkan ibunya berasal dari Shimahan
dan menetap di Indragiri Hilir. Ayah Idrus Tintin bekerja sebagai kapten
kapal patroli pemerintah di Tarempa, Kepulauan Riau. Ayahnya
meninggal pada tahun 1942 setelah Jepang mengebom daerah Tarempa
pada 14 Desember.
Idrus Tintin itu kemudian dititipkan ibunya di Panti Asuhan Dai
Toa, Kodomo Ryo milik pemerintah Jepang. Di asrama inilah Idrus Tintin
mengenal dunia teater. Setelah itu, ia mengikuti teater sebagai salah satu
pemain berbahasa Jepang. Berkat pengetahuannya tentang dan
kefasihannya dalam bahasa Jepang, ia dipekerjakan untuk bekerja di Pusat
Telepon Profesional Jepang. Dipindahkan ke Asrama Kubota pada tahun
1943 dan bekerja di kantor Okabedai di Tanjung Pinang. Tapi dia hanya
bekerja di sana selama lima bulan. Meskipun jadwalnya sibuk, ia
menekuni hobi teater.
Pada akhir 1944, ia kembali ke Riau, Tembilahan, dan
melanjutkan pendidikan yang terputus. Tahun berikutnya, ia kembali ke
Rengat untuk mengunjungi SMP dan melanjutkan teater di bawah
bimbingan Agus, Mois dan Hasbra. Setelah lulus dari SMP, saya
melanjutkan pendidikan di SMA Sore Tanjung Pinang. Kemudian pada
tahun 1949 diserahkan kepada anggota TNI. Tetapi dia sangat mencintai
dunia teater sehingga dia mempraktekkan profesi barunya hanya untuk
waktu yang singkat. Pada tahun 1952 ia mendirikan sebuah studio di
Tarempa bernama Glinda.

3
Dua tahun kemudian, ia memulai karir PNS sebagai Kepala Dinas
Sosial Kewedanan Pulau Tujuh. Namun, dia memutuskan untuk
mengundurkan diri dari posisinya sebagai pemimpin. Ia lebih memilih
menekuni seninya dengan meluncurkan perusahaan teater informal. Dia
sangat terlibat dalam bidang teater dengan memperkenalkan teater
kreatifnya. Salah satu dari manuskripnya yang terkenal adalah manuskrip
berjudul Patient. Karena kesuksesannya, ia dan kelompok teaternya sering
diundang oleh pemerintah daerah untuk tampil di acara-acara.
Kemudian dalam tahun 1959, Idrus Tintin merantau ke Pulau Jawa
buat menambah wawasannya akan teater. Di Jawa beliau mulai berkenalan
menggunakan artis teater yang populer dan ternama. Setelah setahun
merantau, beliau balik ke Rengat kemudian menikah. Selama beberapa
tahun sampai tahun 1965, dia menerima prestasi pada bidang teater. Salah
satu prestasi yg dicapainya merupakan menjadi Aktor Terbaik yang
diselenggarakan sang Pemerintah Provinsi Riau dalam sebuah Festival
Drama.
Riau merupakan provinsi yg dominan penduduknya orisinil
Melayu. Hal ini ditunjukkan berdasarkan bangunan-bangunan eksklusif
yang mempunyai ke-khasan melayunya. Bangunan spesial melayu,
identik menggunakan dijumpainya Selembayung atau ornament yg
menyilang diujung genting atau atap. Ukiran selembayung ini
mengandung makna pengakuan Tuhan Yang Maha Esa. Pengertian lain
merupakan melambangkan bulan sabit yg menaruh penjelasan ke seisi
rumah. Sementara itu, sebagian lainnya menyebut tabrakan selembayung
melambangkan tanduk kerbau, fauna yang membantu penduduk pada
memasak pertaniannya.
Salah satu bangunan menggunakan kekhasan akan melayu
merupakan bangunan megah Anjung Seni Idrus Tintin. Bangunan megah
ini didirikan sang Saleh Djasit, sewaktu dia masih menjabat menjadi
Gubernur Riau. Anjung Seni Idrus Tintin terletak pada Kompleks Bandar
Seni Raja Ali Haji Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru. Gedung

4
Anjung Seni Idrus Tintin semenjak didirikan dalam memahami 2007 nir
mempunyai pengelola. Gedung Anjung Seni Idrus Tintin eksklusif berada
dibawah pengurusan Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Provinsi Riau.
Dengan syarat semakin hari bangunan megah itu nir terawat, maka pihak
Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Provinsi Riau menduga perlunya
sebuah badan pengelola buat mengelola gedung Anjung Seni Idrus Tintin,
sebagai akibatnya dibentuklah pengelola gedung Anjung Seni Idrus Tintin.
Saat ini Anjung Seni Idrus Tintin sudah dikelola sang Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Bandar serai yg dibawah supervisi eksklusif Dinas
Pariwisata & Ekonomi Kreatif Provinsi Riau. UPT. Bandar Serai ini
sendiri baru terbentuk dalam Akhir Bulan April 2015 (Yuliani & Mariata,
2016).
Gedung Anjung Seni Idrus Tintin sekarang sudah dipakai para artis
buat menampilkan pertunjukan seni musik, teater, & seni tari. Potensi
yang dimiliki Riau bahkan, Anjung Seni Idrus Tintin pernah dijadikan
menjadi lokasi penyelenggaraan program Festival Film Indonesia (FFI)
dalam 2007. Dengan pengelolaan yang baik, pariwisata boleh sebagai jalan
buat melestarikan bangunan Anjung Seni Idrus Tintin. Pengembangan
yang dilakukan sang banyak sekali pihak wajib membuahkan bangunan
megah ini buat layak dikunjungi rakyat lokal juga wisatawan luar. Namun,
berdasarkan output pengamatan penulis, bangunan Anjung Seni Idrus
Tintin masih kurang diminati sang wisatawan. Hal ini kentara terlihat
berdasarkan jumlah pengunjung yg tiba & penyelenggaraan pertunjukan
yg sedikit.

2.2 Pemanfaatan Gedung Anjungan Seni Idrus Tintin

Anjungan Seni Idrus Tintin dibangun pada tahun untuk digunakan


sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya. Anjungan Seni Idrus Tintin
juga dapat digunakan sebagai gladi bersih teater untuk Pertunjukan
Pemuda dan Pemudi Pekanbaru. Anjungan Seni Idrus Tintin juga

5
digunakan sebagai tempat Festival Film Indonesia (FFI) 2007. Gedung
Idrus Tintin Art Anjung telah digunakan oleh seniman sebagai tempat
untuk pertunjukan seni, musik, teater dan tari.

Gedung Anjungan Seni Idrus Tintin memiliki gedung berstandar


internasional, yang mampu menampung pertunjukan seni dengan
penonton 600 kursi. Bangunan ini juga didukung dengan sistem tata suara
dan pencahayaan. UPT saat mengajukan izin. Bandar Serai masih dalam
pembahasan.

Gedung Anjungan Seni Idrus Tintin digunakan juga untuk


pertunjukkan seni lainnya seperti Parade Tari yang diadakan setiap
tahunnya antar daerah kota atau kabupaten se Riau, Parade lagu Daerah
dan Nasional, pameran seni dan audisi lainnya.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Idrus Tintin adalah seorang seniman kebanggaan Riau. Idrus tintin


mendalami kegiatannya dalam bidang seni, sastra dan teater dengan
menyabet banyak prestasi sehingga namanya diabadikan menjadi nama
sebuah bangunan megah di Kota Pekanbaru yaitu bangunan Anjung Seni
Idrus Tintin. Anjung Seni Idrus Tintin merupakan icon budaya melayu
yang berpotensi besar untuk menarik wisatawan dengan mengenalkan
budaya melayu di Riau. Dengan pengelolaan yang baik, maka objek wisata
ini tidak hanya menarik minat wisata. Namun, juga bisa menambah
pendapatan daerah. Terlebih lagi bangunan ini terletak di wilayah yang
strategis yaitu dekat dengan Bandara. Namun, pengelolaan yang kurang
baik menjadikan pengunjung wisata menjadi sepi..

3.2 Saran

Perlu adanya kontrol langsung dari pihak terkait terutama Dinas


Pariwisata untuk langsung terjun kelapangan melihat kondisi dari gedung
Anjung Seni Idrus Tintin. Serta bantuan dari Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Provinsi Riau dalam peningkatan fasilitas dengan
sokongan dana dan mengadakan kegiatan agar bisa meningkatkan SDM
bagi pengelola ASIT agar dapat merawat dan menggunakan fasilitas
dengan baik dan maksimal.

7
DAFTAR PUSTAKA

AJ, Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Fiqri, A. (2021). Menelusuri Bangunan Megah Berarsitektur Riau-Melayu:


Anjung Seni Idrus Tintin Di Kota Pekanbaru. Innovative: Journal Of
Social Science Research, 1(2), 539-542.

Kartodirjo, Sartono, 1993. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yuliani, F., & Mariata, H. G. (2016). Optimalisasi Pemanfaatan Gedung Anjung


Seni Idrus Tintin dalam Pengembangan Wisata di Kota
Pekanbaru (Doctoral dissertation, Riau University).

Anda mungkin juga menyukai