Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TARI ZAPIN LANCANG KUNING

Guru Pengampu: Artati M. Rasul, S.Pd

Disusun Oleh :

Cut Lilla Alivia

Dea Permata Ningsih

Fitra Erlangga

Mirza Fazli Devansyah

Nefa Mepta

Ramad Juanda

Tri Cica Sugiarti

POLITEKNIK CALTEX RIAU

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI

TEKNIK REKAYASA JARINGAN TELEKOMUNIKASI

2022/2023
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami ucapkan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang pengelolaan sampah elektronik di indonesia.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pengelolaan
sampah elektronik di indonesia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Pekanbaru, 7 Januari 2023

Deaz Salsabillah Syafitri

i
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………......................................1

1.1 Latar Belakang………………….................................................................1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………................................2
1.3 Tujuan……………………………………..................................................2

BAB II PEMBAHASAN………………………………...................................3

2.1 Kondisi Sampah Elektronik di Indonesia................................................3


2.2 Pengelolaan Sampah Elektronik di Indonesia ..………..........................4
2.3 Pihak Berizin Mengelola Sampah Elektronik………………………….5
2.4 Cara Mencegah Sampah Elektronik……………………………………6

BAB III PENUTUP………...……………………………….............................8

3.1 Kesimpulan………………………...........................................................8
3.2 Saran…………………….........................................................................8

ii
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri teknologi elektronik yang sangat cepat


tidak hanya menawarkan berbagai macam pilihan produk tetapi juga
pilihan harga. Ini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
memiliki barang-barang elektronik di rumahnya. Penggunaan peralatan
elektronik akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan perkembangan teknologi peralatan elektronik. Peningkatan
ini mengakibatkan sampah elektronik juga meningkat.

Sampah elektronik dikelompokkan sebagai limbah berbahaya dari


sumber tidak spesifik dengan kode limbah B107d. Menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Bahan Berbahaya
dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Sebagian besar sampah elektronik dikategorikan sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) karena mengandung komponen atau bagian
yang terbuat dari substansi berbahaya (seperti timbal, merkuri, kadmium
dan lainnya). Logam berat dan senyawa-senyawa yang terdapat dalam
limbah elektronik berbahaya terhadap kesehatan. Logam berat memiliki
sifat beracun, karsinogenik (menyebabkan kanker), dan mutagenik
(menyebabkan cacad bawaan). Dampak eksternalnya juga tidak kalah
mengerikan yaitu berupa degradasi kualitas lingkungan dan kesehatan
masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Tanah, air dan udara di sekitar
lokasi pemrosesan limbah elektronik pun umumnya telah tercemar logam

1
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

berat dan senyawa-senyawa beracun seperti PCB, PCDD/F, PAH, PBDE,


BFR dan logam berat lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Kondisi Sampah Elektronik di Indonesia?


2. Bagaimana Pengelolaan Sampah Elektronik di Indonesia?
3. Bagaimana Pihak Berizin Mengelola Sampah Elektronik?
4. Bagaimana Cara Mencegah Sampah Elektronik?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Kondisi Sampah Elektronik di Indonesia


2. Mengetahui Pengelolaan Sampah Elektronik di Indonesia
3. Mengetahui Pihak Berizin Mengelola Sampah Elektronik
4. Mengetahui Bagaimana Cara Mencegah Sampah Elektronik

2
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Sampak Elektronik di Indonesia


Timbulan sampah elektronik di Indonesia tercatat mencapai 2 juta
ton di tahun 2021, berdasarkan informasi Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan. Pulau Jawa menyumbang sebanyak 56%, 22%-nya berasal
dari Pulau Sumatera, dan yang lainnya terbagi dari seluruh daerah di
Indonesia.
Perkembangan digitalisasi disebut menjadi alasan meningkatnya
penggunaan perangkat elektronik. Hal ini juga yang menyebabkan
timbulan sampah elektronik selalu bertambah setiap tahunnya. Tanpa
diiringi penanganan dan pengelolaan yang tepat, sampah elektronik yang
menggunung dapat menimbulkan bahaya serius. Terlebih karena
kandungannya yang sangat tidak ramah untuk lingkungan bahkan
manusia.
Dari total 2 juta ton sampah elektronik yang tercatat oleh KLHK di
tahun 2021, nyatanya baru sekitar 17,4% yang berhasil dikelola dengan
baik. Sisa lainnya masih tersimpan di rumah atau masuk ke tempat
pembuangan sampah dan bercampur dengan jenis sampah lainnya.
Sampah elektronik sendiri wujudnya bermacam-macam. Dapat
berupa baterai, kabel listrik, bohlam lampu, kipas angin listrik, perangkat
komputer, bahkan kulkas dan mesin cuci yang secara ukuran tidak
selayaknya dibuang di tempat penampungan sampah standar. Bukan hanya
karena beberapa di antaranya berukuran besar, namun sampah elektronik
termasuk ke dalam Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang
memiliki kandungan zat kimia beracun di dalamnya.
Dikutip dari Media Indonesia, menurut penelitian PhD Candidate
for Recycling Electronic Waste, timbulan sampah elektronik di Indonesia
diprediksi akan mencapai angka 3.200 kiloton di tahun 2040. Artinya,
rata-rata setiap orang menyumbang sebanyak 10 kilogram sampah

3
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

elektronik dalam satu tahun. Angka ini bisa jadi akan terus bertambah
mengingat perkembangan teknologi yang juga kian meningkat.

2.2 Pengelolaan Sampah Elektronika di Indonesia

Pengelolaan sampah elektronik yang termasuk sampah B3 masih


terus disempurnakan hingga saat ini. Direktur Pengelolaan Sampah
Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK, Novrizal Tahar menyebut, peraturan
mengenai sampah elektronik di Indonesia merupakan hal baru. Upaya
integrasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri/pelaku
usaha, produsen, maupun masyarakat juga terus dilakukan.
Regulasi pengelolaan sampah elektronik di Indonesia saat ini
tertuang dalam UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, PP Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
Sampah Spesifik, serta PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Penyelenggaraan aturan ini diharapkan dapat membantu menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah khusus yang
bertanggung jawab. 
Salah satunya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta. Pemprov DKI Jakarta berupaya menyelenggarakan pengelolaan
sampah elektronik secara benar mengikuti aturan yang ada melalui
Program “Penjemputan Limbah Elektronik” yang diinisiasi tahun 2017
lalu. Warga Jakarta dapat menyerahkan atau meminta penjemputan
sampah elektronik oleh DLH DKI untuk nantinya sampah akan
ditempatkan di tempat penampungan sementara khusus.
Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat DLH DKI Jakarta, Edy
Mulyanto menyebut, di setiap kecamatan di DKI Jakarta telah disediakan
tempat penampungan sampah khusus B3 dan elektronik sebelum nantinya
dipindahkan ke tempat penampungan tingkat provinsi yang berada di

4
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

daerah Jakarta Timur. Nantinya, sampah elektronik akan dikelola dan


disalurkan oleh Pemprov DKI ke beberapa pihak swasta yang ditunjuk
untuk mengolah sampah tersebut.
Menurut Edy, dibutuhkan waktu dua sampai tiga hari bagi DLH
untuk mengelola sampah elektronik. Proses ini dimulai dari penjemputan
di rumah warga, pemilahan sampah di tempat penampungan sementara,
hingga akhirnya sampah sampai ke tempat penampungan tingkat provinsi.
Tidak lupa, semua proses dilakukan dengan prosedur khusus sampah B3
sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

2.3 Pihak Berizin Mengelola Sampah Elektronika

Penanganan sampah elektronik atau e-waste tidaklah sama dengan


sampah biasa, seperti organik, anorganik, kertas, dan lainnya.
Pengelolaannya harus dilakukan dengan tepat dan hati-hati mengingat
sampah elektronik mengandung bahan kimia berbahaya yang tidak baik
untuk manusia dan lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pengelolaan
sampah elektronik harus secara khusus dilakukan oleh pihak-pihak berizin
yang telah tersertifikasi oleh pemerintah (dalam hal ini adalah KLHK). Di
Indonesia sendiri, tercatat ada 6 perusahaan swasta terdaftar di KLHK
yang berperan sebagai pengangkut, pengolah, dan pendaur ulang sampah
elektronik.
Selain itu, pemerintah juga berupaya melibatkan peran para
produsen dan distributor produk elektronik untuk ikut mengelola kembali
sampah produk mereka. Skema take back berupa penarikan atau
penerimaan kembali produk bekas oleh produsen atau distributor, baik itu
ponsel, komputer, tv, dan lainnya, untuk nantinya dikelola oleh mereka
secara bertanggung jawab.

5
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

Seperti yang dilakukan Xiaomi Indonesia yang mendorong solusi


daur ulang barang elektronik bekas pakainya lewat kampanye
#LebihLestari. Masyarakat dapat membawa barang elektronik bekas pakai
berukuran kecil, seperti smartphone, charger, laptop, kabel, dan baterai
ke drop-off point untuk nantinya didaur ulang menjadi barang berguna
lainnya. Kegiatan ini tidak hanya mendukung pengelolaan sampah
bertanggung jawab, tetapi juga ikut menerapkan prinsip ekonomi sirkular
di dalam bisnis.

2.4 Cara Mencegah Sampah Elektronik

Sampah elektronik akan terus meningkat jumlahnya apabila tidak


ada inisiatif untuk mencegah dan mengurangi timbulan sampah melalui
pencegahan timbulan sampah maupun pengelolaan sampahnya.
Berdasarkan laman Zero Waste Indonesia, berikut ini beberapa hal yang
bisa dilakukan untuk mencegah sampah elektronik terus meningkat.
1. Menjaga Keawetan Barang
Menggunakan barang dengan baik dapat membantu
memperpanjang masa pakai barang dan menjadi upaya mengurangi
sampah elektronik. Hal ini juga menjadi cara untuk tidak membeli barang
elektronik dalam waktu dekat.
2. Memperbaiki Barang yang Rusak
Sebelum memutuskan membeli yang baru, usahakan untuk
memperbaiki terlebih dahulu barang elektronik apabila rusak. Hal ini
dimaksudkan sebagai upaya memaksimalkan pemakaian barang terlebih
jika barang elektronik tersebut sebenarnya hanya perlu sedikit sentuhan
dari ahlinya.
3. Menjual Barang Elektronik
Menjual menjadi pilihan tepat untuk memindahkan kepemilikan
barang ke orang lain yang menginginkan produk elektronik yang kamu
miliki dengan harga yang lebih murah.

6
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

4. Donasikan Barang Elektronik


Selain dijual, barang elektronik yang sekiranya tidak lagi terpakai
dapat diberikan secara cuma-cuma ke orang yang lebih membutuhkan
daripada hanya tergeletak tidak berguna di rak penyimpanan atau malah
dibuang begitu saja.
5. Menyewa Barang Elektronik
Mungkin saja sebenarnya barang elektronik tersebut tidak terlalu
dibutuhkan dan hanya dipakai dalam beberapa kali saja. Untuk itu
pertimbangkan menyewa daripada membeli baru demi mencegah barang
elektronik diam sia-sia tidak terpakai.
6. Berpikir Sebelum Membeli
Apakah barang elektronik tersebut memang benar-benar
dibutuhkan? Apakah yakin akan digunakan setiap saat? Niat membeli itu
adalah sebuah kebutuhan atau hanya sekadar keinginan? Tiga pertanyaan
tersebut dapat dipikirkan matang-matang sebelum akhirnya memutuskan
membeli.
7. Pilih Barang Elektronik yang Mendukung Keberlanjutan
Saat ini para produsen sudah lebih aware akan pentingnya
memproduksi barang elektronik yang mendukung keberlanjutan alam.
Perangkat elektronik berlabel Energy Star atau disertifikasi
oleh Electronic Product Environmental Assessment Tool (EPEAT) adalah
salah satu bentuk langkah sustainable yang diterapkan di dunia. 
8. Mendaur Ulang Sampah Elektronik secara Bertanggung Jawab
Tidak hanya cara memakai, para pengguna perangkat elektronik
semestinya harus tau juga cara mengelola sisa pemakaian produk
sehingga sampahnya tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Daur ulang
menjadi langkah penting yang dapat dilakukan.

7
K3 Listrik – Semester Ganjil 2022/2023

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sudah saatnya masyarakat bersama para pelaku usaha juga pemerintah
bersama-sama memahami penanganan dan pengelolaan sampah elektronik
yang bertanggung jawab di Indonesia. Peningkatan akan kebutuhan produk
elektronik harus dibarengi dengan penanganan yang tepat demi mencegah
sampahnya dapat merusak lingkungan dan membahayakan manusia. Mari
dukung pengelolaan sampah elektronik secara bertanggung jawab dan
ciptakan lingkungan yang aman dan asri.

Anda mungkin juga menyukai