Sampah dapat menjadi beberapa sumber energi untuk energi listrik, Studi kelayakan,
biogas dan biofuel. Hambatan dalam pencapaian target pembangunan Desain,
dalam bidang energi, sebesar 96% konsumsi energi di Indonesia masih PLTSa,
dipenuhi dengan penggunaan energi fosil (48% minyak bumi, 30% Energi Listrik,
batubara dan 18% gas). Sehingga Energy from Waste yang tepat menuju Sampah
lingkungan yang baik (Best for Environment), melalui tempat
pembuangan sampah (TPA)/(Landfill), Inceneratorion, Recovery (Daur
ulang atau reuse, pengomposan atau composting, waste to energy atau
limbah menjadi energi), penggunaan kembali dan minimisasi limbah.
Potensi energi yang dihasilkan tergantung dari volume sampah. TPA
Bantar Gebang Bekasi menurut penelitian pertengahan tahun 2008
mencapai 9.932.142,24 m3 dengan prediksi jumlah sampah perhari
sekitar 7.000 ton. Timbunan limbah berasal dari sampah pemukiman
(rumah tangga) dan non pemukiman pada periode 3 tahun terakhir di
Pulau Jawa, adalah 29.413.336 m3/tahun atau 44% (2008), 22,2 juta
ton/tahun atau 58% (2009) dan terjadi peningkatan untuk daerah Jakarta,
yaitu dari 6.594,72 ton/hari diperkirakan menjadi 7200 ton/hari pada
tahun 2020. Penelitian ini bertujuan menegtahui potensi gas landfill
(LFG) yang dihasilkan dari timbunan sampah TPA Bantar Gebang
Kabupaten Bekasi dan kapasitas energi listrik yang dapat dibangkitkan
dari kandungan gas landfill tersebut dan kelayakN dibangunnya
pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) 200 MW di daerah tersebut.
Metode penelitian adalah penelitian rekayasa dan teoritis dengan tujuan
menghasilkan potensi gas landfill dari penguraian limbah organik
sebagai sumber energi listrik alternatif dengan sumber energi 200 MW
dan menghasilkan hasil kajian studi kelayakan.
listrik, biogas dan biofuel. Permasalahan yaitu dari 6.594,72 ton/hari diperkirakan
yang ada yaitu hambatan dalam pencapaian menjadi sebesar 7200 ton/hari pada tahun
target pembangunan dalam bidang energy, 2020[3].
sebesar 96% konsumsi energi di Indonesia Hal ini, bagaimana penanggulangan
masih dipenuhi dengan penggunaan energi sampah yang volumenya selalu meningkat
fosil (48% minyak bumi, 30% batubara dan dan selalu menjadi masalah besar terutama di
18% gas). Sehingga Energy from Waste yang kota-kota besar di Indonesia. Hingga tahun
tepat menuju lingkungan yang baik (Best for 2020 mendatang, volume sampah perkotaan
Ennvironment), melalui tempat pembuangan di Indonesia diperkirakan akan meningkat
sampah (TPA)/(Landfill), Inceneratorion, lima kali lipat[4]. Dari jumlah sampah yang
Recovery (Daur ulang atau reuse, besar itu, sangat memungkinkan
pengomposan atau composting, waste to kesinambungan ketersediaan sampah setiap
energy atau limbah menjadi energi), harinya. Sedangkan proses pengolahan
penggunaan kembali dan minimisasi limbah. sampah yang sedang berjalan saat ini di lokasi
Penerapan Energy from waste ini, TPA Bantar Gebang untuk menghasilkan
menghasilkan energi listrik sangat dibutuhkan energy listrik dengan landfill hanya mencapai
untuk berbagai bidang usaha dan kehidupan. 3 MW dan dengan teknologi Incenerator
Saat ini, mencanangkan pentingnya hemat hanya mencapai 300 kW atau 0,3 MW[5]. Dari
energi serta berusaha mengembangkan permasalahan tersebut di atas, akan dikaji
pembangkit-pembangkit listrik dengan seberapa besar daya listrik yang dihasilkan
menggunakan energi alternatif seperti pembangkit listrik 200 MW dengan bahan
pembangkit listrik tenaga angin, tenaga surya, bakar sampah melalui Teknologi S/S,
mikro hidro, dll. Dari alternatif-alternatif Gasifikasi dengan nilai kalor yang dihasilkan
sumber energy seperti tenaga surya, angin dan oleh sampah organik.
mikro hidro, sekarang sedang dicoba Berapakah potensi gas landfill (LFG)
alternatif baru dengan menggunakan sampah yang dihasilkan dari timbunan sampah TPA
organik sebagai sumber energi pembangkit Bantar Gebang Kabupaten Bekasi. Dan
listrik[1]. Potensi energi yang akan dihasilkan berapakah kapasitas energi listrik yang dapat
tergantung dari volume sampah dan TPA, dibangkitkan dari kandungan gas landfill TPA
yang tidak terlepas dengan peningkatan Bantar Gebang Kabupaten Bekasi. Kemudian
pertumbuhan penduduk. Dari hasil survei apakah layak dibangunnya suatu pembangkit
yang dilakukan Pemerintah, terdapat sekitar listrik tenaga sampah (PLTSa) dengan 200
15 kota yang memiliki sampah dengan jumlah MW di darah TPA Bantar Gebang Kabupaten
yang besar, diantaranya DKI Jakarta dengan Bekasi. Dengan tujuan menghasilkan potensi
potensi sampah yang dapat mencapai 7000 gas Landfill yang dihasilkan dari penguraian
ton per hari[2]. limbah organik Tempat Pembuangan Akhir
Begitu pula dengan bantar Gebang (TPA) Bantar Gebang Kabupaten Bekasi
Bekasi menurut penelitian dan studi di TPA sebagai sumber energi listrik alternative,
pertengan tahun 2008 mencapai 9.932.142,24 menghasilkan potensi gas Landfill terhadap
m3. diprediksi jumlah sampah perhari yang kapasitas energi listrik yang dapat
diterima TPA Bantar Gebang sekitar 7.000 dibangkitkan jadi sumber energy yang 200
ton/hari[3]. Dari data yang dihimpun ternyata MW menghasilkan hasil kajian-kajian studi
timbunan limbah yang berasal dari sampah kelayakan ekonomi (Feasibility Study) beban,
pemukiman (rumah tangga) dan non energi, pertimbangan pemilihan teknologi
pemukiman pada periode 3 tahun terakhir, pembangkit, pertimbangan Hasil keuangan
dimana pada tahun 2008 volume sampah proyek NPV (Net Present Value), IRR
untuk pulau Jawa sebesar 29.413.336 (Internal Rate of Return) dan PP (Payback
m3/tahun atau 44 %, pada tahun 2008 jenis Periode), teknis terkait area dan Lokasi,
limbah dapur volume sampah sebesar 22,2 faktor lingkungan dan sosial ekonomi,
juta ton/tahun (58 %) dan pada tahun 2009 regulasi terhadap legalitas pembangunan
terjadi peningkatan untuk daerah Jakarta, Power Plant.
Teknologi incenerator adalah metode disertai jenis limbah lain: abu ketel dan lalat
pembakaran limbah yang tidak dapat didaur akibat pembakaran dan pengendalian polusi
ulang, namun pabrik sampah menjadi energi udara, yang harus dikelola khusus sebelum
atau energi dari sampah atau industri yang dibuang di TPA limbah berbahaya. Metode
terbukti terbarukan, memulihkan energi dari pengolahan yang paling umum adalah
limbah. Pembakaran langsung limbah kota Solidifikasi (S) dan Stabilisasi (S) dengan
campuran menghasilkan uap tekanan tinggi semen sebagai pengikat. Karena adanya
yang dikonversi menjadi tenaga listrik waktu pengerasan, diperlukan ruang untuk
menggunakan turbin dan generator. Hasilnya menyimpan produk S/S selama beberapa
adalah produksi listrik untuk masyarakat minggu. Tetapi ketika melihat tanaman yang
setempat maupun nasional. Metode ini ada, area ini tidak selalu tersedia. Tujuan
proyek ini adalah untuk menguji efek bahan menjadi lebih sedikit dan membatasi
kimia tertentu yang dapat ditambahkan ke kelarutan pemcemar mereduksi toksisitas.
matriks abu-abu boiler dan terbang untuk Gabungan kedua proses disebut proses SS
mempercepat proses stabilisasi. (Solidifikasi-Stabilisasi) atau (S/S). (S/S)
Solidifikasi (fikasi) /pengapsulan yaitu merupakan proses yang melibatkan
memproses limbah lumpur padat dengan pencampuran limbah dengan zat pengikat
sasaran utama mengurangi lindi yang untuk mereduksi pelindian kontaminan secara
berbahaya untuk mendapatkan bahan yang fisik dan kimia. Proses S/S mengkonversi
baik, meningkat kekuatan, menurukan limbah (B3) menjadi bentuk yang dapat
permeabilitas campuran limbah. Stabilitasi diterima oleh lingkungan untuk dibuang ke
adalah proses penanganan limbah berbahaya lahan pembuangan atau digunakan untuk
atau pencampuran limbah dengan bahan keperluan konstruksi. S/S telah banyak
aditif untuk meningkatkan karateristik fisik digunakan untuk menangani limbah radioaktif
dan penanganan limbah, mengurangi luas tingkat rendah, berbahaya, dan limbah
permukaan sehingga kontaminan yang lolos campuran[6].
Reuse
Bahan beton
Non struktural paving, Produk S/S
bata
Bahan jalan, pelataran,
lantai, road base, sub base Landfilling;
filler
Limbah matrik padat
sebagai liner
Keterangan
1. Feed Handling
(Penangan Pakan)
2. Plasma Gasifikasi
3. Gas Cooling
4. Syngas Clean up
(Pembersihan Syngap)
5. Product Option (Power,
Enthance, and Steam)
Gambar 3. Gasifikasi
Keterangan:
1. Waste in
2. Waste Feed Crane
3. Waste Storage Bunker
4. Combustion unit and
Boiler Flue Gases and fly
ash
5. Filter System
6. Air Quality Control
System
7. Air Quality Control Test
8. Water Vapoor Steam and
Cleaned Gasses
9. Fly Ash Captuned for
Landfill
Gambar 6. The EFW Process (Direct Combustion
[4] Kenneth, W. Jr., Richard, D. E., 1999, [9] Al-Fikri, Iqbal, H., 2013, Analisis
Thermodynamics 6th Edition, Singapore- Pembangkit Listrik dengan Generator
Printed, McGraw-Hill. Stirling, Program Prodi Elektro,
[5] Rizal, M., 2011, Analisis Pengelolaan Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Persampahan Perkotaan (Sudi kasus pada [10] Safrizal, 2014, Distributed Generation
Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Kota
Kabupaten Donggala, SMARTek Journal (PLTSa) Type Incinerator Solusi Listrik
Publication, 9 (2), 155–172. Alternatif kota Medan. Prosiding
[6] Spence, R. D., Shi, C., 2005, SNATIF, 1.
Stabilization and Solidification of [11] Abdelwaheb, A., 2012, Energy Recovery
Hazardous, Radioactive, and Mixed from a Municipal Solid Waste (MSW)
Wastes, CRC Press. Landfill Gas : A Tunisian Case Study.
[7] Basu, P., 2010, Biomass gasification and Hydrol Current Res., HYCR, 3(4).
pyrolysis: practical design and theory, [12] Kasmir, Jakfar, 2012, Studi Kelayakan
Elsevier, New York, USA. Bisnis, Jakarta, Kencana.
[8] El-Wakil, 1985, M.M. Instalasi
Pembangkit Daya, Jakarta, Erlangga.