Anda di halaman 1dari 11

Media Ilmiah Teknik Lingkungan

MITL Volume 5, Nomor 1, Februari 2020


Artikel Hasil Penelitian, Hal. 51-61

Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)


Sebagai Sumber Energi Listrik 200 MW
(Studi Kasus TPA Bantar Gebang Kabupaten Bekasi)

Jenni Ria Rajagukguk


Fakultas Teknik Mesin, Universitas Krisnadwipayana, Jakarta
e-mail: jenniria_rajaguguk@yahoo.com

ABSTRAK Kata kunci

Sampah dapat menjadi beberapa sumber energi untuk energi listrik, Studi kelayakan,
biogas dan biofuel. Hambatan dalam pencapaian target pembangunan Desain,
dalam bidang energi, sebesar 96% konsumsi energi di Indonesia masih PLTSa,
dipenuhi dengan penggunaan energi fosil (48% minyak bumi, 30% Energi Listrik,
batubara dan 18% gas). Sehingga Energy from Waste yang tepat menuju Sampah
lingkungan yang baik (Best for Environment), melalui tempat
pembuangan sampah (TPA)/(Landfill), Inceneratorion, Recovery (Daur
ulang atau reuse, pengomposan atau composting, waste to energy atau
limbah menjadi energi), penggunaan kembali dan minimisasi limbah.
Potensi energi yang dihasilkan tergantung dari volume sampah. TPA
Bantar Gebang Bekasi menurut penelitian pertengahan tahun 2008
mencapai 9.932.142,24 m3 dengan prediksi jumlah sampah perhari
sekitar 7.000 ton. Timbunan limbah berasal dari sampah pemukiman
(rumah tangga) dan non pemukiman pada periode 3 tahun terakhir di
Pulau Jawa, adalah 29.413.336 m3/tahun atau 44% (2008), 22,2 juta
ton/tahun atau 58% (2009) dan terjadi peningkatan untuk daerah Jakarta,
yaitu dari 6.594,72 ton/hari diperkirakan menjadi 7200 ton/hari pada
tahun 2020. Penelitian ini bertujuan menegtahui potensi gas landfill
(LFG) yang dihasilkan dari timbunan sampah TPA Bantar Gebang
Kabupaten Bekasi dan kapasitas energi listrik yang dapat dibangkitkan
dari kandungan gas landfill tersebut dan kelayakN dibangunnya
pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) 200 MW di daerah tersebut.
Metode penelitian adalah penelitian rekayasa dan teoritis dengan tujuan
menghasilkan potensi gas landfill dari penguraian limbah organik
sebagai sumber energi listrik alternatif dengan sumber energi 200 MW
dan menghasilkan hasil kajian studi kelayakan.

PENDAHULUAN Pertumbuhan angka sampah semakin tahun


Pemerintah semakin memberikan semakin meningkat, sejalan dengan
perhatian terhadap pemanfaatan sampah, pertumbuhan aktivitas manusia. Sampah yang
salah satu pemanfaatan sampah menghasilkan dihasilkan oleh masyarakat dapat menjadi
sumber energi melalui teknologi tertentu. beberapa sumber energi yaitu sumber energy
Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 52

listrik, biogas dan biofuel. Permasalahan yaitu dari 6.594,72 ton/hari diperkirakan
yang ada yaitu hambatan dalam pencapaian menjadi sebesar 7200 ton/hari pada tahun
target pembangunan dalam bidang energy, 2020[3].
sebesar 96% konsumsi energi di Indonesia Hal ini, bagaimana penanggulangan
masih dipenuhi dengan penggunaan energi sampah yang volumenya selalu meningkat
fosil (48% minyak bumi, 30% batubara dan dan selalu menjadi masalah besar terutama di
18% gas). Sehingga Energy from Waste yang kota-kota besar di Indonesia. Hingga tahun
tepat menuju lingkungan yang baik (Best for 2020 mendatang, volume sampah perkotaan
Ennvironment), melalui tempat pembuangan di Indonesia diperkirakan akan meningkat
sampah (TPA)/(Landfill), Inceneratorion, lima kali lipat[4]. Dari jumlah sampah yang
Recovery (Daur ulang atau reuse, besar itu, sangat memungkinkan
pengomposan atau composting, waste to kesinambungan ketersediaan sampah setiap
energy atau limbah menjadi energi), harinya. Sedangkan proses pengolahan
penggunaan kembali dan minimisasi limbah. sampah yang sedang berjalan saat ini di lokasi
Penerapan Energy from waste ini, TPA Bantar Gebang untuk menghasilkan
menghasilkan energi listrik sangat dibutuhkan energy listrik dengan landfill hanya mencapai
untuk berbagai bidang usaha dan kehidupan. 3 MW dan dengan teknologi Incenerator
Saat ini, mencanangkan pentingnya hemat hanya mencapai 300 kW atau 0,3 MW[5]. Dari
energi serta berusaha mengembangkan permasalahan tersebut di atas, akan dikaji
pembangkit-pembangkit listrik dengan seberapa besar daya listrik yang dihasilkan
menggunakan energi alternatif seperti pembangkit listrik 200 MW dengan bahan
pembangkit listrik tenaga angin, tenaga surya, bakar sampah melalui Teknologi S/S,
mikro hidro, dll. Dari alternatif-alternatif Gasifikasi dengan nilai kalor yang dihasilkan
sumber energy seperti tenaga surya, angin dan oleh sampah organik.
mikro hidro, sekarang sedang dicoba Berapakah potensi gas landfill (LFG)
alternatif baru dengan menggunakan sampah yang dihasilkan dari timbunan sampah TPA
organik sebagai sumber energi pembangkit Bantar Gebang Kabupaten Bekasi. Dan
listrik[1]. Potensi energi yang akan dihasilkan berapakah kapasitas energi listrik yang dapat
tergantung dari volume sampah dan TPA, dibangkitkan dari kandungan gas landfill TPA
yang tidak terlepas dengan peningkatan Bantar Gebang Kabupaten Bekasi. Kemudian
pertumbuhan penduduk. Dari hasil survei apakah layak dibangunnya suatu pembangkit
yang dilakukan Pemerintah, terdapat sekitar listrik tenaga sampah (PLTSa) dengan 200
15 kota yang memiliki sampah dengan jumlah MW di darah TPA Bantar Gebang Kabupaten
yang besar, diantaranya DKI Jakarta dengan Bekasi. Dengan tujuan menghasilkan potensi
potensi sampah yang dapat mencapai 7000 gas Landfill yang dihasilkan dari penguraian
ton per hari[2]. limbah organik Tempat Pembuangan Akhir
Begitu pula dengan bantar Gebang (TPA) Bantar Gebang Kabupaten Bekasi
Bekasi menurut penelitian dan studi di TPA sebagai sumber energi listrik alternative,
pertengan tahun 2008 mencapai 9.932.142,24 menghasilkan potensi gas Landfill terhadap
m3. diprediksi jumlah sampah perhari yang kapasitas energi listrik yang dapat
diterima TPA Bantar Gebang sekitar 7.000 dibangkitkan jadi sumber energy yang 200
ton/hari[3]. Dari data yang dihimpun ternyata MW menghasilkan hasil kajian-kajian studi
timbunan limbah yang berasal dari sampah kelayakan ekonomi (Feasibility Study) beban,
pemukiman (rumah tangga) dan non energi, pertimbangan pemilihan teknologi
pemukiman pada periode 3 tahun terakhir, pembangkit, pertimbangan Hasil keuangan
dimana pada tahun 2008 volume sampah proyek NPV (Net Present Value), IRR
untuk pulau Jawa sebesar 29.413.336 (Internal Rate of Return) dan PP (Payback
m3/tahun atau 44 %, pada tahun 2008 jenis Periode), teknis terkait area dan Lokasi,
limbah dapur volume sampah sebesar 22,2 faktor lingkungan dan sosial ekonomi,
juta ton/tahun (58 %) dan pada tahun 2009 regulasi terhadap legalitas pembangunan
terjadi peningkatan untuk daerah Jakarta, Power Plant.

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 53

PEMBAHASAN Beberapa jenis sampah anorganik bahkan


Sampah baru akan terurai setelah kurun waktu sangat
Sampah ialah sesuatu yang tidak dapat lama sehingga akan menimbulkan kerusakan
dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang, lingkungan, contohnya besi, plastik, kaleng
umunya berasal dari kegiatan yang dilakukan dan sebagainya, Sedangkan sampah bahan
manusia, termasuk kegiatan industri[1]. Ilmu berbahaya dan beracun (B3) merupakan
Kesehatan Lingkungan mengartikan sampah sampah yang dapat membahayakan
sebagai bagian dari benda atau hal lain yang lingkungan maupun manusia seperti limbah
tidak disenangi, tidak digunakan atau benda rumah sakit dan limbah pabrik[1]. Demikian
yang harus dibuang dari sisa aktifitas juga proses penguraian sampah ada dua yaitu
makhluk hidup. Sampah biasanya penguraian biokimia dan penguraian fisika.
digolongkan ke dalam tiga jenis berdasarkan
sifatnya yaitu sampah organik, sampah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
anorganik dan sampah bahan berbahaya dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
beracun (B3). Sampah organik adalah sampah (PLTSa) merupakan pembangkit yang dapat
yang memiliki komposisi bahan yang dapat membangkitkan tenaga listrik dengan
mengalami penguraian secara biologis atau memanfaatkan sampah sebagai bahan
alami seperti sampah sisa makanan, kotoran utamanya, baik dengan memanfaatkan
hewan, kertas, kayu maupun sampah sisa sampah organik maupun anorganik.
perkebunan lainnya. Sampah anorganik Mekanismepembangkitan dapat dilakukan
merupakan sampah yang sukar terurai secara dengan 2 cara yaitu proses Pembakaran
alami dan membutuhkan penanganan dan (Incineration), dan Gasifikasi, seperti terlihat
proses lebih lanjut untuk menghancurkannya. pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Solidifikasi-Stabilisasi (SS)

Teknologi incenerator adalah metode disertai jenis limbah lain: abu ketel dan lalat
pembakaran limbah yang tidak dapat didaur akibat pembakaran dan pengendalian polusi
ulang, namun pabrik sampah menjadi energi udara, yang harus dikelola khusus sebelum
atau energi dari sampah atau industri yang dibuang di TPA limbah berbahaya. Metode
terbukti terbarukan, memulihkan energi dari pengolahan yang paling umum adalah
limbah. Pembakaran langsung limbah kota Solidifikasi (S) dan Stabilisasi (S) dengan
campuran menghasilkan uap tekanan tinggi semen sebagai pengikat. Karena adanya
yang dikonversi menjadi tenaga listrik waktu pengerasan, diperlukan ruang untuk
menggunakan turbin dan generator. Hasilnya menyimpan produk S/S selama beberapa
adalah produksi listrik untuk masyarakat minggu. Tetapi ketika melihat tanaman yang
setempat maupun nasional. Metode ini ada, area ini tidak selalu tersedia. Tujuan

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 54

proyek ini adalah untuk menguji efek bahan menjadi lebih sedikit dan membatasi
kimia tertentu yang dapat ditambahkan ke kelarutan pemcemar mereduksi toksisitas.
matriks abu-abu boiler dan terbang untuk Gabungan kedua proses disebut proses SS
mempercepat proses stabilisasi. (Solidifikasi-Stabilisasi) atau (S/S). (S/S)
Solidifikasi (fikasi) /pengapsulan yaitu merupakan proses yang melibatkan
memproses limbah lumpur padat dengan pencampuran limbah dengan zat pengikat
sasaran utama mengurangi lindi yang untuk mereduksi pelindian kontaminan secara
berbahaya untuk mendapatkan bahan yang fisik dan kimia. Proses S/S mengkonversi
baik, meningkat kekuatan, menurukan limbah (B3) menjadi bentuk yang dapat
permeabilitas campuran limbah. Stabilitasi diterima oleh lingkungan untuk dibuang ke
adalah proses penanganan limbah berbahaya lahan pembuangan atau digunakan untuk
atau pencampuran limbah dengan bahan keperluan konstruksi. S/S telah banyak
aditif untuk meningkatkan karateristik fisik digunakan untuk menangani limbah radioaktif
dan penanganan limbah, mengurangi luas tingkat rendah, berbahaya, dan limbah
permukaan sehingga kontaminan yang lolos campuran[6].

Limbah Binder; Agregat; Air; Aditif;


 Residu proses industri Semen, clay, Pasir, kerikil Atau pelarut Umumnya
 Residu IPAL pozzolan lain paten
 Residu Air Pollution
Control
 Tanah terkontaminasi
 Sisa wadah
 Limbah menggantikan
fungsi binder/agregat/aditif Pencampuran

Reuse
 Bahan beton
 Non struktural paving, Produk S/S
bata
 Bahan jalan, pelataran,
lantai, road base, sub base Landfilling;
filler
Limbah matrik padat
sebagai liner

Gambar 2. Diagram proses Solidifikasi –Stabilitasi (S/S)

Keterangan
1. Feed Handling
(Penangan Pakan)
2. Plasma Gasifikasi
3. Gas Cooling
4. Syngas Clean up
(Pembersihan Syngap)
5. Product Option (Power,
Enthance, and Steam)

Gambar 3. Gasifikasi

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 55

Teknologi Gasifikasi dari Tempat Pembuangan Sampah (TPA)


Pengolahan sampah dengan teknologi sebagai pembangkit energi listrik dinamakan
gasifikasi ini yaitu mengkondisikan sampah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
[10]
organik yang akan dipergunakan sebagai (PLTSa) . Gas Landfill atau LFG
bahan bakar dalam bentuk gas. Gas yang merupakan gas yang dihasilkan oleh mikroba
dihasilkan atau dibutuhkan adalah gas metan pada saat bahan organik mengalami proses
(CH4) sebagai sumber bahan bakar disel fermentasi dalam suatu keadaan anaerobik
ataupun untuk memanaskan uap sebagai yang sesuai baik dari segi suhu, kelembaban,
penggerak tubin sehingga dapat menghasilkan dan keasaman. LFG dapat terjadi akibat
tenaga listrik Proses pembentukan gas metan penguraian material organik yang terdapat
ini terjadi dari unsur C pada sampah dengan pada tempat pembuangan akhir. Sebagian
unsur H yang di dapat dari H2O sehingga besar kandungan dari gas landfill adalah
membentuk persenyawaan baru berupa gas metana dan karbon dioksida[11].
metan itu sendiri[7].
Tabel 1. Presentase gas penyusun LFG
Konversi Energi Rumus Kimia Persentase Kandungan
Energi dapat diartikan sebagai No Uraian Komposisi
kemampuan dari suatu zat untuk dapat 1. Methane (CH4) 40-60 %
melakukan proses kerja. Energi dibedakan 2. Carbon Monoksida (CO) 25 – 50 %
menjadi dua macam yaitu energi primer dan 3. Nitrogen (N) 3 – 15 %
energi sekunder. Energi primer adalah sumber 4. Oksigen (O) 0-4 %
5. Hidrogen (H) 0-1 %
daya energi yang telah disediakan langsung
oleh alam sedangkan energi sekunder adalah
energi primer yang telah dimanfaatkan lebih Tabel 2. Konversi Energi Gas Metana
lanjut. Energi yang terdapat di alam bersifat menjadi Enegi Listrik
No Jenis Energi Setara Energi
kekal dimana energi tersebut tidak dapat
1 1 kg Gas Metana 6,13 107 Joule
diciptakan ataupun dimusnahkan. Energi
2 1 kWh 3,6 107 Joule
dapat diubah menjadi bentuk lain dengan 4,0213 107 Joule
menggunakan proses tertentu, hal inilah yang 3 1 m3 Gas Methane 11,17 kWh
disebut dengan proses konversi energi[8].
Energi listrik merupakan energi yang Rumus perhitungan potensi energi
dihasilkan oleh benda yang bermuatan listrik. listrik yang dibangkitkan prosedur yang
Muatan listrik statis akan menimbulkan energi dilakukan adalah sebagai berikut:
potensial listrik, sedangkan muatan listrik 1. Jumlah gas LFG yang dihasilkan dengan
dinamis akan menimbulkan arus listrik dan metode IPCC Tier-2 berdasarkan
energi magnet[9]. Energi listrik merupakan persamaan 1 yang akan diinterpretasikan
jenis energi sekunder, oleh sebab itu dalam satuan m3. Sedangkan jumlah
dibutuhkan sumber daya energi primer untuk timbulan sampah untuk setiap tahun
dilakukan proses konversi energi. Sumber dinyatakan dengan persamaan sebagai
pembangkitan energi primer yang dapat berikut.
digunakan untuk membangkitkan energi 𝑊𝑡 = 𝑥 𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎h …….(1)
listrik digolongkan menjadi dua yaitu energi Dimana: = sampah pada tahun ke-t
terbarukan dan energi tak terbarukan. = jumlah penduduk tahun ke-t
Gas Landfill (LFG) merupakan salah 2. Potensi energi listrik Energi listrik yang
satu sumber energi terbarukan yang dapat dibangkitkan dapat diketahui dengan
digunakan sebagai pemangkit listrik. persamaan sebagai berikut.
Kandungan gas metana yang terdapat pada 𝐸 = 𝑀𝑒𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾 (kWh) ..….(2)
landfill gas dapat digunakan sebagai pemutar 3. Energi listrik netto yang dibangkitkan
turbin melalui proses pembakaran. Turbin gas
Penggunaan gas landfill yang dibangkitkan 𝑝 = 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑥 (kWh) …….(3)

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 56

Metode Analisis Tekno Ekonomi METODE PENELITIAN


Feasibility study tentang perencanaan
pembangkit energi listrik tenaga sampah,
sebelum proyek dilakukan maka penelitian Start
dan penilaian ekonomik perlu dilakukan
sebelum meningkat menjadi pelaksanaan
pembangunan. Feasibility study tentang Persiapan (Raw Material,
anggaran yang dibutuhkan apabila Komponen2 Peralatan
pembangkit listrik tenaga sampah Teknologi)
terealisasikan. Analisis ekonomi yang 1. Proses Kerja Teknologi
diprioritaskan adalah payback period (PBP), /Incenerator: S/S dan Gasifikasi
net present value (NPV) dan nilai return of 2. Kajian2
investment.

Perhitungan Payback Period


Metode payback period adalah jumlah Pengolahan & Pembahasan
waktu yang dibutuhkan oleh investor untuk
dapat mengembalikan biaya awal investasi
dari pembangkit listrik tenaga sampah.
Adapun persamaan payback period adalah
Kesimpulan dan Saran
sebagai berikut [12]:
PP = ……….....……(4)
Dimana : Selesai
n = Tahun terakhir saat arus kas masih belum
menutupi nilai investasi Gambar 4. Flow Chart Kegiatan Desain
a = jumlah atau nilai investasi
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah sebagai
b = jumlah kumulatif arus kas tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas tahun ke-n+1 Sumber Energi 200 MW

Perhitungan Net Present Value (NPV) Persiapan Raw Material


Kajian dan pertimbangan hasil Data sementara Letak Geografis dan
keuangan proyek untuk menilai apakah Volume Sampah Bantar Gebang, terlihat
sebuah pembangkit Net Present Value (NPV) Gambar 5. TPST Bantargebang adalah sebuah
adalah nilai sekarang dari keseluruhan kecamatan yang terletak di Kota Bekasi,
Discounted Cash Flow atau gambaran Provinsi Jawa Barat. Kecamatan ini terbagi
ongkos/pembiayaan total atau pendapatan menjadi 4 kelurahan yang meliputi,
total proyek dilihat dengan nilai sekarang Bantargebang dengan luas 406,244 Ha,
(nilai pada awal proyek). Secara matematik Cikiwul dengan luas 525,351 Ha, Ciketing
nilai NPV dapat adalah dengan rumus: Udik dengan luas 568,955 Ha, dan Sumur
Batu dengan luas 343,340 Ha. TPST
NPV = ∑ .COF….........…(5) Bantargebang sendiri terletak di Kelurahan
Bantargebang, memiliki luas wilayah sebesar
Return of investment 110,3 Ha dengan kordinat 6°20'54.57"S
Return of Investment (ROI) merupakan lintang selatan dan 106°59'52.62"E bujur
rasio uang yang diperoleh atau hilang pada timur. TPST ini berfungsi untuk melayani
suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang sampah dari DKI Jakarta. Dalam sehari
yang diinvestasikan. Bunga bank adalah 30% diperkirakan sampah yang masuk ke TPST
sehingga besarnya nilai ROI harus lebih besar Bantargebang sebanyak 6500 ton. Volume
dari 30%. timbunan sampah pertahun sejak tahun 2003-
2011 bersumber dari rumah tangga, kantor,
𝑅𝑂𝐼 = 𝑖 + ……………(7)
pasar, pertokoan, fasilitas umum.

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 57

Gambar 5. Letak Geografis Bantar Gebang Bekasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. lanjutan


Komposisi Sampah Komposisi Sampah di No Komposisi Sampah Jumlah (%)
Bantar Gebang Kabupaten Bekasi 7 Kaca 1,91
Tabel 3. Volume Sampah di Bantar Gebang 8 Bongkahan 0,81
Zona Volume Sampah (m3) 9 B3 1,52
I 2.786.566,95 10 Karet d Kulit Tiruan 0,19
II 2.744.989,83 11 Dan lain-lain 4,65
III 2.787.904,08 Total 100,01
IV 810.258,21
V 803.323,17
Total 9.932.142,24 Kajian Kelayakan Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai Sumber
Tabel 4. Komposisi Sampah di Kota Jakarta Energi 200 MW
No Komposisi Sampah Jumlah (%) Kajian kelayakan adalah suatu kajian
1 Organik 55,37 untuk menilai apakah suatu pembangkit listrik
2 Kertas 20,57 dapat dibangun. Kajian kelayakan merupakan
3 Plastik 13,25 bagian dari perencanaan pembangkit. Kajian
4 Kain dan textile 0,61 kelayakan pembangkit listrik dinilai dari
5 Kayu 0,07
enam aspek.
6 Logam 1,06

Proses Kerja Teknologi /Incenerator: S/S dan Gasifikasi

Keterangan:
1. Waste in
2. Waste Feed Crane
3. Waste Storage Bunker
4. Combustion unit and
Boiler Flue Gases and fly
ash
5. Filter System
6. Air Quality Control
System
7. Air Quality Control Test
8. Water Vapoor Steam and
Cleaned Gasses
9. Fly Ash Captuned for
Landfill
Gambar 6. The EFW Process (Direct Combustion

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 58

Prinsip Kerja: cara disemprotkan dengan air secara


Teknologi pengolahan sampah ini untuk kontinu.
menjadi energy listrik pada prinsipnya sangat 6. Turbin adalah peralatan penggerak
sederhana yaitu. generator yang digerakan oleh tenaga uap
1. Pemilahan dan penyimpanan sampah, yang ditampung dalam boiler.
sampah dibakar sehingga menghasilkan 7. Generator adalah peralatan yang akan
panas (proses konversi thermal) menghasilkan daya listrik yang
2. Panas dari hasil pembakaran digerakkan oleh turbin
dimanfaatkan untuk mengubah air
menjafi uap dengan antuan boiler Kajian dan Pertimbangan Kebutuhan
3. Pemanasan Boiler, dimana uap Energi
bertekanan tinggi digunakan untuk Kajian dan pertimbangan kebutuhan
memutar bilah turbin beban dan energi adalah kajian untuk
4. Pergerakan turbin dihubungkan ke mengetahui apakah di daerah dimana
generator dengan bantuan poros pembangkit akan dibangun terdapat
5. Generator menghasilkan listrik dan kebutuhan listrik yang belum bisa dipasok
listrik di alirkan ke rumah-rumah atau atau dilayani oleh pembangkit listrik yang
ke pabrik (Teknologi menghasilkan ada.
fermentasi methane) 1. Potensi energi listrik Energi listrik yang
dibangkitkan dapat diketahui dengan
Peralatan Pengolahan Sampah pada persamaan sebagai berikut
Teknologi EFW S/S
Komposisi peralatan untuk pengolahan 𝐸 = 𝑀𝑒𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾 (kWh) Pada
sampah dengan teknologi Thermal Converter Zone 1:
secara garis besar dapat dirinci sebagai E = 0,55 x 2.786.566,95 m3 x 0,554
berikut. = 1532611 x 0,554
1. Compacting Truck, yang akan dipakai = 849077,950 m3 x 11,17 kWh
sebagai alat angkut sampah dari sumber =
sampah kelokasi pengolahan sampah.
E = 158068 kW = 158,068 MW
2. Overhead Crane, yang akan digunakan
untuk mengangkat sampah dari tempat
Pada Zone 2:
penampungan sementara didalam pabrik
E = 0,55 x 2.744989,83 m3 x 0,554
ketempat penyortiran untuk memisahkan
= 846398,401 x 0,554
sampah yang bisa didaur ulang seperti
= 9454270,139 m3 x 11,17 kWh
logam dan gelas di ban berjalan.
3. Mesin penghancur dan penyayat sampah =
sebelum sampah dimasukkan ke ruang = 157571,169 kW = 157,571 MW
pembakaran.
4. Thermal Converter sebagai jantung dari Pada Zone 3:
teknologi pemusnah sampah. Panas tinggi E = 0,55 x 2.787.904,08 m3 x 0,554
yang dihasilkan dari pembakaran ini = 849474,373 x 0,554
kemudian didinginkan dengan = 9488628,746 m3 x 11,17 kWh
menyemprotkan air secara kontinu, = kW
sehingga menghasilkan superheated
= 158143,812 kW = 158,144 MW
steam.
5. Boiler adalah peralatan yang akan
2. Energi listrik netto yang dibangkitkan
menampung uap panas lanjut
Turbin gas
(superheated) yang dihasilkan dari proses
𝑝 = 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑥 (kWh)
pendinginan panas yang tinggi dengan

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 59

Tabel 5. Parameter Efisiensi Perencanaan Komponen PLTSa


No. Peralatan Efisiensi Kerja Efisiensi Mekanis
1 Gas scrubber 0,95 -
2 Gas blower 0,85 0,96
3 Kompresor 0,85 0,96
4 Combustion Chamber 0,98 0,96
5 Turbin 0,95 0,96

Tabel 6. Hasil Potensi Energi Listrik


No. Komposisi Vol.Sampah pada Komposisi Faktor Hasil Energi Netto
Kadar Zone Sampah Konversi Potensi yang
Methane Di Bantar Gebang Organik % 1 m3 Gas Energi dibangkitkan
dalam Bekasi (m3) (Tabel 2.3) Methane = Listrik Tubin (MW)
FLG (%) 11,17 kWh MW
1 0,55 2.786.566,95 0,554 11,17 158,068 151,745
2 0,55 2.744.989,83 0,554 11,17 157,571 151,268
3 0,55 2.787.904,08 0,554 11,17 158,144 145,746
4 0,55 863.258,21 0,554 11,17 48,968 47,009
5 0,55 803.325,17 0,544 11,17 45,569 43,746

Kajian dan Pertimbangan Pemilihan ditunjukan dalam bentuk persentase (%)


Teknologi Pembangkit. perperiode dan biasanya bernilai positif
Kajian dan pertimbangan pemilihan (I>0).
teknologi pembangkit adalah kajian untuk
mengetahui ketepatan dan optimalnya sebuah 3. Payback Periode (PP)
teknologi dari sejumlah teknologi yang ada. Payback Periode adalah lama waktu yang
Kriteria utama yang dipertimbangkan untuk diperlukan untuk mengembalikan dana
pemilihan teknologi adalah kuantitas limbah, investasi. Penggunaan mesin yang
karakteristik limbah, sifat fisik dan komposisi memiliki keuntungan lebih besar yang
limbah. Sebuah pilihan yang salah dalam direkomendasikan digunakan dalam
penentuan teknologi pengolahan limbah dapat pembangunan.
menyebabkan kegagalan seluruh sistem
pengelolaan limbah yang mengarah ke Kajian dan Pertimbangan Teknis terkait
ekonomi yang buruk dan lingkungan. Area dan Lokasi
Lokasi terpilih, diambil berdasarkan
Kajian dan Pertimbangan Hasil Keuangan dari beberapa kriteria tertentu. Diantaranya
Proyek tata letak pembangkit, jarak pembangkit
1. Net Present Value (NPV) dengan lokasi gardu dan jarak pembangkit
NPV adalah nilai sekarang dari dengan lokasi sumber air di Bantargebang.
keseluruhan Discounted Cash Flow atau Ketiga lokasi yang di maksud adalah sebagai
gambaran ongkos/pembiayaan total berikut : Pemilihan lokasi yang pertama
dengan kata lain dapat disebut sebagai kedua dan ketiga berdasarkan hasil survey,
pendapatan total proyek dilihat dengan diskusi dan arahan petugas setempat. Lokasi
nilai sekarang (nilai pada awal proyek) tersebut disarankan karena memiliki tanah
. yang cukup datar. Adapun lokasi ketiga
2. Internal Rate of Return (IRR) didapat menurut pertimbangan letak sumber
IRR adalah besarnya tingkat keuntungan air dan permukaan yang datar. Adapun
yang digunakan untuk melunasi jumlah penilaian kriteria lain yang menjadi
modal yang dipinjam agar tercapai pertimbangan dan diperhitungkan dalam
keseimbangan ke arah nol dengan perancangan PLTSa.
pertimbangan keuntungan. IRR

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 60

Kajian Pertimbangan Faktor Lingkungan Kajian pertimbangan regulasi terhadap


dan Sosial Ekonomi legalitas pembangunan power plant
Beberapa faktor pertimbangan terhadap Regulasi berfungsi untuk menilai
pembangunan suatu pembangkit diantaranya peraturan-peraturan apa saja yang wajib
jenis flora dan fauna apa saja yang berada di dipenuhi oleh pembangkit yang akan
lokasi calon kandidat pembangkit serta dibangun. Indonesia sendiri memiliki 2 jenis
perkiraan pengaruh polusi dari hasil keluaran peraturan, yaitu nasional dan daerah.
PLTSa yang akan dibangun. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, tidak ditemukan KESIMPULAN
flora dan fauna dengan status dilindung. Berdasarkan hasil survey, perhitungan dapat
Adapun pengaruh dari hasil keluaran PLTSa diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
yang akan dibangun akan menghasilkan 1. Desain pembangkit listrik tenaga sampah
polusi ke udara. Hal ini dikarenakan teknologi (PLTSa) dengan teknologi pembakaran
yang dipakai pada PLTSa adalah insinerasi yang optimal di Bantar Gebang
sehingga pembuangannya menghasilkan asap kabupaten Bekasi layak sesuai
dan bau. Solusi untuk menangani polusi ini perhitungan menghasilkan sumber
diantaranya: energy 200 MW.
1. Pembakaran wajib pada rentang suhu 2. Beberapa hasil kajian yang akan di
800-1000 °C untuk menghancurkan wilayah TPST Bantar Gebang sesuai
komponen berbahaya yang terdapat pada dengan desainPerancangan Pembangkit.
limbah. 3. Manfaat pembangunan PLTSa dengan
2. Penambahan unit filter pada pembangkit teknologi pembakaran adalah mengurangi
untuk mengurangi zat-zat buangan yang volume sampah dengan cepat, simultan
berbahaya serta mengurangi bau tidak dengan pembangkitan listrik yang
sedap. signifikan. Dengan demikian dampak
3. Dengan memakai ruang pembakaran, terbesar dari pembangunan PLTSa
pembebasan udara dapat terkontrol secara dengan teknologi pembakaran
efektif dan tidak menimbulkan dampak mengurangi timbunan sampah dengan
yang berbahaya bagi lingkungan cepat.
atmosfir. Sedangkan secara umum 4. Dengan dibangunnya PLTSa dapat
masyarakat berpendapat tidak setuju, hal membantu mencukupi target kontribusi
ini di karenakan ketakutan terhadap energi terbarukan pada bauran energi
dampak asap yang akan mempengaruhi nasional
kesehatan sehingga mengganggu aktifitas
perekonomian. Untuk mengatasi REFERENSI
persoalan ini maka akan dilakukan [1] Spence, R. D., Shi, C., 2005,
langkah-langkah pendekatan seperti di Stabilization and Solidification of
lakukannya sosisalisasi tentang dampak, Hazardous, Radioactive, and Mixed
solusi, serta kelebihan dan kekurangan Wastes, CRC Press.
dari PLTSa menggunakan insenerator [2] Jenni Ria R., 2013, Pengaruh
kepada masyarakat di lingkungan sekitar Pengelolaan Sampah melalui Teknologi
lokasi kandidat pembangkit. Anaerob, Sanatary Landfill dan
Menghimbau kepada masyarakat bahwa Keterampilan manajerial terhadap
dengan dibangunnya pembangkit listrik Penurunan Emisi CO2 (Penelitian Ex Post
tenaga sampah (PLTSa) tidak Facti di Bantar Gebang Bekasi
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar Kabupaten Bekasi, Disertasi, Prodi ML,
karena polusi yang dihasilkan berupa Jakarta, Universitas Negeri Jakarta.
asap keluaran hasil pembakaran sampah [3] Badan Statistik Nasional, 2008, Statistik
tidak berbahaya karena sebelum Persampahan, Jakarta.
dikeluarkan sudah di filter terlebih dahulu
sehingga aman untuk lingkungan sekitar.

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61


Studi Kelayakan Desain Pembangkit Listrik... 61

[4] Kenneth, W. Jr., Richard, D. E., 1999, [9] Al-Fikri, Iqbal, H., 2013, Analisis
Thermodynamics 6th Edition, Singapore- Pembangkit Listrik dengan Generator
Printed, McGraw-Hill. Stirling, Program Prodi Elektro,
[5] Rizal, M., 2011, Analisis Pengelolaan Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Persampahan Perkotaan (Sudi kasus pada [10] Safrizal, 2014, Distributed Generation
Kelurahan Boya Kecamatan Banawa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Kota
Kabupaten Donggala, SMARTek Journal (PLTSa) Type Incinerator Solusi Listrik
Publication, 9 (2), 155–172. Alternatif kota Medan. Prosiding
[6] Spence, R. D., Shi, C., 2005, SNATIF, 1.
Stabilization and Solidification of [11] Abdelwaheb, A., 2012, Energy Recovery
Hazardous, Radioactive, and Mixed from a Municipal Solid Waste (MSW)
Wastes, CRC Press. Landfill Gas : A Tunisian Case Study.
[7] Basu, P., 2010, Biomass gasification and Hydrol Current Res., HYCR, 3(4).
pyrolysis: practical design and theory, [12] Kasmir, Jakfar, 2012, Studi Kelayakan
Elsevier, New York, USA. Bisnis, Jakarta, Kencana.
[8] El-Wakil, 1985, M.M. Instalasi
Pembangkit Daya, Jakarta, Erlangga.

Rajagukguk, J. R../MITL Vol.5 No.1(2020):51-61

Anda mungkin juga menyukai