Anda di halaman 1dari 7

Subtema : Teknologi

SEMAR Electrical Power : Inovasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi


Listrik dengan Metode Konversi Thermal di Lingkungan Universitas Sebelas
Maret Surakarta
Karya ini disusun untuk mengikuti pengkaryaan Science Month
Kelas Pelatihan 1: Cara Menulis Esai Yang Baik dan Benar

Alma Dias Rahmawati K2320009


Velisa Nur’aini K2320073

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021

1
SEMAR Electrical Power : Inovasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi
Listrik dengan Metode Konversi Thermal di Lingkungan Universitas Sebelas
Maret Surakarta

Sampah menjadi permasalahan yang terus menghantui kelestarian


lingkungan hidup. Kementerian LHK, Siti Nurbaya menyatakan jumlah timbulan
sampah di Indonesia pada tahun 2020 telah menembus angka 67,8 juta ton dan
akan terus bertambah (Anugrah, 2020). Timbulan sampah ini jumlahnya sangat
melimpah tetapi ketersediaan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA)
semakin menipis (Monice & Perinov, 2016). Timbulan sampah yang semakin
banyak dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, menimbulkan penyakit, banjir,
polusi udara, dan mengganggu keindahan tatanan lingkungan.
Selain permasalahan sampah, konsumsi kebutuhan energi listrik setiap
tahunnya juga semakin bertambah. (BPS, 2020) Data distribusi listrik dari PLN
kepada masyarakat selama rentang tahun 2014-2019 selalu meningkat. Semakin
tinggi konsumsi energi listrik, maka sumber energi listrik semakin berkurang
karena sumber primer penghasil energi listrik 33% berasal dari batu bara,
sedangkan batu bara ketersediaannya semakin menipis (Monice & Perinov, 2016).

Distribusi Listrik untuk


Kebutuhan Masyarakat (GW)

239,012.04 247,653.33
199,028.08 204,279.97 226,014.06

2014 2015 2017 2018 2019


Distribusi Listrik untuk Kebutuhan Masyarakat (GW)

Grafik Distribusi Listrik dari PLN (BPS, 2020)

2
Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA) Putri Cempo merupakan salah
satu TPA di Surakarta yang masih terletak di sekitaran wilayah UNS. Data jumlah
sampah di TPA tersebut dalam kurun waktu lima tahun (2008-2012) mencapai
angka 863.620 ton dan terus bertambah setiap tahunnya (Sukrorini dkk., 2014).
Namun, hal ini tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang tepat. Timbulan
sampah di TPA Putri Cempo masih dikelola secara konvensional dengan metode
pembuangan terbuka (open dumping,) yaitu sampah dibuang ke tanah yang sudah
digali lalu ditimbun dengan tanah kembali. Metode ini memiliki kekurangan yaitu
dapat menimbulkan efek pencemaran tanah.

Untuk itu, penulis menawarkan inovasi pengolahan sampah yang dimulai


dari lingkungan universitas. Inovasi ini adalah “SEMAR Electrical Power:
Inovasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik dengan Metode Konversi
Thermal di Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta”.

Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan metode


konversi thermal telah dilakukan di TPA Jatibarang, Semarang (Hariningrum &
Sukarno, 2020). Penelitian ini menunjukkan besarnya potensi sampah di
Semarang untuk diolah menjadi energi listrik. Timbulan sampah di Semarang
pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 914,598 sampai 1016,22 ton/hari.
Timbulan sampah yang dikelola menjadi energi listrik tersebut diperkirakan dapat
menghasilkan daya 83.434,88 MWh/tahun berdasarkan perhitungan
kuantitatifnya.

Universitas berpotensi menjadi roda penggerak penerapan teknologi


inovasi pengolahan sampah menjadi energi listrik. Hal ini dikarenakan universitas
adalah tempat berkumpulnya para akademisi atau kaum terpelajar serta tempat
bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas, melakukan penelitian, dan
pengabdian masyarakat. Selain itu, universitas memiliki SDM yang lebih unggul
dari segi pengetahuan dan teknologi.

Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu universitas terbaik di


Indonesia memiliki lebih dari 43.000 mahasiswa aktif yang telah menorehkan
banyak prestasi baik skala nasional maupun internasional. UNS menempati

3
peringkat ketujuh sebagai kampus terhijau di Indonesia tahun 2020 (UI
GreenMetric dalam greencampus UNS, 2020). Prestasi ini didapatkan bukan
tanpa suatu alasan. UNS telah melakukan berbagai program kelestarian
lingkungan sejak tahun 2013 dan tetap konsisten sampai saat ini (UNS, 2020).
Untuk itu, inovasi SEMAR Electrical Power tepat apabila diterapkan di wilayah
UNS yang telah dibuktikan melalui pencapaian sebagi Green Campus.

Metode pengolahan sampah menjadi energi listrik salah satunya adalah


metode konversi thermal. Prinsip metode ini hampir serupa dengan prinsip kerja
PLTU. Akan tetapi, metode konversi thermal untuk mengolah sampah menjadi
energi listrik memiliki komponen tambahan berupa tempat pengolahan bahan
bakar tersendiri sebelum memanfaatkan teknologi insinerasi, pirolisis, dan
gasifikasi (Monice & Perinov, 2016; Indah,2020).

Pengolahan sampah menggunakan metode konversi thermal meliputi


beberapa tahapan. Sampah yang diolah berasal dari lingkungan UNS dan
sekitarnya, seperti pasar dan pemukiman penduduk. Sampah dikumpulkan
menjadi satu pada lahan TPA yang telah ditentukan di sekitar wilayah UNS.
Tahap selanjutnya adalah pengeringan sampah dengan mesin press untuk
mengurangi kadar air pada sampah. Sampah yang telah dikeringkan akan
dikelompokkan dan dipisahkan menggunakan alat magnetic separator, belt
conveyor, dan shredder. Alat magnetic separator berfungsi memisahkan material
padat yang memiliki sifat kemagnetan. Alat belt conveyor berfungsi memisahkan
sampah organik dan anorganik. Alat shredder berfungsi memecahkan plastik.
Setelah itu, sampah organik dan anorganik akan berubah bentuk menjadi butiran
serbuk halus yang selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan
mesin boiler. Air yang dipanaskan pada mesin boiler akan menguap dan uap
panas akan mengalir pada mesin turbin untuk menggerakkan generator dan
mengubah uap panas menjadi energi listrik (Monice & Perinov, 2016;
Hariningrum & Sukarno, 2020; Indah,2020).

4
Tabel Alur Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik

Pengolahan sampah menjadi energi listrik dengan metode konversi


thermal perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, mengetahui jumlah timbulan
sampah yang ada di wilayah UNS dan sekitarnya setiap harinya. Kedua,
melakukan pengujian kalor dan jenis kandungan gas dari timbulan sampah.
Ketiga, melakukan perhitungan jumlah kalor, kapasitas boiler, kapasitas turbin,
kapasitas generator, dan perhitungan nilai ekonomis (Monice & Perinov, 2016;
Indah, 2020).
Proses realisasi SEMAR Electrical Power di lingkungan UNS perlu
mempertimbangkan aspek meliputi anggaran, sarana prasarana, lahan pengolahan
sampah, dan kemampuan SDM UNS. Inovasi ini berada dalam skala pengolahan
kecil karena hanya mencakup lingkungan UNS dan sekitarnya sehingga anggaran
biaya pengadaan sarana prasarana dapat lebih ditekan. Lahan pengolahan sampah
dapat diadakan di sekitar wilayah UNS. Inovasi ini melibatkan SDM dari
mahasiswa dibantu oleh dosen ahli.
Kekurangan inovasi SEMAR Electrical Power terletak pada kurang
meratanya pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan
sampah menjadi energi listrik. Selain itu, inovasi ini membutuhkan perencanaan
yang matang dan teknologi canggih yang tepat guna sehingga inovasi ini hanya
dapat dilakukan oleh pihak tertentu yang ahli dalam bidang teknologi.
Di sisi lain, pemanfaatan sampah menjadi energi listrik dapat membantu
mengurangi timbulan sampah dan menghasilkan sumber energi listrik yang

5
bermanfaat. Hal ini dapat menjadi semacam daur energi dari sampah sehingga
ketersediaan sampah yang selalu ada akibat sisa aktivitas manusia dapat diolah
dan dimanfaatkan kembali menjadi energi listrik yang dibutuhkan manusia.
Inovasi teknologi pengolahan sampah menjadi listrik di lingkungan
Universitas Sebelas Maret dapat menjadi sebuah inovasi dalam upaya mengurangi
sampah dan memenuhi kebutuhan energi listrik. Selain itu, tujuan Sustainable
Development Goals (SDGs) atau Pembanguan Berkelanjutan untuk melakukan
pembangunan yang melindungi lingkungan serta menjaga kualitas hidup dari
generasi ke generasi akan dapat tercapai. Inovasi SEMAR Electrical Power perlu
memperhatikan beberapa faktor dan dukungan dari banyak pihak agar
pemanfaatan sampah menjadi energi listrik lebih efektif.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Nunu. 2020. KLHK: Indonesia Memasuki Era Baru Pengelolaan


Sampah. http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2329. 12 Februari
2021 (21.13).
Badan Pusat Statistik (BPS). 2020. Statistik Listrik 2014-2019. BPS : Jakarta.
Greencampus UNS. 2020. Tentang UNS. http://greencampus.uns.ac.id. 17
Februari 2020 (20.50).
Hariningrum, Rita dan Sukarno Budi Utomo. 2020. Pemanfaatan Limbah Sampah
Sebagai Energi Alternatif Pembangkit Tenaga Listrik di Semarang. Marine
Science and Technology Journal 1(1) : 30-37.
Indah, A. B. R., dkk. 2020. Sosialisasi Pengelolaan Sampah Sebagai Bahan Bakar
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan Sistem Strategic
Partner. TEPAT Jurnal Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat
3(2) : 56-64.
Monice & Perinov, 2016. Analisis Potensi Sampah Sebagai Bahan Baku
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Pekanbaru. Jurnal Sain,
Energi, Teknologi & Industri 1: 9-16.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No.59 Tahun 2017. Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 10 Juli 2017. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 36. Jakarta.
Sukrorini, Tri, dkk. 2014. Kajian Dampak Timbunan Sampah Terhadap
Lingkungan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Surakarta.
Jurnal EKOSAINS 6(3): 56-70.
Universitas Sebelas Maret (UNS). 2020. Tentang UNS. http://uns.ac.id. 17
Februari 2020 (20.17).

Anda mungkin juga menyukai