Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PEMANFAATAN PANEL SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI

DI LABORATORIUM UBIN BB SPJIKMN

Futuh Ulul Azmi1, G. Agus Permana P.S2, Resti Heryanita3, Sonia Santa Claudia N4, Sumarlin Dani Borti M5,
Syifa Nur Ulla6, Yurike Dwiayu Rahmaningsih7
1,2,3,4,5,6,7
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam
*cpnsgroup2bbspjikmn2021@gmail.com

Abstrak

Energi berkelanjutan sangat dibutuhkan pada saat ini dikarenakan kebutuhan energi fosil
semakin bertambah, sementara ketersediaannya semakin sedikit. Sehingga perlu ada energi
terbarukan dan berkelanjutan yang mampu mengatasi masalah tersebut. Salah satu cara untuk
berkontribusi dalam pengembangan energi berkelanjutan adalah dengan mengaplikasikan panel
surya di lingkungan BB SPJIKMN. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membuat BB
SPJIKMN bukan hanya berkontribusi untuk mengembangkan penggunaan tenaga surya di
Indonesia sebagai salah satu pembangkit listrik EBT tetapi juga turut menggunakan pembangkit
listrik yang lebih ramah lingkungan. Hasil yang didapatkan dengan penggunaan 17 buah panel
adalah 1147,5 kWh cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi listrik sebesar 941,328 kWh.
Maka konsumsi listrik pada laboratorium ubin dapat menggunakan energi yang diperoleh dengan
panel surya.

Kata kunci : panel surya, energi berkelanjutan, analisis, listrik, energi

Abstract

Sustainable energy is needed at this time because the need for fossil energy is increasing, while
its availability is getting less. So that there needs to be renewable energy and sustainable energy
that is able to overcome these problems. One way to contribute to the development of sustainable
energy is to apply solar panels in the BB SPJIKMN environment. It is hoped that this research
can make BB SPJIKMN not only contribute to developing the use of solar power in Indonesia as
one of the EBT power plants but also to use power plants that are more environmentally friendly.
The results obtained by using 17 panels are 1147.5 kWh, sufficient to meet the electricity
consumption needs of 941.328 kWh. Then the electricity consumption in the tile laboratory can
use the energy obtained by solar panels.

Keywords: solar panels, sustainable energy, analysis, electricity, energy


1. Pendahuluan

Penggunaan energi listrik dewasa ini telah membawa dampak yang signifikan pada
peradaban manusia. Hampir seluruh hal yang kita lakukan setiap harinya memerlukan energi
listrik. Bahkan setiap tahunnya kebutuhan energi listrik terus meningkat. Berdasarkan data dari
Kementerian ESDM tahun 2021, jumlah konsumsi energi listrik di tahun 2021 mencapai 1109
kWh per kapita. Angka ini naik 4,42 % dari tahun sebelumnya. Diprediksi pertumbuhan
konsumsi energi listrik akan bertambah setiap tahunnya.
Kebutuhan listrik di Indonesia salah satunya untuk keperluan Industri sejak tahun 2016
hingga 2020 berdasarkan data oleh Badan Pusat Statistik ditunjukkan pada tabel 1.1 dan gambar
1.1.

Tabel 1.1. Listrik yang didistribusikan kepada Industri tahun 2016 sampai dengan 2020

Tahun Listrik Yang Didistribusikan Kepada Industri


(GWh)

2016 65429.77

2017 75970.15

2018 81109.52

2019 79932.93

2020 71521.43

(Sumber : https://www.bps.go.id/indicator/7/314/2/listrik-yang-didistribusikan-kepada-pelanggan.html)

Gambar 1.1. Listrik yang Didistribusikan PLN kepada Industri Tahun 2016 sd 2020
(Sumber : https://www.bps.go.id/indicator/7/314/2/listrik-yang-didistribusikan-kepada-pelanggan.html )
Berdasarkan data Direktorat Jenderal EBTKE (Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi) Kementerian ESDM tahun 2020, pembangkit listrik masih didominasi oleh bahan bakar
fosil yakni sebesar 87,4% dibandingkan EBT (Energi Baru Terbarukan) yang baru mencapai
12,6%. Peningkatan kebutuhan listrik setiap tahunnya yang tak sebanding dengan ketersediaan
energi fosil telah mendorong penelitian dan pengembangan ke arah penggunaan sumber energi
baru dan terbarukan salah satunya adalah sumber energi matahari atau tenaga surya.

Pemakaian tenaga surya di Indonesia mempunyai prospek yang sangat baik, mengingat
bahwa secara geografis Indonesia termasuk negara tropis. Berdasarkan data dari BPS, kapasitas
yang terpasang dengan menggunakan pembangkit tenaga surya terus bertambah seiring
berjalannya waktu. Namun, diantara jenis pembangkit EBT yang lain, tenaga surya belum
banyak dikembangkan. Hal ini seperti ditunjukkan oleh tabel 1.2 dan gambar 1.2 berikut.

Tabel 1.2. Kapasitas Terpasang PLN Tenaga Surya sejak Tahun 2016 sd 2020

Tahun Kapasitas Terpasang PLN


Tenaga Surya (MW)

2016 10

2017 11

2018 14

2019 18

2020 18

Gambar 1.2. Kapasitas Terpasang PLN Tenaga Surya di Indonesia sejak Tahun 2016 sd 2020

(sumber https://www.bps.go.id/indicator/7/321/1/kapasitas-terpasang-pln-menurut-jenis-pembangkit-listrik.html )
Pengembangan pembangkit tenaga surya yang masih minim mendorong BB SPJIKMN
untuk turut berkontribusi, salah satunya dengan membuat simulasi penggunaan teknologi EBT
tenaga surya untuk penghematan energi listrik non EBT (Fosil). Penggunaan teknologi EBT
tenaga surya direncanakan untuk diuji coba lebih dulu di laboratorium ubin BB SPJIKMN.

Pemaparan mengenai uji coba tenaga surya di laboratorium ubin BB SPJIKMN akan
kami jelaskan lebih lanjut dalam karya tulis “Analisis Pemanfaatan Panel Surya sebagai Sumber
Energi di Laboratorium Ubin BB SPJIKMN”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemasangan solar panel sebagai media pembangkit listrik tenaga surya
dalam pengurangan konsumsi energi listrik non EBT (PLN) di lingkungan laboratorium ubin BB
SPJIKMN. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membuat BB SPJIKMN bukan hanya
berkontribusi untuk mengembangkan penggunaan tenaga surya di Indonesia sebagai salah satu
pembangkit listrik EBT tetapi juga turut menggunakan pembangkit listrik yang lebih ramah
lingkungan.

2. Metode Penelitian

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium ubin BB SPJIKMN. Waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 24-30 Maret 2022. Diawali dengan menetapkan judul,
mengumpulkan literatur pendukung, mengumpulkan dan mengolah data, kemudian
menyelesaikan naskah karya tulis ilmiah. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 28 Maret
2022.

2.2 Jenis dan Sumber Data


Pada penelitian ini, data yang digunakan merupakan data primer berupa waktu pemakaian
dan daya alat yang digunakan di Laboratorium Ubin BB SPJIKMN yaitu alat autoclave, mesin
Modulus of Rupture, alat uji deformasi, oven, hot plate dan 3 (tiga) komputer. Data sekunder
yang digunakan yaitu data spesifikasi alat panel surya.

2.3 Metode analisis data


Penelitian ini mencoba mengkaji seberapa besar pengaruh penggunaan panel surya
sebagai sumber energi di laboratorium Ubin BB SPJIKMN terhadap penggunaan listrik dengan
menggunakan sumber daya PLN. Dengan membandingkan nilai daya (kWh) listrik yang
dibutuhkan pada laboratorium ubin dengan nilai kWh yang dapat dihasilkan oleh panel surya.

2.4 Diagram alir penelitian


Langkah awal dari penelitian ini adalah melakukan studi literatur dan analisis perhitungan
data sebagaimana dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir (flowchart) yang sistematis
seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Diagram Alir Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan


Dalam pelaksanaannya, penelitian “Analisis Pemanfaatan Panel Surya Sebagai Sumber
Energi di Laboratorium Ubin BB SPJIKMN” diawali dengan melakukan studi literatur, kemudian
melakukan pendataan terkait daya dan waktu pemakaian peralatan kerja atau uji di laboratorium
ubin, mengumpulkan data seperti spesifikasi alat solar cell atau panel surya, mengolah dan
menganalisis keseluruhan data yang didapatkan untuk dibuat perbandingan kebutuhan daya listrik
peralatan uji dengan daya yang dihasilkan dari panel surya yang dipasang.

Pada penelitian ini, panel surya yang digunakan yaitu yang berukuran 450 wp. Prinsip
kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel surya, maka elektron-
elektron yang ada pada sel surya akan bergerak dari N ke P, sehingga pada terminal keluaran
dari panel surya akan menghasilkan energi listrik. Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh
panel surya berbeda-beda tergantung dari jumlah sel surya yang dikombinasikan didalam
panel surya tersebut. Keluaran dari panel surya ini adalah berupa listrik arus searah
(DC) yang besar tegangan keluarnya tergantung dengan jumlah sel surya yang dipasang
didalam panel surya dan banyaknya sinar matahari yang menyinari panel surya tersebut
(Bansai, 1990).
Keluaran dari panel surya ini sudah dapat digunakan langsung ke beban yang
memerlukan sumber tegangan DC dengan konsumsi arus yang kecil. Agar energi listrik
yang dihasilkan juga dapat digunakan pada kondisi – kondisi seperti pada malam hari (kondisi
saat panel surya tidak disinari cahaya matahari), maka keluaran dari panel surya ini
harus dihubungkan ke sebuah media penyimpanan (storage), dalam hal ini adalah batere.
Tetapi ini tidak langsung dihubungkan begitu saja dari panel surya ke batere, tetapi harus
dihubungkan ke rangkaian Regulator, dimana di dalam rangkaian tersebut terdapat rangkaian
pengisi batere otomatis (Automatic charger) (Ramadhan, dkk, 2016).

Untuk mengetahui banyaknya panel surya yang dibutuhkan agar mampu memenuhi
kebutuhan daya peralatan uji di laboratorium ubin, dilakukan pengambilan data daya dan waktu
pemakaian masing masing alat uji seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Waktu Pemakaian dan Daya Peralatan Uji di Laboratorium Ubin BB SPJIKMN

Daya Waktu
Nama Jumlah (kW) Waktu Pemakaian/ E
Peralatan Peralatan Pemakaian/ bulan (kWh)
hari (kali)
(jam)

Autoclave
1 12 2.5 10 300

ISO 1 0.3 2 2 1.2


Vacuum

Dry Oven
1 3 2 11 66

Mor 1 0.25 2 12 6

Lampu TL
14 0.04 12 22 147.84

Komputer 3 0.25 8 22 132

AC 1 PK 2 0.819 8 22 288.288

Total Pemakaian Konsumsi Listrik 941.328


Selain pengambilan data di laboratorium ubin, dibutuhkan juga data dimensi gedung agar
panel surya yang dibutuhkan dapat dihitung sesuai spesifikasinya seperti pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2. Data Dimensi Gedung Laboratorium Ubin BB SPJIKMN

Rincian Lebar Lebar Rincian Panjang


Gedung Gedung Panjang Gedung
Gedung
(cm) (cm)

Lebar timur 600 Extra utara 150

Lebar 320 Lab ubin 1200


walkway keseluruhan

Lebar barat 300 Lab ubin inti 1020

Extra Selatan 240

Data dimensi gedung yang didapatkan selanjutnya dijadikan acuan untuk menentukan
jumlah panel surya yang mungkin dipasang agar menghasilkan daya listrik yang optimal. Dari
hasil pengamatan, pemasangan panel surya yang memungkinkan mengikuti lebar walkway dan
panjang laboratorium ubin, dengan dimensi 320 cm x 1200 cm dikarenakan dimensi panel surya
yang digunakan adalah 210 cm x 104 cm. Sehingga jumlah panel surya yang dapat dipasang
adalah sebanyak 17 unit. Seperti yang dapat dilihat dari sketsa seperti pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Sketsa pemasangan panel surya.

Daya yang dihasilkan dari 1 (satu) panel surya adalah 450 WP. Dengan jumlah panel surya
optimum 17 unit maka daya yang mampu dihasilkan adalah sebagai berikut:
Energi total yang digunakan laboratorium ubin = 941.328 kWh
Daya total 1 panel yang dapat dihasilkan = 450 Wp
Dengan mempertimbangkan waktu optimal penyerapan sinar matahari dalam sehari adalah 5
jam. Sehingga didapatkan energi total 1 panel dalam sehari sebagai berikut
Energi total 1 panel dalam sehari (E) = P (daya) x t (waktu)
= 450 Wp x 5 jam
= 2250 Wh
Total panel optimum yang dapat dipasang di area laboratorium ubin yaitu 17 sehingga energi
total panel yaitu sebagai berikut
Energi total 17 panel dalam sehari (E) = P (daya) x t (waktu) x n
= 450 Wp x 5 jam x 17
= 38250 Wh
Energi total yang dapat dihasilkan dalam 30 hari = Energi total 17 panel dalam sehari x 30 hari
= 38250 Wh x 30 hari
= 1147500 Wh
= 1147.5 kWh

Sehingga energi yang didapatkan mampu memenuhi konsumsi listrik perbulan di laboratorium
ubin.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Jumlah panel surya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di
laboratorium sebanyak 17 unit.
b. Daya yang dihasilkan dari pemasangan 17 unit panel surya adalah sebesar 1147.5 kWh
c. Dengan pemasangan 17 unit panel surya didapatkan kelebihan daya sebesar 206,178 kWh
dari jumlah total kebutuhan daya di laboratorium ubin yakni 941,328 kWh.
DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2020. “Listrik yang Didistribusikan kepada Pelanggan 2016 -2020”.


https://www.bps.go.id/indicator/7/314/2/listrik-yang-didistribusikan-kepada-
pelanggan.html . Diakses 25 Maret 2022.
BPS. 2020. “Kapasitas Terpasang PLN Menurut Jenis Pembangkit Listrik”.
https://www.bps.go.id/indicator/7/321/1/kapasitas-terpasang-pln-menurut-jenis-
pembangkit-listrik.html. Diakses 25 Maret 2022.
Bansai, NK, et al., (1990), Renewable Energy Sources And Conversion Technology, Tata
McGraw-Hill Publishing Co. Limited, New Delhi

Kementerian ESDM. 2021. “Konsumsi Listrik Per Kapita Indonesia Capai 1.109 kWH Pada
Kuartal III 2021”. https://www.databoks.katadata.co.id/. Diakses 25 Maret 2022.
Ramadhan, Anwar Ilham, dkk. 2016. Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Kapasitas 50 WP. Jakarta
Umah, Anisatul. 2020. “PLN Masih Ketergantungan Batu Bara, Ini Buktinya!”.
https://www.cnbcindonesia.com/news/. Diakses 26 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai