Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM PILOT PLANT

LAPORAN PRAKTIKUM FALLING FILM EVAPORATOR


disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Pilot Plant Semester V

Dosen Pembimbing : Rispiandi, ST., MT

Oleh
Yurike Dwiayu (161411039)
Yusvan Darmawan Fauzi (161411040)
Zayyin Kamil Biliman (161411041)
Kelompok 3 (Kelas 3B, D3-Teknik Kimia)

Tanggal Praktikum : 15 November 2018


Tanggal Penyerahan Laporan : 22 November 2018

POGRAM STUDI D3 – TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
I. PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tujuan dari setiap proses evaporasi adalah menaikkan konsentrasi atau kadar
kepekatan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut (padat) yang tak mudah menguap
dari zat pelarutnya yang relatif lebih mudah menguap. Penguapan beberapa porsi pelarut
tersebut akan menghasilkan produk berupa larutan pekat dan kental, sedangkan hasil
kondensasi uap pelarutnya bisa dibuang langsung sebagai limbah atau didaur ulang dan
digunakan lagi sebagai pelarut. Hal ini yang membedakan proses evaporasi dengan
distilasi.

Metode epavorasi untuk pemekatan dengan alat Falling Film Epavorasi (FFE) sudah
banyak digunakan pada industri :

a. Produksi pupuk organik


b. Proses desalinasi
c. Bubur kertas dan industri kertas
d. Bahan alami/larutan biologi

1.2 Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

a. Memahami prinsip epavorasi untuk proses pemekatan larutan


b. Dapat mengoperasikan peralatan Falling Film Evaporator dengan pemanasan uap air
langsung dan tidak langsung
c. Memilih temperatur dan tekanan yang optimum untuk umpan tertentu
d. Menghitung koefisien perpindahan panas pada FFE / kalandria
e. Menghitung efisiensi penggunaan kukus (steam) sebagai sumber panas
f. Menjelaskan piranti pengendalian tekanan secara elektronis pada sistem kontrol

II. DASAR TEORI

Falling Film Evaporator adalah metoda penguapan dengan cara menjatuhkan bahan umpan
berupa larutan encer dalam kolom calandria shell and tube dari atas ke bawah membentuk lapisan
tipis. Media pemanas menggunakan uap air panas (metoda pemanasan uapa air panas secara
langsung) atau air panas (metoda pemanasan uap air tidak langsung) yang dialirkan ke bagian shell
calandria.

Falling film Evaporator dan climbing film evaporator (CFE) adalah jenis alat evaporasi yang
diklasifikasikan ke dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE). Berdasarkan tipe pemanasan
dapat diklasifikasikan ke dalam jenis kolom calandria shell and tube.
FFE memiliki efektivitas yang baik untuk :

a. pengentalan larutan-larutan yang jernih


b. pengentalan larutan berbusa
c. pengentalan larutan-larutan yang korosif
d. beban penguapan yang tinggi
e. temperatur operasi yang rendah
Pertimbangan pembuatan lapisan tipis untuk mengalirkan larutan umpan adalah :
a. Luas permukaan perpindahan panas lebih luas, sehingga memudahkan proses penguapan
b. Penguapan yang terjadi berada di bawah titik didih air atau pelarut lain sehingga memerlukan
kalor lebih sedikit.
Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa faktor lainnya :
a. Konsumsi uap
b. Steam ekonomi
c. Kadar kepekatan
d. Persentasi produk

Proses penguapan berlangsung pada calandria shell and tube. Di dalam kalandria tersebut
terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk didistribusi ke masing-masing tube kemudian
membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam tube. Sementara pemanas berada di luar tube,
bahan umpan yang turun secara gravitasi menyerap panas maka terjadi penguapan pelarut
sehingga keluar dari kalandria terdiri dari dua fasa ( fasa uap pelarut dan larutan pekat ). Keluaran
dari kalindria ini kemudian dipisahkan di separator.

Gambar 1 Profil aliran di dalam kalandria

Secara skematis gambar alat Falling Film Evaporator seperti ditunjukkan pada gambar 2 dan
gambar 3 berikut:
Gambar 2 : Gambar Skematis sederhana alat Falling Film Evaporator

Gambar 3 : Gambar Skematis alat Falling Film Evaporator

Neraca massa pada kalandria adalah sebagai berikut:


m1 = m2 + m3 m3 = m1 – m2
dimana
m1 = laju umpan (feed) dalam kg/jam yang dihitung dari hasil kalibrasi
m2 = laju larutan pekat dalam kg/jam
m3 = laju uap pelarut dalam kg/jam yang dihitung dari laju kondensat pelarut
Neraca panas pada kalandria untuk sistem pemanasan uap air panas langsung adalah sebagai
berikut:
Q feed = m1 Cp (T11 – T7) + m3 (Hv – Hl) pada suhu T11
Q steam = ms (Hv – Hl)pada tekanan steam
Efisiensi kalandria dihitung dengan rumus:
Overall heat transfer coefficient, U dihitung dengan rumus:

Proses pemanasan langsung dilakukan untuk bahan-bahan yang dipekatkan yang tahan
temperature tinggi sedangkan pemanasan tak langsung untuk bahan-bahan yg tidak tahan dengan
temperature tinggi (misal sari buah dan susu),kadang-kadang dbantu dengan tekanan vakum untuk
menjaga kualitas bahan yang dipekatkan.
Perbedaan macam-macam tipe evaporator berdasarkan prinsip cara perpindahan panas yang
diterapkan. Pada umumnya tipe evaporator ada tiga yaitu rising film, falling film, dan forced
circulation evaporator. Falling film evaporator umumnya banyak digunakan dibanding rising film
evaporator.
Falling film evaporator memiliki waktu tertahan yang pendek, dan menggunakan gravitasi
untuk mengalirkan liquida yang melalui pipa. Pada saat sekarang ini falling film evaporator sangat
meningkat penggunaanya di dalam proses industri kimia untuk memekatkan fluida terutama fluida
yang sensitif panas (misal sari buah dan susu), karena waktu tertahan pendek, cairan tidak mengalami
pemanasan berlebih selama mengalir melalui evaporator.
III. METODOLOGI
3.1.Peralatan skala pilot Falling Film Evaporator

Gambar . Skema Falling Film Evaporator Pemanasan Steam Langsung

Gambar . Skema Falling Film Evaporator Pemanasan Air Panas


Gambar . Diagram Alir Alat Falling Film Evaporator

Gambar . Panel Katup Pengendali Steam


3.2. Bahan dan alat perlengkapan yang digunakan
1. Air umpan berupa air keran.
2. Ember plastic 15 L sebanyak 4 (empat) buah
3. Gelas ukur plastic 2000 mL atau 1000 mL 2 (dua) buah
4. Sarung tangan, helm, kaca mata pengaman.

3.3. Prosedur kerja


3.3.1. Start Up

START

Hidupkan alat pengendali Buka katup V12, V13 dan V14


pada control panel dengan lalu nyalakan pompa pada
memutar saklar utama control panel
(merah) ke kanan.

Ketika air umpan telah


Hidupkan saklar instrument melewati katup V12 segera
(hitam) ke posisi ON tutup katup V13

Isi tangki umpan dengan air


keran sampai ¾ penuh. FINISH
3.3.2. Kalibrasi Laju Alir Massa Umpan

START

Timbang berat ember kosong Timbang ember yang berisi


air

Atur laju alir umpan pada 100 Ulangi langkah tersebut untuk
L/jam laju alir umpan 150, 200, 250
dan 300 L/jam

Tampung air yang keluar dari


aliran produk selama 10 detik FINISH

3.3.3. Proses Evaporasi Dengan Pemanasan Langsung

START

Buka katup V3, V10 dan katup Tampung air yang keluar dari
kondensat. aliran produk dan kondensat
lalu timbang beratnya.
Tutup katup V2, V4, V5, V6
dan V8 (sebelumnya telah ditimbang
berat ember kosong)

Atur laju alir umpan dengan


cara mengatur kecepatan Lakukan Variasi tekanan dan
putaran pompa membran laju alir umpan

Atur katup pengendali steam START


otomatis pada panel pada
posisi set point yang
diinginkan yaitu 0,25 – 1 bar
3.3.4. Proses Evaporasi Dengan Pemanasan Tidak Langsung

START

Buka katup V5, V6 (hanya Tampung air yang keluar dari


dibuka pada saat awal aliran produk dan kondensat
pengisian air ke system lalu timbang beratnya.
sirkulasi )dan katup V7 , V9 (sebelumnya telah ditimbang
Tutup katup V4, dan V10 berat ember kosong)

Atur laju alir umpan dengan Lakukan Variasi tekanan dan


cara mengatur kecepatan laju alir umpan
putaran pompa membran

START
Atur katup pengendali steam
otomatis pada panel pada
posisi set point yang
diinginkan yaitu 0,1 – 1 bar
3.3.5. Pengoperasian Panel Katup Pengendali

START

Pada pengendali PIC – 1 Matikan lampu dekat tombol


tekan tombol 8 sampai lampu 13 dengan menekan tombol
hijau didekatnya [SP-W] 13 [supaya tekanan yang di
menyala. Disusul tekan set tersebut tidak berubah]
tombol 13 sampai lampu hijau
didekatnya menyala

Matikan / tekan tombol 10


warna kuning [manual] bila
Tekan / atur tombol 12,1 dan dalam keadaan menyala,
12,2 untuk mendapatkan sekarang beroperasi secara
angka [tekanan dalam pipa otomatis
steam yang diinginkan] 0,25
bar pada tampilan 4

START

Tekan tombol 8 sampai lampu


merah didekatnya [PV-X]
menyala, pada tampilan 4
menunjukkan tekanan yang
sebenarnya
IV. KESELAMATAN KERJA

a. Umpan terlebih dahulu dialirkan kemudian steam dinyalakan (dibuka ), dilarang memasukkan
steam tanpa ada bahan yang akan dipanaskan. Begitu pula apabila proses hendak diberhentikan
maka katup steam ditutup terlebih dahulu kemudian aliran umpan dihentikan.
b. Gunakan sarung tangan , karena peralatan dialiri steam sehingga menimbulkan panas.
c. Gunakan helm untuk melindungi kepala dari benturan peralatan dan panel-panel disekitar alat
falling film evaporator.

V. DATA PENGAMATAN
a. Kalibrasi Laju Alir
q (L/h) t (s) m1 (Kg/h) m2 (Kg/h)
100 20 1.60 1.56
150 20 1.88 1.92
200 20 2.24 2.26
250 20 2.56 2.54
300 20 2.88 2.82
350 20 3.18 3.16

b. Proses Pemanasan Langsung


P (bar) q (L/h) ms m2 T7 T11
0.75 100 3.82 26.4 97
150 4.44 32.9 98
200 5.36 34 81
250 6.16 29.8 70
300 6.88 28.5 64
100 3.27 27.7 94
150 4.20 27.6 94
200 5.06 27.1 87
250 6.08 27.1 80
300 6.05 27.2 73
100 3.44 27.3 95
150 4.26 27.3 92
200 5.18 27.2 87
250 6.26 27.7 88
300 7.00 27.5 77

c. Proses Pemanasan Tidak Langsung

Anda mungkin juga menyukai