Anda di halaman 1dari 8

ENERGI PANAS BUMI

KELOMPOK 1 3B-TKI

A. Pendahuluan

Panas bumi atau geothermal merupakan energi panas yang tersimpan di dalam
permukaan bumi. Istilah geothermal diambil dari bahasa Yunani, geo berarti bumi
dan therme berarti panas. Energi ini banyak dimanfaatkan untuk memproduksi listrik,
menghangatkan bangunan dan mencairkan salju dari jalanan.

Tak ada catatan pasti mengenai kapan manusia mulai memanfaatkan energi panas
bumi untuk kehidupan. Mungkin sejak awal kemunculannya manusia telah memanfaatkan
sumber panas bumi untuk keperluan sederhana seperti mandi air panas, memasak, dan
pengobatan. Penggunaan secara lebih kompleks diketahui dari catatan arkeologi sekitar
2000 tahun yang lalu. Bangsa Romawi telah memanfaatkan panas bumi yang keluar dari
mata air panas untuk membangun pemandian di kota-kota. Salah satu yang masih bisa
dilihat reruntuhannya ada di fasilitas pemandian air panas Badenweiler di Rhine Rift
Valley, bagian selatan Jerman.

Penggunaan pertama energi panas bumi untuk pembangkit listrik mulai pada awal
abad ke-20. Pada tahun 1904 didirikan pembangkit pertama di Lardarello, Italia.
Pembangkit tersebut mulai beroperasi pada tahun 1913 menghasilkan listrik sebesar 250
kW. Kemudian pada tahun 1915 kemapuannya meningkat menjadi 15 MW. Pernah hancur
di era perang dunia II, pembangkit Lardarello dibangun kembali dan masih beroperasi
hingga saat ini menghasilkan listrik sebesar 545 MW atau setara dengan 1,6% kebutuhan
listrik Italia.

B. Sumber Panas Bumi

Sumber utama panas bumi datang dari inti bumi yang diperkirakan memiliki suhu
mencapai 6000ºC atau setara dengan panas permukaan matahari. Inti bumi memanas
karena tiga hal berikut:

1. Panas yang muncul saat pembentukan planet.


2. Panas yang muncul akibat gesekan lapisan kerak bumi.
3. Panas yang muncul akibat peluruhan radioaktif.

Inti bumi merupakan bagian paling dalam dari bumi terdiri dari inti bagian dalam
berupa besi berbentuk padat dengan ketebalan 1200 km dan inti bagian luar berupa besi
berbentuk cair dengan ketebalan 2200 km. Inti bumi diselimuti oleh lapisan mantel yang
berupa batuan dalam fasa padat dan batuan dalam fasa cair atau magma. Tebal lapisan
mantel ini diperkirakan sekitar 2800 km.

Setelah lapisan mantel terdapat lapisan kerak bumi yang terdiri dari lempengan-
lempengan seperti kulit telur yang saling bertumpuk. Lempengan ini terus bergerak
membentuk permukaan bumi seperti benua, palung dan gunung. Pergerakan kerak bumi
menimbulkan rekahan dimana magma dari lapisan mantel menyeruak keluar. Magma yang
menyeruak ke permukaan bertemu dengan air atau material lainnya dan terjadilah transfer
panas. Sumber panas ini yang diekspoitasi sebagai energi.

C. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Panas bumi merupakan salah satu energi terbarukan karena bisa dikatakan energi
ini tidak akan pernah habis. Energi panas bumi diambil dari cairan dari permut bumi yang
diangkat ke permukaan kemudian diubah menjadi energi listrik, setelah itu dikembalikan
lagi dalam bentuk cairan yang telah dingin. Begitu seterusnya sehingga membentuk sebuah
siklus. Meskipun pada prakteknya tekanan reservoir bisa berkurang karena adanya
kehilangan masa cairan. Sehingga sumur tidak bisa lagi dieksploitasi.
Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) hampir sama dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perbedaanya ada pada proses pembuatan uapnya.
Uap untuk menggerakan PLTU dihasilkan dari boiler yang biasanya ditenagai dengan batu
bara. Sedangkan uap untuk menggerakan PLTP dihasilkan dari perut bumi yang
menyembur ke permukaan. Selebihnya, uap sama-sama digunakan untuk memutarkan
turbin generator yang menghasilkan listrik. Ada tiga tipe PLTP di lihat dari karakteristik
uapnya tipe uap kering (dry steam), tipe uap air panas (flash steam), dan tipe temperatur
rendah (binary cycle).

1. Tipe Dry Steam


Menggunakan steam dari reservoir geothermal secara langsung untuk memutar
turbin generator.
2. Tipe Flash Steam
Mengambil air panas bertekanan tinggi dari dalam bumi dan mengubahnya
menjadi steam untuk memutar turbin generator. Steam akan terkondensasi
setelah dingin dan diinjeksikan kedalam tanah untuk digunakan kembali.
Sebagian besar PLTP menggunakan tipe Flash Steam.

3. Tipe Binary Cycle


Menggunakan panas dari air panas untuk memanaskan cairan lain. Panas
tersebut meyebabkan cairan berubah menjadi steam, yang kemudian digunakan
untuk memutar turbin generator.

D. Potensi Panas Bumi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di
dunia. Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2013 terdapat 299 lokasi. Titik-titik
tersebut tersebar di sepanjang jalur vulkanik mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara lalu berbelok ke Maluku dan Sulawesi. Sumber panas bumi di Indonesia
kebanyakan sistem hidrotermal bertemperatur tinggi dan sedang. Dimana sistem tersebut
cocok untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Potensi listrik yang dihasilkan
seluruh titik sebesar 28.910 MW atau setara dengan 40% potensi panas bumi yang ada di
dunia. Sedangkan pemanfaatannya baru 1343,5 MW, sekitar 4,6% dari potensi nasional.

E. Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan
• Emisi relatif rendah.
Pemanfaatan panas bumi menghasilkan emisi yang jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi
dan gas alam.
• Usia pemanfaatan panjang.
Energi panas bumi bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang sangat
lama. Pembangkit listrik pertama di Lardarello, Italia, sudah beroperasi lebih dari
100 tahun dan hingga kini masih efektif memproduksi listrik. Sedangkan di
Indonesia sendiri, pembangkit Kamojang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi bisa habis bukan karena hilangnya energi
panas, melainkan karena hilangnya tekanan reservoir akibat kehilangan cairan
selama masa operasi. Dewasa ini hal tersebut bisa ditanggulangi dengan
meningkatkan efisiensi reservoir dan menyuntikan cairan ke dalam reservoir.
Artinya, perkembangan teknologi memungkinkan operasional pembangkit untuk
bertahan lebih lama lagi.

• Supply energi yang konstan.


• Biaya produksi dan maintenance rendah.
• Memerlukan lahan yang relatif kecil.

2. Kekurangan
• Emisi lebih tinggi dibandingkan energi alternatif lain.
• Biaya investasi yang relatif tinggi.
The upfront investment that is needed for a geothermal power plant is
considerably high when compared with the investment required for power plants
that produce electricity from other resources such as coal and oil.

A large proportion of this cost is associated with the exploration and drilling
for geothermal energy resources, two processes that don’t affect traditional power
stations. However, it is quite safe to say that if we take into account the exploration
and mining costs of fossil fuels (required for traditional power stations to function),
then geothermal power would be considered the cheaper option.

• Memiliki batasan geografis.


Geothermal energy is arguably the most location specific energy source
known to man. Geothermal activity is at its greatest along tectonic fault lines within
the earth’s crust and it is in these areas where geothermal power plants are
considered to be most effective.

The United States, Iceland, Kenya, Indonesia, Philippines and Mexico have
all found success in generating significant levels of electricity from geothermal
energy resources.

• Menyebabkan ketidakseimbangan seismik.


Earth tremors have been linked to the use of geothermal energy technologies
in various parts of the world. Although often minor, these earthquakes have been
known to cause damage to buildings, as was the case in Basel, Switzerland in 2006
when a geothermal exploration project was blamed for a series of earthquakes,
some measuring up to 3.4 on the Richter scale.

A further study in 2011 of earthquakes in the area around the Salton Sea
geothermal field in the United States found a strong correlation between geothermal
exploration and seismic activity.
DAFTAR PUSTAKA

Anzellini, S, A. Dewaele1, M. Mezouar, P. Loubeyre1, dan G. Morard. 2013. Melting Of Iron At


Earth’s Inner Core Boundary Based On Fast X-Ray Diffraction. Science 26 Apr 2013: Vol.
340, Issue 6131, pp. 464-466.

Scientific American. “Why is the earth's core so hot? And how do scientists measure its
temperature?”. https://www.scientificamerican.com/article/why-is-the-earths-core-so/. [22
Oktober 2018].

Stober, I dan Bucher, K. 2013. Geothermal Energi From Theoritical Models To Exploration And
Development. New York: Springer.

U.S. Energy Information Administration. 2017. “Geothermal Power Plants”.


https://www.eia.gov/energyexplained/index.php?page=geothermal_power_plants. [22
Oktober 2018].

Anda mungkin juga menyukai