Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KOROSI

MODUL ELEKTROPLATING

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Pengendalian Korosi

Pembimbing : Ir. Yunus Tonapa Sarungu, MT.

oleh

Yurike Dwiayu Rahmaningsih NIM 161411062

Yusvan Fauzi D.D. NIM 161411063

Zayyin Kamil Biliman NIM 161411064

Kelompok 8

Kelas 2 B

Prodi D3 Teknik Kimia

Tanggal Praktikum : 26 April 2018

Tanggal Pengumpulan Laporan : 3 Mei 2018

Jurusan Teknik Kimia

Politeknik Negeri Bandung

2018
I. Tujuan
1. Mengetahui larutan yang tepat untuk proses elektroplating tembaga
2. Mengetahui temperatur elektroplating tembaga
3. Menjelaskan mekanisme reaksi elektroplating logam dengan tembaga pada
baja melalui proses lapis listrik dengan pengamatan visual
4. Menghitung effisiensi arus listrik proses elektroplating tembaga
5. Mengetahui rentang waktu yang dibutuhkan untuk elektroplating logam

II. Dasar Teori

a. Elektroplating

Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan


sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating
dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus
listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke
material yang hendak dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink),
galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material.
Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan adalah
larutan elektrolisisnya. Dalam penelitian yang baru belakangan ini (tahun 2004),
dilakukan oleh Tadashi Doi dan Kazunari Mizumoto, mereka menemukan larutan
baru (elektrolisis) yang dinamakan larutan citrate ( kekerasan deposit mencapai
440 VHN ). Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat
teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis
dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi,
serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik,
terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah
mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena itu tujuan pelapisan
logam tidak luput dari 3 hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari
suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi dan ketiga memperindah
tampilan (dekoratif). (doddi_y.staff.gunadarma.ac.id)

b. Prinsip Dasar Elektroplating


Dalam electroplating terdapat istilah anoda, katoda dan elektroli. Ketiga
istilah tersebut digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan
material khususnya logam dan diilustrasikan pada gambar 1.
(doddi_y.staff.gunadarma.ac.id)

Gambar 1. Anoda, Katoda dan Elektrolit

Untuk melindungi logam dengan proses electroplating dibutuhkan listrik


arus searah (DC), elektrolit yang disesuaikan dengan lapisan yang akan diinginkan,
logam pelapis (anoda), dan benda kerja yang akan dilapis (katoda). Di dunia
indutri ada beberapa macam logam pelapis yang sering digunakan dalam proses
pelapisan secara elektroplating, yaitu tembaga (Cu), Nikel (Ni), dan krom (Cr).
(Raphaela Wynne, dkk: 2015)
Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja,
sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai
bahan baku pelapis. Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi,
dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik. Elektrolit berupa
larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel
yang bermuatan positif atau negatif. Karena electroplating adalah suatu proses
yang menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya dengan
cara elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses electroplating tersebut.
(doddi_y.staff.gunadarma.ac.id)
Sumber arus listrik searah dihubungkan dengan dua buah elektroda yaitu
elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif disebut sebagai katoda dan
elektroda positif disebut anoda. Benda yang akan dilapisi harus bersifat konduktif
atau menghantarkan arus listrik dan berfungsi sebagai katoda, disebut sebagai
benda kerja. Pada elektroplating dengan anoda aktif digunakan anoda logam yang
mempunyai kemurnian tinggi. Arus mengalir dari anoda menuju katoda melalui
elektrolit. Proses pelapisan pada benda kerja dilakukan pada suatu elektrolit yang
mengandung senyawa logam. Ion logam (Mn+) dalam elektrolit yang bermuatan
positif menuju benda kerja sebagai katoda yang bermuatan negatif sehingga ion
logam Mn+ akan tereduksi menjadi logam M dan mengendap di katoda membentuk
lapisan logam (deposit), menurut reaksi:
Mn+ + ne- → Mo
Ion logam dalam elektrolit yang telah tereduksi dan menempel di katoda,
posisinya akan diganti oleh anoda logam yang teroksidasi dan larut dalam
elektrolit atau dari penambahan larutan senyawa logam.
Pada anoda terjadi oksidasi menurut reaksi :
Mo → Mn+ + ne
Apabila proses elektroplating berjalan seimbang maka konsentrasi
elektrolit akan tetap, anoda makin lama berkurang dan terjadi pengendapan logam
yang melapisi katoda sebagai benda kerja. Reaksi oksidasi-reduksi secara
keseluruhan dapat dituliskan sebagai berikut :
Anoda : Mo → Mn++ ne
Katoda : Mn+ + ne → Mo
Total : Mo + Mn+ → Mn+ + Mo
Apabila plating menggunakan anoda inaktif maka logam yang menempel pada
katoda hanya berasal dari larutan, sehingga konsentrasi larutan makin berkurang
dan diperlukan kontrol yang ketat terhadap konsentrasi larutan elektroplating untuk
menjaga efisiensi proses dan kualitas lapisan. (digilib.polban.ac.id)

c. Elektroplating Menggunakan Nikel

Proses pelapisan nikel dengan menggunakan arus listrik (electroplating)


merupakan salah satu pelapisan yang paling banyak digunakan pada industri
sebagai hasil akhir atau lapisan dasar untuk proses selanjutnya. Proses pelapisan
nikel dapat diaplikasikan untuk produk seperti pada medali yang bertujuan untuk
melindungi logam dasar (tembaga) dari korosi dan permukaannya mempunyai
warna yang mengkilap selama masa pakainya. Tebal lapisan yang dihasilkan pada
permukaan medali ini akan dipengaruhi oleh beberapa parameter proses pelapisan,
diantaranya rapat arus, temperatur dan waktu pelapisan. Nikel digunakan sebagai
logam pelapis karena dapat memutus hubungan antara logam dengan lingkungan
penyebab terjadinya korosi. (Raphaela Wynne, dkk: 2015)

(Raphaela Wynne, dkk: 2015)

Nikel merupakan logam plating yang paling peka responnya atas aditif-aditif bak
platingnya. Nikel terutama dilapiskan ke barang-barang besi,baja, perunggu, seng,
plastik, juga alumunium sampai magnesium, baru sesudahnya dilapiskan krom
tipis saja. Pelapisan nikel mempunyai banyak pengembangan untuk lapisan dasar
dari logam lainnya, karena pelapisan nikel tahan terhadap korosi, erosi dan abrasi.
Nikel paling banyak digunakan sebagai pelapis dekoratif dengan ketebalan 5 – 40
mikro meter. Nikel mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari logam lainnya
diantara lain:
1. Warna putih mengkilap
2. Berat jenis 8,5
3. Titik cairnya 1450 oC
4. Memiliki bagian luar yang tertutup selaput oksid yang rapat dan liat, tahan
pengaruh udara sehingga bagian dalam sukar teroksidasi oleh oksigen
5. Lebih keras dari Cu, tetapi mempunyai kekuatan yang sama dengan Cu
6. Kerenggangan lebih kecil dari Cu.

(Raphaela Wynne, dkk: 2015)

d. Hukum Faraday

Banyaknya logam yang mengendap membentuk lapisan atau deposit pada


katoda dinyatakan dalam Hukum Faraday I, yaitu berat endapan (W) sebanding
dengan kuat arus (I) dan waktu plating (t). Hukum Faraday II menyatakan bahwa
berat endapan tergantung dari jenis logam yang dinyatakan sebagai berat
ekuivalen.
Pernyataan tersebut dituliskan sebagai berikut :
W = Z I t ................................(2. 1)
Dengan :
W : berat endapan (gram)
I : kuat arus (Ampere)
t : waktu (detik)
Z : BE / 96500
BE : berat ekuivalen = BA / valensi
BA : berat atom (contoh untuk Cu = 63,5)
Valensi: banyaknya elektron yang diterima untuk membentuk endapan. Valensi
tembaga pada tembaga sulfat, Cu = 2
(digilib.polban.ac.id)
III. Alat dan Bahan

 Alat
1. Rectifier sebagai sumber arus searah
2. Bak tempat proses elektroplating
3. Elektroda anoda
4. Gelas kimia 1000 mL
5. Gelas kimia 100 mL
6. Termometer
7. Tang
8. Hot plate
9. Batang pengaduk
10. Magnetic stirrer
11. Pipet volume 10 mL
12. Penjepit lidah buaya

 Bahan
1. Nikel sulfat
2. Nikel klorida
3. Asam borat
4. Air demineralisasi
5. Bahan pengkilat
6. Kewat tembaga
7. Kertas pH
8. Benda kerja (baja lunak)
9. Kertas amplas grit 400, 600, 800, dan 1000
IV. Prosedur Kerja

Melarutkan komposisi dalam 1 L Melakukan pembilasan


dan memanaskannya (40-50℃)

Menyiapkan plat ukuran 2 cm x 5 Melakukan elektroplating nikel


cm (4-8 A/dm2) selama 15 menit

Melakukan pembersihan lemak Melakukan pembilasan


dengan NaOH 5% selama 10 min

Membersihkan lemak dengan Melakukan elektroplating krom


mengalirkan arus 5 A/dm2 selama 1-3 menit

Melakukan pembilasan dengan air Melakukan pembilasan dengan air


demineralisasi dan pembilasan panas

Melakukan proses pickling dalam Mengeringkan benda kerja,


larutan HCL 10% kemudian menimbang plat hasil
elektroplating

Melakukan pembilasan

Melakukan elektroplating dasar


tembaga (1 A/dm2) selama 5- 10
menit
V. Keselamatan Kerja
1. Selalu Gunakan Jas lab dan APD yang diperlukan selama praktikum
berlangsung
2. Jangan terlalu dekat dengan bak elektroplating yang sedang beroperasi sebab
uap larutan berbahaya bagi kesehatan
3. Pahami MSDS dan SOP

VI. Data Pengamatan

Benda Kerja = Logam besi (Fe)


Berat Awal Logam = 9,7144 gram
Panjang logam = 4,9 cm
Lebar logam = 1,9 cm
Berat Akhir Logam = 9,7183 gram
Arus yang digunakan = 0,2 A
Waktu elektroplating = 10 menit
Larutan elektrolit = Zonax Copper
Elektroda = Tembaga

VII. Pengolahan Data

1. Pembuatan larutan NaOH 10%

10 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑁𝑎𝑂𝐻 = = 10%
100 𝑚𝐿

2. Pengenceran HCl 30% menjadi 10%

V1 × %1 = V2 × %2

100 mL × 10 % = V2 × 30 %

V2 = 33, 3 mL
3. Luas permukaan logam :

Lp = P × L

4,9 cm × 1,9 cm

= 9,31 cm2

= 9,31 × 10-2 dm2

4. 2 × Lp = 0,1862 dm2

5. Berat Awal Logam : 9,7144 gram


Berat Akhir Logam : 9,7183 gram
Wp = 9,7183 – 9,7144 = 0,0039 gram

6. Arus yang digunakan :


1𝐴
× 0,1862 𝑑𝑚2 = 0,1862 A
𝑑𝑚2

Pada praktikum digunakan arus sebesar 0,2 A

a. Berat lapisan secara teoritis


𝑀𝑟 × 𝐼 ×𝑡
𝑊𝑡 = 𝑛× 𝐹
𝑔
56 × 0,2 𝐴 ×600 𝑠
𝑚𝑜𝑙
𝑊𝑡 = 2 × 96500 𝐶/𝑚𝑜𝑙

𝑊𝑡 = 0,038 gram

b. Effisiensi arus
𝑊𝑝
η= × 100%
𝑊𝑡
0,0039
η= × 100%
0,038

η = 10,26 %

VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan
X. Daftar Pustaka

Raphaela Wynne, Cahyani Levina & Darmawan Ridha N. 2015. Laporan


Praktikum Pengendalian Korosi Modul Elektroplating Nikel. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.

doddi_y.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/27221/elektroplating.pdf. Diakses
pada Rabu, 2 Mei 2018 pukul 21.00 WIB.

http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-irmaariyan-4044-3-
bab2--5.pdf. Diakses pada Rabu, 2 Mei 2018 pukul 21.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai