Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KIMIA KOROSI DAN ELEKTROPLATING

ELEKTROPLATING BAJA AISI 1020 DENGAN Cu-Mn

Nur Hasna Nafiisah

15307144004

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
A. Judul

Elektroplating baja AISI 1020 dengan Cu-Mn.

B. Tujuan Penelitian

Menyepuh baja AISI 1020 dengan Cu-Mn.

C. Landasan Teori
Elektroplating merupakan penyepuhan menggunakan logam oleh proses
elektrokimia. Substrat yang akan disepuh dibuat di katoda pada suatu sel
elektrolisis yang dilalui arus listrik. Substrat direndam di dalam bak berisi larutan
yang mengandung logam yang diperlukan untuk menjadi penyepuh dalam bentuk
teroksidasi. Anoda biasanya berupa batang logam yang digunakan untuk
menyepuh. Selama elektrolisis berikut proses kimia yang terjadi:

Pada katoda Mn+ (aq) + n e- → M (s)

Pada anoda M (s) → Mn+ (aq) + n e-

Elektroplating berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan korosi dan


dapat memperbaiki penampakan logam yang dilindunginya (Lowenheim, 1985).
Keunggulan metode elektroplating secara umum diantaranya: proses yang terjadi
cukup sederhana, memiliki keselektifan tinggi bahwa logam yang bersifat katodik
akan terdeposisi pada logam lain yang bersifat anodik dan memiliki throwing
power yang baik (Landlolt,2002). Salah satu jenis pelapisan logam yaitu
pelapisan logam dengan menggunakan anoda tumbal (Uhlig, 1985).
Elektroplating pada baja dengan menggunakan logam yang lebih
elektronegatif banyak diaplikasikan pada pipa baja dalam tanah atau dalam laut,
anjungan minyak lepas pantai dan untuk melindungi lambung kapal (Trethewey,
1991). Logam Mangan merupakan logam yang sangat elektronegatif karena
mempunyai potensial reduksi standar yang sangat kecil (Eo Mn2+/Mn) = -1,421
V), sehingga dapat digunakan sebagai anoda tumbal dari baja. Logam Mangan
juga memiliki beberapa keunggulan, diantaranya ialah : memiliki sifat yang
ramah lingkungan (environtmentally friendly nature), memiliki perilaku
tribological yang baik (koefisien gesekan yang rendah, sifat mekanik yang baik),
cukup reaktif dan harganya relatif murah. Oleh karena sifat-sifatnya tersebut,
maka berbagai penelitian ditujukan untuk mempelajari elektrodeposisi logam
mangan, struktur serta sifatnya ketika terdeposisi pada logam lain, misalnya: baja.
Hal itu dimungkinkan oleh karena potensial dari mangan yang rendah ( Eo (
Mn2+/ Mn) = -1,18 VSHE ).
Mangan dapat dielektrodeposisi dari bath sulfat maupun klorida. Effisiensi
arus meningkat dari 60-70%. Hasil elektrodeposisi menghasilkan lapisan γ-
mangan yang ductile dan α- mangan yang brittle. Lapisan yang sifatnya ductile
dapat mengalami rekristalisasi ke dalam bentuk brittle pada temperatur kamar,
tranformasi tersebut berlangsung selama 14 hari (Jie Gong, 2002). Akan tetapi
mangan murni secara kimia mempunyai kereaktifan tinggi dan pelapisan dari
material ini hanya memberikan perlindungan dalam waktu terbatas ketika
dicelupkan dalam elektrolit atau ditempat terbuka. Sifat rapuh dari mangan akibat
adanya transformasi dari fase ductile g -Mn menuju ke fase brittle a -Mn (Jie
Gong, 2004).
Pada umumnya, zat aditif memiliki kemampuan untuk teradsorpsi pada
permukaan katoda dan dalam beberapa kasus masuk kedalam deposit dan
mengubah slop Tafel. Hal ini dapat terjadi jika ada transfer elektron melalui
lapisan yang teradsorpsi atau pembentukan kompleks pada permukaan elektroda.
Pada umumnya, zat aditif memiliki kemampuan untuk teradsorpsi pada
permukaan katoda dan dalam beberapa kasus masuk kedalam deposit dan
mengubah slop Tafel. Hal ini dapat terjadi jika ada transfer elektron melalui
lapisan yang teradsorpsi atau pembentukan kompleks pada permukaan elektroda.
diketahui dari permukaan lapisan yang lebih cerah, halus, rata, dan tidak rapuh.
Selain itu ion Cu2+ juga dapat mereduksi internal stress pada logam serta
meningkatkan ketahanan korosi pada lapisan plating ini menggunakan logam Mn
dikodeposisikan dengan logam Cu untuk mengurangi sifat rapuh mangan hasil
pelapisan.
Kinetika reaksi merupakan reaksi elektrokimia yang melibatkan reaksi
oksidasi dan reduksi. Kinetika korosi digunakan untuk mempelajari kecepatan
korosi yang terjadi pada logam atau alloy logam. Kecepatan atau laju korosi dari
tiap tiap logam tidak sama, tergantung pada sifat bahan dan lingkungannya.
Untuk menentukan laju korosi logam diperlukan parameter pengukuran yang
disebut kerapatan arus atau densitas arus yaitu arus ( I ) per satuan luas ( A ).
Hubungan antara I dan massa yang bereaksi, m, di dalam reaksi elektrokimia
ditunjukkan melalui persamaan Faraday berikut ini:

 It  M 
m    
 F  n 

I = Arus yang dilewatkan (A).


t = Waktu (s).
M = massa molar logam yang teroksidasi (logam penyepuh) (g/mol).
m = massa logam penyepuh yang menempel pada substrat (g).
F = bilangan farraday (96.500 C)
n = elektron yang ditransfer per ion.

D. Metode Penelitian
a) Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Neraca Digital
b. Alat pemotong baja
c. Kertas amplas
d. Gelas ukur
e. Plastik kecil
f. Beaker glass
g. Spatula
h. Rectifier
i. Bak plating
j. Stopwatch
k. Multimeter
l. X-Ray Fluorescence (XRF) portable
m. X-Ray Diffraction (XRD)
b) Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. (NH4)2SO4
b. CuSO4.5H2O
c. Mangan
d. Aseton
e. MnSO4.H2O
f. Baja AISI 1020
g. Stainless steel
h. Alkohol
i. Aquades

c) Rangkaian alat elektroplating ditunjukkan dalam gambar berikut :

Rangkaian alat elektroplating terdiri atas :


1. Bath elektroplating yang mengandung garam penghantar, senyawa
pengompleks yang mengandung unsur yang sama dengan logam yang akan
diplating dalam bentuk terlarut , buffer, zat aditif.
2. Katoda (logam yang akan diplating)
3. Anoda , yang sifatnya ataupun insoluble (tak mudah larut)
4. Sumber arus DC

E. Prosedur Penelitian
Prosedur kerja penelitian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap preparasi sampel
baja, pembuatan larutan elektrolit dan proses elektroplating Cu-Mn.
a) Preparasi Sampel Baja
Sampel baja yang akan digunakan dipreparasi dengan tahapan sebagai berikut:
1. Memotong spesimen uji menggunakan alat pemotong baja.
2. Membersihkan baja dan memperhalus permukaannya menggunakan
amplas.
3. Mencelupkan baja kedalam larutan alkohol untuk membersihkan baja.
4. Membilas baja dengan menggunakan aquades yang berfungsi untuk
menghilangkan sisa-sisa larutan yang masih ada pada permukaan baja.
5. Menganalisis unsur yang terkandung dalam baja menggunakan X-ray
fluorescence (XRF) portable dan melihat struktur permukaan baja
menggunakan mikroskop metalurgi.

b) Pembuatan Larutan Elektrolit dan Proses Elektroplating


Pembuatan elektrolit dan proses elektroplating dilakukan dengan langkah
langkah sebagai berikut:
1. Membuat larutan MnSO4 0,59 M dengan melarutkan 12,46 gram
MnSO4.H2O ke dalam 125 mL aquades.
2. Membuat larutan CuSO4.5H2O 0,01 M dengan melarutkan 0,31 gram
CuSO4.5H2O ke dalam 125 mL aquades.
3. Membuat larutan elektrolit dengan mencampurkan 0,59 M MnSO4.H2O
dan 0,01 M CuSO4.5H2O ke dalam bak plating.
4. Menimbang massa baja dengan neraca digital sebelum proses
elektroplating.
5. Proses elektroplating antara lain:
a. Menghubungkan stainless steel (anoda) ke kutub positif dan baja
AISI 1020 (katoda) ke kutub negatif.
b. Melakukan proses elektroplating dengan variasi rapat (35, 45, 55, 65
dan 75 mA/cm2) dan waktu elektroplating (10, 20, 30, 40 dan 50)
detik.
c. Memutuskan arus setelah selesai elektroplating dan mengangkat
benda uji.
6. Mengeringkan baja hasil elektroplating.
7. Menimbang sampel hasil elektroplating.
8. Menguji sampel dengan X-ray fluorescence (XRF) untuk melihat unsur
yang terkandung dalam baja setelah elektrolpating.
9. Menguji sampel dengan X-ray diffraction (XRD) untuk mengetahui fasa-
fasa yang terbentuk setelah elektroplating.
10. Menguji sampel dengan mikroskop metalurgi untuk melihat struktur
permukaan sampel setelah elektroplating.

F. Skema Kerja

a) Preparasi Sampel Baja


b) Pembuatan Larutan Elektrolit dan Tahap Elektropating

G. Daftar Pustaka

Daryanto, (1997), Ilmu Bahan, P.T. Bumi Aksara, Jakarta


Jie Gong, Giovanni, Z. (2002), Electrodeposition and Characterization of
Manganese Coatings, Journal of Electrochemical Society, 149, hal 209 –
217
Landlolt, D, (2002), Electrodeposition Science and Technology in Last Quarter
of Twentieth Century, Swiss Federal Institute of Technology Laussane,
Switzerland
Lowenheim, Frederick A., (1985), Modern Electroplating, 3rd edition, New York
John Wiley & Sons Inc, New York
Oentoeng, (2004), Konstruksi Baja, Andi Offset, Yogyakarta
Suherman, Wahid (1987), Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin ITS,
Surabaya.
Trethwey, Kenneth R. dan Chamberlain, John, (1991), Korosi Untuk Mahasiswa,
Sains dan Rekayasa, P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Uhlig, Herbert H. And Revie R. Winston, (1985), Corrosion and Corosion
Control, John Wiley & Sons, New York

Anda mungkin juga menyukai