BAB I
PENDAHULUAN
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini di jelaskan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI
Proses untuk melindungi logam tersebut merupakan salah satu bagian dari
tahap penyelesaian (finishing). Finishing itu bermacam-macam, ada yang sekedar
halus dan mengkilat, dicat atau dipernis serta dapat pula dilapisi logam lain agar
menghasilkan permukaan logam dengan sifat yang berbeda dari logam dasar yang
dilapisinya. Proses ini menggunakan metode elektrokimia dan disebut juga dengan
proses elektroplating
Proses pelapisan dapat terjadi karena elektron yang lepas dari atom-atom
tembaga meninggalkan anoda yang kemudian masuk ke dalam larutan sebagai ion-
ion tembaga. (Publikasi, 2013)
Gambar 1.2 Proses reaksi ayng terjadi pada adnoda dan katoda(Publikasi, 2013)
Pada proses pelapisan secara listrik, peranan anoda sangat penting dalam
menghasilkan kualitas lapisan. Pengaruh kemurnian/keaslian anoda terhadap
elektrolit dan penentuan optimalisasi ukuran serta bentuk anida perlu difikirkan /
diperhatikan. Karena adanya arus listrik yang mengalir melalui larutan elektrolit di
antara kedua elektroda, maka pada anoda akan terjadi pelepasan ion logam oksigen
(reduksi), selanjutnya ion logam tersebut dan gas hidrogen diendapkan dengan
anoda terlarut (soluble anoda). Tetapi bila anoda tersebut hanya dipakai sebagai
penghantar arus saja (conductor of current), anoda ini disebut anoda tak larut
(unsoluble anoda).(Sutomo, Senen and Rahmat, no date)
a. Persiapan Permukaan
Dalam langkah ini baerbagai metode digunakan untuk meghilangkan tanah atau
ketidak sempurnaan lain dari substrat, menciptakan permukaan agar bisa
mengikat lapisan dengan baik
b. Aplikasi Coating
Setalah persiapan permukaan, bahan pelapis diterapkan pada substrat
menggunakan berbagai metode
c. Curing (pengawetan)
Setelah bahan di aplikasikan, proses pengawetan dilakukan agara lapisannya
menjad keras, tangguh dan melekat dengan sempurna. Mekanisme untuk
memulai proses curing mencakup oksidasi suhu lingkungan, reaksi kimia
dengan komponen lain atau pemangganga dalam oven.
d. Pembersian Peralatan
Tahap terakhir dari setiap opersi pelapisan adalah pembersihan peralatan. Ini
biasana melibatkan perendaman, penyekaan atau pembilasan dengan pelarut
1. Allumuium
Aluminium memiliki simbol (Al) pada tabel periodik dan mempunyai nomor
atom 13, berat atom 26,981, kepadatan 2,70 gram per cm3, titik leleh 660,32 °C,
1220,58 °F, titik didih 2519 °C, 4566 ° F. Aluminium adalah logam yang
memiliki kekuatan yang relatif rendah dan lunak. Aluminium merupakan logam
yang ringan dan memiliki hantaran listrik yang baik dan sifat - sifat lainnya.
Umumnya aluminium dicampur dengan logam lainnya sehingga membentuk
aluminium paduan. Material ini dimanfaatkan bukan saja untuk peralatan rumah
tangga, tetapi juga dipakai untuk keperluan industri, kontsruksi, dan lain
sebagainya.(Saputro, 2019)
Aluminium ditemukan pada tahun 1825 oleh Hans Christian Oersted. Baru
diakui secara pasti oleh F. Wohler pada tahun 1827. Sumber unsur ini tidak
terdapat bebas, bijih utamanya adalah Bauksit. Penggunaan aluminium antara
lain untuk pembuatan kabel, kerangka kapal terbang, mobil dan berbagai produk
peralatan rumah tangga. Senyawanya dapat digunakan sebagai obat, penjernih
air, fotografi serta sebagai ramuan cat, bahan pewarna, ampelas dan permata
sintesis(Saputro, 2019)
1) Ringan : memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja, atau tembaga
dan karenanya banyak digunakan dalam industri transportasi seperti angkutan
udara.
2) Kuat : terutama bila dipadu dengan logam lain. Digunakan untuk pembuatan
produk yang memerlukan kekuatan tinggi seperti : pesawat terbang, kapal
laut, bejana tekan, kendaraan dan lain-lain.
3) Mudah dibentuk dengan semua proses pengerjaan logam. Mudah dirakit
karena dapat disambung dengan logam atau material lainnya melalui
pengelasan, brazing, solder, adhesi mekanis, atau dengan teknik
penyambungan lainnya
4) Konduktor listrik : setiap satu kilogram aluminium dapat menghantarkan arus
listrik dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan tembaga. Karena
aluminium relatif tidak mahal dan ringan, maka aluminium sangat baik untuk
kabel-kabel listrik overhead maupun bawah tanah
5) Konduktor panas : sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada mesin-mesin
atau alat-alat pemindah panas sehingga dapat memberikan penghematan
energi.
6) Memantulkan sinar dan panas : Dapat dibuat sedemikian rupa sehingga
memiliki kemampuan memantul yang tinggi yaitu sekitar 95% dibandingkan
dengan kekuatan memantul sebuah cermin. Sifat memantul ini menjadikan
aluminium sangat baik untuk peralatan penahan radiasi panas.
7) Non magnetik : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan pada peralatan
listrik dan alat elektronik, pemancar radio dan TV, dimana diperlukan faktor
magnetisasi negatif
8) Tak beracun : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan pada industri
makanan, minuman, dan obat-obatan, yaitu untuk peti kemas dan
pembungkus
9) Memiliki ketangguhan yang baik : dalam keadaan dingin dan tidak seperti
logam lainnya yang menjadi getas bila didinginkan. Sifat ini sangat baik
untuk penggunaan transportasi truk yang mengangkut LNG (Liquefied
Natural Gas) atau gas bumi (gas alam) yang dicairkan dimana suhu gas cair
LNG ini dapat mencapai dibawah -150 oC.
10) Menarik : dan karena itu aluminium sering digunakan tanpa diberi proses
pengerjaan akhir. Tampak permukaan aluminium sangat menarik dan karena
itu cocok untuk perabot rumah (hiasan), bahan bangunan dan mobil.
Disamping itu aluminium dapat diberi surface treatment atau perlakuan
permukaan, dapat dikilapkan, disikat atau dicat dengan berbagai warna,
danjuga diberi proses anodisasi. Proses ini menghasilkan lapisan yang juga
dapat melindungi logam dari goresan dan jenis abrasi lainnya.
11) Mampu diproses ulang guna yaitu dengan mengolahnya kembali melalui
proses peleburan dan selanjutnya dibentuk menjadi produk seperti yang
diinginkan proses ulang-guna ini dapat menghemat energi, modal dan bahan
baku yang berharga(Saputro, 2019)
Aluminium banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi
bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimana logam yang mudah dibuat dan
kuat. Walau konduktivitas listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi Aluminium
bisa digunakan sebagai bahan transmisi karena ringan. Aluminium murni sangat
lunak dan tidak kuat, tetapi dapat dicampur dengan Tembaga, Magnesium,
Silikon, Mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang
menguntungkan. Campuran logam ini penting kegunaannya dalam konstruksi
mesin, komponen pesawat moderen dan roket. Logam ini jika diuapkan di
vakum membentuk lapisan yang memiliki reflektivitas tinggi untuk cahaya yang
tampak dan radiasi panas. Lapisan ini menjaga logam dibawahnya dari proses
oksidasi sehingga tidak menurunkan nilai logam yang dilapisi. Lapisan ini
digunakan untuk melindungi kaca teleskop dan masih banyak kegunaan lainnya.
Secara umum aluminium diklasifikasikan berdasarkan:
a. Alumunium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam
keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak
untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan
logam lain.
b. Alumunium Paduan
magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan
meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika
melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai
meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula
dalam logam. Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung
pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses
perlakuannya hingga aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan,
perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
c. Alumunium Alloy
logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama campuran
adalah logam, sebagai tambahan terhadap kekuatan mekaniknya yang sangat
meningkat dengan penambahan Tembaga (Cu), Magnesium (Mg), Silikon (Si),
Mangan (Mn), Seng (Zn), Nikel (Ni) dan sebagainya, secara satu persatu atau
bersama-sama. Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
aluminium wronglt alloy (lembaran) dan aluminium costing alloy (batang cor).
Aluminium memiliki strength to weight ratio yang lebih tinggi dari baja.
Aluminium yang kuat diperoleh dari terbentuknya lapisan oksida aluminium dari
permukaan aluminium. Lapisan oksida ini melekat kuat dan rapat pada
permukaan, serta stabil (tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya) sehingga
melindungi bagian dalam.
Pada aluminium alloy terdapat beberapa jenis seri dari 1000 hingga seri
7000. Aluminium alloy 1100 mempunyai kandungan 0,09 Tembaga (Cu); 0,10
Silikon (Si); 0,55 Besi (Fe); 0,01 Mangan (Mn); 0,01 Seng (Zn); 0,01 Titanium
(Ti). Aluminium alloy 1100 memiliki tingkat kekerasan 44,7 VHN. AL 1100
alloy ditemukan berbagai aplikasi untuk industri rail, industri pesawat terbang,
material bantalan, material piston, jalur transmisi (Mohanakumara, et al.,
2014:934). Aluminium alloy 1100 yang diaplikasikan pada piston merupakan
komponen kendaraan yang membutuhkan kekerasan yang tinggi terutama pada
permukaan material piston, jika diaplikasikan pada piston mobil paduan ini harus
dilindungi setidaknya pada permukaanya (Miftakh, 2018). Peningkatan nilai
kekerasan dapat terjadi jika zat warna menggunakan atau dikombinasikan dengan
unsur lain seperti, Nikel (Ni), Krom (Cr) dan unsur lainya yang mempunyai nilai
kekerasan yang lebih baik (Ikbal, et al., 2018:71). Sehingga perlu dilakukan
proses electroplating nikel untuk memperkuat dan memperkeras aluminium alloy
1100 yang diaplikasikan pada piston. Lapisan nikel bertujuan untuk
meningkatkan kekerasan, sehingga permukaan tersebut menjadi lebih tahan
terhadap keausan dan deformasi (Sugianto, 2010:1). Dengan menggunakan
metode electroplating memberikan lapisan permukaan yang sangat merata dengan
kualitas yang tinggi, karena kontrol yang teliti dapat dilakukan pada semua
tingkat. Dan tidak ada perlakuan panas pada material yang akan dilapisi sehingga
tidak ada resiko kerusakan sifat mekanik material tersebut(Saputro, 2019)
1. Electrolit
Elektrolit adalah zat-zat yang dapat menghantarkan arus listrik. Pada dasarnya
elektrolit yang dipergunakan dalam bentuk larutan asam/basa dicampur dengan air
murni. Air murni yang dimaksudkan adalah air yang tidak mengandung zat yang
dapat merubah sifat elektrolit.dengan tujuan antara lain:
Larutan elektrolit selalu mengandung garam dari logam yang akan di lapis.
Oleh Karena itu, garam-garam tersebut sebaiknya dipilih yang mudah larut, tetapi
anionya tidak mudah tereduksi. Walaupun anion tidak ikut langsung dalam proses
terbentuknya lapisan, tapi jika menempel pada permukaan katoda (benda kerja) akan
menimbulkan gangguan berupa terbentuknya mikro struktur lapisan. Kemampuan
atau aktivitas dari ion-ion logam di tentukan oleh konsentrasi dari dalam logamnya,
derajat desosiasi, dan konsentrasi unsur-unsur lain yang ada di dalam larutan.(Pustaka,
2005)
2. PH Larutan
1) Asam Asetat
Asam Asetat adalah salah satu senyawa organik yang berada dalam golongan
asam alkanoat
2) Natruim Klorida ( NaCl)
Natrium Klorida adalah unsusr electrolit yanf memiliki dungsi
mengontrol kadar air
3) Aquadest
Aquadest adalah air mineral yang telah di proses dengan cara destilisasi
(disuling) sehingga di peroleh air murni (H2O) yang bebes mieral
2.2.5 Suhu
Semakin tinggi suhu yang digunakan semakin tebal lapisan yang terbentuk.
Menurut Lazic semakin tinggi suhu larutan yang digunakan maka viskositas larutan
akan menurun menyebabkan laju pergerakan partikel meningkat. Peningkatan laju
pergerakan partikel ini mengakibatkan laju pembentukan lapisan lebih cepat,
sehingga lapisan yang terbentuk lebih tebal dimana laju pembentukan endapan YSZ
(Yttria Stabilized Zirconia Ceramics) pada stainless steel meningkat dengan
meningkatnya suhu larutan YSZ yang digunakan saat proses elektroforesis
berlangsung.(Riszki, 2015)
Tabel 1.1 ketebalan lapisan pada spesimen(Riszki, 2015)
2.2.6 Arus DC
1. Uji Kekerasan
1) RockWell
2) Brinell
3) Vikers
Pengujian Brinell merupakan jenis test kekerasan dengan cara menususk atau
menekan benda uji menggunakan indenter berbentuk bola yang terbuat dari baja
yang sudah di keraskanatau karbida tungsten
- Jumlah logam yang akan terbentuk pada elektron suatu sel sebanding dengan
arus yang mengalir.
- Jumlah logam yang diuraikan oleh arus listrik yang sama dalam sel yang
berbeda sebanding dengan berat dari okivalen logam tersebut.
- Bila efisiensi arus 100% maka berat logam yang diendapkan adalah sebanding
lurus dengan arus yang mengalir melalui larutan dan sebanding dengan berat
ekivalen logam waktu elektroplating.
Dimana :
l: lebar
p: panjang
t:: tebal
Ixtx A
W=
ZxF
Dimana :
Z : valensi emas 1
W
t=
Lx p
Dimana :
METODE PENELITIAN
3.1.1 Tempat
Peneltian electroplating ini di lakukan di laboratorium teknk mesin universitas
muhammadiyah pontianak yang berada di jalan trans kalimantan desa sungai
ambawang kecamatan sungai ambawang kabupaeen kuburaya provnsi kalimatan
barat.
3.1.2 Waktu
Waktu penelitian di rencanakan mulai dari persetujuan yag di berikan oleh
pengelola program dan komisi pembing, perencanaan dan pembuatan alat,
pengambilan data dan pegelolaan data sampai dinyatakan selesai.
3.2.1 Alat
Pelaksaan penelitian electroplatng ini melibatka proses-proses sepert pembuatan
larutan,, pemotonggan, dll
a. Larutan electrolit
Larutan electrolit adalah larutan yang mengandung senyawa kimia yang larut
dalam air dan meenganduug ion logam yang diinginkan unrtuk proses
pelapisan. Larutan electrolit akan terurai mejadi ion-ion bermuata positif atau
negatif.
Electrolit yang di gunakan merupakan larutan yang mengandung in-ion logam
yang sama dengan logam yang gigunakan sebaga pelapis atau anoda. Sebagi
contohh, jika nikel di jadikan anoda maka larutan electrit harus mengandug
nkel juga.
b. Power suply DC
Pada proses electroplating menggunakan sumber arus listrk searah dari DC
Power Suply. Sumber arus listrk di hubungkan pada dua buah electroda
menggunakan kawat penghubung.
Kutub negativ(-) duhubungkan dengan katoda, sedangkan kutub(+)
dihubungkan dengan anoda. Arus yang dibutuhkan untuk proses electroplating
mengalir dari anoda menuju katoda melalui electrolit.
Sumber arus listrk negative yang dihubungkan dengan katoda menyebabkan
electron mengalir bergerak ke katoda. Electrom electro di katoda akann
mengkonversi ion logam positiv( M +¿¿) electrolit menjadi lapisan logam di
permukaan katoda.
c. Kertas lakmus
Kertas lakmus di gunakan untuk mengukur ph electrolit
d. Pemanas
Pemanas di gunakan untuk membuat suhu dari cairqan electrolit selalu stabil
e. Ultrasonic Cleaner
Ultraasonic cleaner adalah alat yang di rancang untuk kebutuhan membersih
kan alat medis peralatan laboratorium dan peralatan optic
3.2.2 Bahan
a. kuningan
kuningan termasuk salah satau bahan penghantar listrik yang baik kuningan
disini berfungsi sebagai bahan spesimen dengan spefikasi bahan
b. alumunium
alumunium termasuk salah satau bahan penghantar listrik yang baik
alumunium disini berfungsi sebagai bahan spesimen dengan spefikasi
bahan
c. aquadest
aquadest adalah air yang dihasilkan dari satu proses
destilasi/penyulingan,sering di sebut air murni
d. garam
garam disini berfungsi untuk menghasilkan ion-ion saat dilarutkan kedalam
air
e. cuka
berfungsi untuk membuat larutan electrolit, karena cuka mengandung asam
asetat 25%,
f. alkohol 90%
alkohol berfungsi untuk mencuci spesimen atau benda kerja
g. amplas
amplas disini berfungsin untuk menghaluskan permukaan bahan spesimen
dengan spesifikasi amplas kasar 80 s/d 150. amplas kasar digunakan untuk
meratakan permukaan benda kerja tahap awal. Amplasa sedang 150 s/d
180. Amplasa sedang dipergunakan untuk meratakan benda kerja setelah
diamplas kasar. Amplas halus 180 s/d 240. Amplas halus dipergunakan
untuk menghaluskan benda kerja yang akan difinising
3.3 Metodelogi
Charles Manurung, ST., M. (2014) ‘Pengaruh Kuat Arus Terhadap Ketebalan Lapisan Dan
Laju Korosi (Mpy) Hasil Elektroplating Baja Karbon Rendah Dengan Pelapis Nikel’, Visi,
21(2), pp. 1857–1869. Available at: Pengaruh Kuat Arus Terhadap Ketebalan Lapisan Dan
Laju Korosi (Mpy)%0AHasil Elektroplating Baja Karbon Rendah Dengan Pelapis Nikel
%0ACharles Manurung, ST.,MT.
Djunaidi, R., Zahara, S. and Yakub, H. (2018) ‘Analisa Pengaruh Jarak Katoda Dan Anoda
Dalam Proses Elektroplating Aluminium Terhadap Laju Korosi’, TEKNIKA: Jurnal Teknik,
4(2), p. 145. doi: 10.35449/teknika.v4i2.70.
Erna, M. et al. (2017) ‘Efektifitas Kitosan Sebagai Pelapis (Coating) Korosi pada Logam Zn,
Fe, Al dalam Media HCl Dan H2SO4’, EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan), 2(2), p.
119. doi: 10.30870/educhemia.v2i2.950.
Paridawati (2013) ‘Analisa Besar pengaruh Tegangan Listrik terhadap Ketebalan Pelapisan
Chrome pada Pelat Baja dengan Proses Electroplating’, Jurnal Imiah Teknik Mesin, 1(1), pp.
36–44. Available at: http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=418419&val=8945&title=Analisa pengaruh Besar Tegangan Listrik Terhadap
Ketebalan Pelapisan Chrome pada Pelat Baja dengan Proses Electroplating.
Pustaka, T. (2005) ‘Bagaimanapun metode teknik coating yang digunakan , selalu dibutuhkan
tahap awal dari suatu proses pelapisan biasa disebut pretreatment dan pembersihan
permukaan suatu benda material yang sesuai , agar memaksimalkan kinerja dari hasil
coating . ( Kanani ’,.
Putri, A. and Handani, S. (2015) ‘Karakterisasi Sifat Mekanik Hasil Elektroplating Nikel
Karbonat (NiCO 3) Pada Tembaga (Cu)’, Jurnal Fisika, 4(1), pp. 83–90.
Rasyad, A. and Budiarto, B. (2018) ‘Analisis Pengaruh Temperatur, Waktu, dan Kuat Arus
Proses Elektroplating terhadap Kekuatan Tarik, Kekuatan Tekuk dan Kekerasan pada Baja
Karbon Rendah’, Jurnal Rekayasa Mesin, 9(3), pp. 173–182. doi:
10.21776/ub.jrm.2018.009.03.4.
Riszki, T. I. (2015) ‘Pengaruh Suhu Terhadap Kualitas Coating ( Pelapisan ) Stainless Steel
Tipe 304 Dengan Kitosan Secara Effect of Temperature on the Coating Quality of Stainless
Steel 304 With Chitosan By’, 4(1), pp. 25–28.
Supriadi, H. and Fadlil, K. (2013) ‘Pengaruh Rapat Arus Dan Temperatur Elektrolit Terhadap
Ketebalan Lapisan Dan Efisiensi Katoda Pada Elektroplating Tembaga Untuk Baja Karbon
Sedang’, Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Indonesia, 4, pp. 30–37.
Sutomo, Senen and Rahmat (no date) ‘Pengaruh arus dan waktu pada pelapisan nikel dengan
elektroplating untuk bentuk plat’, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia.
Tebal, T. et al. (2012) ‘Febryan Andinata, dkk 48’, 2(2), pp. 48–52.
Topayung, D. (2011) ‘Effect of Electric Current and Process Time in The Thickness and
Mass Layer Formed on Electroplating Steel Plates’, Jurnal Ilmiah Sains, 11(1), pp. 97–101.
Yetri, Y. (2021) ‘Analisa Kekerasan dan Ketebalan Permukaan Lapisan Hasil Elektroplating
Kuningan Pada Baja’, JST (Jurnal Sains Terapan), 7(1). doi: 10.32487/jst.v7i1.1114.