ANODASI ALUMINIUM
H031 20 1065
KELOMPOK I
PENDAHULUAN
dan sifat-sifat yang baik lainya sebagai logam. Logam aluminium tahan terhadap
Lapisan ini juga bersifat lebih keras dari logam induknya. Pembentukan lapisan
ini dapat dihasilkan secara alami dan proses rekayasa elektrokimia, yaitu dengan
menjadi lapisan aluminium oksida berpori dengan struktur unik (tidak biasa) yang
di pori-porinya. Dalam semua kasus ini asam sulfat digunakan sebagai elektrolit
korosi serta mengetahui dan mempelajari teknik anodasi secara elektrolisis dan
lapisan oksida pada permukaan logam aluminium melalui proses oksidasi dan
pewarnaan.
TINJAUAN PUSTAKA
dalam industri karena mempunyai sifat yang baik antara lain ringan, kekuatan
tinggi dan ulet, mudah difabrikasi, mampu bentuk serta ketahanan korosi yang
baik (Pamungkas dkk., 2017). Hal ini karena terbentuknya lapisan oksida pada
permukaannya yang melindungi aluminium dari serangan kimia lebih lanjut. Jika
lapisan oksida dihilangkan misal dengan cara menggores atau dengan membentuk
beberapa campuran logam, akan terjadi serangan yang cepat oleh molekul air.
Pada kondisi biasa logam aluminium akan mudah diserang oleh basa alkali panas,
halogen dan beberapa non logam lainnya. Lapisan oksida mempunyai pori yang
apabila dalam keadaan basah dapat memerangkap zat warna. Aluminium adalah
unsur logam yang kelimpahannya di kulit bumi sebesar 8,8% massa dan
keberadaannya di alam sebagai mineral silikat seperti mika dan felspar, dan
meningkatkan ketebalan lapisan oksida asli pada permukaan logam (misalnya, Al,
Ti, Hf, W, Nb, Sn, Zr dan lain-lain) atau semikonduktor (misalnya, Si, InP, GaAs,
dan lain-lain) (Lee, 2010). Teknik anodizing adalah suatu proses penyepuhan
lapisan logam lain. Secara umum teknik anodizing dapat digolongkan menjadi
dua jenis yaitu Regular dan hard anodizing. Teknik ini dibedakan atas dasar kuat
untuk membuat lapisan oksida yang lebih tebal sehingga aluminium memiliki
Sel Volta atau sel Galvani terdiri atas dua elektroda dan elektrolit.
sel atau keluar sel. Setiap elektroda dan elektrolit di sekitarnya membentuk
setengah sel. Reaksi elektroda adalah setengah reaksi yang berlangsung dalam
setengah sel. Kedua setengah sel dihubungkan dengan jembatan garam. Arus
diangkut oleh ion-ion yang bergerak melalui jembatan garam (Ningsih, 2020).
Sel volta merupakan sel atau alat yang dapat menghasilkan arus listrik
termodinamika dan terjadi secara spontan ketika dua bahan standar positif yang
diturunkan). Sel ini terdiri atas dua elektroda yaitu elektroda negatif atau anoda
tempat berlangsungnya reaksi oksidasi, dan elektroda positif atau katoda tempat
berlangsungnya reaksi reduksi. Komponen lainnya dari sel ini yaitu larutan
mereduksi ion logam lain pada tempat terpisah di anoda dan di katoda untuk
menghasilkan energi listrik. Namun, ternyata tidak semua logam dapat mereduksi
ion logam lain sehingga reaksi redoks spontan tidak terjadi akibatnya arus listrik
deret yang disusun berdasarkan kekuatan reduktor suatu logam. Deret volta
(Sukmawati, 2020).
energi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis
katoda memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai
dengan prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses
ionisasi, elektroda dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif
dari baterai ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi
menjadi kation dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di
anoda akan mengalami oksidasi (Harahap, 2016). Melalui elektrolisis, kation dan
anion dalam larutan dapat bergerak dan disisihkan dengan melibatkan proses
dihasilkan sebanding dengan jumlah muatan listrik yang melewati sel elektrolisis
dan Sejumlah tertentu listrik menghasilkan jumlah ekivalen setiap senyawa yang
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk, pinset,
sendok tanduk, amplas, gelas kimia 50 mL dan 100 mL, hot plate, penjepit
3.4 Prosedur
ukuran gelas kimia 50 mL, kemudian jepit dengan penjepit aligator. Setelah itu,
kemudian cuci dengan sabun lalu bilas dengan akuades. Selanjutnya, jepit
menggunakan neraca digital. Jepit keping aluminium yang sudah bersih dengan
penjepit aligator, kemudian letakan di tengah silinder lempeng aluminium di
tercelup setengahnya. Dalam hal ini, keping bertindak sebagai anoda dan silinder
negatif dan keping aluminium dihubungkan pada kutub positif. Setelah itu
pertama dengan waktu anodasi 2,5 menit, 7,5 menit, dan 12,5 menit untuk arus
6 volt dan tekanannya dinaikan ke 12 volt dengan waktu 5 menit, 10 menit, dan
15 menit. Amati gelembung gas yang muncul kemidian lakukan percobaan yang
larutan pewarna selama 5 menit. Selanjutnya, angkat dan angkat kepingan tersebut
sambil diamati perubahan yang terjadi, timbang pada neraca digital lalu catat berat
4.2 Reaksi
Setengah reaksi:
4.3 Pembahasan
sebagai logam yang akan dianodasi. Prosesnya yaitu mengamplas logam dan
mencuci logam dengan air yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang
melekat pada logam yang dapat mengganggu dalam proses pelapisan logam
proses anodasi, dimana berat lempengan aluminium sebelum anodasi sebesar 0,05
yaitu larutan asam sulfat (H2SO4) secara bergantian. H2SO4 berfungsi sebagai
larutan yang akan menghantarkan listrik dan sebagai elektrolit kuat yang akan
menghantarkan listrik dan sebagai elektrolit kuat yang akan dihubungkan dengan
dengan penjepit alligator dimana tidak boleh menyentuh larutan asam sulfat dan
antar lempengan dan kepingan karena akan mempengaruhi nilai potensial sel yang
Setelah dialiri arus listrik, pada anoda logam Al akan mengalami oksidasi dari Al
menjadi Al3+, sedangkan pada katoda terjadi reduksi ion H+ dari asam sulfat yang
sedangkan anion O2− atau OH− membentuk pada antarmuka oksida/larutan dengan
yang diatur pertama 6 volt setelah kemudian dinaikkan menjadi 12 volt. Apabila
dilakukan terhadap ketiga kepingan logam aluminium dengan waktu anodasi yang
bervariasi muai dari 2,5 menit; 5 menit; 7,5 menit; 10 menit; 12,5 menit dan 15
menit. Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa semakin lama proses anodasi,
maka semakin banyak gelembung yang dihasilkan. Setelah proses anodasi, keping
aluminium akan memiliki pori-pori yang dapat menyerap zat warna, sehingga
larutan besi(III) klorida (FeCl3) 0,5 gram yang dilarutkan dengan amonium
kemudian dipanaskan hingga mendidih. FeCl3 yang akan memberikan warna yang
berbeda pada permukaan logam dan juga sebagai pengoksidasi yang direaksikan
reaksi reduksi pada Al, dimana kedua larutan tersebut yang akan memberi warna
dari lempengan karena lapisan oksidasi yang terbentuk dari logam yang
dielektrolisis mengandung sedikit ion sulfat dimana masih terdapat pori-pori pada
permukaan logam sehingga lapisan oksida tersebut dapat menyerap warna sesuai
warna selama 10 menit. Hal ini dilakukan karena struktur oksida hasil anodasi
mempunyai pori-pori yang teratur sehingga masih dapat menyerap partikel warna
semakin baik pula hasil pewarnaan yang ditunjukkan oleh logam aluminium.
penimbangan yaitu keping I sebanyak 0,057 gram, keping II 0,075 gram, dan
keping III 0,085 gram dan memperoleh berat rendamen untuk keping aluminium
Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori karena hasil rendemen keping III <
keping II < keping I. Di mana seharusnya lapisan oksida yang terbentuk semakin
lama semakin tebal pada saat proses anodizing karena arus yang mengalir selama
dimana reaksi oksida tersebut yang memicu terjadinya penebalan lapisan oksida
pewarnaan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. berat keping aluminium I, II dan II sebelum anodasi adalah 0,08 gram, 0,05
gram dan 0,07 gram, sedangkan berat keping aluminium I, II dan II setelah
5.2 Saran
dilakukan dengan waktu yang lebih lama agar lapisan oksida pada keping logam
kembali ketersediaan dan kelayakan alat dan bahan agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, M.R. 2016. Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. Circuit. 2(1):
177-180.
Kusuma, A.A.K.W.A., Karyasa, I.W., dan Suardana, I.N. 2014. Anodizing Logam
Aluminium dengan Variasi Beda Potensial. Jurnal Kimia Visvitalis
Universitas Pendidikan Ganesha. 2(1): 138-145.
Ningsih, L. 2020. Desain Uji Coba Kit Praktikum Sel Gavani Menggunakan
Tomat (Lycopersicon esculentum) pada Materi Elektrokimia. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Riau.
Sriatun, Taslimah, dan Suhartana. 2012. Kimia Unsur. UPT UNDIP Press
Semarang. Semarang.
Syawalian, M.A.R., Yohana, dan Kahar, A. 2019. Pengaruh Kuat Arus dan
Tegangan Terhadap Perubahan Kandungan Logam pada Lindi TPA
Sampah dengan Metode Elektrolisis. Jurnal Chemurgy. 3(1): 6-10.
Lampiran 1. Bagan Kerja
1. Anodasi Aluminium
Hasil
Catatan: dilakukan hal yang sama untuk kepingan logam II dan III dengan variasi
− Dihomogenkan
Hasil
Kepingan aluminium
hasil anodasi
Data
Catatan: dilakukan hal yang sama pada keping aluminium II dan III dengan
waktu yang sama.
Lampiran 2. Perhitungan
Diketahui: I = 5A
F = 96500 A
Mr 102 g/mol
BE Al2O3 = = =17 g/mol ekuivalen
valensi 6e
BE × l × T
Berat Teoritis =
F
17 gram/mol ekuivalen × 5 ampere × 300 detik
=
96500 C
= 0, 26 gram
Berat Praktek
Berat Rendamen = × 100%
Berat Teori
0,005 gram
= × 100%
0,26 gram
= 1,9230 %
BE × l × T
Berat Teoritis =
F
17 gram/mol ekuivalen × 5 ampere × 600 detik
=
96500 C
= 0, 52 gram
Berat Praktek = berat setelah anodasi – berat sebelum anodasi
= 0,057 gram – 0,05 gram
= 0,007 gram
Berat Praktek
Berat Rendamen = × 100%
Berat Teori
0,007 gram
= × 100%
0,52 gram
= 1,3461 %
BE × l × T
Berat Teoritis =
F
17 gram/mol ekuivalen × 5 ampere × 900 detik
=
96500 C
= 0, 79 gram
Berat Praktek = berat setelah anodasi – berat sebelum anodasi
= 0,075 gram – 0,07 gram
= 0,005 gram
Berat Praktek
Berat Rendamen = × 100%
Berat Teori
0,005 gram
= × 100%
0,79 gram
= 0,6666 %
Lampiran 3. Foto Percobaan