Anodisasi Alumunium
Disusun Oleh:
Plat Logam Alumunium dengan panjang 8,1 cm, lebar 1,4 cm dan tinggi 0,1
cm.
Maka Luas Permukaan Plat = 2x{(pxl)+(pxt)+(lxt)}
= 2x {(8,1 x 1,4) + (8,1 x 0,1) +(1,4 x 0,1)}cm2
=2x(11,34 + 0,81 + 0,14 ) cm2
=2 x 12,29 cm2
=24,58 cm2
=0,2558 dm2
Penentuan Arus I = Rapat arus x Luas permukaan plat dimana rapat arus = 1,1 A/dm2
Sistem yang Harus I = 1,1A/dm2 x 0,2558 dm2
Dialirkan I = 0,27 A
Jadi arus yang harus dialirkan pada proses anodisasi adalah 0,27 A.
Larutan Elektrolit
yang Digunakkan
Hubungkan plat logan alumunium sebagai benda kerja yang berperan sebagai
anoda (kutub negatif) pada rectifier kutub positif yaitu kabel bewarna merah.
Selanjtnya hubungkan elektoda berupa alumunium pada rectifier dengan kabel
bewarna hitam.
Saat benda kerja dan elektroda dimasukan ke dalam larutan elektrolit maka
atur arus sesuai dengan yang sudah ditentukan (0,27A) kemudian variasikan
waktu selama 15 menit, 20 menit, dan 25 menit.
Terbentuk lapisan film hasil proses anodisasi yang kemudian benda kerja akan
dibilas.
Proses Pewarnaan
Masukan benda kerja pada pewarna yang sudah dipanaskan hingga 50°C
kemudian bilas.
Proses Sealing
Hasil Akhir
IV. PEMBAHASAN
Riana
Rizal Fadhillah Anwar (191411056)
Pada praktikum ini kami mempelajari dan memahami proses anodisasi dimana
anodiasi ini umum digunakan untuk meningkatkan ketahanan korosi, meningkatkan
ketahanan gesek, dan sebagai persiapan dasar pengecatan serta pewarnaan. Penjelasan
proses anodisasi sendiri adalah metode elektrokimia yang mengubah alumunium
menjadi alumunium oksida (Al2O3) pada permukaan yang akan dilapisi zat warna. Hal
tersebut dapat tercapai dengan membuat benda kerja sebagai anoda yang kemudian
dicelupkan dalam sel elektrolit yang sesuai.
Percobaan dilakukan dengan memasang logam Al sebagai kutub positif (anoda)
dan memasang elektoroda Al sebagai kutub negatif (katoda), adapun larutan elektrolit
yang dipakai pada percobaan anodisasi ini adalah larutan H2SO4. Pada proses anodisasi
ini terjadi proses oksidasi pada kutub positif yakni pada anoda, logam Al dioksidasikan
dengan aliran listrik sehingga logam Al akan terkikis dan akan membentuk oksida
logam yang dimasuki oleh zat warna, adapun reaksi pembentukan oksida setelah dialiri
listrik, sebagai berikut.
2Al + O2 + H2O Al2O3 + H2
Melihat pada hasil percobaan yang dilakukan, terdapat gelembung gas pada
katoda yang cukup jelas. Hal tersebut membuktikan teori yang ada dimana reaksi yang
terjadi pada katoda yaitu reduksi dari ion H+ karena menggunakan larutan elektrolit
H2SO4. Gas H2 dihasilkan dalam jumlah yang besar. Berikut ini merupakan reaksi yang
terjadi pada katoda.
2H+ + 2e H2
2H2O + 2e 4OH-
Selain gas H2 yang terdapat pada katoda, terdapat juga gelembung gas yang ada
pada anoda (logam Al). Gas pada anoda ini merupakan gas O 2 yang dihasilkan dari
oksida air. Reaksi yang terjadi pada anoda adalah (logam Al).
2H2O O2 + 4H+ + 4e
Al Al3+ + 3e
Proses selanjutnya yaitu proses sealing dan pewarnaan. Adapun tujuan dari proses
sealing adalah untuk melapisi pori – pori yang tidak dapat ditutupi dengan proses
anodisasi dan menghasilkan lapisan bochmat, lapisan bochmat berasal dari lapisan
oksidasi yang sebelumnya dibentuk pada saat proses anodisasi sedangkan pewarnaan
akan membuat permukaan logam menjadi lebih indah dan menarik. Pada permukaan
logam yang tidak merata akan menurunkan efektifitas sealing. Pada literatur yang saya
baca dikatakan bahwa untuk keefektifan proses, dilakukan pewarnaan terlebih dahulu
setelah itu baru dilakukan proses sealing, apabila urutannya seperti itu warna pada
logam akan lebih kuat karena zat warna akan meresap pada pori-pori dan mengisi pori-
pori logam setelah itu disempurakan oleh proses sealing, sedangkan apabila proses
sealing lebih dulu baru dilakukan pewarnaan maka warna akan lebih cepat memudar.
Rosyidah
Alumunium banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari karena
memiliki berbagai keunggulan diantaranya konduktivitas yang tinggi, kuat, ringan
dan ketahanan korosi tinggi sehingga banyak digunakan dalam industry
kerumahan (bingkai jendela, gagang pintu, peralatan dapur), bidang transportasi
(pembuatan kapal, spare parts kendaraan, badan pesawat terbang), pengemasan
pangan, dan bidang konstruksi (atap, casting, pipa, pagar) dan sebagainya.
Alumunium termasuk logam yang aktif jika berada pada lingkungan beroksigen
akan membentuk lapisan tipis oksida yang berpori di permukaannya yang dapat
mencegah oksidasi pada aluminium. Lapisan ini dimanfaatkan dalam proses
anodisasi.
Anodisasi menggunakan prinsip elektrolisis dimana benda kerja dipasang
pada anoda berbeda dengan electroplating dimana benda kerjanya dipasang pada
katoda. Ketika benda kerja dielektrolisis akan membentuk lapisan oksida yang
memperbesar pori-pori benda kerja. Pori-pori ini kemudian akan terisi oleh zat
pewarna ( bisa pewarna organic maupun anorganik). Untuk mengikat zat warna
yang sudah masuk pori-pori maka dilakukan proses sealing menggunakan air
mendidih >50C untuk mengecilkan kembali pori-pori yang tadi membesar.
Hasilnya pewarnaan menggunakan metode anodisasi akan mempertahankan
perwarnaan lebih lama dan juga.
Proses Anodisasi dipengaruhi beberapa factor diantaranya suhu, kerapatan
arus, luas permukaan, nilai pH dan waktu proses anodisasi. Suhu sangat penting
untuk menyeleksi cocoknya jalannya reaksi dan melindungi pelapisan, nilai
kerapatan arus mempengaruhi waktu plating untuk mencapai ketebalan pelapisan
oksida, luas permukaan memengaruhi besarnya rapat arus yang dibutuhkan untuk
mencapai ketebalan pelapisan oksida yang diharapkan, derajat keasaman (pH)
merupakan faktor penting dalam mengontrol larutan elektrolit, sedangkan waktu
proses anodisasi berpengaruh pada kecerahan hasil pewarnaan yang diharapkan.
Pada praktikum ini dilakukan percobaan anodisasi alumunium dimana
proses anodisasi ini dilakukan untuk memberi kesan dekoratif dengan pelapisan
alumunium menggunakan cat, cat yang digunakan dapat berasal dari bahan
organik maupun anorganik. Pengamatan dilakukan pada plat Al dengan luas
permukaan 0,2558 dm2 dengan elektroda Al pada larutan elektrolit H2SO4 15%.
Anodisasi mengubah alumunium menjadi Al2O3 (alumunium oksida) berupa
lapisan tipis pada permukaan benda kerja menggunakan metode elektrokimia.
2Al + O2 + H2O Al2O3 + H2
Sealant yang luas digunakan ada1ah air murni atau air distilasi yang
rendah kandungan padatan dan bebas dari fosfat, rilikat, fluorit, dan klorit. Suhu
yang digunakan untuk sealing 90°-100° C Pada suhu rendah butuh waktu sealing
yang lebih lama.
Hasil dari sebuah proses anodisasi dapat diperoleh sesuai dengan tujuan
bila berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi proses dapat diatur sedemikian
rupa. Faktor faktor utama yang mempengaruhi hasil akhir proses anodisasi adalah
jenis material, temperatur, tegangan, rapat arus, jenis larutan elektrolit,
konsentrasi larutan elektrolit, waktu proses anodisasi dan proses agitasi. Setiap
faktor yang disebutkan sebelumnya saling mempengaruhi satu sama lain,
sehingga dibutuhkan pengaturan yang tepat sehingga diperoleh kondisi proses
anodisasi yang optimal.
Pertama adalah factor material, unsur dalam dalam material akan
menghasilkan efek yang berbeda beda pada proses anodisasi. Tidak pada semua
materi dapat dilakukan proses anodisasi. Aluminium yang digunakan dalam
proses anodisasi akan membentuk lapisan oksida berupa aluminium oksida di
permukaannya (lapisan penghalang dan porous anodic alumina). Namun, jenis
paduan dalam material aluminium itu sendiri juga akan menghasilkan karakter
yang berbeda dalam lapisan yang terbentuk. Kedua adalah temperature,
temperatur yang kemudian akan sangat mempengaruhi permukaan logam hasil
anodisasi adalah temperatur reaksi anodisasi. Pada temperatur yang semakin
tinggi, hasil anodisasi akan semakin tipis, diameter yang semakin besar, serta
daya serap yang semakin tinggi. Disamping hal tersebut pengaruh lain dari
temperatur adalah penetrasi larutan elektrolit dalam pembentukan porous anodic
alumina juga akan semakin meningkat. Bila dihubungkan terhadap faktor lainnya,
maka temperatur juga dapat meningkatkan rapat arus pada reaksi anodisasi untuk
setiap peningkatan temperature.Ketiga adalah tegangan dan rapat arus, pada
peningkatan tegangan maka rapat arus akan meningkat, dan sebaliknya,pada
peningkatan ataupun penurunan nilai rapat arus, tegangan juga akan mengikuti
perubahan pada rapat arus. pada tegangan tinggi maka rapat arus juga semakin
meningkat dan temperatur juga akan ikut meningkat[21]. Peningkatan tegangan
akan meningkatkan ketebalan lapisan oksida.Namun hal ini hanya akan terjadi
hingga suatu titik maksimal yang berbeda beda, tergantung kondisi larutan dan
faktor faktor lain yang mempengaruhi. Setelah melewati titik maksimal, tegangan
akan terlalu tinggi dan menyebabkan lapisan oksida menjadi rusak dan mengalami
burning. Keempat adalah jenis dan konsentrasi larutan elektrolit , faktor paling
mendasar yang perlu diperhatikan pada proses anodisasi adalah jenis larutan
elektrolit. Produk lapisan oksida pada permukaan logam dapat dihasilkan dengan
menggunakan berbagai jenis larutan elektrolit seperti asam sulfat, asam oksalat,
asam kromat, asam borat dan berbagai jenis larutan elektrolit lainnya .Namun tiap
tiap larutan ini akan memberikan karakteristik yang berbeda beda.Selanjutnya
adalah konsentrasi, bila konsentrasi semakin tinggi maka ketebalan lapisan oksida
akan semakin tinggi hingga titik maksimal. Bila konsentrasi terlalu tinggi, maka
lapisan oksida akan semakin tebal dan akhirnya menghabiskan base meta.Hal ini
terjadi karena prinsip anodisasi adalah pengikisan permukaan base metal untuk
kemudian membentuk lapisan oksida. Bila terlalu banyak base metal yang dikikis
maka tingkat weight loss pada logam tersebut akan semakin tinggi dan akhirnya
habis sehingga hanya ada lapisan oksida saja, yang dalam hal ini tidak lagi
memiliki karakteristik pelapisan logam. Kelima adalah waktu anodisasi, waktu
yang singkat akan menyebabkan reaksi antara permukaan logam dengan larutan
elektrolit akan menjadi singkat pula. Hal ini akan mengakibatkan lapisan oksida
yang dapat terbentuk akan semakin sedikit, dan dalam hal ini dinyatakan dalam
nilai ketebalan. Oleh karena itu peningkatan ketebalan dapat dikontrol dengan
lamanya waktu anodisasi. Semakin lama waktu anodisasi, maka akan terbentuk
lapisan oksida yang semakin tebal, hingga mencapai titik maksimal. Titik
maksimal ini terjadi karena pada reaksi anodisasi semakin lama reaksi, maka
ketebalan lapisan oksida meningkat, begitu juga dengan weight loss dari base
metal.Weight loss yang semakin tinggi akan menyebabkan hasil akhir yang tidak
optimum dalam aplikasi dari pembentukan lapisan dipermukaan base metal.
Sehingga pada dasarnya, proses anodisasi sangat dipengaruhi oleh kondisi benda
kerja maupun elektroda yang digunakan juga kondisi operasi. Sehingga untuk
beberapa kondisi anodisasi yangs sering digunakan adalah sebagai berikut :
Aplikasi anodisasi sering diterapkan di industri handphone, otomotif dan
peralatan dapur dengan prinsip anodisasi alumunium dengan pewarnaan melalui
pigmentasi mineral dan lapis listrik .
V. KESIMPULAN
Riana
Rizal Fadhillah Anwar
Haryono, 2013, Pengaruh variasi suhu dan waktu proses anodisasi pada bahan
alumunium, Politeknik Pratama Mulia Surakarta.
Ketut AA., I Wayan Karyasa & I Nyoman Suardana. 2014. Anodizing Logam
Aluminium Dengan Variasi Beda Potensial. e-JournalKimia
Visvitalis. Universitas Pendidikan Ganesha : Bandung
Sidharta B.W., Soekrisno R. & Iswanto P.T. 2012. Pengaruh Konsentrasi Elektrolit Dan
Waktu Anodisasi Terhadap Ketahanan Aus Dan Kekerasan Pada Lapisan
Oksida Paduan Aluminium ADCL2. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi
Sains dan Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: 1979-911X
Sidharta, Bambang Wahyu. 2014. Pengaruh Konsentrasi Elektrolit Dan Waktu Anodisasi
Terhadap Ketahanan Aus, Kekerasan Serta Ketebalan Lapisan Oksida Paduan
Aluminium Pada Material Piston. Jurnal Teknologi Technoscientia.Vol. 7(1):
10-21.