Disusun Oleh:
Rosyidah Khoirunnisa Mahdan NIM. 191411057
Keterangan Gambar 2:
1) Bak berisi air 9) Panel kendali
2) Pompa 10) Komputer
3) Control Valve 11) Tangki penampung
4) I/P Transducer 12) Katup buang utama
5) Udara instrument 13) Sensor dan transmitter level
6) Manometer 14) Katup solenoida
7) Regulator aliran udara 15) Katup buang gangguan
8) Pengendali luar
Instrumen yang terlibat dalam pengendalian adalah sebagai berikut.
a) Control Valve
Fungsi:
Mengatur laju aliran air atas perintah pengendali melalui sinyal kendali
(controller output)
Aksi:
Aksi control valve adalah reverse acting air-to-open atau fail-closed
(FC). Arti reverse acting di sini adalah, jika sinyal kendali atau tekanan udara
pneumatic bertambah besar, maka stem (poros) masuk ke dalam. Arti air-to-
open adalah tekanan udara pnemuatik dipakai untuk membuka valve. Dengan
kata lain, jika udara pneumuatik bertambah besar maka valve membuka.
Konvensi:
Jika stem ke atas maka valve membuka. Dan sebaliknya. Lihat
penunjuk bukaan valve di tangkai (stem).
b) I/P Transducer
Fungsi:
Mengubah sinyal arus menjadi sinyal tekanan udara pneumatik. Aksi:
Aksi I/P Transducer adalah direct acting. Artinya, hubungan antara sinyal dan
tekanan udara adalah berbanding langsung. Dengan kata lain, jika sinyal
kendali bertambah besar, maka sinyal tekanan udara pneumatic bertambah
besar juga.
g) Sensor Level
Fungsi:
Mendeteksi level berdasar tekanan hidrostatik. Keluaran sensor diolah
oleh pengkondisi sinyal dan transmitter menjadi sinyal standar 4-20 mA.
h) Katup Solenoida
Fungsi:
Membuka dan menutup aliran gangguan dengan memakai tenaga
listrik. Katup ini hanya ada dua posisi, buka dan tutup penuh.
3) Pastikan posisi tombol pilihan SIMUASI dan REAL TIME pada posisi yang
tepat. Jika hanya melakukan simulasi, pastikan tombol pada posisi
SIMULASI. Sebaliknya jika melakukan praktik dengan peralatan
pengendalian, pastikan posisi tombol pada REAL TIME.
Langkah (4) hingga (11) hanya untuk praktik REAL TIME
4) Pastikan posisi tombol AUTO/MANUAL pada posisi MANUAL
5) Pastikan posisi tombol REVERSE/DIRECT pada posisi REVERSE
6) Pastikan katup buang utama (13) tertutup, dan katup buang tambahan (15)
terbuka.
7) Tekan tombol START sehingga pengendalian mulai berjalan dan data tercatat
9) Buka katup buang utama (12) sekitar setengah buka hingga terjadi akumulasi
air dalam tangki dan level naik perlahan-lahan. Jika bukaan katup terlalu
besar, kenaikan level terlalu lambat, bahkan bisa terus turun karena aliran
masuk lebih kecil dibanding aliran keluar
10) Biarkan, apakah level bisa mencapai 100%? Bilamana tidak, perkecil katup
buang utama.
11) Tekan tombol PAUSE
Persiapan
1) Pilih Tipe Pengendali P.
Dalam pilihan ini, waktu integral tak berhingga dan waktu derivatif bernilai
nol. Isikan parameter pengendali sesuai tugas dari Pembimbing. Bila
Pembimbing tidak memberi tugas secara khusus gunakan hasil identifikasi
sistem proses dengan memilih salah satu metode yang ada.
Bila pembimbing tidak memberi tugas khusus dan juga tidak dilakukan
identifikasi sistem gunakan nilai PB = 100% (Kc = 1). Bila dengan nilai PB ini
terjadi fluktuasi besar pada level, perbesar nilai PB.
2) Pastikan SP (berwarna merah) pada 50%, PV (berwarna hijau) sudah sama
dengan SP dan stabil. Bilamana PV tidak sama dengan SP, kembali ke butir
(3.4) pada Persiapan Pengendalian.
Persiapan
1) Pilih Tipe Pengendali PI.
Dalam pilihan ini, isian proporsional dan integral akan aktif dan derivatif tidak
aktif (bernilai nol). Isikan parameter pengendali sesuai tugas dari
Pembimbing. Bila Pembimbing tidak memberi tugas secara khusus gunakan
hasil identifikasi sistem proses dengan memilih salah satu metode.
Bila pembimbing tidak memberi tugas khusus dan juga tidak dilakukan
identifikasi sistem gunakan nilai PB = 100% (Kc = 1) dan waktu integral (Ti)
0,02 menit. Bila dengan nilai ini terjadi fluktuasi besar pada level, perbesar
dua kalinya. 10
2) Pastikan SP (berwarna merah) pada 50%, PV (berwarna hijau) sudah sama
dengan SP dan stabil. Bilamana PV tidak sama dengan SP, kembali ke butir
(3.4) pada Persiapan Pengendalian.
3) Tekan tombol PAUSE
Persiapan
1) Pilih tipe pengendali PID
Dalam pilihan ini, isian proporsional, integral dan derivatif akan aktif. Isikan
parameter pengendali sesuai tugas dari Pembimbing. Bila Pembimbing tidak
memberi tugas secara khusus gunakan hasil identifikasi sistem proses dengan
memilih salah satu metode yang ada.
Bila pembimbing tidak memberi tugas khusus dan juga tidak dilakukan
identifikasi sistem gunakan nilai PB = 100% (Kc = 1), waktu integral (Ti) 0,02
menit dan waktu derivatif (Td) 0,01 menit. Bila dengan nilai ini terjadi
fluktuasi besar pada level, perbesar dua kalinya untuk nolai PB dan TI tetai
perkecil setengahnya untuk nilai Td.
2) Pastikan SP (setpoint) pada 50%
3) Tekan tombol START
4) Tunggu sampai PV sama dengan SP dan sudah stabil
5) Tekan tombol PAUSE
3.8 Penyelesaian
1) Matikan peralatan seluruhnya dari sumber listrik.
2) Buka katup buang tangki sehingga kosong.
3) Bersihkan tempat kerja sehingga tidak ada sampah, kertas atau barang lain
berserakan di sekitar peralatan.
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
waktu (s)
PB Offset
50 % 33,33%
100 % 50%
200 % 66,66%
Setiap kenaikan PB 2 kali semula menaikan offset hingga 16,66% dari semula.
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 5-3 = 2 detik
Waktu naik (tr) = 7-3 = 4 detik
Waktu puncak (tp) = 10-3 = 7 detik
Overshoot (Mp) = (61,5 - 60)/60 x 100% = 2,5%
Waktu mantap (ts) = 10-3 = 7 detik
Decay ratio = 0,066
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 6-3 = 3 detik
Waktu naik (tr) = 11-3 = 8 detik
Waktu puncak (tp) = 15-3 = 12 detik
Overshoot (Mp) = (60,2 - 60)/60 x 100% = 0,33%
Waktu mantap (ts) = 15-3 = 12 detik
Decay ratio = -
Kurva Perbandingan Nilai SP dan PV pada variasi Ti 0,01;0,02;0,04 menit
65
63
61
59
57
55
(%)
53
51
49
47
45
0 20 40 60 80 100 120
waktu (s)
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 6,5-5 = 1,5 detik
Waktu naik (tr) = 9-5 = 4 detik
Waktu puncak (tp) = 12-5 = 7 detik
Overshoot (Mp) = (61,8 - 60)/60 x 100% = 3%
Waktu mantap (ts) = 12-5 = 7 detik
Decay ratio = 0,05/1,8 = 0,027
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 5-3 = 2 detik
Waktu naik (tr) = 7,5-3 = 4,5 detik
Waktu puncak (tp) = 10,5-3 = 7,5 detik
Overshoot (Mp) = (62 - 60)/60 x 100% = 3,33%
Waktu mantap (ts) = 10,5-3 = 7,5 detik
Decay ratio = 0,05/2 = 0,025
Parameter:
Persamaan sistem orde dua
Sistem = teredam
Waktu tunda (td) = 7-5 = 2 detik
Waktu naik (tr) = 10-5 = 5 detik
Waktu puncak (tp) = 10,5-3 = 7,5 detik
Overshoot (Mp) = (62,25 - 60)/60 x 100% = 3,75%
Waktu mantap (ts) = 10,5-3 = 7,5 detik
Decay ratio = 0,05/2,25 = 0,022
Kurva Perbandingan Nilai SP dan PV pada variasi Td 0,005; 0,01; 0,02 menit
65
63
61
59
57
55
(%)
53
51
49
47
45
0 20 40 60 80 100 120 140
waktu (s)
Sistem orde dua membentuk redaman kritik pada parameter pengendali PB 100% dan
Ti 0,06. Nampak sudah tidak ada overshoot seperti pada Ti 0,04 dengan variasi PB sama.
Alas an tidak digunakan Derivatif pada kondisi pengendalian terbaik karena nilai derivative
tidak memberikan pengaruh signifikan pada pengendalian level sehingga lebih baik cukup
menggunakan pengendali P atau PI, namun karena pengendali P sulit mencapai kondisi SP
yang diharapkan diperlukan bantuan dari Integral.
VI. PEMBAHASAN
Tinggi permukaan cairan menjadi salah satu masalah pada pengendalian proses dalam
tangka. Beberapa alasan untuk mengendalikan tinggi permukaan dalam kaitan dengan operasi
dan dinamika proses diantaranya; sejumlah volume cairan perlu dijaga ketinggiannya supaya
mencegah penghentian (shutdown) proses kontinyu akibat kegagalan dibagian hulu atau hilir
proses, banyak unit fungsi proses berjalan baik jika volume cairan tetap, dan pengendalian
tinggi cairan dapat dipakai untuk memperhalus fluktuasi aliran dalam sistem bertingkat.
Pengendalian level pada umumnya mengendalikan proses integrator. Hal ini
disebabkan cairan yang terakumulasi adalah jumlah (integral) dari perbedaan aliran masuk
dan aliran keluar. Noise dapat diakibatkan golakan permukaan cairan, osilasi efek manometer
U antara cairan tangka dan pipa sensor.
Pengendalian level umumnya tidak kritik karena lebih penting menjaga level rata-rata
selama periode ketimbang pengendalian yang teliti dari waktu ke waktu.
Praktikum pengendalian level bertujuan mempelajari pengaruh nilai parameter
pengendali pada respons level. Praktikum dilaksanakan menggunakan bantuan aplikasi
Fidbex 3.7.3 dan dilaksanakan secara perorangan secara daring dirumah masing masing.
Dilakukan pengamatan pada tiga jenis pengendalian yaitu pengendalian proporsional (P),
proporsional integral (PI) dan proporsional integral derivative (PID).
Pada pengendalian proporsional (P) data diambil pada nilai PB 50,100, dan 200%.
Hasilnya didaoatkan kondisi kurva orde dua dengan sistem redaman kritik ditandai dengan
respon yang cepat namun kondisi steadynya masih jauh dari nilai SP yang diharapkan
sehingga terbentuk offset. Berdasarkan hasil pengamatan semakin besar nilai PB maka offset
akan semakin besar dan hasilnya cenderung lebih stabil. Hal ini dikarenakan nilai PB
cenderung membuat respon saling berdekatan (teliti) namun tidak tepat pada nilai sett point
yang diharapkan.
Pada pengendalian proporsional integral (PI) data diambil pada nilai PB tetap 100%
dan nilai Ti 0,01; 0,02; dan 0,04 menit. Hasilnya didapatkan kondisi kurva orde dua dengan
sistem teredam ditandai dengan adanya overshoot dan perubahan nilai yang cepat.
Berdasarkan hasil pengamatan semakin besar nilai Ti Overshoot dan decay ratio akan
semakin kecil. Bahkan pada data yang didapat nilai overshoot terbesar adalah 5,85 pada Ti
0,01. Sisanya nilai overshoot berada dibawah 5% artinya overshoot sudah dapat dianggap
sebagai posisi settling time. Sedangkan untuk settling time secara berturut-turut nilainya yaitu
sebesar 12,7 dan 12 detik. Terjadi kenaikan setelah penurunan sebelumnya. Karena pada
kondisi pengendalian level lebih mementingkan nilai secara rata-rata selama satu periode
ketimbang ketelitian dari waktu ke waktu. Artinya akan lebih baik jika nilai settling timenya
lebih kecil. Artinya jika diurutkan maka pada pengendalian PI kondisi terbaik didapatkan
pada Ti 0,02 lalu 0,04 dan terakhir 0,01. Walaupun settling time pada Ti 0,04 dan 0,01 sama
namun nilai overshoot pada Ti 0,04 lebih kecil. Sehingga menjadi pilihan yang lebih baik.
Pada pengendalian proporsional integral derivative (PID) data diambil pada nilai PB
100% tetap, nilai Ti 0,02 menit tetap, dan nilai Ti 0.005; 0.01 dan 0,02 menit. Hasilnya
didapatkan kondisi kurva orde dua dengan sistem teredam ditandai dengan adanya overshoot
dan perubahan nilai yang cepat. Berdasarkan hasil pengamatan semakin besar nilai Td
overshoot semakin besar, decay ratio semakin kecil dan settling time semakin besar. Namun
perubahan yang terjadi sangat kecil disbanding kondisi sebelumnya. Berbeda dengan
pengendalian PI yang mengalami perubahan cukup signifikan pada setiap variasi
pengamatannya. Artinya pengendalian PID tidak terlalu berarti jika digunakan pada
pengendalian level dan justru akan menjadi pemborosan. Nilai overshoot pada pengendali PI
0,02 yang asalnya 2,5 naik menjadi 3 akibat perubahan jenis pengendali menjadi PID, nilai
settling time juga tidak mengalami perubahan besar dan justru menjadi semakin besar dari
sebelumnya. Sedangkan untuk decay ratio mengalami perubahan yang cukup besar dari jenis
PI 0,066 menjadi 0,027; 0,025 dan 0,022 secara berurutan. Namun selain hal hal diatas, alas
an pengendali PID tidak cocok digunakan untuk pengendalian level karena pada
pengendalian level banyak terdapat noise sedangkan salah satu syarat untuk menggunakan
pengendali PID adalah tidak adanya noise dalam proses.
Dilakukan satu lagi kondisi pengendalian terbaik untuk pengendalian level dan
didapat tipe pengendalian PI dengan nilai PB 100% dan Ti 0,06. Pengendalian ini dianggap
baik karena bentuk kurvanya adalah sistem redaman kritik sehingga tidak memiliki
overshoot. Namun Kembali lagi kedalam teori bahwa pada pengendalian level lebih
mementingkan level rata-rata selama periode ketimbang pengendalian yang teliti dari waktu
ke waktu. Maka untuk kasus ini kondisi pengendalian PI pada nilai PB 100% dan TI 0,02
sudah memenuhi kriteria yang diperlukan karena tidak terlalu teliti namun nilai rata-rata
selama periode saling berdekatan dan nilai settling timenya lebih kecil.
VII. KESIMPULAN.
Bentuk kurva yang terbentuk adalah orde dua sistem redaman kritik dan teredam
Pada pengendali Proporsional, kurva yang terbentuk adalah sistem kritik, walaupun
tunak namun tidak mencapai nilai SP yang diharapkan.
Pada pengendali PI dan PID kurva yang terbentuk adalah sistem teredam
Pada pengendali terbaik kurva yang terbentuk adalah sistem redaman kritik
Semakin besar nilai PB, offset akan semakin besar namun kondisi cenderung lebih
stabil
Semakin besar nilai Ti, respon semakin lambat namun semakin stabil
Semakin besar nilai Td, respon semakin cepat namun tidak cocok pada pengendalian
level karena adanya noise, sehingga hasil yang diberikan tidak terlalu berdampak
besar pada nilai perubahan settling time, decay ratio, dan overshoot.
Nilai parameter yang diperoleh adalah sebagai berikut:
PB Offset
50 % 33,33%
100 % 50%
200 % 66,66%