2
Pelapisan Logam
Tujuan Umum:
Setelah mempelajari tentang teori dan praktek mengenai
pelapisan logam, mahasiswa diharapkan dapat:
• Menjelaskan pengertian dasar tentang pelapisan logam.
• Menjelaskan dan mengetahui istilah-istilah penting dalam teori
dan praktek pelapisan logam.
• Menjelaskan dan memahami tentang jenis-jenis pelapisan logam.
• Menjelaskan tentang cara pelapisan logam.
• Menjelaskan keuntungan-keuntungan dari pelapisan logam.
• Menjelaskan komposisi-komposisi campuran pelapisan logam.
• Menjelaskan proses terjadinya pelapisan logam.
Tujuan Khusus:
Tujuan mempelajari dan melakukan praktek pelapisan logam
dengan metoda Electroplating adalah:
• Memperoleh kekerasan bahan yang lebih tinggi dari sebelum
dilakukan pelapisan.
• Melindungi bahan dari peristiwa korosi dalam jangka waktu tertentu.
• Menimbulkan sifat logam yang baru.
• Proteksi permukaan logam atau dekoratif.
• Menunjang pekerjaan maintenance.
33
34 PERLAKUAN BAHAN
A. Pendahuluan
ogam adalah unsur yang paling banyak digunakan dalam bidang
L teknik, mulai dari industri besar, menengah, kecil sampai barang
rumah tangga semuanya tidak pemah lepas dari suatu logam.
Logam sendiri memiliki sifat yang mudah dibentuk dan mudah
didapatkan sehingga segala jenis peralatan produksi maupun
peralatan dapur terbuat dari logam. Namun struktur lapisan awal
yang mudah terkorosi oleh air, asam, air laut, maupun air hujan
membuat logam jenis baja mulai ditinggalkan dan digantikan oleh
jenis stainless steel yang lebih tahan terhadap korosi, karena baja
jenis stainless steel tersebut memiliki harga yang relative mahal
sehingga bahan yang terbuat dari baja biasa tetap digunakan tetapi
untuk mempertahankan agar terbebas dari korosi dilakukan suatu
proses yang biasa disebut pelapisan.
Dalam hal ini pelapisan yang dilakukan dapat berupa pelapisan
dengan menggunakan cat, maupun dengan poses Electroplating.
Proses Electroplating paling banyak digunakan karena dari segi
ketahanan terhadap korosi hasil proses tersebut memiliki beberapa
kelebihan selain warna yang mengkelat sifat dari logam dasar
yang dilapisi menjadi lebih keras, menunjang pekerjaan maintenance
dan lebih tahan terhadap korosi dibandingkan dengan proses
pengecatan.
3. Powder Metallurgy
Suatu metode pelapisan logam yang dilakukan dengan
menaburkan serbuk logam pelapis di atas logam yang akan dilapisi
dimana pada logam yang akan dilapisi dipanasi terlebih dahulu
sehingga logam pelapis menempel pada logam yang dilapis.
4. Galvanizing
Suatu metode pelapisan logam yang dilakukan dengan cara
memanaskan logam kemudian mencelupkannya ke dalam larutan
galvanis.
5. Electrodes
Adalah suatu metode pelapisan logam yang dilakukan dengan cara
mengalirkan arus listrik pada bahan uji kemudian dicelup cepat.
6. Coating
Suatu proses pelapisan logam dengan bahan pelapis. Proses ini
dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan bahan pelapis yang
berbentuk powder dengan bantuan udara (oksigen) bertekanan
pada permukaan benda kerja. Campuran antara powder pelapis,
oksigen dan asitilyne komposisinya diatur pada blander seperti
pada proses pengelasan.
7. Electroplating
Adalah suatu proses pelapisan logam dengan cara mencelupkan
bahan uji ke dalam larutan elektrolit
C. Teori Electroplating
Electroplating merupakan proses elektrolisis, dimana akan terjadi
pengendapan logam pada permukaan logam yang akan dilapisi.
Reaksi electroplating adalah kebalikan dari reaksi korosi. Logam
pelapis harus jauh lebih tahan terhadap serangan lingkungannya
dibanding bahan yang dilindungi, sifat-sifat fisik seperti pelenturan
atau kekerasannya harus cukup memenuhi persyaratan operasional
struktur atau komponen bersangkutan, metode pelapisan harus
bersesuai dengan proses pabrikasi yang digunakan pada produk
akhir, logam pelapis tidak boleh memicu korosi pada logam yang
dilindungi seandainya mengalami goresan atau pecah permukaannya,
dan tebal lapisannya harus merata dan bebas pori-pori.
36 PERLAKUAN BAHAN
D. Tinjauan Bahan
1. Nikel Sulfat (NiS04)
Memiliki kristal hijau kekuningan. Larut dalam air, tak larut dalam
alcohol dan eter. Melting point 840°C terjadi dari reaksi asam sulfat
dalam nikel. Secara teknik tergolong dalam kristal tunggal.
2. Nikel Klorida (NiCl2)
Mempunyai warna coklat. Larut dalam air, alcohol dan NH..OH.
Melting point 1001 °c. tidak mudah terbakar. Terjadi dari reaksi
HCI dalam nikel. Kegunaan : melapisi/pelapis nikel, reagent kimia.
Mudah terbakar dan beracun sebagai debu atau asap.
3. Asam Sulfat (H2S04)
Salah satu bahan kimia paling penting. Berupa cairan. Merupakan
asam kuat dan bahan pengoksidator yang kuat. Dibuat melalui
proses kontak. Bereaksi secara kimia sebagai asam. Asam sulfat
encer bereaksi dengan logam basa dan karbonat membentuk
sulfat. Sedangkan Asam Sulfat pekat bereaksi dengan klorida dan
nitrat membentuk HCI dan Asam Nitrat.
4. Asam Klorida (HCI)
Merupakan asam kuat yang terdisolasi dengan sempuma pada
pengenceran sehingga disebut elektolit kuat. Merupakan gas yang
berasap tanpa warna. Titik leleh 144°C dan titik didih 85°C. Dibuat
dengan pemanasan NaCl dan H2S04 pekat.
5. Natrium Hidroksida (NaOH)
Merupakan soda kaustik padatan lembab, cair, bening
dan berwarna putih. NaOH larut dalam air dan etanol namun
tidak larut dalam eter. Titik didih 1390 °c dan titik leleh 3,5°C.
Merupakan basa kuat dan dapat digunakan untuk menyerap gas
yang bersifat racun.
Proses electroplating juga bertujuan untuk meningkatkan sifat
logam tersebut agar lebih tahan terhadap korosi. Adapun syarat
terjadinya proses electroplating tersebut memiliki tempat dan
38 PERLAKUAN BAHAN
1. Bahan Praktikum
a. Benda kerja
Benda kerja yang digunakan sebagai bahan praktikum pelapisan
logam dengan metoda electroplating diambil dari bahan ST37.
b. Larutan
Larutan yang digunakan adalah Asam klorida, yang merupakan
larutan kimia yang digunakan sebagai bahan pelapis dalam proses
Electroplating. Larutan ini mengandung unsur nikel.
Komposisi Larutan:
1) 250 - 500 gr Nikel Sulfat
2) 60 gr Nikel Chlorid + 1 lt H2O Aquades
3) 40 gr Baric Acid
Cara pembuatan larutan:
1) Panaskan Aquades ± 60°C
2) Masukkan NiS04 aduk sampai larut
3) Masukkan Nikel Chlorid kemudian aduk sampai rata pada temp
± 40°C
4) Masukkan Baric acid
c. Air panas
Air panas digunakan sebagai cairan pencuci sebelum, pada proses,
maupun setelah proses selesai dilakukan.
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses Electroplating antara lain:
Pelapisan Logam 39
3. Langkah Kerja
a. Proses awal
Sebelum dilakukan proses pelapisan benda kerja memperoleh
perlakuan awal sebagai berikut:
1) Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
luas keseluruhan dari bahan uji. Hasil dari pengukuran
dipergunakan untuk menentukan komposisi dari proses
selanjutnya.
2) Pengamplasan
Pengamplasan dilakukan dengan tujuan meratakan
permukaan benda kerja untuk memudahkan dalam proses
sand Blasting.
3) Sand blasting
Sand blasting dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang
menempel pada permukaan benda kerja, kotoran dapat
berupa minyak atau kerak. Karena bersihnya kotoran dari
permukaan benda kerja merupakan salah satu syarat dari
Electroplating.
4) Cuci
Pencucian dilakukan dengan menggunakan air sabun hingga
bersih dan dikeringkan.
5) Pengasaman /Pickling
Pengasaman adalah tahapan proses praktikum dengan
mencelupkan bahan uji ke dalam larutan asam yang sudah
ditentukan PH larutannya yaitu 4,2.
6) Cuci
Pencucian kembali dengan menggunakan air sabun hingga
bersih dan dikeringkan. pencucian di sini adalah proses
pencucian setelah dilakukan proses pickling.
40 PERLAKUAN BAHAN
b. Proses Electroliting
Electroliting: Adalah tahapan proses praktikum dengan
mencelupkan bahan uji ke dalam larutan elektrolit nikel
dengan ketentuan tegangan dan arus listrik tertentu.
c. Finishing
1) Pencucian kembali dengan menggunakan air sabun hingga
bersih dan dikeringkan. Cuci di sini adalah proses pencucian
setelah dilakukan proses Electroliting.
2) Cuci dengan air panas
Bagan urutan pelapisan logam dengan metode Electroplating
secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengamplasan
Benda Kerja Dibersihkan
Sand Blasting
Cuci
Pengemasan/Packing
Finishing dengan
Cuci Panas
1. Pelapisan Nikel
Tujuan proses pelapisan nikel adalah untuk: memperoleh lapisan
pelindung pada permukaan logam yang tahan terhadap lingkungannya.
Pelapisan Logam 41
b. Kondisi Operasi
* Temperatur Elektrolit : 55°C (45 - 60)oC.
* Kepekatan Arus : 1 - 8 A/dm2 .
* Menggolakkan rendaman : dengan peniupan udara.
* Nilai pH : 4,5 (3,9 - 5,2).
Periksa nilai pH secara teratur (sebelum dan selama pengerjaan)
dan aturlah dengan memakai asam sulfur 10% murni secara kimia.
Agar supaya pH tidak menurun terlalu banyak, tambahkan 3 - 5 ml
larutan asam sulfur dengan hati-hati, dan ukurlah pH. Ulangi
penambahan hingga pH yang benar. Nilai pH yang terlalu rendah
hanya dapat dinaikkan dengan nikel carbonat atau dengan
pengerjaan. Jangan gunakan soda api atau ammoniak.
Lama pencelupan: tergantung pada tebal yang diinginkan. Dengan
1 A/dm2 anda mendapatkan 12 µm/jam.
2. Lapisan Chrom
Lapisan khrom berfungsi sebagai:
a. Dekoratif
b. Peningkatan kekerasan permukaan.
c. ketahanan terhadap korosi.
d. Ketahanan terhadap gores.
e. Dan masih banyak lagi lainnya.
Rendaman khrom ini digunakan untuk: pelapisan khrom yang
bersifat dekoratif.
a. Komposisi Larutan
Untuk membuat rendaman khrom anda memerlukan:
• 300 - 330 gram NM Ratiokhrom 82.
• 300 gram asam khromat Cr2 03.
• 1000 cc Aquades.
Cara membuat larutan:
1) Tuangkan aquades ½ dari volume yang digunakan.
2) Panaskan air tersebut sampai temperatur 35 - 40°C.
3) Masukkan asam khromat dan aduk sampai larut semua
4) Setelah larut tambahkan ½ nya dari air tersebut
5) Panaskan sampai mencapai suhu kerja
6) Untuk mengontrol pH nya gunakan asam sulfat.
44 PERLAKUAN BAHAN
b. Kondisi Opersi
Pada larutan asam khrom/elektrolit ini harus kondisikan seperti
berikut:
• Suhu elektrolit : 38 - 45° C.
• Kepekatan arus : 8 -15 Amp/dm2 .
• Voltage : 3 - 8 V.
• Lama pencelupan : 3 - 5 menit.
Sebelum pengoperasian aduklah terlebih dahulu.
Langkah pengoperasian: Langkah Pengoperasiannya sama dengan
pengoperasian lapis nikel tetapi kondisi
operasi sesuaikan di atas.
Rapat
OC A/dm Menit
ANORGANIK
20 60
0.1 -
ORGANIK
24 -
20 - 1,5 -
Dimetil 15 -
4. Proses Anodisasi
a. Bahan
Logam yang dipakai untuk proses anodisasi umumnya
Aluminium. Tapi jenis umum Aluminium ini terdiri dari 2 macam,
yaitu Aluminium mumi dan paduan Aluminium. Untuk keperluan
umum, dapat dipergunakan plat Aluminium komersil atau
Aluminium dengan kemurnian tinggi. Paduan Aluminium dengan
kadar tembaga yang tinggi, sebaiknya dihindarkan pemakaiannya
untuk anodisasi karena daya tahan terhadap korosi kurang baik dan
bila dianodisasi tidak akan menghasilkan lapisan oksida yang baik
untuk melindunginya.
Perbedaan karakteristik ini umumnya disebabkan oleh unsur
logam paduannya yang akan mempengaruhi pula pada warna lapisan
Pelapisan Logam 49
b. Persiapan Permukaan
Sebelum dianodisasi, benda kerja perlu mendapat pengerjaan
persiapan permukaan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
permukaan yang bersih dan mengkilap. Dua cara untuk
membersihkan permukaan besi, yaitu (lihat gambar 33):
1) Melalui jalur pencucian alkalin yang diikuti dengan etsa dalam
soda setelah pembilasan, dan kemudian dibilas lagi dengan air
baru menuju bak anodisasi.
2) Melalui jalur pencucian lemak dan oli dengan bensin diikuti
dengan pencucian detergen (alkalin) dan setelah dibilas bisa
langsung dianodisasi.
Cara pertama dipakai bila benda kerja tidak mengandung begitu
banyak oli dan lemak dari proses pengolahan bentuk sebelumnya,
dan dipakai untuk warna yang tidak mengkilap (dop).
Waktu
Komposisi Rapat arus
Proses Suhu C proses
Larutan A/dm
menit
BRITAL Natrium Karbonat 2,5 – 5 79 – 95 2 – 12
Trisodium Phospar
Asam
Asam Phospat
Asam Khromat
Asam Khromat
Asam Khromat
5. Pewarnaan
a. Pewarnaan
Selain dari warna yang dihasilkan oleh elektrolit tertentu, seperti
telah diterangkan pada bab 3, pewarnaan pun dapat dilihat pada
besi yang telah dianodisasi. Telah dijelaskan bahwa dengan proses
anodisasi akan terbentuklah oksida besi (Fe203) pada permukaan
lapisan tipis menutupi seluruh permukaan.
Dimensi pori ini tergantung pada beberapa parameter anodisasi.
Pada proses anodisasi dengan Asam Sulfat telah diketahui bahwa
suhu dan konsentrasi berperan menentukan besar pori yang
dihasilkan, apabila suhu anodisasi diturunkan dari kondisi biasa,
maka pori yang terbentuk akan lebih rapat sehingga akan sulit
untuk dicat.
Pelapisan Logam 53
b. Sealing
Maksud dari Saling ialah untuk mengurangi daya absorpsi lapisan
analisa dan menambah kemampuan sifat proteksinya. Lapisan anodis
yang diperolehnya dari anodisasinya adalah lapisan oksidasi besi
yang tidak mengandung molekul air (anhidrat). Sifat daripada oksida
besi yang lebih stabil, karena berkemampuan untuk menyerap larutan
(misalnya larutan zat warna, asam, air dan sebagainya). Oksida besi
yang lebih stabil ialah yang mengandung molekul air, dalam hal ini
ialah oksida besi monohidrat (Fe2O3.H2O).
Proses sealing ini bertujuan untuk menambahkan molekul air ke
dalam lapisan oksida besi anhidrat.
54 PERLAKUAN BAHAN