ELEKTROMETALURGI
Keuntungan :
• Kemurnian yang dihasilkan tinggi.
• Bisa dilakukan pada temperatur yang relatif rendah.
Kerugian :
• Diperlukan material khusus untuk menjadi elektroda.
• Membutuhkan sumber energi listrik eksternal.
Gambar 4. 1 Jenis-jenis
electrometallurgy
1
2
Electrowinning merupakan proses ekstraksi mineral berharganya yang berasal dari larutan
(biasanya hasil leaching) dimana mineral berharga tersebut akan diendapkan pada katoda. Salah
satu contoh electrowinning ialah pengendapan lapisan Zn(s) dari larutan kaya seng (pregnant
solution) hasil pelindian pada sebuah katoda inert. Electrorefining merupakan proses ekstraksi
yang mineral berharganya berasal dari anoda, lalu mineral berharga yang ingin diambil akan
bermigrasi menuju katoda. Salah satu contoh proses electrorefining ialah pada proses pemurnian
tembaga. Logam tembaga mentah, dicetak menjadi lempeng, yang digunakan sebagai anoda
dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan CuSO4 dalam H2SO4. Lembaran tipis tembaga
murni digunakan sebagai katoda, dan tembaga yang larut pada anoda diendapkan dalam bentuk
yang lebih murni pada katoda, sampai mempunyai kemurnian 99,97 % tembaga.
Electroplating merupakan proses pelapisan suatu logam dengan logam lain menggunakan
prinsip elektrokimia, berbeda dengan proses elektrometalurgi yang lain, electroplating lebih
berfungsi untuk melindungi material dari oksidasi dan korosi. Salah satu contoh proses
electroplating ialah pendepositan logam nikel. Logam yang ingin dilapisi dengan nikel (logam
kerja) ditaruh sebagai katoda, sedangkan logam nikel yang akan melapisi logam kerja ditaruh
sebagai anoda kemudian kedua elektroda tersebut akan dihubungkan dengan sumber arus searah
(rectifier). Sementara electroforming merupakan salah satu proses pembentukan logam yang
membentuk suatu model dengan proses elektrodeposisi, model tersebut umumnya dikenal
dengan sebutan “mandrel”. Berdasarkan keempat metode tersebut, prinsip yang digunakan dalam
proses ekstraksi atau pemurnian logam ialah electrowinning dan electrorefining.
Pada proses elektrowinning, larutan seng sulfat (ZnSO4) yang merupakan hasil pelindian
(leaching) akan terdekomposisi dari senyawa tersebut. Setelah proses dilakukan, akan didapatkan
endapan logam Zn pada permukaan katoda hasil dari reaksi reduksi. Pengendapan ini terjadi
karena adanya gaya dorong (driving force) dari arus dan tegangan yang diberikan ke dalam sel
elektrolisis yang menyebebkan potensial katoda mencapai nilai potensial pada daerah kestabilan
Zn(s) pada suatu kondisi pH tertentu.
3
• Pada katoda, terjadi rekasi reduksi yang menyebabkan ion berubah menjadi logamnya.
Selain reduksi logam, pada katoda juga akan terjadi reduksi hidrogen yang harus dihindari
atau diminimalisir.
2H+ + 2e- → H2
1. Konveksi, merupakan pergerakan elektrolit dalam skala yang besar dari larutan ruah
ke lapisan difusi. Proses ini dapat dilakukan dengan memberi pengadukan,
pemompaan elektrolit, atau dengan injeksi udara.
2. Difusi, yaitu proses pergerakan ion-ion logam menuju OHP (Outer Hemholtz Plane)
melalui elektrolit yang diam.
Sementara mekanisme pendepositan logam pada katoda dimulai dari dikelilinginya ion- ion logam
oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisasi. Di dekat permukaan katoda, terbentuk
daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan
EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda
potensial listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan
katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda.
Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian
akan menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula- mula menyesuaikan mengikuti
susunan atom dari material katoda.
4
ocdc
E = EO + (n )
n redc
Hasil dari proses elektrowinning merupakan adanya logam Zn yang mengendap atau
terdeposisi pada permukaan katoda Stainless Steel. Jumlah berat endapan logam Zn yang terbentuk
pada katoda bisa dihitung dengan menggunakan rumus hukum Faraday.
1.4.1 Alat
• Coulometer Cu
• Beaker glass
• Plat SS dan Al
• Plat Pb
• Rectifier
• Multitester
1.4.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah larutan hasil pelindian.
5
Masukkan anoda dan katoda ke dalam beaker glass yang mengandung larutan
hasil leaching dan pastikan anoda serta katoda tidak bersentuhan langsung dengan
dinding beaker glass.
Sambungkan anoda dan katoda ke logam Cu pada coulometer dengan rectifier dan
multitester seperti rangkaian percobaan pada Gambar 3.1
4.6 REFERENSI