Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Kimia Anorganik

ANODASI ALUMINIUM

KELOMPOK 4

NIKSIA TENRI OLLE H031201019

ANDI ZAHRATUL WAISYA H031211043

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

ANODASI ALUMINIUM

Disusun dan diajukan oleh:

NIKSIA TENRI OLLE H031201019

ANDI ZAHRATUL WAISYA H031211043

Laporan praktikum telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 21 September 2022

Dosen penanggung jawab praktikum Asisten

DR. YUSAFIR HALA, M.Si NURUL QALBY DIKHAESA


NIP. 19580510 198810 1 001 NIM. H031 19 1095
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logam adalah zat dengan konduktivitas tinggi listrik, kelenturan dan kilau,

yang secara sukarela kehilangan trons pemilu mereka untuk membentuk kation.

Distribusi logam di atmosfer dipantau oleh sifat dari logam yang diberikan dan

oleh berbagai faktor lingkungan. Logam terbagi menjadi logam berat dan logam

ringan. Hal yang membedakan adalah pengaruh yang dihasikan saat logam berat

berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup (Adhani dan Husaini, 2017).

Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi

yang baik. Aluminium juga memiliki hantaran listrik yang baik dan salah satu

bahan yang mempunyai cadangan berlimpah di dunia. Dalam dunia industri

pengecoran, aluminium biasa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan

jendela kapal. Penggunaan aluminium di dunia industri perkapalan telah banyak

diterapkan di berbagai perusahaan material. Selain itu, seringkali industri-industri

kecil juga memanfaatkan limbah-limbah aluminium sebagai bahan campuran.

Aluminium yang digunakan tidak serta-merta merupakan 100% aluminium murni,

hal tersebut dilakukan untuk menghemat biaya. (Aziz dkk., 2017).

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan percobaan anodasi aluminium

untuk mengetahui berat logam aluminium sebelum dan setelah proses anodasi,

serta mengetahui berat rendemen setiap logam aluminium hasil anodasi.

Pemahaman akan teknik anodasi aluminium untuk pencegahan terjadinya korosi

sangatlah penting untuk diketahui. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka

dilakukanlah praktikum anodasi aluminium.


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui peningkatan

ketebalan lapisan oksida pada permukaan logam aluminium melalui proses

anodasi dan pewarnaan.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu:

1. menghitung berat logam aluminium sebelum dan sesudah proses anodasi

2. menghitung berat rendamen setiap logam aluminium hasil anodasi

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah logam aluminium dianodasi melalui proses

elektrokimia dengan cairan elektrolit asam sulfat. Pewarnaan logam hasil anodasi

melalui pencelupan logam ke dalam campuran besi (III) klorida, amonium

oksalat, dan air mendidih pada waktu tertentu.


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah lempeng logam

aluminium, keping logam aluminium, H2SO4 3 M, serbuk FeCl3.6H2O, serbuk

(NH4)2C2O4, akuades, sabun dan tissue.

3.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk, pinset,

sendok tanduk, amplas, gelas kimia 50 mL, 100 mL dan 250 mL, hot plate, gegep,

penjepit alligator, neraca digital, neraca digital, gunting, adaptor dan stopwtach.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Anodasi Aluminium

Gunting dan lekukkan lempeng aluminium menyerupai silinder sesuai

ukuran gelas kimia 50 mL, kemudian jepit dengan penjepit aligator. Setelah itu,

gunting keping aluminium menjadi dua bagian kemudiam diamplas. Selanjutnya,

jepit lempeng aluminium tersebut dengan pinset, kemudian timbang

dengan menggunakan neraca digital. Jepit keping aluminium dengan penjepit

aligator, kemudian letakan di tengah silinder lempeng aluminium di dalam

gelas kimia 50 mL sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan dengan silinder.

Selanjutnya, dituangkan asam sulfat 3 M sampai sebagian keping aluminium

tercelup. Dalam hal ini, keping bertindak sebagai anoda dan silinder bertindak

sebagai katoda. Kemudian, hubungkan silinder lempeng aluminium pada kutub

negatif dan keping aluminium pada kutub positif. Setelah itu, hubungkan
ke adaptor. Lakukan pengamatan gelembung gas pada keping pertama

dengan waktu anodasi 2,5 menit dan 5 menit untuk arus 6 volt dan tekanannya

dinaikkan ke 12 volt dengan waktu 7,5 menit dan 10 menit. Amati gelembung

gas yang muncul kemudian lakukan percobaan yang sama terhadap keping

aluminium kedua.

3.3.2 Pewarnaan Kepingan Aluminium

Masukkan keping aluminium hasil anodasi masing-masing ke dalam

larutan pewarna selama 10 menit. Selanjutnya, angkat kepingan tersebut lalu

masukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit. Kemudian keringkan dan

timbang pada neraca digital, lalu catat berat dan perubahan yang terjadi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Tabel 1. Hasil anodasi dengan variasi berat


Berat
Berat sebelum Berat setelah
Keping Praktek rendemen
nodasi (g) anodasi (g)
(%)
1 0,119 0,122 0.003 0,5677
2 0,112 0,107 -0,005 -0,9460

Tabel 2. Hasil anodasi dengan variasi waktu

Hasil anodasi
Waktu anodasi (menit)
Keping 1 Keping 2
2,5 + +
5 ++ ++
7,5 +++ +++
10 ++++ ++++
Keterangan:
+ : lebih sedikit gelembung
++ : sedikit gelembung
+++ : banyak gelembung
++++ : lebih banyak gelembung

4.2 Reaksi

Setengah reaksi:

Anoda : Al Al3+ + 3e- ×2


Katoda : 2H+ + 2e- H2 ×3
Anoda : 2Al 2Al3+ + 6e-
Katoda : 6H+ + 6e- 3H2
2Al + 6H+ 2Al3+ + 3H2

Reaksi lengkap:

4Al + 3H2SO4 + H2O Al2O3 + Al2(SO4)3 + H2O


4.3 Pembahasan

Percobaan anodasi alumunium dilakukan dengan 2 tahap yaitu, anodasi

pada keping alumunium lalu dilanjutkan dengan pewarnaan pada keping

alumunium hasil anodasi. . Hasilnya diamati berdasarkan ketebalan hasil oksidasi

yang telah dihasilkan. Pada tahapan anodasi aluminium, kepingan logam diamplas

agar oksida hilang sebelum proses anodasi. Keping logam juga dibersihkan

agar zat pengotor hilang. Percobaan anodasi aluminium dilakukan

dengan menggunakan prinsip sel elektrolisis dengan elektroda yang digunakan

adalah aluminium, dimana lempeng aluminium yang menyerupai silinder

diatur sebagai katoda dan keping aluminium yang diatur sebagai anoda. Berat

awal yang diperoleh ketika kedua keping aluminium ditimbang adalah 0,075 gram

dan 0,165 gram. Lempeng aluminium yang menyerupai silinder diatur sebagai

katoda sehingga lempeng aluminium akan mengalami reduksi karena telah

dihubungkan dengan kutub negatif sehingga mengalami reaksi spontan.

Proses selanjutnya yaitu penuangan larutan asam sulfat 3 M pada bagian

tengah silinder bertujuan agar larutan asam sulfat berperan sebagai larutan

elektrolit yang dapat membantu proses reduksi sehingga pada logam terjadi

korosi. Lempeng aluminium dijepit dan keping alumunium dijepit dengan penjepit

alligator agar keduanya tidak bersentuhan. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu

pada waktu 2,5 menit dihasilkan sedikit gelembung. Selanjutnya, pada waktu 5

menit mulai muncul gelembung yang agak banyak dari pada sebelumnya. Lalu

pada menit ke 7,5 muncul gelembung yang lebih banyak dari pada sebelumnya.

Pada menit ke 10,gelembungnya semakin banyak.. Gelembung-gelembung gas

yang ada pada permukaan katoda tersebut merupakan gas hidrogen, yang mana ini

sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa selama elektrolisa salah satu reaksi
yang terjadi pada katoda adalah pembentukkan gas hidrogen. Tingginya kuat arus

akan semakin mempercepat proses pelapisan permukaan material dan juga waktu

yang lama mengakibatkan ketebalan dari lapisan juga semakin meningkat yang

juga akan berefek pada kekerasan lapisan.

Pada larutan elektrolit suhu rendah dapat menurunkan kemampuan

driving force pada larutan elektrolit untuk melarutkan lapisan oksida dan

akibatnya dapat menurunkan kemampuan chemical attack larutan, yaitu

menurunnya kemampuan larutan elektrolit menyerang lapisan oksida, sehingga

pembentukan persentase pori sedikit dan ukuran pori lebih kecil pada lapisan hasil

proses anodisasi. Hal inilah yang menyebabkan lapisan menjadi lebih tebal

dan keras. Berdasarkan hal tersebut, hasil yang diperoleh sesuai dengan teori

yaitu ketebalan lapisan oksida yang terbentuk akan meningkat dengan

meningkatnya densitas arus. Selanjutnya, keping aluminium yang telah dianodasi

diwarnai dengan mencelupkan kepingan ke dalam campuran 1 gram FeCl3

dan 1 gram (NH4)2C2O4. Kedua larutan tersebut akan memberi warna pada keping

aluminium karena lapisan oksidasi yang terbentuk pada logam yang dielektrolisis

mengandung sedikit ion sulfat dimana masih terdapat pori-pori pada permukaan

logam sehingga lapisan oksida tersebut dapat menyerap warna. Agar warna tidak

terkontaminasi oleh zat-zat pengotor, pori-pori tersebut harus ditutup melalui

proses pemanasan yang menyebabkan hidrasi pada lapisan anodik, sehingga

lapisan oksida akan mengembang dan menutup pori-pori tersebut.

Warna yang diperoleh dari percobaan ini adalah kuning pudar. Kerataan

pori pada permukaan lapisan oksida sangat berpengaruh pada kualitas warna yang

dihasilkan. Semakin besar arus yang digunakan, tekstur pori yang dihasilkan
semakin buruk, sehingga kemampuan menyerap larutan pewarna semakin buruk

juga, karena sebagai akibat lapisan oksidanya mulai terbakar. Berdasarkan

percobaan, warna pada kedua keping tidak terlalu tampak. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh mengikisnya lapisan oksida akibat terlalu tingginya kuat arus

yang digunakan. Adanya proses pewarnaan dan pemanasan setelahnya dapat

memengaruhi tingkat ketebalan keping aluminium hasil anodasi. Pada proses ini

lapisan oksida yang dihasilkan pada proses anodasi dipengaruhi oleh temperatur,

kuat arus listrik, konsentrasi larutan, dan waktu pencelupan pada larutan elektrolit.

Hasil dari pewarnaan diperoleh keping aluminium mengalami perubahan

berat dan timbul korosi pada permukaan logam. Berat keping I yang mulanya

0,075 gram bertambah menjadi 0,082 gram dengan rendamen 0,0132%.

Begitupun pada keping II yang mulanya 0,165 gram bertambah menjadi

0,179 gram dengan rendamen 0, 0265%. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka

dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yaitu semakin

lama proses anodasi dilakukan, lapisan oksida yang terbentuk akan menunjukkan

adanya peningkatan bobot kepingan sesudah anodasi.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini, yaitu:

1. bobot sebelum anodasi keping I adalah 0,075 gram dan keping II adalah

0,165 gram. Sedangkan setelah anodasi bobot keping I adalah 0,082 gram dan

keping II adalah 0,179 gram.

2. persentase rendamen keping I adalah 0,0132% dan keping II adalah 0,0265%.

5.2 Saran

Sebaiknya kondisi alat yang akan digunakan dalam laboratorium

diperhatikan terlebih dahulu untuk menghindari kesalahan saat praktikum

berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Adhani, R. dan Husaini, 2017, Logam Berat Sekitar Manusia, Lambung


Mangkurat University Press, Banjarmasin.

Aziz, A.A., Kiryanto, dan Santosa, A.W.B., 2017, Analisa Kekuatan Tarik,
Kekuatan Tekuk, Komposisi dan Cacat Pengecoran Paduan Aluminium
Flat Bar dan Limbah Kampas Rem dengan Menggunakan Cetakan Pasir
dan Cetakan Hidrolik sebagai Bahan Komponen Jendela Kapal, Jurnal
Teknik Perkapalan, 5,(1): 97-103.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Anodasi Aluminium

Lempeng aluminium Keping aluminium

- diamplas dan ditimbang


- digunting
- dihubungkan ke adaptor
- dilekukkan menyerupai
dengan penjepit alligator
silinder sesuai ukuran
- diletakkan ditengah
gelas kimia 50 mL
silinder aluminium dalam
- dihubungkan ke adaptor
gelas kimia
dengan penjepit alligator
- diatur menjadi anoda
- diatur menjadi katoda
Gelas kimia

- dituangkan sedikit asam sulfat 3 M

(diusahakan permukaan larutan asam

tidak menyentuh penjepit alligator)

- dihubungkan ke sumber arus DC 6

volt

- sumber arus dinaikkan menjadi 12 volt

setiap setengah dari waktu anodasi

Hasil anodasi
Catatan: Dilakukan hal yang sama untuk kepingan logam aluminium II dengan

variasi waktu 10 menit.


2. Pembuatan Larutan Pewarna

1 g Amonium oksalat 1 g Besi(III) klorida

- dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL

- dilarutkan dengan akuades hingga 100 mL

- diaduk

- dipanaskan hingga mendidih

Hasil

3. Pewarnaan Kepingan Aluminium

Kepingan aluminium hasil anodasi

- dicelupkan masing-masing kepingan hasil anodasi ke dalam

larutan pewarna selama 10 menit

- diangkat lalu dimasukkan ke dalam akuades selama 10 menit

- ditimbang beratnya menggunakan neraca digital

Hasil

Catatan: Dilakukan hal yang sama untuk kepingan logam aluminium II.
Lampiran 2. Perhitungan

Berat Teoritis =

I = 5 Ampere

BE Al2O3 =

= 17 gram/mol ekuivalen

a. Keping I, t = 10 menit = 600 detik

Berat Teoritis =

= 0,5284 gram

Berat Praktek = berat setelah anodasi – berat sebelum anodasi

= 0,082 gram – 0,075 gram

= 0,007 gram

Berat Rendamen =

= 0,0132%

b. Keping II, t = 10 menit = 600 detik

Berat Teoritis =
=

= 0,5285 gram

Berat Praktek = berat setelah anodasi – berat sebelum anodasi

= 0,179 gram – 0,165 gram

= 0,014 gram

Berat Rendamen =

= 0,0265%
Lampiran 3. Foto Percobaan

Gambar 1. Keping Aluminium I Sebelum dan Sesudah Anodasi

Gambar 2. Keping Aluminium II Sebelum dan Sesudah Anodas

Gambar 3. Proses Pewarnaan Kepingan Aluminium


Lampiran 4. Sumber

Anda mungkin juga menyukai