ANODASI ALUMINIUM
KELOMPOK 4
ANODASI ALUMINIUM
PENDAHULUAN
Logam adalah zat dengan konduktivitas tinggi listrik, kelenturan dan kilau,
yang secara sukarela kehilangan trons pemilu mereka untuk membentuk kation.
Distribusi logam di atmosfer dipantau oleh sifat dari logam yang diberikan dan
oleh berbagai faktor lingkungan. Logam terbagi menjadi logam berat dan logam
ringan. Hal yang membedakan adalah pengaruh yang dihasikan saat logam berat
berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup (Adhani dan Husaini, 2017).
yang baik. Aluminium juga memiliki hantaran listrik yang baik dan salah satu
untuk mengetahui berat logam aluminium sebelum dan setelah proses anodasi,
Prinsip dari percobaan ini adalah logam aluminium dianodasi melalui proses
elektrokimia dengan cairan elektrolit asam sulfat. Pewarnaan logam hasil anodasi
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk, pinset,
sendok tanduk, amplas, gelas kimia 50 mL, 100 mL dan 250 mL, hot plate, gegep,
penjepit alligator, neraca digital, neraca digital, gunting, adaptor dan stopwtach.
ukuran gelas kimia 50 mL, kemudian jepit dengan penjepit aligator. Setelah itu,
tercelup. Dalam hal ini, keping bertindak sebagai anoda dan silinder bertindak
negatif dan keping aluminium pada kutub positif. Setelah itu, hubungkan
ke adaptor. Lakukan pengamatan gelembung gas pada keping pertama
dengan waktu anodasi 2,5 menit dan 5 menit untuk arus 6 volt dan tekanannya
dinaikkan ke 12 volt dengan waktu 7,5 menit dan 10 menit. Amati gelembung
gas yang muncul kemudian lakukan percobaan yang sama terhadap keping
aluminium kedua.
timbang pada neraca digital, lalu catat berat dan perubahan yang terjadi.
BAB IV
Hasil anodasi
Waktu anodasi (menit)
Keping 1 Keping 2
2,5 + +
5 ++ ++
7,5 +++ +++
10 ++++ ++++
Keterangan:
+ : lebih sedikit gelembung
++ : sedikit gelembung
+++ : banyak gelembung
++++ : lebih banyak gelembung
4.2 Reaksi
Setengah reaksi:
Reaksi lengkap:
yang telah dihasilkan. Pada tahapan anodasi aluminium, kepingan logam diamplas
agar oksida hilang sebelum proses anodasi. Keping logam juga dibersihkan
diatur sebagai katoda dan keping aluminium yang diatur sebagai anoda. Berat
awal yang diperoleh ketika kedua keping aluminium ditimbang adalah 0,075 gram
dan 0,165 gram. Lempeng aluminium yang menyerupai silinder diatur sebagai
tengah silinder bertujuan agar larutan asam sulfat berperan sebagai larutan
elektrolit yang dapat membantu proses reduksi sehingga pada logam terjadi
korosi. Lempeng aluminium dijepit dan keping alumunium dijepit dengan penjepit
alligator agar keduanya tidak bersentuhan. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu
pada waktu 2,5 menit dihasilkan sedikit gelembung. Selanjutnya, pada waktu 5
menit mulai muncul gelembung yang agak banyak dari pada sebelumnya. Lalu
pada menit ke 7,5 muncul gelembung yang lebih banyak dari pada sebelumnya.
yang ada pada permukaan katoda tersebut merupakan gas hidrogen, yang mana ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa selama elektrolisa salah satu reaksi
yang terjadi pada katoda adalah pembentukkan gas hidrogen. Tingginya kuat arus
akan semakin mempercepat proses pelapisan permukaan material dan juga waktu
yang lama mengakibatkan ketebalan dari lapisan juga semakin meningkat yang
driving force pada larutan elektrolit untuk melarutkan lapisan oksida dan
pembentukan persentase pori sedikit dan ukuran pori lebih kecil pada lapisan hasil
proses anodisasi. Hal inilah yang menyebabkan lapisan menjadi lebih tebal
dan keras. Berdasarkan hal tersebut, hasil yang diperoleh sesuai dengan teori
dan 1 gram (NH4)2C2O4. Kedua larutan tersebut akan memberi warna pada keping
aluminium karena lapisan oksidasi yang terbentuk pada logam yang dielektrolisis
mengandung sedikit ion sulfat dimana masih terdapat pori-pori pada permukaan
logam sehingga lapisan oksida tersebut dapat menyerap warna. Agar warna tidak
Warna yang diperoleh dari percobaan ini adalah kuning pudar. Kerataan
pori pada permukaan lapisan oksida sangat berpengaruh pada kualitas warna yang
dihasilkan. Semakin besar arus yang digunakan, tekstur pori yang dihasilkan
semakin buruk, sehingga kemampuan menyerap larutan pewarna semakin buruk
percobaan, warna pada kedua keping tidak terlalu tampak. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh mengikisnya lapisan oksida akibat terlalu tingginya kuat arus
memengaruhi tingkat ketebalan keping aluminium hasil anodasi. Pada proses ini
lapisan oksida yang dihasilkan pada proses anodasi dipengaruhi oleh temperatur,
kuat arus listrik, konsentrasi larutan, dan waktu pencelupan pada larutan elektrolit.
berat dan timbul korosi pada permukaan logam. Berat keping I yang mulanya
0,179 gram dengan rendamen 0, 0265%. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka
dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yaitu semakin
lama proses anodasi dilakukan, lapisan oksida yang terbentuk akan menunjukkan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. bobot sebelum anodasi keping I adalah 0,075 gram dan keping II adalah
0,165 gram. Sedangkan setelah anodasi bobot keping I adalah 0,082 gram dan
5.2 Saran
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A.A., Kiryanto, dan Santosa, A.W.B., 2017, Analisa Kekuatan Tarik,
Kekuatan Tekuk, Komposisi dan Cacat Pengecoran Paduan Aluminium
Flat Bar dan Limbah Kampas Rem dengan Menggunakan Cetakan Pasir
dan Cetakan Hidrolik sebagai Bahan Komponen Jendela Kapal, Jurnal
Teknik Perkapalan, 5,(1): 97-103.
Lampiran 1. Bagan Kerja
1. Anodasi Aluminium
volt
Hasil anodasi
Catatan: Dilakukan hal yang sama untuk kepingan logam aluminium II dengan
- diaduk
Hasil
Hasil
Catatan: Dilakukan hal yang sama untuk kepingan logam aluminium II.
Lampiran 2. Perhitungan
Berat Teoritis =
I = 5 Ampere
BE Al2O3 =
= 17 gram/mol ekuivalen
Berat Teoritis =
= 0,5284 gram
= 0,007 gram
Berat Rendamen =
= 0,0132%
Berat Teoritis =
=
= 0,5285 gram
= 0,014 gram
Berat Rendamen =
= 0,0265%
Lampiran 3. Foto Percobaan