Anda di halaman 1dari 8

MODUL IV

ELEKTROMETALURGI

A. Data Praktikum, Perhitungan dan Reaksi yang Terjadi


1. Larutan Leaching Kelompok 4
Massa ZnO : 10 gram
Konsentrasi HCl : 2M
Volume Larutan : 500 ml
Lama Leaching : 5 menit
2. Pada praktikum Elektrometalurgi ini, data yang didapat adalah

Kelompo Arus Waktu Jenis Massa Massa Hasil


k (A) (Menit) Katoda Awal Akhir Perhitungan
Katoda Katoda
(Gram) (Gram)
4 1 10 Al 12,63899 12,68229 0,0453
6 1,4 10 Al 12,4037 12,7012 0,2975
12 1 15 Al 29,3492 29,30229 -0,04691
3 1 10 SS 20,3841 20,5937 0,2096

3. Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan berdasarkan data kelompok 4
Ar .i . t
W=
nF
65 x 1 x (5 x 60)
W=
2 x 96500
W = 0,101036 gram
4. Reaksi
 Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi yang menyebabkan logam akan
berubah menjadi ionnya. Anoda yang digunakan pada percobaan ini
adalah semi innert sehingga terjadi reaksi oksidasi air
Anoda (Pb) : 2H2O → 4H+ + O2 + 4e-

1
2

 Pada katoda terjadi rekasi reduksi yang menyebabkan ion berubah


menjadi logamnya. Pada katoda juga akan terjadi reduksi hydrogen,
karena menggunakan larutan asam.
Katoda (SS) : Zn2+ + 2e- → Zn(s)

2H+ + 2e- → H2

B. Analisis
1. Prosedur

Pada percobaan praktikum modul IV, melakukan percobaan proses


elektrometalurgi,dengan menggunakan metode electrowinning. Elektrometalurgi
merupakan proses ekstraksi mineral dimana untuk meningkatkan kadar mineral
yang diinginkan menggunakan bantuan energi listrik. Electrowinning
merupakan proses elektrokimia yang digunakan untuk mereduksi kation logam
dari sebuah larutan hasil leaching ke permukaan katoda.
Pada percobaan electrowinning kali ini, digunakan plat Pb sebagai
anoda, sedangkan plat Al digunakan sebagai katoda Tahapan pertama yang
dilaukan pada percobaan adalah mempersiapkan alat dan bahan. Kemudian,
dengan kertas amplas permukaan plat Al yang akan digunakan sebagai katoda
pada percobaan ini diamplas agar endapan logam Zn hasil percobaan kelompok
sebelumnya hilang dan kotoran yang masih menempel pada plat dapat hilang.
Selanjutnya dilakukan perhitungan massa awal katoda Al menggunakan
timbangan. Kemudian anoda dan katoda yang telah di timbang, dimasukan
kedalam breaker glass yang didalamnya terdapat larutan ZnCl2 hasil leaching
bijih ZnO dengan larutan. Anoda dan katoda yang dimasukan kedalam breaker
glass tidak boleh bersentuhan antar elektroda maupun dengan dinding breaker
glass karna dapat mempengaruhi hasil pendepositan pada katoda. Breaker glass
kemudian dimasukan kedalam bak electrowinning . Setelah itu, dilakukann
penyambungan katoda dan anoda dengan kabel ke logam Cu pada columeter,
Coulometer Cu digunakan untuk mengukur banyaknya muatan listrik
(arus) yang dialirkan melalui satu rangkaian dalam proses electrowinning.selain
dipasangkan dengan columeter Cu disambungkan juga dengan rectifier dan
3

multitester dimana keduanya memiliki fungsi berbeda. Rectifier digunakan


sebagai pengubah arus AC menjadi DC sehingga aliran arus menjadi searah.
Karena apabila digunakan arus AC pengendapan tidak akan terjadi. Sedangkan
multitester digunakan untuk mengukur arus listrik dengan menyeimbangkan
tegangan listrik.
Setelah memastikan rangkaian yang terhubung tersusun benar, proses
elektrowinning dimulai. Percobaan electrowinning kelompok 4 menggunakan
arus 1 A dengan waktu berlangsung selama 10 menit. Terlihat pada katoda
terlihat adanya serbuk yang menempel sebagai hasil deposisi dan beberapa
gelembung hydrogen di sekitarnya, sedangkan pada anoda terlihat adanya
gelembung oksigen. Setelah proses electrowinning selama 20 menit selesai,
kemudian mengangkat dan mengeluarkan katoda Al untuk selanjutnya dilakukan
pengeringan. Selanjutnya menghitung massa akhir dari katoda untuk mengetahui
massa akhir pada katoda setelah dilakukan proses elektrowinning.
2. Pengaruh Arus

Pada percobaan electrowinning, praktikan kelompok 4 melakukan


percobaan pada Katoda Al dengan arus 1 Ampere dan waktu proses selama 10
menit. Pada penimbangan massa awal katoda sebelum dilakukan electrowinning
adalah 12,63899 gram. Setelah proses electrowinning didapat hasil akhir katoda
12,68229 gram. Hal ini menyatakan terbentuknya endapan di katoda, ditandai
dengan meningkatnya berat katoda sebanyak 0,0453 gram.
Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 6, terdapat perbedaan
pada variable arus, dimana digunakan arus sebesar 1,5 Ampere. Sedangkan
variable lainnya sama dengan kelompok 4. Perhitungan masa awal katoda
sebelum dilakukan electrowinning adalah 12,4037 gram, sedangkan masa akhir
katoda setelah dilakuakn electrowinning adalah 12,7012 gram. Hal ini
menunjukan terjadi pertambahan massa sebesar 0,2975 gram.
Hasil dari percobaan ini, menunjukan bahwa pada penggunaan arus 1
Ampere, terjadi deposisi di katoda sebanyak 0,0453 gram. Apabila
menggunakan arus yang lebih besar, yaitu 1,5 Ampere, deposisi yangdihasilkan
semakin bertambah, yaity sebesar 0,2975 gram.
4

Hasi percobaan tersebut sesuai dengan literatur dimana arus memiliki


perbandingan lurus dengan massa logam yang terdosisi, sesuai dengan
persamaan Faraday yaitu:
Ar .i . t
W=
nF
Dimana pada ersamaan diatas menunjukan bahwa semakin tingginya
penggunaan temperature, maka logam yang akan terdeposit di katoda akan
semakin banyak. Begitupun sebaliknya, bila penggunaan arus rendah, maka
logam yang terdeposisi di katoda juga akan rendah.

3. Pengaruh Waktu

Pada percobaan electrowinning, praktikan kelompok 4 melakukan


percobaan pada Katoda Al dengan arus 1 Ampere dan waktu proses selama 10
menit. Pada penimbangan massa awal katoda sebelum dilakukan electrowinning
adalah 12,63899 gram. Setelah proses electrowinning didapat hasil akhir katoda
12,68229 gram. Hal ini menyatakan bahwa terjadi reaksi reduksi dan oksidasi
yang menyebabkan terbentuknya endapan di katoda, ditandai dengan
meningkatnya berat katoda sebanyak 0,0453 gram. Endapan ini adalah logam Zn
hasil reduksi ZnO.
Praktikan kelompok 12 melakukan percobaan electrowinning dengan
menggunakan parameter waktu yang berbeda dengan kelompok 4, dimana waktu
yang digunakan selama proses adalah 15 menit. Sedangkan parameter lainnya
sama. Pengukuran massa awal katoda sebelum dilakukan electrowinning adalah
29,3492 dan massa akhir katoda setelah dilakukan electrowinning adalah
29,30229. Hal ini menunjukan terjadi pengurangan massa katoda sebelum
dilakukan proses electrowinning dan setelah dilakukan proses electrowinning
terjadi pengurangan sebanyak (-0,04691) gram.
Hasil percobaan, perbandingan antara hasil electrowinning dengan waktu
proses 10 menit menghasilkan penambahan massa dikatoda sebanyak 0,0453
gram. Sedangkan percobaan electrowinning yang menggunakan waktu proses 15
menit, terjadi pengurangan masa di katoda sebanyak (-0,04691) gram. Menurut
literatur, seharusnya ketika waktu proses electrowinning bertambah, maka masa
5

endapan yang terbentuk juga bertambah. Hal ini dibuktikan dengan rumus
Faraday sebagai berikut
Ar .i . t
W=
nF
Dimana menunjukan massa endapan logam (W) memiliki perbandingan
lurus dengan waktu. Sehingga semakin lama waktu yang digunakan untuk
proses electrowinning, maka akan semakin banyak endapan yang ada di katoda,
yang berarti massa endapan yang di katoda semakin besar.
Ketidak sesuaian hasil percobaan dengan literatur, kemungkinan
disebabkan oleh berbagai factor. Kemungkinan kesalahan pada percobaan ini
terletak pada kekeliruan praktikan ketika menimbang massa awal maupun massa
akhir katoda. Selain itu, terjadinya pengurangan massa kemungkinan juga
disebabkan karena saat proses pemindahan katoda dari bak elektrolisis ke
penimbangan, terjadi gesekan dengan benda lain. Pembersihan katoda yang
tidak baik juga dapat menjadi penyebab berkurangnya massa katoda. Selain itu,
katoda yang berjenis Aluminium, memiliki sifat yang lunak, sehingga
kemungkinan terjadi gesekan saat proses dapat menyebabkan aluminium
mengalami aus dan massa aluminium pun berkurang.
4. Pengaruh Jenis Katoda

Pada percobaan electrowinning kelompok 4 dilakukan dengan


menggunakan elektroda berjenis plat Aluminium. Parameter lainnya berupa arus
yang digunakan sebesar 1 Ampere dan waktu proses selama 10 menit.
Penimbangan massa awal katoda sebelum dilakukan proses electrowinning
adalah 12,63899 gram. Setelah dilakukan proses electrowinning dilakukan
penimbangan massa akhir katoda yang bertambah 0,0453 gram menjadi
bermassa akhir 12,68229 gram.

Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 3, dilakukan dengan


menggunakan jenis elektroda Stainless Steel. Sedangkan parameter lainnya sama
dengan percobaan kelompok 4. Perhitungan massa awal katoda adalah 20,3841
gram, sedangkan massa akhir katoda setelah dilakukan proses electrowinning
adalah 20,5937. Hal ini menunjukan bertambahnya massa katoda sebesar 0,2096
6

Dari hasil percobaan menunjukan bahwa hasil percobaan electrowinning


dengan elektroda SS memberikan hasil endapan pada katoda yang lebih banyak
yaitu sebesar 0,2096 gram, dibanding menggunakan katoda Al yang
menghasilkan jumlah endapan lebih sedikit yaitu 0,2096 gram.

Hasil percobaan ini, tidak sesuai dengan literatur. Dalam literatur,


menyatakan bahwa katoda dengan jenis aluminium pada proses electrowinning
memiliki efesiensi yang lebih baik. Sehingga jumlah deposit di katoda dengan
material Aluminium memiliki hasil lebih banyak. Katoda Al dapat secara nyata
menghambat HER dalam sistem. Langkah penentuan tingkat HER adalah
pembentukan dan adsorpsi Hidrogen, dan katoda Al menunjukkan Ea yang lebih
tinggi untuk HER daripada stainless steel. Al menunjukkan kinerja yang lebih
baik daripada stainless steel dalam hal penghambatan HER karena sifat Al yang
menyerap ion logam menjadi zat intermediate sebelum terjadinya deposisi pada
katoda, sehingga impedansi HER meningkat dan laju evolusi hidrogen yang
lebih rendah. Sedangkan pada SS, dapat terjadi pengurangan logam terdeposisi
karena HER yang banyak. Secara keseluruhan, hasilnya mengungkapkan bahwa
Al lebih baik dibanding SS apabila digunakan sebagai katoda. Menurut literaur,
aluminium memiliki efek terbaik efisiensi arus katodik, produktivitas, dan
permintaan energi spesifik dari pelistrikan elektrowinning.

Ketidaksesuaian dengan literatur ini, dapat disebabkan oleh berbagai hal.


Misalnya pengukuran dan ketidaktelitian yang dilakukan praktikan, Selain itu,
sifat Al yang lunak, kemungkinan terjadi aus material ketika pemasangan katoda
Al pada sel akibat terkena goresan dengan material lain. Penyabab lain mungkin
juga disebabkan arus yang dipakai, dimana arus pada rectifier berubah-ubah juga
menjadi salah satu alasannya. Selain itu juga bisa dikarenakan masih adanya
impuritas atau pengotor yang ada di dalam larutan hasil leaching. Pengaruh dari
pengotor pada proses electrowinning yaitu berpengaruh terhadap efisiensi arus.
Jika pengotor semakin banyak, maka efisiensi arus akan semakin menurun
sehingga akan menyebabkan penurunan deposisi Zn pada katoda.

C. Kesimpulan
Setelah praktikum dilakukan, didapat kesimpulan sebagai berikut :
7

 Proses refining yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah metode
electrowinning yang merupakan proses lanjut dari hidrometalurgi
 Beberapa faktor yang mempengaruhi proses electrowinning yaitu arus,
waktu, dan jenis katoda
 Besar arus pada proses electrowinning akan mempengaruhi hasil endapan
yang terdeposisi pada katoda, dimana semakin besar arus, maka hasil
endapan yang didapatkan akan semakin banyak.
 Lama waktu yang dilakukan pada proses electrowinning akan
mempengaruhi hasil endapan yang terdeposisi pada katoda, dimana semakin
lama electrowinning dilakukan maka akan semakin banyak endapan yang
didapatkan pada katoda.
 Jenis katoda yang dipakai pada proses electrowinning akan mempengaruhi
hasil endapan yang terdeposisi pada katoda, dimana deposisi pada katoda Al
akan lebih banyak dan lebih baik dibanding deposisi pada katoda SS.
D. Saran
Setelah melakukan percobaan proses elektrometalurgi menggunakan metode
electrowinning saran yang dapat disampaikan yaitu:
 Pada saat melakukan percobaan praktikum sebaiknya lebih cermat dan teliti
dalam menjalankan tahapan-tahapan yang ada pada prosedur, dimulai dari
pengecekan alat sampai akhir percobaan dilakukan.
 Memviariasikan penggunaan larutan leaching, selain dari logam Zn untuk
proses electrowinning agar pengetahuan terhadap logam lain dapat bertambah
mengenai proses electrometallurgy ini. Atau jika memungkinkan untuk
mencoba proses electrometallurgy lain selain electrowinning, seperti
electroplating dan electrorefining.
 Melakukan pengecekan rectifier secara berkala baik sebelum melakukan
percobaan maupun pada saat percobaan berlangsung agar meminimalisir
ketidakstabilan arus yang terjadi sewaktu proses electrowinning berlangsung.\
 Lebih cermat saat memberi perlakuan pada elektroda agar tidak ada deposit
yang terkikis
E. Referensi
[1] Modul Praktikum Metalurgi Ekstraksi 2019
8

[2] Aluminium vs Stainless Steel [Online]


https://www.shieldcoart.com/custom-metal-business-signage-blog/2017/
12/1/aluminum-vs-stainless-steel-which-is-better-for-your-metal-
signTerakhir diakses 23/02/2019]
[3] Differences Aluminium stainless steel. [Online].
https://www.metalsupermarkets.com/10-differences-aluminum-stainless-
steel/. Terakhir diakses 23/2/2019
[4] Faradays laws of electrolysis [Online]
https://study.com/academy/lesson/faradays-laws-of-electrolysis-
definition-equation.html. Terakhir diakses 23/2/2019
[5] Hydrogenevolutionbehaviorofaluminumcathodeincomparison with
stainless steel for electrowinning of manganese in sulfate solution.
[Online]. doi:10.1016/j.hydromet.2018.06.015 [Terakhir diakses
24/02/2019
[6] EFFECT OF MATERIAL AND SHAPE OF STARTING CATHODES
ON ELECTROWINNING OF COPPER POWDER. [Online]. :
https://www.researchgate.net/publication/259644702 . Terakhir diakses
24/02/2019

Anda mungkin juga menyukai