Abstrak
Proses elektroplating bertujuan membentuk permukaan logam dasar dengan sifat atau
dimensi yang berbeda. Praktikum ini untuk mengetahui pengarus arus listrik dan waktu dalam
proses elektroplating, menentukan ketebalan lapisan secara teoritis dan menentukan nilai
efisiensi arus. Dalam proses elektroplating kali ini menggunakan logam tembaga sebagai
anoda dan uang koin berdiameter 2,4 cm sebagai katoda. Dari hasil percobaan didapat bahwa
semakin lama waktu dan semakin besar arus dalam proses elektroplating, maka logam Cu
yang melapisi uang koin semakin banyak. Dari hasil perhitungan didapat nilai ketebalan
lapisan secara teoritis yaitu pada 0,1 A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara berturut-turut adalah
2,4 x 10-4; 4,9 x 10-4; 7,3 x 10-4. Pada 0,2 A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara berturut-turut
adalah 4,9 x 10-4; 9,8 x 10-4; 1,5 x 10-3. Pada arus 0,3 A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara
berturut-turut adalah 7,3 x 10-4; 1,5 x 10-3 dan 2,2 x 10-3. Nilai efisiensi arus yang didapat
dari praktikum ini yaitu pada 0,1 A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara berturut-turut adalah
208%, 92,39%, 225%. Pada 0,2 A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara berturut-turut adalah
125,4%, 129%, 87,2%. Pada arus 0,3 A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara berturut-turut adalah
95,9%, 95,8% dan 109,8%.
Dasar teori
Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam yang lebih
tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai katoda, dan logam
penyepuh diperlakukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua elektroda dimasukkan
dalam larutan elektrolit, yaitu larutan yang mengandung ion logam penyepuh. Elektroplating
1|ELEKTROPLATING
juga dapat didefinisikan sebagai pelapisan
p elapisan logam pada benda
bend a padat konduktif dengan
den gan bantuan
arus listrik. Pada elektroplating maka logam dasar seperti besi, tembaga, kuningan, seng, dan
aluminium dilapisi oleh berbagai variasi logam yang kebanyakan adalah tembaga, nikel,
kromium, seng dan cadmium juga beberapa logam mulia seperti perak, emas, rhodium,
paladium dan platinum (Rahayu, 2009).
Pelapisan tembaga (Cu) merupakan lapisan dasar sebelum logam dilapisi dengan
logam lain yang lebih menarik dan tahan terhadap gesekan, lapisan dasar karena lapisan Cu
mempunyai sifat daya rekat kuat tetapi penampilan kurang menarik atau mudah berubah
warna. Elektroplating atau pelapisan secara listrik adalah proses pengendapan ion-ion logam
pada katoda dengan cara elektrolisa. Selama proses pengendapan terjadi reaksi kimia pada
elektroda dan elektrolit, baik reaksi reduksi maupun oksidasi secara terus-menerus. Untuk itu,
perlu diperlakukan arus listrik searah. Pelapisan dengan tembaga mudah dilakukan. Yang
penting mencegah jangan sampai terjadi deposit celup pada logam yang kurang mulia, kerena
tidak melekat baik/membubuk. Caranya dengan mengurangi aktivitasnya, yaitu
mengkomplekskannya, misalnya memakai sianida (Hulupi, 2008).
Dalam mempelajari proses elektrolisis didasarkan oleh hukum faraday yang meliputi:
Massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda,
berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel.
Massa 1 ekivalen zat yang dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan
2|ELEKTROPLATING
Elektroda yang di gunakan dalam proses elektrolisis, diantaranya:
Anoda
Pada sel elektrolisis sumber eksternal tegangan di dapat dari luar sehingga
anoda bermuatan positif.
Katoda
Katoda pada sel elektrolisis adalah elektroda yang bermuatan negatif, karena
ion-ion positif mengalir ke elektroda lain (David W. Oxtoby, 2001).
temperatur larutan, derajat keasaman (pH) dan kekentalan (derajat baurne) atau konsentrasi
larutan. Jika konsentrasi ion logam dalam larutan berkurang akan dihasilkan lapisan berwarna
hitam (terbakar)
(terbakar) pada rapat arus yang endah. Sehingga kondisi operasi seperti rapat arus,
temperatur, waktu dan komposisi larutan perlu dijaga agar tetap stabil. Selain dari halhal
diatas, kesempurnaan
kesempurnaan lapisan dipengaruhi
dipengaruhi pula oleh bentuk anoda, kemurnian anoda, daya
larut anoda, jarak antara anoda ke katoda dan kebersihan larutan (sutresna, 2006).
Tuhuan
1. Mengetahui pengaruh arus listrik dan waktu dalam proses elektroplanting.
2. Menentukan ketebalan lapisan secara teoritis (Kt).
3. Menentukan efisiensi arus dalam praktikum.
4. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaksamaan hasil praktikum dengan
perhitungan menggunakan hukum faraday.
3|ELEKTROPLATING
Metode
Dibuat larutan elektrolit dari 200 gr CuSO4.5H2O ditambah H2SO4 pekat untuk 1 liter
larutan (buat 100 ml).
Dibuat larutan hasil campuran NaCl dan asam cuka dari 3 gr NaCl dan 5 ml asam
cuka.
Disiapkan tembaga dan uang logam, uang logam dicuci terlebih dulu dengan larutan
yang telah dibuat, kemudian dibilas dan dikeringkan. (uang logam yang telah
digunakan tidak boleh diedarkan kembali)
Larutan elektrolit yang telah dibuat dituangkan ke dalam gelas beker sebanyak 200
ml (larutan ini dapat disimpan untuk dipergunakan kembali).
Dihubungkan Kawat penghubung dengan klip penjepit buaya ke ujung sumber
tegangan. Kemudian satu klip penjepit dikencangkan pada uang logam pada katoda
dan satu klip lainnya tembaga pada anoda.
Ditimbang massa uang logam sebelum dan sesudah percobaan dilakukan.
Kawat yang bebas dari tiap-tiap kawat didorong menembus kertas karton persegi dan
karton tersebut ditempatkan diatas beker sehingga elektroda uang logam tercelup ke
dalam larutan elektrolit (jangan menyentuh kedua elektroda!).
Dilakukan dengan beberapa variasi waktu dan arus. Arus yang digunakan adalah 0,l –
0,4 Ampere, untuk tiap-tiap variasi arus dilakukan selama 15 menit, dan dilakukan
penimbangan terhadap uang
u ang logam
lo gam setiap 5 menit. Massa uang logam dicatat
dic atat setelah
proses elektroplating.
Hasil Percobaan
Arus (A) Waktu (menit) Berat Awal (g) Berat Akhir (g) Selisih (g)
5 4,5389 4,5595 0,0206
0,1 10 4,5606 4,5788 0,0182
15 4,5065 4,5732 0,0667
4|ELEKTROPLATING
10 4,5202 4,5712 0,051
15 4,4508 4,5024 0,0516
5 4,5246 4,553 0,0284
0,3 10 4,5306 4,5873 0,0567
15 4,5139 4,6114 0,0975
Jawab Pertanyaan
1. a) Massa teoritis dan massa hasil percobaan
Pada arus 0,1 A dan waktu 5 menit (300 s) :
Cu2+ + 2e- → Cu
Bt = I x t x Wa Bt = I x t x Mr/n
F F
Bt = 0,1 x 300 x 63,5/2 Be = 0,0206 gram
96500
Bt = 0,0099 gram
96500
Bt = 0,0197 gram
5|ELEKTROPLATING
Pada arus 0,2 A dan waktu 5 menit (300 s) :
Cu2+ + 2e- → Cu
Bt = I x t x Wa Bt = I x t x Mr/n
F F
Bt = 0,2 x 300 x 63,5/2 Be = 0,0247 gram
96500
Bt = 0,0197 gram
gram
F F
Bt = 0,2 x 600 x 63,5/2 Be = 0,0510 gram
96500
Bt = 0,0395 gram
6|ELEKTROPLATING
96500
Bt = 0,0296 gram
Bt = I x t x Wa Bt = I x t x Mr/n
F F
Bt = 0,3 x 900 x 63,5/2 Be = 0,0975 gram
96500
Bt = 0,0888 gram
7|ELEKTROPLATING
Kt = Bt : (r x A)
= 0,0197 gram : (8,94 g/cm3 x 4,52 cm2)
= 4,9 x 10-4 cm
8|ELEKTROPLATING
Pada arus 0,3 A dan waktu 5 menit (300 s)
densitas Cu = 8,94 g/cm3 dan diameter uang koin = 2,4 cm (sumber wikipedia)
luas uang koin = 3,14 x 1,2 x 1,2 = 4,52 cm2
Kt = Bt : (r x A)
= 0,0296 gram : (8,94 g/cm3 x 4,52 cm2)
= 7,3 x 10-4 cm
9|ELEKTROPLATING
= (0,0667 gram : 0,0296 gram) x 100%= 225%
Pada arus 0,2 A dan waktu 5 menit (300 s)
Efisiensi arus = (Be : Bt) x 100%
= (0,0247 gram : 0,0197 gram) x 100%= 125,4%
Pada arus 0,2 A dan waktu 10 menit (600 s)
Efisiensi arus = (Be : Bt) x 100%
= (0,0510 gram : 0,0395 gram) x 100%= 129%
Pada arus 0,2 A dan waktu 15 menit (900 s)
Efisiensi arus = (Be : Bt) x 100%
= (0,0516 gram : 0,0592 gram) x 100%= 87,2%
Pada arus 0,3 A dan waktu 5 menit (300 s)
Efisiensi arus = (Be : Bt) x 100%
= (0,0284 gram : 0,0296 gram) x 100%= 95,9%
maupun kotoran tidak akan menempel pada permukaan benda yang dilapis
10 | E L E K T R O P L A T I N G
sehingga tidak akan ada “pitting”. Pitting yang disebabkan oleh adanya gas
hidrogen tersebut selain menjadikan hasil pelapisan menjadi tampak buruk,
juga menyebabkan kerapuhan hasil pelapisan.
3. Ralat dalam arus.
Pada 0,1 Ampere dengan (ketelitian 0,01 A)
Ralat pembacaan = (0,1± (0,01: 2)) Ampere
= (0,1± 0,005) Ampere
a. Pelapisan nikel
Pelapisan nikel digunakan untuk tujuan mencegah korosi ataupun
menambah keindahan. Nikel tahan terhadap panas dan tahan korosi, tidak rusak
oleh air kali atau air laut dan alkali. Nikel bisa rusak oleh asam nitrat dan
sedikit terkorosi oleh asam khlor dan asam sulfat. Nikel juga memiliki
kekerasan dan kekuatan yang sedang, keuletannya baik, daya hantar listrik dan
termal juga baik. Senyawa nikel digunakan terutama sebagai katalis dalam
elektroplating. Pada proses elektroplating, dengan pelapis nikel (anoda), perlu
ditambahkan garam ke bak plating, misalnya nikel karbonat, nikel khlorida,
nikel fluoborat, nikel sulfamat, dan nikel sulfat. Saat anoda dan katoda terjadi
11 | E L E K T R O P L A T I N G
perubahan potensial akibat aliran arus listrik searah maka anoda nikel terurai ke
dalam elektrolit. Reaksi pada katoda yaitu plat baja mengalami pelepasan
oksigen ke elektrolit nikel (NiSO4) sehingga ion nikel (Ni) akan menempel di
permukaan plat baja. Sementara itu reaksi pada anoda nikel (Ni), mengikat
oksigen yang dilepaskan oleh plat baja dan terlarut pada elektrolit nikel
(NiSO4) yang telah melapisi plat sehingga larutan elektrolit
elektro lit nikel tetap stabil.
Perbedaan dengan pelapisan tembaga yaitu tembaga biasanya digunakan
sebagai lapisan dasar sebelum plating berikutnya. Sedangkan nikel sering
digunakan sebagai pelapis terluar untuk menambah kecantikan logam.
Persamaan dengan tembaga yaitu sama-sama digunakan bisa mencegah korosi,
tahan terhadap panas, keuletannya baik, daya hantar listrik dan termal juga
baik.
Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah
harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan
senga pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing,
sherardizing, atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik
(elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila
12 | E L E K T R O P L A T I N G
dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya karena lapisan
lebih merata, daya rekat lapisan lebih baik, dan tampak permukaan lebih baik.
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan pelapisan
secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik kadang
juga disebut elektro-galvanizing. Larutan elektrolit yang sering digunakan ada
dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida. Bila kedua larutan tersebut
dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari penggunaan larutan sianida
adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam. Namun larutan asam
digunakan bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang
lebih murah.
b. Perlu. yaitu dilakukannya pengecekan terhadap rangkaian dari elektroda
terhadap voltmeter dan amperemeter. Karena apabila ada kesalahan dalam
pemasangan rangkaian atau pengaturan arus, maka dapat menyebabkan
kesalahan hasil percobaan, yang akan berpengaruh terhadap berat lapisan dan
efisiensi arus.
Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukannya electroplating uang logam menggunakan logam Cu.
Elektroplating sendiri merupakan suatu proses pelapisan logam secara elektrolisasi melalui
penggunaan arus searah (direct current atau DC) dan larutan kimia (elektrolit) yang berfungsi
sebagai penyedia ion-ion logam membentuk endapan (lapisan) logam pada elektroda katoda.
Dalam proses elektroplating ini dapat menyebabkan oksidasi pada anoda dan reduksi pada
katoda, sehingga ion-ion logam hasil oksidasi pada anoda akan melapisi permukaan katoda
(Hulupi, 2008).
13 | E L E K T R O P L A T I N G
Dalam percobaan ini menggunakan logam Cu atau tembaga. Tembaga merupakan
logam yang memiliki sifat daya rekat yang kuat sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pelapis. Sebelum pelapisan uang logam dilakukan, terlebih dahulu uang-uang logam dicuci
dengan menggunakan campuran NaCl dan asam cuka. Pencucian dengan larutan asam ini
bertujuan untuk membersihkan permukaan benda kerja dari oksida atau karat dan sejenisnya
secara kimia melalui perendaman. Setelah itu dilakukan proses pembilasan dengan
menggunakan air mengalir untuk menghilangkan sisa reaksi bahan kimia dan kemudian
dikeringkan.
Larutan elektrolit dalam percobaan ini berfungsi sebagai penghantar listrik, media
pelarutan dari ion logam dan harus mengandung unsur-unsur ion logam yang akan
diendapkan, bersifat konduktif, sebagai buffer, pengatur pH dan membantu pelarutan anoda.
Larutan elektrolit yang banyak digunakan dalam proses elektroplating dapat bersifat asam atau
basa (alkali) dan mempunyai covering power, throwing power dan leveling yang baik. Jenis
larutan elektrolit dari setiap proses pelapisan berbeda-beda tergantung pada jenis logam
pelapis yang diinginkan (Hulupi, 2008).
Apabila diuraikan, maka larutan elektrolit dapat diuraikan dalam persamaan reaksi
kimia sebagai berikut:
CuSO4 Cu2+ + SO42-
Ketika arus listrik dialirkan, maka muatan ion positif akan ditarik ke katoda, sedangkan ion
bermuatan negatif berpindah ke arah anoda. Dalam proses ini, logam yang bertindak sebagai
anoda adalah logam tembaga, dan uang koin bertindak sebagai katoda yang akan dilapisi. Pada
saat arus listrik mengalir, pada anoda terjadi reaksi oksidasi, sehingga logam Cu akan terurai
menjadi ion Cu2+ disertai dengan pelepasan elektron. Selain itu, terbentuk pula gas oksigen
akibat oksidasi air dan Cu(OH)2 yang menempel pada permukaan anoda (Chang, 2005).
14 | E L E K T R O P L A T I N G
Reaksi di katoda : H2O + 2e H2 + 2OH-
Cu2+ + 2e Cu
Untuk reaksi redoks pada elektrolisis dari larutan CuSO 4 (tembaga sulfat) sebagai berikut.
CuSO4 Cu2+ + SO42-
Katoda : Cu2+ +2e- Cu x2
Anoda : 2H2O 4H+ + O2 + 4e- x1
Redoks : 2 Cu2+ +2H2O 2Cu+4H+ + O2
hasil perhitungan hukum faraday, pelapisan logam dengan waktu dan arus yang berbeda
didapatkan bahwa semakin lama waktu dan semakin besar arus dalam elektroplanting maka
logam Cu yang melapisi uang koin semakin banyak. Sedangkan dalam hasil percobaan pada
arus 0,1 Ampere dan waktu 10 menit mengalami penurunan m jika dibandingkan pada
sebelumnya yaitu 0,1 Ampere dan waktu 5 menit. Dengan nilai m = 0,0206 (0,1 Ampere
dan waktu 5 menit) menjadi 0,0182 (0,1 Ampere dan waktu 10 menit). Selain itu dari
perhitungan Efisiensi arus pada 0,1 A (300 s); 0,1 A (900); 0,2 A (300 s); 0,2 A (600 s) dan
d an
0,3 A (900 s) lebih dari 100%.
Ketidaksamaan hasil praktikum dan hasil perhitungan hukum faraday dapat disebabkan :
Pada saat penimbangan uang koin setelah proses elektroplating belum kering
sempurna, masih ada air yang menempel pada uang koin yang dapat mempengaruhi
massanya.
Ada pengotor yang menempel pada uang koin selama proses elektroplating atau
sesudah proses elektroplating.
Kesimpulan
1. Semakin lama waktu dan semakin besar arus dalam elektroplating maka logam Cu
yang melapisi uang koin semakin banyak.
15 | E L E K T R O P L A T I N G
2. Ketebalan lapisan secara teoritis yaitu pada 0,1 A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara
berturut-turut adalah 2,4 x 10 -4; 4,9 x 10-4; 7,3 x 10-4. Pada 0,2 A waktu 300 s, 600
s, 900 s secara berturut-turut adalah 4,9 x 10 -4; 9,8 x 10 -4; 1,5 x 10-3. Pada arus 0,3
A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara berturut-turut adalah 7,3 x 10 -4; 1,5 x 10-3 dan
2,2 x 10-3.
3. Nilai efisiensi arus yang didapat dari praktikum ini yaitu
yaitu pada 0,1 A waktu 300 s,
600 s, 900 s secara berturut-turut adalah 208%, 92,39%, 225%. Pada 0,2 A waktu
300 s, 600 s, 900 s secara berturut-turut adalah 125,4%, 129%, 87,2%. Pada arus
0,3 A waktu 300 s, 600 s, 900 s secara berturut-turut adalah 95,9%, 95,8% dan
109,8%.
4. Faktor-faktor yang menyebabkan hasil praktikum dengan perhitungan hukum
faraday tidak sama yaitu :
• Pada saat penimbangan uang koin setelah proses elektroplanting belum kering
sempurna, masih ada air yang menempel pada uang koin yang dapat
mempengaruhi massanya.
• Ada pengotor yang menempel pada uang koin selama proses elektroplating
atau sesudah proses elektroplating.
16 | E L E K T R O P L A T I N G
Daftar Pustaka
Oxtoby, David. W. Gilis. H. P. Nathtriech. N. H., 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi 4
Jilid 1.
1. Jakarta; Erlangga.
Rahayu, Setyo W., 2009. Proses Elektroplating Tembaga, Nikel dan Khrom. Jakarta;
Erlangga.
17 | E L E K T R O P L A T I N G