Anda di halaman 1dari 6

ELEKTROPLATING TEMBAGA

Sarah Syifa, Heghi Rado G. P, Dinda Bazliah, Yunita


Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Pendahuluan

Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses pengerjaan
akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan
menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke
material yang hendak dilapis. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass,
tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-
masing material. Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan adalah larutan
elektrolisisnya. Proses elektroplating pada dasarnya sama dengan pemurnian logam secara elektrolisis. Pada
proses elektroplating reaksi tidak dapat berjalan secara spontan sehingga memerlukan energyi listrik agar proses
dapat berlangsung. Energi yang dipergunakan pada proses elektroplating berasal dari arus listrik searah. Pada
proses electroplating terjadi transfer energi dari energi listrik menjadi energi kimia dan terjadi transfer elektron
dari anoda ke katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi
(Handayani, 2003).

Sel elektrokimia adalah suatu alat yang menghasilkan arus listrik dari energi yang dihasilkan oleh
reaksi di dalam selnya, yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi (reaksi redoks). Sel elektrokimia tersusun dari
dua material penghantar atau konduktor listrik yang disebut dengan katoda dan anoda. Kedua material
penghantar ini disebut dengan elektroda. Anoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi,
sedangkan katoda adalah elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang
menghasilkan kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang menghasilkan
penurunan bilangan oksidasi. (Svehla, 1990)
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Siapkan dan operasikan sel elektrokimia untuk melapisi tembaga ke permukaan kuningan
2. Ukur jumlah tembaga yang diendapkan dalam proses elektroplating
3. Hitung jumlah energi yang digunakan untuk menyelesaikan proses elektroplating

Metode Percobaan
Untuk percobaan elektroplating tembaga bahan dan alat yang digunakan adalah larutan elektrolit
(CuSO4 dalam H2SO4), padatan NaCl, aquadest, larutan asam asetat, DC power supply, empat kawat
penghubung dan penjepit buaya, strip tembaga, kunci kuningan, amplas, 2 beaker glass, dan neraca analitik.
Langkah pertama yang dilakukan untuk percobaan ini mengamplas kunci kuningan dan tembaga yang akan
menjadi elektroda pada elektrokimia. Mencampur larutan asam asetat sebanyak 15 ml dan padatan NaCl
sebanyak 3,0568 gram dan diencerkan hingga 100 ml pada beaker glass 250 ml. Kemudian bilas kunci kuningan
dan strip tembaga dengan aquadest, lalu keringkan. Setelah itu kunci kuningan dan strip tembaga yang telah
dicuci ditimbang pada neraca analitik dan catat massa masing-masing logam. Membuat larutan elektrolit 0,6M
pada beaker glass 400 ml dengan memasukkan padatan CuSO4 sebanyak 19,14 gram dan dicampur dengan
H2SO4 sebanyak 10 ml yang diencerkan hingga 200 ml dengan aquadest. Pembuatan larutan elektrolit perlu
ditangani dengan hati-hati karena berbahaya. Setelah itu, kawat dikaitkan ke kunci kuningan sehingga saat
dilakukan proses elektroplating kunci benar-benar terendam. Sambungkan kawat ke klip buaya untuk anoda.
Sambungkan strip tembaga ke kutub positif pada sel. Jangan menempatkan elektroda ke dalam sel sebeum DC
power supply sudah siap digunakan. Setelah elektroda disiapkan, catu daya DC disiapkan. Gunakan kabel
penghubung dengan klip buaya untuk menghubungkan catu daya DC ke elektroda. Letakkan kunci dan strip
tembaga ke dalam sel. Pastikan kunci benar-benar terbenam dalam larutan, dan jaga agar kedua elektroda
tetap terpisah sejauh mungkin. Kemudian hidupkan sumber daya DC dan periksa sensor pembacaan arus. Arus
awal berada dalam kisaran 0,2 – 0,6 A. Jika arus tidak berada dalam rentang ini tanyakan pada asisten terlebih
dahulu sebelum melanjutkan. Amati proses elektrolisis. Perhatikan pengendapan tembaga yang lambat di
permukaan kuncinya. Timbang massa kunci kuningan dan strip tembaga yang telah dielektrolisis setiap 5 menit,
10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 25 menit. Setelah selesai, matikan sumber listrik DC dan lepaskan dengan
hati-hati strip tembaga dan kunci dalam larutan elektrolit. Bilas logam dengan aquadest dan keringkan. Setelah
selesai buang dengan hati-hati larutan elektrolit dan merapikan alat elektrokimia.

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1 . Data hasil percobaan pada tembaga dan kunci dengan konsentrasi 0,6 M

t (Menit) m Tembaga ( gram ) m Kunci ( gram ) Arus ( Ampere)

10 3,6997 7,7138 0,25

15 3,6109 7,7997 0,25

20 3,5495 7,8048 0,25

25 3.5010 7,8445 0,25

Tabel 2 . Data hasil percobaan

Massa Awal (g) Massa Akhir (g) Arus rata-rata (A) Waktu (menit)

Tembaga 4,025 3,5010 0,25 25

Kunci 6,0243 7,8445 0,25 25

Grafik berat vs waktu kunci


1.85

1.8
berat

1.75
y = 0.0079x + 1.6274
1.7 R² = 0.868

1.65
0 5 10 15 20 25 30
waktu (menit)
Grafik 1 hubungan waktu dan berat setelah elektroplating

Grafik berat vs waktu tembaga


0.6
0.5
0.4
berat

0.3
y = 0.0132x + 0.2046
0.2 R² = 0.9811
0.1
0
0 5 10 15 20 25 30
waktu

Grafik 2 hubungan waktu dan berat setelah elektroplating

Pembahasan

Elektroplating dibuat dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui larutan antara logam atau material
lain yang lebih konduktif. Dua buah plat logam merupakan anoda dan katoda dihubungkan pada kutub positive
dan negative terminal sumber arus searah (DC). Logam yang terhubung dengan kutub positif disebut anoda dan
logam yang terhubung dengan kutub negatif disebut katoda. Ketika sumber tegangan digunakan pada elektrolit,
maka kutub positive mengeluarkan ion bergerak dalam larutan menuju katoda dan disebut sebagai kation. Kutub
negatif juga mengeluarkan ion, bergerak menuju anoda dan disebut anion (Purwanta, 2005).

Pada praktikum ini, logam yang digunakan yaitu kunci dengan logam pelapis tembaga. Yang mana
sifat dari tembaga yang mudah mengalami korosi ketika kontak dengan udara. Oleh karena itu perlu adanya
pelapisan dengan logam lain agar tembaga tidak mudah mengalami korosi. Sifat besi yang pada dasarnya rentan
terhadap korosi maka sebelum dilakukan electroplating perlu adanya pembersihan permukaan lempeng
tersebut. Proses pembersihan lempeng tembaga dan kunci dilakukan dengan pembersihan karat. Proses
pembersihan karat dilakukan dengan menggunakan amplas, yang mana pada tahap ini pengamplasan bertujuan
untuk menghilangkan sebagian karat dan juga memperhalus permukaan lempeng. Penghalusan lempeng
bertujuan agar hasil pelapisan bisa rata dan juga halus sehingga bisa tampak lebih indah. Penghilangan karat
pada tahap ini hanya sebagian saja yang bisa dihilangkan. Oleh karena itu pada tahap selanjutnya akan
dibersihkan lagi (Handayani, 2003).

Langkah selanjutnya mencelupkan lempeng yang telah halus ke dalam larutan alkali yang terdiri dari
campuran NaCl dan CH3COOH. Pada tahap ini berfungsi untuk menyabunkan lemak dan minyak yang masih
menempel pada lempeng kuningan dan kunci. Ketika lipid telah tersabunkan maka ini akan terlepas dari
lempeng dan terlarut dalam larutan pencuci. Lemak dan minyak ini dihilangkan dengan tujuan agar tidak
mengurangi daya hantar listrik dan juga permukaan kontak antara logam dasar dengan logam pelapisnya yaitu
Cu.

Setelah dilakukan tahap persiapan, langkah selanjutnya adalah menempatkan lempeng kuningan pada
posisi anoda dan kunci pada posisi di katoda yang akan menyebabkan terbentuknya lapisan pada bagian katoda.
Pada percobaan electroplating ini digunakan larutan elektrolit yang terdiri dari CuSO4 dan H2SO4. Pada saat
arus mengalir, maka akan terjadi reaksi kimia dalam sistem dimana ion positif akan bergerak mendekati kutub
negative atau yang disebut dengan katoda. Sementara itu ion negatif akan bergerak mendekati kutub positif atau
anoda. Dalam hal ini kepingan tembaga yang digunakan adalah sebagai anoda yang mengalami reaksi oksidasi
sehingga dapat melepaskan elektronnya sementara kunci akan mengalami reduksi sehingga akan menerima
electron begitu juga seterusnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suatu hasil yaitu besarnya arus
yang mengalir, pH, konsentrasi larutan, dan juga logam dasar itu sendiri. Percobaan tidak sesuai dengan teoritis
karena terdapat ketidaktepatan dalam penimbangan karena pada tembaga atau kunci masih terdapat air yang
berada pada tembaga/ kunci (Handayani, 2003).

Dari percobaan didapat pertambahan massa pada tembaga sebesar 4,0141 gram pada waktu 10 menit
awal, 5 menit berikutnya pertambahan massanya adalah 4,3861 gram, 5 menit berikutnya yaitu 4,2553 gram,
dan 5 menit berikutnya lagi sebesar 4,3435 gram pada kuat arus 0,25 Ampere. Hal ini terjadi karena semakin
lama proses electroplating, maka semakin tebal pula lapisan Cu pada kepingan kunci kuningan.

Kesimpulan

Dari percobaan elektoplating tembaga dapat disimpulkan bahwa semakin lama proses elektropating,
semakin tebal pula lapisan Cu pada kepingan kunci kuningan, pada waktu 10 menit awal diperoleh pertambahan
massa pada tembaga sebesar 4,0141 gram, 5 menit berikutnya pertambahan massa pada tembaga sebesar 4,3861
gram, 5 menit berikutnya yaitu 4,2553 gram, dan 5 menit berikutnya lagi sebesar 4,3435 gram pada kuat arus
0,25 Ampere.

Pustaka

Anjarsari, L., dkk, Juli 2015. Desain Dan Realisasi Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair Berdasarkan.3. 2,
Antika, L., dkk, Mei 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume Dan Massa Jenis
Alumunium. 13, 2
Geankoplis, C.J.2003.Transport Process and Unit Operation 3rd Edition.New Delhi:Prentice-Hall of India
Handayani, P., 2003. Pengaruh Pengadukan, Tegangan Listrik Dan Waktu Terhadap Penurunan Konsentrasi
Kromium Pada Elektroplating, Skripsi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia, universitas Syiah Kuala.

Suyanto, April 2015, Analisa Ketangguhan Komposit Aluminium Berpenguat Serbuk SiC. 6. 1.

Svehla, G. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka

Appendiks

Menghitung massa CuSO4 yang diperlukan untuk 0,6 M


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 1000 𝑚 𝑥 1000
M= 0.6 𝑀 =
𝐵𝑀 𝑥 𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 159,5 𝑥 200𝑚𝐿
m = 19,14 gram
1. Jumlah muatan listrik yang mengalir :
q = I.t
= (2,54 A).(25 menit) (60 detik/1 menit)
= 2,54 × 1500
= 3810 C
2. Jumlah teoritis mol tembaga yang seharusnya mengendap ke kunci kuningan
ne = (I.t)/96500
= (2,78 A)(10 menit)(60 detik/1 menit)/96500
= 0,017 mol electron
n = w/e
= w/2
0,017 = w/2
w = 0,034

ne = (I.t)/96500
= (2,7 A)(15 menit)(60 detik/1 menit)/96500
= 0,025 mol electron

ne = (I.t)/96500
= (2,62 A)(20 menit)(60 detik/1 menit)/96500
= 0,032 mol electron

ne = (I.t)/96500
= (2,08 A)(25 menit)(60 detik/1 menit)/96500
= 0,032 mol elektron

3. Menghitung jumlah aktual mol pada 10 menit


𝑒𝑥 𝑖𝑥𝑡 2 𝑥 0,25 𝑥 600
𝑤= 96500
𝑤=
96500
= 0,0031081 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑤 0,0031081
𝑛=
𝑒
𝑛=
2
= 0,0015544 𝑚𝑜𝑙
Menghitung jumlah aktual mol pada 15 menit
𝑒𝑥 𝑖𝑥𝑡 2 𝑥 0,25 𝑥 900
𝑤= 96500
𝑤=
96500
= 0,00466321 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑤 0,00466321
𝑛=
𝑒
𝑛=
2
= 0,00233161 𝑚𝑜𝑙
Menghitung jumlah aktual mol pada 20 menit
𝑒𝑥 𝑖𝑥𝑡 2 𝑥 0,25 𝑥 1200
𝑤= 𝑤= = 0,0061762 𝑔𝑟𝑎𝑚
96500 96500
𝑤 0,00617621
𝑛=
𝑒
𝑛=
2
= 0,00310881 𝑚𝑜𝑙
Menghitung jumlah aktual mol pada 25 menit
𝑒𝑥 𝑖𝑥𝑡 2 𝑥 0,25 𝑥 1500
𝑤= 96500
𝑤=
96500
= 0,00777202 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑤 0,00777202
𝑛=
𝑒
𝑛=
2
= 0,00388601 𝑚𝑜𝑙

4. Persen hasil Endapan tembaga


𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 7,8445 −6,0243
Persen hasil : 𝑥 100% 𝑥 100% = 45,223%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑡𝑟𝑖𝑝 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 4,025

5. Sumber kesalahan yang menyebab perbedaan hasil dalam percobaan


 Ketidaktelitian dalam mengambil larutan, dalam hal ini adalah volume larutan
 Pemasangan rangkaian alat, terdapat kabel yang sedikit mengelupas yang dikhawatirkan
dapat mempengaruhi besarnya arus yang mengalir
6. Setengah reaksi oksidasi dan reduksi dalam proses ini
Zn2+ + 2e- Zn (Katoda) reduksi
Cu Cu2+ + 2e- (Anoda) oksidasi

Anda mungkin juga menyukai