Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN DAN KOROSI

ELEKTROPLATING

Oleh Kelompok 1 / 2D-D4 TKI :

Fanisia Salsyabila Fanani (1841420023)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

D-IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2019
I. JUDUL

Proses pelapisan nikel pada besi ( elektroplating )

II. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat menunjukkan dan menyimpulkan

hasil pelapisan nikel pada besi secara lapis listrik (elektroplating) yang diperoleh.

III. DASAR TEORI

A. Elektroplating

Elektroplating merupakan proses pelapisan bahan padat dengan logam lainnya

menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit dengan tujuan memindahkan

partikel logam pelapis ke material yang akan dilapisi.

Gambar 2.1. Skema proses pelapisan logam (Pria Gautama, 2009: 1)

Prinsip kerja dasar pelapisan logam adalah penempatan ion-ion logam pelapis diatas

substrat yang akan dilapisi melalui metode elektrolisis yakni dengan adanya arus searah maka

senyawa kimia akan terurai dalam larutan elektrolit. Ion-ion positif akan bergerak ke katoda

dan ion-ion negatif akan bergerak menuju anoda sehingga terjadi pelapisan pada substrat atau

benda yang akan dilapisi. Anoda merupakan elektroda yang menghasilkan elektron

sedangkan katoda adalah elektroda yang menerima elektron yang merupakan tempat
pengendapan pada saat elektroplating. Sebagai anoda digunakan platina karena bersifat inert

sedangkan katodanya merupakan substrat yang dipakai untuk membuat lapisan tipis,

misalnya jika ingin melapisi bahan dengan Cr maka larutan elektrolitnya asam kromat dan

sebagai anodanya adalah Cr (Helmy Alian, 2010).

Reaksi yang terjadi pada katoda adalah sebagai berikut :

Mn+ + ne  M0

Reaksi yang terjadi pada anoda adalah sebagai berikut :

M0  Mn++ ne

Dalam operasi pelapisan, kondisi operasi penting untuk diperhatikan, karena kondisi

tersebut akan menentukan berhasil atau tidaknya proses pelapisan serta mutu lapisan yang

dihasilkan.

Kondisi pelapisan yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Rapat Arus ( Current Density)

Makin tinggi rapat arus, makin tinggi kecepatan pelapisan dan memperkecil ukuran

benda kerja. Bila rapat arus terlalu tinggi maka lapisannya akan kasar dan nampak

hitam.

b. Tegangan Arus (Voltage)

Digunakan umumnya 3 - 9 Volt. Untuk pelapisan nikel digunakan 6 - 9 Volt.

Sebaiknya arus yang digunakan adalah setabil karena dapat mempengaruhi mutu

dari hasil pelapisan.

c. Suhu Larutan

Kenaikan suhu larutan menyebabkan bertambahnya ukuran kristal.

Keuntungannya : - pengurangan garam logam


- mengurangi terserapnya H2

Kerugiannya : - viskositas larutan menurun

- lapisan menjadi kasar

d. PH larutan

Tujuan menentukkan derajat keasaman adalah untuk mengecek kemampuan

larutan dalam menghasilkan larutan yang baik. Larutan bersifat basa bila PHnya =

11 - 14 dan bersifat asam bila PHnya = 4,5 - 5,6.

B. Larutan Elektrolit

Umumnya berupa larutan garam yang logamnya akan dilapiskan dan mudah larut.

Aktivitas ion logam ditentukan oleh konsentrasi garam logamnya, derajat disosiasi dan

konsentrasi unsur lain. Pengaturan PH dengan penambahan bahan penggabungan (buffer)

dimaksudkan untuk mendapatkan sifat lapisan yang :

a. Kenampakan (Appearance)

b. Keuletan (Ductility)

c. Kekerasan (Hardness)

Larutan elektrolit harus bersifat ;

a. Covering Power

Adalah kemampuan elektrolit untuk mengendapkan logam pada katoda.

b. Throwing Power

Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan dengan tebal yang

sama.

c. Levelling
Adalah kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan yang lebih tebal pada

lekukan.

IV. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN

-catu daya DC (3-20A) -nikel sulfat

-gelas kimia -nikel klorid

-eletroda nikel -asam borak

-neraca analitik -asam sulfat

-pemanas -asam klorid

-termometer -plat besi

-kertas gosok

-stopwatch

V. SKEMA KERJA

 Perlakuan awal

Membersihkan benda yang akan


dilapisi listrik dengan kertas
gosok

Kotoran dihilangkan dg
detergen ,jika sulit diberi H2SO4

Benda yang dicuci dicelupkan , lalu bilas dg air

Stelah proses pencucian selesai, lanjut keproses


pencucian berikutnya,(jika masih terdapat noda
maka dicelupkan kedalam HCL)
Setelah hilanng nodanya, benda kerja tersebut jangan
disentuh tangan

 Pelapisan Nikel (plating nikel)

Menimbang nikel sulfat sebanyak


300g/l ,5.5 g/l nikel klorid dan asam
borak sebnayak 40 g/l

Ketiga larutan tersebut dituag


kedalam gelas kimia 1000ml dan
diaduk &dutambah zat pencerah
10ml

Diukur pH antara 4-4.5

Benda kerja ditimbang (Bo)

Benda kerja dimasukkan kedalam


elektrolit nikel,dengan menggunakan
catu daya DC

Suhu larutan elektrolit diatur pada suhu


50 dan waktu 10 menit
Benda kerja diangkat dan dicuci aquades
dan dikeringkan,setelah kering ditimbang 9

VI. DATA PENGAMATAN

Benda kerja TEGANGAN TEGANGAN Bo B1 B

(Vo) (Vt)
Tembaga 4 Volt 5.38 Volt 15.143 g 15.146 g 0.003
Kuningan 4 Volt 5.38 Volt 14.202 g 14.211 g 0.009
Paku 1 2 Volt 7.15 Volt 5.506 g 5.635 g 0.129
Paku 2 4 Volt 5.38 Volt 3.847 g 3.848 g 0.001
Paku 3 4 Volt 5.38 Volt 3.858 g 3.865 g 0.001

VII. PEMBAHASAN

Proses elektroplating pada dasarnya sama dengan pemurnian logam secara elektrolisis.
Pada proses elektroplating reaksi tidak dapat berjalan secara spontan sehingga memerlukan
energyi listrik agar proses dapat berlangsung. Energi yang dipergunakan pada proses
elektroplating berasal dari arus listrik searah. Pada proses electroplating terjadi transfer energi
dari energi listrik menjadi energi kimia dan terjadi transfer elektron dari anoda ke katoda.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi  (Handayani,
2003).

Elektroplating dibuat dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui larutan antara logam
atau material lain yang lebih konduktif. Dua buah plat logam merupakan anoda dan katoda
dihubungkan pada kutub positive dan negative terminal sumber arus searah (DC). Logam
yang terhubung dengan kutub posoitive disebut anoda dan logam yang terhubung dengan
kutub negative disebut katoda. Ketika sumber tegangan digunakan pada elektrolit, maka
kutub positive mengeluarkan ion bergerak dalam larutan menuju katoda dan disebut sebagai
kation. Kutub negatif  juga mengeluarkan ion, bergerak menuju anoda dan disebut anion
(Purwanta, 2005).

Arus listrik menjadi sangat penting pada proses elektroplating, dikarenakan perbedaan
potensial dari dua elektroda tersebut ditimbulkan dengan adanya aliran arus listrik tersebut.
Berbeda dengan proses yang terjadi pada proses sel gavani yang terjadi secara spontan, pada
elektroplating ini potensial total yang dihasilkan adalah minus, sehingga keadaan harus
dipaksakan agar nilai potensial totalnya menjadi plus, salah satunya dengan bantuan arus
listrik.

Dari hasil proses elektroplating yang telah dilaksanakan, benda kerja lumayan terlapisi .
Hal ini diperkirakan oleh beberapa fsktor diantaranya besar kuat arus, waktu elektroplating,
elektrolit yang digunakan, dan benda kerja yang kurang bersih.

VIII. KESIMPULAN
 Pada proses elektroplating reaksi tidak dapat berjalan secara spontan sehingga

memerlukan energyi listrik agar proses dapat berlangsung.

 Dari hasil proses elektroplating yang telah dilaksanakan, benda kerja lumayan
terlapisi Hal ini diperkirakan oleh beberapa Faktor diantaranya besar kuat arus, waktu
elektroplating, elektrolit yang digunakan, dan benda kerja yang kurang bersih.
 Pada praktikum proses elektroplating penulis dapat menyimpulkan bahwa ketebalan

spesimen hasil proses electroplating semakin meningkat seiring bertambahnya arus

dan waktu yang di berikan atau dapat dikatakan berbanding lurus dengan naiknya arus

dan waktu.

 Kebersihan dan kehalusan spesimen sangat berpengaruh terhadap hasil proses

elektroplating.

DAFTAR PUSTAKA

Helmy Alian, 2010, Pengaruh Tegangan pada proses elektroplating baja dengan

pelapisnseng dan krom terhadap kekerasan dan laju korosinya, Jurusan Teknik Mesin, FT,

Palembang: Universitas Sriwijaya


Pria gautama, 2009, Mengenal Cara Pelapisan Logam, Jurusan Teknik Mesin, FT,

Bandung: Institut Teknologi Bandung

Samsudin Raharjo, 2010, Pengaruh Variasi Tegangan Listrik Dan Waktu Proses

Elektroplating Terhadap Ketebalan Serta Kekasaran Lapisan Pada Baja Karbon Rendah

Dengan Krom, Jurusan Teknik Mesin, FT, Semarang: Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai