Anda di halaman 1dari 17

Proses Elektroplating Emas pada Permukaan Logam

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Unsur kelas C

Disusun Oleh :
Shella Valentina Y. 24030114120064
Dieny Choirunnisa 24030114120005

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Kehidupan modern tentunya tidak lepas dengan kehidupan yang konsumtif
terhadap barang-barang tertentu. Namun apabila barang-barang yang dikonsumsi sangat
murni kualitasnya akan sangat mahal harganya, sehingga diperlukan inovasi untuk
membuat barang-barang tersebut bisa murah dan dapat dijangkau oleh banyak kalangan
masyarakat. Salah satu alternatife yang dapat dilakukan adalah teknologi industry
electroplating. Berbagai barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda motor, mobil dan
peralatan pabrik dilakukan sentuhan akhir melalui teknologi ini. Elektroplating
merupakan pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan bantuan arus listrik.
Pelapisan tembaga dengan emas banyak dilakukan orang, baik secara manual maupun
secara listrik terhadap benda-benda logam. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng
(zinc), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material.
Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah larutan
elektrolisisnya. Proses electroplating mengubah sifat fisis, mekanik, dan sifat teknologi
suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel
adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya
kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan
tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan
sebelumnya. Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk
meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari
korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative).
Pelapisan emas biasa dilakukan untuk perhiasan. Hasil barang garapannya pun
menjadi lebih indah, memikat, berkilau, dan lebih awet. Pelapisan emas untuk perhiasan
termasuk elektroplating dekoratif. Elektroplating emas lebih dikenal dengan sebutan
penyepuhan. Pelapisan ini ditujukan untuk mempebaiki permukaan benda/perhiasan
sehingga lebih cemerlang dan mengkilap. Permukaan benda/perhiasan akan terlapisi oleh
emas. Dengan demikian hasil elektroplating emas ini dapat menghasilkan perhiasan
menyerupai perhiasan emas. elektroplating emas untuk perhiasan bertujuan membuat
perhiasan biasa menjadi lebih indah dan mengkilap menyerupai perhiasan emas sehingga
elektroplating emas ini dapat meningkatkan nilai jual perhiasan tersebut. Dengan dilapisi
emas, perhiasan biasa bisa nampak seperti perhiasan emas yang asli. Perhiasan hasil
elektroplating emas harganya lebih murah disbanding perhiasan emas. Hal ini disebabkan
kadar emas yang pada perhiasan sepuh lebih kecil dibanding perhiasan emas. Perhiasan
emas biasanya dibuat dalam tingkat kemurnian tertentu, contohnya 24 karat emas
merupakan 24/24 emas, atau 100% emas murni. 18 karat emas merupakan 18/24 emas,
atau 75% emas dan 25% logam campuran lain. 14 karat emas merupakan 14/24 emas,
atau 58.33% emas dan 41.67% logam lain. Dengan demikian, para pecinta perhiasan
dapat memperoleh perhiasan yang indahnya sama dengan perhiasan emas namun
harganya lebih terjangkau.
I.2 TUJUAN
Makalah ini tentunya memiliki tujuan untuk memberikan informasi dan ilmu bagi
pembaca. Tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui apa itu proses electroplating
2. Bagaimana cara electroplating emas pada permukaan logam
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Elektroplating
Elektroplating didefinisikan sebagai perpindahan ion logam dengan bantuan arus
listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada benda padat konduktif
membentuk lapisan logam. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari
pelarutan anoda logam ke dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang
berlaku sebagai katoda. Lapisan logam yang mengendap disebut juga sebagai deposit.
Kualtias hasil electroplating maupun efisiensi arus sangat dipengaruhi variable tertentu
yaitu
a. Konsentrasi elektrolit
Konsentrasi elektrolit selama proses plating berlangsung akan mengalami perubahan
terutama karena adanya penguapan dan berpindanya ion logam dari larutan yang
mengendap di katoda. Pada umumnya kelebihan kadar logam akan menyebabkan
menurunnya kekilapan dan kerataan lapisan, dan juga mengakibatkan terjadinya
pemborosan bahan. Apabila kadar logam rendah terjadi penurunan konduktivitas
sehingga proses plating menjadi lambat. Oleh karena itu konsentrasi elektrolit perlu
dijaga konstan dengan melakukan analisis larutan secara teratur.
b. Sirkulasi elektrolit
Sirkulasi elektrolit bertujuan agar distribusi ion-ion baik positif ataupun negative di
dalam elektrolit menjadi merata sehingga dapat dihindari terjadinya polarisasi.
Polarisasi terjadi bila dua daerah dalam elektrolit sangat positif dan yang lainnya
sangat negative sehingga diperlukan tegangan yang lebih tinggi agar arus dapat
mengalir melalui elektrolit dari anoda ke katoda. Sirkulasi elektrolit dapat dilakukan
dengan bantuan pompa ataupun dengan hembusan udara dari blower melalui pipa-
pipa yang dipasang di dasar dan tepi tanki.
c. Rapat arus
Berdasarkan hokum Faraday, banyaknya endapan sebanding dengan kuat arus. Akan
tetapi dalam praktek, besaran yang diperlukan untuk plating adalah rapat arus
persatuan luas, biasanya dinyatakan dalam Ampere/dm2. Rapat arus anoda dan
katoda besarnya berbeda dan rapat arus katoda merupakan besaran yang perlu
diperhatikan agar kualitas endapan pada katoda berkualitas baik dan tidak sampai
terbakar. Semakin besar rapat arus maka laju plating makin cepat dan waktu yang
diperlukan untuk memperoleh endapan dengan ketebalan tertentu akan makin
singkat.
d. Tegangan
Tegangan yang diperlukan untuk proses electroplating tergantung dari jenis,
komposisi, dan kondisi elektrolit. Rapat arus dapat dinaikan dengan menaikkan
tegangan, akan tetapi hal ini dapat menyebabkan terjadinya polarisasi dan
tercapainya tegangan batas. Pada keadaan tegangan batas, tidak terjadi aliran arus
melalui elektrolit, dan bila tegangan dinaikkan akan terjadi elektrolisis air yang
menghasilkan gas hidrogen dan oksigen.
e. Jarak anoda-katoda
Jarak anoda-katoda menentukan hantaran arus listrik dan sangat berpengaruh
terhadap keseragaman tebal lapisan. Besarnya hantaran berbanding terbalik dengan
jarak. Apabila jarak anoda-katoda kecil, maka hambatan menjadi kecil dan
konduktivitas besar sehingga untuk mendapatkan rapat arus yang besar diperlukan
tegangan yang lebih rendah.
f. Rasio dan bentuk anoda-katoda
Perbandingan permukaan anoda-katoda sangat penting untuk menjaga agar ion-ion
di dalam electroplating selalu seimbang. Standar rasio anoda-katoda tergantung dari
jenis plating.
g. Distribusi arus
Lintasan arus dari anoda ke katoda tidak semuanya lurus tetapi cenderung
melengkung terutama terutama yang berasal dari ujung anoda ke ujung katoda.
Keadaan ini menyebabkan rapat arus ke ujung-ujung katoda menjadi lebih besar
sehingga endapan yang terbentuk pada bagian ujung cenderung lebih tebal. Pada
plating benda-benda yang rumit seringkali dihasilkan pelapisan yang tak merata
terutama pada daerah arus rendah yaitu daerah-daerah yang berlekuk. Untuk
mengatasi keadaan tersebut biasanya dipasang anoda sekunder sehingga dapat
diperoleh rapat arus yang seragam dan daerah yang sulit atau berarus rendah dapat
diperkuat dengan adanya anoda bantuan tersebut. Sedangkan pada daerah dengan
arus yang tinggi dapat dipasang pemecah arus yang biasanya berupa plastic
berbentuk sikat gigi.
h. Temperature
Temperature berpengaruh terhadap konduktivitas. Temperature semakin tinggi
menyebabkan konduktivitas larutan makin besar sehingga mempercepat hantaran
arus listrik. Pada temperature tinggi dapat diperoleh rapat arus yang besar dan juga
mempertinggi tegangan batas polarisasi. Namun demikian setiap jenis plating
mempunyai rentang temperature operasi optimum yang berkaitan dengan sifat
endapan logam pada benda kerja maupun sifat dari aditif. Temperature yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan endapan terbakar dan terjadi kerusakan aditif.
i. Daya tembus (throwing power)
Daya tembus didefinisikan sebagai kemampuan proses elektrolitik untuk menutup
katoda dengan lapisan seseragam mungkin, ditentukan oleh pengaturan geometri
tanki dan berbagai parameter proses termasuk juga jenis elektrolit. Letak geometri
katoda-anoda menentukan distribusi arus di atas. Daya tembus terutama sangat perlu
diperhatikan apabila melakukan plating benda yang rumit.
j. Epitaxy dan levelling
· Epitaxy adalah lapisan mengikuti bentuk dan struktur dari benda kerja sebagai
katoda, sehingga benda kerja yang kasar menghasilkan lapisan kasar.
· Levelling dimaksudkan bahwa lapisan meratakan bagian-bagian benda kerja yang
cekung, sehingga plating mempunyai kecenderungan menutupi permukaan-
permukaan benda yang cekung menjadi rata.
k. Aditif
Aditif merupakan zat tambahan dengan jumlah kecil dimaksudkan untuk mengatur
pertumbuhan Kristal sehingga diperoleh hasil plating dengan kualitas yang baik
meliputi kecerahan atau kekilapan dan kekerasan. Pemberian aditif dapat pula
memperbaiki levelling. Aditif umumnya berupa senyawa organic yang bekerja pada
rentang temperature tertentu dan dapat rusak selama proses berlangsung.
l. Kontaminasi.
Adanya padatan yang melayang-layang, tersuspensi maupun terlarut dalam elektrolit
dapat menyebabkan kontaminasi bagi elektrolit yang berpengaruh pada kualitas hasil
plating. Padatan yang melayang-layang dapat pula mengendap di katosa sehingga
hasil plating pada benda kerja menjadi kasar. Adanya ion logam yang tidak
dikehendaki dapat menyebabkan terjadinya noda-noda atau bintik-bintik pada
permukaan plating. Kontaminan berupa partikel-partikel yang melayang maupun
tersuspensi dapat dihilangkan dengan cara filtrasi pada aliran sirkulasi cairan yang
dipasang sebelum pompa. Bila kontaminasi berupa ion-ion terlarut dalam air
dilakukan pengolahan air sehingga kandungan ion-ion logam menjadi sangat rendah.

II.2 Emas
Emas merupakan logam mulia, seperti yang diperlihatkan pada standar
potensialnya (+1,68 volt). Emas tidak beraksi dengan oksigen, belerang, selenium,
nitrogen ataupun karbon pada berbagai suhu danhidrogen juga tidak bereaksi dengannya.
Halogen, bila keadaanya kering pada suhu kamar tidak bereaksi dengan emas hanya
sedikit sekali reaksinya. Emas tahan terhadap berbagai asam pada umumnya, akan tetapi
bila terdapat oksidator atau emas dijadikan anodik, reaksinya dengan asam khlorida cepat.
Asam nitrat bila bebas halogen tidak menyerang emas. Pelarut aktif bagi emas adalah
AQUA REGIA yakni campuran asam nitrat dan asam khlorida. Emas tahan serangan
alkali hidroksida dan karbonat pada segala suhu akan tetapi larutan sianida alkali dengan
adanya oksigen akan melarutkannya. Nitrat lebur tidak menyebabkan reaksinya tetapi
natrium peroksida mengkorosi emas. Kimiawi emas, baik pada tingkat oksidasi + l atau
+3 sepenuhnya kimia kompleks. Hampir tidak ada senyawa emas sederhana. Emas (I),
kompleksnya stabil dilarutkan berair terlebih sianida, juga khlorida dan thiosulfat.
Kompleks sianidanya stabil, K = 4 X 1028 . Zat-zat kristal seperti KAu(CN)2 banyak
dipergunakan. Emas (II) terkompleks dalam larutan, sebagai spesi anion, misalnya
AuCI3OH-. Emas (III) juga membentuk kompleks kationik koordinat empat dengan
piridin, fenantralin, dietilentriamin dan sebagainya. Berikut sifat fisik dan sifat kimia dari
Emas,
Tabel 1. Sifat fisik dan sifat kimia Emas
Nomor Atom 79
Berat Atom 196
Struktur kristal Fee
Titik leleh ºC 1063
Titik didih ºC 2809
Kepadatan (g/cm3, 25ºC) 19,302
Resistivitas listrik uΩ-cm, 0ºC 2,06
Potensial Standart, Eº, 25ºC, V
Au+ + e- → Au +1,68

II.3 Elektroplating Emas


Pelapisan emas merupakan upaya memberikan kenampakan permukaan dengan
lapisan tipis emas sehingga mirip bahkan dalam beberapa hal sulit dibedakan dengan
emas murni. Pelapisan dibedakan antara keperluan dekoratif dan fungsional. Sejumlah
senyawa organo emas membentuk dasar komposisi seni dekoratif, disemprotkan atau
dilapiskan ke keramik, gelas dan didekomposisi membentuk film emas dekoratif.
Senyawa organo-emas dapat diproses pada temperatur 250°C maka dapat diterapkan ke
plastik untuk printed-circuit atau PCB, dan berbagai komponen teknologi canggih
lainnya. Larutan emas untuk keperluan pelapisan emas juga terbagi atas empat bagian
utama seperti pada tabel 2. (Weisberg, 1993) berikut ini:
Tabel 2. Larutan Emas untuk keperluan electroplating
Grub Larutan
Grub 1 Emas Sianida basa dengan pH > 10,
untuk Kelas A, B, C, dan D
Grub 2 Emas Sianida netral dengan pH 6 s/d 9,
untuk Kelas D dan G
Grub 3 Emas Sianida asam dengan pH 3,5 s/d 5,
untuk alloy emas
Grub 4 Emas Non Sianida untuk pelapisan
perhiasan emas
Tabel 3. Pengelompokan umum pelapisan emas
Kelas A Pelapisan emas untuk keindahan 24k
Kelas B Pelapisan emas alloy untuk keindahan
Kelas C Pelapisan emas alloy dengan warna C-1
dan C-2
Kelas D Untuk keperluan industry elektronika
dengan emas lunak kemurnian tinggi
Kelas E Untuk keperluan industry elektronika
dengan emas keras dengan kemurnian
99,5%
Kelas F Untuk keperluan industry elektronika
dengan emas alloy
Kelas G Untuk keperluan perbaikan dan keperluan
umum
Kelas H Untuk keperluan komersil

Pertimbangan fisis, rekayasa atau estetika menentukan grup mana yang sesuai
untuk pekerjaan pelapisan tersebut, tetapi pertimbangan ekonomi lebih menjadikan faktor
yang menentukan sebagai alasan pemilihan formula dan metode pelapisan. Harga emas
persatuan berat hanyalah satu aspek ekonomi yang dipertimbangkan dalam pemilihan
antara rak, barel, kontinyu atau selektif. Untuk setiap penggunaan diperlukan
keseimbangan dan optimasi:
a. Kecepatan pelapisan: menentukan ukuran peralatan dan larutan dan biaya
produksi dari barang-barang dimaksud.
b. Biaya larutan: volume yang diperlukan untuk metode tertentu dan konsentrasi
emasnya.
c. Biaya kehilangan Drag-out: tergantung dari pada konsentrasi emas yang
digunakan, bentuk barang, jika pelapisan memakai barel rak dan lain-lain harus
dipertimbangkan faktor recovery dari drag-out emas atau recovery penukar ion.
d. Biaya kontrol dan perawatan: bak larutan high speed dan efisiensi tinggi
memerlukan pengawasan dan analisa yang konstan.
e. Biaya umum larutan: High speed dan kemurnian tinggi dengan dragout recovery
yang bagus perlu diganti secara periodik untuk merawat kemurnian hasil
pelapisan.
f. Biaya keuangan untuk menjaga bak.
g. Biaya awal dari peralatan.
h. Biaya overhead dari peralatan (baik operasi atau tidak).
Kadang metode rak manual sederhana atau barel akan berbiaya efektif dan sisi
lain high speed yang otomatis lebih memenuhi . Saat ini emas secara luas diperdagangkan
dengan harga yang berbeda. Upaya melapis yang sukses perlu untuk mengamati dan
mempertimbangkan biaya.

Gambar 1. Mekanisme Elektroplating Emas


Larutan plating emas disusun dengan komponen utama senyawa potassium emas
sianida dan dioperasikan pada temperature sekitar 50-60oC. Sumber ion emas yang
menempel pada benda yang dilapis berasal dari larutan dan posisinya akan digantikan
oleh ion emas yang berasal dari anoda emas aktif yang melarut atau bila menggunakan
anoda pasif sumber ion emas hanya berasal dari elektrolitnya (senyawa potassium emas
sianida)
Tabel 4. Kondisi Operasi dan Komposisi Plating Emas
Komponen Operasi Kondisi Operasi
Potassium emas sianida 8 g/L
Potassium sianida 20 g/L
Potassium karbonat 20 g/L
Dipotassium monohidrogen pospat 20 g/L
pH 11
Temperature 60ºC
Rapat arus katoda 0,1 – 0,5 A/dm2
Efisiensi katoda 50-90%

Efisiensi katoda diartikan arus yang digunakan untuk pengendapan logam pada
katoda dibandingkan dengan total arus masuk. Bila sumber ion emas hanya berasal dari
elektrolit maka control terhadap elektolit emas dilakukan secara rutin. Analisa kimia
volumetric dilakukan untuk mengetahui berada kadar tiap-tiap komponen yang terdapat
dalam larutan lebih akurat dilakukan secara berkala.
Emas dilapiskan pada barang elektronik dan listrik mempunyai tujuan yang berbeda.
Tujuan pelapisan emas saat ini dibagi menjadi 3 (tiga) komponen.
a. Semi konduktor
b. Printed atau PCB
c. Kontak atau Penghubung
Pentingnya endapan tiap komponen dan metode pelapisannya adalah:
Tabel 5. Pelapisan emas untuk industry elektronik
Semi konduktor PCB Kontak
Kemurnian 99,5 % - 99,5 – 99,7%
Kekerasan 60 – 80 120 – 180 120 – 180
Permukaan Matt Cerah Cerah
Rak Ya Ya Ya
Barel Ya Tidak Ya
Kontinyu Ya Ya Ya
II.4 Proses Elektroplating Secara Laboratorium
Banyak benda-benda logam di sekitar kita telah mengalami penyepuhan sehingga
kelihatan indah dan menarik. Penyepuhan adalah suatu proses pelapisan permukaan
logam dengan logam lain, misalnya suatu logam yang disepuh dengan nikel, krom, perak,
emas, atau tembaga
Alat dan Bahan :
1. Toples bekas 150 mL 2 buah
2. Adaptor
3. Kabel
4. Sikat
5. Sangling
6. Ember 2 buah
7. Anting-anting
8. Air emas
9. Air buah lerak
10. Air keran
11. Air panas
12. Potasium
Cara Kerja :
1. Isi masing-masing gelas kimia dengan Air emas dan air panas yang sudah
dibubuhi potassium
2. Isi masing-masing ember dengan air keran dan air buah lerak
3. Rendam logam yang akan disepuh (anting-anting) dalam larutan potassium
selama ±1 menit
4. Cuci logam dengan air buah lerak dan disikat secara seksama
5. Agar lebih bersih, logam disangling / diamplas
6. Setelah benar-benar bersih, perhiasan disepuh, yaitu dengan cara emas dikaitkan
pada kawat (kabel) tembaga yang disambungkan pada adaptor
7. Untuk meratakan lapisan, perhiasan digoyang-goyangkan beberapa kali.
8. Logam (anting-anting) telah disepuh.
Untuk mengetahui proses pelapisan logam dengan emas dapat dilakukan dengan cara
semi pilot plant. Berikut alat dan bahan yang digunakan :
Alat :
1. Aki / baterai
2. Sangringan (pengganti ampelas)
3. Kabel
4. Kawat tembaga
5. Batu arang (karbon)
6. Lilin dan kaleng (untuk pemanasan)
7. Penjepit
8. Air hujan (mengandung kadar asam)
9. Gelas 1 (larutan emas)
Isi gelas 1: a). 1/3 liter air hujan
b). 10,2 potasium
c). 0,200mg emas
d). 0,200mg asam sulfat
Gelas 2 (larutan perak)
Gelas 3 (larutan tembaga + karbon)
Bahan :
1. Emas , perak
2. Buah kalarak (untuk pembusaan / pengganti sabun)
3. Putasium (untuk pengasaman)
4. Air keras (untuk pengujian emas di bawah kadar 90%)
5. Asam sulfat (H2SO4)
Cara Kerja :
Proses 1
1. Mempersiapkan alat dan bahan. Mengaitkan logam pada kabel (-) min.
2. Mencelupkan ke gelas 3 (larutan tembaga dan karbon yang mempunyai tegangan
3 volt).
3. Di celupkan sampai busanya banyak (reaksi karbon).
4. Setelah diangkat dari gelas 3, kemudian di cuci dengan air bersih untuk
menghilangkan rasa licin.
5. Buah kalarak di gosokkan menggunakan sikat untuk mendapatkan busa dan
dicelupkan ke dalam air,hingga air berbusa.
6. Menyikat logam dengan busa buah kalarak hingga hasilnya kasat.
7. Setelah disikat,kemudian disangling untuk menghilangkan logam.
8. Setelah di sangling,lalu disikat kembali tanpa penyanglingan sampai keluar warna
asal (bahan dasar)
Proses 2
1. Memasukkan logam dalam larutan perak sampai warna logam putih
kekuningkuningan.
2. Logam di sikat kembali sampai bersih.
3. Setelah pemerakan logam,kemudian logam di masukkan ke dalam gelas 2 (larutan
perak yang mempunyai teganan 3 volt ).
4. Dicelupkan sampai mengeluar busa. (mencelupkan kawat tembaga 1/3 dari
jumlah air ke permukaan)
5. Kemudian di bersihkan dengan air bersih sehingga terjadi perubahan warna
kuning emas.
6. Setelah dikeluarkan dari gelas ke-2 kemudian disikat kembali tanpa pencalingan.
7. Setelah disikat,kemudian di masukkan ke gelas 1(larutan emas yang mempunyai
tegangan 0,5 volt)dan hanya menyentuh permukaan air untuk perekatan logam
emas.
8. Kemudian diangkat dari gelas 1 dan dicelupkan ke gelas 2.
9. Lalu di cuci dengan air bersih.
10. Memasukkan ke busa kalarak, yang gunanya untuk menghilangkan busa yang ada
di gelas 2.
Proses 3
1. Melakukan pengeringan.
2. Logam di panaskan diatas kaleng yang sudah di beri api selama 3 menit.
3. Fungsi: untuk menguatkan perekatan emas untuk meminimalkan iritasi terhadap
pemakai.
II.5 Permasalahan dan Pemecahan Proses Elektroplating Emas
Pelapisan emas merupakan upaya memberikan kenampakan permukaan dengan lapisan
tipis emas sehingga mirip bahkan dalam beberapa hal sulit dibedakan dengan emas murni.
Beberapa Permasalahan dan Pemecahannya dalam electroplating emas, yaitu:
1. Lapisan kasar dan tampak gelap
Hal ini disebabkan adanya impuritas organic dan kelebihan kerapatan arus yang
justru menyebabkan benda kerja menjadi terbakar. Untuk mengatasinya dapat
dilakukan dengan menyaring larutan terlebih dahulu dengan menggunakan karbon
aktif, sedangkan kelebihan rapat arus dilakukan dengan menurunkan tegangan dan
mengatur kerapatan arus hingga optimum
2. Tidak terjadi pelapisan
Sambungan yang tidak benar yang kadang terbalik antara elektrodanya menyebabkan
tidak terbentuk deposit yang melapisi katoda sebagai benda kerja. Maka cek selalu
rangkaian listik dan betulkan sambungan yang salah
3. Anoda emas berubah warna atau tertutup lapisan
Hal ini disebabkan sianida bebas kurang. Analisis cairan dan ditambahkan sianida
sesuai keperluan
4. Lapisan tampak pucat
Lapisan emas tampak pucat dapat disebabkan kadar sianida yang berlebihan,
temperature cairan yang rendah dan rapat arus terlalu rendah untuk mengatasinya
perlu dilakukan analisis larutan, mendidihkan larutan hingga kadar sianida turun dan
kemudian ditambahkan air destilat hingga colume semula dan mengatur kerapatan
arus hingga dicapai kondisi optimum seperti yang disyaratkan.
5. Lapisan tampak merah kecoklatan
Penyebabnya antara lain kerapatan arus atau temperature larutan terlalu tinggi. Hal
ini dapat diatasi dengan menurunkan tegangan dan mengatur kerapatan arus serta
mendinginkan larutan hingga kondisi optimum
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Electroplating merupakan proses perpindahan ion logam dengan bantuan arus
listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap pada benda padat
konduktif membentuk lapisan logam. Sehingga metode ini dapat digunakan untuk
melapisi permukaan logam dengan emas.
2. Cara elektroplating dapat dilakukan dengan mudah, yaitu menggunakan prinsip
elektroforesis dengan menggunakan listrik untuk membantu perpindahan ion
logam sehingga menghasilkan suatu endapan.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto dan Syamsul Huda, 2005, “Teknologi Industri Elektroplating”, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Weisberg, Alfred M. 1993. Gold Plating. Metal Finishing Guidebook and Directory Issue
'93. New York, NY: Elsevier Science Publishing Co., Inc.
www. Google.com diunduh, Selasa 9 November 2010 Pukul 16.00 WIB
www. Web Blog. Com diunduh, Jum’at 12 November 2010
www. Wikipedia.com .“ Pelapisan Emas dengan Elektroplating “
www. Google.com. “ Dasar – dasar Elektroplating “
www. Google.com. “ Elektroplating Emas “

Anda mungkin juga menyukai