Disusun oleh :
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
memberikan rahmat dan karuia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
ringkasan materi Teknik Pengendalian Korosi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen mata kuliah Teknik
Pengendalian Korosi karena telah memberikan kesempatan untuk membuat
makalah ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua
dan teman- teman atas dukungan baik berupa doa maupun materi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
baik dalam pengembangan wawasan maupun peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
1. Pengertian Korosi
Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh karena terjadinya
reaksi kimia antara logam dengan zat-zat di lingkungannya membentuk senyawa
yang tak dikehendaki. Korosi dapat terjadi karena adanya sel korosi yaitu suatu
sel yang terdiri dari 4 faktor :
a. Logam yang menjadi anoda
b. Logam yang menjadi Katoda
c. Adanya larutan elektrolit
d. Adanya konduktor listrik
Katoda adalah logam yang relatif lebih mulia, yang permukaannya
menjadi tempat berlangsungnya reaksi reduksi. Anoda adalah logam yang relatif
lebih aktif, yang menjadi pemasok elektron bagi reaksi reduksi,sehingga
terkorosi. Konduktor adalah sarana untuk transfer elektron dari anoda kekatoda.
Elektrolit adalah media yang mengandung zat-zat yang korosif seperti H+ dan
O2 yang cenderung terreduksi, disamping menjadi tempat bagi zat lain yang
dapat mengakselerasi korosi seperti Cl. Jika salah satu faktor tersebut tidak ada,
maka korosi tidak akan terjadi. Proses terjadinya korosi digambarkan sebagai
berikut :
Dua buah logam yang mempunyai potensial elektroda berbeda akan membuat
dua kutub. Potensial yang lebih rendah akan menjadi kutub anoda dan potensial
yang lebih tinggi menjadi kutub katoda. Ketika dua buah elektroda ini
dihubungkan dalam larutan elektrolit yang sama, maka akan terjadi proses
elektrokimia yaitu elektron mengalir dari anoda menuju katoda melalui
konduktor listrik.Pada permukaan katoda elektron akan berikatan dengan ion
H+ untuk menjadi netral sebagai H2 dan elektron yang terlepas di permukaan
anoda akan membuat ion-ion logam menjadi tidak stabil sehingga melarut
kedalam larutan elektrolit. Proses terlepasnya ion logam inilah yang dinamakan
korosi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Pada anoda :
Ion-ion hidroksil dari katoda ini dan ion-ion fero dari anoda membentuk :
3. Potensial Proteksi
Arus terbatas, anoda yang habis harus diganti, anoda akan menambah berat dari
struktur.
2. Impressed Current Cathodic Protection (ICCP)
ICCP (dengan arus tanding/luar) menggunakan anoda inert (pelarutan nol
atau rendah) dan sumber tenaga DC luar (AC yang disearahkan, rectified) untuk
mengalirkan arus dari anoda luar ke permukaan katoda (baja). Anoda yang
digunakan dapat berupa besi cor berkadar silikon (Si) tinggi, grafit, atau titanium
(Ti). Pengkorosian terjadi karena adanya perpindahan elektron terjadi dari anoda
(besi) ke katoda. Maka pada aplikasi ini besi dipaksa menjadi katoda
dengan membalikkan arus elektron sehingga bergerak dari anoda (yang inert
atau tidak mudah bereaksi) menuju besi. Metode impressed current ini biasanya
digunakan pada lingkungan yang memiliki resistivitas yang tinggi.
Keuntungan digunakannya metode ini adalah :
Level dari proteksi dapat diatur, Arus yang digunakan tinggi, Area
proteksi yang luas, Dapat memproteksi struktur yang tidak di coating dengan
baik.
Beberapa kerugian apabila menggunakan metode ini :
Kemungkinan terjadinya interferensi sangat besar, Perlu perawatan yang
baik, Kemungkinan terjadinya overprotection sangat besar, Adanya biaya untuk
menjalankan energi eksternal, Dibutuhkannya energi listrik (DC) yang cukup
besar.
Proteksi katodik ini banyak digunakan pada industri-industri, terutama pada pipa-
pipa yang perananannya sangat penting dalam produksi.
Ukuran pipa : dia. 18” x 50 km (t= 0,375”). Lapis lindung pipa : pita polietilen
(polyethylene tape wrap ) overlap 5 cm, lulus uji holiday detector.ROW tanah
persawahan, perkebunan, ada river crossing, beberapa road crossing. Di sebelah
kanan pipa ada pipa lain dia. 14” pada jarak sekitar 2m sejajar pipa baru, yang
diproteksi katodik dengan anoda korban. Umur proteksi yang diminta 20 tahun.
Resistivitas tanah rata-rata 2000 ohm-cm. Asumsi keperluan arus proteksi baja 20
mA/m2. Coating breakdown untuk umur 20 tahun 2,5%. Keperluan arus proteksi
0,5 mA/m2.
Untuk ini kita menentukan untuk menggunakan anoda tipe berat 15 kg,
dan setelah mengecek yang ada di pasaran ternyata yang cocok adalah tipe berat,
w = 14,5kg, dengan data. Ukuran anoda Mg. : diameter D = 15 cm, Panjang L =
51 cm Dengan backfill : D = 20 cm, L = 60 cm. Jumlah total anoda, N = W/w =
7860/14,5 = 543 buah. Penyediaan anoda sebaiknya ditambah 10% untuk
keamanan dan pemasanga di tempat-tempat kritis, seperti river crossing dsb.
Pemesanan anoda = 543 x 110% = 598 buah.
Jarak pemasangan anoda : 60.000 m / 543 ~ 110 m. Dilapangan kita belum
tentu (pada umumnya sukar) untuk secara eksak mengenai jarak ini, karena
kondisi lapangan sangat menentukan. Modifikasi lapangan sering dilakukan, dan
hal ini biasa bila menyangkut anoda korban.
- Keluaran arus anoda
Keluaran arus anoda, I = E/R. dimana E = 0,7 V, sedang R adalah
tahanan anoda yang harus dihitung, menurut rumus :