Anda di halaman 1dari 24

Dasar Teori:

Korosi merupakan hasil dari suatu reaksi kimia yang umumnya adalah logam.
Mekanisme terjadinya korosi adalah karena adanya logam yang menjadi
katoda dan anoda akibat pengaruh sentuhan zat lain. Logam yang menjadi
katoda adalah logam yang menerima (Reduksi) elektron dari logam lain,
sedangkan logam yang menjadi anoda adalah logam yang melepas elektron
(Oksidasi) ke logam yang menjadi katoda. Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)
inilah yang menyebabkan terjadinya korosi. Reaksi redoks selalu terjadi
secara berpasangan pada suatu logam yang secara elektris terhubung.
Perlindungan

Katodik

(Cathodic

Protection)

adalah

salah

satu

cara

perlindungan dan pengendalian korosi pada permukaan logam dengan


menjadikan permukaan logam tersebut sebagai katoda. Dalam reaksi
oksidasi bisa berjarak puluhuan kilometer dengan pasangan yaitu reduksi.
Reaksi oksidasi dalam suatu pengaruh sistem pengendalian cathodic
protection mampu mendorong/menggerakkan elektron sehingga di suatu
area

yang

sangat

jauh,

yang

permukaan

logamnya

mengalami

keterhubungan dengan elektrolit, membuatnya hanya akan terjadi reaksi


reduksi sehingga korosi dapat dikendalikan. Sistem pengandalian jarak jauh
seperti ini dalam cathodic protection disebut Impressed Current System.
Ada dua sistem pengendalian dalam cathodic protection, yaitu Sacrificial
Anode System, dan Impressed Current System.
1. Sacrificial Anode System
Sacrificial Anode System

atau

anoda

korban

adalah

sistem

pengendalian dalam cathodic protection yang paling lama dan umum


digunakan. Pertama kali digunakan adalah pada armada kapal perang
inggris dengan memanfaatkan seng sebagai anoda yang menjadi
tumbal dan

menampung reaksi oksidasi sehingga usia pakai kapal

tersebut dapat lebih lama.


Prinsip dari metode anoda korban ini adalah melindungi logam dengan
cara mengorbankan logam yang lebih reaktif, dimana mekanisme

prosesnya

adalah

sama

dengan

proses

korosi

galvanik,

yaitu

perpindahan elektron dari logam yang lebih reaktif (potensial lebih


negatif) ke logam yang dilindungi (potensial lebih positif) melalui
elektrolit yang korosif dengan penghubung konduktor. Dimana material
anoda yang bisa digunakan dalam metode anoda korban adalah
logam-logam yang mempunyai potensial lebih negatif atau reaktif
terhadap lingkungan dari potensial baja, misalnya paduan aluminium,
seng dan magnesium. Sebagai contoh apabila besi dan seng diletakkan
pada suatu wadah berisih zat elektrolit yang memiliki sifat sangat
korosif seperti air garam, maka kedua logam tersebut dihubungkan
secara elektrik dengan menggunakan kabel, maka pada logam seng
akan terjadi peningkatan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi menurun,
sedangkan pada logam besi, hal sebaliknya terjadi yaitu penurunan
reaksi oksidasi dan peningkatan reaksi reduksi. Dengan melakukan
suatu pengaturan yang optimal dalam percobaan, reaksi oksidasi pada
logam besi dapat benar-benar dihilangkan.

Gambar. Cathodic Protection Sacrificial Anode System in Pipe


Rumus kunci dari proteksi katodik anoda korban adalah apabila dua
jenis logam dihubungkan secara elektris dan direndam atau dikubur
dalam media elektrolit yang terhubung maka logam yang lebih mulia

akan menepis reaksi oksidasi dan mengalikannya ke logam yang


memiliki nilai tidak lebih mulia.
2. Impressed Current System
Prinsip dari metode impressed current system atau arus tanding ini
adalah melindungi logam dengan cara mengalirkan arus listrik searah
yang

diperoleh

dari

sumber

luar,

biasanya

penyearah

arus

(transformer rectifier), dimana kutub negatif dihubungkan ke logam


yang dilindungi dan kutub positif yang dihubungka ke anoda. Dimana
material anoda yang bisa digunakan dalam metode arus tanding
adalah logam yang konduktif dan mempunyai sifat inert atau semiconsumable, Platina-Titanium, Ferro Silicon, Baja karbon, Ferro Silicon,
Chrome, PA-Ag, dan Grafit.

Untuk struktur yang lebih besar, anoda korban tidak dapat secara
ekonomis mengalirkan arus yang cukup untuk melakukan perlindungan
yang menyeluruh. Sistem Impressed Current Cathodic Protection
(ICCP)

Tipe

sistem

ICCP

yang

umum

untuk

jalur

pipa

terdiri

dari rectifierbertenaga arus bolak-balok (AC) dengan output arus DC


maksimum antara 10 - 50 ampere dan 50 volt. Terminal positif dari

output DC tersebut dihubungkan melalui kabel ke anode-anode yang


ditanam di dalam tanah. Banyak aplikasi menanam anode hingga
kedalaman 60 m (200 kaki) dengan diameter lubang 25 cm (10 inchi)
serta

ditimbun

meningkatkan
berkapasitas

dengan conductive
performa

sesuai

dan

dengan

umur
arus

coke
dari
yang

(material
anode).
timbul

yang

dapat

Sebuah

kabel

menghubungkan

terminal negatif rectifier dengan jalur pipa.


3.
Proteksi katodik ini merupakan metode yang umum digunakan untuk
melindungi struktur logam dari korosi. Sistem proteksi katodik ini biasanya
digunakan untuk melindungi Pipa, tangki, tiang pancang, kapal, anjungan
lepas pantai, dan casing sumur minyak. Selain itu proteksi katodik adalah
cara yang efektif dalam mencegah stress corrosion cracking.
Pengertian Korosi
Material

logam

yang

biasa

dijumpai

sehari-hari

berasal

dari

proses

pembentukan dari bijihnya. Bijih logam digabungkan satu sama lain


sehingga membentuk material logam yang memiliki energi yang tinggi.
Bijih-bijih tersebut biasanya berupa oksida logam seperti hematit (Fe 2O3)
untuk besi atau bauksit (Al2O3.H2O) untuk aluminium. Menurut salah satu
prinsip termodinamika, sebuah material selalu mengarah pada keadaan
energi yang paling rendah. Begitu juga pada material logam, kebanyakan
logam tidak stabil secara termodinamik dan cenderung akan mencari
keadaan energi yang lebih rendah, yang berupa oksida atau beberapa
senyawa lainnya. Proses yang melibatkan perubahan logam ke arah oksida
dengan energi rendah disebut korosi.
Beberapa pendapat menjelaskan mengenai definisi korosi, namun pada
umumnya korosi dapat diartikan sebagai proses degradasi logam yang
diakibatkan oleh reaksi dengan lingkungannya.

Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang


paling lazim adalah perkaratan besi. Korosi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut.
1.

Korosi basah, yaitu proses korosi yang terjadi pada lingkungan berair.

2.

Korosi dalam larutan garam.

3.

Korosi kering, biasanya terjadi pada suhu tinggi.

Elektrokimia Korosi
Elektrokimia merupakan reaksi kimia yang melibatkan adanya transfer
elektron antara elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda).
Proses korosi merupakan reaksi elektrokimia yang terjadi pada material
logam. Reaksi korosi melibatkan proses pelepasan elektron (oksidasi) dari
logam [persamaan (1)] dan proses penerimaan elektron oleh beberapa
reaksi reduksi, seperti reduksi oksigen atau air [persamaan (2) dan (3),
secara berurutan].
2Fe 2Fe2+ + 2e(1)
O2 + 2H2O + 4e- 4OH(2)
2H2O

2e-

2OH-

H2 +
(3)

Pada proses korosi, reaksi oksidasi sering disebut sebagai reaksi anodik dan
reaksi reduksi disebut sebagai reaksi katodik. Reaksi oksidasi menyebabkan
hilangnya

struktur

logam,

dengan

diikuti

pelepasan

elektron

yang

selanjutnya diterima oleh reaksi reduksi untuk mempertahankan kenetralan


muatan. Apabila terdapat muatan negatif dalam jumlah besar diantara
logam dan elektrolit, proses korosi dapat dicegah.

Reaksi elektrokimia (oksidasi dan reduksi) mengacu pada reaksi setengah


sel. Kedua reaksi tersebut dapat terjadi pada daerah yang sama atau
terpisah. Reaksi elektrokimia yang terjadi pada daerah terpisah disebut
sebagai sel korosi diferensial. Skema sel korosi diferensial dapat dilihat
pada Gambar A. Bagian logam yang mengalami oksidasi disebut sebagai
anoda atau bagian anodik. Pada bagian ini, arus listrik searah (diartikan
sebagai aliran muatan positif) mengalir dari permukaan logam menuju
elektrolit disertai dengan pelepasan ion logam. Arus ini mengalir dalam
elektrolit ke bagian oksigen, air, atau beberapa jenis lainnya mengalami
reduksi. Bagian ini biasa disebut sebagai katoda atau bagian katodik. Berikut
adalah empat komponen penting dari sel korosi diferensial.
a.

Anoda

Anoda merupakan bagian yang melepaskan elektron (oksidasi).


b.

Katoda

Katoda merupakan bagian yang menerima elektron (reduksi).


c.

Penghantar listrik

Penghantar listrik dapat berupa konduktor yang dapat menghubungkan arus


listrik antara anoda dan katoda.
d. Elektrolit
Elektrolit merupakan media yang dapat menghantarkan arus listrik, misalnya
air dan tanah.

Gambar A. Skema Sel Korosi Diferensial.


Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001

Korosi dalam tanah yang dialami saluran pipa dan struktur lainnya sering
disebabkan oleh sel korosi diferensial. Sel korosi diferensial meliputi sel
aerasi diferensial yang melibatkan perbedaan jumlah konsentrasi oksigen
dalam tanah. Sel tersebut dihasilkan oleh perbedaan alami pada permukaan
pipa atau zat kimia dalam tanah. Korosi galvanik merupakan salah satu
bentuk sel korosi diferensial yang terjadi karena dua logam berbeda
terhubungkan secara elektrik dan ditempatkan di lingkungan korosif.

Metode Penanggulangan Korosi


Berikut adalah lima metode penanggulangan korosi yang biasa dilakukan.
1) Pemilihan material yang tepat
Pemilihan material disesuaikan dengan biaya, ketersediaan, dan karakteristik
material.
2) Perancangan material yang tahan terhadap lingkungan tertentu
Perancangan material meliputi penambahan unsur paduan, pemurnian,
perlakuan panas, dan pendinginan

3) Pengubahan lingkungan yang korosif


Pengubahan lingkungan dapat dilakukan dengan penambahan inhibitor ke
dalam media korosi sehingga dapat menghambat reaksi anodik dan katodik.
4) Pemutusan interaksi antara material dengan lingkungan
Pemutusan interaksi antara material dengan lingkungan dapat dilakukan
dengan penambahan lapisan pada pipa sebagai isolator atau biasa
disebut coating.
5) Pengubahan potensial logam dengan metode proteksi katodik dan anodik

Pemilihan

metode

penanggulangan

korosi

biasanya

dipertimbangkan

berdasarkan beberapa aspek, yang meliputi aspek ekonomi, kualitas,


lingkungan dan keamanan proteksi. Dua atau lebih dari kelima metode
tersebut biasanya digunakan secara bersamaan. Hal tersebut dilakukan
untuk memperoleh proteksi yang lebih baik.

Sistem Proteksi Katodik


Sistem proteksi katodik banyak digunakan untuk memproteksi struktur baja
yang berada di dalam tanah dan lingkungan air laut, dan sedikit digunakan
(pada kondisi tertentu) untuk penempatan baja dalam air tawar.
Dalam banyak kasus, penerapan proteksi katodik sering dikombinasikan
dengancoating.

Tujuannya

adalah

untuk

melindungi

baja

pada

saat coating mengalami kerusakan.


Pada saat ini, penerapan sistem proteksi katodik telah meningkat secara
cepat dengan banyaknya penerapan di area eksplorasi serta produksi
minyak dan gas yang berada di offshore. Metode proteksi ini merupakan
metode yang paling banyak digunakan untuk memproteksi bagian material
yang terendam oleh air, terutama air laut.

Prinsip utama sistem proteksi katodik adalah menekan arus eksternal ke


dalam material sehingga potensial material turun ke daerah imun. Dengan
kata lain, material yang digunakan sebagai katoda dalam sel elektrokimia
terpolarisasi secara katodik seperti yang digambarkan pada kurva E log I
dalam Gambar B.

Gambar B. Prinsip Proteksi Katodik Anoda Korban Berdasarkan Diagram


Evans
Sumber : Teknik Pengendalian Korosi

Berdasarkan Gambar B. terlihat bahwa i0 katoda lebih rendah daripada


iA yang dimiliki oleh anoda korban. Dengan adanya arus eksternal yang
dialirkan dari anoda ke katoda, katoda menjadi terproteksi dan rapat arus
korosi katoda menjadi lebih rendah daripada i 0, yaitu ikor. Arus eksternal
dapat dihasilkan dengan dua cara yang berbeda, yaitu:
a)

menggunakan logam yang

kurang mulia

dalam bentuk anoda korban yangdihubungkan


dengan konduktor logam pada struktur yang dilindungi,
b)

menggunakan sumber

arus eksternal,

biasanya sebuah rectifier. Sebuah elektrodareferensi dapat digunakan untuk


mengontrol rectifier.

Sistem Proteksi Katodik Metode Anoda Korban

Proteksi

katodik

menghubungkan

metode
anoda

anoda
korban

korban

dapat

terhadap

dilakukan

material

yang

dengan
akan

diproteksi. Material yang akan diproteksi diatur agar berperan sebagai


katoda dalam suatu sel korosi dan pasangan yang dihubungkan adalah
logam lain yang memiliki potensial yang lebih negatif sehingga berperan
sebagai anoda. Elektron akan mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel
penghubung sehingga terjadi penerimaan elektron di katoda. Dengan
adanya penerimaan elektron tersebut, katoda mengalami reaksi reduksi dan
terproteksi dari proses korosi.

Gambar C. Proteksi Katodik Metode Anoda Korban


Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001

Berikut adalah kelebihan penerapan sistem proteksi katodik metode anoda


korban.
1.

Pemasangan relatif mudah dan murah.

2.

Tidak membutuhkan sumber energi listrik dari luar.

3.

Distribusi arus merata.

4.

Cocok untuk daerah berstruktur padat.

5.

Tidak membutuhkan biaya operasional.

6.

Perawatan mudah.

7.

Resiko overprotection rendah.

Namun, metode ini juga mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut.


1.

Keluaran arus terbatas.

2.

Tidak efektif bila resistivitas elektrolit tinggi.

3.

Tidak cocok untuk struktur besar yang perlu arus proteksi besar.

Sistem

proteksi

katodik

anoda

korban

biasanya

diterapkan

pada

perlindungan tangki dalam tanah, jaringan pipa dalam tanah, jaringan kabel
listrik dan komunikasidalam tanah, tangki air panas dan struktur kapal laut.
Dalam perancangan sistem proteksi katodik metode anoda korban, terdapat
tiga kriteria yang ditetapkan oleh NACE (National Association of Corrosion
Engineers), yaitu:
1.

-850mV terhadap proteksi katodik yang diaplikasikan,

2.

-850mV potensial polarisasi terhadap CSE,

3.

polarisasi minimum 100mV.

Anoda Korban

Jenis Anoda Korban dan Karakteristiknya


Penentuan material yang digunakan sebagai anoda korban dilakukan
berdasarkan kemampuan material tersebut dalam menurunkan potensial
logam yang diproteksi mencapai daerah imun dengan cara membanjiri
struktur dengan arus searah melalui lingkungan. Faktor lainnya yaitu
biayanya murah, mampu dibentuk sesuai ukuran, dan dapat terkorosi secara

merata. Anoda korban yang biasa digunakan adalah magnesium (Mg), seng
(Zn), dan aluminium (Al).
Pemakaian anoda Mg digunakan untuk lingkungan yang mempunyai
resistivitas tinggi. Hal ini disebabkan pada lingkungan ini diperlukan anoda
yang tinggi keluaran arus per satuan berat dan potensial elektrodanya
sangat negatif. Anoda Mg banyak digunakan untuk memproteksi pipa dalam
tanah.
Pemakaian anoda Al banyak digunakan di lingkungan air laut dan harganya
relatif murah dibandingkan anoda lain.
Anoda Zn merupakan anoda korban yang paling banyak digunakan di
lingkungan air laut dan mempunyai efisiensi yang tinggi.
Tabel A. Jenis Anoda dengan Resistivitas Lingkungan
Resistivitas

Anoda

Lingkungan

(ohm/cm)

Aluminium
(Al)
Seng (Zn)

< 150
150 - 500

Magnesium
(Mg)

> 500

Sumber : Teknik Pengendalian Korosi

Tabel B. Karakteristik Anoda Korban


Jenis
Anod

Massa
Jenis

Potensial Tegangan
(Volt/CSE Dorong

Kapasit

Efisien

as

si

(kg/dm3) )

(Volt)

(AH/Kg)

(%)

Al

1,7

0,6 0,8

2700

50

1 1,7

Zn

7,5

1,05

0,25

780

95

Mg

2,7

1,10

0,25

1230

95

Sumber : Teknik Pengendalian Korosi

Backfill Anoda Korban


Pemakaian anoda korban yang diterapkan untuk proteksi katodik di dalam
tanah

perlu

mengggunakan

pembungkus

yang

disebut

backfill.

Backfill merupakan kantung kecil yang berisi campuran material dengan


komposisi 75% gypsum, 20% bentonit, dan 5% natrium sulfat. Campuran ini
menghasilkan resistivitas 50 ohm.cm apabila campuran dijenuhkan dengan
air. Backfill ini berfungsi untuk:

memberikan lingkungan yang merata, sehingga keluaran (output) arus

anoda dapat diperkirakan tetap,

menurunkan resistivitas dari fasa anoda dengan tanah,

mencegah kontak langsung antara anoda dengan tanah.

Metode Survey dan Teknik Evaluasi


Berbagai metode dan teknik pengujian dapat digunakan pada jaringan pipa
bawah tanah selama survey lapangan.

Pengumpulan Data
Sebelum memulai survey lapangan, pengumpulan data mengenai pipa yang
akan

diproteksi harus dilakukan. Hal

ini

dapat

memberikan data penting mengenai kondisikorosi dan perencanaan proteksi.


Berikut adalah beberapa

hal yang harus diperhitungkan sebelum

merencanakandan memulai survey lapangan.

Bahan pipa: baja (termasuk tingkatan baja), besi

cor,

besi tempa, dan

lain-lain.

Apakah permukaannya dilapisi coating

atau

tidak? Jika dilapisi,

apa bahan pelapisdan spesifikasi pelapisan yang digunakan?

Apakah terdapat kebocoran pada coating? Jika ya, informasi

tentang lokasi dantanggal terjadinya kebocoran sangatlah penting.

Diameter pipa dan ketebalan dinding.

Penentuan lokasi pemasangan testbox untuk tujuan uji korosi.

Apakah yang digunakan kawat yang dilas, atau skrup mekanis?

Rute peta jaringan

pipa

dalam

tanah yang rinci sehingga

dapat memberikan data yangdibutuhkan sebanyak mungkin.

Lokasi yang

menyimpang buatan

memungkinkan

terdapat sumber-sumber arus

manusia (seperti sistem transportasi listrik

operasi pertambangan) yang

dapat

mempengaruhi jaringan

DC

atau

pipa

yang

diteliti.

Survey Resistivitas Tanah


Indikasi mengenai kecenderungan arus yang mengalir dapat
dengan

penentuan resistivitas tanah. Tanah

diketahui

dengan resistivitas yang

tinggi dapat memberikanbanyak aliran arus. Penentuan resistivitas tanah de


ngan sering sangatlah penting

ketikamembuat sebuah

survey yang

detail mengenai
perpipaan. Selain dalam menafsirkanseberapa parahnya daerah korosif, profi
l resistivitas tanah juga sangat membantuselanjutnya dalam pemilihan temp
at untuk instalasi proteksi katodik.

Tabel C. Hubungan Resistivitas dengan Tingkat Korosivitas Tanah

Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001


Perhitungan Proteksi Katodik Metode Anoda Korban
Perhitungan Luas Permukaan Pipa
A= p DL
Keterangan
:

A = luas permukaan pipa (m2)


D = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)

Pemilihan Kebutuhan Arus Proteksi


Tabel
D. Desain Rapat Arus untuk Pipa Besi dengan Coating dalam Tanah denganS
uhu Operasi kurang dari 30oC
Rapat

Arus i

(mA/m2)
Coating Pipa

10

20

30

tah

tah

tah

un

un

un

Um

Um

Um

ur

ur

ur

Pro

Pro

Pro

tek

tek

tek

si

si

si

0,4

0,6

0,8

0,4

0,6

0,9

0,1

0,4

Asphalt/coal-tar enamel,
Cold-applied tape
Fusion bonded epoxy,
Liquid epoxy
3-layer epoxy-PE,

0,0

3-layer epoxy-PE

Sumber : Aplikasi Proteksi Katodik


Perhitungan Keperluan Arus Proteksi Total
I=i.A
Keterangan :

I = arus proteksi total (A)


i = rapat arus proteksi (mA/m2)
A = luas permukaan pipa (m2)

Penentuan Umur Proteksi


Umumnya, umur proteksi dalam rancangan adalah 10-20 tahun.
Perhitungan Berat Anoda Total (Wt)
Wt = ( I. Umurproteksi. 8760)/.C)
Keterangan :

I = arus proteksi total (A)


= faktor utilitas :80% = 0.8
C = kapasitas : 1230 AH/Kg

Pemilihan Ukuran Anoda

Tabel E. Ukuran Anoda Magnesium (Corrpo Companies Inc.)

Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001

Perhitungan Tahanan Anoda

Keterangan :

Rh = tahanan anoda horizontal

= resistivitas tanah

= panjang anoda

= diameter anoda

Perhitungan Keluaran Arus Anoda


Ia = (E

E M) / RA

Keterangan :

= Potensial anoda

= Potensial struktur atau potensial proteksi)

RA = tahanan anoda

Perancangan Instalasi Anoda Korban


Instalasi sistem proteksi anoda korban lebih sederhana dibandingkan dengan
sistem

proteksi

arus

paksa.

Proses

instalasi

anoda

korban

melibatkan penguburan sebuah anoda paket tunggal di daerah saluran pipa,


seperti yang terlihat pada Gambar D.

Gambar D. Instalasi Paket Anoda Tunggal


Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001

Paket anoda magnesium 17-lb, 20 lb, atau


jenisaplikasi di

dalam

32-lb dapat digunakan untuk

tanah

dengan

resistivitas

tinggi, sedangkan anoda seng dapatdigunakan untuk resistivitas rendah.


Untuk umur proteksi yang lebih lama, dibutuhkan berat anoda yang lebih
besar.
Ketika

beberapa anoda

lokasi,biasanya

magnesium atau seng harus dipasang pada satu

pada pipa ter-coating, anoda dapat

ke kawat header. Kawatheader harus dibawa


pemantauan dan

pengukuran potensial

dihubungkan
ke testbox untuk

proteksi

secara

periodik. Hal

ini diilustrasikan oleh Gambar E.

Gambar E. Instalasi Paket Anoda Gabungan


Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001

Anoda-anoda yang
lurus untukketahanan
terhadap pipa, seperti

dipasang harus

ditempatkan dalam susuan garis

pemasangan. Posisi anoda dapat tegak


yang

ditunjukkan dalam Gambar E., atau

lurus
sejajar

dengan pipa. Jarak penempatan anodamagnesium gabungan minimal harus

15 kaki dari pipa sedangkan untuk seng, jarak inidapat dikurangi sampai
5 kaki untuk kinerja optimal atau lebih dekat jika terdapat sedikit ruang.
Jika

area

tempat

pemasangan

terbatas, anoda dapat ditempatkan

anoda

dalam lubang di

sangat
samping pipa

dengan lubang yang cukup dalam sehingga dapat memberikan jarak yang
sesuai antara pipa dan anoda. Hal ini diilustrasikan padaGambar F.

Gambar F. Instalasi Paket Anoda di bawah Pipa


Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001

Untuk penempatan anoda gabungan dengan jenis instalasi ini diperlukan


lubang yang sangat dalam. Kedalaman yang disarankan adalah seperti yang
ditunjukkan padaGambar F. Hal ini dibenarkan oleh fakta bahwa dengan
anoda yang lebih dalam ke bumi (dengan resistivitas tanah baik) efek
gradien potensial pada pipa dapat menjadi kurang kuat dibandingkan
dengan anoda yang lebih dekat ke permukaan bumi dan pada jarak lateral
yang sebanding dari pipa. Keuntungan lain dari jenis instalasi ini adalah
bahwa

anoda

yang

ditempatkan

secara

dalam dapat

menghasilkan output arus yang merata, terkait dengan kelembaban tanah.

Selain itu, instalasi jenis ini dapat melindungi anoda dari kerusakan akibat
penggalian permukaan tanah untuk tujuan lain.
Tiga

ilustrasi

sebelumnya

membahas

mengenai penggunaan

anoda paket dimana setiap anoda dan material backfillnya dipasang sebagai
satu kesatuan. Baik anoda sengmaupun magnesium sebagian tersedia dalam
bentuk

tanpa

backfill. Untuk

pemasangan

anoda

dan

backfill didalam

sebuah lubang dapat ditunjukkan pada Gambar G.

Gambar G. Instalasi Anoda dengan Backfill Terpisah


Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001

Anoda dan backfill yang dipasang secara terpisah lebih sering digunakan
untuk

instalasi

Keuntungan

dari

dipasang secara
mengisi

anoda ganda daripada

semua

jenis

terpisah
rongga

dan
di

untuk

instalasi anoda tunggal.

instalasi ini adalah

bahwa backfill yang

dipadatkan

anoda, benar-benar

disekitar

lubang anoda. Hal

ini

meminimalkan

kemungkinan backfill menjauh dari anoda dan mengurangi efektivitas jangka


panjang dari

anoda.

Kemungkinan

ini

lebih

besar

jika

anoda

paket

digunakan, karena ketika wadah backfill memburuk, backfill akan masuk ke

dalam rongga yang tanpa sadar mungkin telah tertinggal di sekitar atau di
bawah paket.
Pada

resistivitas

tanah

tertentu,

anoda korban perlu dipasang secara horizontaluntuk

kinerja

yang

efektif. Baik anoda paket maupun anoda terpisah dan backfill dapatdiinstal.
Ketika menempatkan anoda paket secara horizontal di sebuah parit, haruslah
hati-hati ketika melakukan backfilling untuk memastikan bahwa tanah benarbenar mengelilingi anoda paket, sehingga tidak ada ruang kosong. Tanah
yang ada kemudian dapat digunakan untuk mengurug backfill pada lubang
tersebut (setelah

membuat

semua

koneksi timah anoda

dan mengisolasinya).
Testbox untuk beberapa lokasi anoda dapat dipasang seperti ditunjukkan
padaGambar

H.. Beberapa

terminal

pada

testbox

dibutuhkan untuk

mengukur arus dari anoda (menggunakan millivoltmeter seperti yang


ditunjukkan) tanpa mengganggu sirkuit. Terminal tes pipa dan anoda dapat
dipasang terpisah, seperti yang ditunjukkan dalam gambar, memungkinkan
untuk mengukur potensial pipa secara akurat.

Gambar H. Instalasi Testbox

Sumber : Peabodys Control of Pipeline Corrosion, 2001

Pada instalasi

anoda korban,

semua

kabel yang terhubung

ke

anoda harusdilindungi. Ini berarti bahwa jika ada tembaga yang terbuka,
tidak akan menimbulkan korosi dan menyebabkan pemutusan kawat.

Daftar Pustaka
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Proteksi_katodik diakses pada tanggal 17
.
2

September 2015
http://serbaserbilmu.blogspot.co.id/2011/02/cathodic-protection.html 17

.
3

September 2015
http://gilankhelang.blogspot.co.id/2011/07/proteksi-katodik-cathodic-

.
4

protection.html 17 September 2015


http://frankberbagiituindah.blogspot.co.id/2013/07/perancangan-sistemproteksi-katodik_3325.html diakses pada tanggal 19 September 2015

Anda mungkin juga menyukai