LAJU KOROSI
Dibuat Oleh :
Dosen Pengampu :
2023
LAJU KOROSI
I. Tujuan
a. Dapat memahami adanya pengaruh lingkungan terhadap laju korosi bahan
III. Metodologi
Alat :
- Mistar sorong
- Gelas kimia 250 ml
- pH universal
- Neraca analitik
Bahan :
- Spesimen plat besi (4 buah)
- Larutan asam
- Larutan basa
- Larutan garam
- Kapas
Cara Kerja :
A. SACP (Sacrificial Anode Cathodic Protection)
1. Pengukuran potensial natural (Vo)
a. Siapkan alat dan bahan
b. Bersihkan electroda-elektroda dengan mengampelas dan mencuci
c. Isi beaker glass dengan elektrolit, kira-kira setinggi 2-2,5 cm
d. Celupkan electrode besi di satu sisi beaker glass dan elektroda karbon
di sisi lain
e. Ukur beda potensial dan catat sebagai potensial natural, m Vo
2. Polarisasi dan Pengukuran potensial terpolarisasi (Vt)
a. Elektrode besi masih tercelup di beaker glass, pada sisi lain celupkan
electrode seng
b. Sambungkan kedua electrode denga kabel berpenjepit buaya, biarkan
selama 2 menit
c. Lepaskan koneksi besi-seng, angkat electrode seng, ukur beda
potensial besi terpolarisasi dengan karbon, catat data.
3. Ulangi
a. Langkah A.1 dengan besi yang lain,
b. Langkah A.2 untuk waktu 4 menit
4. Ulangi
a. Langkah 3 untuk waktu 6, 8, 20, 12, dan teruskan jika waktu masih
cukup.
B. ICCP (Impressed Current Cathodic Protection)
1. Pengukuran potensial natural (Vo)
a. Siapkan alat dan bahan
b. Bersihkan electrode-elektrode dengan mengampelas dan mencuci.
c. Isi beaker glass dengan elektrolit, kira-kira setinggi 2-2,5 cm.
d. Celupkan elektrode besi di satu sisi beaker glass dan elektroda karbon
di sisi lain
e. Ukur beda potensial dana catat sebagai potensial natural, m Vo.
2. Polarisasi dan Pengukuran potensial terpolarisasi (Vt)
a. Electrode besi masih tercelup di beakerglass, pada sisi lain celupkan
elektrode karbon
b. Hubungkan elektroda besi dengan kutub negative baterai
c. Elektrode karbon dihubungkan dengan kutub positif baterai dengan
koneksi secara on-off selama 2 menit
d. Lepaskan koneksi besi-baterai, ukur beda potensial besi terpolarisasi
dengan karbon, catat data.
3. Ulangi
a. Langkah B.1 dengan logam besi yang lain
b. Langkah B.2 untuk waktu 4 menit
4. Ulangi
a. Langkah 3 untuk waktu 6, 8, 10, 12, dan seterusnya.
Percobaan B
V. Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan analisis laju korosi besi menggunakan metode pengurangan
massa. Berat awal besi pada lingkungan netral, basa, dan garam masing-masing adalah
6,3853; 11,9293; 12,3067.
Selama empat minggu pengamatan, besi pada lingkungan netral mengalami penurunan
berat sebesar 1,41; 1,12; 1,42; dan 1,41. Hasil ini menunjukkan adanya korosi yang
signifikan pada besi dalam lingkungan netral. Faktor-faktor di lingkungan netral, seperti
kelembaban udara dan keberadaan senyawa-senyawa tertentu, dapat meningkatkan laju
korosi besi.
Di lingkungan basa, berat besi mengalami penurunan sebesar 1,85; 1,83; 1,88; dan 2,11
selama empat minggu. Korelasi antara lingkungan basa dan laju korosi besi menunjukkan
bahwa basa juga dapat menjadi faktor yang mempercepat proses korosi. Kemungkinan
adanya senyawa basa yang bersifat korosif dapat memengaruhi besi.
Sementara itu, di lingkungan garam, berat besi turun sebesar 1,77; 1,76; 1,79; dan 1,77.
Meskipun laju korosi cenderung lebih rendah dibandingkan lingkungan netral dan basa,
garam tetap memiliki dampak negatif terhadap besi. Kelembaban dan kehadiran ion-ion
tertentu dalam garam dapat merangsang proses korosi.
Pada lingkungan asam, besi mengalami penurunan berat sebesar 1,65; 1,71; 1,80; dan
1,70. Hasil ini menunjukkan bahwa asam sulfat memiliki efek korosif yang cukup
signifikan terhadap besi. Seiring dengan peningkatan konsentrasi asam, laju korosi besi
juga cenderung meningkat.
VI. Kesimpulan
a. Eksperimen berhasil membuktikan bahwa ketika suatu benda kerja yang terletak di
dalam media elektrolit dihubungkan dengan logam yang lebih aktif atau dengan kutub
negative sumber arus DC, maka benda kerja tersebut mengalami polarisasi katodik.
Hal ini terlihat dari perubahan potensial natural (Vo) menuju potensial terpolarisasi
(Vt) pada permukaan logam. Metode sacrificial anode (SACP) yang digunakan dalam
eksperimen mampu menciptakan sel galvanik di mana benda kerja berperan sebagai
katoda, dan logam anoda berfungsi untuk memberikan proteksi terhadap korosi.
b. Pengaruh waktu terhadap polarisasi juga berhasil diamati dalam eksperimen. Hasil
pengamatan menunjukkan perubahan potensial polarisasi (Vt) seiring dengan waktu.
Peningkatan potensial terpolarisasi pada benda kerja mengindikasikan bahwa waktu
polarisasi memiliki dampak langsung terhadap respons sistem terhadap korosi.
Pemahaman ini memberikan wawasan tambahan terkait dengan dinamika proses
polarisasi katodik pada permukaan logam seiring berjalannya waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, D., & Iswanto, P. T. (2020). Desain Proteksi Katodik pada Struktur Baja di Laut
dan di Darat untuk Masa Layan 10 Tahun. Journal of Mechanical Design and
Testing, 2(2), 77-86.Hakim, Abdul, dkk. (2015). LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
DASAR II “REDOKS DAN ELEKTROKIMIA”. UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG. BANDUNG.
Sufrianti, J., & Hamzah, A. (2019). Desain Metode Proteksi Katodik Dengan Arus Paksa
(Impressed Current) Pada Pipa Dermaga. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Teknik dan Sains, 6, 1-8.
Pambudi, M. R. (2017). Perancangan Sistem Proteksi Katodik Arus Paksa pada Pipa Baja
API 5L Grade B di Dalam Tanah Dengan Variasi Jenis Coating (Doctoral
dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Nurhadi, B. (2017). Perancangan Sistem Proteksi Katodik Arus Paksa pada Pipa Baja API 5L
Grade B dengan Variasi Geometri dan Luas Permukaan Anoda di Dalam Tanah
(Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Wiludin, A., & Supomo, H. (2013). Analisa Teknis dan Ekonomis Penggunaan ICCP
(Impressed Current Cathodic Protection) Dibandingkan dengan Sacrificial Anode
dalam Proses Pencegahan Korosi. Jurnal Teknik ITS, 2(1), G23-G27.