Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KI203

KIMIA DASAR

“SEL VOLTA”
Tanggal: 27 April 2021
Dosen Pengampu:
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si.
Dr.rer.nat. H. Asep Supriatna, M.Si.

Nama: Andrean Esa Yudhistira


NIM: 2006051

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
SEL VOLTA
1. Tujuan
a. Membuat baterai dari beberapa kombinasi dua logam.
b. Menentukan potensial sel dari beberapa kombinasi dua logam.
c. Menentukan urutan kereaktifan logam-logam tembaga, seng, magnesium, dan logam
besi.

2. Dasar Teori
Sel volta atau sel Galvani adalah bagian dari sel elektrokimia yang didalamnya terjadi
reaksi redoks spontan yang menghasilkan listrik. Dalam sel volta, katoda adalah kutub positif
(tempat terjadinya reaksi reduksi), sedangkan anoda adalah kutub negatif (tempat terjadinya
reaksi oksidasi).

Setengah sel berisi bentuk teroksidasi dan tereduksi dari suatu unsur, atau spesies lain
yang lebih kompleks, yang bersentuhan satu sama lain. Jenis setengah sel yang umum terdiri
dari sepotong logam (elektroda) yang direndam dalam larutan ion-ionnya. Pertimbangkan dua
setengah sel seperti itu dalam gelas kimia terpisah. Elektroda dihubungkan dengan kabel.
Sebuah voltmeter dapat dimasukkan ke dalam rangkaian untuk mengukur perbedaan potensial
antara dua elektroda, atau sebuah amperemeter dapat dimasukkan untuk mengukur aliran
arus. Arus listrik merupakan hasil dari reaksi redoks spontan yang terjadi. Sirkuit antara dua
solusi diselesaikan oleh jembatan garam. Jembatan garam menjadi media yang dapat dilewati
ion secara perlahan. Jembatan garam dapat dibuat dengan menekuk sepotong pipa kaca
menjadi bentuk "U", mengisinya dengan larutan garam jenuh panas / gel 5%, dan
membiarkannya dingin. Campuran yang didinginkan "mengeras" dengan konsistensi gelatin
yang keras. Hasilnya, larutan tidak habis saat tabung dibalik, tetapi ion-ion dalam gel masih
bisa bergerak. Jembatan garam memiliki tiga fungsi.
1) Memungkinkan kontak listrik antara dua larutan.
2) Mencegah pencampuran larutan elektroda.
3) Ia mempertahankan netralitas listrik di setiap setengah sel saat ion mengalir masuk dan
keluar dari jembatan garam.
(Whitten, 2014)
Tanpa jembatan garam, netralitas listrik tidak dapat dipertahankan dan tidak ada arus listrik
yang dapat dihasilkan oleh sel. Oleh karena itu, kontak elektrolitik — kontak melalui larutan
yang mengandung ion — harus dipertahankan agar sel berfungsi. Jika kita melihat lebih
dekat pada pergerakan keseluruhan ion selama operasi sel galvanik, kita menemukan bahwa
ion negatif (anion) menjauh dari katoda, di mana mereka ada secara berlebihan, dan menuju
anoda, di mana mereka dibutuhkan untuk menyeimbangkan. muatan ion positif yang sedang
terbentuk. Demikian pula, kita menemukan bahwa ion positif (kation) menjauh dari anoda,
di mana kelebihannya, dan menuju katoda, di mana mereka dapat menyeimbangkan muatan
anion yang tersisa secara berlebih. Faktanya, alasan ion positif disebut kation dan ion negatif
disebut anion adalah karena sifat elektroda ke arahnya. Singkatnya:
• Kation bergerak searah katoda.
• Anion bergerak searah dengan anoda.
(Brady, 2012)

3. Alat dan Bahan


3.1 Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
Amplas - 1
1.
Capit buaya - 4
2.
Gelas kimia 50 mL 4
3.
Kabel - 2
4.
Kertas saring - 4
5.
Multimeter - 1
6.

3.2 Bahan
Rumus Jumlah
No Nama Bahan Konsentrasi Wujud
Kimia
HNO3 HNO3 0,1 M Cair -
1.
Larutan garam CuSO4 CuSO4 1M Cair 105 mL
2.
3. Larutan KNO3 1M Cair -
KNO3
Larutan Zn(NO3)2 ZnSO4 1M Cair 105 mL
4.
Larutan FeSO4 FeSO4 1M Cair 105 mL
5.
Larutan Mg(NO3)2 MgSO4 1M Cair 105 mL
6.
Lempengan Besi Fe - Padat 1
7.
Lempengan Magnesium Mg - Padat 1
8.
Lempengan Seng Zn - Padat 1
9.
Lempengan Tembaga Cu - Padat 1
10.
4. Prosedur, Hasil dan Pengamatan
Prosedur Hasill dan Pengamatan
Gelas Kimia
• Disiapkan empat buah gelas kimia kecil (~ 50 mL) dan diisi
sekitar tiga perempatnya dengan larutan 1,0 M garam dari
logamnya

Lempeng logam

• Lempeng tembaga, seng, magnesium, dan besi dibersihkan


dengan amplas, kemudian bilas sebentar dengan HNO3 encer
(~ 0,1 M), dan bilas dengan air akuades.
• Dibengkokkan hingga melewati bibir gelas kimia
masing-masing.

Sel Tembaga-Seng

• Lempeng logam Cu (elektroda) ditempatkan dalam larutan


CuSO4 dan lempeng logam Zn (elektroda) dalam larutan
Zn(NO3)2.

Kertas saring
• Digulung secara rata selembar kertas saring; kemudian
membasahi kertas saring dengan larutan 1,0 M KNO3
• Ujung kertas saring dimasukkan ke dalam larutan pada
kedua gelas kimia

• Multimeter
]

• Diatur multimeter ke kisaran 2000 mV atau sesuai


kebutuhan.
• Dihubungkan satu elektroda ke terminal negatif multimeter
dan yang lainnya ke terminal positif dan anoda.

Hasil
• Dibaca dan dicatat potensial sel
• Diidentifikasi lempeng logam-logam yang berfungsi sebagai
katoda dan anoda
• Diulangi langkah untuk pasangan setengah sel yang lain
dengan cara mengganti lempeng logam dan larutan
garamnya
• Ditentukan potensi sel untuk semua kemungkinan sel
galvanik yang dapat disusun dari empat pasangan redoks
Tabel Pengamatan
No Sel Volta ESel Terukur Anoda: Reaksi ½ sel Katoda: Reaksi ½ sel
1 Cu – Zn 1,1 V Zn(s)→ Zn2+(aq) + 2e- Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
2 Cu – Mg 2,71 V Mg(s) → Mg2+(aq) + 2e- Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
3 Cu – Fe 0,78 V Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e- Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)
4 Zn – Mg 1,61 V Mg(s) → Mg2+(aq) + 2e- Zn2+(aq) + 2e-→ Zn(s)
5 Fe – Mg 1,93 V Mg(s) → Mg2+(aq) + 2e- Fe2+(aq) + 2e-→ Fe(s)
6 Zn – Fe 0,32 V Zn(s)→ Zn2+(aq) + 2e- Fe2+(aq) + 2e-→ Fe(s)

(a) Tuliskan persamaan reaksi sel setara untuk keenam sel.


Jawab:
Sel Volta Persamaan reaksi sel setara :

Cu – Zn Zn(s) + Cu2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Cu(s)

Cu – Mg Mg(s) + Cu2+ (aq) → Mg 2+ (aq) + Cu(s)

Cu – Fe Fe(s) + Cu2+ (aq) → Fe2+ (aq) + Cu(s)

Zn – Mg Mg(s) + Zn2+ (aq) → Mg 2+ (aq) + Zn(s)

Fe – Mg Mg(s) + Fe2+ (aq) → Mg 2+ (aq) + Fe(s)

Zn – Fe Zn(s) + Fe2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Fe(s)

(b) Tentukan besarnya potensial sel volta untuk keenam sel, gunakan harga potensial setengah
reduksi standar dari keempat jenis logam yang digunakan.
Jawab:
E 0 sel = E 0 Katode − E 0 Anode

Sel Volta Potensial Sel

Cu – Zn E 0 = E 0 Cu − E 0 Zn
E 0 = 0,34V − (−0,76V)
𝐄𝟎 = +𝟏, 𝟏𝟎𝐕

Cu – Mg E 0 = E 0 Cu − E 0 Mg
E 0 = 0,34V − (−2,37V)
𝐄𝟎 = +𝟐, 𝟕𝟏𝐕

Cu – Fe E 0 = E 0 Cu − E 0 Fe
E 0 = 0,34V − (−0,44V)
𝐄𝟎 = +𝟎, 𝟕𝟖𝐕
Zn – Mg E 0 = E 0 Zn − E 0 Mg
E 0 = −0,76V − (−2,37V)
𝐄𝟎 = +𝟏, 𝟔𝟏𝐕

Fe – Mg E 0 = E 0 Fe − E 0 Mg
E 0 = −0,44V − (−2,37V)
𝐄𝟎 = +𝟏, 𝟗𝟑𝐕

Zn – Fe E 0 = E 0 Fe − E 0 Zn
E 0 = −0,44V − (−0,76V)
𝐄𝟎 = +𝟎, 𝟑𝟐𝐕

(c) Tentukan katoda, anoda zat pengoksidasi, dan zat pereduksi untuk keenam sel.
Jawab:
Sel Volta Katoda Anoda Oksidator Reduktor

Cu – Zn Tembaga (Cu) Seng (Zn) Cu2+(aq) Zn(s)

Cu – Mg Tembaga (Cu) Magnesium (Mg) Cu2+(aq) Mg(s)

Cu – Fe Tembaga (Cu) Besi (Fe) Cu2+(aq) Fe(s)

Zn – Mg Seng (Zn) Magnesium (Mg) Zn2+(aq) Mg(s)

Fe – Mg Besi (Fe) Magnesium (Mg) Fe2+(aq) Mg(s)

Zn – Fe Besi (Fe) Seng (Zn) Fe2+(aq) Zn(s)

(d) Bandingkan besarnya potensial sel untuk keenam sel. Jelaskan perbedaan potensial dari
keenam sel baterai tersebut.
Jawab:
Sel Volta Potensial Sel Perbedaan potensial sel tersebut didasarkan pada perbedaan
Cu – Zn
sel (logam) yang digunakan. Apabila dua logam yang
+1,10V
digunakan dalam satu sel utuh memiliki beda potensial
Cu – Mg +2,71V reduksi standar yang sangat besar antara logam satu dengan
Cu – Fe logam lainnya, maka akan semakin besar pula potensial sel
+0,78V
yang dihasilkan. Sebaliknya, apabila beda potensial reduksi
Zn – Mg +1,61V standar antara logam satu dengan logam lainnya kecil, maka
Fe – Mg +1,93V akan semakin kecil pula potensial sel yang dihasilkan.
Potensial sel bernilai positif menandakan bahwa reaksi
Zn – Fe +0,32V terjadi secara spontan.
(e) Tentukan urutan keempat jenis logam yang digunakan berdasarkan kemudahan
direduksinya.
Jawab:
Berdasarkan nilai potensial reduksinya, urutan logam yang mudah direduksi adalah
Cu > Fe > Zn > Mg

5. Perhitungan dan Persamaan Reaksi


A. Perhitungan
Sel Volta Potensial Sel
Cu – Zn E 0 = E 0 Cu − E 0 Zn
E 0 = 0,34V − (−0,76V)
𝐄𝟎 = +𝟏, 𝟏𝟎𝐕
Cu – Mg E 0 = E 0 Cu − E 0 Mg
E 0 = 0,34V − (−2,37V)
𝐄𝟎 = +𝟐, 𝟕𝟏𝐕
Cu – Fe E 0 = E 0 Cu − E 0 Fe
E 0 = 0,34V − (−0,44V)
𝐄𝟎 = +𝟎, 𝟕𝟖𝐕
Zn – Mg E 0 = E 0 Zn − E 0 Mg
E 0 = −0,76V − (−2,37V)
𝐄𝟎 = +𝟏, 𝟔𝟏𝐕
Fe – Mg E 0 = E 0 Fe − E 0 Mg
E 0 = −0,44V − (−2,37V)
𝐄𝟎 = +𝟏, 𝟗𝟑𝐕
Zn – Fe E 0 = E 0 Fe − E 0 Zn
E 0 = −0,44V − (−0,76V)
𝐄𝟎 = +𝟎, 𝟑𝟐𝐕
B. Persamaan Reaksi

Sel Volta Persamaan reaksi sel setara

Cu – Zn Zn(s) + Cu2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Cu(s)

Cu – Mg Mg(s) + Cu2+ (aq) → Mg 2+ (aq) + Cu(s)

Cu – Fe Fe(s) + Cu2+ (aq) → Fe2+ (aq) + Cu(s)

Zn – Mg Mg(s) + Zn2+ (aq) → Mg 2+ (aq) + Zn(s)

Fe – Mg Mg(s) + Fe2+ (aq) → Mg 2+ (aq) + Fe(s)

Zn – Fe Zn(s) + Fe2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Fe(s)


6. Pembahasan
Sel Volta Cu – Zn
Larutan garam pada setiap gelas kimia membentuk ion-ion dari garam tersebut. Sehingga saat
dihubungkan dengan kabel dan elektroda maka terjadi perpindahan elektron. Lempeng logam
Zn dan Cu berperan sebagai elektroda. Logam Zn bertindak sebagai anoda yang mengalami
reaksi oksidasi yang melepaskan elektron. Logam Zn yang melepaskan elektron akan terurai
menjadi ion Zn2+ ke dalam larutan. Hal ini menyebabkan lempeng Zn terkikis (berkurang).
Pada anoda, ion positif yang telah dilepaskan oleh Zn menyebabkan di dalam larutan lebih
dominan ion positif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion negatif (NO3-) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis. Elektron yang dilepaskan oleh logam Zn
kemudian dialirkan melalui kabel menuju katoda. Logam Cu bertindak sebagai katoda yang
mengalami reaksi reduksi. Ion Cu2+ dalam larutan menangkap elektron yang dilepaskan oleh
logam Zn sehingga membentuk padatan Cu. Hal ini menyebabkan lempeng Cu bertambah
tebal. Pada katoda, ion positif yang telah menangkap elektron menyebabkan pada larutan
lebih dominan ion negatif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion positif (K+) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis ke dalam larutan. Potensial sel dari sel
volta ini adalah 1,1 V.

Sel Volta Cu – Mg
Larutan garam pada setiap gelas kimia membentuk ion-ion dari garam tersebut. Sehingga saat
dihubungkan dengan kabel dan elektroda maka terjadi perpindahan elektron. Lempeng logam
Mg dan Cu berperan sebagai elektroda. Logam Mg bertindak sebagai anoda yang mengalami
reaksi oksidasi yang melepaskan elektron. Logam Mg yang melepaskan elektron akan terurai
menjadi ion Mg2+ ke dalam larutan. Hal ini menyebabkan lempeng Mg terkikis (berkurang).
Pada anoda, ion positif yang telah dilepaskan oleh Mg menyebabkan di dalam larutan lebih
dominan ion positif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion negatif (NO3-) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis. Elektron yang dilepaskan oleh logam Mg
kemudian dialirkan melalui kabel menuju katoda. Logam Cu bertindak sebagai katoda yang
mengalami reaksi reduksi. Ion Cu2+ dalam larutan menangkap elektron yang dilepaskan oleh
logam Zn sehingga membentuk padatan Cu. Hal ini menyebabkan lempeng Cu bertambah
tebal. Pada katoda, ion positif yang telah menangkap elektron menyebabkan pada larutan
lebih dominan ion negatif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion positif (K+) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis ke dalam larutan. Potensial sel dari sel
volta ini adalah 2,71 V.

Sel Volta Cu – Fe
Larutan garam pada setiap gelas kimia membentuk ion-ion dari garam tersebut. Sehingga saat
dihubungkan dengan kabel dan elektroda maka terjadi perpindahan elektron. Lempeng logam
Zn dan Fe berperan sebagai elektroda. Logam Fe bertindak sebagai anoda yang mengalami
reaksi oksidasi yang melepaskan elektron. Logam Fe yang melepaskan elektron akan terurai
menjadi ion Fe 2+ ke dalam larutan. Hal ini menyebabkan lempeng Fe terkikis (berkurang).
Pada anoda, ion positif yang telah dilepaskan oleh Fe menyebabkan di dalam larutan lebih
dominan ion positif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion negatif (NO3-) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis. Elektron yang dilepaskan oleh logam Fe
kemudian dialirkan melalui kabel menuju katoda. Logam Cu bertindak sebagai katoda yang
mengalami reaksi reduksi. Ion Cu2+ dalam larutan menangkap elektron yang dilepaskan oleh
logam Zn sehingga membentuk padatan Cu. Hal ini menyebabkan lempeng Cu bertambah
tebal. Pada katoda, ion positif yang telah menangkap elektron menyebabkan pada larutan
lebih dominan ion negatif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion positif (K+) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis ke dalam larutan. Potensial sel dari sel
volta ini adalah 0,78 V.

Sel Volta Zn – Mg
Larutan garam pada setiap gelas kimia membentuk ion-ion dari garam tersebut. Sehingga saat
dihubungkan dengan kabel dan elektroda maka terjadi perpindahan elektron. Lempeng logam
Zn dan Mg berperan sebagai elektroda. Logam Mg bertindak sebagai anoda yang mengalami
reaksi oksidasi yang melepaskan elektron. Logam Mg yang melepaskan elektron akan terurai
menjadi ion Mg2+ ke dalam larutan. Hal ini menyebabkan lempeng Fe terkikis (berkurang).
Pada anoda, ion positif yang telah dilepaskan oleh Mg menyebabkan di dalam larutan lebih
dominan ion positif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion negatif (NO3-) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis. Elektron yang dilepaskan oleh logam Mg
kemudian dialirkan melalui kabel menuju katoda. Logam Zn bertindak sebagai katoda yang
mengalami reaksi reduksi. Ion Zn2+ dalam larutan menangkap elektron yang dilepaskan oleh
logam Zn sehingga membentuk padatan Zn. Hal ini menyebabkan lempeng Zn bertambah
tebal. Pada katoda, ion positif yang telah menangkap elektron menyebabkan pada larutan
lebih dominan ion negatif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion positif (K+) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis ke dalam larutan. Potensial sel dari sel
volta ini adalah 1,61 V.

Sel Volta Fe – Mg
Larutan garam pada setiap gelas kimia membentuk ion-ion dari garam tersebut. Sehingga saat
dihubungkan dengan kabel dan elektroda maka terjadi perpindahan elektron. Lempeng logam
Fe dan Mg berperan sebagai elektroda. Logam Mg bertindak sebagai anoda yang mengalami
reaksi oksidasi yang melepaskan elektron. Logam Mg yang melepaskan elektron akan terurai
menjadi ion Mg2+ ke dalam larutan. Hal ini menyebabkan lempeng Fe terkikis (berkurang).
Pada anoda, ion positif yang telah dilepaskan oleh Mg menyebabkan di dalam larutan lebih
dominan ion positif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion negatif (NO3-) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis. Elektron yang dilepaskan oleh logam Mg
kemudian dialirkan melalui kabel menuju katoda. Logam Fe bertindak sebagai katoda yang
mengalami reaksi reduksi. Ion Fe2+ dalam larutan menangkap elektron yang dilepaskan oleh
logam Fe sehingga membentuk padatan Fe. Hal ini menyebabkan lempeng Fe bertambah
tebal. Pada katoda, ion positif yang telah menangkap elektron menyebabkan pada larutan
lebih dominan ion negatif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion positif (K+) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis ke dalam larutan. Potensial sel dari sel
volta ini adalah 1,93 V.

Sel Volta Zn – Fe
Larutan garam pada setiap gelas kimia membentuk ion-ion dari garam tersebut. Sehingga saat
dihubungkan dengan kabel dan elektroda maka terjadi perpindahan elektron. Lempeng logam
Fe dan Zn berperan sebagai elektroda. Logam Zn bertindak sebagai anoda yang mengalami
reaksi oksidasi yang melepaskan elektron. Logam Zn yang melepaskan elektron akan terurai
menjadi ion Zn2+ ke dalam larutan. Hal ini menyebabkan lempeng Zn terkikis (berkurang).
Pada anoda, ion positif yang telah dilepaskan oleh Zn menyebabkan di dalam larutan lebih
dominan ion positif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion negatif (NO3-) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis. Elektron yang dilepaskan oleh logam Zn
kemudian dialirkan melalui kabel menuju katoda.Logam Fe bertindak sebagai katoda yang
mengalami reaksi reduksi. Ion Fe2+ dalam larutan menangkap elektron yang dilepaskan oleh
logam Fe sehingga membentuk padatan Fe. Hal ini menyebabkan lempeng Fe bertambah
tebal. Pada katoda, ion positif yang telah menangkap elektron menyebabkan pada larutan
lebih dominan ion negatif. Untuk menjaga kenetralan larutan, maka ion positif (K+) akan
ditambahkan oleh jembatan garam secara otomatis ke dalam larutan. Potensial sel dari sel
volta ini adalah 0,32 V.

Kespontanan reaksi
Perbedaan potensial sel tersebut didasarkan pada perbedaan sel logam yang digunakan.
Apabila dua logam yang digunakan dalam satu sel utuh memiliki beda potensial reduksi
standar yang sangat besar antara logam satu dengan logam lainnya, maka akan semakin besar
pula potensial sel yang dihasilkan. Sebaliknya, apabila beda potensial reduksi standar antara
logam satu dengan logam lainnya kecil, maka akan semakin kecil pula potensial sel yang
dihasilkan. Potensial sel bernilai positif menandakan bahwa reaksi terjadi secara spontan.
Pada keenam sel, semuanya bernilai positif yang artinya reaksi dari keenam sel tersebut
terjadi secara spontan.

7. Kesimpulan
• Dalam sel volta, katoda adalah kutub positif (tempat terjadinya reaksi reduksi), sedangkan
anoda adalah kutub negatif (tempat terjadinya reaksi oksidasi).
• Jembatan garam berfungsi:
1) Memungkinkan kontak listrik antara dua larutan.
2) Mencegah pencampuran larutan elektroda.
3) Ia mempertahankan netralitas listrik di setiap setengah sel saat ion mengalir masuk
dan keluar dari jembatan garam.
• Potensial sel bernilai positif menandakan bahwa reaksi terjadi secara spontan
• Berdasarkan nilai potensial reduksinya, urutan logam yang mudah direduksi adalah
Cu > Fe > Zn > Mg

8. Pertanyaan
1) Apa akibatnya jika jembatan garam kertas saring tidak dibasahi dengan larutan 1,0 M
KNO3? Akankah potensi sel yang diukur menjadi terlalu tinggi, terlalu rendah, atau tidak
terpengaruh? Jelaskan.
Jawab:
Potensial sel tidak dapat diukur. Apabila jembatan garam dari kertas saring tidak dibasahi
dengan garam KNO3 maka tidak akan terjadi perpindahan elektron dari anoda menuju
katoda. Tanpa jembatan garam, netralitas listrik tidak dapat dipertahankan dan tidak ada
arus listrik yang dapat dihasilkan oleh sel.

2) Ketika konsentrasi dari larutan garam dari logamnya diubah menjadi 0,1 M apakah harga
potensial sel yang diukur meningkat atau menurun? Buktikan melalui perhitungan dan
jelaskan mengapa perubahan itu terjadi.
Jawab:
E 0 = E 0 Cu − E 0 Zn
E 0 = 0,34V − (−0,76V)
E 0 = +1,10V
Konsentrasi Cu2+ 1M dan konsentrasi Zn2+ 0,1 M
0,059 V [oksidasi]
E = E0 + × log
n [reduksi]

0,059 V
0
[Zn2+ ]
E=E + × log
2 [Cu2+ ]
0,059 V 0,1
E = 1,1 V + × log
2 1
E = 1,1 V + 0,0295 V × log 0,1

E = 1,1 V + 0,0295 V × −1

E = 1,0705 V

Apabila larutan pada anoda (oksidasi) yang konsentrasinya dikurangi, maka potensial sel
akan berkurang
Konsentrasi Cu2+ 0,1M dan konsentrasi Zn2+ 1 M
0,059 V [oksidasi]
E = E0 + × log
n [reduksi]

0,059 V
0
[Zn2+ ]
E=E + × log
2 [Cu2+ ]
0,059 V 1
E = 1,1 V + × log
2 0,1
E = 1,1 V + 0,0295 V × log 10

E = 1,1 V + 0,0295 V × 1

E = 1,1295 V
Apabila larutan pada katoda (reduksi) yang konsentrasinya dikurangi, maka potensial sel
akan bertambah
Konsentrasi Cu2+ 0,1 M dan konsentrasi Zn2+ 0,1 M
0,059 V [oksidasi]
E = E0 + × log
n [reduksi]

0,059 V [Zn2+ ]
E = E0 + × log
2 [Cu2+ ]
0,059 V 0,1
E = 1,1 V + × log
2 0,1
E = 1,1 V + 0,0295 V × log 1
E = 1,1 V + 0,0295 V × 0

E = 1,1 V

Apabila larutan pada kedua elektroda sama-sama dikurangi konsentrasinya maka


potensial sel tidak akan berubah

9. Daftar Pustaka

Jespersen, N., D., Brady, J., E., dan Hyslop, A. (2012). Chemistry: The Molecular Nature Of
Matter, Sixth Edition. USA: John Wiley and Sons, Inc.

Whitten, K. W., R. E. Davis, L. Peck, G. G. Stanley. (2014).General Chemistry. Belmont:


Thomson Brooks/Cole

Anda mungkin juga menyukai