Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II (KIM 19206)

PENENTUAN DAYA GERAK LISTRIK SEL KIMIA

Dosen Pengampu:

I Nyoman Selamat, S.Si, M.Si.

Disusun Oleh :
Fitri Edriyanti (1913031001)
Wayan Manika Ananda Hindu Widnyana (1913031006)
Ni Komang Ayu Mita Candra Dewi (1913031014)
Ni Luh Putu Citra Dewi (1913031016)
I Putu Dede Setiawan (1913031019)

Program Studi Pendidikan Kimia


Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
Selasa, 9 Juni 2020
I. Tujuan
Dari video praktikum, mahasiswa diharapkan memiliki keterampilan dan
pengetahuan dalam menyusun, mengukur DGL sel elektrik.
II. Dasar teori
Sel galvani atau sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah
elektroda yang dapat menghasilkan energi listrik. Energi listrik terjadi karena pada
elektroda tersebut terjadi reaksi redoks secara spontan. Lihat gambar:

Misalkan sel diatas terdiri dari elektroda seng, Zn/Zn 2+, dan elektroda tembaga,
Cu/Cu2+. Apabila kedua elektroda ini dihubungkan, maka elektron akan mengalir dari
Zn ke Cu. Elektron-elektron ini berasal dari reaksi spontan pada elektroda Zn/Zn2+:
Zn Zn2+ + 2e
Elektron yang tiba pada elektroda Cu/Cu2+ akan bereaksi dengan ion-ion tembaga
Cu2+ + 2e Cu
Dengan demikian ion-ion Cu2+ diendapkan sebagai Cu. Reaksi sel secara keseluruhan
adalah penjumlahan dari kedua reaksi tersebut diatas:
Cu2+ + Zn Cu + Zn2+
Daya gerak listrik (DGL) suatu larutan dapat ditentukan dengan persamaan Nerst,
apabila reaksi sel,
aA + bB cC + dD
Maka daya gerak listrik dalam reaksi tersebut adalah:
E = Eo-

Keterangan:
E = potensial elektroda (volt)
Eo = potensial elektroda standar (volt)
R = tetapan gas (8,312 JK-1mol-1)
F = tetapan faraday (96500 coulomb)
n = jumlah elektron yang terlibat
T = suhu dalam Kelvin (K)

III. Alat dan Bahan


Tabel 1. Tabel Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Voltmeter - 1 buah
2 Kabel konduktor - 2 buah
3 Penjepit buaya - 2 buah
4 Jembatan garam - 1 buah
5 Gelas kimia - 5 buah

Tabel 2. Tabel Bahan


No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1 Larutan CuSO4 - Secukupnya
2 Larutan ZnSO4 - Secukupnya
3 Larutan MgSO4 - Secukupnya
4 Larutan PbSO4 - Secukupnya
5 Elektroda seng - 1 buah
6 Elektroda tembaga - 1 buah
7 Elektroda magnesium - 1 buah
8 Elektroda timbal - 1 buah
IV. Prosedur Kerja
1. Rangkai alat dengan menghubungkan kabel konduktor dengan voltmeter yang
mana kabel konduktor hitam sebagai anoda sedangkan kabel konduktor yang
merah berperan sebagai katoda.
2. Pasangkan penjepit buaya pada setiap kabel konduktor.
3. Untuk percobaan 1, menggunakan elektroda Zn dan elektroda Cu. Pasang
elektroda Zn pada penjepit buaya yang terhubung dengan kabel anoda (hitam),
sedangkan elektroda Cu akan dipasang pada penjepit buaya yang terhubung pada
kabel katoda (merah).
4. Sediakan larutan CuSO4 dan ZnSO4 pada masing-masing gelas kimia.
5. Letakkan jembatan garam pada masing-masing gelas kimia sehingga kedua
larutan akan terhubung dengan jembatan garam.
6. Atur voltmeter sebesar 2.5 volt.
7. Celupkan elektroda Zn dan elektroda Cu secara bersamaan ke masing-masing
larutannya. Usahakan hanya elektroda saja yang tercelup. Amati arus listrik yang
dihasilkan dari reaksi tersebut.
8. Setelah percobaan 1, pindahkan jembatan garam ke gelas kimia yang berisi air
yang mana berfungsi menetralkan jembatan garam.
9. Untuk percobaan 2, menggunakan elektroda Mg dan elektroda Cu. Pasang
elektroda Mg pada penjepit buaya yang terhubung dengan kabel anoda (hitam),
sedangkan elektroda Cu akan dipasang pada penjepit buaya yang terhubung pada
kabel katoda (merah).
10. Sediakan larutan CuSO4 dan MgSO4 pada masing-masing gelas kimia.
11. Letakkan jembatan garam pada masing-masing gelas kimia sehingga kedua
larutan akan terhubung dengan jembatan garam.
12. Atur voltmeter sebesar 2.5 volt.
13. Celupkan elektroda Mg dan elektroda Cu secara bersamaan ke masing-masing
larutannya. Usahakan hanya elektroda saja yang tercelup. Amati arus listrik yang
dihasilkan dari reaksi tersebut.
14. Setelah percobaan 2, pindahkan jembatan garam ke gelas kimia yang berisi air
yang mana berfungsi menetralkan jembatan garam.
15. Ulangi lagi pada elektroda lainnya seperti pada langkah 9-13. Amati arus listrik
yang dihasilkan.

V. Hasil Pengamatan
No Setengah Sel Cu2+/Cu Zn2+/Zn Mg2+/Mg Pb2+/Pb
Katoda

Setengah Sel
Anoda

1 Cu/Cu2+ 0 - - -
2 Zn/Zn2+ +1.1 0 - +0.6
3 Mg/Mg2+ +1.5 +0.625 0 +1.20
4 Pb Pb2+ +0.41 - - 0

VI. Pembahasan

Dalam menentukan Eo sel, peneliti harus mengetahui deret volta untuk menentukan
mana yang reduksi (katoda) dan mana yang oksidasi (anoda). Pada percobaan ZnSO4
dengan CuSO4 padatan Zn bertindak sebagai anoda karena dalam deret volta Cu lebih di
kanan yang artinya lebih mudah tereduksi dan bertindak sebagai katoda. Sebaliknya, Zn
terletak di kiri yang artinya mudah teroksidasi dan bertindak sebagai anoda. Karena Zn
bertindak sebagai anoda, maka saat dijepit dengan kabel konduktor, dijepit oleh kabel
hitam yang berarti kutub negatif dan elektroda Cu dijepit oleh kabel merah yang berarti
kutub positif. Kemudian dimasukan kedalam masing-masing larutan yang sudah diisi
jembatan garam elektroda Cu ke CuSO4 dan elektroda Zn ke dalam ZnSO4.

Jika jarum pada voltmeter bergerak ke kiri maka reaksi tersebut salah. Dan
sebaliknya jika jarum mengarah ke kanan maka reaksi tersebut benar. Pada percobaan Zn
dengan Cu, jarum mengarah ke kanan yang berarti reaksi tersebut benar. Kemudian
peneliti menghitung nilai Eo sel, pada reaksi ini. Pada percobaan 1, antara elektroda Zn
dan elektroda Cu didapat hasil Eo sel sebesar +1.1 volt. Hal ini juga dapat dibuktikan
dengan pembuktian secara teoritis dengan menggunakan data potensial sel

Zn Zn2+ Cu2+ Cu

Eo sel = E reduksi – E oksidasi = E katoda – E anoda

= +0.34 volt – (-0.76 volt) = +1.1 volt

Kemudian pada percobaan ZnSO4 dengan PbSO4 dilakukan hal sama. Zn sebagai
anoda karena dalam deret volta berada lebih kiri dibanding Pb dan Pb bertindak sebagai
katoda karena berada lebih kanan dibanding Zn. Dari hasil pengamatan, jarumnya
bergerak ke kanan maka reaksi sudah benar. Dari reaksi yang telah dilaksanakan, didapat
hasil sebesar +0.6 volt. Hal ini dapat dibuktikan secara teoritis dengan notasi sel dan
potensial sel.

Zn Zn2+ Pb2+ Pb

Eo sel = E reduksi – E oksidasi = E katoda – E anoda

= -0.13 volt – (-0.76 volt) = 0.63 volt = 0.6 volt

Bedasarkan hasil praktikum antara elektroda Mg dengan elektroda Pb yaitu menghasilkan


listrik sebesar +1.20 volt. Hasil tersebut tidak dapat dibuktikan dengan notasi sel dan data
potensial sel. Hal ini dikarenakan jika dibuktikan secara teoritis, maka akan
menghasilkan hasil yang berbeda, seperti dibawah ini:

Mg Mg2+ Pb2+ Pb

Eo sel = E reduksi – E oksidasi = E katoda – E anoda =-0.13 volt – (-2.37 volt)

= 2.24 volt.

Hal ini dipengaruhi oleh pengaruh eksternal yang terjadi selama praktikum berlangsung.
Misalnya larutan yang terkontaminasi larutan lainnya, kurangnya kebersihan alat
praktikum yang digunakan, dan kerusakan alat yaitu pada voltmeter sehingga terjadi
kesalahan pada perhitungan arus listrik yang dihasilkan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa percobaan ZnSO4 dengan CuSO4 maupun
percobaan ZnSO4 dengan PbSO4 reaksinya benar dengan reaksi sebagai berikut.

Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu Eo= +1.1V

Zn + Pb2+  Zn2+ + Pb Eo = +0.6 V

VII. Kesimpulan

Sel galvani atau sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang terdiri atas
dua buah elektroda yang dapat menghasilkan energi listrik. Dalam menentukan Eo,
peneliti harus mengetahui deret volta untuk menentukan mana yang reduksi (katoda)
dan mana yang oksidasi (anoda). Unsur yang berada lebih kiri bertindak sebagai
anoda yang memiliki sifat mudak mudah teroksidasi dan sebagai reduktor kuat yang
nantinya dijepit pada kabel konduktor hitam yang memandakan kutub negatif. Unsur
yang berada lebih dikanan bertindak sebagai katoda yang memiliki sifat mudah
tereduksi dan sebagai oksidator kuat yang nantinya dijepit oleh kabel konduktor
merah yang menandakan kutub positif.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa percobaan ZnSO4 dengan CuSO4


maupun percobaan MgSO4 dengan CuSO4 reaksinya benar dengan reaksi sebagai
berikut.

Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu Eo= +1.1V

Zn + Pb2+  Zn2+ + Pb Eo = +0.6 V

Reaksi antara elektroda Pb dengan elektroda Mg tidak menunjukkan keseuaian antara


hasil praktikum dengan pembahasan secara teoritis. Hal ini dipengaruhi oleh
pengaruh eksternal yang terjadi selama praktikum berlangsung. Misalnya larutan
yang terkontaminasi larutan lainnya, kurangnya kebersihan alat praktikum yang
digunakan, dan kerusakan alat yaitu pada voltmeter sehingga terjadi kesalahan pada
perhitungan arus listrik yang dihasilkan.
VIII. Daftar Pustaka

Referensi video yang digunakan: https://youtu.be/5JYjNbLPjuM

Widjajanti, Endang. 2005. Elektrokimia. Diakses pada 8 Juni 2020. Dari


https://www.coursehero.com/file/12106824/elektrokimia/

Singaraja, 9 Juni 2020

Dosen Pengampu

I Nyoman Selamat, S.Si, M.Si

NIP 196202211986012001

Anda mungkin juga menyukai