Anda di halaman 1dari 10

Potensiometri

TAUFIQ INDRA RUKMANA


ANALISIS FISIKOKIMIA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA
TA 2020/2021 SEMESTER GENAP
Potensiometri

 Potensiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari


pengukuran potensial elektroda.
 Potensiometri berasal dari kata Potensio dan Metri.
 Potensio merujuk kepada Potensial atau Beda Potensial 
Beda jumlah elektron pada suatu sel elektrokimia.
 Metri berarti Pengukuran, dalam hal ini adalah salah satu
Metode pengukuran dalam Analisis secara kimia.
Beda Potensial

 Beda potensial menimbulkan tegangan listrik, dan terkait dengan


jumlah elektron suatu konduktor/elektroda.
 Dalam sel elektrokimia, biasanya akan ada dua elektroda, yaitu
elektroda negatif dan positif.
 Pada satu sisi, ada elektron yang menumpuk, sedangkan di sisi lain,
ada jumlah elektronnya sedikit.
 Hal ini menyebabkan terjadinya beda potensial, sehingga electron
akan mengalami pergerakan dari elektroda negatif ke positif.
 Pada akhirnya akan timbul arus listrik.
Prinsip Potensiometri

 Pengukuran analitik kimia berdasarkan perubahan potensial (jumlah


elektron) dari elektroda untuk mengetahui konsentrasi suatu analit.
Sel Volta / Sel Galvani
Elektroda Tunggal

Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
atau
- Cu - Cu2+ Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)
Cu2+ -
Cu2+
CuSO4
Cu2+ + 2 e- <- -> Cu
Sel Volta / Sel Galvani

Dalam sel ini, terjadi reaksi


reduksi-oksidasi secara spontan
yang menghasilkan aliran listrik

Komponen:
1. Voltmeter
2. Jembatan garam
3. Anoda (Zn <--> Zn2+ + 2 e-)
4. Katoda (Cu2+ + 2 e- <--> Cu)
Sel Volta / Sel Galvani

1. Voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.


2. Jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan.
3. Anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi, pada gambar sebelumnya,
yang bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng (zink electrode).
4. Katoda, elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi, pada gambar sebelumnya,
yang bertindak sebagai katode adalah elektroda Cu/tembaga (copper electrode).

Reduktor Oksidator
Mudah teroksidasi Deret Volta Mudah tereduksi
Mudah melepas elektron Mudah menangkap elektron

E°sel = E°katode – E°anode


Elektroda dalam Potensiometri

 Dalam Potensiometri, untuk mendapatkan nilai beda potensial,


diperlukan dua macam elektroda, yaitu Elektroda Pembanding
(Reference) dan Elektroda Indikator (Working).
 Elektroda Pembanding: Potensialnya tetap meskipun ion yang diuji
berbeda-beda. Ada elektroda pembanding primer/baku
(Hidrogen) dan elektroda pembanding sekunder.
 Elektroda Indikator: Potensialnya harus tergantung pada aktivitas
ion yang akan ditentukan. Ada elektroda indicator ion logam-
logam (jenis pertama, kedua, dan ketiga), elektroda lembam inert
(redoks), dan elektroda membran (dan kaca/gelas).
Potensial Elektroda

 Jika perbedaan potensial antara dua elektroda diukur menggunakan


potensiometer, ketika arus listrik yang dihasilkan mengalir sampai habis,
maka akan diperoleh nilai limit atau perbedaan potensial saat arus
listriknya nol, yang disebut sebagai potensial sel (Eosel).
Potensial elektroda terbagi atas elektroda pada reaksi redoks:
 Elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan
elektroda hidrogen, mempunyai tanda positif (Eosel = +).
 Elektroda yang lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan
elektroda hidrogen dan, mempunyai tanda negatif (Eosel = -)
Penggunaan Potensiometri

 Potensiometri Langsung (direct potentiometry):


pengukuran pH, pengukuran kadar ion dalam
analit.
 Titrasi Potensiometri (potentiometric titration):
titrasi asam-basa (netralisasi), titrasi reduksi-
oksidasi, serta titrasi pengendapan (presipitasi)
dan pembentukan kompleks (kompleksometri)
Tugas Presentasi Kelompok

1. Elektroda dalam Potensiometri: Sel Volta, Perhitungan potensial sel, Rumus Nernst,
Elektroda pembanding, Elektroda indikator, beserta contoh-contoh elektroda-
elektroda tersebut.
2. Potensiometri Langsung: Pengukuran pH, Pengukuran kadar ion, Prinsip, Elektroda,
dan Aplikasi-aplikasinya; serta Penetapan Kadar Air secara Karl Fischer: Prinsip,
Elektroda, Cara kerja dan Perhitungan.
3. Titrasi Potensiometri Asam Basa (Netralisasi): Prinsip, Elektroda, Cara Kerja, Penetapan
Kadar, Grafik pH dan Volume beserta turunan2nya (ΔpH/ΔV, dan Δ2pH/ΔV2),
Penetapan pKa asam lemah, Reaksi, Aplikasi
4. Titrasi Potensiometri Redoks, Presipitasi, dan Kompleksometri: Prinsip-prinsip,
Elektroda-elektroda yang digunakan, Reaksi-reaksi, dan Aplikasi-aplikasinyanya.

Anda mungkin juga menyukai