Anda di halaman 1dari 14

Sel Galvani

I. Tujuan Percobaan
1. Menghitung potensial standar (E°) dari berbagai macam elektroda.
2. Memprediksi berlangsung atau tidaknya suatu reaksi redoks berdasarkan E° elktroda logam.

II. Dasar Teori


Sel elektrokimia dimana reaksi oksidasi-reduksi spontan terjadi dan menghasilkan beda
potensial disebut sel galvani. Dalam sel galvani energi kimia diubah menjadi energi listrik. Sel
galvani juga disebut Sel Volta.
Potensial standar.
Cara menentukan beda potensial masing-masing elektroda dengan menggunakan
elektroda hidrogen standar sebagi elktroda standar yang mempunyai potensial 0 volt.
Selanjutnya untuk menetukan potensial suatu elektroda, elektroda tersebut dihubungkan dengan
elektroda hidrogen. Jika pengukuran dilakukan pada suhu 25℃, tekanan 1 atm dan konsentrasi
ion-ion sebesar 1,0 M maka potensial yag dihasilkan dinamakan potensial standar yanng
dilambangkan dengan E°.
Perhatikan data pada tabel potensial standar, poetnsial standar Cu berharga positif
sedangkan standar seng adalah negatif. Suatu elektroda mempunyai potensial positif berarti
elektroda tersebut lebih mudah direduksi daripada hidrogen. Sebaliknya, elektroda mempunyai
potensial standar negatif berarti elektroda tersebut lebih mudah teroksidasi daripada ion
hidrogen.
Jadi pada saat elektoda Cu dihubungkan dengan elektroda hidrogen, ion Cu2+ tereduksi
menjadi Cu. Apa yang terjadi jika elektroda Zn dihubungkan dengan elektroda hidrogen.
Ketentuan IUPAC selalu menyebutkan potensial elektroda standar sebagai potensial reduksi.
Jika dua elektroda dihubungkan sehingga terjadi proses spontan yang menghasilkan arus listrik
elektroda dengan E° lebih besar akan mengalami reduksi dan elektroda dengan E° lebih rendah
akan mengalami oksidasi. Ketentuan yang digunakan untuk menuliskan reaksi sel pada
elektroda dan menentukan harga Eo sel adalah sebagai berikut:
1. Reaksi keseluruhan sel merupakan penjumlahan dari reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Jika
pada suatu reaksi sel lebih dari reaksi satu elektron yang berperan, maka elektroda standar
(E°) tidak berubah.
2. E° sel dinyatakan sebagai potensial standar elektoda reduksi dikurangi potensial standar
elektoda oksidasi. E° sel = E° reduksi - E° oksidasi
3. Jika E° sel bernilai positif maka reaksi sel yang terjadi merupakan reaksi spontan.

Cara mengukur Eo Cu dengan elektroda hydrogen


K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb
Bi Cu Hg Ag Pt Au
Semakin mudah dioksidasi

(Astuti, Erna.dkk.2020)
Jika sebuah logam seng dimasukka ke dalam larutan CuSO4 , Zn teroksidasi menjadi ion
Zn sementara ion Cu2+ tereduksi menjadi logam tembaga
2+

Zn (s) + Cu2+ → Zn2+ (aq) + Cu (s)

Elektron-elekrton ditransfer langsung dari zat pereduksi (Zn) ke zat pengoksidasi (Cu 2+)
dalam larutan. Namun, jika kita memisahkan secara fisik zat pengoksidasi dari zat
pereduksi, transfer elektron dapat berlangsung lewat medium penghantar eksternal (kawat
logam). Sewaktu reaksi berlangsung, kawat mengalirkan elektron secara konstan sehingga
menghasilkan listrik (dengan kata lain,kawat ini menghasilkan kerja listrik seperti untuk
menggerakkan motor lisrik).
Peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan reaksi redoks
spontan disebut sel galvanik atau selvolta diambil dari nama ilmuan Italia Luigi Galvani
atau Alessandro Volta, yang membuat versi awal dari alat ini.
Sebatang seng dimasukkan ke dalam larutan ZnSO 4 , dan sebatang tembaga dimasukkan ke
dalam larutan CuSO4. Sel bekerja berdasarkan asas bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ dan
mereduksi Cu2+ menjadi Cu dapat dibuat berlangsug serentak dalam lokasi-lokasi yang
terpisah dimana transfer elektron antara lokasi-lokasi tersebut terjadi melalui sebuah kawat
eksternal. Batang seng dan tembaga dinamakan elektroda. Susunan elektroda (Zn dan Cu)
dan larutan (ZnSO4 dan CuSO4 ) ini disebut sel Daniell. Berdasarkan definisi, anoda dalam
sel galvanik ialah elektroda tempat terjadinya oksidasi dan katoda ialah elektroda tempat
terjadinya reduksi.
Dengan mengetahui salah satu potensial elektroda, kita dapat memperoleh potensial
lainnya dengan operasi pengukuran. Kita tidak mungkin mengukur potensial dari suatu
elektroda saja, tetapi jika kita secara sepihak mematok nilai potensial salah satu elektroda
sebagai nol, kita dapat menggunakannya untuk menentukan potensial relatif dari elektroda
lain. Elektroda hidrogen berfungsi sebagai rujukan untuk maksud ini. Gas hidrogen
dihembuskan ke dalam larutan asam klorida pada suhu 25℃. Elektroda platinanya memiliki
dua fungsi. Fungsi pertama adalah menyediakan permukaan tempat terjadinya penguraian
molekul hidrogen:

H2 → 2H+ +2e

Fungsi kedua adalah sebagai penghantar listrik ke rangkaian eksternal.


Pada kondisi keadaan standar (ketika tekanan H2 1 atm dan konsentrasi larutan HCl 1M),
potensial reduksi H+ pada 25℃ adalah tepat nol:

2H+ (1M) + 2e → H2 (1 atm) E° = 0V

Superskrip “°” menyatakan kondisi keadan standar, dan E° adalah potensial reduksi
standar, atau voltase yang berkaitan dengan reaksi reduksi pada elekroda pada semua zat
terlarut 1 M dan semua gas pada 1 atm. Jadi, potensial reduksi standar dari elektroda
hidrogen ditetapkan sebagai nol. Elektroda hidrogen ini dinamakan elektroda hidrogen
standar (SHE, standard hydrogen electrode)
Nilai-nilai E° pada reaksi setengah sel adalah nilai untuk reaksi pada arah maju (kiri ke
kanan). Semakin positif E°, maka semakin besar kecenderungan zat untuk tereduksi.

F2 (1atm) + 2e → 2F- (1M) E° = 2,87 V

Mempunyai nilai E° positif tertinggi diantara semua rekasi setengah sel. Jadi, F 2 adalah
zat pengoksidasi paling kuat karena mempunyai kecenderungan terbesar untuk tereduksi.
Hal bertolak belakang terjadi pada reaksi

Li+ (1M) + e → Li (s) E° = -3,05 V

Yang memiliki nilai E°paling negatif. Jadi, Li+ adalah zat yang pengoksidasi paling
lemah sebab spesi ini paling sukar direduksi. Sebaliknya, kita menyatakan bahwa F° adalah
zat pereduksi paling lemah dan logam Li adalah zat pereduksi paling kuat. Pada kondisi
keadaan standar, zat pengoksidasi menimbang kekuatannya dari bawah ke atas dan
mereduksi meningkat kekuatanya dari atas ke bawah. (Chang, Raymond.2020)

Potensial sel reaksi sel voltadapat ditentukan dengan melihat data potensial reduksi
suatu elektroda yang disebut potensial elektrode. Setiap atom memiliki potensial elektrode
yang nilainya relatif terhadap potensial elektrode atom hidrogen yang bernilai 0 volt. Oleh
karena itu, potensial atom hidrogen disebut juga potensial elektrode standar.

2H+ (1M) + 2e → H2 (g) E° = 0 volt

Menurut perjanjian, setiap unsur yang mengalami reaksi reduksi dengan hidrogen
(hidrogen mengalami oksidasi), potensial reduksi unsur tersebut diberi tanda positif.
Adapun unsur yang mengalami reaksi oksidasi dengan hidrogen (hidrogen mengalami
reduksi), → potensial reduksi unsur tersebut diberi tanda negatif.
Dengan memperhatikan tanda potensial sel, kita dapat mengetahui apakah suatu reaksi
dapat berlangsung (spontan) atau tidak dapat berlangsung. Jika potensial sel hasil
perhitungan bertanda positif, reaksi dapat berlangsunng (spontan). Adapun jika potensial sel
hasil perhitungan bertanda negatif, rekasi tidak dapat berlangsung (tidak spontan).
Dalam penentuan potensial sel, cara ini digunakan terutama dalam soal yang tidak
diketahui reaksi selnya.

Esel = E+ - E-

Keterangan:
Esel = potensial sel reaksi
E+ = potensial sel yang lebih positif
E- = potensial sel yang lebih negatif
Rumus ini didasarkan pada potensial sel harus bertanda positif, artinya reaksi sel
berlangsung spontan. Agar potensial sel positif, potensial sel yang lebih besar (belum tentu
bertanda positif), harus dikurangi dengan potensial sel yang lebih kecil (belum tentu
bertanda negatif).
Jenis elektrode pada sel volta dapat ditentukan dengan cara berikut
a. Katoda
Ingat kation (ion positif) berarti tergolong elektrode positif dan memiliki potensial lebih
besar (E°)
b. Anoda
Ingat anion (ion negatif), berarti tergolong elektrode negatif dan memiliki potensial
lebih kecil (E°)
Ada dua cara untuk menentukan kespontanan reaksi redoks. Pertama, carilah apakah
yang melakukan reaksi reduksi merupakan E+. Jika ya, berarti reaksi tersebut spontan. Kedua,
kespontanan reaksi juga dapat ditentukan dengan melihat posisi logam pada deret volta.
Deret volta merupakan unsur-unsur yang disusun berdasarkan data potensial reduksi. Berikut
unsur potensial reduksi
Li K Ca Na Mg Al Mn Zn Fe Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au
(Sutresna, Nana.2008)

III. Alat dan Bahan


Alat:
1. Gelas piala
2. Gelas arloji
3. Labu takar
4. Pengaduk
5. Jembatan garam
6. Potensiometer
7. Erlenmeyer
8. Lempeng logam Cu, Mg, Zn, dan Pb

Bahan:

1. Aquades
2. CuCl2
3. MgCl2
4. CuSO4
5. ZnCl2
6. (CH3COO)2Pb 1M
1 2 3 4 5

6 7 8 9 10

11 12

Gambar 1. Rangkaian Alat

Keterangan:

1. Erlenmeyer
2. Gelas arloji
3. Pengaduk
4. Gelas piala
5. Potensiometer
6. Lempeng logam Cu
7. Labu takar
8. Jembatan garam
9. Lempeng logam Mg
10. Lempeng logam Zn
11. Lempeng logam Pb
12. Rangkai sel galvani
IV. Cara Kerja

A. Pembuatan Larutan

1. Pembuatan Larutan ZnCl2 1M

Menimbang ZnCl2 sebanyak 6,76 gr


Menuang aquades sebanyak 20 ml ke dalam gelas piala dan memasukkan ZnCl 2


kemudian diaduk hingga larut

Mengambil larutan dan memasukkan ke dalam labu takar 50 ml, dan


menambahkan aquadest sampai garis batas. Kocok hingga homogen.

2. Pembuatan Larutan CuCl2 1M

Menimbang CuCl2 sebanyak 8,5 gr


Menuang aquadest sebanyak 20 ml ke dalam gelas piala dam memasukkan


CuCl2 keudian diaduk hingga larut

Mengambil larutan dan memasukkan ke dalam labu takar 50 ml, menambahkan


aquadest sampai garis batas. Kocok hingga homogen.

3. Pembuatan Larutan MgCl2 1M

Menimbang MgCl2 sebanyak 10,16 gr


Menuang aquadest sebanyak 20 ml ke dalam gelas piala dam memasukkan


MgCl2 keudian diaduk hingga larut

Mengambil larutan dan memasukkan ke dalam labu takar 50 ml, menambahkan
aquadest sampai garis batas. Kocok hingga homogen.

4. Pembuatan Larutan CuSO4 1M

Menimbang CuSO4 sebanyak 8 gr


Menuang aquadest sebanyak 20 ml ke dalam gelas piala dam memasukkan


CuSO4 keudian diaduk hingga larut

Mengambil larutan dan memasukkan ke dalam labu takar 50 ml, menambahkan


aquadest sampai garis batas. Kocok hingga homogen

5. Pembuatan Larutan (CH3COO)2Pb 1M

Menimbang (CH3COO)2Pb sebanyak 18,9 gr


Menuang aquadest sebanyak 20 ml ke dalam gelas piala dam memasukkan


(CH3COO)2Pb keudian diaduk hingga larut

Mengambil larutan dan memasukkan ke dalam labu takar 50 ml, menambahkan


aquadest sampai garis batas. Kocok hingga homogen

B. Prosedur

Merangkai sel galvani


Mencatan berapa voltasenya untuk masing-masing jenis elektrode logam


Mengganti elektrodanya dengan elektroda yang lain dan membaca voltasenya.



Melengkapi tabel dengan data yang diperoleh dari percobaan

V. Data Percobaan

No Larutan Potensial Standar (volt)


1 ZnCl2 -2, 37
2 CuCl2 +1,34
3 MgCl2 +1,13
4 CuSO4 -1,66
5 (CH3COO)2Pb -0,76

VI. Perhitungan

1. Reaksi 1 → Cu sebagai katoda


a. Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+
Reduksi : Cu2+ + 2e → Cu E° = 1,34 mv
Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e E° = -(-0,76) mv +
Cu2+ +Zn → Cu + Zn2+ E° sel = 2,10 mv (spontan)

b. Cu2+ + Mg → Cu + Mg2+
Reduksi : Cu2+ + 2e → Cu E° = 1,34 mv
Oksidasi : Mg → Mg2+ + 2e E° = -(-2,37) mv +
Cu2+ +Mg → Cu + Mg2+ E° sel = 3,71 mv (spontan)

c. Cu2+ + Pb → Cu + Pb2+
Reduksi : Cu2+ + 2e → Cu E° = 1,34 mv
Oksidasi : Pb → Pb2+ + 2e E° = -(1,13) mv +
Cu +Pb → Cu + Pb2+
2+
E° sel = 0,21 mv (spontan)

2. Reaksi 2 → Mg sebagai katoda


a. Mg2+ + Zn → Zn + Mg2+
Reduksi : Mg2+ + 2e → Mg E° = -2,37 mv
Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e E° = -(-0,76) mv +
Mg2+ + Zn → Zn + Mg2+ E° sel = -1,61 mv (tidak spontan)

b. Mg2+ + Cu → Mg + Cu2+
Reduksi : Mg2+ + 2e → Mg E° = -2,37 mv
Oksidasi : Cu → Cu2+ + 2e E° = -(1,34) mv +
Cu2+ +Mg → Cu + Mg2+ E° sel = -3,72 mv (tidak spontan)

c. Mg2+ + Pb → Mg + Pb2+
Reduksi : Mg2+ + 2e → Mg E° = -2,37 mv
Oksidasi : Pb → Pb2+ + 2e E° = -(1,13) mv +
Mg2+ +Pb → Mg + Pb2+ E° sel = -3,50 mv (tidak spontan)

3. Reaksi 3 → Zn sebagai katoda


a. Zn2+ + Mg → Zn + Mg2+
Reduksi : Zn2+ + 2e → Zn E° = -0,76 mv
Oksidasi : Mg → Mg2+ + 2e E° = -(-2,37) mv +
Mg2+ + Zn → Zn + Mg2+ E° sel = 1,61 mv (spontan)

b. Zn2+ + Cu → Zn + Cu2+
Reduksi : Zn2+ + 2e → Zn E° = -0,76 mv
Oksidasi : Cu → Cu2+ + 2e E° = -(1,34) mv +
Cu +Mg → Cu + Mg2+
2+
E° sel = -2,10 mv (tidak spontan)

c. Zn2+ + Pb → Zn + Pb2+
Reduksi : Zn2+ + 2e → Zn E° = -0,76 mv
Oksidasi : Pb → Pb2+ + 2e E° = -(1,13) mv +
Mg2+ +Pb → Mg + Pb2+ E° sel = -1,89 mv (tidak spontan)

4. Reaksi 4 → Pb sebagai katoda


a. Pb2+ + Mg → Pb + Mg2+
Reduksi : Pb2+ + 2e → Pb E° = 1,13 mv
Oksidasi : Mg → Mg2+ + 2e E° = -(-2,37) mv +
Pb2+ + Mg → Pb + Mg2+ E° sel = 3,50 mv (spontan)

b. Pb2+ + Cu → Pb + Cu2+
Reduksi : Pb2+ + 2e → Pb E° = 1,13 mv
Oksidasi : Cu → Cu2+ + 2e E° = - (1,34) mv +
Pb2+ + Cu → Pb + Cu2+ E° sel = -0,21 mv (tidak spontan)

c. Pb2+ + Zn → Pb + Zn2+
Reduksi : Pb2+ + 2e → Pb E° = 1,13 mv
Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e E° = -(-0,76) mv +
Pb2+ + Zn → Pb + Zn2+ E° sel = 0,89 mv (spontan)

VII. Pembahasan
Dari percobaan sel galvani yang bertujuan untuk menghitung potensial standar (E°) dari
elektroda Cu, Mg, Zn dan Pb serta memprediksi berlangsung atau tidaknya suatu reaksi
redoks berdasarkan E° elktroda logam Cu, Mg, Zn dan Pb. Dalam percobaan ini di dapatkan
data bahwa larutan ZnCl2 memiliki E° sebesar -2,37 , larutan CuCl2 memiliki E° sebesar
+1,34 , larutan MgCl2 memiliki E° sebesar +1,13 , larutan CuSO4 memiliki E° sebesar
-1,66 , larutan (CH3COO)2Pb memiliki E° sebesar -0,76.

Didapatkan hasil bahwa elektroda Cu bereaksi dengan Zn menghasilkan E° berharga


positif sehingga menghasilkan reaksi spontan . Elektroda Cu bereaksi dengan Mg
menghasilkan E° berharga positif sehingga menghasilkan reaksi spontan . Elektroda Cu
bereaksi dengan Pb menghasilkan E° berharga positif sehingga menghasilkan reaksi
spontan. Elektroda Mg bereaksi dengan Cu menghasilkan E° berharga negatif sehingga
menghasilkan reaksi tidak spontan . Elektroda Mg bereaksi dengan Zn menghasilkan E°
berharga negatif sehingga menghasilkan reaksi tidak spontan. Elektroda Mg bereaksi
dengan Pb menghasilkan E° berharga negatif sehingga menghasilkan reaksi tidak spontan.
Elektroda Zn bereaksi dengan Cu menghasilkan E° berharga negatif sehingga menghasilkan
reaksi tidak spontan . Elektroda Zn bereaksi dengan Mg menghasilkan E° berharga positif
sehingga menghasilkan reaksi spontan . Elektroda Zn bereaksi dengan Pb menghasilkan E°
berharga negatif sehingga menghasilkan reaksi tidak spontan. Elektroda Pb bereaksi dengan
Cu menghasilkan E° berharga negatif sehingga menghasilkan reaksi tidak spontan.
Elektroda Pb bereaksi dengan Mg menghasilkan E° berharga positif sehingga menghasilkan
reaksi spontan. Elektroda Pb bereaksi dengan Zn menghasilkan E° berharga positif sehingga
menghasilkan reaksi spontan. Semakin mudah direduksinya suatu zat berarti semakin
mudah zat tersebut untuk menerima elektron sehingga bertindak sebagai oksidator. Semakin
mudah dioksidasinya suatu zat berarti semakin mudah zat tersebut melepas elektron
sehingga bertindak sebagai reduktor.
VIII. Kesimpulan
1. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah sel galvani
2. Pada metode sel galvani oksidasi-reduksi spontan terjadi dan menghasilkan beda potensial
3. Dalam sel galvani energi kimia diubah menjadi energi listrik
4. Elektroda hidrogen standar sebagi elktroda standar yang mempunyai potensial (E°) 0 volt
5. Suatu elektroda mempunyai potensial positif berarti elektroda tersebut lebih mudah
direduksi daripada hidrogen
6. Elektroda mempunyai potensial standar negatif berarti elektroda tersebut lebih mudah
teroksidasi daripada ion hidrogen.
7. Elektroda dengan E° lebih besar akan mengalami reduksi
8. Elektroda dengan E° lebih rendah akan mengalami oksidasi
9. Jika pada suatu reaksi sel lebih dari reaksi satu elektron yang berperan, maka elektroda
standar (E°) tidak berubah.
10. E° sel dinyatakan sebagai potensial standar elektoda reduksi dikurangi potensial standar
elektoda oksidasi
11. Jika E° sel bernilai positif maka reaksi sel yang terjadi merupakan reaksi spontan
12. Jika potensial sel hasil perhitungan bertanda negatif, reaksi tidak dapat berlangsung (tidak
spontan).
13. Setiap unsur yang mengalami reaksi reduksi dengan hidrogen (hidrogen mengalami
oksidasi), potensial reduksi unsur tersebut diberi tanda positif
14. Unsur yang mengalami reaksi oksidasi dengan hidrogen (hidrogen mengalami reduksi),
potensial reduksi unsur tersebut diberi tanda negatif.

IX. Diskusi
Dari data E° elektroda logam dari hasil percobaan, hitunglah E° sel dan berlangsung tidaknya
reaksi spontan dari
a. Fe2+ + Cu → Fe + Cu2+
b. Zn + Pb2+ → Zn2+ + Pb
c. Fe + Pb2+ → Fe3+ + Pb
Jawaban:
a. Fe2+ + Cu → Fe + Cu2+
Reduksi : Fe2+ + 2e → Fe E° = 0,77 mv
2+
Oksidasi : Cu → Cu + 2e E° = -(1,34) mv +
2+ 2+
Fe + Cu → Fe + Cu E° sel = 0,57 mv (tidak spontan)

b. Zn + Pb2+ → Zn2+ + Pb
Reduksi : Pb2+ + 2e → Pb E° = 1,13 mv
Oksidasi : Zn → Zn2+ + 2e E° = -(-0,76) mv +
Zn + Pb2+ → Zn2+ + Pb E° sel = 1,89 mv (spontan)

c. Fe + Pb2+ → Fe2+ + Pb
Reduksi : Pb2+ + 2e → Pb E° = 1,13 mv
2+
Oksidasi : Fe → Fe + 2e E° = -(0,77) mv +
2+ 2+
Fe + Pb → Fe + Pb E° sel = 0,36 mv (spontan)

Reaksi dikatakan berlangsung spontan apabila nilai E° berharga positif. Reaksi dikatakan
berlangsug secara tidak spontan apabila nilai E° berharga negatif.

X. Daftar Pustaka

Astuti, Erna.dkk.2020.Petunjuk Praktikum Dasar Teknik Kimia I.Universitas Ahmad Dahlan :


Yogyakarta

Chang, Raymond.2020.Kimia Dasar jilid 2.Erlangga : Jakarta

Sutresna, Nana.2008.Kimia.Grafindo Media Pratama : Bandung


LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I

DisusunOleh :

Nama / Nim : Rahma Yunita Amalia / 1900020052

Gel. / Kel. : Dua / Sembilan

Hari / Tgl Praktikum : Selasa / 9 Juni 2020

Judul Praktikum : Percobaan 5. Sel Galvani

Asisten Pembimbing : Halizatul Aini

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2020

Anda mungkin juga menyukai