Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENENTUAN E SEL

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANGKY TERNANDO

NIM : 06111282126017

DOSEN PENGAMPU :

1. RODI EDI, S.Pd., M.Pd.

2. EKA AD’HIYA, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN
2021
Percobaan XII
I. Judul Praktikum : Penentuan E sel
II. Tanggal Praktikum : Praktikium ini dilakukan pada tanggal 11 November
2021.
III. Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah Untuk mengukur potensial sel pada
sel elektrokimia.

IV. Alat dan Bahan


Alat :
1. Jembatan garam
2. Lempeng logam Cu
3. Lempeng logam Zn
4. Kabal penghubung
5. Amplas
6. Volt meter
7. Gelas beker
Bahan :
1. larutan CuSO4
2. Larutan ZnSO4

V. Landasan Teori
Sel volta atau sel Galvani adalah bagian dari sel elektrokimia yang
didalamnya terjadi reaksi redoks spontan yang menghasilkan listrik.Dalam sel
volta, katoda adalah kutub positif (tempat terjadinya reaksi reduksi), sedangkan
anoda adalah kutub negative (tempat terjadinya reaksi oksidasi). (anonim)
EO sel volta didapatkan dari EO Katoda dikurangi EO Anoda menggunakan
data EO pada deret volta yang makin ke kiri unsur Hidrogen semakin kecil nilai
EO nya (EO sel volta = EO Katoda – EO Anoda atau EO sel volta = EO reduksi –
EO oksidasi) Sel volta banyak digunakan dalam industri antara lain akumulator
dan berbagai baterai. Prinsip sel volta juga dapat digunakan untuk mencegah
korosi pada logam.
Angka yang biasanya tertera di pengukuran lingkar arus listrik menunjukan
perbedaan potensial di antara dua setengah sel tersebut. Karena perbedaan
potensial ini merupakan “daya dorong” elektron, maka sering disebut daya
elektromotif (eruf) sel atau potensial sel satuan yang digunakan untuk mengukur
potensial listrik adalah Volt, jadi potensial sel disebut juga Voltase Sel. (anonim)
Dua aturan yang cocok untuk menghitung daya gerak listrik suatu sel
penentuan reaksi sel, dan untuk menentukan apakah reaksi sel seperti tertulis
berlangsung spontan daya gerak listrik sel E0 adalah daya gerak listrik bila semua
konstituen terdapat pada keaktifan satu.
1. Daya gerak listrik suatu sel sama dengan potensial elektroda standar
elektroda katode dikurangi potensial elektroda anode. E0 sel = E0
katode – E0 anode Hasil E0 sel > 0 menyatakan reaksi berlangsung
spontan, dan E0 sel < 0 maka menyatakan reaksi berlangsung tidak
spontan.
2. Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi
dan reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi
dan reaksi yang berlangsung pada katode adalah reaksi reduksi. Reaksi
sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini.
Untuk mengetahui reaksi redoks spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam
deret keaktifan logam yaitu :
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au,
semakin ke kanan maka potensial reduksi nya semakin meningkat sehingga
semakin mudah untuk di reduksi, dan semakin ke kiri makin mudah untuk di
oksidasi. Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda
hidrogen baku. Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif bila
elektroda ini lebih positif dari pada elektroda hidrogen standar, dan tandanya
negatif bila lebih negatif daripada elekrtoda hidrogen standar. (anonim)

Penulisan dengan lambang kerap kali digunakan untuk menggambarkan


sebuah sel. Penulisan ini disebut diagram sel, untuk sel elektrokimia :
Zn /│Zn2+ ││Ag+ │ Ag. Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupakan
elektroda dimana terjadi oksidasi dan disebut anode. Sedangkan kanan
merupakan elektroda dimana terjadi reduksi disebut katode. Garis tegak lurus
tunggal merupakan batas antara suatu elektroda dan fase lain. Garis tegak lurus
ganda menekankan bahwa larutan tersebut dihubungkan oleh jembatan garam.

Dengan menghubungkan elektroda dengan sumber energi luar (berupa suatu


generator atau baterai timbal), elektroda dapat dibuat mengalir dalam arah yang
berlawanan. Dalam reaksi elektrolisis, energi listrik digunakan untuk
menghasilkan suatu perubahan kimia yang tidak akan terjadi secara spontan (E
sel bernilai negatif). (anonim)

Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan reaksi
redoks dan menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda, tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda(elektrode negative), dan tempat
berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda(elektrode positif).

Rangkaian sel volta terdiri atas elektrode Zn (logam Zn) yang dicelupkan ke
dalam larutan ZnSO4 dan elektrode Cu (logam Cu) yang dicelupkan ke dalam
larutan CuSO4.

Kedua larutan itu dihubungkan dengan jembatan garam yang berbentuk huruf
U yang diisi dengan garam NaCl atau KNO3 dalam agar-agar (gelatin).
Sedangkan, kedua elektrode dihubungkan dengan alat petunjuk arus, yaitu
voltmeter melalui kawat. (anonim)

Bila elektrode Zn dan Cu dihubungkan dengan sebuah kawat maka akan


terjadi energi listrik (menghasilkan energi listrik). Untuk menjaga kenetralan
listrik dari kedua larutan di atas maka kedua larutan tersebut dihubungkan dengan
jembatan garam. Jembatan garam menyebabkan elekton mengalir secara terus
menerus melalui kawat.
Potensial sel (Eo sel) adalah potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu sel volta.
Besarnya potensial sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta dapat ditentukan
melalui:

1. Percobaan dengan menggunakan voltmeter atau potensiometer.


2. Perhitungan berdasarkan data potensial elektroda unsur-unsur sesuai
dengan reaksinya.
Text Box: Eo sel = Eokatode – Eoanode
Atau
Text Box: Eosel = Eoreduksi-Eooksidasi

Potensial elektroda merupakan ukuran besarnya kecenderungan suatu unsur


untuk melepas atau menyerap elektron. Untuk membandingkan kecenderungan
oksidasi atau reduksi dari suatu elektroda pembanding yaitu elektroda hidrogen.
Potensial yang dihasilkan oleh suatu elektroda yang dihubungkan dengan
elektroda hidrogen disebut potensial elektroda.Ada dua kemungkinan:

1. Jika potensial electrode bertanda (+) maka electrode lebih mudah


mengalami reduksi.
2. Jika potensial electrode bertanda (-) maka electrode lebih mudah
mengalami oksidasi.
Harga potensial sel tergantung pada jenis elektroda, suhu, konsentrasi ion
dalam larutan, dan jenis ion dalam larutan. Perlu diingat bahwa: Unsur/electrode
yang mempunyai E lebih kecil akan mengalami oksidasi dan berfungsi sebagai
anoda, dengan E0 oksidasi = – E0 reduksi. Syarat reaksi redoks berlangsung
spontan, yaitu logam untuk anoda terletak sebelah kiri logam untuk katoda dalam
deret volta. (anonim)

Deret Volta merupakan urutan logam-logam(ditambah hidrogen) berdasarkan


kenaikan potensial elektroda standarnya.Li – K – Ba – Sr – Ca – Na – Mg – Al –
Mn – Zn – Cr -Fe – Ni – Co – Sn – Pb – H – Cu – Hg – Ag – Pt – Au Semakin ke
kiri letak suatu logam dalam deret volta, maka logam tersebut semakin mudah
teroksidasi. Sebaliknya, semakin ke kanan suatu logam dalam deret volta, maka
logam tersebut semakin mudah tereduksi. Oleh karena itu, untuk melindungi
suatu logam dari reaksi oksidasi (perkaratan) maka logam tersebut perlu
dihubungkan dengan logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam
deret volta atau disebut sebagai perlindungan katodik. (anonim)
VI. Prosedur percobaan
1. Membuka link simulasi. http://amrita.olabs.edu.in/?
sub=73&brch=8&sim=153&cnt=1.
2. Memilih suhu menggunakan penggeser.
3. Memilih zinc untuk anoda dari daftar 'Pilih Elektroda'.
4. Memilih konsentrasi elektrolit di bagian anodik menggunakan penggeser.
5. Memilih copper untuk katoda dari daftar 'Pilih Elektroda'.
6. Memilih konsentrasi elektrolit di bagian katodik gunakan slidernya.
7. Melihat nilai ggl setiap sel pada voltmeter.
8. Melihat reaksi kimia dan persamaan untuk menghitung EMF sel di menu
sebelah kiri.
9. Untuk mengulangi eksperimen kapan saja, klik tombol 'Setel Ulang'.
10. Mencatat hasil praktikum pada tabel hasil percobaan.

VII. Hasil Praktikum


Tabel hasil praktikum
NO. Konsentrasi larutan ZnSO4 Konsentrasi larutan CuSO4 EMF Sel
(M) (M) (V)
1 0.1 M 0.1 M 1.100 V
2 0.1 M 0.05 M 1.092 V
3 0.1 M 0.02 M 1.080 V
4 0.1 M 0.01 M 1.072 V
5 0.05 M 0.1 M 1.108 V
6 0.02 M 0.1 M 1.120 V
7 0.01 M 0.1 M 1.128 V

VIII. Pembahasan
Dari percobaan ini didapatkan hasil bahwa Cu berfungsi sebagai katoda
sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi sebagai anoda sehingga
mengalami oksidasi. Larutan CuSO4 dan Larutan ZnSO4 sebagai elektrolit.
Adapun reaksi sel dari kedua larutan tersebut adalah :
Katoda                  :   2e– + Cu2+ –> Cu
Anoda                   :   Zn –> Zn2+ + 2e– 
Reaksi sel            :    Cu2+ + Zn –> Cu + Zn2+
Dengan diagram sel Zn/Zn2+//Cu2+/Cu.
Dari percobaan ini juga didapatkan hasil EMF sel dari 7 percobaan
dengan konsentrasi larutan yam berbeda beda. EMF sel dari ke 7 percobaan
tersebut secara berurutan adalah 1.100 V, 1.092 V, 1.080 V, 1.072 V, 1.108
V, 1.120 V, dan 1.128 V. Dapat dilihat dari hasil tersebut bahwa konsentrasi
dengan beda potensial yang dihasilkan, yaitu tidak berbandinglurus.

IX. Kesimpulan
Dari hasil percobaan distilasi uap tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Dua elektoda atau dua logam yang digunakan dalam rangkaian sel volta, yaitu
logamseng (Zn) dan logam tembaga (Cu) ternyata dapat menghasilkan energi
listrik, tetapi jumlah energi listrik yang dihasilkan sangat kecil.
2. Reaksi yang berlangsung adalah reaksi spontan, ini sesuai dengan yang
dikatakanoleh Alexander Volta bahwa syarat untuk menghasilkan energi
listrik adalahreaksinya harus reaksi yang berlangsung spontan. Kespontanan
reaksi dapat dilihatdari nilai E selnya. Jika nilai Ensel positif, reaksi
berlangsung spontan. Sebaliknya, nilai E sel negatif, berarti reaksi tidak
spontan.
3. Hubungan konsentrasi dengan beda potensial yang dihasilkan, yaitu tidak
berbandinglurus.

X. Daftar Pustaka
Anonim. Laporan Praktikum Sel Volta.
https://academia.co.id/laporan-praktikum-sel-volta/. Diakses pada 11
Novembar 2021

XI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai