Tujuan Percobaan
1. Untuk mengamati reaksi redoks spontan dan efek-efeknya.
2. Untuk mengamati apakah reaksi redoks spontan tersebut
bersifat eksoterm atau endoterm.
Dasar Teori
Reaksi redoks dapat berlangsung spontan maupun tidak spontan.
Kespontanan suatu reaksi dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu
menggunakan deret Volta atau menghitung potensial selnya.
a. Deret Volta
Logam-logam dapat disusun berdasarkan daya oksidasi dan
reduksinya dan dilakukan pertama kali oleh Alexander Volta
sehingga susunan tersebut disebut deret Volta. Urutan logam-logam
pada deret Volta adalah:
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn
Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Logam-logam yang terletak di sebelah kanan atom H lebih
mudah mengalami reduksi atau lebih sulit mengalami oksidasi.
Sebaliknya logam-logam yang terletak di sebelah kiri atom H lebih
mudah mengalami oksidasi atau lebih sulit mengalami reduksi.
Dengan demikian, logam-logam di sebelah kiri atom H merupakan
logam-logam yang aktif (mudah melepaskan elektron), sedangkan
logam-logam di sebelah kanan H sangat sulit melepaskan elektron.
Semakin ke kanan, sifat reduktor semakin lemah (sulit
teroksidasi) dan semakin ke kiri, sifat reduktor semakin kuat (mudah
teroksidasi).
b. Potensial Sel
Reaksi reduksi dapat menimbulkan potensial listrik tertentu
yang disebut potensial reduksi atau potensial elektrode dengan
simbol E. Nilai E sebenarnya dari suatu reaksi reduksi tidak dapat
dihitung, sebab tidak ada reaksi reduksi tanpa disertai reaksi
oksidasi. Nilai E yang digunakan adalah nilai E relatif yang
dibandingkan dengan terhadap suatu elektrode standar. Jadi, nilai E
lebih tepat disebut harga E0 (potensial reduksi standar atau
potensial elektrode standar).
Potensial elektrode berkaitan dengan reaksi redoks
sehingga ada dua jenis potensial elektrode, yaitu potensial reduksi
dan potensial oksidasi. Potensial oksidasi mempunyai nilai yang
sama dengan potensial reduksi dengan tanda berlawanan.
E0 oksidasi = - E0 reduksi
Selisih antara potensial reduksi dua reaksi reduksi zat yang
berbeda disebut potensial sel. Nilai potensial elektrode tersebut
Bahan
1. Larutan CuSO4 0,1 M 50 ml
2. Lempeng seng (Zn)
Cara Kerja
1. Sediakan logam zink dan amplas hingga bersih.
2. Sediakan 50 ml larutan CuSO4 0,1 M dalam gelas kimia ukuran 200
ml.
3. Masukkan logam zink ke dalam gelas kimia.
4. Ukur perubahan suhu dan warna larutan.
Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
Pengamatan
Warna larutan CuSO4 0,1 M : biru muda.
Suhu awal larutan : 28 C.
Perubahan suhu larutan : naik.
Perubahan warna larutan : semakin tua.
Pengamatan lain : terjadi butir-butiran hitam lepas dari logam.
Analisis Data
1. Apakah reaksi antara zink dengan larutan tembaga (II) terjadi
secara spontan?
Jawab: Ya, karena Zn lebih reaktif daripada Cu (lihat deret Volta)
sehingga mampu terjadi reaksi redoks.
- Tulislah persamaan rumus dan persamaan ion untuk reaksi yang
terjadi.
- Tentukan transfer elektron pada reaksi ion yang Anda tulis.
2. Apakah reaksi redoks antara logam zink dengan ion tembaga (II)
bersifat eksoterm atau endoterm?
Jawab: Eksoterm, karena suhu naik, berarti ada kalor yang
dilepaskan dari sistem ke lingkungan.
Kesimpulan
1. Reaksi antara zink dengan larutan tembaga (II) sulfat merupakan
reaksi spontan.
2. Reaksi antara zink dengan ion tembaga (II) bersifat eksoterm.
Daftar Pustaka
Muchtaridi dan Justiana, Sandri. 2007. KIMIA 3 SMA Kelas XII. Bandung:
Quadra.
Purba, Michael. 2008. Buku Aktivitas dan Evaluasi Kimia SMA 3. Jakarta:
Erlangga.
Bahan
1. Larutan CuSO4 0,1 M 50 ml
2. Larutan ZnSO4 0,1 M 50 ml
3. Jembatan garam (selang diisi
garam dalam gelatin/agaragar)
Cara Kerja
1. Siapkan dua gelas kimia ukuran 200 ml.
2. Masukkan 50 ml larutan dan lempeng logam tembaga ke dalam
gelas 1.
6
10
2. - Tuliskan
reaksi yang
terjadi pada elektrode zink dan elektrode tembaga!
Elektrode zink : Zn Zn2+ + 2e
Elektrode tembaga
: Cu2+ + 2e Cu
- Tentukan anode dan katode pada sel tersebut!
Anode : zink , Katode : tembaga.
- Tentukan muatan masing-masing elektrode tersebut!
Anode : negatif , Katode : positif.
3. Jelaskan hantaran listrik dalam sel volta (arah aliran elektron dalam
kawat penghantar dan arah aliran ion dalam larutan)!
Jawab : Elektron yang dihasilkan dari reaksi oksidasi mengalir
melalui kawat menuju larutan elektrolit yang dicelupi katode
untuk menghasilkan reaksi reduksi membentuk logam. Aliran
elektron ini yang menimbulkan sumber energi listrik.
Ion ada anode (zink) yaitu Zn2+ akan lepas dan memasuki
larutan ZnSO4.
Ion pada larutan CuSO4 yaitu Cu2+ akan tereduksi menjadi
logam Cu yang mengendap di batang tembaga.
4. Apakah ada arus sebelum dipasang jembatan garam? Jelaskan
fungsi jembatan garam tersebut?