Anda di halaman 1dari 18

Unsur unsur transisi periode keempat

Nama mineral

Scandium (Sc)  Thortveitit (CSc,Y)2Si2O2) Besi (Fe)  Hematit (Fe2O3)


Pirit (FeS2)

Titanium (Ti)  Rutile (TiO2)


Cobalt (Co)  Kobaltit (CoAsS)
Ilmenit (FeTiO3)

Nickel (Ni)  Milerit (NiS)


Vanadium (V)  Vanadinit (Pb5(VO4)3Cl)
Patronit (VS4)
Tembaga (Cu)  Kalkopirit (CuFeS2)
Malasit (Cu2(OH)2CO3)
Chromium (Cr)  Kromit (FeCr2O4)

Seng (Zn)  Zinkblende (ZnS)


Mangan (Mn)  Pirolusit (MnO2)
Smitnosit (ZnCO3)
Hausmanit (Mn2O3)

Sumber Mineral
Thortveitit  Ditemukan di granit dan tanggul pekmatitik
Rutile  Ditemukan di batuan beku ekstrusif, khususnya yang memiliki sumber mantel yang
dalam
Ilmenit  Ditemukan pada kerak bumi/ lifosfer serta pada hamper semua makhluk hidup,
batuan, air, dan tanah
Vanadinit  Ditemukan di iklim kering dan bentuk oleh oksidasi mineral timbal primer. Vanadinit
terutama ditemukan dalam hubungan dengan timbal, sulfide, galena
Patronit  Di tambang Vanadium yang berada di Peru
Kromit  Ditemukan dalam intrusi beku mafik besar
Pirolusit & Hausmarit  Ditemukan dalam berbagai batuan berbentuk Kristal nalus
Hematit  Ditemukan di batuan sedimen, metamorf. Dan beku di seluruh dunia
Pirit  Ditemukan di urat kuarsa, batuan sedimen, dan batuan metamorf, serta di lapisan
batubara.
Kobaltit  Dalam urat mesothermal dari endapan sulfide dan di hornfels
Milerit  Ditemukan sebagai pengganti metamorf dari pentlandit dalam depisot nikel
Kalkopirit  urat hidrotermal,stockwork, diseminasi, penggantian massif, exsolusi beku mafik
Malasit  pembentukan disebabkan oleh pelapukan bijih tembaga
Zinkblende  ditemukan berupa biji sphalerit dalam tambang
Smitsonit  terjadi karena oksidasi dari deposit bijih yang mengandung seng

Sifat Fisis dan Sifat Kimia

A. Sifat Fisis
Semua unsur transisi merupakan unsur logam sehingga bersifat konduktor,
berwujud pada suhu kamar, paramagnetic dan sebagainya.
Sifat Unsur
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Nomor atom 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Titik leleh (°C) 1.541 1.668 1.890 1.857 1.244 1.535 1.495 1.453 1.083 419
Titik didih (°C) 2.830 3.287 3.407 2.672 2.061 2.861 2.927 2.913 2.587 907
Jari-jari aotm (Å) 1,44 1,32 1,22 1,18 1,17 1,17 1,16 1,15 1,17 1,25
Energy inonisasi 631 658 650 653 717 759 758 737 746 905
pertama (kJ/mol)
E° (Volt)
M2+ + 2e-  M ̅ ̅ -1,20 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76
M3+ + 3e-  M -2,10 -1,20 -0,86 -0,74 -0,28 +0,04 +0,04 ̅ ̅ ̅
Kerapatan (g/mL) 2,99 4,50 5,96 7,20 7,20 7,86 8,90 8,90 8,92 7,14

1. Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia maupun
dalam sifat fisis. Harga energy ionisasi yang relative rendah (kecuali seng yang agak
tinggi), sehingga, mudah membentuk ion positif. Demikian pula, harga titik didih dan
titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD dan TI. Relative rendah).
Hal ini disebabkan orbital subkulit d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong
atau tersisi tidak penuh. Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom
membentuk ikatan kovalen (tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit
3d pada seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah.

2. Titik Leleh dan Titik Didih


Titik didih dan titik leleh unsur transisi meningkat dari 1.541 °C (scandium) sampai
1.890°C (vanadium). Kemudian turun sampai 1.083°C (tembaga) dan 420°C (seng).

3. Sifat Magnet
Adanya electron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur
transisi bersifat paramaknetik (dapat ditarik olek medan magnet) seperti : Sc,Ti, Fe, Co,
Ni, V, Cr, dan Mn. Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat
pula sifat paramagnetiknya. Zn dan Cu bersifat diamagnetic (tidak tertarik oleh medan
magnet.

4. Jari-jari Atom
Jari jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya electron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya,
sehingga jarak electron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
Energy ionisasi
Perubahan senergi ionisasi dari Sc sampai ke Zn tidak terlalu besar seperti halnya
pada unsur-unsur golongan utama. Kecilnya perubahan tersebut juga disebabkan
oleh konfigurasu elektronnya, yaitu bahwa penambahan electron dari Sc sampai ke
Zn masuk pada kulit ketiga.

5. Membentuk senyawa-senyawa bewarna


Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam warna
baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur transisi juga berkaitan
dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang
terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi)
menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi. Senyawa dari Sc3+ dan
Sc4+ tidak bewarna karena subkulit 3d-nya kosong.

Unsur Bilangan Oksidasi Warna pada bilangan oksidasi


+1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc +3 ̅ ̅ Tbw ̅ ̅ ̅ ̅
Ti +3, +4 ̅ ̅ Ungu Tbw ̅ ̅ ̅
V +2,+3,+4,+5 ̅ Ungu Hijau Biru Merah ̅ ̅
Cr +2,+3,+6 ̅ Biru Hijau ̅ ̅ Jingga ̅
Mn +2,+3,+4,+5,+6,+7 ̅ Merah muda Cokelat Cokelat tua Biru Hijau Ungu
Fe +2,+3 ̅ Hijau Kuning ̅ ̅ ̅ ̅
Co +2,+3 ̅ Merah muda Ungu ̅ ̅ ̅ ̅
Ni +2,+3 ̅ Hijau Tbw ̅ ̅ ̅ ̅
Cu +1,+2 Tbw Biru ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
Zn +2 ̅ Tbw ̅ ̅ ̅ ̅ ̅

B. Sifat Kimia
1. Kereaktifan
Berdasarkan tabel, unsur transisi periode keempat memiliki harga potensial negative
kecuali tembaga. ini menunjukkan logam-logam tersebut dapat larut dalam asam
kecuali tembaga.
Kebanyakan logam transisi dapat beraksi dengan unsur unsur nonlogam, misalnya air,
oksigen dan halogen.
2Se(s) + 6H2O(l)  3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)

2. Pembentukan Ion Kompleks


Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu struktur dimana kation
logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan.
Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan
berfungsi sebagai penyedia pasangan electron.
Contoh: [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4-
[Cr(NH3)4Cl2]+

Beberapa nama ligan

Rumus kimia Nama sebagai anion Nama sebagai ligan


Cl- Klorida Kloro
CN- Sianida Siano
F- Fluoride Fluoro
O2- Oksida Okso
S2O32- Tiosulfat Tiosulfato
NO2- Nitrit Nitrito
C2O42- Oksalat Oksalato
SCN -
Tiosianat Tiosianato
H2O Air Aquo
NH3 Ammonia Amin

Scandium (Sc)  berwarna keperakan. Akan berubah kekuningan atau merah muda
jika terkena udara. Scandium murni diproduksi dengan maca memanaskan scandium
fluoride (ScF3) dengan logam kalsium

Titanium (Ti)  bewarna putih keperakan. Bersifat ringan dan kuat. Titanium memiliki
massa jenis rendah, keras, tahan karat, dan mudah diproduksi. Titanium tidak larut
dalam larutan asam kuat dan tidak reaktif di udara karena memiliki lapisan oksida
sebagai pelindung. Titanium tahan pengikisan 20 kali lebih besar daripada logam
campuran tembaga nikel.
Vanadium (V)  logam bewarna putih kelabu yang lembut dan mulur. Vanadium
mempunyai kekuatan struktur yang baik dan keratin rentas belahan neutron yang
rendah, menyebabkannya berguna dalam aplikasi nuclear. Memiliki ciri-ciri oksida
valensi yang bersifat acid.

Kromium (Cr)  bewarna perak atau abu-abu baja, berkilau dank eras sehingga
memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi. Bewarna putih perak dan lunak jika
dalam keadaan murni. Bijih kromium PbCrO4 dapat digunakan sebagai pigmen
merah untuk cat minyak.

Mangan (Mn)  bewarna putih keabu-abuan, keras tapi rapuh. Mangan sangat
reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin. Mangan meningkatkan kualitas
tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan dan kemampuan pengerasan. Mangan
bersifat ferromagnetic setelah diberi perlakuan. Logam murninya rerdapat sebagai
bentuk allotropic dengan empat jenis, jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi.
Jenis gamma, bersifat fleksibel, mudah di potong dan ditempa.

Ferrum (Fe)  bewarna putih perak dan ringan. Mudah beraksi dengan oksigen.
Bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam maupun basa.

Kobalt (Co)  bewarna perak. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak, timbal,
tembaga dan bijih besi.

Nikel (Ni)  bewarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi.


Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang
agak baik terhadap panas dan listrik.
Tembaga (Cu)  bewarna kuning dank eras bila tidak murni. Mudah ditempa dan
bersifat elastis sehingga mudah dibentuk menjadi pipa. Merupakan konduktor panas
dan listrik yang baik, kedua setelah perak. Tahan terhadap korosi. Pada suhu sekitar
300°C tembaga dapat beraksi dengan oksigen membentuk CuO yang bewarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi sekitar 1000°C, akan terbentuk Cu2O yang
bewarna merah. Mudah terbakar dalam bentuk serbuk. Dalam CuCl2 dapat
menyebabkan keracunan

Seng (Zn)  bewarna putih kebiruan, berkilau dan bersifat diamagnetic. Berstruktur
Kristal. Keras dan dapat rapuh pada suhu tinggi, namun menjadi dapat ditempa
antara 100°C sampai dengan 150°C. di atas 210°C, menjadi rapuh dan dapat menjadi
bubuk dengna memukul-mukulnya. Dapat menghantarkan listrik.

Warna senyawa unsur transisi

3. Sebagai katalisator

Unsur transisi Senyawa yang digunakan Reaksi yang dikatalisis


Ti TiCl3 Polimerisasi alkena (pembuatan
plastic)
V V2O5 Proses kontak ( pembuatan H2SO4)
Fe Fe atau Fe2O3 Proses haber-Bosch (pembuatan NH3)
Ni Ni Adisi alkena (pembuatan margarin)
Cu Cu dan CuO Oksidasi alcohol (pembuatan formalin)

Kegunaan unsur transisi periode ke empat

Scandium (Sc) : - pembuatan kerangka pesawat


- Peralatan olahraga (sepeda, tongkat baseball)
- Industry kedirgantaraan
- Televisi warna

Titanium (Ti) : - industry penerbangan (mesin jet dan wahana antariksa)


- Perhiasan
- Telepon genggam
- Alat kedokteran
- Angro industry

Vanadium (V) : - vanadium pentaoksida dimanfaatkan sebagai katalis pada industry asam
sulfat dengan proses kontak
- Vanadium dengan baja digunakan roda gigi
- Reactor nuklir
- Campuran vanadium dengan aluminium dan titanium digunakan dalam
mesin jet dan rangka pesawat.

Chromium (Cr) : - stainless steel


- Chrome plating
- Keramik logam
- Logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk memproduksi batu
rubi sintetis
- Sebagai katalis dalam pencelupan dan penyamakan kulit.

Mangan (Mn) : - depolarizer


- Sel kering baterai
- Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor
besi.
- Pemberi warna lembayung pada kaca
Besi (Fe) : - system keamanan seperti loker, kunci, gembok, brankas
- Pada pagar atau kawat batas kebun dan pekarangan
- Peralatan dan produk dapur
- Stainless steel
- Kontruksi rumah dan bangunan

Cobalt (Co) : - perhiasan enamel


- Isotope radioaktif kobalt digunakan dalam perawatan medis
- Meradlagi makanan sebagai pengawetan
- Sebagai katalis untuk minyak bumi dan industry kimia
- Agen pengering untuk cat dan tinta

Nikel (Ni) : - sebagai campuran dalam pembuatan stainless steel


- Pembuatan koin
- Pembuatan rangka otomotif
- Pembuatan kawat
- Sebagai katalis dalam proses hidrogenasi minyak
- Elektro plating

Tembaga (Cu) : - melancarkan proses produksi sel darah


- Menguatkan tulang
- Membangun metabolism
- Mengatur jumlah kolesterol dan glukosa
- Memperlancar system oksigen

Seng (Cu) : - digunakan untuk bahan baterai


- Untuk atap
- Selokan dalam konstruksi bangunan
- Dlecasting di industry otomotif
- Activator dalam industry karet
Unsur-unsur transisi periode keempat

Kelas : XII MIA 3

Kelompok 6:
Disusun oleh:
- Angela - Vikent
- Fernando Chanry - Yucky
- Janson
- Jessica
Proses pengolahan

1. Scandium (Sc)
Scandium diekstrak dari bijih thortveitit yang diubah menjadi oksidanya (Sc2O3).
Selanjutnya diubah menjadi ScF3 dengan menambahkan asam dluorida. Senyawa
SiF3 yang terbentuk direduksi logam kalsium.
Sc2O3(s) + 6 HF (aq)  2ScF3(l) + H2O (l)
2ScF3(l) + 3Ca(s)  2Sc(s) + 3CaF2(l)

2. Titanium (Ti)
Titanium diproduksi dengan cara mereduksi TiCl4 dengan reduktor logam
magnesium. Senyawa TiCl4 diperoleh dari TiO2 yang dipanaskan dengan gas klir
dan kokas.
TiO2(s) + 2 Cl2(g) + 2 C(s) TiCl4(l) + 2CO (g)
Senyawa TiCl4 yang terbentuk selanjutnya direduksi dengan logam natrium atau
magnesium pada suhu sekitar 500°C.
TiCl4(l) + 4Na(l)  Ti(s) + NaCl(l)

3. Vanadium (V)
Logam vanadium diekstraksi dari bijih vanadinit (Pb5(VO4)3Cl) atau patronit (VS4),
yang dengan beberapa pereaksi (NaCl atau Na2CO3) pada suhu 850°C akan
diperoleh natrium metavanadat (NaVO3). Setelah melalui beberapa proses akan
diperoleh V2O5 dan dilakukan proses reduksi dengan logam magnesium untuk
menghasilkan logam vanadium.
V2O5(s) + 5Mg(s)  2V(s) + 5MgO(s)

4. Kromium (Cr)
Diperoleh dengan cara mereaksikan bijih kromit (FeOCr2O3) dengan kalsium
karbonat dan natrium karbonat sehingga terbentuk Na2Cr2O7.
4FeCr2O4 + 8Na2CO3 + 7O2  8Na2CrO4 + 2Fe2O3 + 8CO2
2Na2CrO4 + H2SO4  Na2Cr2O7 + Na2SO4 + H2O
Selanjutnya, Na2Cr2O7 dipanaskan dengan kokas untuk menghasilkan Cr2O3.
Oksida kromium yang dihasilkan direduksi dengan serbuk aluminium melalui
reaksi termit.
Na2Cr2O7 + 2C  Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Cr2O3 + 2Al  Al2O3 + 2Cr

5. Mangan (Mn)
Diperoleh melalui reduksi terhadap bijih pirolusit melalui proses tanur tinggi
dengan reduktor karbon atau karbon monoksida.
MnO2(s) + 2CO (g)  Mn(s) + 2CO2(g)

6. Besi (Fe)
Diekstraksi dari bijih besi yang merupakan oksida besi, yaitu hematit (Fe2O3) atau
magnetit (Fe3O4, gabungan oksida besi FeO dan Fe2O3) melalui proses reduksi
dengan menggunakan orises tanur tinggi (blast furnace). Pereduksinya adalah
karbon yang berasal dari kokas (batu bara dengan kadar karbon tinggi).
Konsentrat bijih besi yang kadar oksida besinya tinggi dicampur dengan kokas
dan batu kapur (CaCo3), kemudian dimasukkan melalui bagian atas dari tanur
tinggi. Oksigen pada tanur tinggi akan bereaksi dengan kokas membentuk gas
CO dan CO2.
2C(s) + O2  2 CI(g)
C(s) + O2 (g)  CO2(g)
Reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm sehingga dapat meningkatkan suhu
tanur.
Gas CO dan Co2 beraksi dengan bijih besi pada zona suhu yang berbeda-beda.
Pada bagian atas tanur (suhu 200-270C), terjadi reaksi reaksi:
3Fe2O3 + CO  2Fe3O4+CO2
caCO3  CaO + CO2
fe3O4 + CO  3FeO + CO2
pada bagian tenah tanur (suhu 700-1200C) terjadi reaksi reaksi:
C + CO2  2CO
FeO + CO  Fe + CO2
Pada bagian bawah tanur (suhu 1200 -1500C), terdapat besi cair dan kerak yang
merupakan senyawa CaSiO2 dari hasil reaksi antra silikat dan aluminium oksida
(pengotor bijih besi) dengan CaO
CaO + SiO2  CaSiO3
caO + Al2O3  Ca)AlO2)2
campuran CaSiO3 dan Ca(AlO2)2 merupakan cairan kerak (slag) yang
mengambang di ayas besi cair.
Pada dasar tanur (suhu 1500-2000C), terjadi reaksi antara kokas dengan gas
oksigen membentuk gas CO.
2C + O2  2CO
Besi yang dihasilkan pada proses ini masih mengandung sekitar 5% zat pengotor
yang berupa karbon, silicon, fosfor, mangan, dan sulfur. Besi tersebut berupa
butiran-butiran (granula) yang rapuh dan disebut dengan besi kasar (pig iron)
dengan tutuk lebur relative rendah (1.180C) dan selanjutnya dilebur untuk
dipadatkan pada cetakan hasilnya, yang disebut dengan besi cetak (cast iron).
Besi cetak ini belum dapat dimanfaatkan. Agar dapat dimanfaatkan, besi cetak
harus diolah menjadi besi baja dengan menghilangkan zat-zat pengotor sehingga
tinggal mengandung karbon sekitar 0,03-1,4% dan beberapa logam lain yang
ditambahkan untuk memberi sifat khusus. Proses pembuatan baja dilakukan
dengan menggunakan proses tanur oksigen. Gas oksigen murni disemburkan ke
dalam tanur untuk menghilangkan zat pangotor dan mengurangi kadar karbon.
Berelang dihilangkan dengan cara menambahkan logam magnesium, yang akan
beraksi membentuk magnesium sulfide.
Mg + S  MgS
mgS cair yang terbentuk akan mengambang di permukaan besi cair dan dibuang.
Oksegen yang disembutkan kedalam tanur akan bereaksi dengan zat-zat
pengotor (C,O dan Si) membentuk oksida.
C + O2  CO2
4O + 5O2  2P2O5
Si+ O2  SiO2
Gas CO2 akan eluar dan ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan P2O5 dan
SiO2 bereaksi dengan kalsium oksida yang ditambahkan kedalam tanur dan
dibuang sebagai kerak (slag).
CaO + SiO2  CaSiO3
6CaO + P2O5  2Ca3(PO4)2
Besi yang dihasilkan dari proses tanur oksigen ini dapat berupa besi lunak, baja
sedang, dan baja khusus. Hasil yang diinginkan tergantung pada proses
pendinginannya. Jika pendinginan dilakukan secara perlahan-lahan, akan
dihasilkan baja dengan kadar karbon tinggi (keras dan kurang ulet), sedangkan
jika pendinginan dilakukan dengan cepat, akan diperoleh besi lunak yang
mempunyai kadar karbon rendah. Besi lunak mempunyai sifat yang lebih lunak
dan lebih ulet.
Untuk mendapatkan baja dengan sifat khusus ditambahkan logam tertentu.
Berikut beberapa jenis baja dan kegunaanya.
Nama Logam Sifat Kegunaan
baja tambahan
Stainless Cr dan Ni Keras,ulet,dan -alat-alat rumah tangga
steel tahan karat (misalnya kitchen set, sendok)
- alat-alat industri makanan dan
minuman
Baja Ti Keras dan - Turbin gas
titanium tahan panas - Pesawat ruang
angkasa
Baja Mn Sangat keras - Peralatan militer
mangan - Rel kereta
Baja Ni Ulet dan - Kabel listrik
nikel ringan - Kawat pancang
(kawat crane)
High W atau Sangat keras - Alat pemotong
speed Mo - Mata pisau
steel - Mata bor

7. Kobalt (Co)
Logam kobalt dapat diperoleh dari bijih kobaltit (CoAsS) melalui dua tahapan
proses berikut.
a. Oksidasi untuk mendapatkan CoO.
4CoAsS(s) + 9O2(g)  4CoO(s) + 2As2O3 (s) + 4SO2(g)

b. Setelah dipisahkan dengan beberapa tahap, CoO direduksi dengan karbon


pada tanur listrik.
CoO(s) + C(s)  Co(s) + CO (g)
CoO(s) + CO(g)  Co(s) + CO2(g)
8. Nikel (Ni)
Nikel di dapatkan dari bijih nikel yang dilakukan dengan mereduksi pentlandit
[(Fe,Ni)9S8(s) + 17O2(g)  9FeO(s) + 9NiO(s) + 8SO2(g)
Setelah dibersihkan dari oksida besi, NiO yang terbentuk direduksi dengan karbon
monoksida.
NiO(s) + CO(g)  Ni(s) + Co2 (g)

9. Tembaga (Cu)
Proses pemisahan tembaga dari kalkopirit:
a. Pengapungan (floating), yaitu bijih termbaga dipekatkan dengan
menambahkan detergen dan NaOH. Pada proses ini, zat-zat pengotor
(biasanya Al) akan larut dan mengapung.
b. Pemanggangan (roasting). Pada proses ini, kalkopirit bereaksi dengan oksigen.
4CuFeS2(s) + 9O2  2 Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
Dengan menambahkan SiO2, besi akan terpisah sebagai ampas (kerak).
Fe2O3(s) + 3SiO2(s)  Fe2(SiO3)3(s)
Pada proses pemanasan selanjutnya, Cu2S akan teroksidasi.
2Cu2O(s) + 3O2(g)  2Cu2O(s) + 2SCO2 (g)
c. Reduksi. Proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada
dalam proses sebelumnya.
2Cu2O(s) + Cu2S(s)  6Cu(s) + SO2(g)
Cu yang diperoleh pada proses ini mempunyai kemurnian 99,99%
d. Pemurnian. Proses pemurnian dilakukan dengan cara elektrolisis larutan CuSO4
dengan anode yang terbuat dari Cu kotor dan katode dari Cu murni. Reaksi
yang terjadi:
Anode: Cu(s)kotor  Cu2+(aq) + 2e-
Katode: Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s)bersih
Reaksi sel: Cu(s)kotor  Cu(s)bersih

10. Zink (Zn)


Logam zink diekstraksi dari bijih zinkblende (ZnS) melalui dua tahap. Tahap
pertama adalah tahap oksidasi.
2ZnS(s) +3O2(g)  2ZnO(s) + 2SO2(g)
Pada tahap kedua, senyawa ZnO yang terbentuk selanjutnya direduksi dengan
karbon pada tanur listrik.
2ZnO(s) + C(s)  2Zn(s) + CO2(g)
ZnO(s) + CO(g)  Zn(s) + CO2(g)

Anda mungkin juga menyukai