XII IPA 9
2020/2021
Deret Volta
Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik ( E kimia → E
listrik). Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus
listrik. Prinsip kerja sel volta dalam menghasilkan arus listrik adalah aliran transfer
elektron dari reaksi oksidasi di anode ke reaksi reduksi di katode melalui rangkaian
luar. Sel volta disebut juga dengan sel galvani, hal ini sesuai dengan nama
katode.
5. Jembatan garam, yaitu rangkaian dalam yang terdiri dari larutan garam.
listrik tertutup.
Susunan sel volta dapat dinyatakan dengan notasi sel volta yang disebut juga
diagram sel. Untuk contoh sel volta di atas, notasi selnya dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
atau
fase yang sama. Sebagai contoh, suatu sel volta dengan anoda Co dan katoda
inert Pt, di mana terjadi oksidasi Co menjadi Co 2+ dan reduksi Fe3+ menjadi
dalam tanda kurung. Sebagai contoh, jika konsentrasi dari larutan Zn2+ dan
Adanya arus listrik berupa aliran elektron pada sel volta disebabkan oleh adanya
beda potensial antara kedua elektrode yang disebut juga dengan potensial sel (E sel)
ataupun gaya gerak listrik (ggl) atau electromotive force (emf). Potensial sel yang
diukur pada keadaan standar (suhu 25°C dengan konsentrasi setiap produk dan
reaktan dalam larutan 1 M dan tekanan gas setiap produk dan reaktan 1 atm) disebut
potensial sel standar (E°sel). Nilai potensial sel sama dengan selisih potensial kedua
Katode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih besar (positif), sedangkan
Kespontanan reaksi redoks dapat diprediksi dari nilai potensial reaksi redoks
tersebut. Nilai potensial reaksi redoks sama dengan nilai potensial sel, yaitu selisih
antara potensial reduksi katode (reaksi reduksi) dengan potensial reduksi anode
Deret volta ialah merupakan suatu deret yang menyatakan unsur-unsur logam
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au
Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial elektrode lebih negatif
ditempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial elektrode yang lebih
oksidasi)
Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka:
reduksi)
Salah satu metode untuk mencegah korosi antara lain dengan menghubungkan
logam (misalnya besi) dengan logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut
potensial elektrode yang lebih negatif lah yang akan mengalami oksidasi. Metode
pencegahan karat seperti ini disebut perlindungan katodik. Contoh lain dari
perlindungan katodik adalah pipa besi, tiang telepon, dan berbagai barang lain yang
dilapisi denganzink, atau disebut Galyanisasi. Zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Oleh karena potensial reduksi besi lebih
positif daripada zink (posisinya dalam deret Volta lebih ke kanan), maka besi yang
kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-
Larutan garam suatu logam yang berada di bagian kiri dapat bereaksi dengan logam
yang berada di bagian kanan. Contohnya larutan FeCl3 (feri chloride) boleh
mengikis Cu (copper/tembaga).
Alat
1. Gelas beaker,
2. Pinset,
3. Tisu.
Bahan
1. Logam besi,
2. Logam magnesium,
3. Logam seng,
4. Logam tembaga,
5. Larutan CuSO₄,
6. Larutan ZnSO₄,
7. Larutan HCl.
V. Langkah Kerja
gelas beaker,
2. Siapkan potongan logam besi, logam magnesium, logam seng, dan logam
tembaga,
3. Masukkan logam besi, logam magnesium, logam seng, dan logam tembaga ke
pinset,
4. Amati dan catat reaksi serta perubahan yang terjadi pada masing-masing logam.
gelas beaker,
2. Siapkan potongan logam besi, logam magnesium, logam seng, dan logam
tembaga,
3. Masukkan logam besi, logam magnesium, logam seng, dan logam tembaga ke
pinset,
4. Amati dan catat reaksi serta perubahan yang terjadi pada masing-masing logam.
gelas beaker,
4. Amati dan catat reaksi serta perubahan yang terjadi pada masing-masing logam.
Pada percobaan tersebut akan dihasilkan reaksi yang terjadi antara logam besi,
magnesium, seng dan tembaga dengan larutan CuSO₄. Reaksi tersebut secara
berurutan yaitu :
Perubahan juga terjadi pada logam-logam tersebut. Pada bagian logam besi
yang terendam oleh larutan CuSO₄ mengalami korosi (berkarat). Pada logam
diperlihatkan.
Pada percobaan tersebut akan dihasilkan reaksi yang terjadi antara logam besi,
magnesium, seng dan tembaga dengan larutan ZnSO₄. Reaksi tersebut secara
berurutan yaitu :
tidak terlalu signifikan. pada bagian logam besi yang terendam oleh larutan
magnesium terdapat perubahan warna menjadi lebih jernih. Pada logam seng
juga terdapat perubahan warna menjadi lebih jernih. Sedangkan pada logam
Pada percobaan tersebut akan dihasilkan reaksi yang terjadi antara logam
magnesium dan logam seng dengan larutan HCl. Reaksi tersebut secara
berurutan yaitu :
Yang terjadi pada reaksi antara logam magnesium dan logam seng dengan
larutan HCl yaitu terjadinya gelembung gas dan sedikit asap pada larutan HCl
gelembung gas dan asap pada larutan HCl. Namun, pada logam seng hanya
dihasilkan sedikit gelembung gas dan asap pada larutan HCl dibandingkan
Setelah melakukan uji coba untuk menentukan deret volta pada logam besi, logam
magnesium, logam seng, dan logam tembaga terhadap larutan CuSO₄, larutan
yang berbeda-beda pada masing-masing larutan. Hal tersebut dapat dilihat dari
percobaan yang telah dilakukan. Pada larutan CuSO₄ logam besi, magnesium, seng,
dan tembaga mengalami tingkat korosi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh pada
reduksi. Pada logam-logam tersebut yang paling mengalami oksidasi sampai yang
paling tidak mengalami oksidasi secara berurutan yaitu logam magnesium, logam
seng, logam besi, kemudian logam tembaga. Hal tersebut membuktikan bahwa
semakin ke kiri unsur pada deret volta, maka semakin mudah unsur tersebut
Pada larutan ZnSO₄ perubahan yang dialami logam besi, logam magnesium, logam
seng, dan logam tembaga yaitu menjadi lebih jernih atau dapat dikatakan sebagai
kebalikan dari korosi. Dengan kata lain logam semaki kurang reaktif (semakin sulit
yang paling reaktif bertimbangbalik dengan urutan logam pada larutan CuSO₄, yaitu
logam tembaga, logam besi, logam seng, kemudian logam magnesium. Hal tersebut
membuktikan bahwa semakin ke kanan unsur pada deret volta, maka semakin sulit
Pada larutan HCl menghasilkan gelembung gas pada reaksi terhadap logam
magnesium dan logam seng. Hal tersebut diakibatkan reaksi eksoterm dan
menghasilkan gelembung gas karena menghasilkan gas hidrogen (H2) saat
magnesium dan HCl membentuk garam. Perbedaan yang terlihat yaitu pada logam
gelembung gas pada logam seng. Hal tersebut disebabkan oleh logam magnesium
lebih mudah melepaskan electron atau bersifat reaktif dibandingkan dengan logam
seng. Hal tersebut dapat dilihat dari letak unsur magnesium pada deret volta yang
berada di kiri.