Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan


Tanaman Kacang Hijau

Oleh Nahlika Putri Pertiwi


XII IPA 9
SMA Negeri 2 Cimahi

2020/2021
Jl. Sriwijaya IX NO. 45A, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah,
Kota Cimahi, Jawa Barat
I. Judul Praktikum
Pengaruh intensitas cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau.

II. Tujuan Praktikum


 Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau.

III. Dasar Teori


Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran, berat, dan jumlah sel pada makhluk
hidup yang disertai perubahan bentuk dan dapat diukur secara kuantitatif. Pertumbuhan
juga memiliki sifat irreversible yaitu tidak dapat kembali. Sedangkan, perkembangan
adalah proses spesialisasi sel-sel untuk mencapai kedewasaan dan kematangan secara
organisme sehingga mampu berkembang biak secara generative. Proses perkembangan
tidak dapat diukur secara kuantitatif. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan pada
anak anak menurut Soetjiningsih (2002) :
1. Masa Prenatal (konsepsi-lahir)
a. Masa embrio (mudigah) : masa konsepsi-8 minggu,
b. Masa janin (fetus) : 9 minggu-kelahiran.
2. Masa Pascanatal
a. Masa neonatal usia 0-28 hari
i. Neonatal dini (perinatal): 0-7 hari
ii. Neonalat lanjut : 8-28 hari
b. Masa bayi
i. Masa bayi dini : 1-12 bulan
ii. Masa bayi akhir : 1-2 tahun

Biji adalah bagian yang tersusun oleh struktur kompleks terdiri dari embrio, kulit
biji dan persediaan cadangan makanan. Cadangan makanan biasanya disimpan di
bagian biji yaitu lembaga biji atau dalam jaringan di sekelilingnya. Bagian-bagian
dari biji yaitu :
1. Kotiledon yaitu daun lembaga atau embrio (daun pertama tumbuhan),
2. Endosperma yaitu sebagai cadangan makanan,
3. Plumula yaitu calon batang,
4. Radikula atau calon akar,
5. Koleoptil atau pelindung pucuk,
6. Epikotil yaitu ruas batang di atas kotiledon, dan
7. Hipokotil yaitu ruas batang di bawah kotiledon.

Pada tanaman terutama yang tumbuh dari benih, biji, spora, maupun organ reproduksi
lainnya akan mengalami peristiwa yang dinamakan perkecambahan. Perkecambahan
adalah awal dari pertumbuhan benih. Sebutir biji yang merupakan bibit tumbuhan berada
dalam keadaan dorminasi atau tidur. Untuk membangunkan biji, biji harus direhidrasi
atau diberikan air. Ketika dimulainya penyerapan air (imbibisi), laju respirasi akan
meningkat dan proses metabolisme yang terhenti selama dorminasi akan dilanjutkan.
Dalam proses perkecambahan bagian yang pertama muncul adalah bakal daun atau
kotiledon. Kotiledon melekat pada embrio dengan hipokotil. Setelah biji bangun dari
masa dorminasi, maka ia akan mulai berkecambah. Perkecambahan tidak hanya
membutuhkan air namun juga oksigen, dan juga suhu yang sesuai. Inilah mengapa biji
tidak bisa berkecambah dalam air. Tingkat perkecambahan maksismum berada pada suhu
25ºC hingga 30ºC sehingga biji seringkali tidak berkecambah pada suhu ekstrem. Mereka
akan mulai tumbuh dengan memanfaatkan cadangan nutrisi dalam endosperma atau
kotiledon bijinya. Biji yang bangun akan mengaktifkan hormon giberelin yang akan
metabolisme berupa pemecahan pati menjadi gula. Metabolisme yang aktif membuat
munculnya tunas pada permukaan biji, sehingga biji bisa tumbuh sebagai tumbuhan baru.
Berdasarkan pergerakan kotiledonnya perkecambahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu
perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal. Kotiledon adalah daun pertama
yang dihasilkan tumbuhan. Kotiledon merupakan daun biji atau embrio tanaman yang
menyimpan cadangan nutrisi.
1. Perkecambahan hypogeal
Kata hipogeal berasal dari Hipo dalam bahasa Yunani berarti bawah, maka
perkecambahan hipogeal adalah pertumbuhan biji di mana kotiledonnya tetap berada
di bawah tanah. Perkecambahan hipogeal terjadi saat epikotil (sumbu embrio atau
bakal batang di atas kotiledon) memanjang dan mendorong plumula (bakal daun) ke
atas keluar dari tanah. Pemanjangan epikotil tersebut membuat tunas plamula naik ke
atas tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di bawah tanah. Perkecambahan
hipogeal biasanya terjadi pada tumbuhan monokotif seperti padi, jagung, gandung,
kacang polong, dan juga kelapa.
2. Perkecambahan epigeal
Epigeal berasal dari kata Epi dalam bahasa Yunani berarti atas, maka perkecambahan
epigeal adalah pertumbuhan biji di mana kotiledonnya naik ke atas atau ke permukaan
tanah. Perkecambahan epigeal terjadi saat hipokotil (sumbu embrio atau bakal batang
di bawah kotiledon) memanjang ke atas. Pemanjangan hipokotil mendorong kotiledon
yang ada di atasnya, sehingga kotiledon keluar dan berada di permukaan tanah.
Perkecambahan epigeal terjadi pada beberapa tumbuhan antara lain pepaya, labu,
kapas, bawang, bunga matahari, kacang, labu, dan jarak.

Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer
dan pertumbuhan sekunder.
1. Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan
meristem primer. Titik tumbuh terbnetuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Jaringan meristem terletak di ujung batang dan ujung akar. Dampak pertumbuhan
primer akar dan batang tumbuhan tambah panjang. Pertumbuhan primer
memungkinkan akar menembus tanah dan ujung batang mencapai matahari. Pada
akhirnya bakal akar dan bakal batang akan membentuk sistem akar dan sistem tajuk.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasarkan aktivitasnya terbagi menjadi
tiga daerah, yaitu:
a. Daerah pembelahan, yaitu sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik).
b. Daerah pemanjangan, yaitu sel-sel yang berada di belakang daerah pembelahan
dan mengalami pemanjangan ukuran.
c. Daerah diferensiasi, yaitu bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda
dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.
2. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Misalnya,
jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke
arah dalam membentuk xilem atau kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk
floem atau kulit kayu. Dampaknya aktivitas jaringan meristem pada kambium,
diameter batang dan akar bertambah besar. Pada tumbuhan monokotil tidak
mempunyai kambium, jadi tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan
sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil dan merupakan hasil aktivitas jaringan
meristem sekunder. Pertumbuhan sekunder pada batang dan akar tumbuhan dikotil
tidak berlangsung merata sepanjang tahun karena dipengaruhi musim. Pada musim
kemarau lapisan yang terbentuk lebih tipis dibandingkan saat musim hujan.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor ini
memiliki peran masing-masing dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
1. Faktor internal
a. Gen
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke generasi
selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana pada
tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah. Gen juga
menentukan kemampuan metabolisme sehingga sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki gen
tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan periodenya.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai fungsi di
dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan pengaruh nyata
dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada beragam jenisnya.
i. Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan
diferensiasi sel.
ii. Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan
perkecambahan embrio.
iii. Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
iv. Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti
merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.
v. Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
vi. Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
vii. Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami
kerusakan jaringan.
2. Faktor eksternal
a. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme
tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara
yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida
diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak berperan langsung dalam proses
fotosintesis, namun sangat diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
b. Cahaya Matahari
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun
keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena
cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang.
c. Air dan Kelembaban
Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-
reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang
dapat diserap oleh tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat
mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk
mempertahankan stabilitas bentuk sel.
d. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau dimana
suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen daripada padi yang ditanam pada
musim penghujan dimana suhu rata-rata lebih rendah. Hal ini disebabkan karena
semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air,
fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.
e. Tanah
Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman
akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya
sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh
faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan derajat
keasaman atau pH.

IV. Alat dan Bahan


Alat
1. Gelas plastik,
2. Penggaris,
3. Sendok makan.

Bahan
1. Kacang hijau,
2. Air,
3. Tanah.
V. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan untuk menanam kacang hijau yaitu dengan cara memberi
lubang pada bagian bawah gelas plastik dan merendam kecang hijau semalaman,
2. Masukkan tanah ke dalam 4 buah gelas plastik sampai setinggi 3-4 cm,
3. Masukkan kacang hijau pada gelas palastik dengan jumlah yang sama,
4. Timbun kacang hijau dengan tanah kembali,
5. Tuliskan pada label kecil nama-nama sampel yang akan diuji (A₁, A₂, B₁, dan B₂),
lalu tempelkan pada masing-masing gelas plastik,
6. Siram tanaman kacangan hijau sebanyak 2 sendok makan satu kali perhari,
7. Catat setiap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

VI. Hasil Pengamatan


Setelah dilakukannya kegiatan praktikum pengaruh intensitas cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau didapatkan perbedaan tinggi batang tanaman kacang
hijau pada tiap sampel dengan perlakuan berbeda. Perbuhan juga terjadi pada tumbuhan
warna kacang hijau yaitu tanaman yang tersinar cahaya matahari berwarna hijau
sedangkan tanaman kacang hijau yang tidak tersinar cahaya matahari berwarna putih pada
batang dan kuning pada daunnya. Perbedaan tinggi batang kacang hijau tersebut disajikan
dalam tabel pengamatan berikut.

Sampe Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Rata-rata
l 0 1 2 3 4 5 6 7 pertumbuhan
A₁ 0 cm 0,9 cm 2 cm 5 cm 6,7 cm 7,1 cm 7,6 cm 8,9 cm 5,45 cm
A₂ 0 cm 0,9 cm 2 cm 5,3 cm 6,6 cm 7,8 cm 8,1 cm 9,1 cm 5,68 cm
B₁ 0 cm 1,5 cm 3,7 cm 11,5 cm 16 cm 26,4 cm 28,4 cm 29,7 cm 18,6 cm
B₂ 0 cm 1,8 cm 5 cm 12 cm 18,5 cm 26 cm 28,1 cm 29,5 cm 17,2 cm

Dengan :
a. A₁ melambangkan sempel ke-1 tanaman kacang hijau tersinar cahaya
matahari,
b. A₂ melambangkan sempel ke-2 tanaman kacang hijau tersinar cahaya
matahari,
c. B₁ melambangkan sempel ke-1 tanaman kacang hijau tersinar cahaya
matahari,
d. B₂ melambangkan sempel ke-2 tanaman kacang hijau tersinar cahaya
matahari.

Menurut tabel pengamatan tersebut didapatkan bahwa tanaman kacang hijau tersinar
cahaya matahari memiliki perubahan tinggi yang tidak terlalu jauh perharinya. Pada
tanaman kacang hijau tidak tersinar cahaya matahari memiliki pertumbuhan yang sangat
pesat tiap harinya.

VII. Pembahasan
Dari hasil praktikum pertumbuhan kacang hijau terhadap intensitas cahaya yang telah
dilakukan didapatkan bahwa perubahan tinggi dari tiap sample dengan perlakuan berbeda
memiliki perbedaan yang cukup jauh. Pada praktikum tersebut didapatkan bahwa rata-
rata tinggi tanaman kacang hijau tersinar cahaya matahari yaitu 5,56 cm. Rata-rata tinggi
tanaman kacang hijau tidak tersinar cahaya matahari yaitu 17,9 cm. Dan perbedaan lain
yang juga terlihat pada kedua tanaman tersebut yaitu terletak pada warna tanaman kacang
hijau tersinar cahaya matahari yang berwarna hijau dan tanaman kacang hijau yang tidak
tersinar cahaya matahari berwarna putih pada batang dan kuning pada daun. Didasarkan
pada pernyataan-pernyataan tersebut diatas maka, tinggi tumbuhan kacang hijau tersinar
cahaya matahari ˃ tinggi tumbuhan kacang hijau tidak tersinar cahaya matahari..

VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap
pertumbuhan tinggi batang kacang hijau dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan batang tanaman kacang hijau. Hal tersebut
dapat dilihat dari percobaan makanan seperti yang telah dilakukan. Pada sampel dengan
perlakuan ditempatkan pada tempat tersinar cahaya matahari (A₁ dan A₂) memiliki rata-
rata tingi batang 5,56 cm dalam percobaan selama satu minggu. Pada sampel dengan
perlakuan ditempatkan pada tempat tidak tersinar cahaya matahari (B₁ dan B₂) memiliki
rata-rata tinggi batang 17,9 cm dalam percobaan selama satu minggu. Selain perbedaan
pada pertumbuhan tinggi batang, perbedaan lain yang terlihat yaitu pada bagian warna
batang dan daun. Pada sempel tersinar cahaya matahari batang dan daun sempel berwarna
hijau. Sedangkan, pada sempel tidak terisnar cahaya matahari memiliki batang berwarna
ptih dan daun yang berwarna kuning.
Perbedaan tinggi batang kacang hijau tersebut diakibatkan oleh adanya hormone auksin
pada tumbuhan yang berfungsi dalam mengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Namun, cahaya matahari akan
menghambat kerja hormon auksin sehingga tanaman tersinar cahaya matahari akan
memiliki tinggi yang lebih pendek dibandingkan dengan tanaman yang tidak tersinar
cahaya matahari. Sedangkan, warna hijau pada tanaman tersinar cahaya matahari
disebabkan oleh adanya suatu senyawa yang peka terhadap cahaya yang terdapat dalam
sel-sel khusus yang biasa disebut kloroplas. Oleh karena itu, tanaman tersinar cahaya
matahari akan berwarna hijau.

Maka, dapat ditarik kesimpulan akhir bahwa tinggi tumbuhan kacang hijau dengan
penempatan di tempat tidak tersinar cahaya matahri ˃ tinggi tumbuhan kacang hijau
dengan penempatan di tempat tersinar cahaya matahari.
IX. Lampiran

Praktikum hari ke-0

Praktikum hari ke-4

Praktikum hari ke-1

Praktikum hari ke-5

Praktikum hari ke-2

Praktikum hari ke-3


Praktikum hari ke-6

Praktikum hari ke-7

Anda mungkin juga menyukai