Anda di halaman 1dari 3

Sel Volta

I. Tujuan
1. Menentukan urutan kekuatan pengoksidasi atau pereduksi berdasarkan hasil
percobaan

II. Alat dan Bahan


1. Beker glass
2. Penjepit
3. Voltmeter
4. Jembatan garam
5. Elektroda seng, tembaga, magnesium, dan besi
6. Larutan CuSO4, ZnSO4, MgSO4, dan FeSO4

III. Cara kerja


1. Memasukan 50 mL larutan ZnSO4 0,1 M ke dalam suatu gelas beker dan
mencelupkan sepotong lempeng seng dalam gelas itu.
2. Memasukan 50 mL larutan CuSO4 ke dalam gelas beker yang lain dan
mencelupkan sepotong lempeng tembaga ke gelas kimia itu.
3. Menghubungkan kedua larutan dengan jembatan garam.
4. Menghubungkan kedua lempeng logam melalui voltmeter, jika jarum
voltmeter bergerak kearah negatif, segera putuskan hubungan. Jika jarum
bergerak kearah positif, biarkan dan baca beda potensialnya.
5. Mencatat beda potensial tersebut ke dalam tabel pengamatan
6. Melakukan cara kerja 1-3 denan pasangan setengah sel seperti yang tercantum
dalam tabel.

Z
Zn Cu
n

Zn+2 Cu+2
SO4-2 SO4-2

IV. Dasar Teori


Luigi Galvani dan Alexandro Volta menemukan prinsip pembentukan energi listrik
dari reaksi kimia yang terjadi dalam suatu alat yang kini dikenal sebagai sel Galvani atau sel
Volta dimana terjadi reaksi oksidasi dan reduksi yang menghasilkan arus listrik. 
Katoda (+) : reduksi
Anoda (-) : oksidasi
Perlu diingat bahwa:
1.    Anoda adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi.
2.    Katoda adalah elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi.
3.    Katoda positif, Anoda negatif (KaPAN)
4.    Arah gerak arus elektron adalah dari anoda menuju katoda.
5.    Arah gerak arus listrik adalah dari katoda menuju anoda.

Sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang mengubah zat kimia menjadi energi
listrik. Dalam sel volta reduktor dan oksidatornya dipisahktan sehingga pemindahan tidak
terjadi secara langsung tetapi melalui kawat penghantar. Zink, tembaga, dan magnesium
merupakan elektroda. Terdapat 2 jenis elektroda yaitu Katode(+) tempat terjadinya reduksi
sedangkan pada anode(-) tempat terjadinya oksidasi. Potensial elektode sel dapat ditentukan
melalui persamaan       :

                                  E0Sel  = EOReduksi – E0Oksidasi


O
                                                E Sel  = E0Katode  – E0Anode
O 0 0
                                                E Sel  = E Besar      – E Kecil    

V. Data Pengamatan

Katoda (+) (A) (B) (C) (D)


Anoda (-) Cu2+/Cu Zn2+/Zn Mg2+/Mg Fe2+/Fe
(1) Cu/Cu2+ X - - -
(2) Zn/Zn2+ 0,08 X - 0,3
(3) Mg/Mg2+ 0,4 0,3 X 0,03
(4) Fe/Fe2+ 0,04 - - X
Tabel percobaan setengah sel
VI. Kesimpulan

Mg Zn Cu Fe
Data

Anak panah dari kiri menuju ke kanan menunjukan angka ke-reaktivan yang relatif besar
menuju ke-reaktivan yang lebih kecil, terlihat digambar dimulai dari Mg, Zn, Cu, Fe,
kereaktivan yang besar berarti logam tersebut semakin mudah melepaskan elektron.
 Semakin besar kereaktivan(semakin kiri), maka logam tersebut adalah reduktor yang
kuat dan dalam reaksi mengalami oksidasi.
 Semakin kecil kereaktivan(semakin kanan), maka logam tersebut adalah oksidator
yang kuat dan dalam reaksi mengalami reduktor.

VII. Evaluasi dan Saran


a. Evaluasi
i. Pada percobaan, bahan – bahan yang digunakan cenderung sudah tidak
steril(banyak yang berkarat atau sudah terkontaminasi) sehingga hasil
tidak maksimal.
ii. Hal ini berakibat pada hasil akhir yang cenderung jauh(sangat berbeda)
dari data yang ada pada buku.
b. Saran
i. Menggunakan bahan yang baru(bukan yang bekas, seperti paku baru,
tembaga baru, dll) sehingga hasi yang diperoleh maksimal

Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/19499385/Laporan_Praktikum_Kimia_Sel_Volta_
_Jembatan_Garam
https://id.scribd.com/doc/305376961/Laporan-Praktikum-Sel-Volta
buku kimia kelas 12 kurikukum 2013 edisi revisi

Anda mungkin juga menyukai